KELOMPOK : 3 (Tiga)
2. Fahri Samsudin
3. Rusman Hadi
KELAS : 3 EC
Sebelum lebih jauh kita mempelajari sensor dan transduser ada sebuah alat
lagi yang selalu melengkapi dan mengiringi keberadaan sensor dan transduser dalam
sebuah sistem pengukuran, atau sistem manipulasi, maupun sistem pengontrolan
yaitu yang disebut alat ukur. Menurut William D.C, (1993), Alat Ukur adalah
sesuatu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari
gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi.
Menurut D Sharon, dkk (1982), Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi
untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi
mekanik dan sebagainya.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila
digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan
energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem
transmisi berikutnya”. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic
(radiasi) atau thermal (panas).
Dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan
sistem yang akan disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor berikut
ini :
A. Linearitas
Dalam hal ini linier adalah hubungan antara besaran input yang dideteksi
menghasilkan besaran output dengan hubungan berbanding lurus dan dapat
digambarkan secara grafik membentuk garis lurus. Banyak sensor sinyal keluarannya
berubah secara kontinyu sebagai tanggapan (response) terhadap masukan yang
berubah secara kontinyu juga. Contohnya, sensor panas dapat menghasilkan tegangan
sesuai dengan panas yang dirasakannya. Kasus seperti ini, dapat diketahui secara
tepat bagaimana perubahan keluaran dibandingkan dengan masukannya berupa
sebuah grafik.
Pada gambar grafik diatas {a} Tangapan Linier terlihat setiap perubahan T diikuti
oleh perubahan V yang diyatakan dalam persamaan garis lurus yang kontinyu.
Sedangkan gambar {b} Tanggapan Non Linier perubahan T dikuti dengan perubahan
V akan tetapi tidak membentuk hubungan persamaan garis lurus..
B. Sensitivitas
Dalam hal ini sensitivitas adalah perbandingan antara sinyal keluaran atau respon
transduser terhadap perubahan masukan atau variable yang diukur.
Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang
diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan
“perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”. Beberapa sensor panas
dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan “satu volt per derajat”, yang
berarti perubahan satu derajat pada masukan akan menghasilkan perubahan satu volt
pada keluarannya. Sensor panas lainnya dapat saja memiliki kepekaan “dua volt per
derajat”, yang berarti memiliki kepakaan dua kali dari sensor yang pertama.
Linieritas sensor juga mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapannya
linier, maka sensitivitasnya juga akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan.
Sensor dengan tanggapan pada gambar diatas {b} Tangapan Non Linier akan lebih
peka pada temperatur yang tinggi daripada temperatur yang rendah.
Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah sensor. Misalnya
“satu milivolt pada 500 hertz”. Tanggapan frekuensi dapat pula dinyatakan dengan
“decibel (db)”, yaitu untuk membandingkan daya keluaran pada frekuensi
tertentudengan daya keluaran pada frekuensi referensi.
d. Jangkauan.
Salah satu criteria untuk memilih sensor adalah kesanggupan mengindera sesuai
denga yang diperlukan. Contohnya sebuah alat ukur akan digunakan untuk
pengukuran suhu di sekitar ruang pertemuan yaitu suhunya antara 35 derajat Celcius
– 160 derajat celcius, dilihat dari jangkauan ukurannnya dapat dipilih sensor NTC,
PTC, Transistor, Dioda dan IC Hibrid.
e. Tidak tergantung temperatur
Keluaran dari sensor tidak boleh tergantung pada temperatur disekelilingnya, kecuali
sensor suhu.
e. Stabilitas Waktu.
Untuk nilai masukan tertentu harus dapat memberikan keluaran yang nilainya tetap
dalam waktu.
f. Stabilitas Tinggi.
Kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh
factor-faktor lingkungan.
h. Repetebility.
I. Error
Error adalah perbedaan antara hasil pengukuran dan nilai sebenarnya dari kuantitas
yang diukur. Sebuah sensor mungkin memberikan pembacaan perpindahan 29,8 mm,
ketika perpindahan aktual telah 30 mm, maka error -0,2 mm.
J. Resolusi
Resolusi adalah perubahan terkecil terdeteksi parameter input yang dapat dideteksi
dalam sinyal output. Resolusi dapat diungkapkan baik sebagai proporsi dari skala
penuh membaca atau secara mutlak. Misalnya, jika sensor LVDT mengukur
perpindahan hingga 20 mm dan memberikan output sebagai angka antara 1 dan 100
maka resolusi perangkat sensor adalah 0,2 mm.
A. Jenis Sensor dan Transduser
Perkembangan sensor dan transduser sangat cepat sesuai kemajuan teknologi otomasi,
semakin komplek suatu sistem otomasi dibangun maka semakin banyak jenis sensor
yang digunakan.
Robotik adalah sebagai contoh penerapan sistem otomasi yang kompleks, disini
sensor yang digunakan dapat dikatagorikan menjadi dua jenis sensor yaitu: (D Sharon,
dkk, 1982)
2) Untuk penuntun.
Contoh : andaikan sebuah robot bergerak keposisinya yang baru dan ia menemui
suatu halangan, yang dapat berupa mesin lain misalnya. Apabila robot tidak memiliki
sensor yang mampu mendeteksi halangan tersebut, baik sebelum atau setelah terjadi
kontak, maka akibatnya akan terjadi kerusakan.
Kini bagaimana dengan sensor untuk penuntun atau pemandu?. Katogori ini
sangatlah luas, tetapi contoh berikut akan memberikan pertimbangan.
Contoh pertama: komponen yang terletak diatas ban berjalan tiba di depan robot yang
diprogram untuk menyemprotnya. Apa yang akan terjadi bila sebuah komponen
hilang atau dalam posisi yang salah?. Robot tentunya harus memiliki sensor yang
dapat mendeteksi ada tidaknya komponen, karena bila tidak ia akan menyemprot
tempat yang kosong. Meskipun tidak terjadi kerusakan, tetapi hal ini bukanlah
sesuatu yang diharapkan terjadi pada suatu pabrik.
B. Klasifikasi Sensor
1. Sensor Cahaya
Sensor cahaya adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan cahaya
dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai benda atau
ruangan.
Photoresistor
Photoresistor juga disebut sebagai resistor bergantung cahaya (LDR). Memiliki
resistor yang resistannya berkurang dengan meningkatnya intensitas cahaya insiden.
Itu terbuat dari bahan semikonduktor resistansi tinggi, cadmium sulfide (CdS).
Resistensi photoresistor CdS bervariasi berbanding terbalik dengan jumlah insiden
cahaya di atasnya. Photoresistor mengikuti prinsip fotokonduktivitas yang dihasilkan
dari generasi operator seluler ketika foton diserap oleh bahan semikonduktor.
Aplikasi Photoresistor:
• Komputer, telepon nirkabel, dan televisi, menggunakan sensor cahaya sekitar untuk
secara otomatis mengontrol kecerahan layar
• Pemindai barcode yang digunakan di lokasi pengecer bekerja menggunakan
teknologi sensor cahaya
• Dalam ruang dan robot: untuk gerakan kendaraan dan robot yang dikendalikan dan
dipandu. Sensor cahaya memungkinkan robot mendeteksi cahaya. Robot dapat
diprogram untuk memiliki reaksi spesifik jika sejumlah cahaya terdeteksi
• Flash Otomatis untuk kamera
• Kontrol proses industri
Photodiode
Photodiode adalah perangkat solid-state yang mengubah cahaya datang menjadi arus
listrik. Itu terbuat dari silikon. Terdiri dari persimpangan p-n yang dangkal, biasanya
konfigurasi p-on-n. Ketika foton energi lebih besar dari 1.1eV (celah pita silikon) jatuh
pada perangkat, mereka diserap dan pasangan lubang elektron dibuat. Kedalaman di
mana foton diserap tergantung pada energi mereka. Semakin rendah energi foton,
semakin dalam mereka diserap. Kemudian pasangan lubang elektron melayang
terpisah. Ketika pembawa minoritas mencapai persimpangan, mereka tersapu oleh
medan listrik dan arus listrik terbentuk.
Fotodioda adalah salah satu jenis fotodetektor, yang mengubah cahaya menjadi arus
atau tegangan. Ini adalah dioda semikonduktor biasa kecuali bahwa mereka mungkin
terpapar untuk mendeteksi vakum UV atau sinar-X atau dikemas dengan sambungan
serat optik atau pembukaan untuk memungkinkan cahaya mencapai bagian sensitif
perangkat.
Persamaan Listrik
Aplikasi Photo Diodes :
A. Tachogenerator
Tacho generator DC yang bermutu tinggi memiliki kutub-kutub magnit yang banyak
sehingga dapat menghasilkan tegangan DC dengan riak gelombang yang berfrekuensi
tinggi sehingga mudah diratakan. Keuntungan utama dari tacho generator ini adalah
diperolehnya informasi dari arah putaran. Sedangakan kelemahannya adalah :
1. Sikat komutator mudah habis
2. Jika digunakan pada daerah bertemperatur tinggi, maka magnet permanent akan
mengalami kelelahan, untuk kasus ini, tacho generator sering dikalibrasi.
3. Peka terhadap debu dan korosi
Tacho generator AC berupa generator singkron, magnet permanent diletakkan
dibagian tengah yang berfungsi sebagai rotor. Sedangkan statornya berbentuk
kumparan besi lunak. Ketika rotor berputar dihasilkan tegangan induksi di bagian
statornya. Tipe lain dari tacho generator AC adalah tipe induksi, rotor dibuat
bergerigi, stator berupa gulungan kawat berinti besi. Medan magnet permanent
dipasang bersamaan di stator. Ketika rotor berputar, terjadi perubahan medan magnet
pada gigi yang kemudian mengimbas ke gulungan stator.
B. Sensor Piroelektrik
Piezoelektrik sensor merupakan sebuah alat yang dapat mengukur gaya maupun
tekanan dengan mengubahnya menjadi muatan listrik menggunakan prinsip efek
piezoelektrik. Efek piezoelektrik merupakan efek yang terjadi pada sebuah material
solid ketika material tersebut diberikan tekanan mekanik sehingga menyebabkan
muatan listrik terakumulasi di dalam material solid tersebut. Efek ini terkadang juga
digambarkan sebagai muatan listrik yang dihasilkan oleh tekanan.
Kerugian yang dimiliki oleh piezoelektrik sensor ini yaitu tidak dapat digunakan
untuk pengukuran yang benar-benar statis. Gaya yang statik dapat menyebabkan nilai
muatan yang tetap pada material piezoelektrik. Hal tersebut menyebabkan
berkurangnya hambatan internal sensor sehingga akan terjadi kehilangan elektron
secara konstan dan juga penurunan sinyal. Meningkatnya temperatur juga
menyebabkan penurunan hambatan internal dan sensitifitas. Efek utama dari efek
piezoelektrik yaitu dengan bertambahnya beban tekanan dan temperatur maka
sensitifitas semakin berkurang, atau berbanding terbalik nilainya.
Strain Gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur tekanan
(deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat
insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur tekanannya, dan
tekanan berasal dari pembebanan. Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah,
maka foil atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah.
Perubahan tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam rangkaian jembatan
Whetstone yang kemudian akan diketahui berapa besar tahanan pada Strain Gauge.
Sensor strain gauge pada umumnya adalah tipe metal-foil, dimana konfigurasi grid
dibentuk oleh proses photoeching. Karena prosesnya sederhana, maka dapat dibuat
bermacam macam ukuran gauge dan bentuk grid. Untuk macam gauge yang
terpendek yang tersedia adalah 0,20 mm; yang terpanjang adalah 102 mm. Tahanan
gauge standard adalah 120 mm dan 350 ohm, selain itu ada gauge untuk tujuan
khusus tersedia dengan tahanan 500, 1000, dan 1000 ohm. Sensor berbasis strain
gauge bekerja berdasarkan prinsip perubahan tahanan listrik. Ketika, elemen mekanis
mengalami tegangan atau kompresi, hambatan listrik dari material berubah. Ini
digunakan untuk mengukur gaya yang bekerja pada elemen.
Gambar 4.3 menunjukkan load cell strain gauge. Ini terdiri dari tabung silinder yang
pengukur regangan terpasang. Beban yang diterapkan pada kerah atas silinder
menekan elemen pengukur regangan yang mengubah hambatan listriknya. Umumnya
pengukur regangan digunakan untuk mengukur kekuatan hingga 10 MN. Kesalahan
non-linearitas dan pengulangan transduser ini masing-masing adalah ± 0,03% dan ±
0,02%.
D. Tekanan Fluida
Industri kimia, perminyakan, listrik sering kali perlu memantau tekanan fluida.
Berbagai jenis instrumen seperti diafragma, kapsul, dan bellow digunakan untuk
memantau tekanan cairan. Alat pengukur regangan yang dirancang khusus didoping
dalam diafragma umumnya digunakan untuk mengukur tekanan manifold inlet dalam
aplikasi seperti mobil.
A. Sensor Potensiometer
Sensor-sensor ini terutama digunakan dalam sistem kontrol dengan loop umpan balik
untuk memastikan bahwa anggota atau komponen yang bergerak mencapai posisi
yang diperintahkan. Ini biasanya digunakan pada kontrol alat-alat mesin, lift, rakitan
tingkat cair, truk forklift, kontrol throttle mobil. Dalam pembuatan, ini digunakan
untuk mengontrol mesin cetak injeksi, mesin pengerjaan kayu, percetakan,
penyemprotan, robotika, dll. Ini juga digunakan dalam pemantauan peralatan
olahraga yang dikendalikan komputer.
Persamaan Listrik
VA = I RA
VA = VS LA / (LA + LB)
B. Pengukur Regangan
Adalah salah satu dari transduser-transduser yang banyak dipakai untuk mendeteksi
dan mengukur gaya, beban torsi dan regangan. Strain dalam suatu elemen adalah
rasio perubahan panjang dalam arah beban yang diterapkan dengan panjang asli suatu
elemen. Strain mengubah resistansi R elemen. Karena itu, kita dapat mengatakan,
∆R / R α ε;
∆R / R = Gε
Pengukur regangan terutama digunakan sebagai sensor untuk peralatan mesin dan
keselamatan di otomotif. Secara khusus, mereka digunakan untuk pengukuran gaya
dalam peralatan mesin, tekan hidrolik atau pneumatik dan sebagai sensor dampak
dalam kendaraan luar angkasa.
Persamaan Listrik
R2 / R1 = Rx / R3
di mana Rx adalah resistensi elemen pengukur regangan, R2 adalah balancing / resistor
yang dapat diatur, R1
dan R3 dikenal sebagai resistor nilai konstan. Deformasi atau perpindahan yang diukur
oleh pengukur noda dikalibrasi terhadap perubahan resistansi resistor R2 yang dapat
disesuaikan
yang membuat tegangan melintasi node A dan B sama dengan nol.
a. Salah satu pelat digerakkan oleh perpindahan sehingga pemisahan pelat berubah.
• Aplikasi metrologi
o Untuk menguji bagian yang dirakit untuk keseragaman, ketebalan atau desain
fitur lainnya
o Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya komponen tertentu, seperti lem dll.
Persamaan Listrik
C = εr εo A / d (2.2.7)
C1 = (εr εo A) / (d + x)
C2 = (εr εo A) / (d - x)
Persamaan Listrik
Gaya gerak listrik induksi yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah
dengan berubahnya posisi inti (core) di dalam trafo. Inti yang terbuat dari material
ferromagnetik ini disisipkan di dalam selongsong isolator berbentuk silindris terbuka
(tempat di mana kawat kumparan dililitkan) dalam arah sesumbu dengan sumbu
selongsong dan tanpa menyentuh kumparan secara fisik. Ketika inti ini diposisikan di
pusat magnetik trafo, sinyalsinyal keluaran kumparan sekundernya saling
meniadakan sehingga tegangan keluaran kumparan sekunder menjadi nol. Ketika inti
digerakkan dalam arah sesumbu dengan sumbu selongsong dan menjauh dari posisi
pusat magnetik tersebut, nisbah fluks magnetik induksi antara kedua kumparan
sekunder menjadi tak-setimbang sehingga menghasilkan tegangan keluaran yang
besarnya sama dengan selisih tegangan keluaran dari masing-masing kumparan
sekunder (Gambar 2). Oleh karena amplitudo tegangan induksi yang dihasilkan
LVDT sebanding dengan perpindahan inti dalam daerah kerja liniernya, maka
tegangan ini dapat digunakan sebagai suatu ukuran perpindahan, dengan arah
perpindahan ditentukan oleh sudut fasa antara tegangan kumparan primer (acuan) dan
tegangan kumparan sekundernya
Sakelar kedekatan induktif pada dasarnya digunakan untuk mendeteksi benda logam.
Gambar 3.1 menunjukkan konstruksi saklar kedekatan induktif. Sensor kedekatan
induktif memiliki empat komponen; koil, osilator, sirkuit deteksi dan sirkuit keluaran.
Arus bolak-balik dipasok ke koil yang menghasilkan medan magnet. Ketika, benda
logam mendekati ujung koil, induktansi dari koil berubah. Ini secara terus-menerus
dipantau oleh sirkuit yang memicu sakelar ketika nilai preset perubahan induktansi
terjadi.
Penyandi Optik digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi
sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor
ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari
tambahan ( yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing
putaran ) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar.
Kedua, Penyandi absolut ( yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk
masing-masing posisi sudut ) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian,
lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga
membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu. Masih banyak kekurangan
dalam pengoperasian alat teknologi pada saat ini yaitu pada tingkat accuration, safety
dan juga kemudahan dalam pengaplikasiannya. Oleh karena itu maka dibutuhkan
Sensor. Sensor adalah suatu alat yang mempermudah kerja user dengan tingkat
kesalahan kecil dan mudah untuk dioperasikan. Enkoder optik memberikan output
digital sebagai hasil perpindahan linier / sudut. Ini banyak digunakan dalam motor
Servo untuk mengukur rotasi poros. Gambar 3.2. menunjukkan konstruksi encoder
optik. Ini terdiri dari disk dengan tiga trek konsentris dari lubang dengan jarak yang
sama. Tiga sensor cahaya digunakan untuk mendeteksi cahaya yang melewati lubang.
Sensor-sensor ini menghasilkan pulsa listrik yang memberikan perpindahan sudut
elemen mekanis mis. poros tempat Optical encoder dipasang. Jalur dalam hanya
memiliki satu lubang yang digunakan untuk menemukan posisi 'home' dari disk.
Lubang-lubang di jalur tengah diimbangi dari lubang di jalur luar sebesar setengah
dari lebar lubang. Pengaturan ini memberikan arah rotasi yang akan ditentukan.
Ketika disk berputar ke arah searah jarum jam, pulsa di jalur luar membawa mereka
di bagian dalam; berlawanan arah jarum jam mereka tertinggal. Resolusi dapat
ditentukan oleh jumlah lubang pada disk. Dengan 100 lubang dalam satu revolusi,
resolusi akan menjadi, 360⁰ / 100 = 3.6⁰.
Persamaan Listrik
Pada gambar diatas Led Inframerah kita gunakan untuk menembakkan cahaya
sedangkan disisi kanan light receive dapat kita gunakan sensor cahaya seperti
photodiode atau phototransistor.
D. Sensor Pneumatik
E. Proximity Switch
2. Proximity Capacitive akan mendeteksi semua obyek yang ada dalam jarak
sensingnya baik metal maupun non-metal.
Aplikasi khas sensor efek Hall adalah pengukuran level cairan dalam sebuah wadah.
Wadah terdiri dari pelampung dengan magnet permanen terpasang di atasnya. Sirkuit
listrik dengan cakram pembawa arus terpasang di casing. Ketika tingkat cairan
meningkat, magnet akan mendekati cakram dan menghasilkan perbedaan potensial.
Tegangan ini memicu sakelar untuk menghentikan fluida masuk ke dalam wadah.
Sensor-sensor ini digunakan untuk pengukuran perpindahan dan deteksi posisi suatu
objek. Sensor efek hall memerlukan sirkuit pengkondisian sinyal yang diperlukan.
Mereka dapat dioperasikan pada 100 kHz. Sifat non-kontak operasi mereka,
kekebalan yang baik terhadap kontaminan lingkungan dan kemampuan untuk
mempertahankan dalam kondisi yang parah membuat mereka cukup populer dalam
otomasi industri.
Mendeteksi kehadiran objek magnetic adalah aplikasi umum sensor efek hall di
bidang industri, terutama yang beroperasi di mode switch (mode on/off). Efek sensor
hall juga digunakan pada mesin brushless DC untuk mendeteksi posisi rotor dan
untuk memutar transistor pada urutan yang benar. Smartphone menggunakan sensor
efek hall untuk menentukan apakah Flip Cover menutup atau tidak.
b. DC Transformer
Sensor efek hall dapat digunakan untuk mengukur arus DC pada trafo arus tanpa
kontak langsung (contactless). Sensor efek hall akan dipasang di celah inti magnetik
di sekitar konduktor arus. Hasilnya, fluks magnetic DC dapat diukur, dan arus DC
dalam konduktor dapat dihitung.
Sensor efek hall digunakan di beberapa indikator tingkat bahan bakar otomotif.
Prinsip utamanya yaitu mendeteksi posisi dari elemen yang terapung. Dapat
digunakan vertical float magnet atau sensor tuas berputar (rotating lever sensor).
d. Sensor hall efek yang digunakan di Space-cadet keyboard (keyboard pada mesin
LISP).
5. SENSOR THERMAL
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan
panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.
Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo
multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
1. Bimetal
Bimetal adalah sensor suhu yang terbuat dari dua buah lempengan logam yang
berbeda koefisien muainya (α) yang direkatkan menjadi satu.
Bila suatu logam dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya pemuaian
tergantung dari jenis logam dan tingginya temperatur kerja logam tersebut. Bila dua
lempeng logam saling direkatkan dan dipanaskan, maka logam yang memiliki
koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih panjang sedangkan yang memiliki
koefisien muai lebih rendah memuai lebih pendek. Oleh karena perbedaan reaksi
muai tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih
rendah.
Persamaan Listrik
Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally Closed (NC)
atau Normally Open (NO).
dimana :
ρ = radius kelengkungan
t = tebal jalur total
n = perbandingan modulus elastis, EB/EA
m = perbandingan tebal, tB/tA
T2-T1 = kenaikan temperature
αA, αB = koefisien muai panas logamA dan logam B
2. Thermistor
Termistor atau tahanan thermal adalah alat semikonduktor yang berkelakuan sebagai
tahanan dengan koefisien tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya negatif.
Umumnya tahanan termistor pada temperatur ruang dapat berkurang 6% untuk setiap
kenaikan temperatur sebesar 1oC. Kepekaan yang tinggi terhadap perubahan
temperatur ini membuat termistor sangat sesuai untuk pengukuran, pengontrolan dan
kompensasi temperatur secara presisi.
Aplikasi Thermistor
• Untuk memantau suhu cairan pendingin dan / atau suhu oli di dalam mesin
• Untuk memantau suhu inkubator
• Termistor digunakan dalam termostat digital modern
• Untuk memantau suhu paket baterai saat mengisi daya
• Untuk memantau suhu ujung panas printer 3D
• Untuk menjaga suhu yang benar dalam peralatan industri penanganan dan
pengolahan makanan
• Untuk mengontrol operasi peralatan konsumen seperti pemanggang roti, kopi
pembuat, lemari es, freezer, pengering rambut, dll.
Persamaan Listrik
Dimana:
T1 adalah titik suhu pertama di Kelvin
T2 adalah titik suhu kedua di Kelvin
R1 adalah resistansi termistor pada suhu T1 dalam Ohm
R2 adalah resistansi termistor pada suhu T2 dalam Ohm
Persamaan Listrik
RTD bekerja berdasarkan prinsip bahwa hambatan listrik dari logam berubah karena
perubahan suhunya. Pada pemanasan logam, resistansi mereka meningkat dan
mengikuti hubungan linear, korelasinya adalah :
Rt = R0 (1 + αT)
di mana Rt adalah hambatan pada suhu T (⁰C) dan R0 adalah suhu pada 0⁰C dan α
adalah konstanta untuk logam yang disebut koefisien suhu resistensi. Itu sensor
biasanya dibuat memiliki resistansi 100 Ω pada 0 ° C
Kerapatan electron untuk setiap bahan logam berbeda tergantung dari jenis logam.
Jika dua batang logam disatukan salah satu ujungnya, dan kemudian dipanaskan,
maka elektron dari batang logam yang memiliki kepadatan tinggi akan bergerak ke
batang yang kepadatan elektronnya rendah, dengan demikian terjadilah perbedaan
tegangan diantara ujung kedua batang logam yang tidak disatukan atau dipanaskan.
Besarnya termolistrik atau gem ( gaya electromagnet ) yang dihasilkan menurut T.J
Seeback (1821) yang menemukan hubungan perbedaan panas (T1 dan T2) dengan
gaya gerak listrik yang dihasilkan E, Peltir (1834), menemukan gejala panas yang
mengalir dan panas yang diserap pada titik hot-juction dan cold-junction, dan Sir
William Thomson, menemukan arah arus mengalir dari titik panas ke titik dingin dan
sebaliknya,
-->
Perilaku beberapa jenis thermocouple diperlihatkan oleh gambar
tipe E (chromel-konstanta)
tipe J (besi-konstanta)
tipe T (tembaga-Konstanta)
tipe K (chromel-alumel)
tipe R atau S (platina-pt/rodium
Persamaan Listrik
∆VAB = α ∆T
Aplikasi Termokopel
• Untuk memantau suhu dan kimia di seluruh proses pembuatan baja
• Menguji suhu yang terkait dengan pabrik proses, mis. produksi kimia
dan kilang minyak bumi
• Pengujian keamanan alat pemanas
• Penentuan suhu dalam oven, tungku dan kiln
• Pengukuran suhu turbin gas dan knalpot engine
• Pemantauan suhu di seluruh proses produksi dan peleburan di Indonesia industri
baja, besi dan aluminium
7. Infrared Pyrometer
Sensor inframerah dapat pula digunakan untuk sensor temperatur
Gambar 2.21. Infrared Pyrometer sebagai sensor temperatur
Memfaatkan perubahan panas antara cahaya yang dipancarkan dengan diterima yang
diterima pyrometer terhadap objek yang di deteksi.
Daftar Komponen :
1. Resistor : R1 (100 Kohm), R2 (10 Kohm), R3 (47 Kohm), R4 (1 Kohm) dan VR1
(potensio 10 Kohm)
5. Thermistor
6. IC 555
7. Relay 9 volt
1. R3, Thermistor dan VR1 dipasang seri supaya dapat menentukan pembagian
tegangan yang sesuai yang akan diberikan ke transistor switching.
2. Tegangan supply adalah sama dengan jumlah tegangan yang jatuh pada R3,
Thermistor dan VR1. Tegangan pada VR1 paralel terhadap basis transistor, sehingga
pada saat tegangan pada VR1 mencapai 0,7 volt maka transistor akan aktif dan
men-trigger rangkaian monostable.
3. Thermistor dipasang pada bagian atas dari VR1 dimaksudkan supaya pada saat
suhu naik tegangan pada titik trigger (basis transistor = VR1) akan mengalami
kenaikan, dikarenakan thermistor (NTC) tersebut akan mengalami penurunan nilai
resistansi seiring dengan kenaikan suhu.
4. Anda bisa saja menukar posisi thermistor dengan VR1 dengan tujuan agar
rangkaian alarm akan aktif pada saat suhu mengalami penurunan.
5. Anda bisa juga meengganti nilai R3 dan VR1 untuk mendapatkan sensitifitas yang
sesuai dengan karakteristik thermistor yang anda miliki dan sesuai keinginan anda.
Self generating transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu sumber
nergi.
Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik dari transduser secara
langsung. Dalam hal ini transduser berperan sebagai sumber tegangan.
Contoh: RTD (resistance thermal detector), Starin gauge, LVDT (linier variable
differential transformer), Potensiometer, NTC, dsb.
Tabel berikut menyajikan prinsip kerja serta pemakaian transduser berdasarkan sifat
kelistrikannya:
Parameter listrik
dan kelas Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
transduser
Transduser Pasif
Transduser Aktif