Anda di halaman 1dari 10

Transistor

1.1.Latar Belakang
Elektronika Industri adalah ilmu yang mempelajari elektronika di dalam Teknik Industri yang
bertujuan mendidik para mahasiswa agar memiliki kemampuan /keterampilan dalam bidang
system kontrol dan perawatan peralatan industri berbasis electrical control dan
microprocessor.Khusunnya mengenai ilmu elekronika yang berhubungan dengan perancangan,
pengoperasian,dan pengawasan sistem terpadu.
Di dalam elektronika ada komponen Transistor yang perlu dipahami oleh mahasiswa Teknik
Industri untuk menjadi seorang engineering.Transistor pertama kali ditemukan pada tahun
1948 oleh William Shockely,John Barden, dan W.H.Brattain.Transistor merupakan alat
elektonika semikonduktor yang memil;iki 3 kaki elektronika yaitu Basis (Dasar),Kolektor
(Pengumpul), dan Emitor (Pemancar).Adapun fungsi dari Transistor yaitu sebagai penguat
,pemutus,penyambung,stabilitas tegangan,modulasi sinyal dll.

1.2. Identifikasi Masalah


Mahasiswa kurang mengerti tentang pengertian, jenis-jenis,fungsi dan cara kerja dari
Transistor.

1.3. Tujuan Penulisan


 Agar mahasiswa mengerti pengertian Transistor.
 Agar mahasiswa mengerti jenis-jenis Transistor.
 Agar mahasiswa mengerti fungsi dari Transistor.
 Agar mahasiswa mengerti cara kerja Transi

Bab II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Transistor
Transistor berasal dari kata “transfer’ yang bearti pemindahan dan “resistor”yang bearti
penghambat.Dari kedua kata tersebut dapat disimpulkan , pengertian Transistor adalah
pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu.Transistor pertama
kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H,Brattain.Tetapi
komponen ini mulai dipakai pada tahun 1958.Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe
P-N-P dan Transistor N-P-N.

Transistor merupakan komponen elektonika semikonduktor yang memiliki 3 kaki


elektroda,yaitu:
 Basis (Dasar),
 Kolektor (Pengumpul) dan
 Emitor (Pemancar).
Komponen ini berfungsi sebagai:
 penguat,
 pemutus,
 penyambung
 stabilisasi tegangan,
 modulasi sinyal,sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat
akurat dan sumber lainnya ,dll.

2.2.Jenis-Jenis Transistor

 Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu Transistor
Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor).Perbedaan yang paling
utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada bias Input (atau
Output) yang digunakannya.
 Transistor Bipolar memerlukan arus (current) untuk mengendalikan terminal lainnya
sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya menggunakan tegangan saja (tidak
memerlukan arus). Pada pengoperasiannya, Transistor Bipolar memerlukan muatan
pembawa (carrier) hole dan electron sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.
Berikut ini adalah jenis-jenis Transistor beserta penjelasan singkatnya.

2.2.1. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan
perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup egative untuk mengisi
kekurangan electon atau hole di kutub positif.   Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya
adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga
sering disebut juga dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction
Transistor.

Jenis-jenis Transistor Bipolar

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga
Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.

 Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil


dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
 Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil
dan tegangan egative pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

2.2.2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini
adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya.
Yang dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada
terminal Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D)
ke terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai
Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu muatan
pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut merupakan Electron maupun Hole.

Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect Transistor (JFET),
Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor (MOSFET) dan Uni Junction Transistor
(UJT).

 JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang


menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara Gerbang
(Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan
JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang masing-masing
terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek
Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2)
diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi
yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing jenis
MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N
(N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan
Source (S).
 UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai Field
Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik atau
tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki
dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai
pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor
lainnya.

2.3 Fungsi Transistor


Fungsi transistor pada rangkaian elektronika variasinya sangatlah banyak. Namun pada dasarnya
ada beberapa fungsi utama yang terdapat pada transistor, yaitu fungsi transistor sebagai saklar,
sebagai penguat, sebagai gerbang logika, dan sebagai pembangkit osilator.
 Fungsi transistor sebagai saklar
Fungsi transistor yang pertama adalah sebagai saklar elektronik. Berbeda dengan prinsip
kerja saklar sederhana dan saklar elektromekanik pada relay, saklar elektronik pada transistor
dikontrol secara elektrik yang dapat dikondisikan tanpa adanya komponen mekanik yang
bekerja. Oleh karena itulah saklar dengan komponen transistor disebut dengan saklar
elektronik.

Saklar elektronik yang menggunakan transistor memiliki beberapa kelebihan dibandingkan


dengan saklar mekanik biasa atau elektromekanik. Yakni kemampuan kecepatan tinggi
dalam proses kondisi ON ataupun OFF. Selain itu saklar dengan komponen transistor tidak
memiliki “aus” seperti halnya terjadi pada saklar mekanik yang seiring berjalannya waktu,
sehingga saklar dengan transistor memiliki umur yang jauh lebih panjang.

Contoh fungsi transistor yang digunakan sebagai saklar


Kegunaan transistor lainnya sebagai saklar adalah terdapat pada rangkaian driver motor
stepper atau semua rangkaian driver yang menggunakan sistem pulsa sebagai kontrolnya.
sistem driver motor dengan sistem pulsa dapat diibaratkan sebuat saklar yang di on dan di
off secara terus menerus, hanya dengan kecepatan tinggi. Semakin tinggi kecepatan pulsa
tersebut maka motor yang digerakan akan semakin cepat pula.

 Fungsi transistor sebagai Penguat (amplifier)


Fungsi lain dari transistor yang paling umum adalah sebagai penguat atau amplifier.
Apakah itu penguat audio, penguat radio frekuensi (RF), penguat arus, dan lain
sebagainya dapat dilakukan dengan komponen transistor.
Pada pengaplikasian fungsi transistor sebagai penguat, ada beberapa konfigurasi
rangkaian yang digunakan, antara lain pengikut basis (common basis), pengikut kolektor
(common collector), dan pengikut emitor (common emitor). Yang mana secara detailnya
akan dijelaskan pada artikel tersendiri.
Sebuah penguat transistor pada dasarnya terdiri dari dua parameter yang dikuatkan, yakni
penguatan arus dan penguatan sinyal. Pada rangkaian amplifier audio, jenis sinyal yang
dikuatkan adalah sinyal AC dengan frekuensi 20-20kHz. Sedangkan contoh kegunaan
transistor pada penguatan arus adalah terjadi pada rangkaian power supply atau catu
daya.

 Fungsi transistor sebagai gerbang logika


Gerbang logika merupakan rangkaian paling dasae dari sebuah rangkaian digital. Sebuah
IC yang terdapat pada beberapa komponen komputer seperti pada RAM, CPU, dan
peripheral yang terdapat didalamnya sebagian besar adalah terdiri dari jutaan gerbang
logika. Rangkaian gerbang logika ini pada dasarnya dibuat dengan menggunakan
transistor. Sehingga peran transistor pada rangkaian gerbang logika tidak dapat
dipisahkan.

Ada beberapa konfigurasi gerbang logika yang ada para teknik digital, antara lain
gerbang AND, gerbang NAND, gerbang NOR, gerbang, OR, gerbang NOT dan lain
sebagaiya. Berikut ini adalah contoh fungsi transistor pada rangkaian gerbang logika
NAND.

Contoh rangkaian gerbang logika NAND dengan transistor.


Rangkaian diatas merupakan contoh penerapan fungsi transistor sebagai gerbang logika
NAND. Gerbang logika NAND akan menghasilkan kondisi output bernilai 1 ketika
kedua inputnya memiliki kondisi satu. Jika gerbang NAND diuraikan dengan
menggunakan transistor, maka rangkaiannya akan tampak seperti gambar rangkaian
diatas.

Cara kerja transistor sebagai gerbang NAND cukup sederhana, dioda led merupakan
indikator yang akan menunjukan kondisi dari rangkaian ini. Ketika dioda LED menyala,
makan kondisi output dari rangkaian transistor adalah sama dengan 1, dan sebaliknya.
Misalnya pada saat salah satu IN 1 atau IN2 berkondisi 1, katakanlah IN1 berkondisi 1 dan IN2
berkondisi 0. Dalam hal ini kondisi 1 yang dimaksud adalah tegangan yang mendekati nilai 5V,
maka transistor akan bersaturasi sehingga arus dari kaki kolektor transistor T1 akan mengalir
melalui emitor, sehingga dioda LED akan menyala. Secara umum fungsi transistor sebagai
gerbang logika pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan fungsinya sebagai saklar, hanya saja
lebih kompleks.

 Fungsi transistor sebagai pembangkit sinyal (osilator)

Osilator merupakan rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan sinyal dengan amplitudo
dan frekuensi tertentu. Pada dasarnya prinsip pembangkitan getaran frekuensi digunakan
komponen L-R-C, yakni perpaduan antara induktor, resistor dan kapasitor sehingga
menghasilkan resonansi tertentu. Namun agar frekuensi dapat dibangkitkan, LRC saja tidaklah
cukup, diperlukan sebuah komponen aktif transistor.

Kegunaan osilator pada rangkaian elektronika sangatlah beragam tergantung frekuensi


peruntukannya, antara lain untuk keperluan radio, audio, bahkan power supply switching
digunakan osilator. Karena perkembangan teknologi semakin pesat, saat ini osilator banyak
dibangkitkan dengan menggunakan komponen yang sudah terintegrasi didalamnya yang disebut
dengan Integrated Circuit (IC). Didalam sebuah IC bisa terdapat banyak sekali transistor dan
komponen lainnya sehingga dapat dikemas menjadi jauh lebih ringkas.

2.4.Cara Kerja Transistor

Transistor memiliki tiga daerah kerja, yaitu daerah aktif, daerah saturasi, dan daerah cut off.
Gambar 1 memperlihatkan daerah kerja transistor.

Gambar 1 Daerah Kerja Transistor


 Daerah aktif, suatu transistor yang biasanya digunakan sebagai penguat sinyal.
Transistor dikatakan bekerja pada daerah aktif karena transistor selalu
mengalirkan arus dari kolektor ke emitor walaupun tidak dalam proses penguatan
sinyal, hal ini ditujukan untuk menghasilkan sinyal keluaran yang tidak cacat.
Daerah aktif terletak antara daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut off). 
 Daerah saturasi, adalah kondisi dimana transistor mengalirkan arus secara
maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor tersebut seolah-olah short
pada hubungan kolektor–emitor.  Pada daerah ini transistor dikatakan menghantar
maksimum (sambungan CE terhubung maksimum), maka IC = VCC/RC. Pada
daerah saturasi transistor dapat di analogikan sebagai saklar tertutup. 
 Daerah cut off, adalah kondisi dimana transistor menyumbat pada hubungan
kolektor–emitor. Daerah cut off sering dinamakan sebagai daerah mati karena
pada daerah kerja ini transistor tidak dapat mengalirkan arus dari kolektor ke
emitor. Daerah cut off merupakan titik dimana arus berhenti menghantar atau titik
dimana IC = 0. Pada daerah cut off transistor dapat di analogikan sebagai saklar
terbuka pada hubungan kolektor–emitor.
Tabel 1 Daerah kerja transistor berdasarkan tegangan bias

Prinsip kerja transistor secara umum sedikit diluar konteks teknis adalah tidak lebih dari sebuah
perangkat yang dapat memutuskan dan mengalirkan arus listrik tanpa ada bagian mekanis yang
bergerak. Transistor dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon dan germanium.

Cara (Prinsip) kerja transistor bisa digambarkan sebagai pengaturan aliran air sbb:
keran air perumpamaan sebuah Transistor

Dari gambar diatas kita bisa lihat :

  Sumber air dari titik C akan mengalir ke titik E  jika dari B diberi sedikit aliran air
untuk membuka keran.
  Aliran air dari C ke E merupakan kelipatan aliran air B misalkan saja aliran C ke E
10 x lipat aliran B . misalnya dari B kita aliri 1 liter/detik maka dari C ke E akan
mengalir 10 liter/detik.jika kita aliri air dari B sebesar 100 liter/detik maka dari ke
C ke E akan mengalir sebesar 1000 liter /detik. begitu seterusnya.
 Aliran C ke E ada batas masimumnya misal 10 000 liter /detik.
 Aliran C ke E akan  “OFF” jika tdk ada aliran B yg membuka keran (kecuali ada
kebocoran di b).
 Pada  saat aliran C ke E  maksimum (10000 liter /detik)  ini disebut “ON”  atau
saturasi.

Lambang Transistor

Aliran arus dari C (colector) ke E (emitor) di atur oleh arus B (basis) cara kerjanya spt
pengaturan aliran air dibagian awal.
 kelipatan arus  transistor disebut hFE ,  misal:  hFE=400 ,  arus Basis = 1mA  maka
arus yang mengalir dari C ke E = 1 mA x 400 =  400mA.
 arus maksimum yang bisa lewat dari C ke E tiap jenis transistor berbeda2, misal
500mA,   atau ditulis Ic max = 500mA.
 jika tidak ada arus yang lewat di B (Ib=0) maka tdk ada arus juga yang lewat dari C
ke E , ini disebut CUTOFF.
 jika arus B (Ib) kita rubah rubah besarnya maka arus dari C ke E juga berubah-
rubah .
 jika arus di B (Ib) kita perbesar terus maka akan ada batasnya arus C ke E
mencapai maksimum. ini disebut saturasi.
 Ic = hFE x Ib

Rangkaian dasar transistor

Pada rangkaian diatas , untuk merubah-rubah arus di basis (Ib)  kita bisa dengan merubah-rubah
tegangan Vin.dan untuk membatasi arus dari C ke E kita beri resistor RL.

Contoh

Anda mungkin juga menyukai