D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama:Lindsay Br Purba
NIM :200403142
Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNyalah saya dapat
menyelesaikan makalah tentang Transistor ini.Tidak lupa juga saya berterimakasih ke pada
dosen saya Bapak Muhammad Safril,ST.MT. dan semua pihak yang membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari makalah saya ini kurang dari kata sempurna oleh
karena itu saya sangat meminta masukan yang positif agar makalah ini dapat menjadi lebih
sempurna.
Kabanjahe,30 oktober
2020
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Elektronika Industri adalah ilmu yang mempelajari elektronika di dalam Teknik Industri yang
bertujuan mendidik para mahasiswa agar memiliki kemampuan /keterampilan dalam bidang
system kontrol dan perawatan peralatan industri berbasis electrical control dan
microprocessor.Khusunnya mengenai ilmu elekronika yang berhubungan dengan perancangan,
pengoperasian,dan pengawasan sistem terpadu.
Di dalam elektronika ada komponen Transistor yang perlu dipahami oleh mahasiswa Teknik
Industri untuk menjadi seorang engineering.Transistor pertama kali ditemukan pada tahun
1948 oleh William Shockely,John Barden, dan W.H.Brattain.Transistor merupakan alat
elektonika semikonduktor yang memil;iki 3 kaki elektronika yaitu Basis (Dasar),Kolektor
(Pengumpul), dan Emitor (Pemancar).Adapun fungsi dari Transistor yaitu sebagai penguat
,pemutus,penyambung,stabilitas tegangan,modulasi sinyal dll.
2.1.Pengertian Transistor
Transistor berasal dari kata “transfer’ yang bearti pemindahan dan “resistor”yang bearti
penghambat.Dari kedua kata tersebut dapat disimpulkan , pengertian Transistor adalah
pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu.Transistor pertama
kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H,Brattain.Tetapi
komponen ini mulai dipakai pada tahun 1958.Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe
P-N-P dan Transistor N-P-N.
2.2.Jenis-Jenis Transistor
Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu Transistor
Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor).Perbedaan yang paling
utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada bias Input (atau
Output) yang digunakannya.
Transistor Bipolar memerlukan arus (current) untuk mengendalikan terminal lainnya
sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya menggunakan tegangan saja (tidak
memerlukan arus). Pada pengoperasiannya, Transistor Bipolar memerlukan muatan
pembawa (carrier) hole dan electron sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.
Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan
perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup egative untuk mengisi
kekurangan electon atau hole di kutub positif. Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya
adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga
sering disebut juga dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction
Transistor.
Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga
Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.
Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini
adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya.
Yang dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada
terminal Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D)
ke terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai
Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu muatan
pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut merupakan Electron maupun Hole.
Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect Transistor (JFET),
Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor (MOSFET) dan Uni Junction Transistor
(UJT).
Fungsi transistor pada rangkaian elektronika variasinya sangatlah banyak. Namun pada dasarnya
ada beberapa fungsi utama yang terdapat pada transistor, yaitu fungsi transistor sebagai saklar,
sebagai penguat, sebagai gerbang logika, dan sebagai pembangkit osilator.
Fungsi transistor sebagai saklar
Fungsi transistor yang pertama adalah sebagai saklar elektronik. Berbeda dengan prinsip
kerja saklar sederhana dan saklar elektromekanik pada relay, saklar elektronik pada transistor
dikontrol secara elektrik yang dapat dikondisikan tanpa adanya komponen mekanik yang
bekerja. Oleh karena itulah saklar dengan komponen transistor disebut dengan saklar
elektronik.
Ada beberapa konfigurasi gerbang logika yang ada para teknik digital, antara lain
gerbang AND, gerbang NAND, gerbang NOR, gerbang, OR, gerbang NOT dan lain
sebagaiya. Berikut ini adalah contoh fungsi transistor pada rangkaian gerbang logika
NAND.
Contoh rangkaian gerbang logika NAND dengan transistor.
Rangkaian diatas merupakan contoh penerapan fungsi transistor sebagai gerbang logika
NAND. Gerbang logika NAND akan menghasilkan kondisi output bernilai 1 ketika
kedua inputnya memiliki kondisi satu. Jika gerbang NAND diuraikan dengan
menggunakan transistor, maka rangkaiannya akan tampak seperti gambar rangkaian
diatas.
Cara kerja transistor sebagai gerbang NAND cukup sederhana, dioda led merupakan
indikator yang akan menunjukan kondisi dari rangkaian ini. Ketika dioda LED menyala,
makan kondisi output dari rangkaian transistor adalah sama dengan 1, dan sebaliknya.
Misalnya pada saat salah satu IN 1 atau IN2 berkondisi 1, katakanlah IN1 berkondisi 1 dan IN2
berkondisi 0. Dalam hal ini kondisi 1 yang dimaksud adalah tegangan yang mendekati nilai 5V,
maka transistor akan bersaturasi sehingga arus dari kaki kolektor transistor T1 akan mengalir
melalui emitor, sehingga dioda LED akan menyala. Secara umum fungsi transistor sebagai
gerbang logika pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan fungsinya sebagai saklar, hanya saja
lebih kompleks.
Osilator merupakan rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan sinyal dengan amplitudo
dan frekuensi tertentu. Pada dasarnya prinsip pembangkitan getaran frekuensi digunakan
komponen L-R-C, yakni perpaduan antara induktor, resistor dan kapasitor sehingga
menghasilkan resonansi tertentu. Namun agar frekuensi dapat dibangkitkan, LRC saja tidaklah
cukup, diperlukan sebuah komponen aktif transistor.
Transistor memiliki tiga daerah kerja, yaitu daerah aktif, daerah saturasi, dan daerah cut off.
Gambar 1 memperlihatkan daerah kerja transistor.
Prinsip kerja transistor secara umum sedikit diluar konteks teknis adalah tidak lebih dari sebuah
perangkat yang dapat memutuskan dan mengalirkan arus listrik tanpa ada bagian mekanis yang
bergerak. Transistor dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon dan germanium.
Cara (Prinsip) kerja transistor bisa digambarkan sebagai pengaturan aliran air sbb:
Sumber air dari titik C akan mengalir ke titik E jika dari B diberi sedikit aliran air
untuk membuka keran.
Aliran air dari C ke E merupakan kelipatan aliran air B misalkan saja aliran C ke E
10 x lipat aliran B . misalnya dari B kita aliri 1 liter/detik maka dari C ke E akan
mengalir 10 liter/detik.jika kita aliri air dari B sebesar 100 liter/detik maka dari ke
C ke E akan mengalir sebesar 1000 liter /detik. begitu seterusnya.
Aliran C ke E ada batas masimumnya misal 10 000 liter /detik.
Aliran C ke E akan “OFF” jika tdk ada aliran B yg membuka keran (kecuali ada
kebocoran di b).
Pada saat aliran C ke E maksimum (10000 liter /detik) ini disebut “ON” atau
saturasi.
Lambang Transistor
Aliran arus dari C (colector) ke E (emitor) di atur oleh arus B (basis) cara kerjanya spt
pengaturan aliran air dibagian awal.
kelipatan arus transistor disebut hFE , misal: hFE=400 , arus Basis = 1mA maka
arus yang mengalir dari C ke E = 1 mA x 400 = 400mA.
arus maksimum yang bisa lewat dari C ke E tiap jenis transistor berbeda2, misal
500mA, atau ditulis Ic max = 500mA.
jika tidak ada arus yang lewat di B (Ib=0) maka tdk ada arus juga yang lewat dari C
ke E , ini disebut CUTOFF.
jika arus B (Ib) kita rubah rubah besarnya maka arus dari C ke E juga berubah-
rubah .
jika arus di B (Ib) kita perbesar terus maka akan ada batasnya arus C ke E
mencapai maksimum. ini disebut saturasi.
Ic = hFE x Ib
Rangkaian dasar transistor
Pada rangkaian diatas , untuk merubah-rubah arus di basis (Ib) kita bisa dengan merubah-rubah
tegangan Vin.dan untuk membatasi arus dari C ke E kita beri resistor RL.
Contoh
dengan memutar variable resistor maka tegangan input ( Vin ) berubah maka arus Ib akan
berubah hal ini akan mengalirkan arus Ic, maka Led akan menyala.
https://www.pengadaan.web.id/
http://www.selamatpagi.id/pengertian-transistor/
https://id.wikipedia.org/wiki/Transistor
https://pccontrol.wordpress.com/2011/05/26/dasar-elektronika-untuk-pemula-bag-3/