Anda di halaman 1dari 16

KERJA RANGKAIAN DASAR

KONTROL DENGAN TRANSISTOR

Puneet Singh P 1912014


Vinsensius Galih Adi K 1912013
Latar Belakang
 Komponen elektronika merupakan sebuah alat yang menjadi pendukung atau bagian
dari rangkaian elektronik yang bisa bekerja sesuai dengan fungsinya. Komponen
elektronika ini dapat berupa kapasitor, transistor, resistor, dioda, lampu, PCB, CCB
dan lain-lain.
 Transistor ditemukan pertama kali oleh William Shockley, John Barden, dan W. H
Brattain pada tahun 1948. Mulai dipakai secara nyata dalam praktek mereka pada
tahun 1958. Sebelum transistor ditemukan, teknologi pada masa itu menggunakan
sebuah alat berbentuk tabung berukuran ibu jari tangan orang dewasa yang di
dalamnya terdapat ruang vakum yang disebut dengan vacum tubes.
Pembahasan
 Prinsip sistem kontrol
Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja sama di bawah
pengarahan suatu kecerdasan mesin, Contohnya termasuk mesin fotokopi,
mesin minuman-ringan, robot dan pengontrol proses industri
Salah satu penggunaan komponen-komponen dasar elektronika yang telah
dipelajari (misalnya : transistor, SCR, triac dan sebagainya) adalah sebagai
saklar statis atau relay statis, karena komponen-komponen tersebut mempunyai
kondisi ON (ON state) dan kondisi OFF (OFF state).
Apa itu Transistor?
 Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagaisirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyalatau sebagai fungsi lainnya. Transistor merupakan
komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
 Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam
amplifier (penguat)./angkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber
listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio
Fungsi Transistor
 Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaaliran
listrik yang sangaat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
 Transistor dapat berfungsi juga sebagai :
1. Penguat arus maupun tegangan yang dipakai sebagai penguat.
2. Sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
3. Stabilisasi tegangan semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya
(BJT) atau tegangan inputnya (FET)
4. Memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya
Pada dasarnya ada beberapa fungsi utama yang terdapat pada transistor, yaitu fungsi
transistor sebagai saklar, sebagai penguat, sebagai gerbang logika, dan sebagai
pembangkit osilator.
Fungsi transistor sebagai saklar :
Fungsi transistor pertama adalah sebagai saklar elektronik.

Fungsi transistor sebagai penguat (amplifier)


Pada pengaplikasian fungsi transistor sebagai penguat, ada beberapa konfigurasi rangkaian yang
digunakan, antara lain pengikut basis (common basis), pengikut kolektor (common collector), dan
pengikut emitor (common emitor).
Fungsi transistor sebagai gerbang logika
Gerbang logika merupakan rangkaian paling dasar dari sebuah rangkaian
digital. Sebuah IC yang terdapat pada beberapa komponen komputer seperti
pada RAM, CPU, dan peripheral yang terdapat didalamnya sebagian besar
adalah terdiri dari jutaan gerbang logika. Rangkaian gerbang logika ini pada
dasarnya dibuat dengan menggunakan transistor. Sehingga peran transistor
pada rangkaian gerbang logika tidak dapat dipisahkan
Fungsi transistor sebagai pembangkit sinyal (osilator)
Osilator merupakan rangkaian elektronika yang dapat menghasilkan sinyal dengan
amplitudo dan frekuensi tertentu. Kegunaan osilator pada rangkaian elektronika
sangatlah beragam tergantung frekuensi peruntukannya, antara lain untuk keperluan
radio, audio, bahkan power supply switching digunakan osilator. Karena perkembangan
teknologi semakin pesat, saat ini osilator banyak dibangkitkan dengan menggunakan
komponen yang sudah terintegrasi didalamnya yang disebut dengan Integrated Circuit
(IC). Didalam sebuah IC bisa terdapat banyak sekali transistor dan komponen lainnya
sehingga dapat dikemas menjadi jauh lebih ringkas.
Jenis jenis Transistor
Jenis-Jenis Transistor yang paling umum dibedakan menjadi dua jenis,
Transistor Bipolar (Transistor Dwikutub)
Transistor jenis ini banyak sekali digunakan pada peralatan-peralatan elektronik di
sekitar. Transistor ini memiliki 3 kaki yang berbeda-beda kaki pertama diberi nama
Basis atau biasanya dengan kode (B), kaki Emitor atau (E), dan kaki Kolektor (K).
Transistor jenis PNP
Transistor jenis ini terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis P dan satu lapis
bahan konduktor jenis N. Menurut Wikipedia Inonesia (2013) “ Arus kecil yang
meninggalkan basis pada moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor”.
Dengan kata lain transistor jenis PNP akan hidup atau bekerja saat Basis lebih
rendah dari pada Emitor. Lambang transistor ini memiliki tanda panah yang
menunjuk ke dalam pada kaki Emitor (E).
Transistor jenis NPN
Transistor NPN terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis N, dan satu lapis
bahan semi konduktor jenis P. Transistor jenis ini banyak digunakan karena
pergerakan elektron pada bahan semi konduktor lebih tinggi sehingga
memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi. Cara kerja transistor ini
berlawanan dengan transistor jenis PNP, atau dengan kata lain transistor jenis NPN
akan bekerja saat Basis lebih tinggi daripada Emitor. Lambang transistor ini
memiliki tanda panah yang menunjuk ke luar pada kaki Emitor.
Transistor efek medan (Transistor FET)
Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip mengalirkan aliran elektron dari
tegangan. Menurut komponenelektronika.org (2012) “ FET beroperasi dengan
efek medan listrik pada aliran elektron melalui satu jenis bahan semikonduktor”.
Sama dengan transistor bipolar, transistor efek medan ini memiliki 3 kaki yang
diberi nama Drain (D), Source (S) dan Gate (G). Sistem kerja dari transistor ini
adalah dengan cara mengendalikan arus aliran elektron dari terminal Source ke
Drain melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan oleh
terminal Gate.
Prinsip kerja Transistor
Transistor dibuat dengan 3 lapis semikonduktor. Dapat dibuat lapisan PNP ataupun
lapisan NPN. Dengan demikian kita mengenal 2 macam transistor, yaitu transistor PNP
dan transistor NPN sesuai dengan jenis penyusunnyaTransistor mempunyai tiga kaki
(elektroda) yang diberinama basis (b), emitor (e) dan colector (c). Basis dihubungkan
dengan pada lapisan tengah sedang emitor dan colector pada lapisan tepi.
Emitor artinya pemancar, disinilah pembawa muatan berasal. colectorartinya
pengumpul."pembawa muatan yang berasal dari emitor ditampung pada colector.Basis
artinya dasar, basis digunakan sebagai elektroda
Prinsip transistor juga sebagai penguat (amplifier) : artinya transistor bekerja
pada wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada
kondisi keduanya. Prinsip transistor sebagai penghubung (saklar) : transistor
akan mengalami cut off apabila arus yang melalui basis sangat kecil sekali
Prinsip dasar dari kerja transistor yang lain adalah tidak akan ada arus antara
colektor dan emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias.
Bias pada basis ini biasanya diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik
yang nanti nya hendak dikuatkan, sehingga pada kolektor, sinyal yang di
inputkan pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik NPN
ataupun PNP memiliki prinsip kerja yang sama.
Penutup
Kesimpulan
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip
kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah
emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN
dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan : satu antara emitter dan basis, dan yang
lain antara kolektor dan basis.

Anda mungkin juga menyukai