Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR/1114-094/1-4

BJT DC Analisis (E10)


Annisa Nurul Aini, Ryan Yefta Purba, Endarko
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: annisa@tantowi.com

Abstract—Had been done an experiment titled


BJT DC Analysis which had a purposes to analysis
a PNP and NPN transistor, to find a value of Vmin
and Imin at the base to turn on the LED, and to
find the value of α and β. The principle of this
experiment is transistor. And from this experiment,
we could make an conclusion, that BJT DC
Analysis is a transistor which used, has a function
as a current and voltage power. At the first
experiment, we got the value of α was 991,5 and the
value of β was 4,48. And in second experiment, for
PNP circuit and LED was on, we got the value of
Imin was 10,7 mA and the value of Vmin was 10,91
Gambar 1. Skema Kerja Transistor.
V. When LED was off, Imin was 0,5 mA and Vmin
was 0,4 V. For second experiment NPN circuit, Imin Pada dasarnya transistor ada dua jenis atau
for on LED was 10,8 mA and Vmin 10,9 V. And for tipe dari transistor. Ada transistor BJT atau bipolar
off LED, Imin was 0,56 mA and Vmin 0,3 V. junction transistor atau juga lebih dikenal dengan
istilah transistor bipolar dan transistor FET atau field
Keywords—Common Base, Common effect transistor atau juga lebih dikenal dengan istilah
Collector, Common Emitter, Transistor transistor effect. Berikut cara kerja transistor BJT.
I. PENDAHULUAN Sesuai dengan namanya transistor bipolar (BJT)
menggunakan dua polaritas yang membawa muatan

D alam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah


untuk membawa arus listrik pada kanal produksinya.
Di dalam transistor bipolar (BJT) juga terdapat suatu
terlepas dari rangkaian elektronika. Mulai dari televisi, lapisan pembatas yang dinamakan depletion zone, yang
kulkas, kipas angin, dan lain sebagainya. Peralatan
pada akhirnya setiap arus listrik yang akan masuk akan
elektronika itu sendiri bergantung pada sebuah piranti
bernama transistor. Transistor merupakan piranti kecil melewati pembatas tersebut dan terbagi karena adanya
yang memiliki kemampuan untuk menguatkan sinyal. depletion zone ini[2].
Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan ini agar dapat Transistor effect (FET) Sedikit berbeda
menganalisa transistor PNP dan NPN sebagai saklar, dengan cara kerja pada transistor bipolar. Dimana pada
mencari Vmin dan Imin pada basis untuk menyalakan transistor effect (FET) ini hanya menggunakan satu
LED, serta untuk mencari nilai Hfe yaitu α dan β. jenis polaritar atau pembawa muatan arus listrik. Hal
Cara Kerja Transistor cukup menarik untuk
ini jelas berbeda dengan transistor bipolar yang
dibahas, karena macam dan fungsinya yang unik.
memiliki dua polaritas pembawa muatan. Untuk
Secara harfiah sendiri transistor merupakan gabungan
transistor effect (FET), arus yang masuk tidak akan
dari dua kata yaitu transfer dan resistor yang dapat
terbagi menjadi dua aliran seperti pada transistor
diartikan secara bebas sebagai pengalir arus atau
bipolar. Karena posisi letak depletion zone dari resistor
pengatur aliran arus. Triode merupakan istilah yang
effect terdapat di kedua sisi bukan berada di tengah-
memiliki arti tiga elektroda, dan didalam resistor
tengah. Sebenarnya untuk tipe atau jenis transistor dari
sendiri memang memiliki tiga elektroda tersebut, yaitu
BJT dan FET sendiri sama saja fungsinya, yang
basis atau dasar, emitor atau pemancar dan kolektor
membedakan adalah dari cara kerja transistornya saja.
atau pengumpul. Transistordapat mengalirkan arus
semoga pembahasan kali ini dapat memberikan
listrik atau juga menguatkan tegangan dikarenakan
manfaat bagi para pembaca[2].
memiliki ketiga elektroda tersebut. Fungsi lain dari
Transistor merupakan salah satu komponen
transistor adalah sebagai saklar pemutus dan
terpenting dalam sebuah produk elektronika, hampir
penyambung aliran listrik ketika pada dasar atau basis
semua produk Elektronika menggunakannya sebagai
diberikan arus yang sangat besar. untuk cara kerja dari
Penguat sinyal, Saklar dan Penggerak atau driver.
transistor sendiri tergantung dari transistor jenis apa
Dalam merangkai sebuah Transistor, terutama pada
yang digunakan[1].
Transistor bipolar yang memiliki 3 terminal kaki ini
terdapat 3 jenis rangkaian konfigurasi dasar yang
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR/1114-094/1-4

digunakan. Ketiga jenis Konfigurasi dasar tersebut OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini,
diantaranya adalah Common Base (Basis Bersama), sinyal INPUT dimasukan ke Basis dan sinyal
Common Collector (Kolektor Bersama) dan Common OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor[3].
Emitter (Emitor Bersama). Nama “Common” atau
“bersama” ini menunjukan kaki terminal yang dipakai II. METODOLOGI
bersama untuk INPUT (masukan) atau OUTPUT A. Alat
Pada percobaan BJT DC Analisis ini, dibutuhkan
(keluaran). Setiap konfigurasi memiliki respon yang
beberapa peralatan berupa power supply, AVO meter,
berbeda-beda terhadap sinyal Input dalam kabel penghubung, transistor, potensiometer, dan LED.
rangkaiannya. Berikut ini adalah ketiga konfigurasi Power supply berfungsi sebagai sumber tegangan.
Transistor yang dimaksud[3]. AVO meter berfungsi sebagai alat pengukur arus,
tegangan, dan hambatan. Kabel penghubung berfungsi
sebagai penghubung satu piranti dengan piranti lain.
Transistor sebagai penguat sinyal. Potensiometer
sebagai pengatur besar hambatan. Dan LED sebagai
takaran kuat lemahnya transistor yang bekerja.

Gambar 2. Tiga Konfigurasi Transistor. B. Rangkaian Alat


Seperti namanya, yang dimaksud dengan Setelah alat-alat pada sub-bab A di atas disiapkan,
Konfigurasi Common Base (CB) atau Basis Bersama alat-alat tersebut selanjutnya dirangkai seperti pada
adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan gambar 3 dan 4 di bawah ini.
dan digunakan bersama untuk INPUT maupun
OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal
INPUT dimasukan ke Emitor dan sinyal OUTPUT-
nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya
di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga
sering disebut dengan istilah “Grounded Base” .
Konfigurasi Common Base ini menghasilkan
Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal
OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada
arus[3].
Konfigurasi Common Collector (CC) atau
Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang
berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Gambar 3. Aplikasi Transistor PNP Sebagai Saklar.
Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan
Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common
Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan
Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan
Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input
diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya
diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-
nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk
INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor
bersama (Common Collector) ini sering disebut juga
dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena
tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama
dengan tegangan Input Basis[3].
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau
Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor
yang paling sering digunakan, terutama pada penguat
yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus Gambar 4. Aplikasi Transistor NPN Sebagai Saklar.
secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi
Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan C. Langkah Kerja
penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan Setelah alat-alat yang diperlukan disiapkan dan
sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi dirangkai seperti pada gambar 3 dan 4 di atas, sumber
Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground- tegangan dinyalakan dan diukur tegangan inputnya.
Langkah kedua, hambatan pada potensiometer diatur.
kan dan dipergunakan bersama untuk INPUT dan
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR/1114-094/1-4

Selanjutnya, arus basis, arus emitor, serta tegangan Tabel 3. Data percobaan Ic, Ib, Ie dan R pada percobaan 2 rangkaian
1 (pnp)
antara basis dan ground diukur. Langkah keempat
yaitu, lampu diamati redup terang nyalanya. Dan
V Ic Ib Ie
langkah yang terakhir adalah, langkah-langkah tersebut No. R (kΩ)
(V) (mA) (mA) (mA)
diulangi dengan hambatan pada potensiometer yang
berbeda. 1 Hidup 1,02 9,26 0,03 10,7
Untuk mempermudah langkah kerja, prosedur- 6,3 0,05.10-
2 Mati 0,81 0,01 3 0,5
prosedur diringkas menyerupai flowchart pada gambar
5 di bawah ini.
Tabel 4. Data percobaan Ic, Ib, Ie dan R pada percobaan 2 rangkaian
(npn)
Start
V Ic Ib Ie
No. R (kΩ)
(V) (mA) (mA) (mA)
Alat-alat disiapkan dan dirangkai 1 Hidup 1,01 10,7 0,11 10,8
6,3
seperti pada gambar 3 dan 4. 2 mati 0,49 0,55 5,5.10-3 0,56

B. Perhitungan
Sumber tegangan dinyalakan dan
Dari data yang didapatkan, maka dilakukanlah
diukur.
perhitungan untuk mendapatkan nilai hfe yaitu α dan β.
Berikut contoh perhitungan pada percobaan pertama
Hambatan pada potensiometer diatur.
rangkaian 1 (pnp). Karena merupakan rangkaian basis
bersama (common base) maka nilai hfe α
Arus basis, arus emitor, dan tegangan α = Ic/Ie
antara basis dan ground diukur. = 13,9 mA/0,01mA
= 1390
LED diamati. Dan pada rangkaian 1 (npn), karena merupakan
rangkaian colector bersama (common colector), maka
nilai faktor penguat arus emiter hfe (β)
β = Ic/Ib
Hambatan Ya = 11,17 μA/1,53μA
potensiometer = 7,64
divariasi. Untuk data hfe pada seluruh data disajikan dalam tabel
berikut 5 dan 6 di bawah ini.
Tidak
Tabel 5. Data perhitungan hfe α pada percobaan 1 rangkaian 1 (pnp).
End Resistansi Ic Ie
No. V(volt) Hfe α
(Ω) (mA) (mA)
Gambar 5. Flowchart pada Percobaan BJT DC Analisis.
1 300 13,9 0,01 1390
6,3
III. PEMBAHASAN 2 1k 11,86 0,02 593
A. Analisa Data Rata-rata 991,5
Dari percobaan BJT DC Analisis yang telah
dilakukan, didapatkan beberap data berupa arus basis Tabel 6. Data perhitungan hfe β pada percobaan 1 rangkaian 2 (npn).
(Ib), arus emitor (Ie), dan tegangan antara basis dan Resistansi Ic Ib
No. V(volt) Hfe α
ground (Vb). Berikut data-data tersebut disajikan (Ω) (mA) (mA)
dalam tabel, beserta kondisi nyala LED pada masing- 1 300 27,1 16,29 1,66
masing ercobaan. 6,3
2 1k 11,17 1,53 7,3
Tabel 1. Data percobaan Ic, Ib, Ie pada percobaan 1 rangkaian 1
(pnp)
Rata-rata 4,48

R Ic Ib Sedangkan untuk percobaan kedua,


No. V (V) Ie (mA)
(Ω) (mA) (mA)
dihitunglah nilai Vmin dan Imin. Berikut contoh
1 300 13,9 0,05 0,01
6,3 perhitungan untuk mendapatkan nilai Vmin dan Imin.
2 1k 11,86 0,04 0,02
Pada rangkaian 1
Tabel 2. Data percobaan Ic, Ib, Ie pada percobaan 1 rangkaian 2 Rmin= 0,81kΩ
(npn) Imin= Ie= 0,5mA
R Ic Ib Ie Vmin= Imin x Rmin
No. V (V)
(Ω) (mA) (mA) (mA) = 0,5 x 0,81
1 300 27,1 16,29 10,17 = 0,4 V
6,3
2 1k 11,17 1,53 10,29
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR/1114-094/1-4

Dengan cara yang sama, diperoleh nilai Vmin dan Imin mana input pada rangkaian ini berupa basis dan
untuk data yang lain disajikan pada tabel 7 dan 8 di outpunya kolektor. Agar dapat bekerja sebagai
bawah ini. penguat, transistor harus berada pada kondisi aktif
Tabel 7. Data perhitungan Imin dan Vmin percobaan 2 rangkaian 1 yang dapat dihasilkan dengan memberikan bias pada
(pnp)
transistor tersebut. Ketika diberi bias maju di mana
V Imin Vmin posisi kaki base dihubungkan dengan anoda dan emitor
No. R (kΩ)
(V) (mA) (v) dihubungkan dengan katoda, maka daerah deplesi pada
1 Hidup 1,02 10,7 10,91 semikonduktor base emitor akan menyempit. Hal ni
6,3 disebabkan karena adanya hole dan elektron pada
2 Mati 0,81 0,5 0,4
daerah deplesi tersebut mengalami rekombinasi.
Karena daerah base emitor menjadi sempit, arus dapat
Tabel 8. Data perhitungan Imin dan Vmin percobaan 2 rangkaian 1 mengalir karena energi yang dibutuhkan oleh elektron
(pnp)
untuk mengalir menyeberangi daerah deplesi semakin
No. V (V) R (kΩ) Imin Vmin kecil.
(mA) (v) Pada akhir percobaan, didapatkan nilai Ib, Ie, Vb,
1 6,3 Hidup 1,01 10,8 10,9 dan R untuk menghitung nilai α, β, Imin, dan Vmin.
2 Mati 0,49 0,56 0,3 Pada percobaan pertama, didapatkan nilai α sebesar
991,5 dan nilai β sebesar 4,48. Sedangkan pada
percobaan kedua, untuk rangkaian pnp dan LED hidup,
C. Pembahasan didapatkan nilai Imin sebesar 10,7 mA dan nilai Vmin
Pada percobaan BJT AC Analisis ini, dibutuhkan sebesar 10,91 V. Sedangkan saat LED mati, Imin
beberapa peralatan berupa power supply, AVO meter, sebesar 0,5 mA dan Vmin sebesar 0,4 V. Pada
kabel penghubung, transistor, potensiometer, dan LED. percobaan kedua rangkaian npn, Imin untuk LED
Power supply berfungsi sebagai sumber tegangan. menyala adalah 10,8 mA dan Vmin 10,9 V. Sedangkan
AVO meter berfungsi sebagai alat pengukur arus, untuk LED mati, Imin sebesar 0,56 mA dan Vmin 0,3
tegangan, dan hambatan. Kabel penghubung berfungsi V.
sebagai penghubung satu piranti dengan piranti lain.
Transistor sebagai penguat sinyal. Potensiometer IV. KESIMPULAN
sebagai pengatur besar hambatan. Dan LED sebagai Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik
takaran kuat lemahnya transistor yang bekerja. Untuk kesimpulan bahwa BJT Analisis ini adalah transistor
melakukan percobaan, langkah pertama yang harus yang digunakan dapat berfungsi sebagai saklar yang
dilakukan adalah, alat-alat yang diperlukan disiapkan mana transistor juga bertindak sebagai penguat arus
dan dirangkai seperti pada gambar 3 dan 4 di atas, lalu maupun tegangan pada rangkaian. Pada percobaan
sumber tegangan dinyalakan dan diukur tegangan pertama, didapatkan nilai α sebesar 991,5 dan nilai β
inputnya. Langkah kedua, hambatan pada sebesar 4,48. Sedangkan pada percobaan kedua, untuk
potensiometer diatur. Selanjutnya, arus basis, arus rangkaian pnp dan LED hidup, didapatkan nilai Imin
emitor, serta tegangan antara basis dan ground diukur. sebesar 10,7 mA dan nilai Vmin sebesar 10,91 V.
Langkah keempat yaitu, lampu diamati redup terang Sedangkan saat LED mati, Imin sebesar 0,5 mA dan
nyalanya. Dan langkah yang terakhir adalah, langkah- Vmin sebesar 0,4 V. Pada percobaan kedua rangkaian
langkah tersebut diulangi dengan hambatan pada npn, Imin untuk LED menyala adalah 10,8 mA dan
potensiometer yang berbeda. Maka, dari percobaan Vmin 10,9 V. Sedangkan untuk LED mati, Imin
yang dilakukan, akan didapatkan nilai Ib, Ie, Vb, dan sebesar 0,56 mA dan Vmin 0,3 V.
R. Dari data yang didapatkan, maka dilakukanlah
perhitungan untuk mendapatkan nilai hfe yaitu α dan β
untuk percobaan pertama. Sedangkan untuk percobaan UCAPAN TERIMA KASIH
kedua, dihitunglah nilai Vmin dan Imin. Terima kasih kepada Ryan Yefta Purba selaku
Transistor meruakan piranti elektronika yang asisten laboratorium yang bersedia membagi ilmunya
berfungsi sebagai penguat sinyal, entah penguat arus, kepada kelompok 5. Terima kasih pula kepada Bapak
penguat tegangan, atau penguat keduanya. Terdapat Endarko selaku dosen pembimbing yang telah
tiga macam konfigurasi transistor, yaitu common base, membimbing kami untuk mempelajari Elektronika
common emitor, dan common kolektor. Common base Dasar lebih dalam lagi. Dan terima kasih untuk teman-
adalah kondisi di mana kaki basis menjadi ground dan teman satu kelompok, Silvia, Haidar, Levina, Azmi,
konfigurasi ini menghasilkan penguat tegangan. Firsta, Doni, Herliansyah, Ryan, dan Yishar, yang
Konfigurasi kedua adalah konfigurasi kolektor, di bersedia membantu dalam menyelesaikan laporan.
mana pada konfigurasi ini, kaki kolektor digroundkan
dan menghasilkan penguat arus. Dan konfigurasi yang
ketiga adalah konfigurasi Emitor yang kaki emitornya DAFTAR PUSTAKA
digroundkan dan menghasilkan penguat arus dan [1] Riedel, Nelsson,”Electric Circuits 9th Edition,” Pearson. New
penguat tegangan. Jersey(2011)
Pada percobaan ini, digunakanlah sistim Common [2] Charles K.Alexander, Matthew N. O. Sadiku, ”Fundamental of
Electric Circuit,” McGraw-Hill Companies. New York (2009)
Emitor yang berfungsi sebagai penguat tegangan. [3] Budianto,Joko,”Panduan Rangkaian Elektronika,”Citra
Karena rangkaian ini merupakan rangkaian Common Grafika. Surakarta(1994)
Emitor, maka emitor dari ragkaian ini digroundkan, di

Anda mungkin juga menyukai