Anda di halaman 1dari 4

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2017) NRP : 1115100007 (1-4) 1

Analisa Tegangan AC Bipolar Junction


Transistor (E11)
Sulistiyawati Dewi K., Viona Hazar B., Iim Fatimah
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: vionalaws@gmail.com

Abstract— The name of experiment is Analysis of AC Voltage tipe pembawaan (elektron dan hole) oleh karena itu disebut
Bipolar Junction Transistor. The purposes of Analysis of AC dengan bipolar [3].
Voltage Bipolar Junction Transistor is to knowing the Ada 2 tipe BJT yaitu NPN dan PNP. NPN terdapat 2 daerah
characteristics of the basic configuration of a bipolar junction negatif dan satu daerah positif. Sedang pada PNP terdapat 2
transistor common base, common emitter and common collector. daerah positif dan satu daerah negatif.pada transistor jenis
The principals of this experiment are transistor as a current
NPN mengalir arus dari kolektor ke emitor. Untuk
amplifier and voltage. In the experiment, data retrieval was done
using software proteus for common base and common emiter and mengalirkan arus tersebut dibutuhkan sambungan ke sumber
see oscilloscope to observe the output signal obtained also from positif pada kaki bias [1].
proteus. The conclusions of this experiment that the basic Cara kerja NPN adalah ketika tegangan yang mengenai
configuration characteristics BJT common base, its base is kaki bias hingga dititik saturasi maka akan menginduksi arus
grounded while common emitter, emitter digroundkan with input dari kaki kolektor ke emitor. Transisi akan aktif. Apabila arus
signal and output signal obtained in the form of sinus. In the yang melalui basis berkurang maka arus yang mengalir pada
output signal has an amplitude greater than the input signal and kolektor ke emitor berkurang hingga ke titik cut off.
the inverter of the input signal. Penurunan ini sangatlah cepat karena perbandingan penguatan
yang terjadi antara basis dan kolektor berlebih [3].
Keywords— Bipolar Junction Transistor, common base, Pada PNP terjadi hal yang sebaliknya, ketika arus mengalir
common collector, common emitter,
pada kaki basis, maka transistor dalam posisi off. Arus akan
I. PENDAHULUAN mengalir apabila kaki basis diberi sambungan ke ground. Hal
ini akan menginduksi arus pada kaki emitor ke kolektor. Hal
R angkaian listrik sering kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam rangkaian listrik itu sendiri dikenal
dengan adanya arus, tegangan, resistansi. Adapun
yang berbedaa dengan NPN yaitu arus mengalir pada kolektor
ke emitor [3].
Daerah kerja transistor dapat dikategorikan sebagai berikut
susunan dari rangkaian listrik ada yang sederhana adapula
yang susunannya komplek. Selain resistansi juga di kenal yakni daerah cut off, daerah aktif , daerah saturasi, dan daerah
komponen lain pada rangkaian listrik diantaranya transistor. breakdown. Daerah cut off adalah daerah dimana diode emitter
Transistor dapat digunakan sebagai saklar dan juga sebagai diberi pertegangan mundur, akibatnya tidak terjadi pergerakan
penguat arus dan tegangan. Untuk memanfaatkan transistor elektron sehingga arus basis bernilai nol. Demikian pula
sebagai saklar maka perlu diketahui konsepan mengenai dengan kolektor sama dengan nol atau disebut ICEO. Daerah
transistor lebih lanjut. Oleh karena itulah dlakukan percobaan yaitu saat dioda diberi tegangan maju maka kolektor juga akan
ini. diberi tegangan maju, akibatnya arus kolektor (C) mencapai
Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari harga maksimum, tanpa bergantung arus basis (B). Hal ini
bahan semikonduktor dan mempunyai 3 elektroda triode yaitu mengakibatkan transistor tidak terkendali dan dapat
dasar (basis), pengumpul (kolektor), dan pemancar (emitor). mengalami kerusakan. Sedangkan daerah aktif adalah daerah
Dengan 3 elektroda tegangan atau arus yang dipasang di satu yang diberi tegngan maju, diode pada kolektor diberi tegangan
terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 mundur [1].
terminal yang lainnya. Transistor berasal dari kata transfer Fungsi transistor dapat digunakan sebagai sebuah penguat,
berarti pemindahan dan resistor berarti penghambat. Maka sebagai sirkuit pemutus dan penyambung, stabilisasi, menahan
transistor dapat pula diartikan sebagai suatu pemindahan atau sebagian arus, modulasi sinyal, membangkitkan frekuensi
sebagai penahan arus listrik[1]. rendah, perata arus dan masih banyak lagi fungsi lain dari
Jenis jenis transistor dapat dibedakan berdasarkan beberapa transistor [2].
kategori yaitu berdasarkan materi semikonduktornya terdiri Pada dasarnya prinsip kerja transistor yaitu tegangan yang
dari germanium, silicon dan arsenide. Sedangkan berdasarkan disatu terminalnya missal emitor dapat dipakai untuk
tipe dibedakan menjadi UJT, BJT, CFET, IGBT,HBT, dll. mengatur arus dan tegangan yang akan dikuatkan melalui
Berdasarkan polaritasnya transistor dibedakan menjadi NPN kolektor.selain digunakan untuk penguat transistor bisa juga
atau N channel dan PNP atau P channel [2]. digunakan sebagai saklar. Caranya dengan memberikan arus
Bipolar junction transistor (BJT) adalah jenis transistor yang cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik
yang memiliki 3 kaki yaitu basis, emitter dan kolektor serta jenuh. Pada kondisi seprti ini kolektor dan emitor bagau kawat
dapat dipisah menjadi 2 arah aliran positif dan negatif. Aliran yang terhubung atau saklar tertutup. Dan sebaliknya jika arus
positif dan negatif bergantung pada tegangan sumber yang basis teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar
dipakai. Besar tegangan sumber tersebut merupakan parameter yang terbuka[2].
utama transistor tipe BJT. Didalam BJT arus dialirkan dari dua
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2017) NRP : 1115100007 (1-4) 2

Gambar 1. Transistor NPN dan PNP


Gambar 2. Kurva karakteristik transistor

Gambar 3. Rangkaian Common Base

Gambar 4. Rangkaian Common Emitor

untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif. Sering


dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah). Stabilitas
penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias
transistor [4].
Penguat Common Collector digunakan sebagai penguat
arus. Rangkaian ini hampir sama dengan Common Emitor
tetapi outputnya diambil dari Emitor. Input dihubungkan ke
Basis dan output dihubungkan ke Emitor. Rangkaian ini
Gambar 5. Rangkaian Common Collector disebut juga dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor)
karena tegangan output hampir sama dengan tegangan input.
Penguat Common Base digunakan sebagai penguat Sifat-sifat Penguat Common Collector Signal output dan sigal
tegangan. Pada rangkaian ini Emitor merupakan input dan input satu fase (tidak terbalik seperti Common Emitor).
Collector adalah output sedangkan Basis di-ground-kan/ Penguatan tegangan kurang dari 1 (satu). Penguatan arus
ditanahkan. Sifat-sifat Penguat Common Base Isolasi input tinggi (sama dengan HFE transistor). Impedansi input tinggi
dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil. Cocok dan impedansi output rendah sehingga cocok digunakan
sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi sebagai buffer [5].
yang dapat menguatkan sinyal kecil. Dapat dipakai sebagai
penguat frekuensi tinggi. Dapat dipakai sebagai buffer [4]. II. METODE
Penguat Common Emitor digunakan sebagai penguat A. Alat dan Bahan
tegangan. Pada rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan Analisa
ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector. tegangan AC Bipolar Junction Transistor ini adalah Sinyal
Sifat-sifat Penguat Common Emitor Signal output berbeda fase generator AC digunakan sebagai sumber tegangan AC.
180 derajat. Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback, Resistor digunakan untuk menghambat arus atau sebagai
untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif. Sering beban. Kapasitor sebagai bandpass filter atau penyimpan
dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah). Stabilitas muatan. Osiloskop digunakan untuk menampilkan sinyal
penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias keluaran. Power supply DC digunakan sebagai sumber
transistor [4]. tegangan DC.
Penguat Common Emitor digunakan sebagai penguat
tegangan. Pada rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ B. Skema rangkaian
ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector. Skema rangkaian percobaan analisa tegangan AC Bipolar
Sifat-sifat Penguat Common Emitor Signal output berbeda fase Junction Transistor dapat dilihat pada gambar 6 dan 7.
180 derajat. Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback,
C. Langkah kerja
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2017) NRP : 1115100007 (1-4) 3

Adapun flowchart dari percobaan analisa tegangan AC


Bipolar Junction Transistor adalah pada gambar 8.

III. HASIL DAN DISKUSI

A. Analisa Data
Setelah dilakukan praktikum Analisa tegangan AC
BipolarJunction Transistor. Didapatkan data berupa sinyal
Gambar 6. Rangkaian percobaan common base keluaran pada osiloskop. Gambar 9 untuk common base dan
gambar 10 untuk common emitter.
INPUT A

B1 R2 R1 OUTPUT B
12V 33k 2.2k
C
C2
D
OUTPUT
10uF

C1 Q1
INPUT BC107
1uF

C3

33uF
R3 R4
10k 560

Gambar 7. Rangkaian percobaan common emitter


Gambar 9. Sinyal input dan output pada common base sumber 5V
Sebelum dilakukan praktikum Analisa tegangan AC BJT,
alat dan bahan disiapkan, kemudian rangkaian diatur sesuai
dengan skema rangkaian pada percobaan dan dihubungkan
dengan power supply. Dan rangkaian dihubungkan dengan
osiloskop. Sinyal keluaran yang tampil pada osiloskop
dsimpan secara digital.

D. Flowchart

Start

Alat dan bahan disiapkan

Gambar 10. Sinyal input dan output pada common emitter sumber 5V
Rangkaian disusun
B. Pembahasan
Sumber tegangan AC dinyalakan, diatur, dan Pada praktikum Analisa tegangan AC BJT ini bertujuan
diukur besarnya untuk mengetahui karakteristik konfigurasi dasar bipolar
junction transistor common base, common emitor dan common
Rangkaian dihubungkan ke osiloskop collector. Pada percobaan ini menggunakan prinsip dari
transistor sebagai penguat. Pada percobaan ini digunakan
osiloskop untuk menampilkan sinyal keluaran, serta
Sinyal pada osiloskop diamati dan disimpan menampilkan tegangan maksimum, tegangan minimum dan
tegangan efektif. Untuk menganalisa respon sinyal keluaran
BJT dengan tegangan tegangan AC ini, maka kapasitor
dijadikan short circuit. Namun dalam percobaan ini
Belum Apakah sudah dilakukan pengambilan data sinyal osiloskop dilakukan tidak
dengan variasi jenis
rangkaian menggunakan osiloskop, melainkan melalui software proteus
yang berfungi sama seperti pada osiloskop asli.
Sudah
. Pada rangkaian BJT common base, konfigurasi basis
yang di groundkan sedangkan pada common emitter,
Selesai konfigurasi emitter yang digroundkan. Untuk common base
bisanya digunakan untuk saklar yang berfungsi untuk secara
Gambar 8. Flowchart percobaan
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2017) NRP : 1115100007 (1-4) 4

bergantian mengalirkan arus bergantung pada tegangan yang [2] Ibbotson. Lem. 1997. Introduction to Solid State Devics. London:
Arnold.
diberikan pada resistor variabel dimana pada common base,
[3] Santoso, Joko. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Salemba
base berfungsi sebagai pengatur besar kecilnya arus yang Teknika.
mengalir dari collector menuju emitor, sehingga semakin [4] Smith, Ralph J. 1987. Electronics Circuit and Devices. Canada: John
besar arus yang lewat maka semakin berfungsi dengan baik Wiley and Sons.
[5] Bishop, Owen. 2002. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga.
energi yang keluar pada emitor yang terjadi.
Pada gambar 9, rangkaian common base, rangkaian ini
dilakukan dengan cara kaki basisnya dihubungkan dengan
ground, sehingga arus listriknya mengalir dari kolektor ke
emitter. Pada gambar 9 terlihat penguatan arus yang terjadi
pada transistor. Apabila dianalisis dari gambar sinyal input
dan sinyal output yang didapatkan berbentuk sinus, yang mana
menunjukkan bahwa arus yang mengalir bolak balik (AC).
Sedangkan pada sinyal outputnya memiliki amplitudo yang
lebih besar dari sinyal input serta berupa inverter dari sinyal
inputnya.
Pada gambar 10, rangkaian common emitter untuk
membuat rangkaian ini dilakukan dengan cara
menghubungkan kaki emitternya dengan ground, sehingga
arusnya mengalir dari basis (sebagai input) menuju kolektor
(sebagai output). Sedangankan untuk common emitor, sinyal
inputnya berada di antara terminal emitter dan base,
sedangkan sinyal outputnya didapatkan pada posisi antara
terminal collector dan emitter. Analisis sinyal yang terjadi
pada common emitter hamper sama dengan common base
yang ditampilkan pada gambar 10, terlihat penguatan arus dan
tegangan yang terjadi pada transistor dengan common emitter.
Pada percobaan ini, dapat diketahui bahwa suatu
transistor dapat dikatakan sebagai penguat tegangan ataupun
penguat arus, hal ini dikarenakan dari karakteristik
transistornya itu sendiri. Pada transistor yang terbuat dari
bahan semi konduktor bahan tipe-n dan tipe-p, diantara bahan
ada daerah deplesi. Ketika dia sebagai penguat tegangan,
ketika transistor npn. Dimana n akan lebih electron, p lebih
hole, dan pada ground lebih bermuatan negative dan sumber
arus lebih bermuatan positif.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa karakteristik konfigurasi dasar BJT
common base, basis nya digroundkan sedangkan pada
common emitter, emitter digroundkan dengan sinyal input dan
sinyal output yang didapatkan berbentuk sinus. Pada sinyal
outputnya memiliki amplitudo yang lebih besar dari sinyal
input serta berupa inverter dari sinyal inputnya.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan ini
dapat terselesaikan. Terima kasih pula kepada Bu Iim Fatimah
sebagai Dosen Elektronika Dasar 2 kelas C yang telah
membimbing kami dalam memahami materi Elektronika
Dasar 2 dan Viona Hazar B. sebagai Asisten Laboratorium
yang telah membimbing kami dalam Praktikum Elektronika
Dasar 2 serta seluruh teman-teman kelompok yang telah ikut
membantu proses praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sutrisno,1987 ”Elektronika Teori dan penerapannya” Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai