Anda di halaman 1dari 43

BIPOLAR DEVAIS

Oleh :
OKTAVIANI SYAPUTRI (06)
SISI GUSTI PUTRI (07)
RIZKA FAUZIAH (11)

Dosen Mata Kuliah: Dra. YENNI DARVINA


BIPOLAR DEVAIS

01 Transistor

02 Karakteristik Statik Transistor

03 Tyristor
01. Transistor

Transistor Sejarah Transistor


Transistor adalah komponen Transistor pertama kali ditemukan oleh
01 semikonduktor yang memiliki berbagai
macam fungsi seperti sebagai penguat,
02 tiga orang fisikawan yang berasal
Amerika Serikat pada akhir tahun 1947
pengendali, penyearah, osilator, adalah Transistor jenis Bipolar. Mereka
modulator dan lain sebagainya. adalah  John Bardeen, Walter Brattain,
dan William Shockley.

03
Pada umumnya, pemakaian komponen transistor pada rangkaian
elektronika dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
• Transistor sebagai saklar (switching transistor)
• Transistor sebagai penguat (amplifier)

transistor sebagai saklar adalah memfungsikan transistor layaknya saklar


dengan mengatur arus basis,

Agar dapat beroperasi sebagai rangkaian penguat, transistor perlu bekerja di


daerah bukan cut off dan bukan pula daerah saturasi (jenuh) untuk jenis penguat
sinyal kecil (small signal amplifier).
Bagian-Bagian Transistor

 Kolektor (C)

 Basis (B)

 Emitor (E)
FUNGSI TRANSISTOR
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya
(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor
memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C).
Fungsi Transistor Lainnya :
• Sebagai penguat amplifier.
• Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
• Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
• Sebagai peratas arus.
• Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.
• Menguatkan arus dalam rangkaian.
• Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.
Prinsip Kerja Transistor

Rangkaian kedua jenis transistor npn dan pnp dalam


mode operasi aktif transistor sebagai amplifier. Pada
kedua rangkaian, sambungan base-emiter (BE) dibias
maju (forward-biased) sedangkan sambungan base-
kolektor (BC) dibias mundur (reverse-biased).

Ketika base dihubungkan dengan catu tegangan positif


dan emiter dicatu dengan tegangan negatif maka daerah
depletion BE akan menyempit. Pencatuan ini akan
mengurangi tegangan barrier internal sehingga muatan
mayoritas (tipe n) mampu untuk melewati daerah
sambungan pn yang ada.
JENIS TRANSISTOR

Jenis-Jenis Transistor dan cara kerja


transistor pada umumnya dibagi menjadi
jenis yaitu;
• Transistor Bipolar (dwi kutub)
• Transistor Efek Medan (FET – Field Effect
Transistor)
Transistor bipolar

Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak digunakan


pada rangkaian elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3
bagian lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua formasi
lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N
(Negatif-Positif-Negatif)
Transistor Bipolar

Transistor
Bipolar (BJT)

Transistor Transistor
NPN  PNP
• menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan positif pada terminal
Transisto Basis untuk mengendalikan aliran
arus dan tegangan yang lebih besar
r NPN dari Kolektor ke Emitor.

• menggunakan arus listrik kecil dan


tegangan negatif pada terminal
Transisto Basis untuk mengendalikan aliran
arus dan tegangan yang lebih besar
r PNP dari Emitor ke Kolektor.
Karakteristik Statik Transistor Bipolar

Karakteristik Statis Transistor biasanya


digambarkan dalam suatu kurva yang
menghubungkan antara selisih arus DC dan
tegangan pada transistor. Tiga karakteristik Untuk memperoleh arus tegangan
yang sangat penting dalam transistor yaitu : ideal untuk transistor yaitu :
1. Diberi doping yang seragam
1. Karakteristik Input disetiap wilayah
2. Karakteristik Output 2. Diberikan injeksi dengan level
3. Karakteristik Transfer Arus Konstan rendah
3. Tidak ada arus rekomendasi di
daerah deplesi
4. Tidak ada rangkaian resistensi
Mode Operasi Bipolar Junction Transistor (BJT)

Gambar: Kurva Hubungan VCE, IC dan IB


(Anwar Affandi,2015)
Berdasarkan kurva Hubungan VCE, IC dan IB ada beberapa region
yang menunjukkan daerah kerja transistor. Pertama adalah daerah saturasi,
lalu daerah cut-off, kemudian daerah aktif dan seterusnya daerah
breakdown. Mode Operasi Transisor Bipolar

Electrode Junction Junction


Mode Function
Voltages Emitter-Base Collector-Base

Normal Amplifier (Sering


E<B<C Aktif Forward bias Reverse bias
digunakan)

E>B<C Cut-off Reverse bias Reverse bias Open switch

E<B>C Saturation Forward bias Forward bias Close switch

E>B>C Breakdown Reverse bias Forward bias Low gain amplifier


1. Distribusi Operator di Setiap Wilayah
Mode aktif menunjukan distribusi medan listrik diseberang daerah deplesi :

Ket :
Dp = konstanta difusi τp = konstanta waktu pembawa
Pn0 = konsentrasi pembawa minoritas minoritas
Pn = konsentrasi elektron

Distribusi medan listrik di seluruh daerah penipisan persimpangan. Pengangkut


minoritas distribusi di daerah basis netral dapat dijelaskan oleh persamaan
kontinuitas steady-state bebas medan
Gambar distribusi pembawa minoritas di daerah berbeda dari transistor p-n-p mode aktif

Keterangan gambar : Pn = konsentrasi elektron


NEO = konsentrasi kesetimbangan elektron di emitor QB = total pembawa minoritas di base
XE =jarak kolektor
Nco =konsentrasi kesetimbangan elektron di colector Xc = jarak kolektor
W= lebar base

Pn(0) = amplitudo
Dari gambar tersebut diperoleh rumus untuk mencari nilai pembawa minoritas

Distribusi pembawa minoritas di transistor dioperasikan dibawah mode aktif, dimana


daerah tengah (base) selaras. Untuk W/Lp > 0.1 distribusi di emitor dan kolektor
diperoleh dengan mendapat distribusi daerah base.
Wilayah Emitor dan Kolektor

nEO dan nCO adalah


konsentrasi kesetimbangan
elektron dalam emitor dan
kolektor

Distribusi pembawa minoritas di emitor dan kolektor dapat diperoleh dengan


cara yang mirip dengan yang digunakan untuk mendapatkan distribusi untuk
wilayah basis. kedalaman emitor dan kedalaman kolektor jauh lebih besar
daripada panjang difusi yang sesuai LE dan LC, masing-masing
Polaritas persambungan dan distribusi pembawa minoritas transistor p-n-p
Keterangan Gambar

1. Mode aktif : dimana sambungan emitor-base adalah bias


maju dan kolektor-base merupakan bias mundur
2. Mode Saturasi : kedua persambungan bias maju dan kon
disi normal x=W menjadi Pn(W) = Pno
3. Mode CutOff : hampir tidak ada muatan yang tersimpan d
i wilayah base, dan arus kolektor mendekati nol
4. Mode Interval : persambungan base-emitor menjadi bias
mundur dan persambungan kolektor base merupakan bias
maju  
Modifikasi Karakteristik Statik

Pengukuran karakteristi
k arus-tegangan keluar
an untuk konfigurasi b
ase-kolektor. Merupaka
n distribusi pembawa m
inoritas di wilayah base
dari transistor p-n-p
Mode aktif dengan Veb = konstan dan Vec bervariasi

Peningkatan lebar basis (W) diseb


abkan avalanche breakdown dari
persambungan base-kolektor.
Untuk lebar base yang sempit den
gan doping rendah berakibat daer
ah deplesi kolektor melakukan ko
ntak langsung dengan deplesi emi
tor.
Konfigurasi Common-Emitor

Tegangan breakdown pada kondisi base terbuka, gunakan


multiplikasi faktor M di persambungan kolektor :
M=
dimana Bvcbo merupakan tegangan breakdown common-ba
se dan adalah konstanta. Ketika base terbuka Ie=Ic=I. Maka
nilai arus yaitu :
M (I + ) = I
 
Arus dibatasi hanya oleh resistensi eksternal M = 1.
Gambar disamping menunjukan
perbandingan arus dan tengang
an pada emitor-base (VEB) trans
istor bipolar mode aktif. Saat lev
el arus kecil, arus rekomendasi le
bih dominan dan arus base (IB)
bervariasi sebagai exp (qVEB / m
kT). Arus kolektor (Ic) tidak terp
engaruh arus rekomendasi karen
a disebabkan hole menginjeksi b
ase dan berdifusi ke kolektor.
Respon Frekuensi dan Peralihan Transistor Bipolar

1. Model Ebers-Moll
Dalam mode aktif, sebagian kecil minoritas yang diinjeksi ke
base dari emitor akan mencapai kolektor. Fraksi ini diwakili ,
dimana adalah arus maju common-base dan adalah arus yan
g melintasi persambungan emitor-base.
= ( - 1)
dimana merupakan arus saturasi dari dioda.
 
Respon Frekuensi dan Peralihan Transistor Bipolar

2. Respon Frekuensi
istilah “small-signal” menunju
kan nilai puncak arus sinyal ac
dan tegangan dc nilainya lebih
kecil. Ketika sinyal ac kecil ditu
mpangkan pada tegangan mas
ukan, arus base akan bervariasi
sebagai fungsi waktu.
Respon Frekuensi dan Peralihan Transistor Bipolar

(a) Basic transistor equivalent s


irkuit
(b) Basic sirkuit dengan penam
bahan deplesi dan kapasitansi
difusi
(c) basic sirkuit dengan penam
bahan resistansi dan kondukta
nsi
Current gains sebagai fungsi dari operasi frekuensi
Arus comon-base :

Dimana adalah frekuensi rendah.


Arus common-emitor ().

Dimana frekuensi cutoff common-e


mitor = ( 1 - )

 
Peralihan Switching

Transistor dirancang untuk berfu


ngsi sebagai switch. Menggunaka
n arus kecil untuk mengubah arus
kolektor dari tegangan tinggi, da
n kondisi off saat tegangan renda
h.
HISTEROJUNCTION BIPOLAR TRANSISTOR

Transistor bipolar heterojunction (HBT) adalah transistor di mana


satu atau kedua persimpangan p-n dibentuk antara semikonduktor
yang berbeda. Keuntungan utama dariHBT adalah efisiensi emitor
tinggi (γ). Aplikasi rangkaian HBT pada dasarnya sama dengan
yang ada transistor bipolar

https://nanohub.org/
03. TYRISTOR

Istilah “Thyristor” berasal dari bahasa Yunani


yang artinya adalah “Pintu”.Thyristor adalah
komponen elektronika yang berfungsi sebagai
saklar (switch) atau pengendali yang terbuat
dari bahan semikonduktor.
Thyristor biasanya terdiri dari empat lapisan
dengan tiga buah terminal. Empat lapisan pada
thyristor itu terdiri dari:
1) Lapisan semikonduktor tipe N, dan
2) Lapisan semikonduktor tipe P.

Kedua jenis semikonduktor tersebut dipasang secara


bergantian / bertumpuk sehingga menghasilkan tiga
persimpangan N yang terbentuk. Tiga terminal tersebut,
yaitu:
1. Terminal Anoda (A),
2. Terminal Katoda (K), dan
3. Terminal Gate / Gerbang (G).
G = Gate

A = Anoda

K = Katoda

P = positif

N = Negatif

Ig = Arus masuk terminal Gate

Ia = Arus masuk terminal Anoda

J1; J2; J3 = Persimpangan


PROSES KERJA TYRISTOR
• Proses kerjanya adalah pada saat arus mengalir
masuk ke komponen maka akan dikontrol
besaranya oleh bagian Gate (G) melalui triger
sinyal listrik yang dimasukkan.
• Terminal Anoda (A) dan Katoda (K) adalah
bagian terminal yang menangani masukan
tegangan dan arus yang melewati thyristor.
• Suatu contoh sederhana adalah: Pada saat
komponen terhubung secara seri dengan
rangkaian beban, arus beban akan mengalir
melalui komponen melalui Anoda ke Katoda,
tapi beban arus tersebut dikendalikan oleh
bagian Gate (G) melalui injeksi sinyal yang
dimasukkan pada terminal Gate.
• Sehingga bisa dibayangkan komponen ini
seperti sakelar listrik yang memiliki tambahan
pengatur arus dan tegangan yang
melewatinya.
Namun proses tersebut dengan injeksi
JENIS JENIS TYIRISTOR
1. SCR (Silicon Controlled Rectifier)
2. SCS (Silicon Controlled Switch)
3. TRIAC (Triode from Alternating Current)
4. DIAC (Diode Alternating Current)
Jenis-jenis Thyristor

1. SCR (Silicon Controlled Rectifier) Cara Kerja SCR


SCR adalah jenis Thyristor yang Saat tidak dialiri arus listrik, SCR akan berada di
memiliki tiga kaki terminal yang masing- keadaan OFF. Saat terminal GATE-nya dialiri arus
masing terminal dinamai dengan GATE, rendah, SCR akan menjadi ON dan menghantarkan
ANODA dan KATODA. Secara struktur, SCR arus listrik dari ANODA ke KATODA. Meskipun arus
terdiri dari 4 lapis semikonduktor yaitu PNPN listrik GATE-nya dihilangkan, SCR akan tetap dalam
yang terminal pengendalinya terdapat pada keadaan ON hingga arus yang mengalir dari ANODA
lapisan P (Positif). ke KATODA tersebut juga dihilangkan atau 0V.
2. SCS (Silicon Controlled Switch)
Cara Kerja SCS
SCS merupakan jenis Thyristor yang memiliki 4 kaki Cara Kerja SCS hampir sama
terminal yaitu terminal GATE, ANODE GATE, ANODE dengan SCR, namun SCS
dan CATHODE. Sama seperti SCR, SCS atau Silicon dapat di-OFF-kan dengan cara
Controlled Switch juga berfungsi sebagai Saklar. memberikan tegangan tertentu
pada kaki terminal Anode Gate
(Gerbang Anoda). Perangkat ini
juga dapat dipicu dengan
memberikan tegangan negatif ke
Anode
Gate, arus listrik akan mengalir
satu arah yaitu dari Anoda (A) ke
Katoda (K).
3. TRIAC (Triode from Alternating Current)
TRIAC adalah Thyristor yang berkaki termi-nal
tiga yang masing-masing terminalnya dinamai
dengan GATE, MI1 dan MI2. Setelah dipicu (trigger)
menjadi ON, TRIAC mampu menghantarkan arus
listrik dari kedua arah. Oleh karena itu, TRIAC sering
disebut juga dengan Bidirectional Triode Thyristor.

Cara Kerja TRIAC


Cara Kerja TRIAC juga hampir sama dengan SCR,
namun TRIAC dapat mengendalikan arus listrik dari
dua arah baik dari arah MT1 ke MT2 ataupun dari
MT2 ke MT1. Dengan demikian TRIAC dapat
digunakan
sebagai saklar yang mengendalikan arus DC maupun
arus AC. TRIAC akan berubah menjadi kondisi ON
dan menghantarkan arus listrik apabila terminal
GATE-nya diberikan arus listrik, jika arus listriknya
Fahmi. 2010. Karakteristik TRIAC dihilangkan makan TRIAC akan berubah menjadi OFF.
4.DIAC (Diode Alternating Current)
DIAC adalah Thyristor yang hanya memiliki dua kaki terminal dan dapat menghantar arus listrik dari
kedua arah apabila tegangan melampaui batas tegangan breakovernya (tegangan breakdown). DIAC
sering disebut juga dengan Bidirectional Thyristor.
Cara Kerja DIAC
DIAC akan berada di kondisi OFF apabila tegangan yang diberikannya masih dibawah tegangan
breakover-nya. Ketika tegangan mencapai atau melampaui batas breakover-nya, DIAC akan berubah
menjadi kondisi ON dan menghantarkan arus listrik. Setelah DIAC dipicu menjadi ON, DIAC akan terus
menghantarkan arus listrik (dalam kondisi ON) meskipun tegangan yang diberikan tersebut turun
dibawah tegangan breakover. DIAC hanya akan berhenti menhantarkan arus listrik atau berubah menjadi
kondisi OFF apabila tegangan yang diberikannya menjadi “0” atau dengan kata lain arus listriknya
diputuskan.
Aplikasi thyristor secara umum

Pengaplikasian thyristor secara umum sebagai berikut:

1. Mengontrol kecepatan dan frekuensi


2. Penyearahan
3. Pengubahan daya
4. Manipulasi robot
5. Kontrol temperatur
6. Kontrol cahaya
Keistimewaan Tyristor
Keistimewaan thyristor dibanding dengan sebuah sakelar biasa atau sakelar elektronik:

a. Yang jelas thyristor dapat dikontrol besaran outputnya, selain itu juga lebih besar kemampuannya
pada tegangan lebih besar, sedangkan sakelar digital pada elektronika hanya mampu dilewati oleh
arus dan tegangan yang rendah.

b. Pada saat tegangan positif dimasukkan melalui terminal Anoda, maka tidak akan ada arus yang
akan mengalir, kondisi ini disebut sebagai kondisi bloking untuk bias maju. Bagaimana untuk
meneruskan arus atau tegangan yang masuk hingga keluar melalui terminal Katoda?

c. Yaitu dengan memberikan injeksi sinyal ke terminal Gate, dengan memberi masukkan trigering ke
bagian Gate maka arus dan tegangan yang masuk dari Anoda akan diteruskan ke bagian Katoda, ini
disebut sebagai kondisi konduksi maju.

d. Meskipun injeksi sinyal pada terminal Gate dilepas, arus dan tegangan yang melewati komponen
akan terus mengalir hingga polaritas beban menjadi terbalik.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai