Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

FISIKA STATISTIK

PRODI S1 DIKFIS-FMIPA

Skor Nilai:

NAMA MAHASISWA : RIKA WAHYUNI

NIM : 4171121028

DOSEN PENGAMPU : Drs. Rappel Situmorang, M.Si

MATA KULIAH : FISIKA STATISTIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Februari 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya yang senantiasa diberikan sampai saat ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini. Dengan
diberikannya tugas ini mengajarkan penulis untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas ini dan membantu penulis dalam memahami materi Fisika Statistik.

Tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap bagi pembaca agar
memberikan kritik dan saran yang dapat membangun agar penulis bisa lebih baik lagi
kedepannya.

Medan, 25 Februari 2020

Rika Wahyuni

4171121028

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ..................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan CBR .................................................................................. 1


C. Manfaat CBR ................................................................................................ 1
D. Identitas Buku yang Direport......................................................................... 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama .................................................................................................. 4


B. Buku Pembanding ......................................................................................... 13

BAB III PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kekurangan Buku ................................................................. 15

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 16

B. Rekomendasi ................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Salah satu dari enam tugas dari kurikulum KKNI adalah critical book report
(CBR). Cara mengerjakan critical book report (CBR), yaitu pertama-tama harus
mencari satu, dua, atau tiga buku yang relevan yang materinya sesuai dengan apa yang
ingin di kritisi. Kemudian ringkas buku terlebih dahulu agar kita mengetahui isi dari
buku itu seperti apa. Lalu bandingkan kedua atau ketiga buku tersebut dengan point
yang dinilai yaitu kelebihan dan kekurangannya. Terakhir simpulkan tentang kritikan
buku tersebut dan rekomendasikan mana buku yang lebih baik digunakan.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Untuk menyelesaikan tugas dari kurikulum KKNI.
2. Untuk membantu mencari buku atau bahan bacaan yang sesuai.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari suatu buku atau bahan bacaan.

C. Manfaat CBR
1. Dapat menyelesaikan tugas dari kurikulum KKNI.
2. Dapat membantu mencari buku atau bahan bacaan yang sesuai.
3. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dari suatu buku atau bahan bacaan.

1
D. Identitas Buku yang direport

Buku Utama

Judul : Dasar Fisika Statistik Pendekatan Makroskopik dan Termodinamika


Edisi : (1)
Pengarang : Dr, Juniatel Rajagukguk, M.Si., Dr. Makmur Sirait, M.Si., Dr. Nurdin
Siregar, M.Si., Drs. Rappel Situmorang, M.Si.
Penerbit : Mahara Publishing
Tahun terbit : 2018
Kota terbit : Tanggerang
ISBN : 978-602-466-096-3

2
Buku Pembanding

Judul : Fisika Statistik


Edisi : (1)
Pengarang : Sukarmin
Penerbit : PT Yuma Pustaka
Tahun terbit : 2011
Kota terbit : Yogyakarta
ISBN : 978-979-099-477-5

3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Ringkasan Isi Buku Utama
2.1. Bobot Statistik
Koordinat suatu bilik dalam ruang fase dapat di analogikan sebagai bilangan kuantum.
Berdasarkan prinsip larangan Pauli, tidak boleh ada dua partikel yang memiliki 4 bilangan
kuantum yang sama. Larangan Pauli berimplikasi bahwa ada dua partikel dalam satu bilik.
Alasannya, bilangan kuantum spin untuk partikel fermion hanya ada dua kemungkinan yaitu
+ ½ atau – ½.

Untuk keperluan perumusan bobot statistik, setiap bilik dibagi atas dua sub – bilik, dimana
masing – masing sub-bilik hanya dapat diisi oleh satu fermion. Dengan demikian jumlah
maxsimum titik representasi dalam satu sel adalah dua kali dari jumlah bilik. Tentu saja jika
ada bilik yang kosong, jumlah sesungguhnya akan berbeda.

2.2. Konfigurasi Fermion


Untuk sistem kuantum fermion dengan bilangan kuantum spin merupakan kelipatan ganjil
dari h / 4π. Dan perlu diingat, salah satu sifat yang dimiliki fermion adalah memenuhi prinsip
ekslusi Pauli. Tidak boleh ada fermion memiliki keadaan kuantum yang sama. Satu keadaan
hanya boleh kosong atau hanya ditempati oleh satu fermion.

Konsekuensi dari prinsip eksklusi Pauli adalah jumlah fermion harus lebih sedikit atau
sama dengan jumlah keadaan. Ini berbeda dengan sistem klasik atau boson di mana tidak ada
pembatasan jumlah partikel yang menempati keadaan tertentu. Berapa pun jumlah keadaan
yang tersedia, maka keadaan tersebut dapat menumpang partikel klasik maupun boson yang
jumlah berapa pun.

Untuk menurunkan fungsi distribusi Fermi – Dirac kita pun akan memulai dengan
membagi keadaan – keadaan atas kelompok – kelompok sebagai berikut:

Kelompok ke – 1 mengandung g1 keadaan dengan energi rata – rata E1

Kelompok ke – 2 mengandung g2 keadaan dengan energi rata – rata E2

Kelompok ke – M mengandung gM keadaan dengan energi rata – rata EM

Jumlah sistem maisng – masing yang menempati keadaan misalkan

n1 sistem menempati keadaan – 1


n2 sistem menempati keadaan – 2
nM sistem menempati keadaan – M

4
karena satu keadaan maksimum menampung satu sistem maka harus terpenuhi n1 ≥ g1,
n2 ≥ g2, …………..≥ nM ≥ gM.

Selanjutnya kita akan menentukan bagaima cara menyusun n1 sistem pada g1, n2
kepada sistem pada g2,..., nM kepada sistem pada gM keadaan. Tinjau kelompok – 1. Di sini
ada g1 keadaan dan menampung n1 sistem. Kembali kita menganalogikan keadaan sebagai
wadah dan bola sebagai benda yang akan di tempatkan pada wadah masing – masing.

Untuk menentukan jumlah cara menempatkan bola ke wadah, kita menempatkan bola
pada wadahnya masing – masing. Pada satu wadah hanya boleh diletakan satu bola.
Penempatan ini menjamin bahwa tidak boleh lebih dari satu bola berada pada stu wadah.
Akibatnya didapat:

Ada n1 wadah yang ditempatkan bola

Ada g1 – n1 wadah yang kosong.

Kemudian dilakukan permutasi semua wadah yang ada, baik kosong maupun yang di
tempati bola. Karena bola sudah ditempati pada kursi, maka permutasi tidak memungkinkan
munculnya satu wadah yang mampu menampung lebih dari satu bola. Jumlah wadah yang
dipermutasi adalah g1 bola sehingga menghasilkan jumlah permutasi sebanyak g1! Cara. Tetapi
karena (g1 – n1) buah wadah kosong dan n1 buah wadah yang ditempati bola untuk
mendapatkan penyusunan yang berbeda. Jadi, jumlah penyusunan yang berbeda hanyalah

g 1!
( g1−n1 ) ! n1 !
Dengan cara yang sama di dapatkan jumlah cara penyusunan secara bersama – sama n1 sistem
pada g1 keadaan, n2 sistem pada g2 keadaan ……… nm sistem pada gm keadaan adalah:
m
gs!

s=1 ( g s−n s ) ! ns !
Selanjutnya kita perlu menentukan berapa cara membawa N sistem dari luar
untuk didistribusikan ke dalam keadaan-keadaan di dalam assembli. Seperti yang
kita bahas pada assembli boson, untuk partikel tidak terbe- dakan jumlah cara

5
tersebut adalah N!/N! = 1. Akhirnya, jumlah cara penyusunan fermion untuk konfigurasi
di atas adalah

m
gs!
W = ∏
s=1 ( g s−n s ) ! ns !
Dalam notasi logaritma
M
gs!
ln W = ∑ ln
s=1 [ ( g s−n s ) ! ns ! ]
M
ln W = ∑ ln g s !−ln(gs −¿ ¿ n s) !−ln ns ! ¿ ¿
s=1

Selanjutnya kita gunakan pendekatan Stirling untuk menyederhanakan


faktorial, yaitu

ln gs ! ∼= gs ln gs − gs

ln(gs − ns )! ∼= (gs − ns ) ln(gs − ns ) − (gs − ns )

ln ns ! ∼= ns ln ns − ns

2.3. Aplikasi Distribusi Fermi-Dirac


1. Fungsi Distribusi Fermi Dirac pada Suhu 0 K
Fungsi distribusi Fermi Dirac memiliki ciri menarik yang tidak
dimiliki oleh distribusi statistik lainnya, yaitu distribusi Maxwell-
Boltzman dan Bose-Einstein. Pada suhu 0 K, semua fermion terkumpul
pada tingkat energi di bawah energi maksimum yang kemudian disebut
dengan energi Fermi dengan kerapatan yang persis sama. Tiap keadaan
energi diisi oleh dua fermion yang memiliki dua kemungkinan nilai yang
berlawanan, yaitu +1/2 dan -1/2. Fermion tidak terdistribusi di atas
energi Fermi yang merupakan energi batas maksimum, artinya di atas
energi batas, keadaan energi kosong. Hal inilah yang menyebabkan
fungsi distribusi Fermi Dirac tiba-tiba diskontinu pada energi batas
tersebut.

Fungsi distribusi tersebut dapat dijelaskan dengan,

6
1
f ( E )= −α −βE
e +1

−1
Karena β= dan E F =αkT , maka
kT

1
f ( E )=
( E−E F )
exp[ kT
+1 ]
1
Dari persamaan di atas, jika E=EF maka f ( E )=
pada berapapun
2
suhu assembli. E Fadalah energi Fermi. Dengan demikian dapat
didefnisikan bahwa nergi Fermi sama dengan energi ketika fungsi
distribusi memiliki nilai tepat setengah.

Ketika suhu assembli 0 K, berlaku:

 Jika E> E F , maka


( E−E F ) ( E−E F )
= =∞
kT 0
Sehingga,
1
f ( E > E F ,T =0 )= ∞ =0
e +1
 Jika E< E F , maka

( E−E F ) ( E−E F )
= =−∞
kT 0
Sehingga,
1
f ( E < E F ,T =0 )= −∞ =1
e +1
Dari dua persamaan trsebut dapat disimpulkan bahwa pada suhu
T=0, fungsi distribusi Fermi-Dirac bernilai 1 untuk semua energi di
bawah energi Fermi dan bernilai nol untuk semua energi di atas energi
Fermi, seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1. Fungsi distribusi Fermi-Dirac


7 pada suhu 0K
2. Energi Fermi
Energi Fermi adalah energi maksimum yang ditempati oleh elektron
pada suhu 0 K. Dengan prinsip larangan pauli, fermion akan mengisi
semua tingkat energi yang tersedia. Namun pada suhu 0 K, tidak ada
satupun fermion yang menempati energi di atas energi Fermi seperti
yang telah ditunjukkan oleh gambar fungsi distribusi Fermi dirac pada
suhu 0 K.

Untuk mendapatkan persamaan energi Fermi, kita dapat menghitung


terlebih dahulu jumlah total fermion, yaitu

N=V ∫ n ( E ) dE
0

N=V ∫ g ( E ) f ( E ) dE
0

Jumlah total fermion dapat dihitung dengan mudah pada suhu 0 K


karena fungsi distribusi Fermi-dirac memiliki bentuk yang sederhana.
Jika perhitungan dilakukan pada T=0 maka
EF ∞
N=V ∫ g ( E ) f ( E ) dE+V ∫ g ( E ) f ( E ) dE
0 EF

EF ∞
N=V ∫ g ( E ) x 1 x dE+ V ∫ g ( E ) x 0 x dE
0 EF

EF

N=V ∫ g ( E ) dE
0

Rumus kerapatan keadaan per satuan volume, yaitu


3 1
1
g ( E )= 3
4 π √2 m 2 E 2
h

Khusus untuk electron, karena satu keadaan dapat ditempati oleh


dua fermion yang spin yang berlawanan, maka jumlah total fermion
dapat dihitung,
EF 3 1
1
N=V ∫ 2 x 3 4 π √2 m 2 E 2 dE
0 h

8
3 EF 1
V
N= 3 8 π √ 2 m 2 ∫ E 2 dE
h 0

3 3
V 2
N= 3 8 π √ 2 m2 x E F 2
h 3
3
3N 2m
8 πV (
= 2 EF
h ) 2

( ) = 2mh E
3N
8 πV
3
2 F

h2 3 N 2
EF= ( )
2 m 8 πV
3

Persamaan tersebut di atasdisebut dengan energi Fermi. Melalui


hubungan suhu Fermi yang berbanding lurus dengan energi Fermi, maka
dapat diperoleh pernyataan mengenai suhu Fermi pada suhu 0 K
sebagai berikut

EF
T F=
k

h2 3 N 2
T F= ( )
2mk 8 πV
3

3. Fungsi Distribusi Fermi Dirac pada Suhu T > 0 K


Pada suhu T > 0 K , maka sudah ada fermion yang menempati
tingkat energi di atas energi Fermi. Hal ini menyebabkan jumlah
fermion yang menempati tigkat energi di bawah energi Fermi menjadi
berkurang. Namun, tidak ada fermion yang memiliki energi yang jauh di
atas energi Fermi dan belum ada pula fermion yang memiliki energi
yang jauh di bawah energi Fermi. Akibatnya terjadi distorsi distribusi
Fermi Dirac hanya di sekitar energi Fermi saja. Distorsi tersebut hanya
berada pada daerah yang ordenya sekitar kT di sekitar energy Fermi.
Gambar di bawah ini adalah bentuk fungsi distribusi Fermi dirac pada
berbagai suhu.

9
4. Integral yang Mengandung Fungsi Fermi Dirac
Kita selanjutnya akan sering berhadapan dengan integral yang
mengandung fungsi distribusi Fermi-Dirac. Misalkan saat menghitung
energy rata-rata fermion, kita mengintegralkan energy dikali kerapatan
keadaan dikali fumgsi Fermi-Dirac. Khusus untuk suhu diatas 0 K,
integral yang melibatkan fungsi Fermi-Dirac sulit dilakukan. Suatu
pendekatan perlu ditempuh untuk mendapatkan hasil integral secara
analitik. Memang, dengan menggunakan software yang sesuai, seperti
matematika, kendala tersebut dapat diatasi dengan mudah. Tetapi
ketika ingin mendapatkan ungkapan secara analitik sederhana, mau
tidak mau kita mesti memecahkan integral tersebut dengan
aproksimasi yang reasonable.

Pada bagian ini kita mencari bentuk umum integral yang berupa
perkalian fungsi Fermi-Dirac dengan fungsi sembarang. Bentuk umum
tersebut dapat diperoleh berkat beberapa kekhasan dari fungsi Fermi-
Dirac. Mari kita pecahkan integral bentuk umum berikut ini

I =∫ φ ( E ) f (E)dE
0

Dimana φ ( E ) sembarang fungsi dari E. Kita selanjutnya mendefinisikan


fungsi berikut ini.
E
ψ ( E )=∫ φ ( E ) dE
0

Dari definisi tersebut kita mendapatkan

d ψ=φ ( E ) dE

sehingga,

10

I =∫ f ( E) d ψ
0

Selanjutnya kita menggunakan dalil rantai untuk menguraikan integral.


Dalil tersebut terbentuk ∫ udv=uv−∫ vdu. Dengan dalil ini maka
persamaan menjadi

df
I =[f (E)ψ ( E)]∞0 −∫ ψ dE
0 dE

df
¿ [ f ( ∞ ) ψ ( ∞ ) −f ( 0 ) ψ ( 0 ) ] −∫ ψ dE
0 dE

Tetapi, berdasarkan definisi fungsi Fermi-Dirac kita dapatkan


f ( ∞ ) =0 dan f ( 0 ) =1. Selanjutnya berdasarkan definisi ψ pada persamaan
sebelumnya kita dapatkan
∞ 0
ψ ( ∞ )=∫ φ ( E ) dE , dan ψ ( 0 )=∫ φ ( E ) dE=0
0 0

Dengan demikian persamaan menjadi


∞ ∞

[
I = 0 x ∫ φ ( E ) dE−1 x 0 −∫ ψ
0
] 0
dF
dE
dE


dF
¿−∫ ψ dE
0 dE

Selanjutnya kita uraikan ψ (E)dalam deret Taylor di sekitar E F hingga


suku ketiga yaitu

dψ 1 d2 2
ψ ( E )=ψ ( E F ) + │E ( E−E F ) + │ ( E−E F )
dE F
2 d E2 E F

Berdasarkan definisi ψ ( E ) dalam persamaan sebelumnya maka kita


dapatkan
EF

ψ ( EF )=∫ φ ( E ) dE
0

d ψ dφ dψ
= se h ingga │ =φ( E F )
dE dE dE E F

11
d 2 ψ dφ d2 ψ d2φ
= se hingga 2 │E = 2 │E
dE 2 dE dE dE F F

Sehingga,
EF
1 dφ
ψ ( E )=∫ φ ( E ) dE +φ(E F ) ( E−EF ) + │E ( E−E F )2
0
2 dE F

kemudian,

∞ EF

I =−∫
0
{∫
0
φ ( E ) dE+ φ ( EF ) ( E−E F ) +
1 dφ
2 dE
2
│E ( E−E F ) −
F
df
dE}dE

EF ∞ ∞
df df 1 dφ df
¿−∫ φ ( E ) dE−∫ dE−¿ φ ( E F ) ∫ ( E−E F ) dE− │ E ( E−EF )2 dE ¿
0 0
dE 0
dE 2 dE dE F

EF ∞ ∞
df 1 dφ df
¿−∫ φ ( E ) dE [ f ( ∞ )−f ( 0 ) ] −φ ( E F )∫ ( E− EF )
dE
dE− │
2 dE E F
∫ ( E−E F ) 2 dE dE
0 0 0

EF ∞ ∞
df 1 dφ df
¿−∫ φ ( E ) dE [ f ( 0 )−f ( 1 ) ] −φ ( EF )∫ ( E−E F )
dE
dE− │
2 dE E F
∫ ( E−E F )2 dE dE
0 0 0

EF ∞ ∞
df 1 dφ df
¿−∫ φ ( E ) dE−φ ( E F ) ∫ ( E−E F ) dE− │ E ∫ ( E−E F )2 dE
0 0
dE 2 dE 0
dE F

Perhatian integral suku kedua diruas kanan persamaan di atas.


fungsi df /dE merupakan fungsi genap di sekitar E F, seperti diperlihatkan
gambar 11.3. fungsi ( E−EF ) sendiri merupakana fungsi ganjil di sekitar
E F. Dengan demikian, perkalian ( E−EF )df /dE merupakan fungsi ganjil
disekitar E F sehingga integral perkalian tersebut dalam daerah dari E
yang jauh lebih kecil dari E F sampai E yang lebih besar dari E F hasilnya
nol. Dengan demikian kita peroleh
EF ∞
1 dφ df
I =∫ φ ( E ) dE− │ E ∫ (E−EF )2 dE
0
2 dE 0
F
dE

Selanjutnya, dari fungsi distribusi Fermi-Dirac kita akan dapatkan

12
df exp [ E−EF ] /kT 1
= 2 Untuk
dE (exp ⁡[ E−E F ]/kT + 1) kT
menyelesaikan integral di ruas kanan persamaan sebelumnya mari
kita definisikan x=( E−E F )/kT .

Dengan definisi tersebut maka

df ex 1
= x 2
dE ( e +1) kT
2 2 2
( E−E F ) = ( kT ) x
dE=kT dx

Selanjutnya kita tentukan syarat batas untuk x. Jika E=0 maka


x=−E F /kT dan jika E=∞ maka x=∞. Akhirnya persamaan di atas dapat
ditulis sebagai
EF ∞
1 dφ
I =∫ φ ( E ) dE− │ ∫¿¿
0
2 dE E −E F F / kT
0

EF ∞
1 dφ −e x
¿ ∫ φ ( E ) dE+ │E ( kT )2 ∫ x 2 x dx
0
2 dE −E / kT
F
(e +1)
2
F

Untuk T sekitar suhu kamar maka berlaku E F ≫ kT sehingga → ∞


. Dengan demikian
EF ∞
1 dφ 2 2 ex
I ≈ ∫ φ ( E ) dE + │ (kT ) ∫ x x dx
0
2 dE E −∞
F
(e +1)
2

Dengan menggunakan matematika, kita dapat menentukan


dengan mudah bahwa integral diruas kanan memiliki hasil π 2 /3. Jadi
EF
1 dφ π2
I ≈ ∫ φ ( E ) dE + │E (kT )2
0
2 dE 3F

EF
1 dφ π2
¿ ∫ φ ( E ) dE+ │E ( kT )2
0
2 dE F
6

13
Persamaan tersebut di atas adalah bentuk umum yang akan
kita gunakan untuk mencari integral yang melibatkan fungsi Fermi
Dirac.

B. Ringkasan Isi Buku Pembanding


1.1 Partikel Fermi
Dalam azas larangan Pauli “ untuk atom yang memiliki lebih dari satu ellektron, misalnya
Natrium, elekton-elektron tidak berkumpul ditingkat energi rendah, karen amsing- masing
status hanya boleh ditempati tidak lebih dari satu elektron. Tingkat paling rendah ( n =1)
hanya boleh ditempati oleh dua elektron, yang satu spin nya keatas dan yang lainnya spinnya
kebawah. Sedangkan tingkat energi berikutnya, ( n = 2), akan ditempati oleh 8 elektron, dan
seterusnya, tingkat energi ke - n akan diisi oleh 2n2 elektorn dengan konfigurasi yang
didasarkan kepada azas larangan Pauli. Azaz larangan Pauli ini, diperoleh sebagi konsekuensi
dari sifat elektron sebagai gelombang, seperti yang sudah disinggung diatas. pada mekanika
kuantum untuk partikel identik, akan ditemuakan bahwa fungsi gelombang totalnya, hanya
boleh simetrik atau anti simetrik terhadap pertukaran dua partikel. Azas larangan Pauli, akan
muncul dengan sendirinya, apabila kita memilih fungsi gelombang total yang anti simetrik.
Partikel - partikel yang memiliki sifat seperti ini, misalnya elektron, proton dinamakan
“partikel fermi” atau “Fermiun”. Dalam pokok bahasan ini akan dibahas tentang partikel-
partikel fermi tersebut, melalui statistik yang disebut “statistik fermi-Dirac” yang dikembang
oleh Enrico Fermi dari Italia dan P. Dirac dari Inggris.

1.2 Fungsi Distribusi Fermi Dirac


Distribusi Fermi Dirac ini memiliki 2 ciri khas yaitu: a. Partikel-partikel dalam sistem
tidak dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lain. b. Satu status atau keadaan enerrgi,
hanya boleh diisi oleh satu partikel artinya tidak boleh diisi lebih dari satu partikel. Bila dilihat
dengan contoh sebuah partikel bebas bemassa m, dalam ruangan yang volume V, status energi
partikel itu ditentukan oleh 3 bilangan kuantum yaitu (nx, ny, dan nz yang merupakan
bilangan bulat dari 0,1,2,3....

14
1.3 Hukum Distribusi Fermi Dirac
Elektron bebas mempunyai spin s=1/2, sehingga bilangan kuantum magnetiknya ms =
±1/2; dalam keadaan tidak ada medan magnet elektron memiliki 2 keadaan yang berenergi
sama (degenerate). Jadi gi=2. Elektron dalam atom memiliki fungsi keadaan yang ditandai
dengan bilangan-bilangan kuantum: n, l, ml , s, ms
Untuk suatu harga ℓ ada (2ℓ +1) buah harga m ℓ ; sedangkan dengan s = 1/2, ada dua
harga ms = 1/2, -1/2. Jadi, tanpa medan magnet, ada 2(2 ℓ +1) buah keadaan yang
degenerate. Jadi gi = 2(2 ℓ +1). Berdasarkan prinsip Pauli, untuk suatu pasangan n, l, ml ,
s, ms hanya bisa ditempati oleh satu elektron. Jadi ni ≤ gi.
Jika tingkat energi, Ei, akan diisi dengan ni buah elektron, maka dengan degenerasi gi,
jumlah cara mengisikan partikel adalah: gi(gi-1) (gi-2)…….. (gi-ni+1).
Energi eφadalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron
dari logam. Dalam kasus efek fotolistrik, elektron dilepaskan jika foton hν≥eφ. Besaran
φadalah potensial yang disebut fungsi kerja dari logam. Pada suhu tinggi, beberapa
elektron menempati keadaan di atas energi EF (lihat gambar (b)). Pada suhu yang cukup
tinggi beberapa elektron memperoleh energi sebesar E=EF+eφ sehingga lepas dari logam.
Proses ini disebut emisi termionik, dan merupakan dasar bagi tabung elektron.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku
3.1.1 Kelebihan Buku

Dari aspek layout dan tata letak, buku utama terlihat buku klasik. Penggunaan font
pada buku pertama juga cukup jelas sehingga tidak menyulitkan untuk dibaca.

Dari aspek informasi yang diberikan, buku utama lebih banyak memberikan informasi.
Namun, pada buku pembanding juga ada memberikan informasi yang tidak ada di buku
utama.

3.1.2 Kekurangan Buku

15
Buku utama merupakan buku yang usianya sudah cukup tua dibandingkan dengan
buku pembanding. Namun, walupun begitu informasi yang diberikan pada buku utama tidak
sedikit.

Sub bab yang ada pada buku pembanding tidak begitu lengkap, sehingga untuk
beberapa informasi yang tidak ada di terdapat di buku pembanding harus dillihat lagi dari
buku utama atau dari buku referensi yang lain untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai
filsafat ilmu.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada buku utama Fermi Dirac menjelaskan bahwa koordinat suatu bilik dalam ruang fase
dapat di analogikan sebagai bilangan kuantum. Berdasarkan prinsip larangan Pauli, tidak
boleh ada dua partikel yang memiliki 4 bilangan kuantum yang sama. Larangan Pauli
berimplikasi bahwa ada dua partikel dalam satu bilik. Alasannya, bilangan kuantum spin untuk
partikel fermion hanya ada dua kemungkinan yaitu + ½ atau – ½.

Sedangkan pada buku pembanding, Fermi Dirac menjelaskan bahwa untuk atom yang
memiliki lebih dari satu ellektron, misalnya Natrium, elekton-elektron tidak berkumpul
ditingkat energi rendah, karen amsing- masing status hanya boleh ditempati tidak lebih dari

16
satu elektron. Tingkat paling rendah ( n =1) hanya boleh ditempati oleh dua elektron, yang
satu spin nya keatas dan yang lainnya spinnya kebawah. Sedangkan tingkat energi berikutnya,
( n = 2), akan ditempati oleh 8 elektron, dan seterusnya, tingkat energi ke - n akan diisi oleh
2n2 elektorn dengan konfigurasi yang didasarkan kepada azas larangan Pauli.

4.2 Rekomendasi

Setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua


tergantung diri sendiri atau guru yang mengajar sesuainya mengunakan buku yang mana. Dari
diri saya pribadi, buku utama lebih cocok digunakan oleh pelajar yang ingin lebih dalam
mempelajari materi tentang gerak melingkar. Alasannya karena, buku utama sudah ber-ISBN,
lebih lengkap isinya, dan didalam materinya terdapat gambar-gambar yang memudahkan
siswa dalam memahami materi.

DAFTAR PUSTAKA

Rajagukguk Juniatel, Makmur Sirait, Nurdin Siregar, Rappel Situmorang. 2018. Dasar Fisika
Statistik Pendekatan Makroskopik dan Termodinamika. Tanggerang : Mahara
Publishing
Sukarmin. 2011. Fisika Statistik. Yogyakarta : PT Yuma Pustaka.

17

Anda mungkin juga menyukai