Anda di halaman 1dari 82

SIFAT GELOMBANG

PADA PARTIKEL

SUSILAWATI
MEMBAHAS MASALAH SIFAT GELOMBANG DAN PARTIKEL

GELOMBANG SUATU SAAT DAPAT MENUNJUKKAN SIFAT


PARTIKEL

PARTIKEL SUATU SAAT DAPAT MENUNJUKKAN SIFAT


GELOMBANG

CAHAYA DAPAT MEMILIKI KEDUA SIFAT YAITU SEBAGAI


GELOMBANG DAN SEBAGAI PARTIKEL
DUALISME GELOMBANG PARTIKEL

• MENGISI RUANG
GELOMBANG • MEMILIKI PANJANG
GELOMBANG (λ)

• MENEMPATI SESUAI
PARTIKEL VOLUME
• MEMILIKI MOMENTUM
SETELAH MEMPELAJARI MATERI INI
MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT :

MEMAHAMI TEORI GELOMBANG DE BROGLIE

MEMAHAMI BENTUK PERS. UMUM GELOMBANG,


KECEPATAN FASA DAN KECEPATAN GROUP

MENJELASKAN DIFRAKSI PARTIKEL DAN PARTIKEL


YANG TERKUANTISASI DALAM KOTAK

MENJELASKAN PERINSIP KETIDAKPASTIAN


HEISENBERG
PENDAHULUAN
EINSTEIN
COMPTON
• TEORI INI DIPERKUAT OLEH HAMBURAN

(1905)
GELOMBANG (EFEK FOTOLISTRIK)
• MEMPERKENALKAN SIFAT PARTIKEL DARI

TETAPI APAKAH KEBALIKANNYA


MASIH BERLAKU ?

APAKAH PARTIKEL MEMILIKI


SIFAT GELOMBANG ?
PENDAHULUAN
• Louis de Broglie (1923), mempublikasikan
tulisan ringkas dalam Journal Comptes Rendus
yang berisi ide yang revolusioner terhadap
pemahaman fisika pada level yang paling
fundamental : yaitu bahwa partikel memiliki
sifat gelombang intrinsik.
PENDAHULUAN
• Werner Heisenberg dan kemudian Erwin
Schrodinger mengembangkan teori
berdasarkan sifat gelombang dari partikel.
• Pada 1927, Davisson dan Germer
mengkonfirmasi sifat gelombang dari partikel
dengan diffraksi elektron dari kristal tunggal
nikel.
TOKOH
SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL

Louis de Broglie Heisenberg Schrodinger


GELOMBANG
DeBroglie
GELOMBANG DeBroglie
Setelah Max Planck dan Albert Einstein pada awal abad
ke-20 sukses dalam mempelopori teori kuantum yang
menjelaskan tentang sifat-sifat partikel dari gelombang, pada
tahun 1924 muncul gagasan dari Louis de Broglie yang
mengajukan hipotesis sebaliknya, yaitu materi mempunyai
sifat-sifat gelombang selain sifat partikel.
Hipotesisnya cukup revolusioner karena tanpa didasarkan
pada eksperimental yang kuat, tidak seperti teori kuantum cahaya
yang memang didukung oleh fakta-fakta empiris. Keberadaan
gelombang “de Broglie” ditunjukkan orang sekitar tiga tahun
kemudian dan prinsip dualisme partikel dan gelombang de
Broglie ini digunakan sebagai proses awal perkembangan
mekanika kuantum oleh Schrodinger.
GELOMBANG DeBroglie
• Cahaya memiliki sifat gelombang seperti dalam peristiwa
interferensi dan difraksi, juga memiliki sifat partikel seperti
dalam peristiwa efek fotolistrik dan hamburan Compton.
• Sifat gelombang dinyatakan oleh panjang gelombang (λ) dan
sifat partikel dinyatakan oleh besaran momentum (p)
• Menurut de Broglie bahwa partikel (seperti elektron) yang
bergerak ada kemungkinan memiliki sifat gelombang dengan
panjang gelombang tertentu.
• Usulan de Broglie ini dapat dibuktikan dengan percobaan
difraksi elektron oleh Davisson & Germer
Persamaan De Broglie
Panjang Gelombang De Broglie

1. Pertama De Broglie menggunakan persamaan Einstein yang terkenal


berkaitan dengan Energi:
Dengan
E  mc 2 E = Energi, m = massa
c = kecepatan cahaya ( 3 x 108 m/s)

2. Menggunakan teori Planck yang menyatakan setiap kuantum dari gelombang


memiliki jumlah diskrit energi yang diberikan oleh persamaan Planck:
Dengan :
E = Energi, h = konstanta Plank
E  h
v = frekuensi
3. Sejak de Broglie percaya partikel dan gelombang
memiliki sifat yang sama, hipotesis De Broglie bahwa
kedua energi akan sama dengan:
2
mc  h

4. Karena partikel sesungguhnya tidak melaju pada


kecepatan cahaya, maka De Broglie mensubtitusikan
kecepatan (v) pada kecepatan cahaya (c)

2
mv  h
5. Melalui persamaan λ, De Broglie mensubtitusikan
untuk memperoleh panjang gelombang

hv hv h
2
mv   2 
 mv mv
Persamaan panjang gelombang dapat ditulis :

h .........................................................(1)

p
• Untuk partikel yang non-relativistic mempunyai massa m
dan bergerak dengan kecepatan v serta mempunyai energi
kinetik K = mv2/2, panjang gelombang de Broglie adalah:

h h
   
p mv
dengan mensubtitusikan nilai v yang diperoleh dari energi
kinetik maka diperoleh:

2K h h
2
v   
m 2K 2 Km 2
m
2K m m
v
m h
  .......... ....( 2 )
2 mK
Untuk partikel berenergi tinggi, mempunyai energi kinetik
maka dari itu panjang gelombang de Broglinya adalah
E 2  p 2 c 2  m02 c 4

K  E  m0 c 2  E  K  m0 c 2

Subtitusi nilai E pada persamaan partikel berenergi tinggi:

E 2  p 2 c 2  m02 c 4
( K  m0 c 2 ) 2  p 2 c 2  m02 c 4
p 2 c 2  ( K  m0 c 2 ) 2  m02 c 4
p 2 c 2  K 2  2m0 c 2 K  m02 c 4  m02 c 4
2 2 2 2 K ( K  m0 c 2 )
p c  K  2m0 c K p
c
Setelah diketahui nilai p, subtitusikan ke persamaan
panjang gelombang de Broglie berikut:
h

p
h

K ( K  m0 c 2 )
c
Sehingga diperoleh persamaan:

hc
........................................ (3)

K ( K  m0 c 2 )
Contoh Soal
Hitunglah panjang gelombang de Broglie dari empat
benda dengan data sebagai berikut:
a) Sebuah mobil 1000 kg yang bergerak dengan laju 100
m/s (sekitar 200 mil/jam)
b) Sebuah peluru 10 g yang bergerak dengan laju 500
m/s
c) Sebuah partikel asap rokok 10-6 g yang bergerak
dengan laju 1 cm/s
d) Sebuah elektron dengan energi kinetik 1 eV
Diket: a). m = 103 kg Ditanya: a) λ ?
v = 100 m/s b) λ ?
b). m = 10 g = 10-2 kg c) λ ?
v = 500 m/s d) λ ?
c). m = 10-6 g = 10-9 kg
v = 1 m/s = 10-2 m/s
d). me = 9,1 x 10-31 kg
1 eV = 1,6 x 10-19 J
h = 6,6 x 10-34 J.s
Jawab:
a) Dengan menggunakan hubungan klasik antara
kecepatan dan momentum
h h
 
p mv
6 , 6  10  34 J  s 6 , 6  10  34 J  s  39
 3
 5
 6 , 6  10 m
(10 kg )(100 m / s ) 10 kgm / s

b) Dengan menggunakan hubungan klasik antara


kecepatan dan momentum
h h
 
p mv
6 , 6  10  34 J  s 6 , 6  10  34 J  s  34
 2
  1, 3  10 m
(10 kg )( 500 m / s ) 5 kgm / s
c) Dengan menggunakan hubungan klasik antara kecepatan dan
momentum
h h
 
p mv
6,6  10 34 J  s 6 ,6  10  34 J  s  23
 9 2
 11
 6 , 6  10 m
(10 kg )(10 m / s ) 10 kgm / s

d) Energi diam (m0c2) elektron adalah 5,1 105 eV. Karena energi
kinetiknya (1 eV) sangat kecil dari pada energi diamnya, maka
kita dapat menggunakan kinematika tidak relativistik

p 2 mK  ( 2 )( 9,1  10 31 kg )(1eV )(1,6  10 19 J / eV )


25
 5,410 kgm/ s

Hasil ini dapat pula kita peroleh dengan cara berikut, dengan
menggunakan hc = 1240 eV.nm
2(mc 2 ) K 1 2
p  2mK  2
 2( mc )K
c c

cp  2(5,1105 eV )(1eV )  1,0 103 eV

h hc 1240 eV  nm
    3
 1, 2 nm
p pc 1, 0  10 eV
Panjang gelombang de Broglie pada sebuah
elektron (m = 9,1 x 10-31 kg) pada energi kinetik
100eV adalah (1eV =1,6 x 10-19 J),
h 6,6  10 34
 
2mE 2  9,1  10 31  100  1,6  10 19
6,6  10 34 9
  25
 0,12  10 m  1,2
53,96  10
ch
rel   0,037
E ( E  2m0 c 2 )

h
nr   0,038
2mE
PERSAMAAN GELOMBANG
PARTIKEL DALAM KOTAK
Untuk meneliti hakikat gelombang dari elektron, haruslah mengikuti
aturan kerja berikut.

Mula - mula kita percepat seberkas elektron melalui suatu potensial


V, hingga mencapai energi kinetik tidak relativistik K= eV dan
momentum p = . 2mK

Mekanika gelombang melukiskan berkas - berkas elektron ini sebagai


suatu gelombang dengan panjang gelombang λ= h/p.

Berkas gelombang ini menumbuk sebuah kristal dengan cara yang


sama seperti berkas sinar X pada Gambar 1, dan berkas yang
terhambur kemudian dipotret.
Gambar 3 menyajikan gambar potret yang diperoleh. Kemiripan
Gambar 3 (hasil difraksi elektron) dan Gambar 1 serta 2 (hasil
difraksi sinar-X) memberi kesan mendalam bahwa elektron memang
berprilaku sebagai gelombang.
Gambar 1. Peralatan untuk mengamati hamburan sinar-X oleh sebuah
kristal dan pola Loue pada kristal TiO2
Gambar 2 Pola Loue dari krystal
politilen.

Berbeda dengan pola loue pada kristal


TiO2
Gambar 3 Pola difraksi elektron.

Setiap titik terang menyatakan suatu


interferensi maksimum, seperti pada pola
difraksi sinar-X dari Gambar 1 dan
Gambar 2.
Gambar 3 menyajikan gambar potret yang
diperoleh.

Kemiripan Gambar 3 (hasil difraksi elektron) dan


Gambar 1 serta 2 (hasil difraksi sinar-X) memberi
kesan mendalam bahwa elektron memang
berprilaku sebagai gelombang.

Anda mungkin juga menyukai