DINAMIKA KRISTAL
OLEH:
KELOMPOK 5
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tugas ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah penulis yaitu “Pendahuluan Fisika Zat Padat”.
Makalah yang kami buat ini berjudul “Dinamika Kristal”.
Terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Makmur Sirait., M.Si sebagai dosen pengampu yang
telah memberikan tugas ini. Dengan diberikannya tugas ini mengajarkan penulis untuk
bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini dan membantu penulis dalam memahami
sistem periodik Atom.
Demikianlah makalah yang kami buat. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dari berbagai pihak khususnya Dosen Pendahuluan Fisika Zat Padat, agar dapat
bermanfaat bagi penyusunan makalah ini untuk kedepannya.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat padat adalah sebuah objek yang cenderung mempertahankan bentuknya ketika gaya
luar mempengaruhinya. Karena kepadatannya itu, bahan padat digunakan dalam bangunan
yang semua strukturnya komplek yang berbentuk. Seorang ahli mempelajari alat-alat mekanik
dari bahan material, seperti baja dan beton, digunakan untuk struktur yang akan dia bangun,
demikian pula, ini juga menarik minat ahli biologi untuk mengetahui sesuatu tentang alat-alat
material, seperti kayu dan tulang yang berasal dari komponen tanaman dan binatang. Dalam
bagian ini mendiskusikan pokok-pokok bagian dari zat padat dan beberapa kelompok-
kelompok dari materi biologi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika kisi kristal?
2. Bagaimana konsep Fnon?
3. Bagaimana momentum fonon ?
4. Bagaimana penghamburan fonon tak elastic?
5. Bagaimana dinamika kisi monoatomic dan dwiatomik ?
6. bagaimana zona brilloin kisi 1 dimensi, 2 dimensi dan 3 dimensi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dinamika kisi kristal
2. Mengetahui konsep fonon
3. Mengetahui momentum fonon
4. Mengetahui penghamburan fonon tak elastik
5. Mengetahui dinamika kisi monoatomic dan dwiatomik
6. Mengetahui zona briiloun kisi
BAB II
PEMBAHASAN
Zat padat tersusun dari atom-atom yang terpisah dan pisahan ini harus di
perhitungkan dalam dinamika kisi ketika panjang gelombang zat padat dapat diberlakukan
dalam medium tak hingga. Dinamika seperti ini dinamakan gelombang elastik.
dengan rapat massa ρ, yang dirambati gelombang mekanik ke arah memanjang batang x.
Pada setiap titik x dalam batang terjadi perubahan panjang u (x) sebagai akibat adanya
Gambar 2.1
du
∈= (2.1)
dx
σ =E ∈(2.2)
Dengan E menyatakan Modulus elastik atau Modulus Young. Selanjutnya, menurut hukum
kedua Newton, tegangan yang bekerja pada elemen batang dx menghasilkan gaya sebesar :
∂2 u
∂ t2
Sehingga
∂2 u
ρAdx = A { σ ( x+ dx ) −σ (x ) } (2.4)
∂ t2
∂σ ∂ε
¿ dx=E dx
∂x ∂x
∂ du ∂2 u
¿E ( )
∂ x dx
dx=E 2 dx ( 2.5 )
∂x
∂2 u ∂2u
ρAdx =E dx . A
∂ t2 ∂ x2
∂2 u ρ ∂2 u
= ( )
∂ x2 E ∂ t 2
(2.6)
yaitu persamaan gelombang elastik. Dan bila dibandingkan dengan persamaan gelombang
umum :
∂2 u 1 ∂2 u
=
( )
∂ x 2 v 2s ∂ t 2
akan diperoleh ungkapan bagi kecepatan gelombang elastik :
1/ 2
E
v s= ( )
ρ
(2.7)
Jelas bahwa kecepatan gelombang mekanik dalam batang (secara umum pada zat
padat) bergantung pada “besaran elastik” bahan tersebut, yakni modulus Young. Karena
perambatan gelombang tersebut bergantung pada besaran elastik maka gelombang yang
perambatan suara dalam padatan merupakan gejala gelombang elastis. Spektrum frekuensi
Debye yang dinyatakan pada persamaan (3.1) sering disebut spektrum phonon. Phonon
adalah kuantum energi elastik analog dengan photon yang merupakan kuantum energi
elektromagnetik.
3 Nhf E
E=3 N Ē= (3 . 1)
( hf )
e E / k T −1
B
Gelombang elastik pada zat padat ini dapat disebabkan baik oleh gelombang
tersebut dapat menyebabkan getaran kisi. Untuk selanjutnya, paket-paket energi getaran kisi
disebut fonon. Fonon dapat dipandang sebagai “kuasi partikel” seperti halnya foton pada
gelombang cahaya/elektromagnet. Melalui konsep yang mirip “dualisme partikel-
gelombang” ini, rambatan getaran kisi dalam zat padat dapat dianggap sebagai aliran fonon.
GELOMBANG PARTIKEL
Gelombang elektromagnetik Foton
Sebuah fonon dari vektor gelombang K akan berinteraksi dengan foton neutron,
fisik.
Alasan bahwa fonon dalam satu kisi tidak membawa momentum adalah bahwa
koordinat fonon melibatkan koordinat relatif dari atom. Sehingga dalam molekul H2
koordinat getaran molekul terletak di r1-r2, yang merupakan koordinat relatif dan tidak
membawa momentum linier, koordinat pusat massa ½ (r1 + r2) sesuai dengan mode K = 0
d
p=M ( )∑ u
dt s ( 3 . 2)
ketika kristal membawa Fonon K,
N −1
( 1−x s )
∑ xs= (3.4)
s=0 ( 1−x )
2 πr
K=±
Telah ditemukan bahwa nilai, Na dimana r adalah integer. Sehingga
Semua sama, untuk tujuan praktik fonon bertindak seolah-olah momentum adalah
ℏ K , dimana hal ini disebut momentum kristal. Dalam kristal terdapat aturan seleksi
elastis dari foton sinar x oleh kristal diatur oleh aturan seleksi vektor gelombang.
k ' =k +G ( 3 .6 )
Dimana G adalah vektor dalam kisi timbal balik, k adalah vektor gelombang dari
foton yang diamati, dan k’ adalah vektor gelombang dari foton tersebar. Dalam proses
refleksi kristal semua akan mengalami momentum −ℏ G , tetapi ini jarang dianggap
secara eksplisit.
Gelombang vektor total yang merupakan interaksi gelombang bersifat kekal
dalam kisi periodik, dengan penambahan yang mungkin dari vektor kisi resiprokal G.
Jika hamburan foton bersifat inelastis, dengan membuat fonon dari vektor
k '+K =k +G
k ' =k + K +G ( 3 .7 )
Hubungan dispersi fonon sering dijelaskan dengan hamburan tak elastik dari
neutron dengan emisi atau absorpsi proton. Lebar sudut dari berkas neutron yang tersebar
Sebuah neutron berada pada kisi kristal akibat interaksi inti atom. Hamburan
kinematik neutron pada kisi kristal menggambarkan aturan seleksi vektor gelombang
secara umum.
k +G=k '± K (3 . 8 )
yang dilepas (+) atau diserap (-) dalam suatu proses, dan G adalah vektor kisi resiprokal.
2 2
ℏk
neutron. Energi kinetik dari interaksi neutron adalah 2 M n . Jika k’ adalah vektor
2 2
ℏ k'
gelombang dari hasil interaksi neutron, maka energinya adalah 2Mn . Persamaan
2 2 2 2
ℏ k ℏ k'
= ±ℏ ω (3 . 9 )
2 Mn 2 Mn
dimana ℏ ω adalah energi fonon yang dilepaskan (+) atau diserap (-) selama proses
berlangsung.
un 1, ............dst.
Gambar 4.1. Kisi eka-atom satu dimensi dalam keadaan seimbang (atas) dan
dirambati gelombang longitudinal (bawah).
Menurut hukum kedua Newton, persamaan gerak atom ke-n dapat diungkapkan
sebagai berikut :
d 2 un
m =C(un+1 +un−1−2un ) (4.1)
dt 2
m massa atom, C tetapan elastik ikatan antar atom (semacam tetapan pegas), dan t
menyatakan waktu. Terhadap persamaan gerak itu dapat diambil penyelesaian berbentuk :
un =A e(iq x )
n
(4.2)
A amplitudo dan xn adalah posisi atom ke-n terhadap pusat-pusat koordinat sembarang dan
dapat dituliskan :
x n=na
n bilangan bulat dan a tetapan kisi. Masukkan solusi (4.2) ke dalam persamaan gerak (4.1),
d 2 ( A e [ i (qan−ωt )] )
m =C ¿)
dt 2
−m ω2 un=C ¿) (4.3)
dimana,
maka,
2
=C ¿)
(inqa)
−m ω A e
sehingga,
2C
ω 2= (1-cos qa¿
m
Turunkan ,
cos 2 a=1−2 sin 2 a
jadi,
2C
ω 2= ¿
m
2C 1
ω 2= (2 sin 2 qa)
m 2
4 C 2 qa
ω 2= sin
m 2
ω=2 ¿
Diperoleh solusi ω :
qa
ω=ω m sin(¿ )¿ (4.6)
2
Dengan,
ω m=2 ¿
Hasil (4.6) menyatakan hubungan antara ω dan q, jadi jelas bahwa persamaan
tersebut menyatakan hubungan dispersi yang dalam kasus ini berbentuk/bersifat sinusoida.
Dalam pembahasan di atas secara implisit telah digunakan pendekatan gelombang pendek,
karena medium “tampak” sebagai deretan atom-atom diskrit. Dari hasil dapat dikatakan
bahwa untuk kisi diskrit atau pendekatan gelombang pendek, hubungan dispersinya
Kisi dwi atom 1 dimensi merupakan kisi yang tersusun oleh dua atom dengan massa
berbeda yang diperlihatkan dalam satu dimensi. Massa M1 bisa dianggap berada pada titik
kisi sedangkan massa 2 atau M 2 berada pada titik tengah suatu sel satuan. Sehingga
simpangan akibat adanya getaran yang menyebabkan atom-atom ini bergerak dapat terukur
dalam jangka waktu tertentu. Berikut gambar pergerakan atom dalam kisi
Gambar 5.1: posisi atom pada sel primitive yang tersusun atas 2 atom, (a) posisi
atom setimbang, (b) perpindahan kontinyu
Gambar di atas menunjukkan apabila kisi dirambati gelombang maka atom-atom akan
menyimpang sejauh …U n−1 ,u n ,u n+1 dan seterusnya. Kita dapat menganggap atom-atom
yang berdekatan atau tetangga terdekat akan dipengaruhi oleh potensial tetangganya
masing- masing sehingga Energi potensial yang dialami oleh atom-atom dapat digambarkan
secara matematis,yaitu:
1 1
EP= K ∑ (u n−un )2 + K ∑ (un−u n+1 )2(5.1)
2 n 2 n
Untuk mempermudah perhitungan kita dapat menganggap atom dengan massa lebih kecil(m)
bernomor ganjil sedangkan atom bermassa lebih besar (M) bernomor genap maka
Gambar 5.2
Dari gambar diatas terlihat bahwa atom-atom baik itu atom bermassa kecil maupun
d2U
F=m .a dimana a= 2
dt
F=−ku (5.2)
Namun, karena massa dan pergerakan kedua atom ini berbeda sehingga kita harus
Persamaan perpindahan untuk atom bermassa lebih besar (M) atau atom bernomor
ganjil.
d 2 U 2 r+1
m =k ( u 2 r+2 +u2 r −2u 2 r+1 ) (5.3)
dt2
Persamaan perpindahan untuk atom bermassa lebih kecil (m) atau atom bernomor genap
d2 U 2r
m =k ( u2 r +1 +u2 r−1−2 ur ) (5.4)
d t2
Dengan adanya persamaan posisi ini maka kita harus mampumenyatakan persamaan
Jadi,
Mm ω4 −( m+ M ) 2 c ω2 +4 c 2 ( 1−cos2 qa ) =0
1 1 1 1 2 4 sin2 qa 1/2
ω 2=c ( M m ) (
+ ±c[ +
M m
−
Mm )] (5.10)
1 1 1 1 2 4 sin 2 qa 1 /2
ω 2=c ( M m ) (
+ +c [ +
M m
−
Mm ) ] (5.11)
Persamaan ini disebut persamaan frekuensi cabang optic karena apabila dihitung, frekuensi
1 1 1 1 2 4 sin2 qa 1/ 2
ω 2=c ( M m ) (
+ −c [ +
M m
−
Mm ) ] (5.12)
Persamaan kedua ini disebut persamaan gelombang frekuensi cabang akustik karena
karakteristiknya mirip seperti gelombang bunyi yang mana apabilaω meningkat maka q
Berikut pola gerakan atom akibat getaran yang terjadi di lihat dari Amplitudo baik itu
Amplitudo atom bernomor ganjil maupun genap. Yang didapat dari persamaan berikut
Gambar
5.3. Dapat dilihat pada gambar bahwa cabang akustik untuk A1 dan A2 sefase sedangkan untuk
cabang optic tidak sefase
π π
daerah dengan interval – <q< karena pada interval ini tidak ada gelombang maka kisi
2a 2a
dwi atomik tidak merambatkan gelombang tetapi meredamnya. Hal ini memungkinkan kisi
menjadi tapis lolos yakni mampu meredam maupun merambatkan frekuensi tertentu.
fisikawan Perancis. Dalam matematika dan fisika zat padat, zona Brillouin adalah sel satuan
primitif dalam kisi resiprok. Batas-batas sel ini diberikan oleh bidang yang berhubungan
dengan titik pada kisi resiprokal. Sebuah zona Brillouin didefinisikan sebagai sel Wigner-
Seitz di kisi resiprokal. Garis yang menghubungkan titik asal kisi ke titik-titik kisi tetangga
sekarang merupakan vektor kisi resiprokal G (Gambar 6.1). Daerah terkecil yang ditutupi
oleh sel Weigner-Seitz (kuning) juga dikenal sebagai zona Brillouin pertama.
Gambar 6.1. Zona Brillouin pertama
Ada juga zona Brillouin kedua, ketiga, dll, , berhubungan dengan rangkaian daerah
yang memisah (semua dengan volume yang sama) untuk meningkatkan jarak terdekat dari
asal, tetapi ini lebih jarang digunakan. Sehingga, zona Brillouin pertama sering disebut
sebagai zona Brillouin saja (Secara umum, zona Brillouin-n terdiri dari himpunan titik-titik
yang dapat dihubungkan dari asal dengan melintasi n-1 bidang Bragg yang berbeda). Sebuah
konsep yang terkait bahwa dari zona Brillouin dapat diminimalkan, yang merupakan zona
Brillouin pertama dikurangi dengan semua simetri dalam kelompok titik kisi.
Zona Brillouin juga dikatakan sebagai representasi tiga dimensi dari nilai k, k
adalah vektor bilangan gelombang yang searah dengan rambatan gelombang. Nilai kritis
bidang kristal, θ. Oleh karena itu dalam kristal tiga dimensi k kritis tergantung dari
arah gerakan elektron relatif terhadap kisi kristal, dan kemungkinan adanya susunan
bidang kristal yang berbeda. Jika jarak antar ion dalam padatan adalah a, maka dari
nπ
persamaan |k|= ≡± k , kita dapatkan nilai kritis bilangan gelombang untuk kasus
d sin θ
nπ
k kritis= dengan n=±1 , ± 2, ± 3 …(6.1)
a
Daerah antara –k1 dan +k1 disebut zona Brillouin pertama. Gambar 6.2 memperlihatkan
Pada kasus dua dimensi kita melihat gambaran nilai-nilai batas k pada
sumbu koordinat x-y pada Gambar 6.3. Karena baik bidang vertikal maupun horizontal
π 2
k x n1 + k y n2 = (n +n 22 ) (6.2)
a 1
Pada kasus tiga dimensi, kita melihat satu contoh Zona Brillouin untuk kisi kristal
π 2
k x n1+ k y n2 +k z n3= ( n 1 +n 22 +n 32) (6.3)
a
Gambar 6.4. memperlihatkan gambaran tiga dimensi zona Brillouin pertama pada kisi
Untuk BCC, kisi resiproknya adalah kisi FCC. Bekerja pada garis yang sama
dapat ditemukan bahwa kisi resiprokal dari kisi bcc adalah kisi yang face-centred dan
Untuk FCC, kisi resiproknya adalah kisi BCC. Kisi resiprokal dari kisi fcc adalah
kisi yang body-centred dan sesuai zona Brillouin pertama adalah segi delapan.
Gambar 6.6. Zona Brillouin FCC
BAB III
KESIMPULAN
Energi vibrasi dari kisi disebut sebagai fonon, yang mana merupakan vibrasi kolektif suatu
bahan. Vibrasi ini dapat terjadi pada atom monoatomik dan diatomik.Getaran atom dapat pula
disebabkan oleh gelombang yang merambat pada kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang
digunakan dan dibandingkan dengan jarak antar atom dalam kristal, dapat dibedakan pendekatan
gelombang pendek dan pedekatan gelombang panjang
DAFTAR PUSTAKA
Sirait, Motlan. 2017. Pendahuluan Fisika Zat Padat. Medan : UNIMED Press
Kittel, C. 1996. Introduction to Solid State Physics Seventh Editio. United States Of America:
Parno. 1999. Pendahuluan Fisika Zat Padat: Dinamika Kisi. Diakses melalui
Sudaryatno, S dan Ning Utari S. 2012. Mengenal Sifat Material. Bandung: Darpublic.