OLEH:
Oleh Kelompok 3:
Abadi Syaputra (4183240011)
Kristina (4181240008)
JURUSAN FISIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Fisika Zat Padat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Khususnya kepada Bapak
dosen mata kuliah Pengantar Fisika Zat Padat dan kepada teman-teman semua yang telah
memberikan masukan-masukan demi kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, baik berupa materi maupun ide dan sehingga makalah ini dapat
mencakup semua pokok pembahasan. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kristal tersusun oleh atom-atom yang “diam” pada posisinya di titik kisi.
Sesungguhnya, atom-atom tersebut tidaklah diam, tetapi bergetar pada posisi
kesetimbangannya. Getaran atom-atom pada suhu ruang adalah sebagai akibat dari energi
termal, yaitu energi panas yang dimiliki atom-atom pada suhu tersebut. Jika suatu kisi berada
dalam ekuilibrium, masing-masing atom persis berada pada titik kisinya. Akan tetapi jika kisi
mengalami getaran maka masing-masing atom mengalami sedikit perpindahan. Getaran atom
dapat pula disebabkan oleh gelombang yang merambat pada kristal. Ditinjau dari panjang
gelombang yang digunakan dan dibandingkan dengan jarak antar atom dalam kristal, dapat
dibedakan pendekatan gelombang pendek dan pendekatan gelombang panjang. Disebut
pendekatan gelombang pendek apabila gelombang yang digunakan memiliki panjang
gelombang yang lebih kecil dari pada jarak antar atom. Dalam keadaan ini, gelombang akan
“melihat” kristal sebagai tersusun oleh atom-atom yang diskrit, sehingga pendekatan ini
sering disebut pendekatan kisi diskrit. Sebaliknya, bila dipakai gelombang yang panjang
gelombangnya lebih besar dari jarak antar atom, kisi akan “nampak” malar (kontinyu)
sebagai suatu media perambatan gelombang.
Teori Kerapatan Fungsional (TKF) untuk system kuantum adalah teori atau gagasan
eksak tentang masalah banyak partikel, untuk mempelajari perilaku-perilaku keadaan dasar
sistem-sistem elektron melalui prinsip variasi. Walaupun secara formal eksak, fungsional
tersebut secara umum tidak diketahui. Namun demikian, terdapat berbagai teknik pendekatan
yang bekerja dengan baik untuk berbagai sistem elektronik. TKF pada awalnya
dikembangkan untuk sistem-sistem kuantum. Pada tahun 1964, teori ini pertama kali digagas
dan dibuktikan eksistensinya oleh P. Hohenberg dan Walter Kohn [1], yang mempelajari
struktur elektron. Hasil karya ini dikenal sebagai teorema Hohenberg-Kohn (HK). Namun,
yang dihasilkan sebatas konsep, belum berada pada tataran terapan. Selanjutnya skema Kohn-
Sham diperkenalkan 1965. Skema ini sudah dilengkapi dengan Local Density Approximation
(LDA) [2]. Hasil ini selanjutnya dikembangkan untuk sistem-sistem kuantum pada suhu
berhingga [3]. Metode terdahulu dalam perhitungan struktur electron seperti teori Hartree-
Fock didasarkan pada fungsi gelombang banyak elektron yang rumit. TKF menggantikan
fungsi gelombang yang rumit ini dengan kerapatan electron sebagai besaran dasarnya.Tiga
puluh tahun belakangan ini, TKF telah menjadi metode yang dominan digunakan untuk
simulasi mekanika kuantum sistem periodik. TKF juga digunakandalam kimia kuantum dan
sekarang banyak digunakan untuk simulasi energi permukaan di dalam molekul [4].
B.Tujuan
1. Mengetahui pergeseran pada kisi kristal
2. Mengetahui kecepatan kelompok untuk suatu gelombang
C.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pergeseran pada kristal?
2. Bagaimana menentukan kecepatan kelompok pada suatu gelombang?
BAB II
PEMBAHASAN
Masukkan kembali hasil persamaan (5) ke persamaan semula (4) sehingga memberikan :
2 2
∂u ∂ u
ρ Adx 2 = E 2 dx.A
∂t ∂x
Yang dapat disederhanakan menjadi :
2 2
∂ u ρ ∂u
= ( ) 2 ................ (6)
∂ x² E ∂t
Yaitu persamaan gelombang elastik. Dan bila dibandingkan dengan persamaan gelombang
umum :
2
∂ u 1 ∂2 u
= 2
∂ x² v s ∂ t2
akan diperoleh ungkapan bagi kecepatan gelombang elastik :
E
vs = ( ¿1/2............. (7)
ρ
Jelas bahwa kecepatan gelombang mekanik dalam batang (secara umum pada zat padat)
bergantung pada “besaran elastik” bahan tersebut, yakni modulus Young. Karena perambatan
gelombang tersebut bergantung pada besaran elastik maka gelombang yang bersangkutan
disebut gelombang elastik.
Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan dibandingkan dengan jarak antar atom
dalam kristal,dapat dibedakan menjadi :
pendekatan gelombang pendek
pendekatan gelombang panjang
Apabila panjang gelombang yang digunakan memiliki panjang gelombang yang lebih
kecil dari jarak antar atom.
Dalam keadaan ini gelombang akan “melihat” bahwa kristal merupakan susunan atom
atom diskret, sehingga pendekatan ini sering disebut pendekatan kisi diskret.
Bila dipakai gelombang yang panjang, gelombangnya lebih besar dari jarak antar atom, kisi
akan “nampak” malar (kontinue) sebagai suatu media perambatan gelombang. Oleh karena
itu, pendekatan ini sering disebut sebagai pendekatan kisi malar.
ω = vs2……………………………………….(13)
Gambar 3. Hubungan dispersi linier untuk kisi malar (pendekatan gelombang
panjang)
Angka 2 pada persamaan tersebut muncul karena ragam gelombang meliputi 2 daerah(positif
dan negatif), yaitu berhubungan dengan gelombang yang merambat ke arah kanan dan kiri.
Lebih lanjut, perubahan gelombang di atas dapat diperluas untuk kasus tiga-dimensi.Dalam
ruang tiga-dimensi, fungsi gelombang dengan mengabaikan faktor waktu ditulis :
Rapat keadaan g(ω) dalam ruang tiga-dimensi dari rambatan gelombang dapat ditentukan
berdasarkan gambar 4. Jumlah ragam gelombang (dalam bola berjejari q) adalah perbandingan
antara volume bola dan volume yang ditempati oleh satu titik dalam ruang - k, jadi :
dengan vs,L dan vs,L adalah kecepatan gelombang longitudinal dan kecepatan gelombang
transversal.Sampai sejauh ini, kita telah membahas rambatan gelombang elastik pada bahan
padat.Gelombang elastik pada zat padat ini dapat disebabkan baik oleh gelombang mekanik
(bunyi/ultrasonik) maupun oleh gelombang termal (inframerah). Kedua gelombang tersebut
dapat menyebabkan getaran kisi. Untuk selanjutnya, paket-paket energi getaran kisi disebut
fonon. Fonon dapat dipandang sebagai “kuasi partikel” seperti halnya foton pada gelombang
cahaya/elektromagnet. Melalui konsep yang mirip “dualisme partikel gelombang” ini,
rambatan getaran kisi dalam zat padat dapat dianggap sebagai aliran fonon. Beberapa konsep
dualisme gelombang-pertikel ditunjukkan pada tabel 1
Untuk setiap vektor gelombang (k ) terdapat 3 model getaran yaitu : 1 buah longitudinal dan 2
buah transversal.
Kita anggap bahwa kristal akan merespon
Gelombang elastik secara linier terhadap gaya. Artinya : gaya yang bekerja pada bidang
kristal yang ke : s adalah sebanding dengan selisih simpangannya. Jadi:
Fs = c (Us+1 - Us) + c (Us-1 - Us)
Fs = c (Us+1 + Us-1 – 2Us)..................................(1)
Dengan :
Fs = gaya yang bekerja pada bidang kristal yang ke : s
C = tetapan elastisitas
Us = simpangan bidang kristal yang ke s
Us+1 = simpangan bidang kristal yang ke s+1
Us-1 = simpangan bidang kristal yang ke s-1
F = m. a = c. Δx
m. a = hukum newton
c. Δx = hukum hooke
m = massa atom.
Solusi dari persamaan gerak ini tergantung pada waktu (t) yang dinyatakan oleh :Us = e-it
Solusi:
Us = e- i ω t dapat ditulis sebagai berikut :
Us = e- i ω t ≈ e- i 2 π v t
= e- i 2 π v t λ/λ
Us = e- i k x = e- i k s a
Secara lengkap Us dapat ditulis sebagai berikut:
Us =U. e- i k s a.............................................................(4)
U = amplitudo
Karena itu:
=U. e- i k (s+1) a =U. e- i k s a. e+ i k a
Us+1 Us+1 = Us ei k a.........................................................(5)
Pers (5) → (3) didapat :
-ω2 Us m = c (Us ei k a + Us e- i k a – 2 Us)
-ω2 m = c (ei k a + e- i k a – 2)..........................................(6)
Persamaan gerak :
F = m.a = c. Δx
Untuk
Kisaran dari – π ke + π untuk fase Ka mencakup semua nilai independen dari eksponensial.
Nilai-nilai positif dan negatif K diperlukan karena gelombang dapat merambat ke kanan atau
kiri. Kisaran nilai independen K ditentukan oleh :
π π
- π < Ka ≤ π atau - <K≤
a a
Kisaran ini adalah zona pertama Brillouin dari kisi linier. Nilai ekstrimnya adalah K max = ± π
1
/a. Nilai kritis Kmax = ± π /a disini memenuhi kondisi Bragg 2d sin θ = n λ : dengan θ = π, d
2
= a, K = 2 π / λ , n = 1, jadi λ = 2a. Dengan sinar x memungkinkan untuk memiliki n sama
dengan bilangan bulat lain selain dari persamaan karena amplitudo dari gelombang
elektromagnetik memiliki arti dalam ruang antara atom-atom, tapiperpindahan amplitudo dari
gelombang elastis biasanya memiliki arti hanya atom pada diri mereka sendiri.
E. Kecepatan Group
Kecepatan transmisi paket gelombang adalah kecepatan kelompok, diberikan sebagai berikut:
Vg = dω / dK atau Vg = gradkω (K)
Gradien frekuensi terhadap K inilah kecepatan energi yang merapat dari medium.
Dari hubungan disperse, kecepatan group adalah :
1
Vg = (Ca²/ M)1/2. cos Ka
2
F. Vibrasi kristal berbasis satu atom dan Kecepatan kelompok (group Velocity)
Kristal tersusun oleh atom-atom diam pada posisinya di titik kisi. Sesungguhnya
atom tidaklah diam, tetapi bergetar pada posisi kesetimbangannya Getaran atom-atom pada
suhu ruang adalah sebagai akibat dari energi termal, yaitu energi panas yang dimiliki atom-
atom pada suhu tersebut.
Getaran atom dapat pula disebabkan oleh gelombang yang merambat pada kristal.
Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan dibandingkan dengan jarak
antar atom dalam kristal, dapat dibedakan pendekatan gelombang pendek dan pendekatan
gelombang panjang. Disebut pendekatan gelombang pendek apabila gelombang yang
digunakan memiliki panjang gelombang yang lebih kecil dari pada jarak antar atom (diskrit).
Disebut pendekatan gelombang panjang karena gelombang yang digunakan memiliki panjang
gelmobang yang lebih besar dari jarak atom (kontinu)
transversal
Gelombang elastik secara linier terhadap gaya. Artinya : gaya yang bekerja pada
bidang
kristal yang ke : s adalah sebanding dengan selisih simpangannya.
Kita gunakan hukum hooke untuk sifat gelombang elastis
Jadi:
Fs = c (Us+1 - Us) + c (Us-1 - Us)
Dengan :
F = gaya yang bekerja pada bidang kristal yang ke : s
C = tetapan elastisitas
Us = simpangan bidang kristal yang ke s
Us+1 = simpangan bidang kristal yang ke s+1
Us-1 = simpangan bidang kristal yang ke s-1
2
d Us
m. 2
=c ( U s +1+ U s−1−2 U s ) ¿ ..................................(2)
dt
m = Massa atom
Solusi dari persamaan gerak ini tergantung pada waktu (t) yang dinyatakan oleh :
−iωt
U s=e Karena pers (2) merupakan turunan hanya terhadap waktu, maka :
Persamaan (8) merupakan Persamaan Dispersi. Persamaan (8) menyatakan hubungan
antara frekuensi sudut (ω) terhadap vektor gelombang (k).
ω = f(k)
dω
V g= (Gradien atau Arah )
dk
gradien frekuensi sehubungan dengan K. ini adalah kecepatan propagasi energi dalam
medium
¿
d
dk{√ |
2
c
m
1
sin ka
2 |}
V g=2
√ c a
m2
cos
ka
2
................................. (9)
2π
Pada saat ka = π maka, a=π → λ=2 a
λ
V g=a
√ c
m
π
cos =0(tidak ada gradien)
2
π 2π π
Pada saat ka = maka, a= → λ=4 a
2 λ 2
V g=a
√ c
m
π
cos ≈ 0 ,74 a
2
c
m √
(ada gradien)
Dispersi phonon dikaitkan dalam kristal dengan dua atau lebih per atom primitif
dasar. Seperti contohnya NaCl atau struktur intan, dengan dua atom dalam sel primitif.
Untuk setiap mode polarisasi dalam arah penyebaran mengingat hubungan antara w
dan k berkembang dua cabang, yang dikenal sebagai cabang akustik dan cabang optik.
kita menganggap kristal kubik dimana ketika massa atom M1 terletak pada sekitar
satu kelompok bidang dan massa atom m2 berjajar pada bidang, yang disisipkan antara
kelompok pertama (Gambar. diatas).
Kita menulis persamaan gerak dengan asumsi bahwa setiap bidang hanya berinteraksi
dengan bidang tetangga terdekat dan konstanta gaya yang identik antara semua pasangan dari
pesawat neghbor terdekat. lihat Gambar. untuk mendapatkan persamaan
2
d us .................................... (10)
M1 2
=C (v s+ v s−1−2 U s)
dt
2
d vs
M2 2
=C (u s+u s−1−2 v s)
dt
kita mencari solusi dalam bentuk gelombang berjalan, sekarang dengan amplitudo
yang berbeda u, v pada bidang yaitu :
Persamaan diatas (12) akan menjadi persamaan linear yang ruas kanannya masing-
masing bernilai nol. Kemudian koefisien tersebut dideterminankan, asumsikan bahwa v, u
ditiadakan ( nol) sehingga menjadi :
.................................... (13)
¿
Hasilnya
4 2 2
...................... (14)
M 1 M 2 ω −2 C ( M 1−M 2 ) ω +2 C ( 1−cos Ka )=0
Dari persamaan (14) kemudian kita cari nilai setiap ω 2dengan menggunakan rumus
−b ± √ b 2−4 ac
ABC ω 2= sehingga lahir persamaan cabang :
2a
Pada cabang optik ketika nilai Ka = ± π. sehingga Ka hilang pada cabang optik
( )
1 1 ...................... (15)
ω2 ≅ 2 C + (cabang Optik)
M1 M 2
Pada cabang akulstik, penurunan rumus pada bagian koefesien c pada persamaan
1 2 2
kuadrat memiliki nilai cos Ka yang di deretkan menjadi cos Ka ≅ 1- K a sehingga Ka pada
2
cabang akulstik muncul.
...................... (16)
2 1/2 C 2 2
ω ≅ K a (cabang akulstik )
M 1+ M 2
π π
Luas zona brillouin adalah - ≤ K ≤ . Dimana a ialah jarak pengulangan kisi. Pada
a a
K max =± π /a. Persamaan akarnya ialah:
............................... (16)
2 C 2 C
ω =2 ; ω =2
M1 M2
Untuk cabang optik pada K=0 kita memperoleh pada subtitusi persamaan (16) dan (12):
u −M 2 ............................... (16)
=
v M1
Gambar : Gelombang optik transversak dan gelombang akustik transversal dalam kisi
linear diatomik, diilustrasikan oleh perpindahan partikel untuk dua model pada panjang
gelombang yang sama.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Vibrasi kristal dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya dalam vibrasi kristal
terdapat Gelombang Elastik dan Fonon. Vibrasi fonon adalah vibrasi atom secara kolektif
pada suatu struktur kristal. Vibrasi ini memiliki frekuensi karakteristik dan arah rambat
getaran ini bergantung pada struktur kristal yang ditinjau. Fonon dapat ditemui dalam sistem
kristal.
Sirait, Motlan. 2017. Pendahuluan Fisika Zat Padat. Medan : UNIMED PRESS
Rinto Agustino, M. Farchani Rosyid.2013. Bentuk Fungsional Energi Elektron Bloch pada
Potensial Periodik Semikonduktor. Jurnal Fisika Indonesia. No: 51, Vol XVII,
Kittel, Charles. Introduction to Solid State Physics. 1986: Unitet States of America
http://myblogcobacoba.blogspot.co.id/2015/04/makalah-ilmu-logam-cacat-pada-kristal.html
https://ciripo.wordpress.com/2011/11/11/cacat-kristal/
http://kimia08yeahriderx.blogspot.co.id/2013/04/cacat-kristal.html