OLEH :
(19505026)
JURUSAN FISIKA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERSAMAAN SCHRODINGER
DAN APLIKASINYA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah “Fisika Kuantum”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan sangat di nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya orang menganggap materi (zat) bersifat kontinu. Tetapi hasil penemuan
berikutnya seperti penemuan muatan elementer melalui percobaan simpangan sinar katoda
membuat para ilmuwan mulai memikirkan bahwa materi bersi;at diskrit. lalu konsep atom
muncul karena rasa ingin tahu terhadap struktur zat. Struktur zat berarti Komponen – Komponen
dan hubungan antar Komponen yangmembentuk zat tersebut.
Penjelasan Rutherford tentang penerapan mekanika Newton pada model atom, dimana
elektron diandaikan melakukan gerak mengelilingi atom, seperti planet mengelilingi matahari. -
alam gerak itu elektron mengalami percepatan sentrifugal. gambaran ini dapat disimpulkan
bahwa elektron pada atom tidak stabil. karena mengalami perepatan maka elektron akan
memancarkan gelombang elektro magnetik. energi pancaran ini akan mengurangi energi total
elektron sehingga jari-jari elektron akan mengecil. karena adanya pancaran gelombang elektro
magnetik maka spektrum panjang gelombang yang dipancarkan adalah spektrum yang kontinu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Persamaan Schrodinger
Persamaan gelombang partikel (misalnya elektron) yang bergerak dalam satu arah
(misalnya arah x) diberikan oleh:
m adalah massa elektron, V adalah energi potensial sistem sebagai fungsi koordinat, dan Ψ
adalah fungsi gelombang.
Contoh paling sederhana persamaan Schrödinger adalah sistem satu elektron dalam potensial
kotak satu dimensi. Misalkan enegi potensial V elektron yang terjebak dalam kotak (panjangnya
a) adalah 0 dalam kotak (0 < x < a) dan ∞ di luar kotak. Persamaan Schrödinger di dalam kotak
menjadi:
Catat bahwa n muncul secara otomatis. Persamaan gelombang Ψ sendiri tidak memiliki makna
fisik. Kuadrat nilai absolut Ψ, Ψ2, merupakan indikasi matematis kebolehjadian menemukan
elektron dalam posisi tertentu, dan dengan demikian sangat penting sebab nilai ini berhubungan
dengan kerapatan elektron. Bila kebolehjadian menemukan elektron pada posisi tertentu
diintegrasikan di seluruh ruang aktif, hasilnya harus bernilai satu, atau secara metematis:
∫Ψ2dx = 1
Bila didefinisikan ∇2 sebagai:
Atau
Energi potensial atom mirip hidrogen diberikan oleh persamaan berikut dengan Z adalah muatan
listrik.
Bila kita substitusikan persamaan (2.23) ke persamaan (2.22), kita akan mendapatkan persamaan
berikut.
Ringkasnya, penyelesaian persamaan ini untuk energi atom mirip hidrogen cocok dengan yang
didapatkan dari teori Bohr.
BILANGAN KUANTUM
Karena elektron bergerak dalam tiga dimensi, tiga jenis bilangan kuantum (Bab 2.3(b)), bilangan
kuantum utama, azimut, dan magnetik diperlukan untuk mengungkapkan fungsi gelombang.
Dalam Tabel 2.3, notasi dan nilai-nilai yang diizinkan untuk masing-masing bilangan kuantum
dirangkumkan. Bilangan kuantum ke-empat, bilangan kuantum magnetik spin berkaitan dengan
momentum sudut elektron yang disebabkan oleh gerak spinnya yang terkuantisasi. Komponen
aksial momentum sudut yang diizinkan hanya dua nilai, +1/2(h/2π) dan -1/2(h/2π). Bilangan
kuantum magnetik spin berkaitan dengan nilai ini (ms = +1/2 atau -1/2). Hanya bilangan
kuantum spin sajalah yang nilainya tidak bulat.
Utama n 1, 2, 3,...
Azimut l 0, 1, 2, 3, ...n – 1
Simbol lain seperti yang diberikan di Tabel 2.4 justru yang umumnya digunakan. Energi atom
hidrogen atau atom mirip hidrogen ditentukan hanya oleh bilangan kuantum utama dan
persamaan yang mengungkapkan energinya identik dengan yang telah diturunkan dari teori
Bohr.
simbol S P d f G
Model atom Bohr telah memberikan gambaran mental yang sangat bermanfaat mengenai
struktur sebuah atom. Banyak gambaran tentang atom yang dapat dijelaskan berdasarkan orbit -
orbit Bohr. Bahkan model ini sangat mengesankan dengan gagasan baru tentang energi diskret
dan keadaan mantap suatu atom.
Meskipun model atom Bohr berhasil menerangkan banyak aspek dari gejala atom, model
ini masih mempunyai beberapa kelemahan. Model ini tidak bisa menjelaskan tentang hasil
pengamatan bahwa garis spektum ternyata bukan merupakan garis tunggal, melainkan terdiri dari
dua atau lebih garis spektrum yang jaraknya sangat berdekatan. -engan menggunakan model ini,
kita dapat menghitung energi spektrum dengan teliti, tetapi kita tidak dapat menghitung
intensitasnya.
Hasil pengamatan bahwa kebanyakan garis spektrum ternyata bukan merupakan garis
tunggal, melainkan terdiri atas dua atau lebih garis spektrum yang jaraknya sangat berdekatan
menunjukkan adanya subtingkat energi yang sangat berdekatan dalam tingkat-tingkat energi
utama. Untuk menjelaskan kenyataan ini, Erwin Schrodinger (1887 – 1961), mengemukakan
suatu pendekatan baru yang dikenal dengan mekanika gelombang. Berbeda dengan Bohr yang
melakukan percobaan dengan electron-elektron partikel, Schrodinger memperlakukan electron-
elektron tersebut sebagai gelombang de Broglie.
Ketika persamaan Schrödinger diterapkan pada atom hidrogen maka muncul sejumlah
prediksi yang tidak dapat diberikan oleh teori atom Bohr. Sejumlah prediksi tersebut dapat
menjelaskan hasil pengamatan yang tidak dapat dijelaskan dengan teori atom Bohr dan
pengamatan fenomena lain oleh para peneliti selanjutnya.
Disamping mendukung adanya bilangan kuantum utama n seperti yang diramalkan oleh
teori atom Bohr, penyelesian persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen juga mengharuskan
diperkenalkan dua bilangan kuantum baru. Dua bilangan kuantum baru tersebut adalah:
Kedua bilangan tersebut muncul secara “matematika” ketika kita menyelsaian persamaan
Schrödinger untuk atom hidrogen. Tetapi pada akhirnya bilangan yang diperkenalkan secara
matematika tersebut mempunyai korelasi langsung dengan eksperimen atau memiliki makna
fisis.
Untuk setiap nilai n, maka bilangan kuantum orbital ℓ memiliki n buah nilai yang berbeda, yaitu
dari 0 sampai n−1. Sebaga contoh, untuk n=5, nilai ℓ adalah 0, 1, 2, 3, dan 4.
Jika nilai bilangan kuantum orbital sebuah elektron ℓ maka besar momentum sudut yang dimiliki
elektron tersebut adalah
L=ℓ(ℓ+1)−−−−−−√h2π(292.1)
Mari kita lihat sebuah contoh berikut. Sebuah elektron berada pada keadaan dengan bilangan
kuantum utama n=3. Nilai bilangan kuantum orbital yang diperbolehkan adalah ℓ=0,1,2.
Momentum-momentum sudut yang boleh dimiliki elektron adalah
Bilangan kuatum magnetik m menginformasikan arah momen magnetik orbital elektron. Jika
sebuah momen magnetik berinteraksi dengan medan magnet maka hanya komponen yang searah
medan yang memberi sumbangan pada energi interaksi. Komponen yang tegak lurus medan
tidak memberikan sumbangan pada energi interaksi.
Jika elektron dengan bilangan kuantum orbital ℓ ditempatkan dalam medan magnet, maka arah
orientasi orbital tersebut bisa bermacam-macam. Ada yang hampir sejajar dengan medan magnet
dan ada yang tegak lurus dengan medan magnet.
Gambar di atas menjelaskan Sejumlah kemungkinan arah momen magnetik orbital elektron
ketika ditempatkan di dalam medan magnet
Lihat Gambar 292.1. Besarnya komponen momentum sudut yang searah dengan medan magnet,
kita simbolkan dengan Lz, memenuhi persamaan
Lz=mh2π(292.2)
Bilangan kuantum magnetik m memiliki nilai antara –ℓ sampai +ℓ. Jadi, untuk satu nilai ℓ ada
2(ℓ+1) buah nilai m yang mungkin, yaitu −ℓ,−(ℓ−1),–(ℓ−2),…,−1,0,1,…(ℓ−2),(ℓ−1),ℓ.
Sebagai contoh, sebuah elektron dalam atom hidrogen memiliki bilangan kuantum orbital ℓ=3.
Besar momentum sudut elektron tersebut adalah L=3(3+1)−−−−−−−√h/2π=12−−√h/2π. Nilai-
nilai m yang mungkin, yaitu −3,−2,−1,0,1,2,3.
Gambar adalah adalah ilustrasi distribusi elektron pada berbagai keadaan atom hidrogen.
Bayangan terang pada gambar tersebut menyatakan lokasi di mana elektron mungkin berada.
Makin terang bayangan maka makin besar peluang menemukan elektron. Jadi, elektron dapat
ditemukan di mana-mana, hanya berbeda peluang.
Ini berbeda dengan teori atom Bohr. Pada teori atom Bohr, elektron hanya dapat ditemukan pada
orbit-orbit yang jakarnya dari ini memenuhi rn=n2a0. Selain pada orbit ini, kita tidak dapat
menemukan elektron.
Angka pertama dalam kurung pada Gambar 292.2 adalah bilangan kuantum utama n. Angka
kedua dalam kurung adalah bilangan kuantum orbital ℓ. Angka ketiga dalam kurung adalah
bilangan kuantum magnetik m.
Gambar Ilustrasi distribusi elektron pada berbagai keadaan atom hidrogen. Angka pertama
dalam kurung adalah bilangan kuantum utama n. Angka kedua dalam kurung adalah bilangan
kuantum orbital [/latex] \ell [/latex]. Angka ketiga dalam kurung adalah bilangan kuantum
magnetik m.
Perhatikan gambar sudut kiri atas. Gambar ini memiliki n=2, ℓ=0 dan m=0.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persamaan gelombang materi Schrodinger untuk elektron yang bergerak mengelilingi inti
atom hidrogen dalam sistem koordinat kartesian (dengan energi potensial listrik). Schrodinger
merumuskan teori mekanika gelombang, yang menggambarkan perilaku partikel kecil yang
membentuk segi materi gelombang. Pada intinya Schrodinger menggambarkan besar energi
perilaku partikel yaitu bersumber dari mekanika Newton yang kedua sukunya dikalikan dengan
fungsi gelombang,
DAFTAR PUSTAKA
https://imeldarizqi.blogspot.com/2018/05/makalah-schrodinger-dan-aplikasinya.html
http://www.kampus-digital.com/2017/03/c-persamaan-schrodinger.html
http://profmikra.org/?p=4293