Persamaan di atas dikenal sebagai deret Balmer. Dalam hal ini untuk -3, maka
diperoleh panjang gelombang cahaya 656.3 nm, sedangkan untuk n maka diperoleh
panjang gelombang cahaya 364,6 nm. Oleh karena itu, panjang gelombang spektrum
hidrogen terletak pada daerah cahaya tampak, yaitu antara 364.6 nm- 656,3 mm.
Beberapa waktu kemudian, setelah Balmer menemukan rumus empiris untuk
menyatakan panjang gelombang spektrum hidrogen, maka ilmuwan- ilmuwan lainnya
berhasil merumuskan deret yang serupa dengan deret Baimer yaitu Lyman (1906),
Paschen (1908), Bracket (1922), dan Pfund (1924) dengan rumus masing- masing
sebagai berikut.
Pada tahun 1885 J.J Barner menentukan rumus empiris untuk menjelaskan
spektrum atom untuk menjelaskan atom hidrogen tersebut yaitu :
Jika panjang gelombang menurut deret Balmer terletak pada daerah cahaya
tampak (H- cahaya ungu. H-cahaya biru. H,-cahaya hijau biru dan H. cahaya merah),
menurut deret Lyman, panjang gelombang terletak pada daerah ultraviolet. Sementara
itu menurut deret Paschen, Bracket, dan Pfund terletak pada daerah inframerah.
2. Elektron akan melepaskan energi (berupa foton) jika elektron berpindah dari
tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah (dari
lintasan luar ke lintasan dalam)Elektron akan menyerap energy ketika
berpindah dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energy yang lebih
tinggi (dari lintasan dalam ke lintasan luar).
Berdasarkan postulat Bohr, maka beberapa besaran elektron dalam atom hidrogen
seperti jari-jari orbit, kecepatan elektron mengelilingi inti, dan energi elektron dapat
ditentukanDari postulat pertama Bohr, maka momentum sudut elektron memenuhi
persamaan sebagai berikut:
nh
𝐿 = 𝑚𝑣𝑟 = 2π
Dimana:
L = momentum sudut elektron
m= massa elektron
v = kecepatan elektron
r = jarak elektron keinti bumi
h = konstanta Planck
n = bilangan kuantum utama ( n = 1,2,3…)
−34 1
(6,626 x 10 j. s ¯ )²
rn = n 2
4 ( 3,14 ) ( 9,1 x 10 ¯ kg ) 9 x 10 N m C ¯ ²(1,6 x 10 C) ²
2 31 9 2 −19
rn = n 5,28 x 10
2 -11
m
2 2
En = −k 2ern =−k 2 nr
e
1
9 (1,6 X 10 19 C)²
¿−9 x 1 0 NM C 2 −11
n 2(5,28 x 10 m)
13,6 ev
En = n²
Elektron dapat berpindah ( melakukan transisi ) dari satu orbit ke orbit lainnya. Jika
terjadi transisi elektron dari orbit luar dengan energi lebih besar (Eawal) ke orbit dalam
dengan energi lebih kecil (Eakhir) , maka elektron membebaskan energi foton sebesar.
Meskipun teori atom Bohr dapat menjelaskan fenomena spektrum om hidrogen dan
dapat digunakan untuk menentukan besaran-besaran elektron seperti jari-jari orbit,
kecepatan, dan energi, tetapi teori atom Bohr masih mempunyai beberapa kelemahan,
yaitu sebagai berikut.
1. Model atom Bohr hanya dapat menjelaskan atom hidrogen, sedangkan atom
berelektron banyak tidak dapat dijelaskan dengan model atom bohr
2. Lintasan elektron sebenarnya tidak sesederhana seperti yang diajuka Bohr
(lintasan lingkaran), tetapi lebih rumit dan mempunyai subkult
3. Teori atom Bohr tidak dapat menjelaskan kejadian-kejadian yang berkaitan
dengan ikatan kimia dan tidak dapat menjelaskan pengaruh medan magnet
terhadap spektrum atom.
4. Ide bohr tidak dapat menjelaskan efek Zeeman.
Dapus:
https://www.wardayacollege.com/_images/03-kimia2/03-14-kimia-fisik/03-14-04-atom-
hidrogen_modul-min.pdf (diaksen 8 mei 2023,Pukul 14:00 wib)
Indiani, N. (2022). Pemahaman Struktur Atom pada Model Atom Niels Bohr. Research
and Practice of Educational Chemistry, 1(1), 1-5.
Saripudin, A., K, D. R., & Suganda, A. (2009). Praktis Belajar Fisika. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasioanal
Tarmizi. (2016). Fisika Modern . Banda Aceh: Syiah Kuala Universty Pres