Kelompok III
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan berkat dan anugera-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Sifat Inti Atom”
dengan baik. Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana sebenarnya inti atom, dan
apa fungsi dari setiap atom-atom tersebut. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua sifat inti atom. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Tujuan 5
3.1. Kesimpulan 18
Daftar Pustaka 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sifat inti atom?
2. Bagaimana massa dan energi atom?
3. Bagaimana energi ikat atom?
4. Bagaimana bentuk dan ukuran atom?
5. Bagaimana tingkat energi inti atom?
6. Bagaimana spin inti atau paritas atom?
7. Bagaimana momentum sudut, momen magnetik dan momen listrik pada atom ?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami sifat inti atom
2. Mengetahui massa dan energi atom
3. Mengetahui energi ikat atom
4. Mengetahui bentuk dan ukuran atom
5. Mengetahui tingkat energi inti atom
6. Mengetahui dan memahami spin inti atau paritas atom
7. Mengetahui dan memahami momentum sudut, momen magnetik dan momen listrik
pada atom
5
BAB II
SIFAT-SIFAT INTI ATOM
Kesetaraan massa dan energi (E= MC2), maka 1 sma setara dengan energi sebersar
1,492232.10-10 joule. Energi pada umumnya dalam sistem atom dinyatakan dalam satuan
elektron volt (eV).
1 eV = 1,6021 . 10-19 joule
1 sma = 1,66043. 10-27 kg = 1, 492232 . 10-10 joule = 9,3148 . 108 eV =
931,48 MeV
Massa dari berbagai elemen atom diketahui lebih besar dan berat atom. Sebagai
contoh isotop oksigen 16O terdapat 8 proton, 8 neutron dan 8 elektron; jumlah massanya sama
16
dengan 16,132 amu, sedangkan berat atomnya sebesar 15,99491 amu. Isotop oksigen O
lebih ringan 0,13709 amu dan elemen penyusun. Perbedaan antara total massa proton,
neutron dan elektron secara individu dengan massa atom disebut mass defect. Persamaan
untuk mass defect adalah
dimana,
Z : nomor atom
MH : massa atom hidrogen
MN : massa neutron
A-Z : nomor neutron
6
M : berat atom.
di mana:
Δm = perbedaan massa
mp = massa proton
mn = massa neutron
mnucleus = massa inti terbentuk
7
Z = jumlah proton atau nomor atom
A = jumlah nukleon atau nomor massa
Ikat nuklir adalah energi yang dibutuhkan untuk memecah inti menjadi nukleon yang
terpisah atau ini dapat dinyatakan sebagai energi yang dilepaskan ketika inti terbentuk dari
nukleon yang terpisah. Energi ikat adalah sama dengan penurunan energi potensial nuklir dari
nukleon ketika mereka masuk bersama-sama. Hal ini setara dengan usaha yang dilakukan
pada nukleon oleh gaya nuklir. Energi ikat adalah energi yang berkaitan dengan gaya kuat
yang memegang nukleon bersama-sama.
Dari hasil pengukuran massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah massa nukleon
pada inti atom tersebut, penyusutan/pengurangan massa ini disebut defek massa. Besarnya
penyusutan massa inti akan berubah menjadi energi ikat inti yang menyebabkan nukleon
dapat bersatu dalam inti atom. Besarnya energi ikat inti dapat diketahui jika besarnya defek
massa inti diketahui. Besarnya defek massa dinyatakan dengan selisih jumlah massa seluruh
nukleon (massa proton dan neutron) dengan massa inti yang terbentuk yang dapat dinyatakan
dalam persamaan :
8
Δm = ( Zmp + (A – Z) mn ) – mint i
dengan :
Δm = defek massa
mp = massa proton
mn = massa neutron
Z = jumlah proton dalam inti atom
(A – Z) = jumlah neutron pada inti atom
Menurut hasil pengukuran yang teliti jika massa 1 sma berubah menjadi energi setara dengan
energi sebesar 931 MeV (Mega elektron volt) atau 1 sma = 931 MeV, sehingga besarnya
energi ikat inti dapat dinyatakan :
ΔE = Δm . 931 MeV
dengan :
Δm = defek massa
ΔE = energi ikat inti
Apakah energi ikat inti selalu dapat menggambarkan tingkat kestabilan inti atom?
Ternyata tidak selalu. Jika inti memiliki jumlah nukleon yang banyak energi ikatnya juga
besar. Namum belum tentu inti tersebut stabil. Pada umumnya inti atom yang mempunyai
jumlah neutron lebih banyak mempunyai tingkat kestabilan inti yang lebih rendah.semester.
2.1.3. Radius
Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang
berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai
kombinasi"corpuscules" ataupun atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda dengan
pandangan klasik bahwa materi terdiri dari unsur udara, tanah, api, dan air.Pada tahun 1789,
istilahelement (unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine
Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan
menggunakan metode-metode kimia.
Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan
mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap dan mengapa
gas-gas tertentu lebih larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia mengajukan
bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik yang dapat kemudian lebih jauh
bergabung menjadi senyawa-senyawa kimia. Sedangkan bentuk inti atom ada yang berbentuk
bulat dan cakram. Didalam inti atom berkerja gaya Coulomb dan momen kuodrupol. Jika
9
momen kuodrupol = 0 maka bentuknya bulat jika > 0 maka bentuknya akan lonjong atau
cakram
Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan yang terlibat, jumlah
atom di sekitarnya, dan spin atom. Pada tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom akan
cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya periode (atas ke bawah). Sebaliknya jari-
jari atom akan cenderung meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan (kanan ke
kiri). Oleh karena itu, atom yang terkecil adalah helium dengan jari-jari 32 pm, manakala
yang terbesar adalah sesium dengan jari-jari 225 pm. Dimensi ini ribuan kali lebih kecil
daripada gelombang cahaya (400–700 nm), sehingga atom tidak dapat dilihat menggunakan
mikroskop optik biasa. Namun, atom dapat dipantau menggunakan mikroskop gaya atom.
Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya lebar satu helai rambut dapat
menampung sekitar 1 juta atom karbon. Satu tetes air pula mengandung sekitar 2 × 1021
atom oksigen. Intan satu karat dengan massa 2 × 10-4 kg mengandung sekitar 1022 atom
karbon. Jika sebuah apel diperbesar sampai seukuran besarnya Bumi, maka atom dalam apel
tersebut akan terlihat sebesar ukuran apel awal tersebut.
Sampai sekarang, belum ditemukan cara langsung untuk menentukan jari-jari inti.
Pada umumnya ada dua cara yang digunakan untuk menentukan jari-jari inti yang hasilnya
menentukan jari-jari inti yang hasilnya berbeda, karena definisi jari-jari inti dalam kedua cara
tersebut berbeda. Jika dianggap bulat, maka jari-jarinya:
R = r0A1/3
dengan:
A = nomor massa atom
R = jari-jari inti (fm)
R0 = 1,2 × 10-15 m
10
Jari-jari yang diukur ialah jari-jari muatan inti. Percobaan yang termasuk kategori ini:
-Hamburan elektron dengan hasil r0= 1,26 F -Mesonik atom dengan hasil r0= 1,2 F -
Inti cermin (H, He) dengan hasil r= (1,28 +0,05)F -Inti cermin (1H3, 3He3) dengan
hasil r0= (1,28 +0,05)F -hamburan proton dengan hasil r0= (1,25 +0,05)F -pergeseran
isotopik dengan hasil r0= (1,20)F
Inti suatu atom telah kita anggap sebagai bola. Tetapi, pada kenyataannya beberapa
inti atom mempunyai distribusi muatan tidak simetri bola. Oleh karena volume bola
berbanding lurus dengan R 3, maka persamaan R menunjukkan bahwa volume inti
berbanding lurus dengan nomor massanya. Karena itu, untuk semua inti kecepatannya
berbanding lurus dengan AR 3, sehingga dengan pendekatan tertentu, semua inti mempunyai
kerapatan yang sama, yaitu:
ρ = m/v
Kerapatan inti mempunyai nilai konstan di bagian dalam inti dan nilai tersebut akan
berkurang menuju nol di seluruh daerah permukaan yang kabur.
Sifat-sifat kimia karbon ditentukan oleh enam muatan negatifnya. Dalam atom
karbon-12, inti juga mempunyai enam neutron, yang massanya kira-kira sama dengan proton,
membuat bilangan massa atom 12.
11
Heisenberg, yaitu ketidakpastian pengukuran waktu berhubungan dengan ketidakpastian
pengukuran energi.
Jika keadaan inti tersebut tidak stabil dengan waktu hidup rata-rata 𝜏, maka energinya
tidak memiliki nilai tertentu, hanya tingkat dasar yang memiliki = akan berenergi mutlak
tepat. Ketidakpastian energi ini diukur dengan level width Г dan hubungannya dengan
𝜏 adalah Г didefinisikan sebagai berikut, jika E adalah energi di pusat pita (yaitu energi
dengan probabilitas paling besar) maka energi sebesar E ± 1⁄2 Г akan terjadi 1⁄2 kali energi
E.
ℎ
Г. 𝜏 = = 6,6 . 10−16 𝑒𝑉. 𝑠
2𝜋
Andaikanlah kita mempunyai sebuah proton dan elektron dalam keadaan diam yang
terpisah jauh. Energi total system ini semata-mata diberikan oleh jumlah energi diam kedua
partikel tersebut, 𝑚𝑝 𝐶 2 + 𝑚𝑒 𝐶 2 . Sekarang kita dekatkan kedua partikel ini guna membentuk
sebuah atom hydrogen pada keadaan dasarnya. Dalam proses ini, beberapa foton
dipancarkan, dengan energi total 13,6 eV. Jadi energi total sistem ini adalah energi diam atom
hidrogen 𝑚𝐻 𝐶 2 , tambah 13,6 eV. Kekekalan energi mengharuskan energi total sistem
partikel terpisah sama dengan energi total atom ditambah energi semua foton :
𝑚𝑒 𝑐 2 + 𝑚𝑝 𝑐 2 = 𝑚𝐻 𝑐 2 + 13,6 𝑒𝑉
atau
𝑚𝑒 𝑐 2 + 𝑚𝑝 𝑐 2 − 𝑚𝐻 𝑐 2 = 13,6 𝑒𝑉
Ini berarti, energi massa gabungan sistem (atom hidrogen) lebih kecil daripada energi
massa partikel penyusunnya, dengan perbedaan sebesar 13,6 eV. Perbedaan energi ini disebut
energi ikat (binding energy) atom. Kita dapat memandang energi ikat sebagai energi
“tambahan”yang diperoleh ketika membentuk sebuah atom dari semua partikel penyusunnya
(energi 13,6 eV milik semua foton) atau energi yang harus kita pasok untuk memisahkan
atom menjadi komponen-komponennya.
Energi tingkat inti atom juga dihitung dengan cara yang sama. Sebagai contoh, tinjau
2
inti deuterium, 1𝐻 yang tersusun dari satu protondan satu neutron. Jadi, energi ikat
deuterium adalah
𝐵 = 𝑚𝑛 𝑐 2 + 𝑚𝑝 𝑐 2 − 𝑚𝐷 𝑐 2
𝑚𝐷 adalah massa inti deuterium. Dalam menggunakan tabel massa untuk melakukan
perhitungan ini perlu dicatat bahwa daftar massa tersebut adalah massa atom, bukan massa
12
inti atom. Tetapi, untuk menghitung energi ikat inti atom, kita harus menggunakan massa inti
atom. Hubungan antara massa inti atom dan massa atom adalah :
m(atom) = m(inti atom) + Z.m (elektron) + energi ikat elektron total
Energi massa inti atom berorde 109 hingga 1011 eV, massa elektron berorde 106
hingga 108 eV, sedangkan energi ikat elektron berorde 1 hingga 104 eV.
13
magneton inti. Momen magnetik ini berorde satu atau beberapa magneton inti. Sifat-sifat
magnetik elektron digunakan sebagai dasar kerja “Electron Spin Resonance” (ESR) dan sifat-
sifat magnetik inti digunakan sebagai dasar kerja spectrometer “Nuclear Magnetic
Resonance” (NMR).
a. Momentum Sudut
Momentum sudut inti dapat diketahui dari struktur halus (hyperfine structure), dapat
diamati dengan menggunakan spektometer beresolusi tinggi. Nukleon mempunyai spin 1/2.
Oleh karena nucleon bergerak maka proton dan neutron juga mempunyai momentum sudut
orbital. Momentum sudut total (spin inti) I, merupakan jumlah vektor momentum sudut
orbital, L dan momentum sudut spin, S tiap nucleon.
𝐴 𝐴
𝐼 = ∑ 𝐿𝑘 + ∑ 𝑆𝑘
𝑘−1 𝑘−1
b. Momen Magnetik
Di dalam inti atom nukleon – nukleon mengalami gerak orbital, baik proton maupun
neutron mempunyai momen magnetik. Untuk proton, momen magnetik proton, Mp, dan
momentum sudut orbital, Lp.
𝑒
𝑀𝑙𝑝 = ( ) 𝐿𝑝
2 𝑀𝑝
c. Momen Listrik
Momen listrik Inti pertama kali dijelaskan oleh Schuler dan Schmidt (1935), pada
hyperfine struktur Eu-151 dan Eu-153. Adanya momen kuadrupol inti berarti menunjukkan
distribusi inti tidak simetris bola. Konsep multipol listrik dapat dijelaskan berdasarkan teori
potensial listrik.
14
akan meluruh. Yang bias kita lakukan adalah meperkirakan rerata peluruhan dari banyak
atom yang sama.
Satuan SI untuk peluruhan radiokatif adalah becquerel (Bq). Satu Bq didefinisikan
sebagai satu perubahan (atau peluruhan) per detik. Karena suatu sampel bahan radioaktif
berisi banyak atom, satu Bq adalah ukuran aktivitas yang sangat kecil; sehingga jumlah
dalam orde TBq (terabecquerel) atau GBq (gigabecquerel) banyak dipergunakan. Satuan
radioaktivitas yang lain adalah curie (Ci), yang pada awalnya didefinisikan sebagai aktivitas
satu gram radium murni, isotop Ra‐226. Sekarang ini satu Ci didefinisikan sebagai aktivitas
sebarang radionuklida yang meluruh dengan laju disintegrasi sebesar 3.7 × 1010 Bq. Ditinjau
dari jenis dan besar energinya, radiasi radiokatif dibedakan menjadi tiga macam (yang
dinamakan sesuai dengan urutan alphabet Yunani), yaitu radiasi alfa, beta, dan gamma.
Peluruhan alfa hanya terjadi pada unsur‐unsur berat saja (dengan nomor atom ≥ 52),
sedangkan dua jenis peluruhan yang lain bisa terjadi pada semua unsur.
a. Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa (inti helium yang terdiri
dari dua proton dan dua neutron). Hasil peluruhan ini adalah unsur baru dengan nomor
atom yang lebih kecil.
b. Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi neutron menjadi
proton, ataupun proton menjadi neutron. Transformasi neutron menjadi proton akan diikuti
oleh emisi satu elektron dan satu antineutrino, manakala transformasi proton menjadi
neutron diikuti oleh emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi
positron disebut sebagai partikel beta. Peluruhan beta dapat meningkatkan maupun
menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
15
c. Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke keadaan yang lebih
rendah, menyebabkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi setelah emisi
partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.
Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang lebih jarang meliputi pelepasan neutron dan
proton dari inti, emisi lebih dari satu partikel beta, ataupun peluruhan yang mengakibatkan
produksi elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi
tinggi yang bukan sinar gama. Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik periode
waktu peluruhan (waktu paruh) yang merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh
setengah jumlah sampel untuk meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial,
sehingga setelah dua waktu paruh, hanya akan tersisa 25% isotop.
Pada reaksi inti ini terjadi perubahan unsur karena ditumbuk zarah nuklir atau zarah
radioaktif yang dapat dinyatakan oleh persamaan reaksi:
A+ a B+b + Q
Atau A (a, b) B
dengan A adalah unsur semula, B adalah unsur yang terjadi, a dan b adalah zarah yang
ditumbukkan dan yang terpental, dan Q adalah energi panas yang mungkin timbul dalam
reaksi inti tersebut. Apabila b = a, dan B = A, maka pada reaksi tersebut adalah hamburan.
Misalnya:
dengan p adalah proton. Dalam hal ini, hamburannya tidak elastis dengan energi kinetik
proton yang terdisipasi untuk mengeksitasi inti Mg yang pada deeksitasinya mengeluarkan
sinar gamma. Pada reaksi inti berlaku hukum: a. kekekalan momentum linier dan momentum
sudut, b. kekekalan energi, c. kekekalan jumlah muatan (nomor atom), d. kekekalan jumlah
nukleon (nomor massa). Dengan demikian, momentum, energi, nomor atom, dan nomor
massa inti-inti sebelum reaksi harus sama dengan momentum, energi, nomor atom, dan
nomor massa inti setelah reaksi.
16
Suatu reaksi inti bisa menghasilkan atau memerlukan energi. Besarnya energi Q bisa
dihitung berdasarkan reaksi.Dalam perhitungan energi reaksi inti, semua massa inti
dinyatakan dalam satuan sma (satuan massa atom). Menurut Einstein, energi total yang
dimiliki suatu massa m adalah:
dengan c adalah kelajuan cahaya (3 × 108 m/s). Untuk 1 sma, energi yang dimiliki
adalah 931,5 MeV. Dengan demikian, persamaan energi (berdasarkan hukum kekekalan
energi) dapat dituliskan:
(𝑚𝐴 + 𝑚𝑎 ) 931,5 𝑀𝑒𝑉 = (𝑚𝐵 + 𝑚𝑏 )931,5 𝑀𝑒𝑉 + 𝑄
Atau
𝑄 = {(𝑚𝐴 + 𝑚𝑎 ) − (𝑚𝐵 + 𝑚𝑏 )}931,5 𝑀𝑒𝑉
Mika diperoleh nilai Q > 0, maka reaksinya disebut reaksi eksoterm, yaitu reaksi di mana
terjadi pelepasan energi. Sebaliknya, jika Q < 0, maka reaksinya disebut reaksi endoterm,
yaitu reaksi yang memerlukan energi. Persamaan diatas menunjukkan bahwa pada
prinsipnya, energi reaksi adalah sama dengan perubahan massa inti sebelum reaksi dan
sesudah reaksi. Hal inilah yang dinyatakan Einstein sebagai kesetaraan massa-energi.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik periode waktu peluruhan (waktu
paruh) yang merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh setengah jumlah sampel
untuk meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua
waktu paruh, hanya akan tersisa 25% isotop.
2. Gaya yang menyebabkan nulkeon bisa bersatu di dalam inti disebut gaya ikat inti.
Gaya gravitasi menyebabkan gaya tarik-menarik antarmassa nukleon, yaitu proton
dengan proton, proton dengan neutron, atau neutron dengan neutron, sedangkan gaya
elektrostatis menyebabkan gaya tolak-menolak antara muatan proton dan proton.
Gaya ikat inti lebih besar dibandingkan gaya gravitasi dan gaya elektrostatis.
3. Volume bola berbanding lurus dengan R 3, maka persamaan R menunjukkan bahwa
volume inti berbanding lurus dengan nomor massanya. Sifat-sifat kimia karbon
ditentukan oleh enam muatan negatifnya. Dalam atom karbon-12, inti juga
mempunyai enam neutron, yang massanya kira-kira sama dengan proton, membuat
bilangan massa atom 12.
4. Ciri penting dari tingkat eksitasi adalah energi yang dipancarkan tidak benar-benar
tajam, spectrum energinya berupa pita bukan garis. Hal ini memenuhi prinsip
ketidakpastian Heisenberg, yaitu ketidakpastian pengukuran waktu berhubungan
dengan ketidakpastian pengukuran energi.
5. Apabila semua koordinat yang menggambarkan partikel dalam sistem diubah
(termasuk 3 koordinat ruang dan spin) menjadi koordinat yang menggambarkan
partikel yang identik lainnya di dalam sistem, maka besarnya (magnitude) fungsi
gelombang yang mewakili sistem haruslah bernilai tetap, tetapi fungsi gelombang
kemungkinan berubah tanda atau tetap (tanda tidak berubah). Jika fungsi gelombang
berubah tanda pada saat seluruh koordinat ruangn dibalik (berlawanan), maka inti
disebut memiliki paritas ganjil. Sebaliknya, jika tanda tidak berubah maka inti
dikatakan memiliki paritas genap.
18
Daftar Pustaka
Beiser, Arthur. 1981. KONSEP FISIKA MODERN Edisi Ketiga. Bandung : Penerbit Erlangga
Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Jakarta : Universitas Indonesia Press (UI-Press)
Rosana, Dadan. 2000. Konsep Dasar Fisika Modern. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
19