Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH FISIKA INTI

SIFAT INTI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

SYIFA CHAIRUNNISA (20033037)

PUTRI LINGGAR JATI (20033042)

AHMAD DAHARY (20033043)

DOSEN PENGAMPU:

RAHMAT HIDAYAT

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, tuhan yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “SIFAT INTI” pada mata kuliah fisika inti.

Penulis menyadari bahwa pada penyusunan makalah ini masih banyak memilii
kekurangan. Oleh karena itu, mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah yang penulis susun ini dapat
bermanfaat bagi penulis pribadi dan pembaca pada umumnya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah selalu meridhoi langkah-
langkah kita, Aamiin.

Padang, 16 Februari 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ……………………………………………………….…….…………4

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….…4

C. Tujuan …………………………………………………………………………………4

BAB II Sifat Inti Atom…………………………………………………………………………5

A. Radius Inti……………………………………………………………………….………5

B. Analisis Sinar Positif dan Eksistensi Isotop…………………………….…....…………7


C. Spin dan Magnetisme Inti…………………….………………………………..………10
D. Energi Ikat (Binding Energy)……………………………………………….…………12
E. Massa Inti dan Skala Massa……………………………………………………………14
F. Spektrometer Massa…………………………………………………………….……...15

BAB III Penutup

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………17

B. Saran…………………………………………………………………………………..17

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seperti banyak sistem diatur oleh hukum mekanika kuantum, inti adalah objek
yang agak misterius dan misterius yang sifat jauh lebih sulit untuk
mengkarakterisasi daripada orang-orang dari benda-benda makroskopik. Daftar
instruksi yang diperlukan untuk karakteristik semua interaksi timbal balik dari 50
6
nukleon dalam inti medium bisa berisi sebanyak 50! (faktorial) atau sekitar 10 4
suku! Oleh karena itu kita harus memilih pendekatan yang berbeda dan mencoba
untuk secara khusus mengungkapkan karakteristik keseluruhan dari seluruh inti.

Hingga batas tertentu, kita dapat menggambarkan inti dengan jumlah parameter
yang relatif sedikit : radius, massa, dan kerapatan inti. Ini adalah sifat statis inti
yang kita bahas dalam bab ini. Dalam bab berikutnya kita membahas sifat
dinamis dari inti, termasuk probabilitas peluruhan dan reaksi inti. Untuk
memahami sifat-sifat statis dan dinamis dalam hal interaksi antara nukleon
individual adalah tantangan berat yang dihadapi ahli fisika nuklir.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:


1. Apa yang dimaksud dengan sifat inti atom?
2. Bagaimana massa dan energi atom?
3. Bagaimana energi ikat atom?
6. Bagaimana spin inti atom?
7. Bagaimana momen magnetik pada atom ?
8. Apa itu Spektrometer Massa?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bagaimana sifat-sifat inti atom

3. Memahami bagaimana energi ikat atom

6. Bagaimana spin inti dan momen magnetic atom


7. Mengetahui apa itu Spektrometer massa dan bagaimana cara kerjanya

BAB II
PEMBAHASAN

A. Radius Inti

Eksperimen hamburan Rutherford bukti pertama bahwa inti mempunyai


ukuran berhingga. Kita dapat belajar mengenai ukuran dan struktur inti dengan
eksperimen hamburan- Dengan menggunakan sinar masuk yang terdiri elektron-
elektron berenergi tinggi (H+ 200 MeV) sehingga panjang gelombang de Broglie-
nya akan cukup kecil supaya elektron-elektron bertindak sebagai benda-benda
kecil inti yang sensitif untuk menyelidiki struktur inti. Eksperimen sesungguhnya
untuk menentukan ukuran inti telah memakai elektron berenergi beberapa ratus
MeV sanpd 1 GeV(1 GeV = 1000 MeV = 109 eV) dan neutron dengan energi 20
MeV ke atas. Dalam setiap kasus secara umum didapatkan volume sebuah inti
berbanding lurus dengan banyaknya nukleon yang dikandungnya(nomor
massanya A). Hal ini memperlihatkan bahwa kerapatan nukleon hampir sama
dalam bagian-bagian inti.

Sama seperti jari-jari atom, jari-jari inti bukanlah suatu kuantitas yang dapat
didefinisikan secara tepat: atom atau inti adalah tidak merupakan bola padat
dengan batas-batas tertentu. Baik potensial Coulomb yang mengikat atom dan
distribusi muatan listrik yang dihasilkan meluas ke takhingga , meskipun
keduanya menjadi diabaikan kecil pada jarak jauh melampaui jari-jari atom (10-10
m). Misalnya kita mungkin mendefinisikan jari-jari atom menjadi jari-jari rata-rata
terbesar dari berbagai populasi keadaan elektronik dalam sebuah atom. Sifat
seperti itu akan sangat sulit untuk diukur, dan definisi yang lebih praktis
digunakan, seperti jarak antara atom dalam ion senyawa yang mengandung atom
tersebut. Hal ini juga menyebabkan beberapa 2 kesulitan karena kita
mendapatkan jari-jari yang berbeda untuk atom bila terdapat dalam senyawa yang
berbeda atau keadaan valensi yang berbeda

Kepadatan nukleon dan potensial nuklir memiliki kergantungan spasial


yang sama, relatif konstan selama jarak pendek, di luar itu nilainya akan turun
dengan cepat ke nol. Oleh karena itu karakter yang relatif alami untuk bentuk
nuklir dengan dua parameter: jari-jari rata-rata, di mana kepadatan adalah
setengah nilai yang berada di pusat, dan ketebalan kulit, di mana kepadatan turun
dari dekat maksimumnya ke dekat minimumnya

a. Distribusi Inti

Cara yang biasa digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk suatu
benda adalah menyelidiki radiasi yang dihamburkan dari benda itu. Agar
benda itu dapat terlihat secara jelas, panjang gelombang radiasi itu harus
lebih kecil daripada ukuran benda. Untuk inti yang berdiameter kira-kira 10
fm, kita memerlukan 10 fm yang bersesuaian dengan MeV 100 c p .
Berkas elektron dengan energi 100 MeV sampai 1 GeV dapat dihasilkan
dengan aselerator berenergi tinggi dan dapat dianalisis dengan
spektrometer yang teliti untuk memilih elektron-elektron yang
dihamburkan secara elastis dari inti sasaran, misalnya ;

Eksperimen semacam itu menghasilkan pula difraksi dengan sejumlah


titik minimum. Hasil eksperimen untuk beberapa inti sasaran
menunjukkan bahwa rapat muatan inti hampir sama untuk semua inti.
Nukleon-nukleon tidak berkumpul dekat pusat inti, melainkan terdistribusi
agar konstan di dekat permukaan. Secara kasar
jumlah nukleon persatuan volume adalah konstan: 3
~ konstan

dengan R adalah rata-rata dari jari-jari inti. Jadi 1 3 R A , dan dengan


mendefinisikan konstanta perbandingan Ro diperoleh

Berdasarkan pengukuran-pengukuran hamburan elektron disimpulkan


bahwa
Kerapatan inti dapat dihitung dengan pendekatan berikut. Kerapatan inti
dapat dituliskan sebagai

Massa inti kira-kira , m =AmN dengan A adalah nomor massa dan mN adalah
massa nukleon. Volume inti adalah

maka volume nukleon sebanding dengan jumlah nukleon A. Oleh karena itu,
rapat massa nukleon dapat dituliskan sebagai;

Kajian tentang massa semua isotop menunjukkan bahwa A hanya sedikit


berbeda dengan massa isotop yang bersangkutan jika dinyatakan dalam u.
Oleh karena itu, dapat mendekati massa nukleon mN= u

b. Distribusi Materi Nuklir

Sebuah eksperimen yang melibatkan gaya nuklir antara dua inti sering
menunjukkan ukuran jari-jari nuklir. Penentuan variasi spasial dari gaya
antara inti memungkinkan perhitungan jari-jari nuklir. Dalam hal ini jari-jari
lebih menunjukkan karakteristik dari nuklir, dibandingkan daripada gaya
Coulomb: Oleh karena jari-jari tersebut mencerminkan distribusi semua
nukleon dalam inti, tidak hanya proton.

Sebagai contoh pengukuran yang menentukan ukuran distribusi materi


nuklir, kita mempertimbangkan sebuah percobaan di mana sebuah inti 4He
(partikel ) ditembakkan pada inti target yang jauh lebih berat 197Au. Jika
pemisahan antara dua inti selalu lebih besar dari jumlah jari-jari mereka,
masing-masing selalu berada di luar jangkauan gaya nuklir partikel yang
lain, sehingga hanya gaya Coulomb yang bekerja. Situasi ini dikenal
sebagai hamburan Rutherford. Probabilitas Probabilitas untuk hamburan
pada sudut tertentu tergantung pada energi dari partikel datang persis
seperti yang diperkirakan oleh rumus Rutherford, ketika energi dari partikel
datang di bawah nilai tertentu. Jika energi partikel  datang meningkat,
gaya Coulomb dari inti dapat diatasi dan mereka dapat mendekati cukup
dekat untuk memungkinkan gaya nuklir untuk bertindak. Dalam hal ini
rumus Rutherford tidak lagi berlaku.

Sebagai contoh lain, kita mempertimbangkan bentuk peluruhan radioaktif


di mana sebuah partikel  dipancarkan dari inti. Partikel  melepaskan diri
dari potensial nuklir dan menembus penghalang potensial Coulomb.
Probabilitas peluruhan  dapat dihitung dari pendekatan penetrasi
penghalang standar menggunakan persamaan Schrodinger. Nilai-nilai
dihitung tergantung pada nuklir radius materi R, dan perbandingan dengan
mengukur probabilitas peluruhan maka nilai-nilai R dapat ditentukan.
Metode ketiga untuk menentukan radius materi nuklir adalah pengukuran
energi sinar X -mesic. Metode ini sangat mirip dengan teknik sinar X
muonic yang dibahas di atas untuk mengukur radius muatan. Perbedaan
antara kedua teknik hasil perbedaan antara muon dan  meson: muon
berinteraksi dengan inti melalui gaya Coulomb, sedangkan  meson
berinteraksi dengan inti melalui gaya nuklir dan gaya Coulomb. Seperti
muon yang bermuatan negative,  meson melakukan deeksitasi seperti
orbit elektron dan memancarkan foton yang dikenal sebagai sinar X -
mesic. Ketika fungsi gelombang -meson mulai tumpang tindih dengan
inti, tingkat energi yang bergeser sedikit dari nilai yang dihitung hanya
menggunakan interaksi Coulomb. Selain itu,  meson bisa langsung
diserap ke dalam inti, terutama dari orbit dalam, sehingga ada lebih sedikit
transisi sinar X di antara tingkat-tingkat dalam. Laju hilangnya  meson
memberikan cara lain untuk menentukan radius nuklir.

Semua efek ini pada prinsipnya bisa digunakan sebagai dasar untuk
menyimpulkan jari-jari nuklir. Namun, perhitungan sangat sensitif terhadap
timbulnya tumpang tindih antara partikel probe dan distribusi materi nuklir.
Untuk perhitungan ini karena itu sangat salah untuk menggunakan model
bola seragam dengan asumsi kepadatan konstan untuk R dan nol di luar R.
B. Analisis Sinar Positif dan Eksistensi Isotop

Skema susunan peralatan analisis sinar positif dapat dilihat seperti pada

Gambar 2.1. Ion positif dihasilkan gas dalam tabung diantara anoda dan
katoda

dengan cara lucutan muatan. Katoda terdiri dari silinder dengan panjang 7
cm

yang ditempatkan pada leher tabung. Sebuah lubang yang sempit dengan

diameter 1 mm dibuat pada katoda. Tabung lucutan beroperasi dengan


beda

potensial 30.000 sampai 50.000 volt.

Dibawah beda potensial yang tinggi dalam tabung ion bergerak menuju
katoda dan kemudian bergerak menurut sumbu menuju pelat PP dan
elektomagnet MM yang dipasang diluar tabung. Pelat PP merupakan
sebuah kapasitor yang dihubungkan dengan sumbe arus DC. Kedua
medan yaitu medan listrik E dan medan magnet B bekerja secara tegak
lurus dan bersamaan pada berkas ion. Setelah melewati kedua medan
berkas ion akan menumbuk sebuah pelat fotografis. Jejak ion akan
kelihatan seperti lintasan parabola setelah pelat itu dicuci.

Medan listrik E menyimpangkan ion dalam arah bidang medan listrik,


sementara medan magnet B menyimpangkan ion
tegak lurus bidang medan magnet. Jika nilai E
dan B dibuat tetap maka ion memiliki nilai q/M yang sama tetapi memiliki
nilai kecepatan v yang berbeda akan menghasilkan jejak parabola pada
pelat fotografis. Persamaan parabola ini dapat dijelaskan berikut ini.
Misalkan lintasan ion dinyatakan dalam arah sumbu x dan medan listrik
dan medan magnet dalam arah y positif. Pengaruh medan listrik adalah
mempercepat ion positif dalam arah sumbu y, sehingga

Dimana q adalah muatan ion positif, E adalah kuat medan diantara pelat,
M adalah

massa ion positif, dan ay adalah percepatan dalam arah sumbu y yang
ditimbulkan

oleh medan listrik E. Jika kecepatan ion sebelum memasuki medan adalah
v yaitu

dalam arah sumbu x, dan dengan panjang pelat adalah l, maka waktu t
yang

diperlukan oleh ion positif untuk melintasi medan ini.

Dengan menggabungkan kedua persamaan ini diperoleh

Medan magnet yang bekerja pada ion menyimpangkan ion dalam arah
tegak lurus pada B dan v yaitu dalam arah sumbu z. Gaya yang bekerja
pada ion dalam arah sumbu z adalah
Dimana B adalah kuat medan magnet az adalah percepatan dalam arah
sumbu z. Simpangan dalam sumbu z diberikan oleh

Eliminasi v dari persamaan di atas diperoleh

Merupakan persamaan parabola karena adalah konstan.

Ion positif yang sama harga q /M tetapi berbeda kecepatannya, akan


membentuk sebuah parabola tunggal. Ion yang memiliki kecepatan paling
besar akan sedikit disimpangkan dan akan sangat dekat dengan titik asal.
Thomson menggunakan metoda ini untuk berbagai jenis gas, yaitu H2, O2,
CO, CO2, dan Ne. Untuk Ne Thomson memperoleh dua parabola yang
menunjukkan bahwa neon merupakan campuran dari dua isotop. Nilai dari
q/M adalah

q / M = z 2 / ky

Yang menghasilkan nilai M = 20 dan 22 amu.

Nama umum inti adalah nuklida. Beberapa inti yang memiliki nomor atom
Z sama tetapi nomor massanya berbeda dikenal dengan isotop. Isotop tak
stabil yang dihasilkan dalam reaksi inti disebul isotop radioaktif atau
radioisotop. Contoh silikon,
Inti-inti dengan jumlah neutron yant sama dikenal dengan isoton atau inti
dengan N sama dan Z berbeda, contoh

Untuk nuklida-nullida dengan A sama dikenal dengan isobar, contohnya

Sedangkan nuklida-nuklida dengan Z dan A sama, tentu saia N iuga sama


tetapi berbeda tintkat energi nya/tetapan integrasin yalwaktu
parunnya disebut isomer, contoh

dengan waktu paruh 10,7 menit dan yang waktu paruhnya 5,2 tahun.

C. Spin dan Magnetisme Inti

Pada peristiwa struktur halus(hypezf ne srructure) te4adi interaksi antara


momentum sudut total L dengan momen magnetik inti. Karena momen
matnetik inti sebanding dengan momentum sudutnya maka beberapa inti
atom harus mempunyai momentum sudut intrinsik atau spin inti I. Seperti
elektron masing-masing nukleon dalam inti atom mempunyai spin 14. Karena
gerakannya di dalam inti atom maka proton dan neutron juga mempunyai
momentum sudut orbital. Momenfum sudut total atau spin inti (I) merupakan
iumlah vektor dari momentum sudut orbital L dan mommtum sudut spin S
setiap nukleon

adalah dengan Lk dan Sk masing-masing adalah momentum sudut orbital dan


momentum sudut spin dari nukleon ke k-. Nilai skalar momentum sudut inti
memenuhi :

dengan I menyatakan bilangan kuantum momentum sudut total inti. Spin inti I
terkuantisasi dalam ruang. Proyeksi I terhadap sumbu z(medan magnet B)
menghasilkan M, banyaknya M, yang mungkin adalah (2i+1). Nilai skalamya
memenuhi:

Nukleon-nukleon di dalam inti atom dapat dianggap mengalami gerak orbital.


Untuk proton misalnya, hubungan antara momen magnetik proton Mp dengan
momenh.rm sudut orbital proton Lp memenuhi :

Selain mengalami gerak orbital proton juga mengalami gerak spin, maka
hubungan antara momen magnetik spin proton M., dengan momentum
sudut spin Proton Sp memenuhi :

Nilai skalar momen magnetik sudut spin proton pada arah sumbu
Dengan cara yang sama hubungan antara mom€n magnetik sudut spin
dan momentum sudut spin untuk neutron memenuhi:

Nilai skalar momen matnetik sudut spin neutron daram arah

nsan g. menyatakan factor g-s(tetapan giromagnetik), yang nilainya


bergantr.rng pada jenis nuklean. Untuk proton nilai gs= +55855. yang
menuniukkan M,pseiaiar dan searah(parallel) dengan Sosedangkan untuk
neutron nilai gsn= -3,82633. Hal ini berarti bahwa M"^ sejaiar tetapi
berlawanan (anti paralel)arah dengan Sn .

D. Energi Ikat (Binding Energy)

Jika dibandingkan massa inti suatu atom dengan massa nukleon


penyusunnya temyata massa inti lebih kecil. Sehingga dapat dikatakan pada
penyusunan inti dari partikel/nukleon penyusunnya ada massa yang hilang,
massa yang hilang berubah menjadi energi ikat inti berarti energi ikat setara
dengan massa yang lenyap pada penyusunan inti dari partikel penyusunnya.
Untuk menceraikan inti menjadi partikel penyrsunnya diperlukan energi yang
sama dengan energi ikat inti. Energi ikat inti dapat dihitung dengan rumus :
(Sugimin W.W dalam Fisika Reaktor, 2000)
Karena tabel massa inti tidak ada maka rumus BE perlu diubah dalarn
bentuk massa atom yang dapat dicari dalam tabel massa atom, sehingga
rumus BE diubah meniadi :

Jika massa neutron, massa atom dinyatakan dalam sma, maka rumus BE
dapat diubah dalam bentuk :

Hal ini disebabkan massa sebesar sma setara dengan energi 931 MeV.

E. Massa Inti dan Skala Massa

Massa atom dapat diukur dengan presisi yang tinggi dengan menggunakan
spektrometer massa modern dan teknik reaksi inti. Massa seperti ini diukur
dalam satuan massa atomic terpadu (u) sehingga massa adalah 12 u.
Hubungan satuan ini dengan massa standar SI adalah . 12 SENTI/NT
Perhatikan bahwa nomor massa(A) mengidentifikasikan sebuah inti, karena
nomor ini sama dengan massa inti atom tersebut yang dibulatkan kebilangan
bulat terdekat. Nomor massa inti adalah 137, inti ini mengandung 55 proton
dan 82 neutron, massa atomnya 136,90707 u yang dibulatkan secara numeris
menladi 137.

Pada fisika inti perubahan-perubahan energi per peristiwa pada umumnya


sangat besar sehingga relasi massa.energi Einstdn yang terkenal dqlgan
E=Δmc2 berlaku (Halliday-Resnik dalam Fisika Modern, 1986). Ekivalensi
energi dari 1 satuan massa atom adalah :

ini berarti kita dapat menuliskan c'l sebagai 931 MeV/u danakan mudah untuk
menentukan ekivalensi energi dalamMeV dari sembarang massa atau selisih
massa dalam u atau sebaliknya.
Massa atomik dinyatakan secara konvensional dalam satuan massa atom
(sma) atau atomic massa unit (amu) ditulis dengan notasi u. Sebelum tahun
1960 ada dua standar satuan massa digunakan orang yaitu standar yang
digunakan dalam fisika berdasar pada isotop O16 dan standar yang digunakan
dalam kimia berdasar pada massa atom rata-rata elemen oksigen. Massa
isotop yang tepat sekarang ditentukan dalam satuan massa atom dengan
massa isotop C12 yang didefinisikan mempunyai harga 12 satuan massa
atom. Jadi massa isotop sebuah atom C12 per definisi adalah 12 u. Dengan
mengambil 1 Mol C 12 mempunyai massa 12 kg dan memiliki jumlah atom
sebanyak bilangan Avogadro yaitu 6,023 x 1026 kmol-1 diperoleh

Instrumen yang biasa dipakai untuk mengukur massa atomik disebut


spectrometer massa atau spektrograf massa. Teknik pengukuran massa
isotop makin sempurna dengan dikembangkannya spektrograf massa oleh
Aston, Dempster, Bainbridge dan Nier
F. Spektrometer Massa

Pengukuran massa inti mempunyai peranan penting dalam perkembangan


fisika inti. Spektroskopi massa merupakan teknik pertama dalam pengukuran
massa inti yang mempunyai ketelitian tinggi.
Karena massa inti bertambah secara teratur dengan penambahan satu proton
atau neutron, pengukuran massa-massa inti memungkinkan semua isotop
stabil dipetakan. Untuk menentukan massa inti dan kelimpahan (abudance)
relatif dalam suatu sampel bahan yang mungkin merupakan campuran isotop
-isotop yang berlainan, kita harus mempunyai cara untuk memisahkan isotop
satu dengan isotop lainnya berdasarkan massanya. Untuk mengukur massa
inti dengan ketelitian tinggi diperlukan alat canggih yang dikenal sebagai
spektroskop massa. Massa-massa yang dipisahkan bisa difokuskan untuk
membuat bayangan pada pelat fotografis; dalam hal ini instrumen itu disebut
spektrograf. Apabila massa-massa yang dipisahkan dilewatkan celah
pendeteksi dan direkam secara elektronis (misalnya sebagai arus), maka
instrumen itu disebut spektrometer. Gambar 1.1 menunjukkan bagan
spektrograf massa. Semua spektroskop massa diawali oleh sumber ion, yang
menghasilkan berkas atom atau molekul terionisasi. Sering kali uap dari
bahan yang sedang diselidiki ditembaki dengan elektron-elektron untuk
menghasilkan ion-ion; dalam kasus lain ion-ion dapat dibentuk sebagai hasil
lucutan bunga api antara elektrode-elektrode yang dilapisi dengan bahan
tersebut. Ion-ion yang muncul dari sumber mempunyai rentangan kecepatan
yang luas, seperti yang diduga untuk distribusi termal dan sudah barang tentu
terdiri atas berbagai massa yang berbeda-beda.

Sumber ion menghasilkan berkas dengan distribusi termal kecepatan.


Selektor kecepatan hanya melewatkan ion-ion yang dengan kecepatan
tertentu, dan pemilihan momentum dilakukan oleh medan magnet seragam
yang memungkinkan identifikasi massa secara individual.

Bagian berikutnya adalah selektor kecepatan, terdiri dari medan listrik dan
medan magnet yang saling tegak lurus. Dalam Gambar 1.1 medan listrik E
akan melakukan gaya qE yang cenderung membelokkan ion-ion ke atas;
medan magnet B akan melakukan gaya ke bawah sebesar qvB. Jika kedua
gaya itu sama, ion-ion itu akan melewati selektor tanpa pembelokan,
sehingga
qE= qvB atau

Bagian terakhir adalah selektor momentum, yang pada dasarnya merupakan


medan magnet seragam yang akan membelokkan berkas ke dalam lintasan
lingkaran dengan jari-jari r yang dapat ditentukan mv = qBr atau
Karena q, v, dan B dapat ditentukan secara unik, masing-masing massa m
muncul dengan r yang khusus. Sering kali medan magnet selektor kecepatan
dan selektor momentum dijadikan satu sehingga.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Eksperimen hamburan Rutherford bukti pertama bahwa inti mempunyai
ukuran berhingga. Dengan menggunakan sinar masuk yang terdiri elektron-
elektron berenergi tinggi (H+ 200 MeV) sehingga panjang gelombang de
Broglie-nya akan cukup kecil supaya elektron-elektron bertindak sebagai
benda-benda kecil inti yang sensitif untuk menyelidiki struktur inti.
2. Jari-jari inti bukanlah suatu kuantitas yang dapat didefinisikan secara tepat:
atom atau inti adalah tidak merupakan bola padat dengan batas-batas
tertentu. Baik potensial Coulomb yang mengikat atom dan distribusi muatan
listrik yang dihasilkan meluas ke takhingga , meskipun keduanya menjadi
diabaikan kecil pada jarak jauh melampaui jari-jari atom
3. Pada peralatan analisis sinar positif , Ion positif dihasilkan gas dalam tabung
diantara anoda dan katoda dengan cara lucutan muatan. Katoda terdiri dari
silinder dengan panjang 7 cm yang ditempatkan pada leher tabung. Sebuah
lubang yang sempit dengan diameter 1 mm dibuat pada katoda. Tabung
lucutan beroperasi dengan beda potensial 30.000 sampai 50.000 volt.

4. Massa atom dapat diukur dengan presisi yang tinggi dengan menggunakan
spektrometer massa modern dan teknik reaksi inti. Massa seperti ini diukur
dalam satuan massa atomic terpadu (u) sehingga massa adalah 12 u.

5. Pengukuran massa inti mempunyai peranan penting dalam perkembangan


fisika inti. Spektroskopi massa merupakan teknik pertama dalam pengukuran
massa inti yang mempunyai ketelitian tinggi. Karena massa inti bertambah
secara teratur dengan penambahan satu proton atau neutron, pengukuran
massa-massa inti memungkinkan semua isotop stabil dipetakan.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,


kedepannya penulis akan lebih mengembangkan penulisan menjadi lebih baik dan
lebih baik lagi. Sekiranya pada laporan ini terdapat kekurangan-kekurangan, saya
meminta kritik, saran dan masukan kepada semua pihak yang membaca laporan
ini. Saya berharap pada kesempatan lain, dapat membuat penulisan yang lebih
sempurna dan bermanfaat unntuk kita semua dan berkontribusi pada kemajuan
pendidikan.

Daftar Pustaka

Santiani, 2011. Nuklil Fisika Inti, dan Politik Energi Nuklir. Malang : Penerbit Intimedia
Sumardi, Yosaphat (2011) Fisika Inti. In: Struktur Inti dan Model Inti. Universitas Terbuka,
Jakarta, pp.1-61. ISBN9789790114517
KELOMPOK 1
1. Syifa Chairunnisa
(20033037)
“Sifat Inti”
2. Ahmad Dahary (20033043)
3. Annifah (20033045)
1. Variasi Inti : isotop, isoton, isobar

Isotop adalah atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi mempunyai nomor massa
yang berbeda. Contoh isotop yang paling sederhana adalah 12C, 13C, dan 14C.

Isoton adalah atom yang mempunyai jumlah neutron TITLE


yang sama, namun mempunyai
TITLE
jumlah proton yang berbeda. Contoh isoton adalah 12B dan 13C.
Add your words here,
according to your
need to draw the text
Isobar adalah atom yang mempunyai nomor massa yang sama dari unsur yang berbeda.
box size
Persamaan massa ini disebabkan karena adanya jumlah nukleon (gabungan proton dan
neutron) yang sama. Contoh isobar adalah 40S, 40Cl, 40Ar, 40K, dan 40Ca
Add your words here,
ccording to your need
to draw the text box
size
2. Analisis Sinar Positif dan Eksistensi Isotop

Sinar Positif
Dengan cara luncutan muatan katoda terdiri dari silinder dengan panjang 7cm yang
ditempatkan pada leher tabung.sebuah lubang yang sempit dengan diameter 1mm dibuat
pada katoda. tabung lucutan beroperasi dengan beda potensial 30.000 sampai 50.000 volt.
TITLE

Add your words here,


ccording to your need
to draw the text box
size
2. Analisis Sinar Positif dan Eksistensi Isotop

√(Z) = √(i.B)/2E adalah konstan ion positif yang sama harga q/M tetapi berbeda
kecepatanya, akan membentuk sebuah parabola tunggal.ion yang memiliki kecepatan
paling besar akan sedikit disimpangkan dan akan sangat
TITLE dekat dengan titik asal. Thomson
menggunakan metode ini untuk berbagai jenis gas,yaitu H2,O2,CO,CO2,dan Ne Thomson
memperoleh dua parabola yang menunjukan bahwa neon merupakan campuran dari dua
isotop.

Add your words here,


ccording to your need
to draw the text box
size
2. Analisis Sinar Positif dan Eksistensi Isotop

Tidak semua atom dari suatu unsur tertentu


identik. Secara khusus, jumlah neutron bisa
bervariasi untuk berbagai unsur. Sebagai
contoh, karbon secara alami ada dalam tiga TITLE
bentuk. Setiap atom karbon memiliki jumlah
proton yang sama (6), yang merupakan nomor
atom. Setiap atom karbon juga mengandung
enam elektron untuk menjaga netralitas listrik.
Namun jumlah neutron bervariasi enam, tujuh, Add your words here,
ccording to your need

atau delapan. Isotop adalah atom yang to draw the text box
size

memiliki nomor yang sama nomor atom, tetapi


nomor massa yang berbeda yang disebabkan
oleh perubahan dalam jumlah neutron.
3. Sifat Inti : Muatan, massa,
ukuran, momentum sudut, momen
magnetik, momen listrik

Muatuan
Jari-jari atom adalah jarak dari inti TITLE
atom ke elektron terluar dalam
suatu atom. Dalam sistem periodik
jari-jari atom dari kiri ke kanan
adalah semakin kecil karena
muatan inti bertambah makin Add your words here,
ccording to your need

besar muatan inti inti maka to draw the text box


size

semakin kuat juga elektron ditahan


sehingga jari-jari atom semakin
kecil.
Massa

Masa inti m ≈ Zmp + Nmn


Satuan massa inti:
Karena mudah diperoleh dan dimurnikan sebagai standar, secara internasional disetujui
digunakan massa satu atom isotop C-12 (6 proton, 6TITLE
neutron, 6 elektron)
= 12 u (unified mass unit)
1 mole atom C-12=12 gr=NA atom C-12
1 atom C-12=12/NA gr=12 u
Jadi 1 u = 1/NA=1.660 559 x 10-27 kg
Add your words here,
ccording to your need
to draw the text box
size

Massa proton mp = 1,0077276470 u


Massa neutron mn = 1,008 665 u
Massa elektron me = 0,00054857 u
Dari E = mc2
me = 0,51099906 MeV/c2 = 9,1093897× 10-31 kg.
Momen Sudut
Momentum sudut total inti (sering disebut momentum sudut inti atau spin inti) adalah
jumlah vektor dari momentum sudut orbital dan momentum sudut spin dari inti atom.
Momentum sudut total inti ini biasanya berarti sebagai spin inti Lambang (I), I = L + S

TITLE
Momen Magnetik
 Di dalam inti atom nukleon-nukleon mengalami gerak orbital, baik proton maupun
neutron mempunyai momen magnetik.

 Untuk proton, momen magnetik proton, Mp, dan momentum sudut orbital, Lp.
Add your words here,
ccording to your need
to draw the text box
size
4. Massa dan Skala Massa

Massa atomik dinyatakan secara konvensional dalam satuan massa atom(sma) atau
atomik massa unit (amu) ditulis dengan notasi u. Sebelum tahun 1960 ada dua standar
satuan massa digunakan orang yaitu standar yang digunakan dalam fisika berdasar pada
isotop O16 dan standar yang digunakan dalam kimiaTITLE
berdasar pada massa atom rata-rata
elemen oksigen. Massa isotop yang tepat sekarang ditentukan dalam satuan massa atom
dengan massa isotop C12 yang didefinisikan mempunyai harga satuan massa atom.Jadi
massa isotop sebuah atom C12 per definisi adalah 12 u.Dengan mengambil 1 mol C12
mempunyai massa 12 kg dan memiliki jumlah atom sebanyak bilangan Avogadro yaitu 6,
023 x 1026 kmol-1 diperoleh
Add your words here,
ccording to your need
to draw the text box
size

1u = 1,66042 x 10-27 kg
4. Massa dan Skala Massa

Instrumen yang biasa dipakai untuk mengukur massa atomik disebut spektrometer massa
atau spektrograf massa. Teknik pengukuran massa isotop makin sempurna dengan
dikembangkannya spektograf massa oleh Aston, Dempster, Bainbridge, dan Nier.
TITLE

Add your words here,


ccording to your need
to draw the text box
size
5. Spektrometer Massa

TITLE

Add your words here,


ccording to your need

Spektrometer Massa Dempster to draw the text box


size

Sebuah ion positif yang massanya M dan muatannya q dihasilkan di dalam sumber S yang
berada dalam keadaan diam di dalam suatu ruang di dalam mana terjadi lucutan gas.Ion
tersebut dipercepat dengan oleh medan listrik E yang terdapat antara pelat P dan Q atau
perbedaan potensial V dan memasuki sebuah medan magnet B melalui celah S1 dengan
kecepatan v.
Spektrometer Massa Massa Bainbridge

Sebuah sumber ion menghasilkan berkas atom


atau molekul terionisasi.Seringkali gas atau
material yang sedang diselidiki ditembak dengan
elktron untuk menghasilkan ion,atau ion dapat TITLE
juga dihasilkan dari lucutan muatan listrik
diantara sebuah elektroda. Peralatan berikutnya
adalah selektor kecepatan terdiri dari medan
listrik dan medan magnet yang saling lurus.
Medan E memberikan gaya qE yang mengarah Add your words here,

keatas.Gaya magnet qvB mengarah kebawah. ccording to your need


to draw the text box
size

Untuk ion yang tidak mengalami penyimpangan


berarti kedua gaya saling menghapuskan.
Spektrometer Massa Massa Bainbridge

Peralatan terakhir adalah suatu selektor


momentum yang terdiri dari medan magnet
serba sama yang akan membelokkan berkas ion
dalam lintasan melingkar dengan jari- jari yang TITLE
ditentukan oleh:

Mv=qBr ; r = mv/qB

Karena q, B, dan v adalah konstan,masing masing Add your words here,

massa yang berbeda akan menghasilkan r


ccording to your need
to draw the text box
size

lintasan yang berbeda.Massa dapat ditentukan


dengan persamaan:
m= q . √(B) . r/E
TITLE

TERIMA KASIH
Add your words here,
ccording to your need
to draw the text box
size

Anda mungkin juga menyukai