RADIOAKTIVITAS
Peserta didik mampu mendeskripsikan radioaktivitas dengan tinjauan struktur dan karakteristik
inti atom.
Pemahaman bermakna
Peserta didik memiliki kesempatan untuk menyelidiki radioaktivitas serta menerapkan konsep
tersebut ke dalam aplikasi kehidupan sehari-hari
Pengetahuan Prasyarat
✓ Teori Atom
PETA KONSEP
A. Struktur Inti Atom
1. Jari-Jari Inti
Eksperimen hamburan Rutherford
menjadi bukti pertama bahwa inti
mempunyai ukuran berhingga. Ukuran
dan struktur inti dapat dipelajari dengan
eksperimen hamburan menggunakan
sinar masuk yang terdiri elektron-
elektron berenergi tinggi (H+ 200 MeV)
sehingga panjang gelombang de Broglie-
nya akan cukup kecil supaya elektron-
Gambar 1. Struktur Penyusun Inti Atom
elektron bertindak sebagai benda-benda (https://images.app.goo.gl/JTBdAxXiTdzta9kE9)
kecil inti yang sensitif untuk menyelidiki
struktur inti.
Eksperimen sesungguhnya untuk menentukan ukuran inti telah memakai elektron
berenergi beberapa ratus MeV sampai dengan 1 GeV(1 GeV = 1000 MeV = 10 eV) dan
neutron dengan energi 20MeV ke atas. Dalam setiap kasus secara umum didapatkan
volume sebuah inti berbanding lurus dengan banyaknya nukleon yang dikandungnya
(nomor massanya A). Hal ini memperlihatkan bahwa kerapatan nukleon hampir sama
dalam bagian-bagian inti.
Jika jari-jari inti adatah R dan volume inti adalah
4
𝑉 = 𝜋𝑅 3
3
𝑉∞𝐴
sehingga 𝑅 3 berbanding lurus dengan A. Hubungan ini jika dinyatakan dalam hubungan
kebalikannya maka
1
𝑅 = 𝑅𝑜 𝐴3
dengan nilai Ro ≈ l,2 x l0 m. Tanda Ro menyatakan kira-kira karena inti tidak
-15
mempunyai batas yang tajam. Namun harga R dapat mewakili ukuran inti atom secara
efektif.
Inti atom begitu kecil sehingga satuan paniang yang lebih memadai untuk
memperkirakannya adalah femtometer (fm) yang setara dengan 10-15. Femtometer disebut
juga dengan Fermi. Jadi untuk jari-jari inti dapat ditulis 𝑅 = 1,2 𝐴1/3 fm.
Contoh Soal:
Eksperimen Hamburan Rutherford memberikan bukti pertama mengenai struktur penyusun
atom. Bukti tersebut menyebutkan bahwa…
A. Inti atom memiliki ukuran yang tak hingga
B. Inti atom memiliki ukuran yang berhingga
C. Elektron jatuh ke dalam inti
D. Elektron tidak jatuh ke dalam inti
E. Proton terletak pada kulit atom dan bermuatan negatif
2. Massa Inti
Massa inti atom sangat kecil jika dinyatakan dengan satuan massa biasa, yaitu
kurang dan 10.21 gram. Oleh karena itu harus dinyatakan dengan satuan yang berbeda.
Satuan yang diakui secara universal adalah didasarkan pada massa atom 12C yang berada
dalam keadaan netral dan tingkat energi dasar. Satuan yang dimaksud adalah sma (satuan
massa atom) atau amu (atomic mass unit).
Dalam sistem atom, energi pada umumnya dinyatakan dalam satuan elektron volt
(eV). Satu elektron volt didefinisikan sebagai energi yang diperoleh satu elektron yang
bermuatan 1,6.10-19 coulomb setelah menempuh beda potensial sebesar 1 volt, atau
1 eV = 1,6021.10-19 joule
1 sma = 1,66043. 10-27 kg = 1,492232. 10-10 joule = 9,3148.108 eV = 931, 48 MeV
Massa dari berbagai elemen atom diketahui lebih besar dari berat atom. Sebagai
contoh isotop oksigen 16O terdapat 8 proton, 8 neutron dan 8 elektron; jumlah massanya
sama dengan 16,132 amu, sedangkan berat atomnya sebesar 15,99491 amu. Isotop oksigen
16
O lebih ringan 0,13709 smu dan elemen penyusun. Perbedaan antara total massa proton,
neutron dan elektron secara individu dengan massa atom disebut defek massa; Persamaan
untuk defek massa adalah
Defek massa = Z.mh + (A-Z). mn – M
dengan,
Z : nomor atom
mh : massa atom hidrogen
mn : massa neutron
A-Z : nomor neutron
M : massa inti
Massa atom dapat diukur dengan presisi yang tinggi menggunakan spektrometer massa
modern dan teknik reaksi inti. Massa seperti ini diukur dalam satuan massa atomic terpadu
(u) sehingga massa adalah 12 u. Nomor massa (A) mengidentifikasikan sebuah inti, karena
nomor ini sama dengan massa inti atom tersebut yang dibulatkan kebilangan bulat terdekat.
Nomor massa inti adalah misalnya 137, inti ini mengandung 55 proton dan 82 neutron,
massa atomnya 136,90707 u yang dibulatkan secara numeris menjadi 137. Pada fisika inti
perubahan-perubahan energi per peristiwa pada umumnya sangat besar sehingga relasi
massa energi Einstein yang terkenal dengan E= ∆mc2 berlaku
Ekivalensi energi dari 1 satuan massa atom adalah
Jika dibandingkan, massa inti suatu atom memiliki penyusun yang lebih kecil daripada
massa nukleon. Sehingga dapat dikatakan terdapat massa yang hilang pada penyusunan
inti dari partikel/nukleon penyusunnya. Massa yang hilang ini berubah menjadi energi ikat
inti, yang artinya energi ikat setara dengan massa yang lenyap pada penyusunan inti dari
partikel penyusunnya. Untuk memisahkan inti menjadi partikel penyusunnya diperlukan
energi yang sama dengan energi ikat inti. Energi ikat inti dapat dihitung dengan persamaan
matematis berikut.
dengan:
mp = massa proton dalam kg
mn = massa neutron dalam kg
mi = massa inti 𝐴𝑍𝑋
108 𝑚
c = kelajuan cahaya dalam hampa yang bernilai 3 𝑥 𝑠
BE - Binding Energy = energi ikat dalam satuan Joule
Z = nomor atom
A = nomor massa
Gambar 3. Energi ikat per satuan nucleon (https://images.app.goo.gl/2YW4Szs8paoCzzyY8)
Karena tabel massa inti tidak ada maka rumus BE perlu diubah dalarn bentuk massa
atom yang dapat dicari dalam tabel massa atom, sehingga rumus BE diubah menjadi:
𝐵𝐸 = {𝑍(𝑚𝑝 + 𝑚𝑒 ) + 𝑁𝑚𝑛 − (𝑀𝑖𝑍 𝐴𝑍𝑋 + 𝑍𝑚𝑒 )}𝑐 2
𝐵𝐸 = (𝑍𝑚𝑎 11𝐻 + 𝑁𝑚𝑛 − 𝑀𝑎 𝐴𝑍𝑋)𝑐 2
Jika massa neutron, massa atom dinyatakan dalam sma, maka rumus BE dapat
diubah dalam bentuk:
𝐵𝐸 = (𝑍𝑚𝑎 11𝐻 + 𝑁𝑚𝑛 − 𝑀𝑎 𝐴𝑍𝑋) 𝑥 931 𝑀𝑒𝑉
Hal ini karena massa sebesar 1 sma setara dengan energi 931 MeV. Konversi satuan
massa dalam kg menjadi sma dan sebaliknya.
Contoh Soal:
Sebuah unsur Helium memilik nomor atom 2 dan nomor massa 4. Jika Massa
proton dan neutron berturut – turut 1,0078 sma dan 1,0087 sma. Jika massa inti
He yang terukur adalah 4,0020 sma dan 1 sma setara dengan 931 MeV, maka
besarnya defek massa yang berubah menjadi energi ikat inti sebesar?
Jawab:
Rumus energi ikat intiE = ∆m. 931
E = (mp + mn − m inti ). 931
E = (2.1,0078 + (4 − 2)1,0087 − 4,0020)931
E = (2,0156 + 2,0174 − 4,0020)931
E = (4,033 − 4,0020)931
E = 0,031.931E = 28,83 MeV
4. Gaya Inti
Gaya inti adalah gaya yang mengikat inti agar tidak cerai berai. Energi ikat
nukleon-nukleon di dalam inti tidak lain adalah energi yang berhubungan dengan gaya
antar nukleon (gaya inti). Hal ini ternyata tidak sesederhana gaya sentral yang telah dikenal
sebelumnya. Gaya inti melibatkan gaya antar nukleon-nukleon dan amat kuat tetapi
jangkauannya amat pendek dan tidak bergantung jenis nukleonnya. Hal ini sama baik untuk
antar proton maupun antar neutron ataupun antara proton dan neutron.
Lewat berbagai percobaan dengan berbagai inti atom diperoleh ciri-ciri gaya inti
antara lain:
(1) Merupakan ienis gaya berbeda sama sekali dari gaya elektromagnet, gravitasi atau gaya
lain dan memiliki gaya paling kuat dari semua gaya yang diketahui serta disebut gaya
kuat (strong force).
(2) Jangkauannya sangat pendek dengan daerah terbatas hingga ukuran inti atom sekitar 10-
15
m.
(3) Gaya inti antara dua nukleon tidak bergantung pada jenis nukleon gaya inti n-p, Gaya
inti n-n, dan p-p adalah sama.
Muatan 0 +1 -1
massa 1 1 0
Hukum kekekalan energi menyatakan muatan dan
massa di sisi kiri anak panah haruslah sama dengan sisi kanan
anak panah. Dari bagan diatas, hukum kekekalan energi telah
terpenuhi. Namun temyata masih ada yang kurang dari bagan
tersebut, karena Pauli mempostulatkan bahwa terdapat
partikel lain yang turut dibebaskan selain partikel beta,
partikel tersebut bemama Neutrino; memiliki massa diambil
dan tidak memiliki muatan namun memiliki sejumlah energi
yang dibebaskan pada transformasi radioaktif, karena
Karakteristiknya yang tidak bermuatan dan tidak bermassa
Gambar 10. Grafik Perbandingan maka jika partikel ini sulit untuk dideteksi keberadaan
proton dan neutron tipe peluruhan netrtrino baru bisa dipastikan ketika teknologi sintilasi cair
(https://images.app.goo.gl/huDQzj
md8cHBqzqJA) ditemukan.
Muatan +1 0 +1
massa 1 1 0
Inti yang dihasilkan akan memiliki nomor atom lebih kecil satu angka daripada inti
induknya meskipun nomor massanya adalah sama. Unsur ini cenderung lebih stabil dan
masih bersifat radioaktif sehingga setelah beberapa transformasi disintegrasi positron akan
tercapai inti yang berada pada rentang kestabilan jika perbandingan neutron dan proton
berada jauh di bawah rentang kestabilan. Ada dua jalan agar inti tersebut menjadi stabil,
yang pertama dengan memancarkan partikel alfa dan yang kedua dengan menangkap
electron negatif dari luar atom sehingga teriadi kebalikan proses disintegrasi beta yang
telah diielaskan diatas.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi
yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar
beta. Selanjutnya Paul U Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan
dan diberi nama sinar gamma.
1) Sinar alfa (𝜶)
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang
bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti
helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel
alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat
radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan
kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena
Gambar 12.Peluruhan Alfa
memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alla paling (https://images.app.goo.gl/hta6u2hcAs
lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara f2XUX56)
Contoh Soal:
1. Berikut merupakan pernyataan-pernyataan mengenai gaya inti
1. Radiasi alfa terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan positif dengan muatan
+2 dan massa atomnya 4
2. Partikel beta dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik tetapi arahnya
berlawanan dengan sinar 𝛼
3. Sinar beta mempunyai daya tembus yang lebih kecil tetapi daya pengionnya lebih
besar dibandingkan sinar 𝛼
4. Sinar gamma dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet
5. Sinar gamma mempunyai panjang gelombang yang pendek
Pernyataan yang benar mengenai sifat-sifat sinar alfa, beta, dan gamma adalah….
A. 1 dan 2
B. 1, 2, dan 3
C. E dan 4
D. 1, 2, dan 4
E. Semua benar
2. Kestabilan inti atom ditentukan oleh jumlah prton dan netron di
dalam inti. gambar berikut merupakan diagram N-Z yang
menyatakan hubungan antara jumlah proton dan netron untuk
sejumlah inti stabil. Bagaimana inti-inti yang stabil dan tidak
stabil jika dilihan pada gambar diagram di samping?
Jawaban:
1. D. 1, 2, dan 5
Penjelasan:
1. Radiasi alfa terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan positif dengan muatan +2
dan massa atomnya 4
2. Partikel beta dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik tetapi arahnya
berlawanan dengan sinar 𝛼
3. Sinar beta mempunyai daya tembus yang lebih besar tetapi daya pengionnya lebih
kecil dibandingkan sinar 𝛼
4. Sinar gamma tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet
5. Sinar gamma mempunyai panjang gelombang yang pendek
2. Dari diagram N-Z tampak bahwa inti-inti stabil membentuk kurva kestabilan,
sedangkan inti-inti yang tidak stabil terdapat di atas atau bawah kurva kestabilan. Inti-
inti yang tidak stabil secara spontan akan melakukan peluruhan untuk menuju daerah
kestabilan inti dengan memancarkan partikel radioaktif. Inti yang tidak stabil
memiliki jumlah neutron yang lebih banyak ataupun inti dengan proton yang lebih
sedikit (sehingga perbandingan neutron dan protonnya diatas 1,56) ditunjukan oleh
grafik.
A. 0,693 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚
B. 0,300 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚
C. 0,230 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚
D. 0,125 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚
E. 0,025 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚
Jawab:
𝑡
1 𝑇1
𝑁 = 𝑁0 ( ) 2
2
20,79
1 6,93
𝑁 = 𝑁0 ( )
2
1 3
𝑁 = 𝑁0 ( )
2
1
𝑁= 𝑁 /𝑗𝑎𝑚
8 0
Tambahan: Lakukan percobaan waktu paruh dan konstanta peluruhan yang terdapat
pada lampiran I dan II sesuai dengan LKPD yang telah tersedia!
3) Deret Radioaktif
Unsur-unsur berat diperlihatkan dengan besarnya kuantitas proton dan neutron
dalam inti (neukleon) atau sering dinamakan nomor massa (A). Jika nomor massa suatu
unsur berbeda maka perbedaan tersebut terletak pada jumlah neutron (N) dalam
neukleon. Inti -inti atom dengan nomor atom (Z) sama dan nomor massa yang berbeda
dinamakan isotop.
Sebagai contoh, hidrogen memiliki tiga isotop. Hidrogen biasa (Z=1, A=l),
deuterium (Z=1, A=Zt, dan isotop radioaktif tritium (Z=1,A:3). Semua isotop ini
ditunjukkan dengan lambang kimia H. perbedaan jumlah neutron dan proton akan
mengganggu kestabilan neukleon, sehingga sebuah unsur berkarakteristik radioaktif.
Isotop-isotop yang tidak stabil ini dinamakan radioisotop.
Jika unsur radioaktif berubah menjadi unsur radioaktif yang lain, dan unsur
radioaktif yang kedua berintegrasi dengan sendirinya menjadi unsur ketiga yang stabil,
dan andaikan pada t = 0 yang ada hanya zat radioaktif pertama, maka:
𝑁1 = 𝑁01 𝑒 −𝜆𝑡
𝜆1 𝑁01 −𝜆 𝑡
𝑁2 = (𝑒 1 − 𝑒 −𝜆2𝑡 )
𝜆2 − 𝜆1
𝜆1
𝑁3 = 𝑁01 (1 + 𝑒 −𝜆2𝑡
𝜆2 − 𝜆1
𝜆2
− 𝑒 −𝜆1 𝑡 )
𝜆2 − 𝜆1
𝑑𝑁1
= −𝜆1 𝑁1
𝑑𝑡
𝑑𝑁2
= 𝜆1 𝑁1 − 𝜆2 𝑁2
𝑑𝑡
𝑑𝑁3
= 𝜆2 𝑁2 − 𝜆3 𝑁3
𝑑𝑡
𝑑𝑁𝑛
= 𝜆𝑛−1 𝑁𝑛−1 − 𝜆𝑛 𝑁𝑛
𝑑𝑡
Menurut Bateman penyelesaian untuk persamaan tersebut adalah:
𝑁𝑛
= 𝐶𝑒 −𝜆1 𝑡 + 𝐶𝑒 −𝜆2𝑡
𝑁01
+ 𝐶𝑒 −𝜆3𝑡 … 𝑒 −𝜆𝑛𝑡
Sebagian besar unsur radioaktif yang ada dialam adalah anggota dari empat deret
radioaktif. Masing-masig deret terdiri dari urutan produk nuklida anak yang semuanya
dapat diturunkan dari nulida induk tunggal. Nama deret didasarkan pada nama
induknya dan dicirikan oleh nomor massa anggota-anggotanya, yakni disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 1. Deret Radioaktif
Deret neptinium sudah tidak ada di alam, namun nuklida neptunium dapat diperoleh
di laboratorium dengan menembaki inti berat dengan neutron. Waktu paruh neptium
begitu pendek dibandingkan dengan perkiraan umur alam semesta yakni 1010 tahun,
sehingga anggota-anggota dere sudah tidak ditemukan di alam.
Contoh:
Berikut merupakan tabel deret radioaktif yang didasarkan pada nama induknya dan dicirikan
oleh nomor massa anggota-anggotanya:
Dari nama-nama deret di atas, deret manakah yang saat ini tidak tersedia di alam?
A. Thorium
B. Neptunium
C. Uranium
D. Aktiium
E. Semuanya masih ada di alam
Jawaban: B. Neptunium
Penjelasan
Deret neptinium sudah tidak ada di alam, namun nuklida neptunium dapat diperoleh di
laboratorium dengan menembaki inti berat dengan neutron. Waktu paruh neptium begitu
pendek dibandingkan dengan perkiraan umur alam semesta yakni 1010 tahun, sehingga
naggota anggota deret sudah tidak ditemukan di alam.
Cara mengajarkan materi ini kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum adalah dengan
pendekatan saintifik. Materi Radioaktivitas merupakan materi yang bersifat abstrak, maka kita
perlu untuk mendesain pembelajaran yang melibatkan kegiatan eksperimen virtual. Misalkan kita
ambil sub pokok Aplikasi Konsep Inti Atom.
Langkah pertama adalah menyusun capaian pembeajaran, kemudian kita tentukan tujuan
pembelajaran, indikator kesuksesan belajar, pemahaman bermakna, pengetahuan prasyarat, media,
metode, dan model pembelajaran kemudian kita buatkan tahapan pembelajaran berdasarkan model
pembelajaran yang kita gunakan. Sebagai contoh salah satunya dapat menggunakan model
pembelajaran Discovery learning. Untuk contoh desain RPP (Capaian Pembelajaran, Tujuan, dan
Pembelajaran Inti) disajikan di bawah ini
Tujuan
Pemahaman Konsep
Melalui kegiatan mengamati, memprediksi, melakukan eksperimen, menelaah referensi, dan
berdiskusi peserta mampu
1. Mendeskripsikan karakteristik inti atom
2. Menjelaskan definisi radioaktivitas
3. Mendeskripsikan sejarah penemuan radioaktivitas
4. Membedakan radioaktivitas alam dan buatan serta isotop radioaktivitas
5. Menganalisis perubahan radioaktivitas dan jenis-jenis partikel yang dihasilkan
6. Menerapkan hukum-hukum radioaktivitas yakni peluruhan jumlah sampel dan
aktivasi radioaktif serta waktu peluruhan.
7. Menjelaskan deret radioaktif
8. Menerapkan prinsip radioaktivitas dan radioisotope dalam kehidupan sehari-hari
Keterampilan Proses
1. Peserta mampu menggunakan panca inderanya untuk melakukan pengamatan melalui
eksperimen virtual phet simulasi mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu
atom, konstanta peluruhan dari suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu
paruh radioaktif.
2. Peserta mampu memprediksi berdasarkan hasil observasi dan mampu merumuskan
permasalahan yang ada mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu atom,
konstanta peluruhan dari suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu paruh
radioaktif.
3. Peserta menerapkan proses pengumpulan data, mengolah data, menganalisis data dan
menyimpulkan hasil eksperimen mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu
atom, konstanta peluruhan dari suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu
paruh radioaktif.
4. Peserta memperesentasikan, mengajukan pertanyaan dan berargumentasi,
mengembangkan keingintahuan, dengan argumentasi ilmiah dengan bertanggung jawab
mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu atom, konstanta peluruhan dari
suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu paruh radioaktif.
5. Peserta menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel, grafik, diagram alur/
flowchart dan/atau peta konsep, menyajikan data dengan simbol dan standar internasional
dengan benar, kecenderungan hubungan, pola, dan keterkaitan variabel dan menggunakan
bahasa, simbol dan peristilahan yang sesuai mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu
paruh suatu atom, konstanta peluruhan dari suatu atom dan umur fosil organik
menggunakan waktu paruh radioaktif
Selanjutnya untuk kegiatan inti pembelajaran dijabarkan pada bagan berikutnya dengan
mengadopsi materi dan eksperimen Phet yang ada pada bahan ajar ini. Penyusunan langkah-
langkah kegiatan terfokus pada tahapan Problem based Learning dan untuk membantu
memudahkan pembelajaran disusun LKPD sesuai dengan eksperimen virtual yang diambil dari
aplikasi Phet dengan LKPD terlampir
Untuk tahap evaluasi, guru wajib mengevaluasi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Untuk
aspek afektif guru tinggal memilih sikap apa yang akan dimunculkan dalam pembelajaran. Untuk
aspek kognitif, guru dapat menilai pengetahuan peserta didik dengan menggunakan contoh soal
yang ada di bahan ajar ini. Dan untuk aspek keterampilan, guru dapat menilai berdasarkan kinerja
peserta didik selama melaksanakan pembelajaran melalui LKPD.
Latihan Soal
Lembar Kerja
Tujuan:
Prosedur Percobaan:
1. Bagaimana hubungan antara jumlah inti atom pada saat mengalami peluruhan terhadap waktu
paruh?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana perbandingan waktu paruh hasil perhitungan dengan waktu paruh yang ditetapkan
secara internasional!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja
Struktur Inti Atom
Tujuan:
Pengolahan Data
Hitungah rata-rata jumlah inti mula-mula dan inti sisa pada masing-masing isotop!
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Perhitungan
1. Hitung waktu peluruhan yang dibutuhkan oleh karbon-14 dan uranium-238! (Asumsi nilai
waktu paruh untuk keduanya sudah ditentukan, di mana 𝑇𝑐 = 5.730 tahun dan 𝑇𝑈 =
4,46 𝑥 109 tahun)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Hitung waktu paruh yang dialami isotop karbon-14 dan uranium-238! (Asumsi waktu paruh
suatu atom belum diketahui)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Hitung besar konstanta peluruhan pada isotop karbon-14 dan uranium-238!
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
4. Buatlah grafik hubungan antara
a. Jumlah inti atom sisa terhadap waktu peluruhan!
b. Jumlah inti atom sisa terhadap waktu paruh!
c. Waktu paruh atom terhadap konstanta peluruhan!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
1. Bagaimana hubungan antara jumlah inti terhadap waktu peluruhan suatu atom?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana hubungan antara jumlah inti terhadap waktu paruh suatu atom?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana hubungan antara waktu paruh suatu atom terhadap konstanta peluruhan?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja
Tujuan:
Prosedur Percobaan:
3. Atur tipe satelit yang akan digunakan. Pilih “Karbon-14” untuk menafsirkan usia fosil makhluk
hidup.
4. Arahkan detektor pada fosil makhluk hidup.
5. Lihat persentase karbon yang ditunjukkan pada detektor. Kemudian arahkan titik acuan pada
grafik hingga persentase karbon yang ditunjukkan sama dengan yang ditunjukkan pada
detektor.
6. Akan muncul kolom untuk menafsirkan usia dari objek yang kita amati. Isi kolom tersebut
dengan tafsiran usia fosil.
7. Klik “Periksa Tafsiran”. Jika usia yang kita masukkan sama dengan usia yang ditunjukkan
pada acuan grafik, warna kolom tersebut akan menjadi hijau. Jika usia yang kita masukkan
salah, warna kolom tersebut akan menjadi merah.
8. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
9. Ulangi langkah 4-8 untuk mengukur usia batu menggunakan tipe satelit “Uranium-238”.
Objek yang Waktu Paruh Usia Objek Sisa Karbon
No. Tipe Satelit (%)
Diamati (tahun) (tahun)
Perhitungan
1. Apakah Carbon-14 dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan umur fosil organik?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Apakah Uranium-238 dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan umur batuan?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana hubungan antara kandungan karbon-14 dan uranium-238 terhadap usia fosil dan
batuan yang diukur?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………