Anda di halaman 1dari 41

MODUL

RADIOAKTIVITAS

Diah Mulhayatiah, S.Si., M.Pd.


TEORI RADIOAKTIVITAS

Tujuan Pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran

Pemahaman : Melalui kegiatan mengamati, memprediksi, melakukan eksperimen,


Fisika menelaah referensi, dan berdiskusi peserta mampu
1. Mendeskripsikan karakteristik inti atom
2. Menjelaskan definisi radioaktivitas
3. Mendeskripsikan sejarah penemuan radioaktivitas
4. Membedakan radioaktivitas alam dan buatan serta isotop
radioaktivitas
5. Menganalisis perubahan radioaktivitas dan jenis-jenis partikel yang
dihasilkan
6. Menerapkan hukum-hukum radioaktivitas yakni peluruhan jumlah
sampel dan aktivasi radioaktif serta waktu peluruhan.
7. Menjelaskan deret radioaktif
8. Menerapkan prinsip radioaktivitas dan radioisotope dalam
kehidupan sehari-hari

Keterampilan : 1. Peserta mampu menggunakan panca inderanya untuk melakukan


Proses pengamatan melalui eksperimen virtual phet simulasi mengenai lama
peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu atom, konstanta peluruhan dari
suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu paruh radioaktif.
2. Peserta mampu memprediksi berdasarkan hasil observasi dan mampu
merumuskan permasalahan yang ada mengenai lama peluruhan suatu
atom, waktu paruh suatu atom, konstanta peluruhan dari suatu atom dan
umur fosil organik menggunakan waktu paruh radioaktif.
3. Peserta menerapkan proses pengumpulan data, mengolah data,
menganalisis data dan menyimpulkan hasil eksperimen mengenai lama
peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu atom, konstanta peluruhan dari
suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu paruh radioaktif.
4. Peserta memperesentasikan, mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, mengembangkan keingintahuan, dengan argumentasi
ilmiah dengan bertanggung jawab mengenai lama peluruhan suatu atom,
waktu paruh suatu atom, konstanta peluruhan dari suatu atom dan umur
fosil organik menggunakan waktu paruh radioaktif.
5. Peserta menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel, grafik,
diagram alur/ flowchart dan/atau peta konsep, menyajikan data dengan
simbol dan standar internasional dengan benar, kecenderungan
hubungan, pola, dan keterkaitan variabel dan menggunakan bahasa,
simbol dan peristilahan yang sesuai mengenai lama peluruhan suatu
atom, waktu paruh suatu atom, konstanta peluruhan dari suatu atom dan
umur fosil organik menggunakan waktu paruh radioaktif.

Indikator Kesuksesan Belajar

Peserta didik mampu mendeskripsikan radioaktivitas dengan tinjauan struktur dan karakteristik
inti atom.

Pemahaman bermakna

Peserta didik memiliki kesempatan untuk menyelidiki radioaktivitas serta menerapkan konsep
tersebut ke dalam aplikasi kehidupan sehari-hari

Pengetahuan Prasyarat

✓ Teori Atom
PETA KONSEP
A. Struktur Inti Atom
1. Jari-Jari Inti
Eksperimen hamburan Rutherford
menjadi bukti pertama bahwa inti
mempunyai ukuran berhingga. Ukuran
dan struktur inti dapat dipelajari dengan
eksperimen hamburan menggunakan
sinar masuk yang terdiri elektron-
elektron berenergi tinggi (H+ 200 MeV)
sehingga panjang gelombang de Broglie-
nya akan cukup kecil supaya elektron-
Gambar 1. Struktur Penyusun Inti Atom
elektron bertindak sebagai benda-benda (https://images.app.goo.gl/JTBdAxXiTdzta9kE9)
kecil inti yang sensitif untuk menyelidiki
struktur inti.
Eksperimen sesungguhnya untuk menentukan ukuran inti telah memakai elektron
berenergi beberapa ratus MeV sampai dengan 1 GeV(1 GeV = 1000 MeV = 10 eV) dan
neutron dengan energi 20MeV ke atas. Dalam setiap kasus secara umum didapatkan
volume sebuah inti berbanding lurus dengan banyaknya nukleon yang dikandungnya
(nomor massanya A). Hal ini memperlihatkan bahwa kerapatan nukleon hampir sama
dalam bagian-bagian inti.
Jika jari-jari inti adatah R dan volume inti adalah
4
𝑉 = 𝜋𝑅 3
3
𝑉∞𝐴
sehingga 𝑅 3 berbanding lurus dengan A. Hubungan ini jika dinyatakan dalam hubungan
kebalikannya maka
1
𝑅 = 𝑅𝑜 𝐴3
dengan nilai Ro ≈ l,2 x l0 m. Tanda Ro menyatakan kira-kira karena inti tidak
-15

mempunyai batas yang tajam. Namun harga R dapat mewakili ukuran inti atom secara
efektif.
Inti atom begitu kecil sehingga satuan paniang yang lebih memadai untuk
memperkirakannya adalah femtometer (fm) yang setara dengan 10-15. Femtometer disebut
juga dengan Fermi. Jadi untuk jari-jari inti dapat ditulis 𝑅 = 1,2 𝐴1/3 fm.
Contoh Soal:
Eksperimen Hamburan Rutherford memberikan bukti pertama mengenai struktur penyusun
atom. Bukti tersebut menyebutkan bahwa…
A. Inti atom memiliki ukuran yang tak hingga
B. Inti atom memiliki ukuran yang berhingga
C. Elektron jatuh ke dalam inti
D. Elektron tidak jatuh ke dalam inti
E. Proton terletak pada kulit atom dan bermuatan negatif

Jawaban: B. Inti atom memiliki ukuran yang berhingga


Penjelasan: Eksperimen hamburan Rutherford menjadi bukti pertama bahwa inti
mempunyai ukuran berhingga. Kita dapat belajar mengenai ukuran dan struktur inti dengan
eksperimen hamburan- Dengan menggunakan sinar masuk yang terdiri elektron-elektron
berenergi tinggi (H+ 200 MeV) sehingga panjang gelombang de Broglie-nya akan cukup
kecil supaya elektron-elektron bertindak sebagai benda-benda kecil inti yang sensitif untuk
menyelidiki struktur inti.

2. Massa Inti
Massa inti atom sangat kecil jika dinyatakan dengan satuan massa biasa, yaitu
kurang dan 10.21 gram. Oleh karena itu harus dinyatakan dengan satuan yang berbeda.
Satuan yang diakui secara universal adalah didasarkan pada massa atom 12C yang berada
dalam keadaan netral dan tingkat energi dasar. Satuan yang dimaksud adalah sma (satuan
massa atom) atau amu (atomic mass unit).
Dalam sistem atom, energi pada umumnya dinyatakan dalam satuan elektron volt
(eV). Satu elektron volt didefinisikan sebagai energi yang diperoleh satu elektron yang
bermuatan 1,6.10-19 coulomb setelah menempuh beda potensial sebesar 1 volt, atau
1 eV = 1,6021.10-19 joule
1 sma = 1,66043. 10-27 kg = 1,492232. 10-10 joule = 9,3148.108 eV = 931, 48 MeV
Massa dari berbagai elemen atom diketahui lebih besar dari berat atom. Sebagai
contoh isotop oksigen 16O terdapat 8 proton, 8 neutron dan 8 elektron; jumlah massanya
sama dengan 16,132 amu, sedangkan berat atomnya sebesar 15,99491 amu. Isotop oksigen
16
O lebih ringan 0,13709 smu dan elemen penyusun. Perbedaan antara total massa proton,
neutron dan elektron secara individu dengan massa atom disebut defek massa; Persamaan
untuk defek massa adalah
Defek massa = Z.mh + (A-Z). mn – M
dengan,
Z : nomor atom
mh : massa atom hidrogen
mn : massa neutron
A-Z : nomor neutron
M : massa inti
Massa atom dapat diukur dengan presisi yang tinggi menggunakan spektrometer massa
modern dan teknik reaksi inti. Massa seperti ini diukur dalam satuan massa atomic terpadu
(u) sehingga massa adalah 12 u. Nomor massa (A) mengidentifikasikan sebuah inti, karena
nomor ini sama dengan massa inti atom tersebut yang dibulatkan kebilangan bulat terdekat.
Nomor massa inti adalah misalnya 137, inti ini mengandung 55 proton dan 82 neutron,
massa atomnya 136,90707 u yang dibulatkan secara numeris menjadi 137. Pada fisika inti
perubahan-perubahan energi per peristiwa pada umumnya sangat besar sehingga relasi
massa energi Einstein yang terkenal dengan E= ∆mc2 berlaku
Ekivalensi energi dari 1 satuan massa atom adalah

𝐵𝐸 = (𝑍𝑚𝑝 + 𝑁𝑚𝑛 − 𝑀𝑖𝑍 𝐴𝑍𝑋)𝑐 2


2
108 𝑚
(1,66𝑥10−27 𝑘𝑔) (3 𝑥 𝑠 )
𝐸 = ∆𝑚𝑐 2 = = 931 𝑀𝑒𝑉
1,6𝑥10−13 𝐽
𝑀𝑒𝑉
Berdasarkan persamaan di atas, berarti kita dapat menuliskan c2 sebagai 931 MeV/u
dan akan mudah untuk menentukan ekivalensi energi dalam MeV dari sembarang massa
atau selisih massa dalam u atau sebaliknya.
3. Energi Ikat

Gambar 2. Energi Ikat (https://images.app.goo.gl/KgH9ST81kH334Mb57)

Jika dibandingkan, massa inti suatu atom memiliki penyusun yang lebih kecil daripada
massa nukleon. Sehingga dapat dikatakan terdapat massa yang hilang pada penyusunan
inti dari partikel/nukleon penyusunnya. Massa yang hilang ini berubah menjadi energi ikat
inti, yang artinya energi ikat setara dengan massa yang lenyap pada penyusunan inti dari
partikel penyusunnya. Untuk memisahkan inti menjadi partikel penyusunnya diperlukan
energi yang sama dengan energi ikat inti. Energi ikat inti dapat dihitung dengan persamaan
matematis berikut.

dengan:
mp = massa proton dalam kg
mn = massa neutron dalam kg
mi = massa inti 𝐴𝑍𝑋
108 𝑚
c = kelajuan cahaya dalam hampa yang bernilai 3 𝑥 𝑠
BE - Binding Energy = energi ikat dalam satuan Joule
Z = nomor atom
A = nomor massa
Gambar 3. Energi ikat per satuan nucleon (https://images.app.goo.gl/2YW4Szs8paoCzzyY8)

Karena tabel massa inti tidak ada maka rumus BE perlu diubah dalarn bentuk massa
atom yang dapat dicari dalam tabel massa atom, sehingga rumus BE diubah menjadi:
𝐵𝐸 = {𝑍(𝑚𝑝 + 𝑚𝑒 ) + 𝑁𝑚𝑛 − (𝑀𝑖𝑍 𝐴𝑍𝑋 + 𝑍𝑚𝑒 )}𝑐 2
𝐵𝐸 = (𝑍𝑚𝑎 11𝐻 + 𝑁𝑚𝑛 − 𝑀𝑎 𝐴𝑍𝑋)𝑐 2
Jika massa neutron, massa atom dinyatakan dalam sma, maka rumus BE dapat
diubah dalam bentuk:
𝐵𝐸 = (𝑍𝑚𝑎 11𝐻 + 𝑁𝑚𝑛 − 𝑀𝑎 𝐴𝑍𝑋) 𝑥 931 𝑀𝑒𝑉
Hal ini karena massa sebesar 1 sma setara dengan energi 931 MeV. Konversi satuan
massa dalam kg menjadi sma dan sebaliknya.

Contoh Soal:
Sebuah unsur Helium memilik nomor atom 2 dan nomor massa 4. Jika Massa
proton dan neutron berturut – turut 1,0078 sma dan 1,0087 sma. Jika massa inti
He yang terukur adalah 4,0020 sma dan 1 sma setara dengan 931 MeV, maka
besarnya defek massa yang berubah menjadi energi ikat inti sebesar?
Jawab:
Rumus energi ikat intiE = ∆m. 931
E = (mp + mn − m inti ). 931
E = (2.1,0078 + (4 − 2)1,0087 − 4,0020)931
E = (2,0156 + 2,0174 − 4,0020)931
E = (4,033 − 4,0020)931
E = 0,031.931E = 28,83 MeV

4. Gaya Inti
Gaya inti adalah gaya yang mengikat inti agar tidak cerai berai. Energi ikat
nukleon-nukleon di dalam inti tidak lain adalah energi yang berhubungan dengan gaya
antar nukleon (gaya inti). Hal ini ternyata tidak sesederhana gaya sentral yang telah dikenal
sebelumnya. Gaya inti melibatkan gaya antar nukleon-nukleon dan amat kuat tetapi
jangkauannya amat pendek dan tidak bergantung jenis nukleonnya. Hal ini sama baik untuk
antar proton maupun antar neutron ataupun antara proton dan neutron.
Lewat berbagai percobaan dengan berbagai inti atom diperoleh ciri-ciri gaya inti
antara lain:
(1) Merupakan ienis gaya berbeda sama sekali dari gaya elektromagnet, gravitasi atau gaya
lain dan memiliki gaya paling kuat dari semua gaya yang diketahui serta disebut gaya
kuat (strong force).
(2) Jangkauannya sangat pendek dengan daerah terbatas hingga ukuran inti atom sekitar 10-
15
m.
(3) Gaya inti antara dua nukleon tidak bergantung pada jenis nukleon gaya inti n-p, Gaya
inti n-n, dan p-p adalah sama.

Video tentang gaya inti dapat dilihat pada link berikut:


https://www.youtube.com/watch?v=mpDDQ4uEH6M
Contoh Soal:
Berikut merupakan pernyataan-pernyataan mengenai gaya inti.
1) Merupakan jenis gaya yang sama dengan gaya elektromagnet, gravitasi atau gaya lain.
2) Merupakan gaya paling kuat dari semua gaya yang diketahui serta disebut gaya kuat
(strong force).
3) Jangkauannya sangat pendek dengan daerah terbatas hingga ukuran inti atom sekitar 10-15
m.
4) Gaya inti antara dua nukleon tidak bergantung pada fenis nukleory gaya inti n-p, Gaya inti
n-n, dan p-p adalah sama.
Pernyataan yang benar mengenai sifat-sifat gaya inti adalah …..
A. 1 saja
B. 1 dan 2
C. 1,2 dan 3
D. 2 dan 3
E. 2, 3, dan 4
Jawaban: E. 2, 3, dan 4
Penjelasan:
Ciri-ciri gaya inti antara lain:
(1) Merupakan jenis gaya berbeda sama sekali dari gaya elektromagnet, gravitasi atau gaya
lain
(2) Memiliki gaya paling kuat dari semua gaya yang diketahui serta disebut gaya kuat (strong
force).
(3) Jangkauannya santat pendek dengan daerah terbatas hingga ukuran inti atom sekitar 10-15
m.
(4) Gaya inti antara dua nukleon tidak bergantung pada fenis nukleory gaya inti n-p, Eaya inti
n-n, dan p-p adalah sama.
B. Radioaktivitas
1. Definisi Radioaktivitas
Salah satu Karakteristik menakjubkan dari beberapa inti
atom adalah kemampuan mereka untuk bertransformasi
sendiri secara spontan dari suatu inti dengan nilai Z dan N
tertentu keinti lainnya. Beberapa inti atom lainnya stabil
dalam arti mereka tidak meluruh keinti atom yang berbeda.
Karena ada inti yang tidak stabil inilah maka pada fisika inti
ada bidang kajian tentang radioaktivitas. Radioaktivitas
adalah kemampuan inti atom tidak stabil untuk
Gambar 4. Peluruhan Radioaktivitas memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses
(https://images.app.goo.gl/4NMJBe perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom yang tidak
mTZaySRFZj8)
stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung
radionuklida disebut zat radioaktif. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tidak stabil
menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif meniadi unsur yang
lain.
Dengan kata lain Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan spontan dari inti yang tidak
stabil. Inti yang tidak stabil dapat terpecah menjadi dua partikel atau lebih lainnya dengan
membebaskan sejumlah energi. Pemecahan ini dapat terjadi melalui beberapa cara
bergantung pada atom tertentu yang meluruh. Simak video berikut ini.
https://www.youtube.com/watch?v=wNqghyWoha0
2. Sejarah Penemuan Radioaktivitas (Antoine Henri Becquerel)
Antoine Henri Becquerel pada tahun 1896
mempelajari dan mempersoalkan apakah proses
sebaliknya pada intensitas yang tinggi, cahaya stimulasi
bahan fluoresen menghasilkan sinar-X. Becquerel
berpikir untuk memastikan hal ini dengan melakukan
penelitian menggunakan materi pendar yang
dikumpulkan oleh ayahnya. Becquerel meletakan garam
uranium pada pelat fotografi dan kain hitam ke dalam
kotak aluminium. Becquerel memproses pelat fotografi
untuk memastikan bahwa pelat tidak akan menjadi hitam
karena tidak terkena sinar matahari. Namun pada saat ia
Gambar 5. Antonie Henri Becquerel
mencuci pelat fotografi tersebut dengan harapan pelat itu (https://images.app.goo.gl/B6mDwpJr
bening, ternyata pelatnya tetap seperti kabut hasil Q8zddaP67)

eksperimen sebelumnya. Dalam waktu singkat ia


menemukan sumber radiasi yang memiliki daya tembus yakni ‘urainum’ yang terdapat
dalam garam fluoresen. Becquerel memperlihatkan bahwa radiasi tersebut dapat
mengionisasi gas dan sebagian radiasi terdiri dari zarah yang bergerak cepat.
Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan
alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal yang
biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil
membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium
yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping ditemukan bahwa peristiwa
peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, radiasi uranium dipancarkan
secara spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti
campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga
memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan karakteristik
pemancaran radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas.
Pada tahun 1898, pada saat melakukan ekstansi uranium dari bahan tambang,
mereka menemukan unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal
Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu Becquerel dan Marie Curie melanjutkan
penelitiannya dengan menganalisis pitch blend bijih uranium) mereka berpendapat bahwa
di dalam pitch blend terdapat unsur yang radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium
atau polonium yakni unsur baru yang dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang
memancarkan radiasi.
3. Sejarah Penemuan Radioaktivitas Buatan (Irene Joliot Curie)
Penelitian Irene berkisar di seputar partikel-partikel alfa yang dipancarkan oleh
unsur polonium yang radioaktif. Polonium, elemen yang ditemukan oleh Marie Curie di
tahun 1898, adalah unsur radioaktif yang sangat sering digunakan para peneliti saat itu
untuk mempelajari inti atom. Karena polonium hanya memancarkan satu jenis radiasi:
Partikel-partikel alfa (inti atom Helium).
Di labotarium mereka bekerja menggunakan Polonium (memproduksi dan
mempersiapkannya untuk meniadi alat penelitian). Ketika Irene mencoba memecahkan
masalah yang ditemukan oleh fisikawan Jerman Walther Bothe. Bothe telah membombardir
elemen berilium (unsur metalik yang ringan) dengan partikel-partiket alfa polonium.
Ternyata berilium menghasilkan pancaran radiasi yang sangat kuat sehingga bisa
menembus timah sampai setebal 2 cm. Mulanya dia berpikir dia menemukan tipe baru sinar
gamma. Pasangan Juliot-Curie mengulang percobaan Bothe dengan membombardir lilin
paraffin (yang kaya akan proton) dengan partikel-partikel alfa polonium. Lilin ini
mengeluarkan proton-proton dengan kecepatan 1/10 kecepatan cahaya. Mereka pun
mengambil kesimpulan yang salah bahwa ini sinar gamma. Emest Rutherford, ketika
membaca artikel Juliot-Curie tidak percaya kalau itu sinar gamma karena beranggapan sinar
gamma tidak memiliki massa dan tidak dapat membuat partikel yang berat bergerak secepat
itu.
James Chadwick yang bekerja di laboratorium Rutherford mengulang percobaan
yang sama. Namun ia mengerti apa yang terjadi dan menemukan neutron. Pasangan Joliot-
Curie sebenarnya telah membuktikan keberadaan neutron, tapi tidak dapat menielaskannya.
Setelah netron ditemukan, fisikawan Enrico Fermi melihat kegunaannya sebagai alat
peneliti inti atom. Neutron adalah partikel yang tidak memiliki muatan. Jika neutron dengan
kecepatan tinggi dapat menembus inti atom, ia dapat mengeluarkan proton. Pasangan Joliot-
Curie pun mengikuti jejak Fermi mempelajari inti atom dengan memborbardir inti atom
unsur-unsur yang lain dan melihat jejak-jejak partikel yang dikeluarkan memakai Wilson
cloud chamber. Hasil eksperimen-eksperimen yang mereka lakukan memberikan petunjuk
bahwa ada satu lagi partikel subatomik yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Partikel
ini bermuatan positif tapi beratnya sama dengan elektron (positron).
Pasangan Joliot-Curie
sebenarnya telah membuktikan
adanya antimatter, sayangnya
mereka tidak dapat menjelaskan
hal tersebut. Beberapa waktu
setelah itu, mereka meletakan
polonium di dekat lempengan tipis Gambar 6. Neutron digunakan sebagai alat peneliti atom
(https://images.app.goo.gl/5iWbNyTKvkingi9s5)
aluminium dan mengharapkan
nukleus hidrogen yang keluar. Tetapi malah netron dan positron yang keluar. Ketika mereka
melaporkan hasil eksperimen ini di Konferensi di Belgia pada bulan Oktober 1933,
pernyataan mereka ini ditolak oleh Lise Meitner. Meitner mengaku melakukan percobaan
yang sama, tapi tidak menemukan netron. Mereka kembali ke Paris di tahun 1934 untuk
mengulang percobaan yang sama. Pada mulanya mereka mengasumsi inti aluminum
mengeluarkan netron dan positron pada saat yang bersamaan. Untuk mengecek hipotesa ini,
Fred menarik lempengan aluminum agak jauh dari polonium dan mengecek dengan Geiger
Counter. Netron memang berhenti keluar, tapi dia heran ketika partikel-partikel positron
masih terdeteksi oleh Geiger Counter yang dia pegang. Inti aluminium telah menyerap
partikel-partikel alfa dari polonium, mengeluarkan netron-netron dan dalam proses tersebut,
dalam waktu yang singkat, berganti jadi fosfor buatan, sehingga tidak stabil. Oleh karena
itu intinya mengeluarkan positron dan akhimya berubah lagi menjadi elemen silikon yang
stabil. Mereka berhasil menemukan radioaktif buatan. Melalui hasil penelitian ini, pasangan
Joliot-Curie dinominasikan untuk penghargaan Nobel Fisika di tahun 1934, tapi tidak dapat.
Mereka akhirnya berhasil meraih Nobel Kimia tahun 1935- Nobel Kimia mereka
merupakan Nobel ketiga untuk keluarga Curie. (Sharon Brtsch McGrayne."lrene Joliot-
Curie", Nobel Prize Women in Science tahun 1993).
4. Radioaktivitas Alam dan Buatan dan Isotop Radioaktivitas
Radioaktivitas berdasarkan asalnya dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam,
dan radioaktivitas buatan, yaitu hasil kegiatan yang dilakukan manusia sesuai dengan
penggunaannya.
1) Radioaktivitas Alam
a. Radioaktivitas primordial
Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan
dengan terradinya bumi, tersebar secara luas disebut radionuklida alam.
Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam
lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan.
Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia. Terutama
radioisotop yang terkandung dalam kalium alam.
b. Radioaktivitas yang berasal dari radiasi kosmik
Pada saat radiasi kosmik
masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi
interaksi dengan inti atom yang ada di
udara menghasilkan berbagai macam
radionuklida. Yang paling banyak
dihasilkan adalah H-3 dan C-14.
Kecepatan peluruhan dan kecepatan
pembentukan radionuklida seimbang, Gambar 7. Dating Carbon (Radioaktivitas kosmik)
sehingga secara teoritis jumlahnya di (https://images.app.goo.gl/qVByTzwP4ee2qhtd6)

alam adalah tetap. Berdasarkan


fenomena tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan C-14 yang ada dalam suatu
benda, dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan metode penenemuan umur ini
dinamakan penanggalan karbon (Carbon Dating).
2) Radioaktivitas Buatan
Pada eksperimen Rutherford yaitu disintegrasi nitrogen dan alfa dengan proses
sebagai berikut: Jika Nitrogen di bom dengan alfa yang berasal dari zat radioaktif
Radium yang ditempatkan di titik D. Tempat R dapat digesergeser. Kerlipan pada layar
dapat diamati dengan mikroskop M. Kerlipan ini jelas bukan dari adanya alfa yang
menerobos lapisan silver, karena pada iarak R ke F lebih besar dari 34 cm kerlipan masih
teriadi, padahal alfa tidak dapat menembus udara pada jarak yang lebih besar dari 34
cm, apalagi setelah lewat udara pada iarak yang lebih besar dari 34 cm masih harus
menembus lapisan perak F. Ternyata partikel yang dapat menembus perak tersebut
adalah proton. Untuk menerangkan hal ini dikemukakan reaksi disintegrasi sebagai
berikut:
( 10𝑛) 147𝑁 + 42𝐻𝑒 → 178𝑂 + 11𝐻
Reaksi inti ini dinamakan disintegrasi buatan. Selanjutnya ditemukan disintegrasi
buatan dengan partikel-partikel yang lain, misalnya disintegrasi dengan neutron.
Contoh:
a. Reaksi (alfa, proton)
𝐴 4 𝐴+3 1
𝑍𝑋 + 2𝐻𝑒 → 𝑍−1𝑌 + 1𝐻
10 4 13 1
5𝐵 + 2𝐻𝑒 → 6𝐶 + 1𝐻
b. Reaksi (alfa, neutron)
𝐴 4 𝐴+3 1
𝑍𝑋 + 2𝐻𝑒 → 𝑍+2𝑌 + 0𝑛
127 4 30 1
13𝐴 + 2𝐻𝑒 → 15𝐶 + 0𝑛
c. Reaksi (neutron, alfa)
𝐴 1 𝐴−3 4
𝑍𝑋 + 0𝑛 → 𝑍−2𝑌 + 2𝐻𝑒
127 1 24 4
13𝑋 + 0𝑛 → 11𝑁𝑎 + 2𝐻𝑒
d. Reaksi (deteron, alfa)
𝐴 2 𝐴−3 4
𝑍𝑋 + 1𝐻 → 𝑍−1𝑌 + 2𝐻𝑒
127 2 4
13𝐴𝑙 + 1𝐻 → 𝑀𝑔 + 2𝐻𝑒
e. Reaksi (deteron proton)
𝐴 2 𝐴+1 1
𝑍𝑋 + 1𝐻 → 𝑍𝑌 + 1𝐻
127 2 128 1
13𝐴𝑙 + 1𝐻 → 13𝐴𝑙 + 1𝐻
f. Reaksi (proton, alfa)
𝐴 1 𝐴−3 4
𝑍𝑋 + 1𝐻 → 𝑍−1𝑌 + 2𝐻𝑒
127 1 24 4
13𝐴𝑙 + 1𝐻 → 12𝑀𝑔 + 2𝐻𝑒
g. Reaksi (proton, neutron)
𝐴 1 𝐴 1
𝑍𝑋 + 1𝐻 → 𝑍+1𝑌 + 0𝑛
127 1 274 1
13𝐴𝑙 + 1𝐻 → 14𝑆𝑖 + 0𝑛
Penjelasan lebih lanjut terkait radiaktivitas buatan dapat dilihat pada video berikut:
https://youtu.be/iE84sZPHuBw
3) Radioaktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Energi yang dihasilkan oleh proses
peluruhan dapat digunakan sebagai
pembangkit listrik tenaga nuklir.
Dalam instalasi pembangkit listrik
tenaga nuklir, faktor keselamatan
radiasi menjadi prioritas yang utama,
dan dengan berkembangnya teknologi
pembangkit listrik tenaga nuklir, maka Gambar 8. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
tingkat keselamatan radiasinya pun (https://images.app.goo.gl/Q3SdNZM3Mf4RUkeM7)
semakin tinggi. Proses radioaktivitas
pada pembangkit listrik tenaga nuklir dapat dilihat pada video berikut:
https://youtu.be/iE84sZPHuBw.
4) Radioaktivitas akibat Percobaan Senjata Nuklir
Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat percobaan senjata nuklir
disebut fall out. Tingkat radioaktivitas dari fall out yang paling tinggi terjadi pada tahun
1963 dan setelah itu jumlahnya terus menurun. Hal itu disebabkan pada tahun 1962
Amerika dan Rusia mengakhiri percobaan senjata nuklir di udara.
Ketidakstabilan inti-inti (isotop - isotop) umumnya terjadi pada unsur-unsur yang
memiliki massa atom besar seperti polonium, thorium, radium, dan uranium (seluruh
isotopnya merupakan inti-inti yang tidak stabil atau isotop-isotop radioaktif). Inti
radioaktif tersebut akan mengalami perubahan spontan yaitu mengalami disintegrasi
atau peluruhan radioaktif pada laju tertentu. Peluruhan tersebut disertai dengan emisi
partikel bermuatan dari inti atom seperi partikel alfa yang identik dengan inti helium
dan partikel beta yang identik dengan elektron. Hasil dari peluruhan tersebut sering
berupa unsur radioaktif yang masih mengeluarkan partikel alfa ataupun beta. Baru
setelah beberapa tahap peluruhan maka terbentuklah unsur yang stabil pada beberapa
kejadian" ketika inti tersebut meluruh maka hasil peluruhannya tidak langsung berada
pada keadaan energi paling rendah atau energi dasar (ground state). Inti akan berada
pada keadaan eksitasi yakni memiliki kelebihan energi dari ground state.
Dengan waktu sangat singkat, sekitar 10-15 detik dari pembentukannya, inti yang
tereksitasi tadi memancarkan kelebihan energinya dalam bentuk radiasi yang disebut
dengan sinar gamma. Sinar ini memiliki Karakteristik yang mirip dengan sinar X;
memiliki kedalaman daya tembus dan memiliki panjang gelombang pada rentang 10-8
hingga 10-11 atau mungkin kurang. Berdasarkan pengamatan, semakin besar energi
eksitasi inti maka semakin pendek panjang gelombang dari radiasi sinar gamma
tersebut. Meskipun unsur yang memiliki nomor atom terbesar mulai dari polonium
(dengan nomer atom 84) ke atas tersedia hanya di alam dalam keadaan tidak stabil atau
radioakif. Namun thalium (81), timbal (82) dan bismuth (83) sebagian besar berada di
alam dalam keadaan yang stabil dan baru sebagian kecil sisanya berada dalam keadaan
tidak stabil. Setelah itu, unsur dibawah thalium berada dalam wujud stabil semuanya.
Narnun pada akhimya perkembangan teknologi nuklir telah mampu membuat isotop
radioaktif buatan manusia yang berasal dari unsur - unsur dengan nomer atom rendah
seperti Co-60, dan Cs-137 yang keduannya merupakan isotop standar untuk industri.
5) Perubahan Radioaktivitas dan Jenis-jenis Radioaktivitas
Ketika jumlah neutron dan proton dalam
nucleus unsur tertentu memiliki perbandingan
yang berada di luar rentang kestabilan untuk
nomor massa tertentu maka inti tersebut akan
menjadi radioaktif. Inti yang tidak stabil akan
mengalami perubahan secara spontan agar
mampu mencapai keadaan stabil. Inti yang
tidak stabil memiliki jumlah neutron yang Gambar 9. Tipe Peluruhan Radiasi Alfa, beta,
gamma
lebih banyak ataupun inti dengan proton yang (https://images.app.goo.gl/NA8RM4EiVe1QM87eA)
lebih sedikit (sehingga perbandingan neutron
dan protonnya diatas 1.56) ditunjukan oleh grafik.
Untuk mencapai keadaan stabil maka neutron akan diubah menjadi Proton dan
(pada saat yang bersamaan dipancarkan) elektron yang tidak lain dan tidak bukan adalah
partikel beta sehingga:

Neutron → Proton Beta Partikel Negatif

Muatan 0 +1 -1

massa 1 1 0
Hukum kekekalan energi menyatakan muatan dan
massa di sisi kiri anak panah haruslah sama dengan sisi kanan
anak panah. Dari bagan diatas, hukum kekekalan energi telah
terpenuhi. Namun temyata masih ada yang kurang dari bagan
tersebut, karena Pauli mempostulatkan bahwa terdapat
partikel lain yang turut dibebaskan selain partikel beta,
partikel tersebut bemama Neutrino; memiliki massa diambil
dan tidak memiliki muatan namun memiliki sejumlah energi
yang dibebaskan pada transformasi radioaktif, karena
Karakteristiknya yang tidak bermuatan dan tidak bermassa
Gambar 10. Grafik Perbandingan maka jika partikel ini sulit untuk dideteksi keberadaan
proton dan neutron tipe peluruhan netrtrino baru bisa dipastikan ketika teknologi sintilasi cair
(https://images.app.goo.gl/huDQzj
md8cHBqzqJA) ditemukan.

Jika bagan diperhatitan, hasil dari bagan


menunjukkan bahwa keberadaan I neutron telah
diganti posisinya oleh 1 proton sehingga
otomatis dari hasil transformasi (inti anak)
memiliki nomor atom yang lebih besar satu dari
pada unsur induknya meskipun pada
kenyataanya nomor massanya tetap sama.
Dengan kata lain, peluruhan beta menjadikan
Gambar 11. Peluruhan beta min suatu unsur induk berubah menjadi unsur yang
(https://images.app.goo.gl/pi8W35LHP2dPzwZd6) lain dengan nomor massa yang sama.

Kemungkinan sifat radioaktif memancarkan partikel beta dan berubah menjadi


isotop unsur yang lain lagi. Baru setelah dua atau tiga kali tahap transformasi yang
mengkonversi neutron menjadi proton sekaligus melepaskan partikel beta, maka unsur
stabil akan terbentuk. Selain jumlah neutron yang lebih besar atau jumlah proton yang lebih
sedikit maka ada juga keadaan dimana jumlah proton terlalu besar sehingga agar
perbandingan neutron dan proton berada pada rentang kestabilan untuk massa atom tertentu
maka proton tersebut haruslah diubah meniadi neutron dan pada keadaan yang bersamaan
elektron positif atau disebut juga positron dibebaskan sehingga:

Neutron → Proton Beta Partikel Positif

Muatan +1 0 +1

massa 1 1 0
Inti yang dihasilkan akan memiliki nomor atom lebih kecil satu angka daripada inti
induknya meskipun nomor massanya adalah sama. Unsur ini cenderung lebih stabil dan
masih bersifat radioaktif sehingga setelah beberapa transformasi disintegrasi positron akan
tercapai inti yang berada pada rentang kestabilan jika perbandingan neutron dan proton
berada jauh di bawah rentang kestabilan. Ada dua jalan agar inti tersebut menjadi stabil,
yang pertama dengan memancarkan partikel alfa dan yang kedua dengan menangkap
electron negatif dari luar atom sehingga teriadi kebalikan proses disintegrasi beta yang
telah diielaskan diatas.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi
yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar
beta. Selanjutnya Paul U Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan
dan diberi nama sinar gamma.
1) Sinar alfa (𝜶)
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang
bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti
helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel
alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat
radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan
kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena
Gambar 12.Peluruhan Alfa
memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alla paling (https://images.app.goo.gl/hta6u2hcAs
lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara f2XUX56)

hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat


menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera
kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan
itu mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhimya Partikel alfa akan
menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium. Penacaran Alfa (Inti 42𝐻 dengan
transformasi 𝐴𝑍𝑋 → 𝐴−4 4
𝑍−2𝑌 + 2𝐻𝑒 ). Dengan kata lain peluruhan alfa terjadi karena inti induk
memiliki massa lebih besar.
Contoh:
288 234 4
92𝑈 → 90𝑌 + 2𝐻𝑒 ,
Penjelasan mengenai sinar alfa dapat dilihat pada video berikut:
https://youtu.be/gwl2lnl9ujc
2) Sinar beta (𝜷)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan
negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang
berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan-l e
dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel
beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan Gambar 13. Peluruhan Beta
dengan notasi 0-1e. Energi sinar beta sangat bervariasi, (https://images.app.goo.gl/iKYfYrRsunjcwj
F58)
mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah.
Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat
menembus kulit. Pemancaran beta netatif (elektron) dengan transformasi
𝐴 𝐴−4 4
𝑍𝑋 → 𝑍−2𝑌 + 2𝐻𝑒
Contoh:
131 131 0
53𝐼 → 54𝐼 + −1𝑒

3) Sinar gamma (𝜸)


Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetlk
berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak
bermassa- Selain sinar alfa, beta, gamma, zat
radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar
X dan sinar positron. Energi gamma lebih besar
dibandingkan dengan energi beta dan alfa.
Sedangkan radiasi yang energinya terkecil adalah
partikel alfa. Pemancaran Gamma dengan Gambar 14. Peluruhan Gamma
𝐴 − 𝐴 https://images.app.goo.gl/wPXorVDHNePmH
transformasi 𝑍𝑋 + 𝑒 → −1𝑌. wAf9)
Pemancaran gamma terjadi pada inti dalam
keadaan tak stabil (exited state) dengan memanncarkan gamma akan berubah meniadi inti
yang stabil, tanpa mengubah nomor atom ataupun nomor massa.
Contoh:
𝐴 ∗ 𝐴 0
𝑍𝑋 → 𝑍𝑋 + 0𝛾

Partikel alfa tidak mampu menembus selembar


kertas, partikel beta tidak mampu menembus pelat
aluminium. Untuk menghentikan gamma
diperlukan lapisan metal tebal, namun karena
penyerapannya fungsi eksponensial akan ada
sedikit bagian yang mungkin menembus pelat
Gambar15. Daya Tembus Sinar logam.
(https://images.app.goo.gl/SJaCxLYDuY5DSh5G6)

Contoh Soal:
1. Berikut merupakan pernyataan-pernyataan mengenai gaya inti
1. Radiasi alfa terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan positif dengan muatan
+2 dan massa atomnya 4
2. Partikel beta dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik tetapi arahnya
berlawanan dengan sinar 𝛼
3. Sinar beta mempunyai daya tembus yang lebih kecil tetapi daya pengionnya lebih
besar dibandingkan sinar 𝛼
4. Sinar gamma dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet
5. Sinar gamma mempunyai panjang gelombang yang pendek
Pernyataan yang benar mengenai sifat-sifat sinar alfa, beta, dan gamma adalah….
A. 1 dan 2
B. 1, 2, dan 3
C. E dan 4
D. 1, 2, dan 4
E. Semua benar
2. Kestabilan inti atom ditentukan oleh jumlah prton dan netron di
dalam inti. gambar berikut merupakan diagram N-Z yang
menyatakan hubungan antara jumlah proton dan netron untuk
sejumlah inti stabil. Bagaimana inti-inti yang stabil dan tidak
stabil jika dilihan pada gambar diagram di samping?
Jawaban:
1. D. 1, 2, dan 5
Penjelasan:
1. Radiasi alfa terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan positif dengan muatan +2
dan massa atomnya 4
2. Partikel beta dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik tetapi arahnya
berlawanan dengan sinar 𝛼
3. Sinar beta mempunyai daya tembus yang lebih besar tetapi daya pengionnya lebih
kecil dibandingkan sinar 𝛼
4. Sinar gamma tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet
5. Sinar gamma mempunyai panjang gelombang yang pendek
2. Dari diagram N-Z tampak bahwa inti-inti stabil membentuk kurva kestabilan,
sedangkan inti-inti yang tidak stabil terdapat di atas atau bawah kurva kestabilan. Inti-
inti yang tidak stabil secara spontan akan melakukan peluruhan untuk menuju daerah
kestabilan inti dengan memancarkan partikel radioaktif. Inti yang tidak stabil
memiliki jumlah neutron yang lebih banyak ataupun inti dengan proton yang lebih
sedikit (sehingga perbandingan neutron dan protonnya diatas 1,56) ditunjukan oleh
grafik.

1) Jumlah Atom dan Aktivitas Atom


Berdasarkan prinsip radioaktivitas, yaitu terjadinya pengurangan banyaknya
sampel atom (N), maka banyaknya atom yang mengalami peluruhan setiap waktunya
berbanding lurus dengan pengurangan jumlah atom atau dalam persamaan
𝑑𝑁 = −𝑁 𝑑𝑡
Untuk bisa menjadi sama dengan dibutuhkan sebuah konstanta, yang disebut
kontanta peluruhan (λ) sehingga persamaannya menjadi
𝑑𝑁 = −𝜆𝑁 𝑑𝑡
𝑑𝑁
= −𝜆𝑑𝑡
𝑁
Jika dibuat persamaan integral, maka
𝑁 𝑡
𝑑𝑁
∫ = − ∫ 𝜆𝑑𝑡
𝑁𝑜 𝑁 0
[𝑙𝑛 𝑁]𝑁𝑜𝑁
= −𝜆𝑡]𝑡0
𝑙𝑛 𝑁 − 𝑙𝑛 𝑁𝑜 = −𝜆(𝑡 − 0)
𝑁
𝑙𝑛 = −𝜆𝑡
𝑁𝑜
𝑁
= 𝑒 −𝜆𝑡
𝑁𝑜
𝑁 = 𝑁𝑜𝑒 −𝜆𝑡
Aktivitas radioaktif (A) juga memiliki prinsip yang sama dengan banyaknya
sampel, aktivitas radioaktif mengalami penurunan, maka prinsip persamaan
matematisnya sama.
𝑑𝐴~ − 𝐴 𝑑𝑡
Untuk bisa menjadi sama dengan dibutuhkan sebuah konstanta, yang doisebut
kontanta peluruhan (λ) sehingga persamaannya menjadi
𝑑𝐴 = −λ𝐴 𝑑𝑡
𝑑𝐴
= −λ𝑑𝑡
𝐴
Jika dibuat persamaan integral, maka
𝑁 𝑡
𝑑𝐴
∫ = − ∫ 𝜆𝑑𝑡
𝑁𝑜 𝐴 0
[𝑙𝑛 𝐴]𝐴𝑜𝐴
= −𝜆𝑡]𝑡0
𝑙𝑛 𝐴 − 𝑙𝑛 𝐴𝑜 = −𝜆(𝑡 − 0)
𝐴
𝑙𝑛 = −𝜆𝑡
𝐴𝑜
𝐴
= 𝑒 −𝜆𝑡
𝐴𝑜
𝐴 = 𝐴𝑜𝑒 −𝜆𝑡
Dengan
N : banyaknya sampel setelah peluruhan
No : banyaknya sampel awal
A : Aktivitas setelah peluruhan
Ao : Aktivitas awal
𝜆 : konstanta peluruhan
t : banyaknya waktu meluruh
Curie (Ci) dan Bequerrel (Bq) adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan
keaktifan yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu.
l Bq = 1 dps (disintegrasi per sekon).
1 Ci = 3,7. 1010 dps = 3,7 x 1010 Bq.
Selain Ci dan Bq satuan untuk menyatakan keaktifan yakni Gray (gy) dan Rad
(Rd) yang digunakan sebagai jumlah (dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi.
Rad adalah singkatan dari radiation absorbed dose. Dalam sistem satuan SI, dosis
dinyatakan dengan Gray (Gy).
1 gy = 1 J/Kg
1 Rd = 10-3 J/g.
Hubungan grey dengan rad 1 gy=100 rd
2) Waktu Peluruhan dan Waktu Paruh Peluruhan
Waktu paruh didefinisikan sebagai periode waktu dimana jumlah cacah inti atom
induk yang bersifat radioaktif tinggal separuh dari cacah semula.
𝑁𝑡 = 𝑁0 𝑒 −𝜆𝑡 ,
1
dimana 𝑁𝑡 = 2, dan 𝑡 = 𝑇1
2
1 −𝜆𝑇1
Maka, 2 𝑁0 = 𝑁0 𝑒 2 ,
−𝜆𝑇1
𝑒 2=2
𝜆𝑇1 = ln 2
2
ln 2 Gambar 16. Grafik Peluruhan
𝜆= (https://images.app.goo.gl/buXK
𝑇1 iogoEz5SW1Rn6)
2
0,693
𝜆=
𝑇1
2
Pada saat 𝑡 = 𝑛𝑇1/2 , dengan n bilangan bulat maka:
1 𝑛
𝑁𝑡 = ( ) 𝑁0
2
Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa peluruhan alfa yang terjadi pada gas
218
radon 222
86𝑅𝑛 menjadi isotop polonium 84𝑃𝑜 memiliki umur 3,8 hari. Hal ini berarti
bahwa jika kita memiliki 1 g radon dalam wadah tertutup akan tertinggal 0,5 g setelah
3,8 hari; 0,25 g setelah 7,6 hari; 0,125 gram setelah 11, 4 hari; dan seterusnya. Ilustrasi
peluruhan radon dapat ditunjukan pada gambar berikut ini.

Gambar 17. Peluruhan Alfa Radon Menjadi Polonium (https://images.app.goo.gl/Zu54iiayY562CJtC9)


Contoh Soal:
Perhatikan gambar grafik peluruhan di bawah.
Aktivitas zat radioaktif setelah meluruh selama
20,39 jam adalah…

A. 0,693 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚

B. 0,300 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚

C. 0,230 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚

D. 0,125 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚

E. 0,025 𝑁0 /𝑗𝑎𝑚

Jawab:
𝑡
1 𝑇1
𝑁 = 𝑁0 ( ) 2
2
20,79
1 6,93
𝑁 = 𝑁0 ( )
2
1 3
𝑁 = 𝑁0 ( )
2
1
𝑁= 𝑁 /𝑗𝑎𝑚
8 0

Tambahan: Lakukan percobaan waktu paruh dan konstanta peluruhan yang terdapat
pada lampiran I dan II sesuai dengan LKPD yang telah tersedia!
3) Deret Radioaktif
Unsur-unsur berat diperlihatkan dengan besarnya kuantitas proton dan neutron
dalam inti (neukleon) atau sering dinamakan nomor massa (A). Jika nomor massa suatu
unsur berbeda maka perbedaan tersebut terletak pada jumlah neutron (N) dalam
neukleon. Inti -inti atom dengan nomor atom (Z) sama dan nomor massa yang berbeda
dinamakan isotop.
Sebagai contoh, hidrogen memiliki tiga isotop. Hidrogen biasa (Z=1, A=l),
deuterium (Z=1, A=Zt, dan isotop radioaktif tritium (Z=1,A:3). Semua isotop ini
ditunjukkan dengan lambang kimia H. perbedaan jumlah neutron dan proton akan
mengganggu kestabilan neukleon, sehingga sebuah unsur berkarakteristik radioaktif.
Isotop-isotop yang tidak stabil ini dinamakan radioisotop.
Jika unsur radioaktif berubah menjadi unsur radioaktif yang lain, dan unsur
radioaktif yang kedua berintegrasi dengan sendirinya menjadi unsur ketiga yang stabil,
dan andaikan pada t = 0 yang ada hanya zat radioaktif pertama, maka:

Jika jumlah P. Q, C berturut-turut 𝑁1 , 𝑁2 , 𝑁3 . Waktu paruh P dan T1, aktu paruh Q


adalah T2. Sedangkan untuk C stabil, maka:
𝑑𝑁1
= 𝜆1 𝑁1
𝑑𝑡
𝑑𝑁2
= 𝜆1 𝑁1 − 𝜆2 𝑁2
𝑑𝑡
𝑑𝑁3
= 𝜆2 𝑁2
𝑑𝑡
Penyelesaian persamaan di atas adalah:

𝑁1 = 𝑁01 𝑒 −𝜆𝑡

𝜆1 𝑁01 −𝜆 𝑡
𝑁2 = (𝑒 1 − 𝑒 −𝜆2𝑡 )
𝜆2 − 𝜆1

𝜆1
𝑁3 = 𝑁01 (1 + 𝑒 −𝜆2𝑡
𝜆2 − 𝜆1
𝜆2
− 𝑒 −𝜆1 𝑡 )
𝜆2 − 𝜆1

Jika deret radioaktif sangat panjang maka peyelesaian persamaan matematikanya


sangat panjang, tetapi dapat didekati dengan pmyelesaian menurut Bateman yaitu:

Persamaannya adalah sebagai berikut:

𝑑𝑁1
= −𝜆1 𝑁1
𝑑𝑡
𝑑𝑁2
= 𝜆1 𝑁1 − 𝜆2 𝑁2
𝑑𝑡
𝑑𝑁3
= 𝜆2 𝑁2 − 𝜆3 𝑁3
𝑑𝑡
𝑑𝑁𝑛
= 𝜆𝑛−1 𝑁𝑛−1 − 𝜆𝑛 𝑁𝑛
𝑑𝑡
Menurut Bateman penyelesaian untuk persamaan tersebut adalah:
𝑁𝑛
= 𝐶𝑒 −𝜆1 𝑡 + 𝐶𝑒 −𝜆2𝑡
𝑁01
+ 𝐶𝑒 −𝜆3𝑡 … 𝑒 −𝜆𝑛𝑡

Sebagian besar unsur radioaktif yang ada dialam adalah anggota dari empat deret
radioaktif. Masing-masig deret terdiri dari urutan produk nuklida anak yang semuanya
dapat diturunkan dari nulida induk tunggal. Nama deret didasarkan pada nama
induknya dan dicirikan oleh nomor massa anggota-anggotanya, yakni disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 1. Deret Radioaktif

Nomor Nama Inti Waktu Produk Akhir/Inti


Massa deret Induk Paruh Stabil

4n Thorium 𝑇ℎ232 1,39 𝑥 1010 𝑃𝑏 238

4n+1 Neptunium 𝑁𝑝237 2,25 𝑥 106 𝐵𝑖 209

4n+2 Uranium 𝑈 238 4,51 𝑥 109 𝑃𝑏 206

4n+3 Aktinium 𝐴𝑐 235 7,7 𝑥 108 𝑃𝑏 207

Deret neptinium sudah tidak ada di alam, namun nuklida neptunium dapat diperoleh
di laboratorium dengan menembaki inti berat dengan neutron. Waktu paruh neptium
begitu pendek dibandingkan dengan perkiraan umur alam semesta yakni 1010 tahun,
sehingga anggota-anggota dere sudah tidak ditemukan di alam.

Contoh:

Berikut merupakan tabel deret radioaktif yang didasarkan pada nama induknya dan dicirikan
oleh nomor massa anggota-anggotanya:

Nomor Nama Inti Waktu Produk Akhir/Inti


Massa deret Induk Paruh Stabil

4n Thorium 𝑇ℎ232 1,39 𝑥 1010 𝑃𝑏 238


4n+1 Neptunium 𝑁𝑝237 2,25 𝑥 106 𝐵𝑖 209

4n+2 Uranium 𝑈 238 4,51 𝑥 109 𝑃𝑏 206

4n+3 Aktinium 𝐴𝑐 235 7,7 𝑥 108 𝑃𝑏 207

Dari nama-nama deret di atas, deret manakah yang saat ini tidak tersedia di alam?

A. Thorium
B. Neptunium
C. Uranium
D. Aktiium
E. Semuanya masih ada di alam

Jawaban: B. Neptunium

Penjelasan
Deret neptinium sudah tidak ada di alam, namun nuklida neptunium dapat diperoleh di
laboratorium dengan menembaki inti berat dengan neutron. Waktu paruh neptium begitu
pendek dibandingkan dengan perkiraan umur alam semesta yakni 1010 tahun, sehingga
naggota anggota deret sudah tidak ditemukan di alam.

4) Pemanfaat Radioisotop dalam Kehidupan


1) Pemanfaatan radioisotope sebagai perunut
Co-60 dihasilkan dari reaksi inti antara Co-59 dengan neutron dalam reaktor
sesuai dengan reaksi inti sebagai berikut:
59 1 60
27𝐶𝑜 + 0𝑛 → 27𝐶𝑜
59 60 −
27𝐶𝑜 → 28𝑁𝑖 → 𝛽 + 𝑣̅ + 2 𝛾
Co-60 dalam keadaana tidak stabil, meluruh
memancarkan dua sinar gamma dengan energi
masin-masing sebesar 1,17 MeV dan 1,33 MeV
yang mempunyai waktu paruh 5,27 tahun.
Peluruhan gamma didahului oleh peluruhan beta.
Co-60 menjadi dalam keadaan ground state
apabila sudah menjadi Ni-60.
Efek radiasi terhadap sistem biologi dapat
Gambar 18. Kerusakan struktur DNA
akibat radiasi pengion
berupa efek langsung dan efek tidak langsung. Efek
(https://images.app.goo.gl/GLBjjJXhm langsung terjadi saat foton mengenai inti atom pada
27cdkHL6)
molekul DNA maupun komponen-komponen
penting lain dan diserap sehingga menghasilkan elektron, kemudian elektron
tersebut menyebabkan terputusnya 17 ikatan rantai pada DNA dan mempengaruhi
kemampuan sel untuk bereproduksi dan bertahan, sedangkan efek tidak langsung
terjadi saat foton mengenai molekul air yang merupakan komponen utama dalam
sel.
Perubahan sifat fisika kimia yang terjadi akibat radiasi dapat menimbulkan
perubahan dan hilangnya basa nitrogen, pemutusan ikatan nitrogen, pemutusan
rantai gula fosfat dari masing-masing polinukleotida dari DNA (Single strand
break), pemutusan rantai yang berdekatan pada kedua polinukleotida dari DNA
(double strand break), dan terbentuknya ikatan silang intramolekuler (base
damage). Radiasi menyebabkan kerusakan yang padat pada suatu lokasi tertentu
pada DNA.
2) Pemanfaatan radioisotope pada deteksi dini penyakit kanker
Terdapat tiga fungsi utama radiasi pengion dalam medis
yakni tracker, diagnosis, dan sterilisasi. Salah satu manfaat
bidang medis dari radiasi adalah penditeksi kanker sedini
mungkin. Saat ini kanker merupakan salah satu penyakit
yang mematikan. Awalnya, yang dikenal untuk mendeteksi
Gambar 19. PET CT SCAN kanker ialah dengan metode Computed Tomography
(https://images.app.goo.gl/jZFu3sJ
RmaiQrrGi7)
Scan (CT-Scan) yaitu mendeteksi untuk mengetahui
letak kanker dengan menggunakan sinar X.
Salah satu metode mutakhir untuk mendeteksi sel kanker sebelum menjadi
sel kanker aktif yang berkembang membahayakan tubuh ialah dengan metode
Positron Emission Tomography (PET) CTScan. PET CT scan ini merupakan
metode yang menggabungkan metode PET dan CT dengan menggambarkan fungsi
fisiologis jaringan tubuh manusia termasuk aktifitas metabolik dan berbagai proses
kimiawi baik karena virus, bakteri, kelainan genetik, berbagai obat obatan, faktor
lingkungan, dan usia.
PET merupakan salah satu hasil terdepan pengembangan teknologi nuklir
di bidang kedokteran. PET adalah metode visualisasi metabolisme tubuh
menggunakan radioisotop pemancar positron. Oleh karena itu, citra (image) yang
diperoleh ialah citra yang menggambarkan fungsi organ tubuh. Kelainan fungsi
atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan metode pencitraan
(imaging) ini. Berbagai kelainan metabolisme di dalam tubuh, termasuk di
dalamnya ialah adanya metabolisme sel kanker, dapat diketahui dengan cepat
melalui PET. Salah satu bentuk perbedaan sel kanker dengan sel normal di
sekelingnya ialah pada metabolisme glukosa. Bentuk metabolisme glukosa di
dalam tubuh ini dapat dideteksi menggunakan bahan radiofarmaka 18FDG (18F-2-
fluoro-2-deoxy-D-glucose).
3) Pemanfaatan radioisotope sebagai penanggalan arkeologi
Penanggalan radiocarbon
bertumpu pada peluruhan unsur
radioaktif alam 14C. Karena dapat
memberikan hasil yang sangat
memuaskan, metode tersebut hingga
kini masih tetap digunakan secara luas
untuk penanggalan temuan-temuan
arkheologi. Penemuan metode ini
merupakan sumbangan yang sangat
berharga dalam rangka penelusuran
Gambar 20. Unsur Carbon-14 dapat menentukan
benda-benda peninggalan bersejarah. umur fosil
Jumlah radionuklida kosmogenik C 14 (https://images.app.goo.gl/8qV6GgDKiHubxvdC7)

dalam tubuh makhluk hidup (manusia,


hewan serta tumbuh-tumbuhan) selalu tetap, karena disamping terjadi pemasukan
juga terjadi pengeluaran maupun peluruhan secara kontinyu. Namun setelah
kematian makhluk hidup, pemasukan 14C ke dalam tubuhnya tidak terjadi lagi.
Dilain pihak, karena 14C ini bersifat radioaktif, maka radionuklida tersebut akan
melakukan peluruhan sehingga jumlahnya terus berkurang secara eksponensial
oleh waktu. Apabila pada suatu saat jasad makhluk hidup tersebut ditemukan dalam
bentuk fosil, usia dari fosil dapat diketahui melalui pengukuran kadar 14C yang
masih tertinggal di dalam fosil tersebut.
Peluruhan merupakan peristiwa yang terjadi di dalam inti atom, sehingga
tidak terpengaruh oleh faktor-faktor fisika dan kimia di sekelilingnya, seperti
perubahan suhu, tekanan udara, kelembaban dan sebagainya. Radionuklida 14C
memiliki waktu paro 5.730 tahun. Proses peluruhan mengakibatkan lama kelamaan
kadar 14C di dalam sampel arkheologi menjadi sangat rendah, radiasi yang
dipancarkannya menjadi berkurang sehingga sulit untuk dideteksi. Oleh sebab itu,
cara penanggalan benda-benda arkheologi dengan metode radiocarbon ini hanya
efektif untuk umur maksimal sampai dengan 50.000 tahun.
Catatan: Lakukan kegiatan percobaan dengan mengikuti LKPD yang terdapat
pada Lampiran III!
Bagaimana mengajarkan kepada peserta didik?

Cara mengajarkan materi ini kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum adalah dengan
pendekatan saintifik. Materi Radioaktivitas merupakan materi yang bersifat abstrak, maka kita
perlu untuk mendesain pembelajaran yang melibatkan kegiatan eksperimen virtual. Misalkan kita
ambil sub pokok Aplikasi Konsep Inti Atom.
Langkah pertama adalah menyusun capaian pembeajaran, kemudian kita tentukan tujuan
pembelajaran, indikator kesuksesan belajar, pemahaman bermakna, pengetahuan prasyarat, media,
metode, dan model pembelajaran kemudian kita buatkan tahapan pembelajaran berdasarkan model
pembelajaran yang kita gunakan. Sebagai contoh salah satunya dapat menggunakan model
pembelajaran Discovery learning. Untuk contoh desain RPP (Capaian Pembelajaran, Tujuan, dan
Pembelajaran Inti) disajikan di bawah ini

Tujuan
Pemahaman Konsep
Melalui kegiatan mengamati, memprediksi, melakukan eksperimen, menelaah referensi, dan
berdiskusi peserta mampu
1. Mendeskripsikan karakteristik inti atom
2. Menjelaskan definisi radioaktivitas
3. Mendeskripsikan sejarah penemuan radioaktivitas
4. Membedakan radioaktivitas alam dan buatan serta isotop radioaktivitas
5. Menganalisis perubahan radioaktivitas dan jenis-jenis partikel yang dihasilkan
6. Menerapkan hukum-hukum radioaktivitas yakni peluruhan jumlah sampel dan
aktivasi radioaktif serta waktu peluruhan.
7. Menjelaskan deret radioaktif
8. Menerapkan prinsip radioaktivitas dan radioisotope dalam kehidupan sehari-hari

Keterampilan Proses
1. Peserta mampu menggunakan panca inderanya untuk melakukan pengamatan melalui
eksperimen virtual phet simulasi mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu
atom, konstanta peluruhan dari suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu
paruh radioaktif.
2. Peserta mampu memprediksi berdasarkan hasil observasi dan mampu merumuskan
permasalahan yang ada mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu atom,
konstanta peluruhan dari suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu paruh
radioaktif.
3. Peserta menerapkan proses pengumpulan data, mengolah data, menganalisis data dan
menyimpulkan hasil eksperimen mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu
atom, konstanta peluruhan dari suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu
paruh radioaktif.
4. Peserta memperesentasikan, mengajukan pertanyaan dan berargumentasi,
mengembangkan keingintahuan, dengan argumentasi ilmiah dengan bertanggung jawab
mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu paruh suatu atom, konstanta peluruhan dari
suatu atom dan umur fosil organik menggunakan waktu paruh radioaktif.
5. Peserta menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel, grafik, diagram alur/
flowchart dan/atau peta konsep, menyajikan data dengan simbol dan standar internasional
dengan benar, kecenderungan hubungan, pola, dan keterkaitan variabel dan menggunakan
bahasa, simbol dan peristilahan yang sesuai mengenai lama peluruhan suatu atom, waktu
paruh suatu atom, konstanta peluruhan dari suatu atom dan umur fosil organik
menggunakan waktu paruh radioaktif

Selanjutnya untuk kegiatan inti pembelajaran dijabarkan pada bagan berikutnya dengan
mengadopsi materi dan eksperimen Phet yang ada pada bahan ajar ini. Penyusunan langkah-
langkah kegiatan terfokus pada tahapan Problem based Learning dan untuk membantu
memudahkan pembelajaran disusun LKPD sesuai dengan eksperimen virtual yang diambil dari
aplikasi Phet dengan LKPD terlampir

Orientasi Peserta Guru menayangkan video Peserta didik menganalisis masalah


Didik pada mengenai arkeolog yang sedang yang terdapat pada video sambil
Masalah meneliti fosil dan batuan melakukan pengamatan

Guru memberikan beberapa Peserta didik menjawab pertanyaan


pertanyaan kepada peserta didik dengan disiplin dan kreatif terkait
bagaimana cara para arkeolog masalah pada video
untuk menentukan umur fosil dan
batuan yang mereka temukan
Mengorganisasi Guru memberikan LKPD ke Peserta didik berkumpul bersama
Peserta Didik setiap kelompok lalu meminta kelompoknya serta menyiapkan laptop
peserta didik untuk menyiapkan dan koneksi internet untuk
laptop dan koneksi internet untuk melaksanakan kegiatan eksperimen
melaksanakan kegiatan secara virtual
eksperimen secara virtual melalui
Phet Simulation
Guru menyuruh peserta didik Peserta didik membaca dari materi
untuk mengumpulkan informasi dari buku paket dan sumber yang
dari buku dan sumber yang relevan
Membimbing relevan mengenai cara
Penyelidikan menentukan umur fosil dan
batuan Peserta didik berkumpul bersama
Guru memberikan LKPD ke kelompoknya serta menyiapkan laptop
setiap kelompok lalu meminta dan koneksi internet untuk
peserta didik untuk menyiapkan melaksanakan kegiatan eksperimen
laptop dan koneksi internet untuk secara virtual
melaksanakan kegiatan
eksperimen secara virtual melalui
Phet Simulation
Membimbing peserta didik peserta didik menganalisis hasil
menganalisis hasil eksperimen di eksperimen di LKPD dan
LKPD dan menghubungkan menghubungkan dengan teori pada
Mengembangkan,
dengan teori pada buku teks buku teks untuk menentukan umur
Menyajikan Hasil
untuk menentukan umur fosil fosil organik dan batuan serta
organik dan batuan serta mempresentasikannya
mempresentasikannya

Guru membimbing peserta didik Peserta didik mengkritisi hasil


untuk mengkritisi hasil presentasi presentasi dan mengevaluasi
dan mengevaluasi kekeliruan kekeliruan yang terjadi
Menganalisis dan yang terjadi
Mengevaluasi Guru menyuruh setiap kelompok Setiap kelompok mengumpulkan
Masalah untuk mengumpulkan hasil hasil percobaan yang telah dilakukan
percobaan yang telah dilakukan terkait cara penentuan umur fosil dan
terkait cara penentuan umur fosil batuan
dan batuan

Untuk tahap evaluasi, guru wajib mengevaluasi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Untuk
aspek afektif guru tinggal memilih sikap apa yang akan dimunculkan dalam pembelajaran. Untuk
aspek kognitif, guru dapat menilai pengetahuan peserta didik dengan menggunakan contoh soal
yang ada di bahan ajar ini. Dan untuk aspek keterampilan, guru dapat menilai berdasarkan kinerja
peserta didik selama melaksanakan pembelajaran melalui LKPD.
Latihan Soal

1. Perhatikan gambar grafik peluruhan di bawah.

Aktivitas zat radioaktif setelah meluruh selama 40,78 jam adalah …


2. Suatu unsur radioaktif (X231) semula bermassa mo dan memiliki konstanta peluruhan 0,03456
hari-1 setelah 300 hari massanya tinggal 12,5 gram. Jika NA adalah bilangan Avogadro, maka
waktu paruh dan aktifitas radioaktif mula-mula unsur radioaktif tersebut adalah…
3. Seorang arkeolog berhasil menemukan rangka suatu hewan di wilayah Hutan Amazon.
Kemudian dia menggunakan detektor untuk mengecek jumlah karbon-14 yang terkandung
pada rangka. Detektor menunjukkan bahwa persentase sisa karbon-14 pada rangka sebanyak
25%. Apa yang harus dilakukan arkeolog untuk mengecek berapa usia dari rangka yang dia
temukan? Buktikan! waktu paruh karbon-14 = 5.730 tahun)
Daftar Pustaka
Beiser, A. (1992). Konsep Fisika Modern, Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.
Bueche, J. F. (1986). Introduction to Physics for Scientists and Engineers. McGraw Hill.
Gautreau, R. d. (1984). Teori dan Soal-Soal Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Giancoli. (2001). Fisika Jilid 2 Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.
Halliday, D. &. (1996). Fisika, Edisi ke-3, Jilid ke-2. Jakarta: Erlangga.
Krane, K. S. (2008). Fisika Modern. Jakarta: UI-Press.
Sinaga, D. P. (2016). Fisika Modern. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Gambar 5. Struktur Penyusun Inti Atom (https://images.app.goo.gl/JTBdAxXiTdzta9kE9)
Gambar 6. Energi Ikat (https://images.app.goo.gl/KgH9ST81kH334Mb57)
Gambar 7. Energi ikat per satuan nucleon (https://images.app.goo.gl/2YW4Szs8paoCzzyY8)

Gambar 8. Peluruhan Radioaktivitas (https://images.app.goo.gl/4NMJBemTZaySRFZj8)


Gambar 5. Antonie Henri Becquerel (https://images.app.goo.gl/B6mDwpJrQ8zddaP67)
Gambar 6. Neutron digunakan sebagai alat peneliti atom
(https://images.app.goo.gl/5iWbNyTKvkingi9s5)
Gambar 7. Dating Carbon (Radioaktivitas kosmik)
(https://images.app.goo.gl/qVByTzwP4ee2qhtd6)
Gambar 8. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(https://images.app.goo.gl/Q3SdNZM3Mf4RUkeM7)
Gambar 9. Tipe Peluruhan Radiasi Alfa, beta, gamma
(https://images.app.goo.gl/NA8RM4EiVe1QM87eA)
Gambar 10. Grafik Perbandingan proton dan neutron tipe peluruhan
(https://images.app.goo.gl/huDQzjmd8cHBqzqJA)
Gambar 11. Peluruhan beta min (https://images.app.goo.gl/pi8W35LHP2dPzwZd6
Gambar 12.Peluruhan Alfa (https://images.app.goo.gl/hta6u2hcAsf2XUX56)
Gambar 13. Peluruhan Beta (https://images.app.goo.gl/iKYfYrRsunjcwjF58)
Gambar 14. Peluruhan Gamma https://images.app.goo.gl/wPXorVDHNePmHwAf9)
Gambar15. Daya Tembus Sinar (https://images.app.goo.gl/SJaCxLYDuY5DSh5G6)
Gambar 16. Grafik Peluruhan (https://images.app.goo.gl/buXKiogoEz5SW1Rn6)
Gambar 17. Peluruhan Alfa Radon Menjadi Polonium
(https://images.app.goo.gl/Zu54iiayY562CJtC9)
Gambar 18. Kerusakan struktur DNA akibat radiasi pengion
(https://images.app.goo.gl/GLBjjJXhm27cdkHL6)
Gambar 19. PET CT SCAN (https://images.app.goo.gl/jZFu3sJRmaiQrrGi7)
Gambar 20. Unsur Carbon-14 dapat menentukan umur fosil
(https://images.app.goo.gl/8qV6GgDKiHubxvdC7)
Lampiran I:

Lembar Kerja

Struktur Inti Atom

Tujuan:

Menentukan waktu paruh atom tunggal.

Prosedur Percobaan:

1. Siapkan laptop atau perangkat komputer yang telah terkoneksi internet.


2. Masuk ke link https://phet.colorado.edu/sims/cheerpj/nuclear-physics/latest/nuclear-
physics.html?simulation=radioactive-dating-game&locale=in hingga muncul tampilan seperti
berikut:

3. Pilih isotop yang akan ditinjau.


4. Pada wadah atom, tambahkan 10 atom karbon-14.
5. Amati perubahan atom karbon-14 menjadi nitrogen-14. Hitung jumlah atom yang berubah
menjadi nitrogen-14 sebelum mencapai waktu 5.000 tahun.
6. Masukkan data pada tabel pengamatan.
7. Ulangi langkah 4-6 untuk atom uranium-238 dengan patokan waktu 4 milyar tahun.
Waktu Peluruhan Jumlah Atom Jumlah Atom yang
Jenis Isotop Mengalami Peluruhan
(tahun) Mula-Mula
Perhitungan

1. Hitung waktu paruh atom karbon-14 dan uranium-238!


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Buatlah grafik hubungan antara jumlah atom sisa setelah mengalami peluruhan dengan waktu
peluruhan!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Analisis dan Kesimpulan

1. Bagaimana hubungan antara jumlah inti atom pada saat mengalami peluruhan terhadap waktu
paruh?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana perbandingan waktu paruh hasil perhitungan dengan waktu paruh yang ditetapkan
secara internasional!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Link untuk mengerjakan Lembar Kerja https://app.wizer.me/learn/YRTJOC


Lampiran II:

Lembar Kerja
Struktur Inti Atom

Tujuan:

1. Menentukan lama peluruhan suatu atom


2. Menentukan waktu paruh suatu atom
3. Menentukan konstanta peluruhan dari suatu atom
Prosedur Percobaan:

8. Siapkan laptop atau perangkat komputer yang telah terkoneksi internet.


9. Masuk ke link https://phet.colorado.edu/sims/cheerpj/nuclear-physics/latest/nuclear-
physics.html?simulation=radioactive-dating-game&locale=in.
10. Pilih submenu “Tingkat Peluruhan” hingga muncul tampilan seperti berikut:

11. Pilih jenis isotop yang akan ditinjau.


12. Atur ulang semua inti yang ada pada wadah. Gunakan semua inti atom (1000 inti) untuk
memudahkan proses pengamatan.
13. Amati jumlah inti atom 14C dan 14N pada saat mencapai waktu paruh ke-1, ke-2, dan ke-3
sebanyak tiga kali. Selain itu, amati jumlah inti atom pada rentang waktu 0-5000 tahun, 5.000-
10.0000 tahun, dan 10.000-15.000 tahun
14. Amati jumlah inti atom 14C dan 14N pada saat mengalami peluruhan selama 5.000 tahun
15. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
16. Ulangi langkah 5-7 untuk meninjau isotop 238U menjadi 238Pb.
17. Amati jumlah inti atom 238U menjadi 238Pb pada setiap urutan waktu paruh serta pada rentang
waktu 0-4 milyar tahun, 4-8 milyar tahun, dan 8-12 milyar tahun.
Tabel 1. Jumlah Inti Atom 14C dan 14N
Waktu Paruh Jumlah Inti Atom Jumlah Total
Percobaan ke- 14C 14N Inti Atom
(Tahun)

Tabel 2. Jumlah Inti Atom 238U dan 238Pb


Waktu Paruh Jumlah Inti Atom Jumlah Total
Percobaan ke- 238U 238Pb Inti Atom
(Milyar Tahun)

Pengolahan Data

Hitungah rata-rata jumlah inti mula-mula dan inti sisa pada masing-masing isotop!
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Perhitungan

1. Hitung waktu peluruhan yang dibutuhkan oleh karbon-14 dan uranium-238! (Asumsi nilai
waktu paruh untuk keduanya sudah ditentukan, di mana 𝑇𝑐 = 5.730 tahun dan 𝑇𝑈 =
4,46 𝑥 109 tahun)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Hitung waktu paruh yang dialami isotop karbon-14 dan uranium-238! (Asumsi waktu paruh
suatu atom belum diketahui)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Hitung besar konstanta peluruhan pada isotop karbon-14 dan uranium-238!
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
4. Buatlah grafik hubungan antara
a. Jumlah inti atom sisa terhadap waktu peluruhan!
b. Jumlah inti atom sisa terhadap waktu paruh!
c. Waktu paruh atom terhadap konstanta peluruhan!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Analisis dan Kesimpulan

1. Bagaimana hubungan antara jumlah inti terhadap waktu peluruhan suatu atom?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana hubungan antara jumlah inti terhadap waktu paruh suatu atom?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana hubungan antara waktu paruh suatu atom terhadap konstanta peluruhan?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Link untuk mengerjakan Lembar Kerja https://app.wizer.me/learn/XGYFR8


Lampiran III:

Lembar Kerja

Struktur Inti Atom

Tujuan:

Menentukan umur fosil organik menggunakan waktu paruh radioaktif

Prosedur Percobaan:

1. Siapkan laptop atau perangkat komputer yang terkoneksi internet.


2. Masuk ke link https://phet.colorado.edu/sims/cheerpj/nuclear-physics/latest/nuclear-
physics.html?simulation=radioactive-dating-game&locale=in hingga muncul tampilan seperti
berikut:

3. Atur tipe satelit yang akan digunakan. Pilih “Karbon-14” untuk menafsirkan usia fosil makhluk
hidup.
4. Arahkan detektor pada fosil makhluk hidup.
5. Lihat persentase karbon yang ditunjukkan pada detektor. Kemudian arahkan titik acuan pada
grafik hingga persentase karbon yang ditunjukkan sama dengan yang ditunjukkan pada
detektor.
6. Akan muncul kolom untuk menafsirkan usia dari objek yang kita amati. Isi kolom tersebut
dengan tafsiran usia fosil.
7. Klik “Periksa Tafsiran”. Jika usia yang kita masukkan sama dengan usia yang ditunjukkan
pada acuan grafik, warna kolom tersebut akan menjadi hijau. Jika usia yang kita masukkan
salah, warna kolom tersebut akan menjadi merah.
8. Catat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
9. Ulangi langkah 4-8 untuk mengukur usia batu menggunakan tipe satelit “Uranium-238”.
Objek yang Waktu Paruh Usia Objek Sisa Karbon
No. Tipe Satelit (%)
Diamati (tahun) (tahun)

Perhitungan

1. Hitung usia fosil organik menggunakan konsep waktu paruh radioaktivitas!


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Hitung usia batu menggunakan konsep waktu paruh radioaktivitas!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Catat usia semua objek baik dari hasil percobaan maupun hasil perhitungan pada tabel berikut.
Usia Objek (tahun)
No. Objek yang Diamati
Percobaan Perhitungan
4. Buatlah grafik hubungan antara:
a. Kandungan karbon-14 terhadap usia fosil organik!
b. Kandungan uranium-238 terhadap usia batuan!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Analisis dan Kesimpulan

1. Apakah Carbon-14 dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan umur fosil organik?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Apakah Uranium-238 dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan umur batuan?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana hubungan antara kandungan karbon-14 dan uranium-238 terhadap usia fosil dan
batuan yang diukur?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Link untuk mengerjakan Lembar Kerja https://app.wizer.me/learn/SCGXU6

Anda mungkin juga menyukai