Anda di halaman 1dari 18

Fisika Modern

BAB VII Inti Atomik

Pokok Bahasan :
1. Harga satuan massa atom dan ekuivalen energinya
2. Ukuran partikel nuklir
3. Massa neutron
4. Peluruhan alfa
5. Peluruhan beta
6. Defek massa

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan harga satuan massa atom dan ekuivalen energinya
2. Mendeskripasikan ukuran nuklir
3. Menentukan massa neutron
4. Menentukan terjadinya kemantapan inti dari peluruhan alfa dan beta
5. Menentukan energi ikat berdasarkan defek massa

137 Inti Atomik


Fisika Modern

7.1 Harga Satuan Massa Atom dan Ekuivalen Energinya


Inti sebuah atom mengandung semua massanya. Instrumen yang bisa dipakai
untuk mengukur massa atomik disebut spektrometer massa, spektrometer dan
teknik modern mempunyai ketelitian lebih dari satu bagian dalam 106. massa
atomik mengacu pada massa atom netral. Massa atomik dinyatakan secara
knvensional dalam satuan massa(u).
1u = 1,6604x10-27kg
Dan ekuvalen energinya ialah 931,48MeV.
Atom-atom dari unsur yang sama yang mempunyai nomor massa atom
yang berbeda disebut dengan isotop. Hidrogen didapat mempunyai isotop,2
hidrogen yang lebih berat terdapat 0,015 % dalam alamiah. Massa atomik
hidrogen adalah 1,007825 u, massa isotop yang leon dan neutron lebih berat
yaitu deutrium dan tritium adalah 2,014102 u dan 3,0160 u.
Inti isotop teringan ialah proton yang massanya
mp=1,0072766u=1,6725x1027kg
keteraturan yang menarik terlihat dalam daftar nuklida harganya berdekatan
dengan kelipatan bilangan bulat dari massa atom hydrogen. Atom deuterium
kira-kira dua kali lebih massif dari atom hydrogen dan atom tritium kira-kira
tiga kali lebih massif.
Massa isotop zink nilainya mendekati yaitu 64,66,67,68 dan 70 kali
massa atom hydrogen. Hal tersebut mendesak kita menganggap semua inti
terdiridari proton, inti hydrogen yang saling ikat. Setelah dilakukan
pemeriksaan yang lebih teliti ternyata anggapan itu tidak benar karena massa
nuclide selalu lebih besar daripada massa sejumlah atom hydrogen yang
jumlahnya sama dengan nomor atomic. Z- dan muatan nuklir sebuah atom
ialah +Ze. Nomor atomic zink ialah 30 tetapi isotopnya semua bermassa lebih
dari dua kali atom hydrogen.
Hypotesis elektron nuklir kelihatan menarik akan tetapi terdapat alasan
yang menentang, diantaranya:
1. Ukuran nuklir, jejari inti yang bias dijumpai hanya sekitar 5x10-15m. untuk
membatasi daerah sekecil itu, menurut prinsip ketaktentuan partikel harus
memiliki momentum ∆p>1,1x10-20 kgm/s, ini bersesuaian dengan
ketentuan dalam energi kinetic electron sekurang-kurangnya 20 MeV.
2. spin nuklir, masing-masing partikel memiliki spin1/2,aturan
menjumlahkan momentum sudut akan memberikan spin inti deutrium ½
atau 3/2.

138 Inti Atomik


Fisika Modern

3. momen magnetic, proton memiliki momen magnetik sekitar 0,15 % dari


momen magnetik elektron
4. interaksi nuklir electron,
gaya yang beraksi antara partikel nuklir menghasilkan energi ikat
berorde 8 MeV

7.2 Ukuran Partikel Nuklir


Eksperimen sesungguhnya untuk menentukan ukuran inti telah
memakai electron berenergi beberapa ratus MeV sampai 1 GeV (1 GeV=1000
MeV=109eV) dan neutron dengan energi 20 MeV keatas. Jejari nuklir R,
volumenya ialah 4/3 ЛR3, sehingga R3 berbanding lurus dengan A. Hubungan
ini biasanya dinyatakan dalam bentuk balik sebagai R=R0A1/3. harga R0 adalah
1,2x10-15m. Inti begitu kecil sehingga satuan panjang yang lebih memadai
untuk memberikannya ialah femtometer (fm) yang hanya 10-5 Angstrom. Fm
lebih biasa disebut Fermi dimana:
1 fm=1 fermi=10-15m.

7.3 Massa Neutron


Dalam tahun 1932, James Chadwick rekan Ruterford mengusulkan
hipotesis alternative untuk radiasi misterius yang dipancarkan oleh berlium
jika ditembaki partikel alfa. Ia menganggap radiasi itu terciri dari partikel
neutral yang massanya hamper sama dengan proton. Kenetralan listrik partikel
inilah yang menyebabkan namanya menjadi netron. Energi proton maksimum
5,7 MeV menunjukkan energi neutron 5,7 MeV. Netron bukan partikel yng
mantap diluar inti. Netron bebas meluruh secara radioaktif menjadi sebuah
proton, electron da sebuah antineutrino dengan umur rata-rata 15,5menit.

Massa neutron = 1,0086654u =1,6748x10-27kg.


Yang sedikit lebih massif daripada massa proton, kenetralan listriknya
dan spin 1/2 semuanya cocok dengan sifat inti yang teramati jika kita anggap
inti terdiri dari netron dan proton saja.
Istilah dan lambing berikut ini sering dipakai untuk memberikan inti:
Z = nomor atomik = banyaknya proton
N = nomor netron =banyaknya netron
A = Z+N = nomor massa = jumlah total netron dan proton

139 Inti Atomik


Fisika Modern

Istilah nucleon mengacu pada proton dan neutron seningga nomor massa A
ialah banyaknya nucleon dalam inti tertentu. Nuclide didefinisikan menurut
A
skema Z X dengan X menyatakan lambing kimiawi.

7.4 Peluruhan Alfa

Radioaktifias alfa telah diselidiki dalam kurun waktu yang lama. Pada
tahun 1896, Becquerel telah menemukan gejala radioaktivitas pada bahan
radioaktif alam. Curie dan Ruthrford telah menemukan bahan pemancar alfa.
Strukur nuklir pada peluruhan alfa mempresentasian peluruhan zarah pada
keadaan inti maya (virtual).
Sebagia besar nuklida dengan nomor massa A > 150 adalah tidak
stabil dan meluruh dengan pemancara zara alfa. Untuk nuklida-nukida yang
lebih ringan, terjadinya peluruhan alfa sangat tidak memungkinkan. Konstanta
peluruhan menurun secara eksponensial dengan penurunaneergi peluruhan,
untuk nomor massa A = 150 secara praktis energy peluruhaya nol. Nuklida-
nuklida dengan jumlah neuron medekati N = 82 merupakan perkecualian,
sebab dengan adanya efek kulit menyediaka tambahan energy peluruhan.
Karena gaya tarik antara nukleon berjangkauan pendek, energi ikat
total dalam inti hampir berbanding lurus pada nomor massa A, banyaknya
nukleon yang dikandungnya. Gaya listrik tooolak menolak antara proton
memiliki jangkauan tak terbatas, dan energi total yang dapat mencerai-
beraikan inti ini berbanding lurus dengan Z2. Inti yang mengandung 210
nukleon atau lebih demikian besarnya sehingga gaya nuklir berjangkauan
pendek yang mengikatnya hampir tak dapat mengimbangi gaya tolak-menolak
protonnya. Peluruhan alfa dapat terjadi pada inti seperti itu sebagai suatu cara
untuk memperbedar kemantapannyaSebagai contoh, ditemukan bahwa medan
listrik atau medan magnet dapat memecah emisi radiasi menjadi tiga sinar.
Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut diberi nama sesuai dengan
alfabet yunani yakni alfa, beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih
bertahan hingga kini. Kemudian dari arah gaya elektromagnet, diketahui
bahwa sinar alfa mengandung muatan positif, sinar beta bermuatan negatif,
dan sinar gamma bermuatan netral. Dari besarnya arah pantulan, juga
diketahui bahwa partikel alfa jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan
melewatkan sinar alfa melalui membran gelas tipis dan menjebaknya dalam
sebuah tabung lampu neon membuat para peneliti dapat mempelajari
spektrum emisi dari gas yang dihasilkan, dan membuktikan bahwa partikel
140 Inti Atomik
Fisika Modern

alfa kenyataannya adalah sebuah inti atom helium. Percobaan lainnya


menunjukkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katode serta
kemiripan radiasi gamma dengan sinar-X.
Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika memiliki inti atom yang
tidak stabil. Suatu inti atom berada dalam keadaan tidak stabil jika jumlah
proton jauh lebih besar dari jumlah netron ( P>N ). Pada keadaan inilah gaya
elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom menjadi
lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil. Inti atom yang tidak stabil
ini memiliki sifat dapat melakukan radiasi spontan atau mampu melakukan
aktivitas radiasi sehingga dinamakan inti radioaktif. Unsur yang inti atomnya
mampu melakukan aktivitas radiasi spontan berupa pemancaran sinar-sinar
radioaktif dinamakan unsur (zat) radioaktif. Pemancaran sinar-sinar radioaktif
(berupa partikel atau gelombang elektromagnetik) secara spontan oleh inti-inti
berat yang tidak stabil menjadi inti-inti yang stabil disebut Radioaktivitas. Inti
yang memancarkan sinar radioaktif disebut inti induk dan inti baru yang
terjadi disebut inti anak.
Peluruhan alfa adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan
mengionisasi atom sangat tinggi dan daya tembusnya rendah. Pertikel alpha
terdiri atas dua buah proton dan dua buah netron yang terikat menjadi suatu
atom dengan inti yang sangat stabil.
Sebagian besar nuklida dengan nomor massa A>150 adalah tidak
stabil dan meluruh dengan pemancaran partikel alfa. Untuk nuklida-nuklida
yang lebih ringan, terjadinya peluruhan alfa sangat tidak memungkinkan.
Konstanta peluruhan alfa menurun secara eksponensial dengan penurunan
energi peluruhan, untuk nomor massa A=150 energi peluruhannya nol.
Peluruhan alfa adalah emisi partikel alfa (inti helium) yang dapat dituliskan
sebagai He atau 42α. Ketika sebuah inti tak stabil mengeluarkan sebuah
partikel alfa, nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat.
Peluruhan alfa dapat ditulis:
A A− 4 4
Z X → Z−2Y + 2α

Sebagai contoh meluruh dan mengeluarkan sebuah partikel alfa


234
92 U → 230
90 Y +α

Peluruhan alfa memiliki kecendrungan, yakni:

141 Inti Atomik


Fisika Modern

1. Pada umumnya pada peluruhan alfa terjadi kebergantungan energi


peluruhan pada nomor massa A, atau nomor atom Z; terkecuali pada
bilangan-bilangan ajaib (magic numbers), kecendrungan ini bersesuaian
dengan rumus massa semiempiris.

2. Untuk nuklida-nuklida dengan nomor atom Z tertentu memiliki umur


paruh sebagai fungsi energi peluruhan, khususnya untuk inti genap-genap.
Hubungan ini mencerminkan mekanisme peluruhan.

3. Spektrum energi peluruhan alfa memberikan informasi tentang skema


tingkat-tingkat energi dari inti induk dan inti anak.

7.4.1 Energi Peluruha Alfa


Mengapa hampir semuanya partikel alfa saja yang dipancarkan, dan
bukan proton individual atau inti 32 He ? Jawabannya terletak pada energi ikat
yang tinggi dari partikel alfa. Supaya bisa lolos dari sebuah inti, sebuah
partikel harus memiliki energi kinetik, dan massa partikel alfa cukup kecil
dibandingkan dengan nukleon pembentuknya supaya energi seperti itu
tersedia.

Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi:


m i c2 =m f c 2+ K f +m α c 2+ K α

Dalam peluruhan dibebaskan energi, karena inti hasil peluruhan terikat


lebih erat dari pada inti semula. Energi yang dibebaskan muncul sebagai
energi kinetik partikel alfa Kα dan energi kinetik inti anak (inti hasil) Ky, yang
dapat dihitung dengan persamaan:

Q=K f + K α =(mi−mf −mα ) c 2

Untuk peluruhan spontan harus dipenuhi :

Q=K f + K α = ( mi−mf −mα ) c 2 >0


( mi−mf −mα ) c 2> 0
mi >mf +mα

142 Inti Atomik


Fisika Modern

Jika inti atom induk dalam keadaan diam, maka menurut hukum kekekalan
momentum :
mf v f =mα v α

Kedua ruas persamaan dikuadratkan dan dikalikan ½, diperoleh :

2 2
1 1
( mf v f ) = ( mα v α )
2 2

1 1
( ) (
m f m f v 2f =m α m α v 2α
2 2 )
m f K f =m α K α

Dalam satuan massa atom u, mf = A-4 dan mα = 4, maka :

( A−4) K f =4 K α
4
Kf = K
A−4 α

Berdasarkan Persamaan :
Q=K f + K α
4
Q= K +Kα
A−4 α
A
Q= K
A−4 α
A−4
K α= Q
A

Energi kinetik Kα dari partikel alfa yang dipancarkan tidak pernah


tepat sama dengan energi desintegrasi Q, karena kekekalan momentum
mengharuskan inti bergerak mundur (rekoil) dengan energi kinetik kecil,
ketika partikel alfaa terpancar. Sehingga persamaaan diatas menjadi :

A−4
Kα ≅ Q (7.1)
A

143 Inti Atomik


Fisika Modern

Walaupun peluruhan alfa tidak dapat diterangkan berdsarkan


penalaran memakai fisika klasik, mekanika kuantum menyediakan keterangan
yang lansung. Kenyataannya, teori dalam tahun 1928, dan disambut orang
sebagai suatu bukti keampuhan dari mekanika kuantum. Pengertian dasar dari
teori ini adalah :
1. Partikel alfa bisa ada sebagai suatu partikel didalam inti.
2. Partikel semacam ini terus-menerus dalam keadaan gerak dan dibatasi
geraknya hanya dalam inti oleh rintangan potensial yang
melingkunginya.
3. Terdapat peluang kecil tetapi tertentu untuk partikel ini melewati
rintangan ini (walaupun tinggi) setiap kali terjadi tumbukan
dengannya.

Jadi peluang peluruhan tiap satuan waktu λ dapat dinyatakan sebagai berikut

λ=vT (7.2)

Dengan v menyatakan banyaknya tumbukan per detik antara partikel


alfa dengan didnding perintang dan T menyatakan peluang patikel itu untuk
menembus rintangan tersebut. Jika kita anggap pada setiap saat hanya sebuah
partikel alfa yang dapat lolos dari inti seperti itu dan partikel itu bergerak
bolak-balik sepanjang diameter nuklir, maka

v
v= (7.3)
2 R0

Dengan v menyatakan kecepatan partikel alfa ketika partikel itu meninggalkan


inti dan R0 jejeri nuklir. Umumnya harga v dan R0 adalah 2 x 107 dan 10-14 m,
sehingga:
v ≈ 1021 s−1

Partikel alfa menumbuk dinding pengurungnya 1021 kali per detik, namun
masih harus menunggu rata-ata 1010 tahun untuk bisa meloloskan diri dari
intinya.

7.4.2 Konstanta Peluruhan Alfa

144 Inti Atomik


Fisika Modern

Kecendrungan-kecendrungan sistematis tentang konstanta peuruhan


alfa pertama kali diperkenalkan oleh Geiger dan Nuttal pada tahun 1991.
Mereka meemukan hubungan antara logaritma jangkauan zarah alfa dari
sebuah rantai peluruhan radioaktif alam. Hubunga tesebut didasarkan pada
energi peluruhan dan umur paruh yang sistematis hanya valid pada jangkauan
yang terbatas dari nuklida-nuklida. Eksperimen akhir-akhir ini menunjukka
bahwa utuk peluruhan-peluruhan keadaan dasar diantara nuklida genap-genap,
memiliki hubungan:
b
log T 1/ 2=a+ (7.4)
√Q
Dengan a dan b merupakan fungsi nomor atom Z. Jika energy peluruhan Q
dinyatakan dalam MeV dan waktu paruh T1/2 dalam sekon, menurut Segre
nilai a dan b memenuhi hubungan:

a ≈−1,61 Z 2/t 3−21,4


b ≈ 1,61 Z t

Untuk peluruhan-peuruhan alfa yang terjadi pada inti dalam keadaan


eksitasi atau peluruhan-peluruhan inti dengan A ganjil (atau inti ganjil-ganjil),
umur paruhnya biasanya lebih lama dibandingka dengan inti genap-genap
dengan energy peluruhan yang sama. Faktor pengngali yang diberikan pada
umur paruh tersebut dikenal sebagai faktor perintang (hindrance).

7.4.3 Mekanisme Peluruhan Alfa Menurut Teori Gamow, Gurney, dan


Condon
Gamow, dan Gurney, serta Condon (1928), secara terpisah berhasil
menjelaskan peristiwa peluruhan alfa dengan menggunakan perhitungan
mekanika kuantum. Mereka mengasumsikan bahwa partikel alfa berada di
dalam inti dilingkupi oleh sebuah potensial inti. Potensial di dalam inti
diasumsikan dengan nol untuk mensimulasikan efek coulomb di dalam inti.
Diprediksikan bahwa semakin besar energi kinetik alfa dan semakin sering
menumbuk dinding maka semakin besar peluang terjadinya peluruhan alfa
bergantung pada tenaga kinetik alfa.

7.5 Peluruhan Beta

145 Inti Atomik


Fisika Modern

Dalam peluruhan beta, sebuah proton berubah menjadi inti atau


sebaliknya. Jadi Z dan N masing-masinng berubah satu satuan, tetapi A tidak
berubah. Pada peluruhan beta, yang paling utama adalah sebuah netron
meluruh menjadi sebuah proton dan sebuah elektron

n →e + p

Ketika proses peluruhan ini pertama kali dipelajari, partikel yang dipancarkan
disebut partikel beta, kemudian baru diketahui bahwa partikel itu adalah
elektron. Elektron yang dipancarkan pada peluruhan beta bukanlah elektron
kulit atom dan juga bukan elektron yang semula berada dalam inti. Tetapi
elektron ini diciptakan oleh inti dari energi yang ada. Jika ada beda energi
diam sekurang-kurangnya me c 2 maka penciptaan elektron sangat mungkin
terjadi.

7.5.1 Hipotesis Neutrino


Dari eksperimen yang telah dilakukan berkaitan dengan peluruhan beta
ini, yaitu:
1. Spin intrinsik proto, netron dan elektron masing-masing bernilai ½. Jika
terjadi peluruhan netron (spin ½), gabungan spin proton dan elektron hasil
peluruhan bisa sejajar (spin total = 1) atau berlawanan (spin total 0), dan
tidak ada kemungkinan spin totalnya ½. Oleh karena itu, proses peluruhan
ini tampaknya melanggar hukum kekekalan momentum sudut
2. Persoalan energi beta. Dari pengukuran elektron yang dipancarkan
didapatkan bahwa spektrum energinya kontinyu dari 0 hingga nilai
maksimum K .
e(max)
Menurut perhitungan dalam peluruhan netron, nilai

Q=( m n−m p−m e ) c 2 .

Persoalan distribusi energi yang kontinyu ini (karena adanya beberapa energi
yang hilang), dicoba dipecahkan oleh para fisikawan eksperimen sebelum
tahun 1930, tapi semuanya tidak berhasil.
Pemecahan terhadap fenomena yang tampak melanggar hukum
kekekalan momentum sudut dan energi ini ditemukan oleh Wolfgang Pauli. Ia
mengusulkan bahwa ada partikel ketiga yang dipancarkan pada peluruhan beta
ini. Partikel ketiga ini bermuatan elektrik nol dan memiliki spin ½. Hilangnya
146 Inti Atomik
Fisika Modern

energi ini tidak lain adalah energi yang diambil partikel ini. Partikel ini
disebut neutrino (yang dalam bahasa Italia berarti netral kecil) dan diberi
lambang ν. Neutrino ini memiliki massa diam nol. Neutrino ini juga memiliki
anti partikel yang dinamakan antineutrino ν́ . Pada kenyataannya yang
dipancarkan dalam peluruhan beta adalah antineutrino. Dengan demikian
proses peluruhan beta secara lengkap adalah:
n → e + p + ν́

Energi reaksi ini muncul sebagai energi kinetik elektron, energi antineutrino
dan energi pental proton. Proses peluruhan beta lainnya adalah peluruhan
proton, yang reaksinya

p → n + e+ + ν

e+ adalah elektron positif atau positron yang merupakan antipartikel dari


elektron. Positron memiliki massa sama dengan elektron, tetapi memiliki
muatan elektrik yang berlawanan. Apabila positron bertemu dengan elektron,
keduanya akan bergabung dan musnah. Proses ini dinamakan annihilasi.
Energi keduanya berubah menjadi gelombang elektromagnetik.

7.5.2 Tangkapan Elektron


Salah satu proses peluruhan inti adalah tangkapan elektron (Elektron
capture, EC). Proses reaksinya adalah
p + e− → n + ν
Di sini sebuah proton menangkap elektron dari orbitnya beralih menjadi
sebuah netron ditambah sebuah neutrino. Elektron yang ditangkap ini adalah
elektron terdalam sebuah atom, dan proses ini dicirikan dengan kulit asal
elektronnya: tangkapan kulit K, kulit L, dan seterusnya. Tangkapan elektron
ini tidak terjadi pada proton bebas, tetapi hanya proton yang ada di dalam inti.

7.5.3 Energi Peluruhan


Peluruhan beta terjadi pada sebuah inti atom. Pada saat pemancaran e−,
sebuah inti atom dengan Z proton dan N netron meluruh ke inti atom lain
dengan Z + 1 proton dan N – 1 netron.

147 Inti Atomik


Fisika Modern

A
z X N ⟶ z+1A Y N−1+ e−¿+¿¿ ν́

Nilai Q dari peluruhan ini, dihitung dengan mengurangi massa-massa elektron


(Zm )
e
( m x −z me ) c 2=( m y −( z +1 ) me ) c 2 +me c 2 +Q
Q=(m x −m y ) c 2
Massa elektron saling menghapuskan dalam perhitungan Q. Energi yang
dilepas dalam peluruhan ini sebagai energi kinetik antineutrino, energi kinetik
elektron dan sejumlah kecil energi kinetik inti. Elektron memiliki energi
kinetik maksimum jika energi antineutrino hampir nol. Sedangkan dalam
pemancaran, proton inti berubah menjadi netron. Reaksinya dapat
digambarkan e+
A
z X N ⟶ z−1AY N +1+ e+ ¿+ ν¿

Nilai Q pada proses ini


( m x −z me ) c 2=( m y −( z−1 ) me ) c2 +me c2 +Q
Q=(m x −m y −2 me )c 2 (7.5)
Sedang untuk tangkapan elektron, reaksinya
A
A Y N + 1+ν ¿
z X N + e−¿⟶ z −1

Dan nilai Q-nya

( m x −z me ) c 2+ me c 2=( m y −( z−1 ) me ) c2 +Q
Q=(m x −m y )c 2 (7.6)

Contoh soal
1. Berapakah energi maksimum elektron yang teremisi dari peluruhan e −di
dalam H
Penyelesaian:
Reaksi peluruhan
3 3 −¿+ ν́ ¿
1 H ⟶ 2 He +e

Q=(mH −m H e ) c 2

148 Inti Atomik


Fisika Modern

MeV
Q= (3,016050 u−3,016030u ) x 931,5
u

Q=0,0186 MeV

Energi kinetik inti He bisa diabaikan karena terlalu kecil sehingga K e


terjadi pada saat Kv = 0, maka Ke = 0,0186 MeV

7.6 Defek Massa


Hasil pengukuran menunjukkan bahwa massa atom tertentu selalu
lebih kecil dibandingkan dengan massa total dari netron, proton, dan elektron
yang menyusun atom. Perbedaan antara massa atom dan penjumlahan total
dari massa penyusun atom disebut massa defek.
Massa defek (Δm) dapat dihitung menggunakan persamaan

∆ m=¿ (7.7)

dengan mp adalah massa satu proton, mn adalah massa satu neutron, me massa
satu elektron, matom adalah massa atom, Z nomor atom, dan A nomor massa.
Dalam kasus inti juga sama. Massa inti tertentu juga selalu lebih kecil
dibanding dengan massa total dari partikel-partikel penyusunnya. Perbedaan
massa untuk inti dirumuskan

∆ m=[ Z mp +( A−Z )m n ] −minti (7.8)

Sebagai contoh inti deuterium 1H2 atau d, yang tersusun dari satu proton
dan satu netron, massanya lebih kecil dibanding partikel-partikel
penyusunnya. Selisih massa tersebut dikonversi menjadi energi ikat (Binding
Energi, B), yang mengikat agar partikel-partikel penyusun inti tidak
berantakan. Konversi massa-energi dapat dihitung dengan perumusan
Einstein:
ΔE = 2 mc
8
dengan c adalah kecepatan cahaya 2,998 x 10 m/s

149 Inti Atomik


Fisika Modern

Dengan demikian maka energi ikat deuterium (1H2) yang tersusun dari satu
proton dan satu netron dituliskan:

B=(mn+ m p−md ) c 2 (7.9)


md adalah massa inti deuterium, bukan massa atom deuterium. Perlu diingat
bahwa massa inti atom berbeda dengan massa atom. Hubungan massa atom
dan inti, dinyatakan:

matom =minti+ z me + Be (7.10)

Be adalah energi ikat elektron total. Dalam kenyataannya, energi


massa inti berorde 109 hingga 1011 eV, sementara massa elektron total berorde
1 hingga 104 eV. Jadi, suku terakhir persamamaan yaitu (Be) kecil sekali
dibanding dengan suku-suku di depannya. Dalam batas ketelitian tertentu,
suku terakhir terkadang bisa dihilangkan. Sehingga biasanya dinyatakan,
misalnya, bahwa massa inti atom hidrogen (proton atau 1H1) adalah massa
atom hidrogen dikurangi massa satu elektron.

B= m n+ ( m H 11 −m e ) −( m H 21 )−me c 2
[ ] (7.11)

Dari persamaan dapat dilihat bahwa massa elektron saling menghilangkan.


Oleh karena itu, persamaan dapat diperluas untuk menentukan energi ikat total
sembarang inti atom ZXA
B= ( Z m p + ( A−Z ) mn ) −m ( X Az ) c 2
[ ] (7.12)

denganm ( X Az ) adalah massa atom X. Jika m dalam satuan massa atom (u),
maka akan lebih mudah jika c2 ditulis tulis 931,5 MeV/u.
Untuk mengetahui besarnya energi ikat yang dirasakan setiap partikel
inti (nukleon), tinggal membagi energi ikat total dengan jumlah seluruh
nukleon (nomor massa, A). Jika energi ikat per nukelon (B/A) untuk tiap
unsur dihitung, lalu ditampilkan dalam grafik, maka akan tampak seperti
Gambar 7.1.

150 Inti Atomik


Fisika Modern

Gambar 7.1. Grafik Energi Ikat per Nukleon

Gambar 7.1 memberikan ilustrasi salah satu aspek penting dalam fisika
inti. Energi ikat per nukleon (B/A) bermula dengan nilai yang rendah,
kemudian naik menuju titik maksimum yaitu sekitar 8,79 MeV bagi, Fe56 dan
selanjutnya turun lagi pada inti-inti berat.
Gambar 7.1 tersebut memberi indikasi bahwa energi inti dapat
dibebaskan dengan dua cara berbeda. Jika jika inti berat (seperti U238) dipecah
menjadi dua inti yang lebih ringan, maka akan dilepaskan energi. Sebab,
energi ikat per nukleon (B/A) lebih besar bagi kedua pecahannya,
dibandingkan inti semula. Jika energi ikat pernukleon (B/A) lebih besar
berarti massanya lebih kecil. Artinya ada massa yang hilang yang akan
dikoversi menjadi energi. Proses ini dikenal dengan fisi inti.
Selain itu, jika dua inti ringan (seperti H2) digabungkan menjadi suatu
inti yang lebih berat, juga akan dibebaskan energi. Sebab, energi ikat per
nukleon (B/A) juga lebih besar bagi inti gabungan dibandingkan inti semula.
Proses ini dikenal dengan fusi inti.

Contoh Soal:
Hitunglah energi ikat 126Te52
Penyelesaian:
MeV
B=( 52 x 1,007825 u+7 x 1,008665 u−125,903322u ) 931,5
u
B=1,066 x 10 3 MeV

Rangkuman
151 Inti Atomik
Fisika Modern

1. Massa atomik dinyatakan secara knvensional dalam satuan massa(u).


1u = 1,6604x10-27kg
Dan ekuvalen energinya ialah 931,48MeV.
2. Atom-atom dari unsur yang sama yang mempunyai nomor massa atom
yang berbeda disebut dengan isotop. Inti isotop ialah proton yang
massanya
mp=1,0072766u=1,6725x1027kg

3. Massa neutron = 1,0086654u =1,6748x10-27kg.


4. Peluruhan alfa adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan
mengionisasi atom sangat tinggi dan daya tembusnya rendah. Pertikel
alpha terdiri atas dua buah proton dan dua buah netron yang terikat
menjadi suatu atom dengan inti yang sangat stabil. Peluruhan alfa
dapat ditulis:
A A− 4 4
Z X → Z−2 Y + 2α

5. Energi kinetik Kα dari partikel alfa yang dipancarkan tidak pernah


tepat sama dengan energi desintegrasi Q.
A−4
Kα ≅ Q
A
6. Peluang peluruhan tiap satuan waktu λ dapat dinyatakan sebagai berikut
λ=vT
7. Pada peluruhan beta, yang paling utama adalah sebuah netron meluruh
menjadi sebuah proton dan sebuah elektron
n →e + p

Latihan Soal

20
1. Energi ikat 2 10 Ne ialah 160,64 MeV. Carilah masa atomiknya?
(Kunci: m atom = 19,99245 u)
2. Masa atomik ialah berturutan 15,001u, 15,0030u, dan 15,9949u.(a)
carilah energi ikat rata-rata per nukleon dalam (b) berapa besar energi
yang diperlukan untuk melepaskan sebuah proton dari (c) berapa
besar energi yang diperlukan untuk melepaskan sebuah netron dari
mengapa hasilnya berbeda?
152 Inti Atomik
Fisika Modern

(Kunci : a. = 127,634 MeV, b. 12.7634 MeV/proton


c. 15.95 MeV/neutron d. )
3. Tunjukkan energi potensial 2 buah proton yang berjarak 1,.7 fm
mempunyai orde besar yang benar untuk menerangkan perbedaan
energi ikat antara Bagaimanakah hasil ini menerangkan pertanyaan
kebergantungan gaya nuklir pada muatan listrik? Masa atomik adalah
3,016050 u dan adalah 3,016030 u.
4. Massa 80Kr, 81Kr, 82Kr, dan dari 83Kr. Mengapa hasil untuk 82Kr
sangat berbeda dari yang lain?
(Kunci : 15.36 MeV/neutron)
5. Gunakan rumus energi ikat semi-empiris untuk menghitung energi
ikat Berapa persentase penyimpangan antara hasil ini dengan energi
ikat sebenarnya? Massa atomik adalah 39,96371 u.
(Kunci : = 28,7 % )
6. Energi coulomb Z proton yang terdistribusi merata ke seluruh bagian
inti berbentuk bola berjejari R ialah Ec= Inti “cermin” memiliki
nomor massa yang sama tetapi nomor atomiknya berbeda 1; misalnya,
dan (a) dengan anggapan bahwa perbedaan massa ∆M antara
sepasang inti
cermin seluruhnya ditimbulkan oleh perbedaan ∆m antara massa dan
massa netron serta perbedaan antara energi coulombnya, turunkan rumus R
dinyatakan dalam ∆M, ∆m, dan Z, dengan Z ialah nomor atomik inti
dengan jumlah proton lebih sedikit. (b) Gunakan rumus ini untuk mencari
jejari inti cermin dan yang perbedaan massanya ialah 0,00296 U.
7. Gunakan rumus untuk Ec dalam soal 15 untuk untuk menghitung a3 dalam
persamaan 11.7. jika harganya tidak sama dengan 0,60 MeV yang dikutib
dalam pasal 11.6, dapatkah anda memikirkan penyebab perbedaan tersebut.
8. Isobar ialah nuklide dengan nomor massa sama A, tetapi nomor atomiknya
Z berbeda. Kelompok isobar yang termantap ialah kelompok dengan energi
ikat Eb terbesar. Cari isobar termantap dengan A=65 dengan pertolongan
persamaan 11.13 dari persyaratan dEb/dZ=0 ketika Eb maksimum.
Buktikanlah hasilnya dengan memplot Eb terhadap Z untuk A=65.
9. Menurut model gas Fermi dari inti, proton dan neutronnya terdapat pada
kotak yang berukuran inti dan mengisi keadaan kuantum yang terendah
menurut cara yang diijinkan oleh prinsip eksklusi. Karena keduanya proton
dan neutron memiliki spin ½., keduanya termasuk fermion dan memenuhi
statistika Fermi-Dirac.
153 Inti Atomik
Fisika Modern

(a) cari persamaan energi Fermi untuk inti yang sedang ditinjau dengan
anggapan A= 2Z. Perhatikan bahwa proton-proton dan neutron-neutron
harus dipandang secara terpisah.
(b) Berapa energi Fermi untuk inti seperti itu untuk R0= 1,2 fm?
(c) Dalam iti yang lebih berat , A> 2Z. Apakah efeknya terhadap
energi Fermi masing-masing tipe partikel?

154 Inti Atomik

Anda mungkin juga menyukai