Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH FISIKA

MODERN
DIAN KURNIAWATI (I2E018003)
MAGISTER PENDIDIKAN IPA UNRAM
2019

INTI ATOMIK
INTI ATOMIK

Pokok Bahasan :

1. Harga satuan massa atom dan ekuivalen energinya


2. Ukuran partikel nuklir
3. Massa neutron
4. Defek massa
5. Peluruhan alfa
6. Peluruhan beta

Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mendeskripsikan harga satuan massa atom dan ekuivalen energinya


2. Mendeskripasikan ukuran nuklir
3. Menentukan massa neutron
4. Menentukan energi ikat berdasarkan defek massa
5. Menentukan terjadinya kemantapan inti dari peluruhan alfa dan beta

PARTIKEL PENYUSUN INTI ATOM


Pada tahun 1932 telah ditemukannya neutron, sebuah partikel dengan massa kurang
lebih sama dengan massa proton (sebenarnya 0,1 persen lebih bermassa), tetapi tidak memiliki
muatan elektrik. Menurut model proton-neutron, sebuah inti atom terdiri atas Z proton dan (A
– Z) neutron, yang memberikan muatan total Ze dan massa total sekitar A, karena massa proton
dan neutron kurang lebih sama.
Karena proton dan neutron sangat bermiripan, kecuali perbedaan muatan elektriknya,
maka keduanya dikelompokkan sebagai nucleon. Beberapa sifat dari kedua nukleon ini
didaftarkan dalam tabel 1.1 berikut.

Nama Muatan Massa Energi Spin


Proton +e 938,28 MeV ½
Neutron 0 939,57 MeV ½

Inti sebuah atom mengandung semua massanya. Instrumen yang bisa dipakai untuk
mengukur massa atomik disebut spektrometer massa, spektrometer dan teknik modern
mempunyai ketelitian lebih dari satu bagian dalam 106. massa atomik mengacu pada massa
atom netral. Massa atomik dinyatakan secara konvensional dalam satuan massa(u).
1u = 1,6604x10-27kg

Dan ekuivalen energinya ialah 931,48MeV.

Atom-atom dari unsur yang sama yang mempunyai nomor massa atom yang berbeda
disebut dengan isotop. Hidrogen didapat mempunyai isotop,2 hidrogen yang lebih berat
terdapat 0,015 % dalam alamiah. Massa atomik hidrogen adalah 1,007825 u, massa isotop yang
leon dan neutron lebih berat yaitu deutrium dan tritium adalah 2,014102 u dan 3,0160 u. Inti
isotop teringan ialah proton yang massanya mp=1,007825u=1,6734x10-27kg Dalam tahun 1932,
James Chadwick rekan Ruterford mengusulkan hipotesis alternative untuk radiasi misterius
yang dipancarkan oleh berlium jika ditembaki partikel alfa. Ia menganggap radiasi itu terciri
dari partikel neutral yang massanya hamper sama dengan proton. Kenetralan listrik partikel
inilah yang menyebabkan namanya menjadi netron. Energi proton maksimum 5,7 MeV
menunjukkan energi neutron 5,7 MeV. Netron bukan partikel yang mantap diluar inti. Netron
bebas meluruh secara radioaktif menjadi sebuah proton, electron dan sebuah antineutrino
dengan umur rata-rata 15,5menit.
Massa neutron = 1,0086654u =1,6748x10-27kg.
Istilah dan lambang berikut ini sering dipakai untuk memberikan inti:
Z = nomor atomik = banyaknya proton
N = nomor netron =banyaknya netron
A = Z+N = nomor massa = jumlah total netron dan proton
Istilah nucleon mengacu pada proton dan neutron seningga nomor massa A ialah banyaknya
A
nucleon dalam inti tertentu. Nuclide didefinisikan menurut skema Z X dengan X menyatakan
lambing kimiawi.

UKURAN DAN BENTUK INTI ATOM

Mendefinisikan secara tepat jari-jari inti atom sama sulitnya sperti untuk jari-jari sebuah
atom. Distribusi probabilitas bagi elektron-elekron atom tampak bagai sebuah “bola tidak
jelas” bermuatan dengan batas tidak tegas; distribusi muatannya tidak berakhir pada suatu tepi
yang jelas. Tetapi, kita dapat mengandalkan jari-jari rata-rata atau jari-jari yang paling mungkin
dari orbit elektron terluar sebagai jari-jari atom
Inti atom harus diperlakukan dengan cara yang sama, meskipun tidak ada orbit proton
atau neutron yang dapat kita gunakan dalam maksud ini. Banyak inti atom berbentuk agak bulat
(walaupun ada beberapa yang agak lonjong atau pipih) dan ketergantungan kerapatan ini atom
pada jarak radial ke pusat dapat dinyatakan seperti yang diperlihatkan gambar 2.1.

Gambar 2.1 Ketergantungan rapat muatan inti pada jjarak radial

Atom tidak memiliki batasan luar yang jelas, sehingga dimensi atom biasanya
dideskripsikan sebagai jarak antara dua inti atom ketika dua atom bergabung bersama dalam
ikatan kimia. Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan yang terlibat,
jumlah atom di sekitarnya, dan spin atom. Pada tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom akan
cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya periode (atas ke bawah). Sebaliknya jari-
jari atom akan cenderung meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan (kanan ke
kiri).
Dimensi ini ribuan kali lebih kecil daripada gelombang cahaya (400–700 nm), sehingga
atom tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop optik biasa. Namun, atom dapat dipantau
menggunakan mikroskop gaya atom. Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya lebar
satu helai rambut dapat menampung sekitar 1 juta atom karbon. Satu tetes air pula mengandung
sekitar 2 × 1021 atom oksigen. Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama
pada pusat atom. Secara kolektif, proton dan neutron tersebut disebut sebagai nukleon (partikel
penyusun inti). Diameter inti atom berkisar antara 10−15 hingga 10−14m.
Eksperimen sesungguhnya untuk menentukan ukuran inti telah memakai electron
berenergi beberapa ratus MeV sampai 1 GeV (1 GeV=1000 MeV=109eV) dan neutron dengan
energi 20 MeV keatas. Jejari nuklir R, volumenya ialah 4/3 ЛR3, sehingga R3 berbanding lurus
dengan A. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk balik sebagai R=R0A1/3. harga R0
adalah 1,2x10-15m. Inti begitu kecil sehingga satuan panjang yang lebih memadai untuk
memberikannya ialah femtometer (fm) yang hanya 10-5 Angstrom. Fm lebih biasa disebut
Fermi dimana:
1 fm=1 fermi=10-15m.

DEFEK MASSA DAN ENERGI IKAT INTI ATOM

Pada materi listrik statis kalian telah belajar tentang gaya elektrostatis. Dua muatan
sejenis yang berdekatan akan mendapat gaya tolak listrik (gaya elektrostatis). Bagaimana
halnya dengan inti atom yang teridiri dari proton proton yang bermuatan positif dan neutron
yang netral? Walaupun antara proton proton dan netron ada gaya tarik gravitasi tetapi gaya ini
cukup kecil dibanding gaya tolak elektrostatis. Jika tidak ada gaya lain pastilah inti atom akan
bercerai-berai. Gaya lain inilah yang kemudian dikenal dengan nama gaya ikat inti dan
menimbulkan energi ikat inti.
Energi ikat inti ini bersal dari massa yang hilang. Adanya gaya ikat inti dan energi ikat
inti ini dibuktikan pada kenyataan bahwa massa inti atom tidaklah sama dengan massa
penyusunnya. Sejumlah proton dan sejumlah neutron yang bermassa M akan mengalami
pengurangan massa saat proton dan neutron tersebut membentuk inti (massa inti < M).
Pengurangan massa inti ini dinamakan defek massa.
Andaikan kita mempunyai sebuah proton dan elektron dalam keadaan diam yang
terpisah jauh. Energi total sistem ini semata-mata diberikan oleh jumlah energi diam kedua
partikel tersebut, mpc2 + mec2. Sekarang marilah kita dekatkan kedua partikel ini guna
membentuk sebuah atom hydrogen pada keadaan dasarnya. Dalam proses ini beberapa foton
dipancarkan dengan energi total 13,6 Ev. Jadi energi total sistem ini adalah energi diam atom
hydrogen ( mHc2 ) tambah 13,6 eV. Kekekalan energi mengharuskan energi sistem partikel
terpisah sama dengan energi total atom ditambah energi semua foton:
𝑚𝑒 𝑐 2 + 𝑚𝑝 𝑐 2 = 𝑚𝐻 𝑐 2 + 13,6 𝑒𝑉
Atau
𝑚𝑒 𝑐 2 + 𝑚𝑝 𝑐 2 − 𝑚𝐻 𝑐 2 = 13,6 𝑒𝑉
Hal diatas berarti, energy massa gabungan system (atom hydrogen) lebih kecil dari energi
massa partikel penyusunnya, dengan perbedaan sebesar 13,6 eV. Perbedaan energy ini disebut
energi ikat (binding energy) atom.
Energi ikat inti atom juga dihitung dengan cara yang sama. Sebagai contoh tinjau inti
deuterium, yang tersusun dari 1 proton dan 1 neutron. Jadi, energi ikat deuterium adalah

mD adalah massa inti deuterium. Dalam menggunakan tabel massa untuk melakukan
perhitungan ini perlu dicatat bahwa daftar massa tersebut adalah massa atom, bukan inti atom.
Tetapi, untuk menghitung energi ikat inti atom, kita harus menggunakan massa inti atom.
Hubungan antara massa inti atom dan massa atom adalah:
m(Atom) = m(inti atom) + Z.m (electron) + energi ikat electron total
Massa Inti atom dari hydrogen (massa proton) adalah massa atom hydrogen (1,007825
u) dikurangi massa satu electron. Massa inti atom Deuterium adalah massa atom deuterium
(2,014102 u) dikurangi massa satu elektron. Dengan menyisipkan pernyartaan massa ini
kedalam massa inti atom dalam persamaan sebelumnya, maka kita peroleh pernyaan energi
ikat dalam massa atom sebagai berikut:
B = mnc2 + [m(1H) – me]c2 – [m(2H) – me]c2
= [mn + m(1H) – m(2H)]c2
Perhatikan bahwa massa elektron saling menghapus dalam perhitungan ini, seperti yang
bakal terjadi dalam perhitungan lainnya, karena penyusunnya akan mengandung Z atom
hydrogen (dengan Z elektron) dan atom dengan nomor atom Z akan mengandung Z buah
elektron. Oleh karena itu, persamaan ini dapat kita perluas bagi energi ikat total sembarang inti
atom
B = [Nmn + Zm( 11𝐻0 ) – m( 𝐴𝑍𝑋𝑁 )]c2 (1)
Untuk mengetahui besarnya energi ikat yang dirasakan setiap partikel inti (nukleon),
tinggal membagi energi ikat total dengan jumlah seluruh nukleon (nomor massa, A). Jika energi
ikat per nukelon (B/A) untuk tiap unsur dihitung, lalu ditampilkan dalam grafik, maka akan
tampak seperti Gambar 2.1.

Gambar 3.1 Energi ikat pper nucleon


Gambar 2.1 memberikan ilustrasi salah satu aspek penting dalam fisika inti. Energi ikat
per nukleon (B/A) bermula dengan nilai yang rendah, kemudian naik menuju titik maksimum
yaitu sekitar 8,79 MeV bagi, Fe56 dan selanjutnya turun lagi pada inti-inti berat.

Contoh Soal

Massa inti atom 20Ca40 adalah 40,078 sma. Jika massa proton = 1,0078 sma dan neutron =
1,0087 sma, defek massa pembentukan 20Ca40 adalah.....
Pembahasan:
Diketahui:
Z = 20
A = 40
N = A – Z = 40 – 20 = 20
mi = 40,078 sma
mP = 1,0078 sma
mN = 1,0087
Ditanya: Δm = ...
Jawab:Δm = [(Z . mP + N . mN) – mi]
Δm = [(20 . 1,0078 + 20 . 1,0087) – 40,078]
Δm = (20,156 + 20,174) – 40,078
Δm = 40,33 – 40,078 = 0,252 sma

Contoh Soal

Massa inti 4Be9 = 9,0121 sma, massa proton = 1,0078, massa neutron = 1,0086 sma. Jika 1
sma setara dengan energi sebesar 931 Mev, maka energi ikat atom 4Be9 adalah...
Pembahasan
Energi ikat:
E = ((mp + mn) - mi) . 931 MeV
E = ((4 . 1,0078 + 5 . 1,0086) - 9,0121) 931 MeV
E = (4,0312 + 5,043) - 9,0121) 931 MeV
E = 57,82 MeV

PELURUHAN ALFA

Radioaktifias alfa telah diselidiki dalam kurun waktu yang lama. Pada tahun 1896,
Becquerel telah menemukan gejala radioaktivitas pada bahan radioaktif alam. Curie dan
Ruthrford telah menemukan bahan pemancar alfa. Strukur nuklir pada peluruhan alfa
mempresentasian peluruhan zarah pada keadaan inti maya (virtual).

Sebagia besar nuklida dengan nomor massa A > 150 adalah tidak stabil dan meluruh
dengan pemancara zara alfa. Untuk nuklida-nukida yang lebih ringan, terjadinya peluruhan alfa
sangat tidak memungkinkan. Konstanta peluruhan menurun secara eksponensial dengan
penurunaneergi peluruhan, untuk nomor massa A = 150 secara praktis energy peluruhaya nol.
Nuklida-nuklida dengan jumlah neuron medekati N = 82 merupakan perkecualian, sebab
dengan adanya efek kulit menyediaka tambahan energy peluruhan.

Karena gaya tarik antara nukleon berjangkauan pendek, energi ikat total dalam inti
hampir berbanding lurus pada nomor massa A, banyaknya nukleon yang dikandungnya. Gaya
listrik tolak menolak antara proton memiliki jangkauan tak terbatas, dan energi total yang dapat
mencerai-beraikan inti ini berbanding lurus dengan Z2. Inti yang mengandung 210 nukleon
atau lebih demikian besarnya sehingga gaya nuklir berjangkauan pendek yang mengikatnya
hampir tak dapat mengimbangi gaya tolak-menolak protonnya. Peluruhan alfa dapat terjadi
pada inti seperti itu sebagai suatu cara untuk memperbedar kemantapannya. Sebagai contoh,
ditemukan bahwa medan listrik atau medan magnet dapat memecah emisi radiasi menjadi tiga
sinar. Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut diberi nama sesuai dengan alfabet
yunani yakni alfa, beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih bertahan hingga kini.
Kemudian dari arah gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa mengandung muatan
positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gamma bermuatan netral. Dari besarnya arah
pantulan, juga diketahui bahwa partikel alfa jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan
melewatkan sinar alfa melalui membran gelas tipis dan menjebaknya dalam sebuah tabung
lampu neon membuat para peneliti dapat mempelajari spektrum emisi dari gas yang dihasilkan,
dan membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti atom helium. Percobaan
lainnya menunjukkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katode serta kemiripan radiasi
gamma dengan sinar-X.

Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika memiliki inti atom yang tidak stabil.
Suatu inti atom berada dalam keadaan tidak stabil jika jumlah proton jauh lebih besar dari
jumlah netron ( P>N ). Pada keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti
sehingga ikatan atom-atom menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil. Inti atom
yang tidak stabil ini memiliki sifat dapat melakukan radiasi spontan atau mampu melakukan
aktivitas radiasi sehingga dinamakan inti radioaktif. Unsur yang inti atomnya mampu
melakukan aktivitas radiasi spontan berupa pemancaran sinar-sinar radioaktif dinamakan unsur
(zat) radioaktif. Pemancaran sinar-sinar radioaktif (berupa partikel atau gelombang
elektromagnetik) secara spontan oleh inti-inti berat yang tidak stabil menjadi inti-inti yang
stabil disebut Radioaktivitas. Inti yang memancarkan sinar radioaktif disebut inti induk dan inti
baru yang terjadi disebut inti anak.

Peluruhan alfa adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan mengionisasi atom
sangat tinggi dan daya tembusnya rendah. Pertikel alpha terdiri atas dua buah proton dan dua
buah netron yang terikat menjadi suatu atom dengan inti yang sangat stabil.

Sebagian besar nuklida dengan nomor massa A>150 adalah tidak stabil dan meluruh
dengan pemancaran partikel alfa. Untuk nuklida-nuklida yang lebih ringan, terjadinya
peluruhan alfa sangat tidak memungkinkan. Konstanta peluruhan alfa menurun secara
eksponensial dengan penurunan energi peluruhan, untuk nomor massa A=150 energi
peluruhannya nol.

Peluruhan alfa adalah emisi partikel alfa (inti helium) yang dapat dituliskan sebagai He atau
42α. Ketika sebuah inti tak stabil mengeluarkan sebuah partikel alfa, nomor atom berkurang
dua dan nomor massa berkurang empat. Peluruhan alfa dapat ditulis:

𝐴 𝐴−4
𝑋→ 𝑍−2
𝑌 + 42𝛼
𝑍

Sebagai contoh meluruh dan mengeluarkan sebuah partikel alfa


234
92𝑈 → 230
90𝑌 + 𝛼

Peluruhan alfa memiliki kecendrungan, yakni:


1. Pada umumnya pada peluruhan alfa terjadi kebergantungan energi peluruhan pada nomor
massa A, atau nomor atom Z; terkecuali pada bilangan-bilangan ajaib (magic numbers),
kecendrungan ini bersesuaian dengan rumus massa semiempiris.
2. Untuk nuklida-nuklida dengan nomor atom Z tertentu memiliki umur paruh sebagai fungsi
energi peluruhan, khususnya untuk inti genap-genap. Hubungan ini mencerminkan
mekanisme peluruhan.
3. Spektrum energi peluruhan alfa memberikan informasi tentang skema tingkat-tingkat
energi dari inti induk dan inti anak.

Energi Peluruhan Alfa


Mengapa hampir semuanya partikel alfa saja yang dipancarkan, dan bukan proton
individual atau inti 32𝐻𝑒 ? Jawabannya terletak pada energi ikat yang tinggi dari partikel alfa.
Supaya bisa lolos dari sebuah inti, sebuah partikel harus memiliki energi kinetik, dan massa
partikel alfa cukup kecil dibandingkan dengan nukleon pembentuknya supaya energi seperti
itu tersedia.

Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi:

𝑚𝑖 𝑐2 = 𝑚𝑓 𝑐2 + 𝐾𝑓 + 𝑚𝛼 𝑐2 + 𝐾𝛼
Dalam peluruhan dibebaskan energi, karena inti hasil peluruhan terikat lebih erat dari
pada inti semula. Energi yang dibebaskan muncul sebagai energi kinetik partikel alfa Kα dan
energi kinetik inti anak (inti hasil) Kf, yang dapat dihitung dengan persamaan:
𝑄 = 𝐾𝑓 + 𝐾𝛼 = (𝑚𝑖 − 𝑚𝑓 − 𝑚𝛼 )𝑐 2
Untuk peluruhan spontan harus dipenuhi :
𝑄 = 𝐾𝑓 + 𝐾𝛼 = (𝑚𝑖 − 𝑚𝑓 − 𝑚𝛼 )𝑐 2 > 0
(𝑚𝑖 − 𝑚𝑓 − 𝑚𝛼 )𝑐2 > 0
𝑚𝑖 > 𝑚𝑓 + 𝑚𝛼
Jika inti atom induk dalam keadaan diam, maka menurut hukum kekekalan momentum :
𝑚𝑓 𝑣𝑓 = 𝑚𝛼 𝑣𝛼
Kedua ruas persamaan dikuadratkan dan dikalikan ½, diperoleh :
2 2
1 1
(𝑚𝑓 𝑣𝑓 ) = (𝑚𝛼 𝑣𝛼 )
2 2
1 1
𝑚𝑓 ( 𝑚𝑓 𝑣2𝑓 ) = 𝑚𝛼 ( 𝑚𝛼 𝑣2𝛼 )
2 2
𝑚𝑓 𝐾𝑓 = 𝑚 𝛼 𝐾𝛼
Dalam satuan massa atom u, mf = A-4 dan mα = 4, maka :
(𝐴 − 4)𝐾𝑓 = 4𝐾𝛼
4
𝐾𝑓 = 𝐾
𝐴−4 𝛼
Berdasarkan Persamaan :
𝑄 = 𝐾𝑓 + 𝐾𝛼
4
𝑄= 𝐾 + 𝐾𝛼
𝐴−4 𝛼
𝐴
𝑄= 𝐾
𝐴−4 𝛼
𝐴−4
𝐾𝛼 = 𝑄
𝐴

Energi kinetik Kα dari partikel alfa yang dipancarkan tidak pernah tepat sama dengan
energi desintegrasi Q, karena kekekalan momentum mengharuskan inti bergerak mundur
(rekoil) dengan energi kinetik kecil, ketika partikel alfaa terpancar. Sehingga persamaaan diatas
menjadi :
𝐴−4
𝐾𝛼 ≅ 𝑄 (2)
𝐴
Gambar 4.1 Contoh Peluruhan Alfa oleh Uranium

Walaupun peluruhan alfa tidak dapat diterangkan berdsarkan penalaran memakai fisika
klasik, mekanika kuantum menyediakan keterangan yang lansung. Kenyataannya, teori dalam
tahun 1928, dan disambut orang sebagai suatu bukti keampuhan dari mekanika kuantum.
Pengertian dasar dari teori ini adalah :
1. Partikel alfa bisa ada sebagai suatu partikel didalam inti.
2. Partikel semacam ini terus-menerus dalam keadaan gerak dan dibatasi geraknya hanya
dalam inti oleh rintangan potensial yang melingkunginya.
3. Terdapat peluang kecil tetapi tertentu untuk partikel ini melewati rintangan ini
(walaupun tinggi) setiap kali terjadi tumbukan dengannya.
Jadi peluang peluruhan tiap satuan waktu λ dapat dinyatakan sebagai berikut

𝜆 = 𝑣𝑇 (3)

Dengan v menyatakan banyaknya tumbukan per detik antara partikel alfa dengan
didnding perintang dan T menyatakan peluang patikel itu untuk menembus rintangan tersebut.
Jika kita anggap pada setiap saat hanya sebuah partikel alfa yang dapat lolos dari inti seperti
itu dan partikel itu bergerak bolak-balik sepanjang diameter nuklir, maka
v
𝑣 = 2𝑅 (4)
0

Dengan v menyatakan kecepatan partikel alfa ketika partikel itu meninggalkan inti dan R0 jejeri
nuklir. Umumnya harga v dan R0 adalah 2 x 107 dan 10-14 m, sehingga:
𝑣 ≈ 1021 𝑠 −1
Partikel alfa menumbuk dinding pengurungnya 1021 kali per detik, namun masih harus
menunggu rata-ata 1010 tahun untuk bisa meloloskan diri dari intinya.
Contoh Peluruhan Sinar α yaitu :
92U
235
–>90Th231 + 2He4
88Ra
224
–> 84Rn220 + 2He4
Pancaran sinar alfa α menyebabkan ukuran inti menjadi lebih kecil. Partikel alfa α adalah inti
atom helium yang memiliki energi tinggi dan bermuatan positif yaitu 2+. Partikel Sinar alfa
α akan membelok ketika berada dalam medan magnet maupun medan listrik. Partikel sinar alfa
α memiliki daya tembus lebih kecil dibandingkan dengan sinar beta β dan gamma γ.

Contoh Soal
Atom 241Am95 mengalami peluruhan alfa dan menghasilkan partikel alfa. Tuliskan persamaan
kimia yang menunjukkan reaksi ini.

Penyelesaian:

Reaksi nuklir harus memiliki jumlah proton dan neutron yang sama pada kedua sisi
persamaan. Jumlah proton juga harus konsisten pada kedua sisi reaksi.

Peluruhan alfa terjadi ketika inti atom secara spontan mengeluarkan partikel alfa. Partikel alfa
sama dengan inti helium dengan 2 proton dan 2 neutron. Ini berarti jumlah proton dalam
nukleus berkurang 2 dan jumlah total nukleon berkurang sebesar 4.

241
Am95 → ZXA + 4He2
A = jumlah proton = 95 – 2 = 93
X = unsur dengan nomor atom = 93
Menurut tabel periodik, X = neptunium atau Np.
Jumlah massa dikurangi dengan 4.
Z = 241 – 4 = 237
Ganti nilai-nilai ini ke dalam reaksi: 241Am95 → 237Np93 + 4He2
PELURUHAN BETA

Dalam peluruhan beta, sebuah proton berubah menjadi inti atau sebaliknya. Jadi Z dan
N masing-masinng berubah satu satuan, tetapi A tidak berubah. Pada peluruhan beta, yang
paling utama adalah sebuah netron meluruh menjadi sebuah proton dan sebuah elektron

n →e + p

Ketika proses peluruhan ini pertama kali dipelajari, partikel yang dipancarkan disebut partikel
beta, kemudian baru diketahui bahwa partikel itu adalah elektron. Elektron yang dipancarkan
pada peluruhan beta bukanlah elektron kulit atom dan juga bukan elektron yang semula berada
dalam inti. Tetapi elektron ini diciptakan oleh inti dari energi yang ada. Jika ada beda energi
diam sekurang-kurangnya me c 2 maka penciptaan elektron sangat mungkin terjadi.

Hipotesis Neutrino
Dari eksperimen yang telah dilakukan berkaitan dengan peluruhan beta ini, yaitu:
1. Spin intrinsik proto, netron dan elektron masing-masing bernilai ½. Jika terjadi peluruhan
netron (spin ½), gabungan spin proton dan elektron hasil peluruhan bisa sejajar (spin total
= 1) atau berlawanan (spin total 0), dan tidak ada kemungkinan spin totalnya ½. Oleh
karena itu, proses peluruhan ini tampaknya melanggar hukum kekekalan momentum sudut
2. Persoalan energi beta. Dari pengukuran elektron yang dipancarkan didapatkan bahwa
spektrum energinya kontinyu dari 0 hingga nilai maksimum Ke(max).

Menurut perhitungan dalam peluruhan netron, nilai

𝑄 = (𝑚𝑛 − 𝑚𝑝 − 𝑚𝑒 )𝑐 2 .

Persoalan distribusi energi yang kontinyu ini (karena adanya beberapa energi yang hilang),
dicoba dipecahkan oleh para fisikawan eksperimen sebelum tahun 1930, tapi semuanya tidak
berhasil.
Pemecahan terhadap fenomena yang tampak melanggar hukum kekekalan momentum
sudut dan energi ini ditemukan oleh Wolfgang Pauli. Ia mengusulkan bahwa ada partikel ketiga
yang dipancarkan pada peluruhan beta ini. Partikel ketiga ini bermuatan elektrik nol dan
memiliki spin ½. Hilangnya energi ini tidak lain adalah energi yang diambil partikel ini.
Partikel ini disebut neutrino (yang dalam bahasa Italia berarti netral kecil) dan diberi lambang
ν. Neutrino ini memiliki massa diam nol. Neutrino ini juga memiliki anti partikel yang
dinamakan antineutrino 𝜈̅ . Pada kenyataannya yang dipancarkan dalam peluruhan beta adalah
antineutrino. Dengan demikian proses peluruhan beta secara lengkap adalah:
n → e + p + 𝜈̅
Energi reaksi ini muncul sebagai energi kinetik elektron, energi antineutrino dan energi pental
proton. Proses peluruhan beta lainnya adalah peluruhan proton, yang reaksinya

p → n + e+ + ν
e+ adalah elektron positif atau positron yang merupakan antipartikel dari elektron. Positron
memiliki massa sama dengan elektron, tetapi memiliki muatan elektrik yang berlawanan.
Apabila positron bertemu dengan elektron, keduanya akan bergabung dan musnah. Proses ini
dinamakan annihilasi. Energi keduanya berubah menjadi gelombang elektromagnetik.

Gambar 5.1 Contoh Peluruhan Beta

Tangkapan Elektron

Salah satu proses peluruhan inti adalah tangkapan elektron (Elektron capture, EC). Proses
reaksinya adalah
p + e− → n + ν
Di sini sebuah proton menangkap elektron dari orbitnya beralih menjadi sebuah netron
ditambah sebuah neutrino. Elektron yang ditangkap ini adalah elektron terdalam sebuah atom,
dan proses ini dicirikan dengan kulit asal elektronnya: tangkapan kulit K, kulit L, dan
seterusnya. Tangkapan elektron ini tidak terjadi pada proton bebas, tetapi hanya proton yang
ada di dalam inti.
Energi Peluruhan
Peluruhan beta terjadi pada sebuah inti atom. Pada saat pemancaran e−, sebuah inti atom
dengan Z proton dan N netron meluruh ke inti atom lain dengan Z + 1 proton dan N – 1 netron.

𝐴 𝐴
𝑧𝑋𝑁 ⟶ 𝑧+1𝑌𝑁−1 + 𝑒 − + 𝜈̅
Nilai Q dari peluruhan ini, dihitung dengan mengurangi massa-massa elektron (Zme)

(𝑚𝑥 − 𝑧𝑚𝑒 )𝑐 2 = (𝑚𝑦 − (𝑧 + 1)𝑚𝑒 )𝑐 2 + 𝑚𝑒 𝑐 2 + 𝑄


𝑄 = (𝑚𝑥 − 𝑚𝑦 )𝑐 2
Massa elektron saling menghapuskan dalam perhitungan Q. Energi yang dilepas dalam
peluruhan ini sebagai energi kinetik antineutrino, energi kinetik elektron dan sejumlah kecil
energi kinetik inti. Elektron memiliki energi kinetik maksimum jika energi antineutrino hampir
nol. Sedangkan dalam pemancaran, proton inti berubah menjadi netron. Reaksinya dapat
digambarkan e+

𝐴 𝐴
𝑧𝑋𝑁 ⟶ 𝑧−1𝑌𝑁+1 + 𝑒+ + 𝜈

Nilai Q pada proses ini


(𝑚𝑥 − 𝑧𝑚𝑒 )𝑐 2 = (𝑚𝑦 − (𝑧 − 1)𝑚𝑒 )𝑐 2 + 𝑚𝑒 𝑐 2 + 𝑄
𝑄 = (𝑚𝑥 − 𝑚𝑦 − 2𝑚𝑒 )𝑐 2 (6)
Sedang untuk tangkapan elektron, reaksinya

𝐴 𝐴
𝑧𝑋𝑁 + 𝑒− ⟶ 𝑧−1𝑌𝑁+1 +𝜈

Dan nilai Q-nya

(𝑚𝑥 − 𝑧𝑚𝑒 )𝑐 2 + 𝑚𝑒 𝑐 2 = (𝑚𝑦 − (𝑧 − 1)𝑚𝑒 )𝑐 2 + 𝑄


𝑄 = (𝑚𝑥 − 𝑚𝑦 )𝑐 2 (7)

Contoh Soal
Berapakah energi maksimum elektron yang teremisi dari peluruhan e −di dalam H
Penyelesaian:
Reaksi peluruhan
3 3 −
1𝐻 ⟶ 2𝐻𝑒 + 𝑒 + 𝜈̅
𝑄 = (𝑚𝐻 − 𝑚𝐻𝑒 )𝑐 2
𝑀𝑒𝑉
𝑄 = (3,016050 𝑢 − 3,016030𝑢)𝑥 931,5
𝑢
𝑄 = 0,0186 𝑀𝑒𝑉
Energi kinetik inti He bisa diabaikan karena terlalu kecil sehingga Ke terjadi pada saat Kv
= 0, maka Ke = 0,0186 MeV

Anda mungkin juga menyukai