Tidak setiap gabungan neutron dan proton membentuk inti mantap. Pada
umumnya, inti ringan (A<20) mengandung jumlah neutron dan jumlah proton
yang hampir sama, sedangkan pada inti berat proporsi neutron bertambah besar.
Hal ini terlihat jelas dalam Gambar 11-3 yang merupakan plot antara N terhadap Z
untuk nukleda mantap.
GAMBAR 11-3 Diagram neutron-proton untuk nuklide mantap. Tidak terdapat nuklide
mantap dengan Z= 43 atau 61, dengan N= 19, 35, 39, 45, 61, 89, 115, atau 126 atau dengan
A= Z+ N = 5 atau 8. Semua nuklide dengan Z > 83, N > 126, dan A > 209 tak mantap.
1
Nukleon yang berspin mengikuti prinsip eksklusi. Sebagai hasilnya, setiap
2
tingkat energi nuklir dapat mengandung dua buah neutron yang berspin
berlawanan dan dua buah proton yang berspin berlawanan. Tingkat energi dalam
inti diisi menurut urutan tertentu, sama seperti tingkat energi atom, supaya terjadi
suatu konfigurasi dengan energi minimum, sehingga kemantapannya maksismum.
Sebuah inti, misalnya dengan tiga neutron dan satu proton di luar tingkat-dalam
yang terisi penuh akan memiliki energi lebih besar daripada inti dengan dua
neutron dan dua proton dalam situasi yang sama, karena dalam kasus pertama satu
neutron harus berada pada tingkat energi yang lebih atas, sedangkan dalam kasus
pertama keempat nukleon dapat menduduki tingkat terendah yang tersedia.
GAMBAR 11-4 Diagram tingkat energi yang disederhanakan untuk beberapa isotop boron
dan karbon. Prisipi eksklusi mambatasi jumlah penghuni masing-masing tingkat pada dua
neutron berspin berlawanan dan dua proton berspin berlawanan. Inti mantap mempunyai
konfigurasi dengan energi minimun.
nuklr inti 125B berubah melalui peluruhan beta menjadi inti 126C dalam waktu sangat
pendek.
Proton bermuatan positif dan saling tolak menolak secara listrik. Tolakan
ini menjadi sangat besar dalam inti yang mengandung 10 proton atau lebih besar
melebihi jumlah netron yang hanya menimbulkan gaya tarik yang diperlukan
untuk kemantapan; jadi kurva gambar 11-3 menyimpang bertambah jauh dari
garis N=Z, ketika Z bertambah,. Biarpun untuk inti ringan N dapat melebihi Z,
tetapi tidak pernah kurang dari z; 115 B mantap, tetapi 116C tidak mantap.
Enam puluh persen dari nuklide “genap-genap”. Hampir semua yang
lainnya memliki Z genap dan N ganjil (nuklide genap-ganjil) atau Z ganjil dan N
genap (nuklide ganjil-genap), dengan jumlah jenis masing-masing kira-kira sama.
Hanya lima buah nuklide ganjil-ganjil yang mantap yang diketahui: 21 H , 63 Li , 105Be ,
14 180
7 N , dan Ta . Kelimpahan nuklir mengikuti pola yang serupa untuk menyukai Z
73
dan N genap; hanya sekitar sebuah atom diantara delapan buah atom yang
membentuk bumi ini memiliki inti dengan jumlah proton ganjil, misalnya.
Pengmatan ini konsisten dengan keberadaan tingkat energi nuklir yang masing-
masing dapat mengandung dua partikel dengan spin berlawanan, karena inti
dengan tingkat terisi penuh harus lebih mantap (sehingga kurang reaktif selama
terciptanya unsur-unsur melalui reaksi nuklir) dibandingkan dengan tingkay yang
terisi sebagian.
Gaya nuklir memiliki jangkauan terbatas, dan sebagai hasil, interaksi
nukleon kuat hanya terjadi antara tetangga terdekatnya. Efek ini dikenal sebagai
kejenuhan gaya nuklir. Karena tolakan gaya coloumb dari proton menjangkau
keseluruhan bagian inti, maka terdapat batas kemampuan netron untuk mencegah
209
terpecahnya inti besar. Batas ini dinyatakan dalam isotop bismut 83 Bi yang
merupakan nukleda mantap terberat. Semua inti dengan Z>83 dan A>209
bertransformasi spontan menjadi inti lebih ringan melalui pemancaran sebuah atau
lebih partikel alfa yang merupakan inti 42He . Derajat ketakmantapan, seperti yang
dinyatakan oleh umur-paruh peluruhan, bervariasi dalam kisaran yang cukup
besar untuk nuklide berat, variasi ini dapat dimengerti dengan memakai model
kulit dari inti (pasal 11.7; lihat juga pasal 12.4). Dalam bentuknya yang sekarang
teori ini mengungkapkan bahwa nuklide dengan Z antara 110 dan 114 bisa
berumur panjang (umur-paruh sampai jutaan tahun) bandingkan dengan nuklide
pada ujung lainnya yang umur-paruhnya tidak melebihi satu jam. Usaha telah
dilakukan untuk membuat nuklide super-berat seperti itu di laboratorium, tetapi
sejauh ini belum berhasil.
Karena partikel alfa terdiri dari dua proton dan dua netron peluruhan alfa
mereduksi Z dan N inti induk, masing-masing dengan dua. Jika inti anak yang
dihasilkan memiliki rasio neutron/proton yang terlalu besar atau terlalu kecil, inti
itu dapat meluruh lagi ke konfigurasi yang lebih memadai. Dalam peluruhan beta
negatif, neutron bertransformasi menjadi proto dan elektron:
−¿ ¿
n0 → p+ ¿+ e ¿
Elektronnya meninggalkan inti dan teramati sebagai “partikel beta”. Dalam
peluruhan beta positif, sebuah proton menjadi sebuah neutron dan sebuah positron
panacarkan:
0 + ¿¿
p+¿→ n +e ¿
Jadi peluruhan beta negatif mengurangi proporsi neutron dan peluruhan beta
positif menambahnya. Suatu proses yang bersaingan dengan pemancaran positron
ialah penangkapan elektron dari kulit terdalam oleh inti. Elektron diabsorbsi oleh
proton nuklir yang bertrabsformasi menjadi neutron.
0
−¿→ n ¿
p+¿+e ¿
GAMBAR 11-5 peluruhan alfa dan beta mengijinkan inti takmantap mencapai kofigurasi
mantap.
Harga R0 sedikit lebih kecil dari itu jika diturunkan dari hamburan elektron yang
berarti bahwa materi nuklir dan muatan nuklir tidakn terdistribusi identik
keseluruhan bagian inti.
Satuan angstorm (1 Å = 10−10 m¿ merupakan satuan panjang yang
menyatakan jarak dalam dunia atomik. Misalnya, jejari atom hidrogen ialah 0,53
Å, atom C dan O dalam molekul CO berjarak 11,3 Å, dan ion Na+¿¿ dan Cl−¿¿
dalan NaCl kristaline berjarak 2,81 Å. Inti begitu kecil sehingga satuan panjang
yang lebih memadai untuk mendeskripsikannya ialah fentometer (fm) yang hanya
10−5 ukuran angstrom. Fentometer lebih biasa disebut fermi:
1 fentometer = 1 fermi = 1 fm = 10−15 m
Dapat ditulis
1
3
R ≈ 1,2 A fm
Untuk jejari nuklir. Dari rumus tersebut diperoleh jejari inti 126C ialah
1
3
R ≈ 1,2× ( 12 ) fm≈ 2,7 fm
Demikian juga, jejari inti 107 238
47 Ag ialah 5,7 fm dan inti 92U ialah 7,4 fm.
1
Arthur beiser. Concept of modern physics. 3rd Edition. 1982. Jakarta: Erlangga. hal 370-377