Momen kuadrupol inti pertama kali di deteksi oleh Schuler dan Schmidt
151 153
(1935) pada saat mereka menjelaskan hyperfine struktur Eu dan Eu. Adanya
momen kuadrupol inti menunjukkan distribusi muatan inti tidak simetris bola,
melainkan sedikit berdeviasi. Konsep multipol listrik dapat diterangkan dengan teori
potensial elektrostatis. Pada umumnya multipol listrik dapat dinyatakan dengan 2.
Berdasarkan angka 2 tersebut maka untuk :
l = 0; 20 = 1; monopol
l = 1; 21 = 2; dipol
l = 2; 22 = 4; kuadrupol
l = 3; 23 = 8; oktupol
l = 4; 24 = 16; hexadecapol
Salah satu penggunaan yang paling umum dari kuadrupol listrik dalam
karakteristik inti. Inti memiliki muatan, tapi tidak momen dipol karena semua positif.
Tetapi jika inti tidak bola simetris, itu akan memiliki momemn kuadrupol. Kuadrupol
dan ketertiban multipol tinggi tidak penting untuk karakteristik bahan dielektrik.
Bidang dipole jauh lebih kecil dari bidang biaya terisolasi, tetapi dalam dielektrik
mana tidak ada biaya gratis, efek dipol yang dominan. Tidak ada keadaan seperti
mendukung efek kuadrupol, karena mereka harus timbul dari jumlah molekul yang
sama sebagai efek dipol. Scott mengatakan bahwa efek kuadrupol makroskopik lebih
kecil dari efek dipol sekitar rasio dimensi atom dengan jarak pengamatan
eksperimental. Contoh paling sederhana dari sebuah kuadrupol listrik terdiri dari
balok muatan positif dan negatif, di atur di sudut-sudut persegi.
Monopol saat ini (hanya total biaya) dari pengaturan ini adalah nol. Demikian
pula, momen dipol adalah nol, tanpa melihat asal koordinat yang telah dipilih. Tapi
saat kuadrupol penetaan dalam diagram tidak dapat dikurangi menjadi nol, terlepas
dari mana kita menempatkan asal koordinat.
N(t) = No e –λt
Beberapa besaran radioaktivitas
a) Aktivitas, didefinisikan sebagai jumlah disintegrasi per detik
𝑑𝑁
Aktivitas | 𝑑𝑡 | = λNoe-λt = λN
b) Waktu paruh (t1/2) adalah interval waktu, selama mana aktivitas berkurang dengan
separuhnya
𝑁𝑜
N= ; t = t1/2
2
𝑁𝑜
= Noe- λt1/2
2
𝐿𝑛2
t1/2 = =0
2
Maka
Ek = Ep
𝑘𝑄1 𝑄2
½ mv2 = 𝑟
2
m r v = 2 k Q1 Q2
2 𝑘𝑄1 𝑄2
v2 = 𝑚𝑟
2 𝑘𝑄1 𝑄2
v=√ 𝑚𝑟
2 𝐸𝑘 𝑘𝑄1 𝑄2
v=√ ; karena Ek =
𝑚 𝑟
Maka
𝑘𝑄1 𝑄2
F= 𝑟2
𝑘𝑄1 𝑄2
ma= 𝑟2
𝑘𝑄1 𝑄2
a= 𝑚𝑟 2