Anda di halaman 1dari 12

NAMA : FITHRATUL AINI

NIM : 17034042

TUGAS 8

ELEKTRON BEBAS DALAM LOGAM

1. LEVEL ENERGI DAN RAPAT ORBITAL

Berbagai orbit yang diijinkan berkaitan dengan energy electron yang berbeda-beda. Energi
elektron En dinyatakan dalam jari-jari orbit rn diberikan pada persamaan berikut ini :

𝑚𝑒 4 1 𝐸1
𝐸𝑛 = − (𝑁2) = 𝑛2 dengan n= 1,2,3,……
8𝜀𝑜2 ℎ2

Tingkat energi yang terendah E1 disebut keadaan dasar (status dasar) dari atom itu dan
tingkat energi yang lebih tinggi E2, E3, E4 , ... di sebut keadaan eksitasi (status eksitasi). Energi
yang ditentukan oleh persamaan diatas disebut tingkat energi. Tingkat energi ini semuanya
negatif , hal ini menyatakan bahwa elektron tidak memiliki energi yang cukup untuk melarikan
diri dari inti. Ketika bilangan kuantum n bertambah, energi En yang bersesuaian mendekati nol;
dalam limit n = ∞ , E∞= 0 dan elektronnya tidak lagi terikat pada inti untuk membentuk atom.
Energi positif untuk kombinasi inti elektron berarti behwa elektronnya tidak terikat pada inti
dan tidak ada syarat kuantum yang harus dipenuhinya; kombinasi yang sepertiitu tidak
membentuk Atom.

𝑑𝑁𝐸
Rapat keadaan dapat didefinisikan sebagai 𝐷 (𝐸) = 𝐷𝐸

, dimana satuan rentang energi merupakan jumlah energi yang terdapat dalam ruang. Untuk
menentukan nilai E, makakita harus mengetahui nilai probabilitasnya, dan nila iprobabilitas
berhubungan dengan kerapatan partikel dalam ruangnya.Untuk menentukan rapat keadaan, maka
harus dicarinilai N terlebih dahulu dengan menggunakan rumusEnergi Fermi.

1/3
3π2 N
Dengan nilai : k = [ V
]
1/3 2/3
3π2 N 3π2 N
Maka k2 = [ V
] =[ V
]

2. Pengaruh temperatur pada distribusi Fermi-Dirac

Energi kinetik pada gas electron yang meningkat seperti halnya temperatur yang meningkat
sehingga beberapa tingkat energi yang di tempati oleh kekosongan berada pada keadaan nol, dan
beberapa tingkat merupakan kekosongan yang di tempati pada keadaan nol. Distribsi Fermi-
Diractmemberi kemungkinan mengenai orbital pada energy ϵ akan menempati electron gas ideal
dalam keseimbangan termal.

Jumlah µ adalah fungsi dari temperatur, µ dapat dipilih menjadi masalah utama dengan
demikian jumlah totalpartikel dalam satu sistem dapat dihitung dengan
tepat yaitu sama dengan N. Pada keadaan nol µ = ϵ f , karena batas T →0 dengan fungsi f(ϵ)
berubah dari nilai 1 (terisi)menjadi nilai 0 (kosong) pada µ = ϵ f = µ. Untuk seluruhtemperature
f(ϵ) sama dengan ketika ϵ = µ.Jumlah µ merupakan potensi kimia dan kita dapatmengetahui
keadaan nol pada potensi kimia sama denganenergi Fermi, tetapan tersebut sama seperti energi
padaorbital terisi paling atas dalam keadaan nol.
Distribusi energy tinggi berada pada fungsi f(ϵ ) menjadi:Batasan ini disebut sebagai
distribusi maxwel Boltzmann.

3. Gas elektron bebas dalam 3-Dimensi

Persamaan partikel bebas Schrodinger pada 3 dimensi yaitu:

Jika elektron-elektron itu diletakkan di dalam sebuah kubus dengan panjang sisi-sisinya
sebesar L, maka fungsi gelombangnya adalah gelombang berdiri

dimana nx, ny, dan nz adalah bilangan bulat positif.Jika menggunakan sebuah fungsi gelombang
yang periodik pada x,y,z dan periodik L, maka:

Fungsi gelombang yang memenuhi persamaanSchordinger dan yang periodik adalah


berbentuk gelombang berjalan sebagai berikut:

Nilai komponen-komponen k sebagai berikut:

Kita dapat menghitung nilai k sesuai persamaan (3) yaitu:


Subtitusikan persamaan (4) ke (1) kita akan mendapatkanenergi ϵ k dari orbital dengan vektor
gelombang k:

Besarnya vector gelombang berhubuungan dennganpanjang gelombang k = 2µ/λ.Momentum


linear P dihasilkan pada mekanika kuantum oleh operator p = -iħ untuk orbital persamaan 4

Maka pada gelombang berjalan ϕk merupaka fungsi eigen dari momentum linear dengan nilai
eigen ħk. kecepatan partikel pada orbital k diberikan oleh v =ħk/m.

Dalam keadaan dasar semua tingkat energi yang terletak di bawah energi Fermi dan
energi Fermi itu sendiri akan ditempati elektron. Oleh karena itu, vector gelombang Fermi
dengan huruf kf , maka energi Fermi dapat ditulis sebagai berikut.

Dari persamaan (5) dapat kita lihat bahwa ada satu mengikutivector gelombang ini
berbeda dari bilangan kuantum kx,ky,kz, untuk elemen volume (2/L)3 dari kulit K. Maka pada
volume bola4µkf3/3 total jumlah orbital adalah:

Dimana vektor 2 berasal dari 2 mengikuti nilai dari ms,bilangan spin kuantum, untuk masing
nilai k yaitu:

Yang hanya tergantung pada konsentrasi partikel,menggunakan persamaan:


Hubungan dari energi Fermi untuk konsentrasi electron N/V. elektron memberikan nilai jumlah
TF yang didefenisikan sebagai ϵ f/kB ( jumlah TF tidak menentukan temperatur darielektron gas)
kita telah menemukan jumlah orbital per unit tingkat energi, D(ϵ) yang disebut densitas. Kita
gunakanpersamaan (12) untuk jumlah bilangan orbital energi ≤ ϵ.

Persamaan (13) dapat ditulis secara sederhana yaitu:

Nomor orbital per unit tingkat energy pada energy Fermi adalah total nomor konduksi elektron
yang dibagi oleh energy Fermi.

4. Kapasitas panas dari gas elektron bebas

Ketika kita memanaskan bahan percobaan dari nol mutlak, tidak semua elektron
memperoleh sebuah energy~𝑘𝐵 𝑇 seperti yang diharapkan secara sederhana, tetapi hanya
elektron didalam orbital dalam sebuah kisaran energi 𝑘𝐵 𝑇 pada tingkat Fermi adalah termal
meningkat, seperti pada gambar 5. Jika N adalah jumlah total elektron, hanya sebagian kecil
dari urutan T/TF bisa panas pada suhu T, hal itu disebabkan hanya karena ketidaktepatan dalam
energi rata-rata dari urutan kBT pada bagian atas distribusi energi.
Masing-masing NT/TF elektron memiliki energi panas dari ordo KBT. Total energi kinetik
thermal elektronik U merupakan urutan dari :
𝑈𝑑 ≈ (𝑁𝑇/𝑇𝐹 )𝑘𝐵 𝑇 (22)
Kapasitas panas elektronik tersebut diberikan oleh :
𝐶𝑒𝑙 = 𝜕𝑈/𝜕𝑇 ≈ 𝑁𝑘𝐵 (𝑇/𝑇𝐹 ) (23)
Dan berbanding lurus dengan T, dalam kesepakatan dengan hasil percobaan yang dibahas
dalam bagian berikutnya. Dalam ruangan suhu 𝐶𝑒𝑙 lebih kecil dari nilai sederhana 32𝑁𝐾𝐵 dengan
kelipatan dari urutan 0,01 atau kurang, untuk TF ~5𝑋104 𝐾 . 11

Sekarang diperoleh ungkapan kuantitatif untuk elektronik kapasitas panas yang


berlaku di suhu rendah KBT≪∈𝐹 . Peningkatan tersebut ∆𝑈 = 𝑈(𝑇) − 𝑈(0) di dalam energi
total (gambar 5) dari sebuah sistem elektron N dimana dipanaskan dari 0 ke T adalah :
∞ 𝑒𝑝
∆𝑈 = ∫0 𝑑∈ ∈D(∈)𝑓(∈) − ∫0 𝑑∈ ∈D( ) (24)

Disini 𝑓(∈) adalah fumgsi dari diract Fermi (5):


1
𝑓(∈, 𝑇, 𝜇) = 𝑒𝑥𝑝[(∈−𝜇)/K (24a)
B T +1]

Dan D( ) adalah kisaran jumlah dari orbital per-unit energi. Kalikan identitas
∞ 𝑒𝑝
𝑁 = ∫0 𝑑∈ D(∈)𝑓(∈) = ∫0 𝑑∈ D( ) (25)

Dari ∈𝑓 didapatkan
𝑒𝑝 ∞ 𝑒𝑝
(∫0 + ∫𝑒𝑝) 𝑑∈ ∈𝐹 𝑓(∈) D(∈) = ∫0 𝑑∈ ∈𝐹 D( ) (26)

Denganmenggunakan persaman (26) tuliskan (24) sebagai :


∞ 𝑒𝑝
∆𝑈 = ∫𝑒𝑝 𝑑∈ (∈ −∈𝐹 )𝑓(∈) D(∈) + ∫0 𝑑∈ (∈𝐹 −∈)[1 − 𝑓(∈)]D( ) (27)

Integral pertama pada sisi kanan pers (27) memberikan energi yang dibutuhkan
untuk mengambil elektron dari EF ke orbital energi E> Ep, dan integral kedua memberikan
energi yang dibutuhkan untuk membawa elektron ke Ep dari orbital bawah EF ·jadi kedua
kontribusi tersebut merupakan energi positif.
Dari hasil 𝑓(∈) D(∈)𝑑∈ (∈ −∈𝐹 ) di dalam integral pertama dari persamaan (27)
adalah jumlah rentang energi tinggi electron dari tiap orbital𝑑∈ sebagai energi .Factor dari
[1 − 𝑓(∈)] dalam integral kedua kemungkinan electron telah dihapus dari orbital . Fungsi

dari ∆𝑈 adalah mengelompokkan di dalam gambar 6.


Kapasitas panas gas electron dapat dibedakan sebagai ∆𝑈 sehubungan dengan T.
hanya suhu yang bergantung pada persamaan (27) sebagai 𝑓(∈).maka dapat
dikelompokan untuk memperoleh :
𝜕𝑈 ∞ 𝜕𝑓
𝐶𝑒𝑙 = = ∫0 𝑑∈ (∈ −∈𝐹 ) 𝜕𝑇 D(∈) (28)
𝜕𝑇
12
Di dalam suhu terdapat ketertarikan pada logam 𝜏/∈𝐹 < 0.01.

Gambar 5.6 ketergantungan suhu dari interaksi energi fermion gas dalam tiga
dimensi. Energi yang dinormalisasikan digambarkan sebagai ∆𝑈/𝑁∈𝐹 dimana N
adalah jumlah dari electron.Suhu dituliskan sebagai KBT/∈𝐹

Pendekatan yang baik dalam mengevaluasi padatan D(∈) sebagai ∈𝐹 dan keluarkan
integralnya : 13
∞ 𝑑𝑓
𝐶𝑒𝑙 ≅ (𝐷∈𝐹 ) ∫0 𝑑∈ (∈ −∈𝐹 ) (29)
𝑑𝑇

Ketergantungan dari potensial kimia 𝜇 di dalam fungsi distribusi gas Fermi dan
mengganti 𝜇 oleh ∈𝐹 konstan dengan 𝜏 ≡ KBT.
𝑑𝑓 ∈−∈𝐹 𝑒𝑥𝑝[(∈−∈𝐹 )/𝜏]
= ∙ {𝑒𝑥𝑝[(∈−∈ 2 (30)
𝑑𝑇 𝜏2 𝐹 )/𝜏]+1}

Didapatkan :
𝑥 ≡ (∈ −∈𝐹 )/𝜏 (31)
Dan diikuti untuk (5.29) dan (5.30) bahwa:
∞ 𝑒𝑥
𝐶𝑒𝑙 = 𝐾𝐵2 𝑇D(∈𝐹 ) ∫−∈ 𝑑𝑥 𝑥 2 (𝑒 𝑥 +1)2 (32)
𝐹
𝜏

Dari integral (32) kemudian menjadi:


∞ 𝑒𝑥 𝜋2
∫−∞ 𝑑𝑥 𝑥 2 (𝑒 𝑥 +1)2= 3
(33)

Dimana kapasitas panas electron dalam gas :


1
𝐶𝑒𝑙 = 3 𝜋 2 D(∈𝐹 )𝑘𝐵2 𝑇 (34)
Untuk persamaan (21) memiliki
3𝑁 3𝑁
D(∈𝐹 ) = 2∈ = 2𝐾 (35)
𝐹 𝐵 𝑇𝐹

Untuk elektron gas bebas, dengan 𝑘𝐵 𝑇𝐹 ≡∈𝐹 . Dengan demikian persamaan (34) menjadi :
1
𝐶𝑒𝑙 = 2 𝜋 2 N𝑘𝐵 𝑇/𝑇𝐹 (36)

5. KONDUKTIVITAS LISTRIK

Hukum konduksi listrik dalam logam-Hukum Ohm-adalah

I = V/R, (4.2)

dimana I adalah arus, V adalah perbedaan potensial, dan R resistansi dari kabel.

Andaikan bahwa L dan A adalah, berturut-turut, panjang dan perpotongan kabel: maka

𝐼 𝑉 𝐿𝜌
𝐽= ,𝛿= , 𝑅= , (4.3)
𝐴 𝐿 𝐴

dimana J adalah kerapatan arus (arus persatuan luas), 𝛿 medan lsitrik, dan 𝜌 adalah resistivitas
listrik. Kebalikannya resistivitas disebut konduktivitas, dinotasikan dengan σ. Sehingga,

1
𝜎= , (4.4)
𝜌

Ketika kita mensubstitusikan (4.3) dan (4.4) kedalam (4.2), kita dapatkan

J = 𝜎𝛿, (4.5)

yang dibentuk dari hukum Ohm yang kita akan gunakan. Karena dimensi 𝜌 adalah ohm-m, 𝜎
memiliki dimensi ohm-1m-1. Sekarang kita ingin menunjukkan 𝜎 dalam bentuk sifat mikroskopis
menyinggung elektron konduksi.

Pertimbangkan satu jenis elektron: medan mendesak elektron dengan gaya – eδ. Terdapat
juga sebuah gaya friksi dikarenakan tumbukan elektron dengan sisa mediumnya. Kita asumsikan
bahwa gaya friksi ini memiliki bentuk – m* v/τ, dimana v adalah kecepatan elektron dan τ adalah
konstanta yang disebut waktu tumbukan. Gunakanlah hukum Newton, kita dapatkan

𝑑𝑣 𝑣
m* = - eδ - m* , (4.6)
𝑑𝑡 𝑡

dimana m* adalah massa efektif dari elektron.1 Kita akan lihat bahwa efek tumbukan, seperti
dalam friksi atau gaya viskositas, cenderung untuk mengurangi kecepatan hingga nol. Kita
tertarik dalam solusi steady-state; bahwa, dimana dv/dt = 0. Solusi yang bersesuaian dengan (4.6)
dalam kasus ini adalah

𝑒𝜏
𝑣= − Ɛ (4.7)
𝑚∗

Hal ini, kemudian dalam kecepatan steady-state elektron (dalam diskusi friksi hal ini biasa
disebut kecepatan terminal). Ini berlawanan dengan Ɛ karena muatan dalam elektron negatif.

Gambar 4.4 (a) Medan listrik berlaku pada sebuah kabel logam. (b) Random terhadap
pergerakan aliran elektron. Lingkaran mewakilkan pusat yang tersebar.

Rapat arus J dapat dihitung dari (4.7). Karena terdapat sebuah muatan (-Ne) per unit volum,
dan karena setiap elektron memiliki kecepatan aliran diberikan oleh (4.7), hal ini berarti bahwa
jumlah muatan yang lewat sebuah unit area per unit waktu adalah

𝑒𝜏 𝑁𝑒 2 𝜏
𝐽 = (−𝑁𝑒) (− 𝛿) = 𝛿 (4.8)
𝑚∗ 𝑚∗
Arus pararel terhadap medan. Bandingkan (4.8) dengan hukum Ohm, (4.5), temukan
pernyataan berikut untuk konduktivitas,

𝑁𝑒 2 𝜏
𝜎= (4.9)
𝑚∗

yang merupakan pernyataan kita cari. Kita lihat bahwa 𝜎 bertambah sebagaimana N bertambah.
Hal ini pantas karena, sebagiamana N (atau konsentrasi) bertambah, terdapat lebih banyak arus
terbawa. Konduktivitas 𝜎 merupakan proporsional berkebalikan dengan m*, yang telah
diperkirakan, saat m* yang lebih besar, semakin lebam partikel, dan semakin keras untuknya
bergerak. Sifat sebanding pada 𝜏 terjadi karena 𝜏 merupakan waktu antara dua tumbukan
berturutan, sebagai contoh, rata-rata waktu hidup bebas. Oleh karena itu, semakin besar 𝜏,
semakin banyak waktu elektron harus dipercepat oleh medan diantara tumbukan, dan karena
semakin besar kecepatan aliran (4.7) dan juga semakin besar 𝜎.

Kecepatan aliran seketika ini diatur oleh

𝑑𝑣 𝑣
𝑚∗ = −𝑚 ∗ ,
𝑑𝑡 𝑡

yang berasal dari (4.6) dengan δ = 0. Solusi yang sesuai pada kondisi awal sekarang adalah

𝑣𝑑 (𝑡) = 𝑣𝑑.0 𝑒 −𝑡/𝜏 , (4.10)

memperlihatkan bahwa 𝑣𝑑 (𝑡) mendekati nol secara ekponensial dengan sebuah karakteristik
waktu 𝜏. Sifat ini disebut proses relaksasi. Karena kita temukan diatas bahwa 𝜏 sangat pendek,
hal ini terjadi bahwa 𝑣𝑑 (𝑡) mengendur ke nol sangat cepat.

6. Gerak Electron Bebas Dalam Medan Magnet: Efek Hall

Dengan persamaan(5.39) dan (5.41) kita menyebabkan persamaan gerakan untuk


perpindahan 𝛿𝑘 dari partikel bola Fermi yang bertindak dengan gaya F dan oleh gesekan yang
diwakili oleh tumbukan di tingkat 1/𝜏:

𝑑 1
ℏ (𝑑𝑡 + 𝜏 ) 𝛿𝒌 = 𝑭 (48)
ℏ𝑑
Partikel masa bebas percepatan dalam ( 𝑑𝑡 )𝛿𝒌 dan efek tumbukan diwakili oleh ℏ𝛿𝒌/𝜏, di

mana 𝜏 adalah waktu tumbukan. Pertimbangkan saat gerak sistem dalam seragam magnetik
diajukan B. gaya Lorentz pada elektron.
22
1
(CGS) 𝐹 = −𝑒 (𝑬 + 𝑐 𝑣 × 𝑩)(49)

(SI) 𝐹 = −𝑒 (𝑬 + 𝑣 × 𝑩)

Jika 𝑚𝒗 = ℏ𝛿𝒌,maka persamaan gerak adalah

𝑑 1 1
(CGS) 𝑚 (𝑑𝑡 + 𝜏 ) 𝑣 = −𝑒 (𝐸 + 𝑐 𝑣 × 𝐵) (50)

Kondisi yang penting adalah sebagai berikut. Posisikan suatu medan magnet statis B
terletaksepanjangsumbu z. Kemudian persamaan komponen gerak berada.

𝑑 1 𝐵
(CGS) 𝑚 (𝑑𝑡 + 𝜏 ) 𝑣𝑥 = −𝑒 (𝐸𝑥 + 𝑐 𝑣𝑦 )

𝑑 1 𝐵
𝑚 (𝑑𝑡 + 𝜏 ) 𝑣𝑦 = −𝑒 (𝐸𝑥 + 𝑐 𝑣𝑥 ) (51)

𝑑 1
𝑚 (𝑑𝑡 + 𝜏 ) 𝑣𝑧 = −𝑒𝐸𝑧

Hasil di SI diperoleh dengan mengganti c dengan l.

Dalam keadaan stabil dalam medan listrik statis derivatif waktu adalah nol, sehingga
kecepatan drift

𝑒𝜏 𝑒𝜏 𝑒𝜏
𝑣𝑥 = − 𝑚 𝐸𝑥 − 𝜔𝑐 𝜏𝑣𝑦 ; 𝑣𝑦 = − 𝑚 𝐸𝑦 − 𝜔𝑐 𝜏𝑣𝑥 ;𝑣𝑧 = − 𝑚 𝐸𝑧 (5.52)

Dimana 𝜔𝑐 =eB/mcadalah frekuensi cyclotron.

Efek Hall

Efek hall adalah medan listrik yang dikembangkan di dua wajah konduktor, dalam
arah𝒋 × 𝑩, ketika j arus mengalir melintasi medan magnet B. Perhatikan spesimen
berbentuk batang dalam medan listrik memanjang Exdan medan magnet melintang, seperti
pada Gambar 5.14. Jika pada kondisi ini tidak dapat mengalir keluar dari batang ke arah y
maka harus memiliki 𝛿𝑣𝑦 = 0. Dari persamaan (5.52) ini hanya mungkin jika ada medan
listrik melintang

𝑒𝐵𝜏
(CGS) 𝐸𝑦 = −𝜔𝑐 𝜏𝐸𝑥 = − 𝑚𝑐 𝐸𝑥 (53)

𝑒𝐵𝜏
(SI) 𝐸𝑦 = −𝜔𝑐 𝜏𝐸𝑥 = − 𝑚𝑐 𝐸𝑥

23
Jumlahnya didefinisikan dengan

𝐸𝑦
𝑅𝐻 = 𝑗 (54)
𝑥𝐵

Disebut koefisien Hall. Untuk mengevaluasi pada model sederhana dengan


menggunakan 𝑗𝑥 = 𝑛𝑒 2 𝜏𝐸𝑥 /𝑚 dan diperoleh :

𝑒𝐵𝜏𝐸𝑥 /mc 1
(CGS) 𝑅𝐻 = 𝑗 2
= − 𝑛𝑒𝑐 (55)
𝑥 =𝑛𝑒 𝜏𝐸𝑥 /𝑚

1
(SI) 𝑅𝐻 = − 𝑛𝑒

Ini adalah berlawanan untuk elektron bebas, untuk e positif dengan definisi.

Anda mungkin juga menyukai