BIOGAS
Oleh
KELOMPOK V
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul biogas ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Fisika Energi. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Biogas bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari , makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1 Biogas..........................................................................................................................3
2.2 Sejarah Perkembangan Biogas....................................................................................4
2.3 Karakteristik Biogas....................................................................................................5
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Biogas....................................................8
2.5 Reaktor Biogas...........................................................................................................11
2.6 Digestifikasi Anaerobik..............................................................................................13
2.7 Tahap Pembentukan Biogas........................................................................................15
2.8 Contoh Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak.......................................................17
2.9 Keterkaitan fisika dalam bioteknologi yaitu biogas....................................................19
2.10 Konversi Energi Biogas Untuk Ketenagalistrikan....................................................21
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................23
3.2 Saran....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24
2
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4) dan Karbondioksida (CO2). Tetapi
hanya CH4 yang dimanfaatkan bahan bakar. Biogas sebagian besar mengandung
gas metana (CH4) dan karbondiokasida (CO2). Energi yang terkandung dalam
biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan
metana maka semakin besar kandungan energi pada biogas (Sikanna, Rismawaty
dkk, 2013).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biogas
3
2.2 Sejarah Perkembangan Biogas
4
penggunaan energi biogas di benua Asia dan pengguna energi biogas ini dilakukan
sejak masih dijajah oleh Inggris. India sudah membuat instalasi biogas sejak tahun
1900.Negara tersebut mempunyai lembaga khusus yang meneliti pemanfaatan
limbah kotoran ternak yang disebut Agricultural Research Institute dan Gobar Gas
Research Station. Menginjak
abad ke 21 ketika sadar akan kebutuhan energi pengganti energi fosil, di berbagai
negara mulai menggalangkan energi baru terbarukan. Negara adidaya seperti
Amerika Serikat menunjukkan perhatian khususnya bagi perkembangan biogas.
Departemen Energi Amerika Serikat memberikan dana sebesar US$ 2,5 juta untuk
perkembangan biogas di California.
Teknologi biogas mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an.
Pada awalnya teknik pengolahan limbah dengan instalasi biogas dikembangkan di
wilayah pedesaan, tetapi saat ini teknologi ini sudah mulai diterapkan di wilayah
perkotaan. Pada tahun 1981, pengembangan instalasi biogas di Indonesia
dikembangkan melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari
Food and Agriculture Organization (FAO) dengan dibangun contoh instalasi
biogas di beberapa provinsi. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor
biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana yang terbuat dari
plastik secara siap pasang dan dengan harga yang relatif murah .
5
Tabel 1. Komposisi gas dalam biogas
N Jenis gas Campuran Kotoran Kotoran Sapi
o + Sisa Pertanian
1 Methana (CH4) 54-70% 65,7%
2 Karbon dioksida (CO2) 27-45% 27,0%
3 Nitrogen (N2) 0,5-3% 2,3%
4 Karbon Monoksida 0,1% 0,0%
(CO)
5 Oksigen (O2) 0,1% 1,0%
6 Propen (C3H8) - 0,7%
7 Hidrogen sulfida (H2S) Sedikit sekali Tidak teratur
8 Nilai kalori (Kcal/m3) 4800-6700 6513
Sumber : www.komposisi biogas.2009
6
Sapi 25,00 9,07
Kuda 16,10 3,63
Babi 2,72 1,59
Domba 1,13 0,68
Ayam 0,05 -
Sumber: Wahyuni, 2009.
7
Berikut adalah tabel yang berisi nilai kesetaraan biogas dan energy yang
dihasilkannya.
1. Temperatur
Proses pengubahan zat organik polimer menjadi senyawa yang lebih
sederhana didalam reaktor dipengaruhi oleh temperatur. Berdasarkan temperatur
yang biasa pada pengoperasian reaktor, maka bakteri yang terdapat didalam
reaktor dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu: Termofilik yang hidup pada
suhu antara 40–60 ℃ ., dan Mesofilik yang hidup pada suhu antara 25– 40
℃ . Temperatur yang terbaik untuk pertumbuhan mikroba mesofilik adalah 30
℃ . atau lebih tinggi sedikit. Bila reaktor anaerobik dioperasikan pada suhu
yang lebih rendah, misalnya 20 ℃ ., pertumbuhan mikroba pada kondisi ini
2. Derajat Keasaman
Pada dekomposisi anaerob, faktor pH sangat berperan karena pada rentang pH
yang tidak sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan maksimum. Bahkan dapat
menyebabkan kematian yang pada akhirnya dapat menghambat perolehan gas
8
metana. Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan pH optimal antara 6,2 – 7,6, tetapi
pH yang terbaik adalah 6,6 – 7,5. Pada awalnya media mempunyai pH ± 6
selanjutnya naik sampai 7,5. Bila pH lebih kecil atau lebih besar maka akan
mempunyai sifat toksik terhadap bakteri metanogenik. Bila proses anaerob sudsah
berjalan menuju pembentukan biogas, pH berkisar 7-7,8. Pengontrolan pH secara
alamiah dilakukan oleh ion NH4+ dan HCO3-. Ion-ion ini akan menentukan
besarnya pH (Yunus, 2010).
9
propionate dan butirat. Konsentrasi asam lemak yang tinggi akan menyebabkan
turunnya pH reaktor dan akan membuat terbentuknya asam lemak rantai panjang.
Batas konsentrasi asam asetat yang dapat ditoleransi adalah
dibawah 10 mg/L; diatas batas tersebut menyebabkan rusaknya sistem biologi.
10
2.5 Reaktor Biogas
11
Gambar 2. Kubah Apung
3. Reaktor balon
Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala
rumah tangga yang mengguankan bahan plastik sehingga lebih efisiensi dalam
penanganan dan perubahan tempat biogas. Reaktor ini terdiri dari suatu bagian
yang berfungsi sebagai digester dan penyimpanan gas masing-masing bercampur
dalam suatu rangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena
memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga
atas.
12
Gambar 4. Reaktor bahan fiber glass (Sumber : Shodikin,2011)
Bahan
Organik
Bakteri
Anaerobik
Alamiah Buatan
Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih dari pada
batubara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida
yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam
13
manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih
berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh
fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran
bahan bakar fosil (Anonim,2008).
14
2.7 Tahap Pembentukan Biogas
Kotoran sapi adalah limbah dari usaha peternakan sapi yang bersifat padat
dan dalam proses pembuangannya sering bercampur dengan urin dan gas, seperti
metana dan amoniak. Kandungan unsur hara dalam kotoran sapi bervariasi
tergantung pada keadaan tingkat produksinya, jenis, jumlah konsumsi pakan, serta
individu ternak sendiri (Abdulgani, 1988). Kandungan unsur hara dalam kotoran
sapi, terdiri atas N2 (0,29%), P2O5 (0,17%), dan K2O (0,35%) (Hardjowigeno,
2003). Kotoran sapi yang tinggi kandungan hara dan energinya berpotensi untuk
dijadikan bahan baku penghasil biogas (Sucipto, 2009).
Proses pembentukan biogas dilakukan secara anaerob, bakteri merombak
bahan organik yang terdapat pada kotoran sapi yang telah dijelaskan diatas
menjadi biogas dan pupuk organik, proses pelapukan bahan organik ini dilakukan
oleh mikroorganisme dalam proses fermentasi anaerob. Proses pembentukan
biogas ini memerlukan instalasi khusus yang disebut dengan digester atau
bioreaktor anaerobik. Barnett et al menyatakan bahwa terdapat tiga keuntungan
dari instalasi penghasil biogas yaitu:
1. Penggunaan bahan bakar yang lebih efisien
2. Menambah nilai pupuk
3. Menyehatkan lingkungan
Proses perombakan bahan organik pada kotoran sapi secara anaerob yang
terjadi di dalam digester terdiri dari 4 tahap proses yaitu hidrolisis, fermentasi
(asidogenesis), asetogenesis, dan metanogenesis. Pembentukan Biogas melalui
tiga tahap proses yaitu:
15
air seperti karbohidrat dan asam lemak. Tahap pelarutan berlangsung pada suhu 25
℃ di digester (Price dan Cheremisinoff, 1981).
Reaksi:
( C 6 H 10O 5 ) n ( s ) +n H 2 O ( l ) → n C 6 H 12 O 6
Selulosa air glukosa
(C 6 H 10O 6) x+ xH 2 O→(C 6 H 12 O6)
Karbohidrat air glukosa
16
Secara umum akan ditunjukan pada reaksi berikut :
2 n (CH 3COOH ) →2 n CH 4 ( g ) +2 n CO 2(g)
asam asetat gas metana gas karbondioksida
Cara pemnbuatannya
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan
untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghsilkan pupuk
organic padat dan pupuk organic cair dan yang lebih penting adalah mengurangi
ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa
diperebarui.
17
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter
dan isi rumen segar dari rumah potong hewan ( RPH) sebanyak 5 karung
untuk kapasitas digester 3,5 – 5,0 m 2 . Setelah digester penuh, kran gas
ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke- 1sapai ke- 8 karena
yang terbentuk gas co 2 . Sedangkan pada hari ke -10 sampai hari ke -14
baru terbentuk gas metana ( CH 4 ) dan co 2 mulai menurun. Pada
komposisi
CH 4 54 % dan co 2 27% maka biogas akan menyala.
5. Pada hari ke- 14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan
api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita
sudah bisa menghasilkan energi biogas. Biogas ini tidakberbau seperti
kotoran sapi,. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran ternak
secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
18
2.9 Keterkaitan fisika dalam bioteknologi yaitu biogas
Pada biogas dengan kisaran normal yaitu 60-70% metana dan 30-40%
karbondioksida, nilai kalori antara 20 – 26 J/cm3. Nilai kalori bersih dapat
dihitung dari persentase metana seperti berikut (Meynel, 1976) :
Q=k × m
Dimana :
Q = Nilai kalor bersih ( joule/cm3 )
k = Konstanta ( 0,33 )
m = Persentase metana ( % )
19
2. Tinjauan dari ilmu fisika
Tekanan yang terjadi pada biogas terdapat dalam biodigester. Tekanan adalah
gaya normal yang diberikan pada suatu permukaan persatuan luas.
F
p= (1)
A
Dimana :
F: gaya yang bekerja (N)
A : luas permukaan ( m2 )
Karena gaya yang bekerja pada biodigester berupa fluida cair maka dari
persaman (1) bisa didekati dengan
F mg
p= =
A A
m
Dimana : ρ= dan m=ρv
v
Vρg
P= karena V =h A
A
persamaan menjadi :
Ph=ρgh
Dimana :
ρ = massa jenis fluida ( kg /m2 )
g = percepatan gravitasi ( m/s 2 )
h = kedalaman (m)
ρh=¿ tekanan hifdrostatis ( Pa) atau ( N m2 )
20
i+ ¿ ρg X ¿ Pa+ ρgH
P+ρgas bio g X ¿
Biogas selain dapat digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan
sebagai sumber energi alternatif untuk penggerak generator pembangkit tenaga
listrik serta menghasilkan energi panas. Pembakaran 1 ft3 (setara dengan 0.028
m3) biogas menghasilkan energi panas sebesar 10 Btu (2.25 kcal) yang setara
dengan 6 kWh/m3 energi listrik atau 0.61 L bensin, 0.58 L minyak tanah, 0.55 L
diesel, 0.45 L LPG (natural gas), 1.5 kg kayu bakar, dan 0.79 L bioetanol.
Konversi energi biogas untuk pembangkit tenaga listrik dapat dilakukan dengan
menggunakan gas turbine, microturbines, dan Otto Cycle Engine. Pemilihan
teknologi ini sangat dipengaruhi oleh potensi biogas yang ada, seperti konsentrasi
gas metan maupun tekanan biogas, kebutuhan beban, dan ketersediaan dana.
21
dengan kesetaraan 1 kaki kubik (0,028 meter3) biogas menghasilkan energi panas
sebesar 10 Btu (2,25 kkal).
1 m3 Elpii 0,46
Minyak Tanah 0,62 Liter
Minyak Solar 0,52 Liter
Bensin 0,8 Liter
Kayu Bakar 3,50 Kg
Listrik 4,7 Kwh
Sumber : Suyitno, 2012
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biogas menjadi sumber energi alternatif berupa bahan bakar yang diperbarui.
Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4) dan karbon dioksida
(CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen
sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang
kandungannya sangat kecil.
Biogas dihasilkan dari limbah rumah tangga, kotoran hewan, kotoran
manusia, sampah organik dan sebagainya, yang mengalami proses penguraian
atau fermentasi oleh mikroorganisme. Produk utama dari biogas adalah gas
metana sebagai hasil sampingnya adalah pupuk organik. Biogas memiliki nilai
ekonomis tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepeluan.
3.2 Saran
Kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca. Kami akan menerima
kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan dan akan memperbaiki
makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat kami selesaikan
dengan lebih baik lagi
23
DAFTAR PUSTAKA
24