Pada reaksi fusi dua inti ringan bergabung membentuk sebuah inti yang lebih berat dengan
melepaskan sebuah energi (Krane Kenneth, S. 1992). Dalam prosesnya, reaksi fusi
membutuhkan energi yang besar, tetapi energi yang dihasilkan dari reaksi ini lebih besar dari
energi yang dibutuhkan untuk melakukan reaksi. Reaksi fusi membutuhkan energi yang
tinggi meskipun penggabungan inti yang ringan, misalnya hidrogen. Karena ketika dua buah
inti didekatkan akan terjadi gaya tolak coulomb antar proton. Untuk menghalangi gaya
coulomb maka inti perlu didekatkan dengan kelajuan yang tinggi. Kelajuan tinggi
memerlukan energi kinetik yang sangat tinggi, energi kinetik yang tinggi artinya memerlukan
suhu yang tinggi.
Proses penghasil energi dasar dalam matahari ialah fusi inti hidrogen menjadi inti helium.
Gejala ini dapat terjadi menurut beberapa deretan proses yang berbeda, proses yang paling
lazim disebut daur proton-proton, terlihat pada gambar 1. Reaksi awal daur proton proton
ialah pembentukan neutron melalui gabungan dua proton yang diikuti dengan dan neutron
Daur Proton-proton
1
1𝐻 + 11𝐻 → 21𝐻 + 𝑒 + + 𝑣
Kemudian deutron itu dapat bergabung dengan proton untuk membentuk inti 32𝐻𝑒 :
1
1𝐻 + 21𝐻 → 32𝐻𝑒 + 𝛾
Akhirnya dua inti 32𝐻𝑒 bereaksi sehingga menghasilkan inti 42𝐻𝑒 ditambah 2 proton
3
2𝐻𝑒 + 32𝐻𝑒 → 42𝐻𝑒 + 11𝐻 + 11𝐻
Energi total yang dilepaskan adalah adalah (∆𝑚)𝑐 2, dengan (∆𝑚) menyatakan perbedaan
massa antara empat proton dan massa partkel alfa plus dua positron ternyata bahwa 24,7
MeV. Karena 1 MeV = 1,6 × 10-13 J, 24,7 MeV = 4 × 10-12 J yang berarti bahwa deretan
reaksi tersebut harus terjadi diatas 1038 tiap detik. Massa matahari sebesar 2 × 1030 kg
bersesuaian dengan sekitar 1,2 × 1057 proton, empat diantaranya dipakai untuk setiap
pembentukan inti He. Jadi banyaknya deretan reaksi yang mungkin terjadi adalah sekitar 3 ×
1056 untuk energi total yang dilepaskan sebesar 1,2 × 1045 J. Dengan daya keluaran matahari
yang sekarang, ini berarti umur-paronya (1,2 × 1045 J)/( 4 × 1026 W) = 3 × 1018 s – 100 biliun
tahun. Matahari berumur hanya sekitar 5 biliun tahun, sehingga masih banyak bahan bakar
sisanya. Tentu saja, munculnya kejadian lain sebelum matahari berumur 1011 tahun akan
memperpendek umurnya, tetapi matahari tetap akan bersinar untuk yang panjang. Reaksi fusi
dapat berlangsung dengan sendirinya, namun reaksi fusi yang berlangsung sendirinya hanya
dapat terjadi dalam kondisi temperatur dan kerapatan yang ekstrim (tinggi) (Beiser, Arthur
1990).
Urutan reaksi fusi yang diberikan yakni proton-proton dan merupakan sumber energi
matahari. Tetapi, mungkin bukan sebagai sumber energi fusi utama bagi kebanyakan bintang.
Karena reaksi pertama (yang menggabungkan 2 proton membentuk sebuah deuteron)
semacam peluruhan beta yang berlangsung sangat lama. Oleh karena itu, reaski pertama
berpeluang kecil untuk terjadi. Reaksi yang berpeluang besar terjadi adalah daur karbon-
karbon :
Daur Karbon
1
1𝐻 + 126𝐶 → 13
7𝑁 + 𝛾
13 13
7𝑁 → 6𝐶 + 𝑒+ + 𝑣
1
1𝐻 + 136𝐶 → 14
7𝑁 + 𝛾
1 15
1𝐻 + 147𝑁 → 8𝑂 + 𝛾
15 15
8𝑂 → 7𝑁 + 𝑒+ + 𝑣
1
1𝐻 + 157𝑁 → 12
6𝐶 + 42𝐻𝑒
Hasil nettonya ialah pembentukan sebuah partikel alfa, dan dua positron dari empat proton,
12
disertai pelepasan, energi sebesar 24,7 MeV; 6𝐶 semula berlaku sebagai katalisator dalam
proses itu, karena inti itu muncul lagi pada akhir proses (Beiser, Arthur 1990). Kehadiran
karbon disini memungkinkan deretan reaksi ini berlangsung pada tingkat laju yang lebih
besar daripada daur proton-proton. Karena tolakan Coulomb antara inti H dan C lebih besar
daripada antara dua inti H, maka lebih banyak energi termal dan suhu bersangkutan yang
lebih tinggi diperlukan bagi daur karbon. Daur karbon menjadi penting mungin pada suhu
sekitar 20 × 106 K, sedangkan suhu bagian dalam matahari hanya 15 × 106 K (Krane Kenneth,
S. 1992).
Apabila seluruh hidrogen telah habis diubah menjadi helium, matahari akan menyusut dan
bersamaan dengan itu memanas kembali sehingga menaikkan suhunya mencapai tingkat yang
memungkinkan terjadinya pembakaran helium. Apabila helium terpakai habis, suhu yang
lebih tinggi akan memungkinkan terjadinya fusi karbon membentuk unsur lebih berat dan
56
akan terus berlangsung hingga terbentuknya 26𝐹𝑒 . Setelah inti tersebut tak ada lagi energi
yang dibebaskan oleh proses fusi (Krane Kenneth, S. 1992). Tentu saja temperatur yang
tinggi diperlukan untuk mengalahkan tolakan listrik yang lebih besar dari inti yang bereaksi
yang memiliki banyak proton).
Bagi reaktor termonuklir, ada beberapa reaksi yang dapat digunakan seperti
2
1𝐻 + 21𝐻 → 31𝐻 + 11𝐻 Q = 4,0 MeV
2
1𝐻 + 21𝐻 → 31𝐻𝑒 + 10𝑛 Q = 3,3 MeV
3
1𝐻 + 21𝐻 → 41𝐻𝑒 + 10𝑛 Q = 17,6 MeV
Secara teknis ada dua cara untuk mencapai suhu dan tekanan yang sesuai untuk terjadinya
reaksi fusi, yaitu:
Keuntungan dalam penggunaan fusi pengukungan lembam sangat besar misalnya bahan
bakar sudah tersedia, tak terdapat pemakaian militer, produksi sampah radioaktif lebih sedikit
dibandingkan dengan reaktor fisi, penelitian reaktor fusi terus berlangsung dengan harapan
bahwa reaktor ini menyediakan energi yang diperlukan dunia dalam abad yang akan datang
(Beiser, Arthur 1990)..
1. Suhu awal yang sangat tinggi (lebih dari 100.000.000 Kelvin) sehingga inti bergerak
cukup cepat untuk datang berdekatan walaupun ada gaya tolak dari muatan listrik
positif.
2. Kerapatan inti partikel n yang tinggi menjamin terjadi adanya tumbukan
3. Tekanan yang sangat tinggi
Suhu tinggi yang menjadi persyaratan tersebut dapat dicapai dengan bantuan microwaves
dan laser. Pada suhu setinggi ini elektron-elektron atom terpisah dari intinya dan terbentuk
wujud plasma. Inti-inti atom yang akan bergabung memiliki muatan listrik sejenis (positif)
sehingga tolak-menolak sehingga diperlukan energi yang sangat besar (suhu tinggi) agar
mereka dapat mengatasi tolakan listrik. Reaksi fusi baru dapat terjadi jika inti-inti atom
tersebut dapat didekatkan hingga jarak 10−15 m (seper satu juta miliar meter). Pada jarak ini
baru terjadi ikatan nuklir yang mampu mengatasi tolakan listrik dari kedua inti atom yang
akan berfusi tersebut.
Arrivani, Rahandika Febri dan Cici Wulandari dn Fitr Aulia. 2013. Teknologi Reaktor Fusi :
Inertial Confinement And Magnetic Confinement Fusion. Bandung : Institut Teknologi
Bandung.
(Beiser, Arthur 1990).Concepts of Modern Physics Fourth Edition. Judul bahasa indonesia
Konsep Fisika Modern. terbit di Jakarta:penerbit erlangga
Kenneth S krane tahunn 1992 Fisika Modern Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press
Pertanyaan :
1.