Anda di halaman 1dari 8

REAKSI FUSI NUKLIR

Reaksi fusi nuklir merupakan reaksi penggabungan dua inti atom (inti target dan inti
proyektil) menjadi inti atom baru yang lebih berat dengan melepaskan energi atau menyerap
energi.1 Reaksi inti atau biasa disebut dengan reaksi nuklir merupakan interaksi antara dua buah
inti atom atau partikel inti atom yang saling bertumbukan sehingga menghasilkan inti atom baru
disertai pelepasan energi. Proses terjadinya reaksi nuklir antara sebuah inti proyektil a dan inti
target X dan menghasilkan sebuah inti Y dan sebuah partikel b dapat dijabarkan sebagai berikut :
𝑎 + 𝑋 → 𝑌 + 𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑋(𝑎, 𝑏)𝑌 (1)
Ket :
a = Inti atom proyektil
b = Partikel hasil
X = Inti atom terget
Y = Inti hasil reaksi

Jika proses reaksi inti menghasilkan inti hasil reaksi memiliki nomor massa dan jumlah proton
yang lebih besar maka reaksinya lebih dikenal sebagai reaksi fusi nuklir. Contoh reaksi fusi
nuklir adalah 2:
𝟐 𝟑 𝟒 𝟏
𝟏𝑯 + 𝟏𝑯 → 𝟐𝑯𝒆 + 𝟎𝒏 + 𝟏𝟕, 𝟓𝟗 𝑴𝒆𝑽 (2)

Dimana,
2
1𝐻 = Deuterium (inti proyektil)
3
1𝐻 = Tritium (inti target)
4
2𝐻 𝑒 = Helium (inti atom baru)
1
0𝑛 = Neutron

Contoh : menghitung energi reaksi fusi


1. Berapakah energi yang dihasilkan bila 4 buah proton bergabung menghasilkan α? Berapa
energi yang dihasilkan per nukleonnya? Bandingkan dengan energi per nukleon dari reaksi fisi

Penyelesaian
Reaksi lengkapnya adalah
41H → 4He + 2e+ + 2ve + 3ᵧ

di mana energi yang dihasilkan adalah

1
Viska Inda Variani, dkk. 2017. Optimasi Parameter Potensial Nuklir Bagi Reaksi Fusi Antar Inti-Inti Berat. Jurnal
Aplikasi Fisika, Vol.13, No.2, Juni
2
Muhammad Zamrun Firihu, dkk. 2016. Simulasi Numerik Reaksi Fusi Nuklir Dengan Menggunakan Metode
Wong. Jurnal Aplikasi Fisika, Vol.,No., halaman 50, April
Q ≈ (4mp − mα) c2
= (4 × 1, 00782503207 − 4, 00260325415) × 931, 5 = 26, 73 MeV.

Karena reaksi ini melibatkan 4 nukleon, maka energi reaksi per nukleonnya adalah 6,68
MeV. Sebagai perbandingan, energi per nukleon yang dilepaskan pada peluruhan U-235 adalah
206 235 = 0, 88 MeV. Perbedaan nilai ini terkait dengan kemiringan kurva f sebagai fungsi A,
atau df dA. Perbedaan ini menunjukkan bahwa reaksi fusi merupakan sumber energi yang lebih
potensial dibanding reaksi fisi.

A. Energi Ikat pada reaksi Fusi


Pada prakteknya, reaksi fusi tidak berlangsung begitu mudah. Misalkan kita tinjau 2 buah
Ne-20 yang bereaksi membentuk Ca-40, dengan Q = 20, 7 MeV. Kedua inti Ne-20 bermuatan
positif, dan karenanya mengalami gaya tolak Coulumb sebesar
𝑒 2 𝑍2 102
𝐵𝐶 = = 1,44 𝑀𝑒𝑉. 𝑓𝑚 = 21,2 𝑀𝑒𝑉
4𝜋𝜀0 𝑅 12 × 201/3 𝑓𝑚
Ini berarti inti Ne-20 harus diberi energi sebesar 21,2 MeV sehingga terjadi reaksi, menghasilkan
Ca-40, dan melepaskan energi sebesar 20, 7 + 21, 2 = 41, 9 MeV. Energi yang dibutuhkan
tersebut (21,2 MeV) dapat diberikan melalui salah satu cara berikut, yaitu:
a. Mempercepat Ne-20 sehingga memiliki energi kinetik sebesar 21,2 mev.
b. Menaikkan temperatur gas Ne-20, sehingga memiliki energi termal sebesar 21,2 mev.
Untuk itu, gas harus dipanaskan sampai temperatur 1011 K. Reaksi jenis ini dikenal sebagai
reaksi termonuklir.
Contoh reaksi dasar fusi antara lain adalah :
d + d → h + n (Q = 3,3 MeV)
d + d → t + p (Q = 4,0 MeV)
d + t → α + n (Q = 17,6 MeV)
Dua reaksi pertama dikenal sebagai reaksi deutero-deuteron (D-D), sedang reaksi ketiga
dikenal sebagai reaksi deuteron-triton (D-T). Pada reaksi terakhir, energi sebesar 17,6 MeV
dibagi sebagai energi kinetik partikel alfa dan netron. Reaksi ini bisa menghasilkan netron cepat.
Contoh : Menghitung energi kinetik netron
Jika reaksi d + t → α + n menghasilkan energi 17,6 MeV, berapakah energi kinetik netronnya ?
Penyelesaian
Energi kinetik netron dapat dihitung dengan menggunakan Pers. 6. 12, dimana :
𝑚𝑅
𝑇𝑋 = ( )𝑄
𝑚𝑥 + 𝑚𝑅
4,001506
= (1,008664+4,001506) 17,6 = 14,0567 𝑀𝑒𝑉
Sehingga termasuk dalam kategori netron cepat.
Sebagaimana layaknya interaksi antara dua partikel dengan muatan yang sama, maka
proyektil mengalami gaya tolak Coulumb ketika mendekati inti target. Untuk reaksi D-T,
1 ×1
didapatkan BC = 1, 2 MeV ≈ 0,44 𝑀𝑒𝑉. Sekalipun demikian, beberapa reaksi D-T
21/3 + 31/3
dapat berlangsung sekalipun energi partikel datang Cuma 1-10 MeV. Peristiwa ini merupakan
salah satu contoh efek terobosan (tunnelling), seperti yang terjadi pada peluruhan alfa. Dengan
1
demikian, tampang lintang reaksi netron cepat dapat didekati dengan 𝜎 ∝ 𝑒 −2𝐺 , dengan v
𝑣2
adalah kecepatan proyektil dan G diberikan oleh persamaan
1 𝜋𝑍𝑝 𝑍𝑇
𝐺=
4𝜋𝜀0 ℏ𝑣
Pada akhirnya, laju reaksi diberikan oleh harga harap hσvi. Karena partikel mengikuti
distribusi Maxwell-Boltzman, maka laju reaksinya adalah

B. Reaksi Fusi Pada Matahari


Salah satu contoh reaksi fusi adalah reaksi yang terjadi pada matahari. Material dasar penyusun
matahari adalah 1H, yang kemudian berfusi dengan inti sejenis membentuk 2H, sebagai berikut

1
H + 1H → 2H + e+ + νe (Q = 1, 44 MeV)

2
H yang dihasilkan akan bereaksi lagi dengan 1H, mengikuti

2
H + 1H → 3He + γ (Q = 5, 49 MeV)

Meskipun demikian, 3He yang dihasilkan tidak bisa bereaksi dengan 1H, mengikuti reaksi 3He
+ 1H → 4Li, karena tidak ada isotop 4Li.
Dengan demikian, reaksi berikutnya adalah
3
He + 3He → 4He + 21H + γ (Q = 12, 86 MeV) .

Persamaan reaksi ada 3 tahap yaitu :


Dengan demikian, reaksi lengkapnya adalah
2 [ 1H + 1H → 2H + e+ + νe ] Q = 2, 88 MeV
2 [ 2H + 1H → 3He + γ ] Q = 10, 98 MeV
3
He + He → He + 2 H + γ
3 4 1
Q = 12, 86 MeV
− − − − −− − − − − − − − −− − − − − − − − −
Reaksi pertama dan kedua terjadi dua kali, kedua positron saling menghilangkan
dengan sebuah elektron dan menghasilkan radiasielektromagnet , reaksi di atas dapat
ditulis:

41H → 4He + 2e+ + 2νe + 3γ Q = 26, 72 MeV


Reaksi di atas dikenal sebagai siklus p − p (p − p cycle). Pada reaksi tersebut, 2H dan 3He
yang terbentuk, kemudian hilang pada step reaksi berikutnya. Keduanya hanya bertindak sebagai
katalis. Reaksi netonya adalah 41H → 4He + 2e+ + 2νe + 3γ. Salah satu variasi siklus p-p adalah

Pada reaksi siklus carbon, katalisnya adalah 12C, 13N, 13C, 14N, 15O, dan 15N, sehingga disebut
sebagai siklus CNO. Reaksi neto pada siklus carbon sama dengan reaksi neto pada siklus p − p.
Energi reaksinya juga sama. Perbedaan keduanya adalah pada gaya tolak Coulumb pada kedua
siklus, di mana siklus carbon memiliki gaya tolak Coulumb lebih besar sehingga energi
ambangnya pun lebih besar. Dengan demikian, siklus carbon lebih dominan pada 1H pada
temperatur tinggi, sedang siklus p-p lebih dominan pada 1H pada temperatur rendah.3
C.Reaksi Fusi nuklir pada bom Hidrogen
Bahan baku bom hidrogen adalah inti deuterium dan tritium yang akan bergabung membentuk
inti helium sambil membebaskan energi yang sangat besar. Untuk menggabungkan inti-inti
tersebut diperlukan suhu yang sangat tinggi yang diperoleh dari ledakan atom biasa yang
dihasilkan dari reaksi fisi sebagai pemicu berlanggsungnya reaksi fusi bom hidrogen yang akan
menghasilkan ledakan bom yang lebih dahsyat. Persamaan reaksi fusi untuk bom hidrogen dapat
ditulis:
1 H  1H  2 He  0 n  17,6 MeV
2 3 4 1

Kelemahan fusi sebagai sumber energi dibandingkan dengan fisi adalah dibutuhkan suhu yang
sangat tinggi, dana yang besar dan pengetahuan yang sangat tinggi untuk mengolah sumber
energi dari reaksi fusi, sedangkan kelebihannya energi yang dihasilkan lebih besar dan bahan
bakar untuk reaktor fusi yaitu deuterium sangat berlimpah tersedia dalam air laut.

Contoh Soal :
1. Hitunglah energi yang dibebaskan dalam reaksi U  n  93Rb  141Cs ? 2n
235

Jawab :

   
Q  m235U  m93Rb  m141Cs  m1n  931,5 MeV
Q  235,04394  92,92172 140,91949 1,0087 931,5 MeV
Q  0,19403 931,5MeV
Q 180, 73895 MeV

C. Reaksi Fusi
Kajian reaksi fusi di laboratorium terutama untuk memanfaatkan energy yang dihasilkannya
dan untuk kepentingan militer sebagai senjata nuklir medan perang. Bom fusi hydrogen
menggunakan campuran deuterium dan tritium yang dikondisikan pada suhu tinggi melalui
detonasi bom fissi. Sekali reaksi fusi berlangsung, kalor yang dilepaskannya sudah cukup
untuk melangsungkan reaksi fusi berikutnya, terjadi reaksi fusi berantai dalam waktu yang
singkat, sehingga menimbulkan ledakan yang hebat.

3
Abdurouf, 2015, Fisika Inti : Teori dan Penerapannya, Buku Ajar Fisika Inti UB, Malang, hal 183-188
Reaksi fusi
Pemanfaatan reaksi fusi sebagai penghasil energy masih dikaji para peneliti secara
intensif. Reaksi fusi menjanjikan beberapa keuntungan, antara lain :
a. Persatuan berat berat bahan bakar dihasilkan energy yang lebih besar.
b. Lebih bersih lingkungan, karena hasil-hasil reaksi berupa nuklida-nuklida stabil
c. Bahan bakar murah dan nyaris tidak terbatas
d. Prosesnya menghasilkan limbah radioaktif yag sedikit. Jika mesin fusi dimatikan, mesin
ini akan benar-benar mati dan dalam sekejap tanpa bahaya meleleh.
Namun untuk melangsungkan reaksi fusi berantai terkendali dalam suatu reactor fusi,
memerlukan teknologi canggih dan belum begitu dikuasai seperti pada reactor reaksi fisi.
Misalnya, untuk pengkondisian pembentukan dan mempertahankan keadaan plasma pada
suhu 108 K, karena tidak ada material kontruksi yang tetap padat pada suhu tersebut maka
plasma harus dipaksa pada keadaan tidak menyentuh dinding wadahnya agar tidak mengalami
pendinginan dan tidak mencairkan dinding wadahnya. Untuk menghasilkan dan
mempertahankan keadaan plasma digunakan tiga cara :
a. Gaya gravitasi
Merupakan cara alamiah mempertahankan keadaan plasma di dalam matahari dan
bintang-bintang
b. Kurungan inersia
Merupakan cara yang mengandalkan kerapatan intensitas sinar laser atau ion-ion
untuk menetapkan pelet-pelet bahan bakar saat pemanasannya. Dalam uji coba, sejumlah
berkas laser mentransfer energy ke sebuah pelet bahan bakar berukuran kecil,
memanaskannya dan mengakibatkn imploasi, artinya meledak kearah dalam dari semua
sisi dan kemudian mengalami kemampatan volume menjadi kecil. Akibatnya, terjadilah
fusi. Teknik ini dikembangkan secara intensif oleh para ahli Jepang di Lembaa Rekayasa
Laser Universitas Osaka dan menargetkan perancangan reactor fusi SENRI I pada tahun
2000 yang beroperasi pada suhu 108 K menghasilkan daya listrik sekitar 40 MW.
c. Kurungan wadah bermedan magnet berbentuk donat
Disebut pula botol magnetic. Didalamnya arus plasma dibuat bergerak dipercepat
dengan lintasan melingkar bersirkulasi makin lama makin cepat tanpa menyentuh dinding
wadah. Pemanasan aliran plasma secara kontinu sampai mencapai suhu 108 K, mulai
terjadi reaksi D-T.

D. Kelebihan dan Kekurangan Reaksi Fusi


Reaksi fusi dan fisi adalah termasuk dalam reaksi nuklir, yang tentunya
menghasilkan energi yang besar. Kegunaan keduanya sama yaitu sebagai sumber energi yang
sangat besar. Untuk saat ini reaksi fusi belum bisa dikendalikan, hanya reaksi fisi saja yang
bisa dimanfaatkan sebagai inti dari pembakit listrik tenaga nuklir. Sedangakan reaksi fusi
hanya baru bisa dimanfaatkan sebagai bom hidrogen yang memiliki daya rusak yang lebih
besar dari reaksi fisi. Untuk kedepannya ilmuan memimpikan menggunakan reaksi fusi untuk
pembangkit tenaga listrik, dimana reaksi ini lebih menguntungkan karena sumbernya yang
melimpah dan bersih tanpa radioaktif
Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya
sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik.
Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik dan
ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik.
Reaksi fusi menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan dengan reaksi fisi
dalam hal konversi energi nuklirnya. Salah satu keuntungan dibandingkan dengan fisi adalah
bahwa cadangan isotop dapat-fusi yang diketahui adalah jauh lebiAh banyak. Kenyataannya,
terdapat persediaan bahan bakar yang pada dasarnya tak terbatas. Isotop bahan bakar yang
umum dipakai untuk reaksi fusi ialah deutrium, hidrogen-2, dan isotop ini terdapat di alam
sekitar satu diantara 6700 bagian hidogen biasa. Dengan memperhatikan jumlah air yang
tersedia di dunia, berarti bahwa persediaan bahan bakar sangatlah banyak.
Keuntungan lain reaksi fusi ialah bahwa produk reaksi fusi tidaklah bersifat
radioaktif setinggi yang dipunyai oleh produk fisi. Di dalam produk reaksi fusi yang lima itu
(yang dikemukakan di muka), hanya hidrogen-3 dan neutron yang bersifat radioaktif dan
neutron juga akan meluluh menjadi atom hidrogen. Radioaktifitas yang dihasilkan sebagai
hasil pengaktifan neutron dari struktur kemasan justru lebih menjadi masalah ketimbang
produk fusi. Keuntungan besar yang terakhir dari fusi terhadap fisi muncul dari kenyataan
bahwa proses fusi adalah sulit untuk dimulai dan diawasi. Kenyataannya, sedikit saja ada
gangguan terhadap sistem selalu akan mengakibatkan berhentinya reaksi Efek ini, bersama
dengan sangat kecilnya jumlah reaktan yang terdapat di sistem, mencegah terjadinya
kerugian daya yang besar akibat kerusakan peralatan.
Masalah utama yang berkaitan dengan pengembangan reaktor fusi timbul dari
kenyataan bahwa partikel-pertikel yang bereaksi keduanya adalah inti yang bermuatan
positif. Ini berarti bahwa partikel reaksi tersebut harus mempunyai energi kinetik yang cukup
untuk mengatasi gaya tolak-menolak Coulomb. Untuk mendapatkan energi kinetik yang
minimum itu, kedua partikel harus mempunyai massa partikel yang sama serta mempunyai
angka perbandingan massa-muatan (mass-to-charge ratio) yang tinggi.

Referensi :

Jannah, dkk. 2013. Makalah Reaksi Inti. Palembang

Purnomo, Agus. Presentase Fisika-Inti-dan-Radioaktivitas.ppt. Diunduh tanggal 16 november


2014.

Anda mungkin juga menyukai