MATERIAL
Gambar 2.1, sebuah foto yang menunjukkan tiga spesimen disk tipis
ditempatkan diatas beberapa barang cetakan. Jelas bahwa sifat optik (yaitu,
transmisi cahaya) dari masing-masing tiga bahan berbeda; yang di
sebelah kiri adalah transparan (yaitu, hampir semua cahayayang dipantulkan
melewati itu), sedangkan disk di tengah dan di sebelah kanan, masing-
masing, tembus cahaya dan buram. Semua spesimen ini dari bahan yang
sama, aluminiumoksida, tetapi yang paling kiri adalah apa yang kita sebut
kristal tunggal yaitu memiliki tingkatkesempurnaan yang tinggi yang
menimbulkan transparansi. Yang pusat terdiri dari banyak dansangat kecil
kristal tunggal yang semuanya terhubung; batas-batas antara kristal-kristal
kecilini menyebarkan sebagian cahaya yang dipantulkan dari halaman yang
dicetak, yang membuat bahan ini secara optic
tembus cahaya. Akhirnya, spesimen di sebelah kanan disusun tidakhanya dari
banyak kristal kecil yang saling berhubungan, tetapi juga dari sejumlah besar
pori- pori yang sangat kecil atau ruang kosong. Pori-pori ini juga secara
efektif menyebarkan cahayayang dipantulkan dan membuat bahan ini
buram.Dengan demikian, struktur ketiga spesimen ini berbeda dalam hal
batas kristal dan pori- pori, yang mempengaruhi sifat transmitansi optik.
Selanjutnya, masing-masing bahan diproduksi menggunakan teknik
pemrosesan yang berbeda. Dan, tentu saja, jika transmitansioptik merupakan
parameter penting relatif terhadap aplikasi dalam-layanan utama,
kinerjasetiap material akan berbeda.
Tiga spesimen disk tipis aluminium oksida yang telah ditempatkan diatas
halaman dicetak untuk menunjukkan perbedaannya dalam karakteristik
cahayatransmisi. Disk di sebelah kiri transparan (yaitu, hampir semua cahaya
yangdipantulkan dari halaman melewati itu), sedangkan yang di tengah
tembus (yang berarti bahwa beberapa cahaya yang dipantulkan ini ditularkan
melalui disk). Disk disebelah kanan buram artinya, tidak ada cahaya yang
melewatinya. Perbedaan- perbedaan dalam sifat optik adalah konsekuensi dari
perbedaan struktur bahan-bahanini, yang telah dihasilkan dari cara bahan
diproses.
1.3 Klasifikasi Material
Bahan padat dikelompokkan ke dalam tiga kategori dasar: logam, keramik,
dan polimer.Skema ini terutama didasarkan pada susunan kimia dan struktur
atom, dan sebagian besarmaterial jatuh ke dalam satu pengelompokan yang
berbeda atau yang lain. Selain itu, ada komposit yang merupakan kombinasi
rekayasa dari dua atau lebih bahan yang berbeda. Kategori lain adalah
material canggih yang digunakan dalam aplikasi teknologi tinggi, seperti
semikonduktor, biomaterial, dan material tekniknano.
a. Logam
LogamBahan dalam kelompok ini terdiri dari satu atau lebih
elemen logam (misalnya, besi,aluminium, tembaga, titanium, emas,
dan nikel), dan sering juga unsur-unsur non-logam(misalnya, karbon,
nitrogen, dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil. Atom
dalamlogam dan paduannya disusun dengan sangat teratur (seperti
dibahas pada Bab 3), dandibandingkan dengan keramik dan polimer,
relatif padat. Berkenaan dengan karakteristikmekanik, bahan-bahan ini
relatif kaku dan kuat namun ulet (yaitu, mampu deformasi
dalam jumlah besar tanpa fraktur) dan tahan terhadap
fraktur yang menyumbang untuk digunakan secara luas dalam aplikasi
struktural. Material logam memiliki sejumlah besar elektron bebas;
yaitu, elektron-elektron ini tidak terikat pada atom-atom tertentu.
Banyaksifat-sifat logam yang secara langsung terkait dengan elektron-
elektron ini. Sebagai contoh,logam adalah konduktor listrik yang
sangat baik dan panas, dan tidak transparan terhadapcahaya tampak;
permukaan logam yang dipoles memiliki penampilan berkilau. Selain
itu, beberapa logam (yaitu, Fe, Co, dan Ni) memiliki sifat magnet yang
diinginkan. Gambar di bawah ini menunjukkan beberapa benda umum
dan familiar yang terbuat dari bahan logam.
b. Keramik
Keramik merupakan bahan yang terdiri atas logam dan nonlogam.
Keramik mengandungsenyawa oksida, nitrida, dan karbida.
Penggolongan berdasarkan klasifikasi ini jugatermasuk keramik yang
terdiri atas tanah liat, semen, dan gelas. Sifat dari material keramikini
adalah isolator terhadap panas dan listrik, resisten terhadap suhu tinggi
dan lingkunganyang keras dibanding dengan logam dan polimer.
Secara mekanis, sifat dari material iniadalah keras namun getas.
Beberapa contoh dari keramik dalam kehidupan sehari-hari
dapatditunjukkan oleh gambar di bawah ini
c. Polimer
Polimer termasuk bahan plastik dan karet yang terkenal. Banyak
dari polimer adalahsenyawa organik yang secara kimia didasarkan
pada karbon, hidrogen, dan unsur-unsurnon-logam lainnya (yaitu, O,
N, dan Si). Lebih jauh lagi, polimer memiliki struktur molekul yang
sangat besar, seringkali berbentuk rantai. Beberapa polimer umum dan
terkenaladalah polietilen (PE),nilon, (vinil klorida) (PVC) polikarbonat
(PC) polistiren (PS), dankaret silikon. Bahan-bahan ini biasanya
memiliki kepadatan rendah, sedangkankarakteristik mekanis mereka
secara umum berbeda dengan material logam dan keramik.Polimer
tidak sekaku atau sekuat jenis material lainnya. Namun, berdasarkan
kepadatan,kekakuan dan kekuatannya pada basis per massa sebanding
dengan logam dan keramik.Selain itu, banyak polimer sangat ulet dan
lentur (yaitu plastik), yang berarti mereka mudahdibentuk menjadi
bentuk kompleks. Secara umum, mereka relatif inert secara kimia. Satu
kelemahan utama pada polimer adalah kecenderungannya untuk
melunak dan/atau terurai pada suhu sedang ,yang dalam beberapa
hal,membatasi penggunaannya. Selanjutnya ,mereka meiliki
konduktivikasi listrik yang rendah dan bukan magnetic.berikut
beberapa contoh polimer yang dapat ditrmukan dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Semikondukor
Semikonduktor memiliki sifat listrik yang bersifat antara konduktor
listrik (yaitu, logamdan logam paduan) dan isolator (yaitu keramik dan
polimer). Lebih lanjut, karakteristiklistrik dari bahan-bahan ini sangat
sensitif terhadap keberadaan konsentrasi atom pengotor,yang
konsentrasinya dapat dikendalikan atas daerah spasial yang sangat
kecil.Semikonduktor telah memungkinkan munculnya sirkuit terpadu
yang benar-benarmerevolusi industri elektronik dan komputer (belum
lagi kehidupan kita) selama tigadekade terakhir
b. Biomaterial
Biomaterial digunakan dalam komponen yang ditanamkan ke
dalam tubuh manusia untukmenggantikan bagian tubuh yang sakit atau
rusak. Bahan-bahan ini tidak bolehmenghasilkan zat beracun dan harus
kompatibel dengan jaringan tubuh (yaitu, tidak bolehmenyebabkan
reaksi biologis yang merugikan). Semua bahan sebelumnya logam,
keramik, polimer, komposit, dan semikonduktor dapat digunakan seba
gai biomaterial. Sebagaicontoh, beberapa biomaterial yang digunakan
dalam penggantian pinggul buatan dibahasdalam Modul Biomaterial
online.
c. Material Pintar
Materi cerdas (atau cerdas) adalah sekelompok materi baru dan
canggih yang sedangdikembangkan yang akan memiliki pengaruh
signifikan terhadap perkembangan teknologi.Kata sifat pintar
menyiratkan bahwa bahan-bahan ini mampu merasakan perubahan
dilingkungan mereka dan kemudian menanggapi perubahan ini dalam
perilaku yang telah ditentukan sebelumnya. Sifat-sifat yang juga
ditemukan dalam organisme hidup. Selain itu,konsep "pintar" ini
diperluas ke sistem yang agak canggih yang terdiri dari material
cerdasdan tradisional. Komponen bahan pintar (atau sistem) termasuk
beberapa jenis sensor (yangmendeteksi sinyal input), dan aktuator
(yang melakukan fungsi responsif dan adaptif).Aktuator dapat
dipanggil untuk mengubah bentuk, posisi, frekuensi alami, atau
karakteristikmekanis sebagai respons terhadap perubahan suhu, medan
listrik, dan/atau medan magnet.Empat jenis bahan yang umum
digunakan untuk akuator berbentuk memori paduan keramik
piezonelektrik bahan magnetostriktif, dan cairan
electrorheological/magnetorheological.Paduan bentuk-memori adalah
logam yang setelah mengalami deformasi dan kembali ke bentuk
asalnya ketika suhu. Keramik piezoelektrik mengembang dan
berkontraksi sebagairespons terhadap medan listrik yang diterapkan
(atau tegangan); sebaliknya, mereka jugamenghasilkan medan listrik
ketika dimensinya diubah (lihat Bagian 18.25). Perilaku
bahanmagnetostriktif analog dengan piezoelectrics, kecuali bahwa
mereka responsif terhadapmedan magnet. Juga, cairan
electorheological dan magnetorheological adalah cairan
yangmengalami perubahan dramatis dalam viskositas pada penerapan
medan listrik dan magnet.Bahan / perangkat yang digunakan sebagai
sensor termasuk serat optic (termasuk beberapa polimer)
dan sistem microelectromechanical(MEMS, Bagian 13.8). misalnya
satu jenis sisitem pintar digunakan dalam helicopter untuk mengurangi
kebisingan kokpit aerodinamis yang dinuat oleh baling-baling berputar
sensor piezoelektik yang dimasukkan ke dalam bilah pisau memonitor
tekanan dan deformasi sinyal umpan balik dari sensor ini di masukkan
ke dalam perangkat adaptif yang dikendalikan kmputer,yang
menghasilkan antinosie noise-canceling.
d. Nanomaterial
Satu kelas material baru yang memiliki properti memukau dan janji
teknologinya yang luar biasa adalah nanomaterial. Nanomaterial dapat
merupakan salah satu dari empat tipe dasarlogam, keramik, polimer,
dan komposit. Namun, tidak seperti bahan-bahan lain,nanomaterial
tidak dibedakan berdasarkan kimia mereka, melainkan ukuran; awalan
nanomenunjukkan bahwa dimensi entitas struktural ini berada di
urutan nanometer (10-9m) sebagai aturan, kurang dari 100 nanometer
(setara dengan sekitar 500 diameter atom) Sebelum munculnya
nanomaterial, prosedur umum yang digunakan para ilmuwan
untukmemahami kimia dan fisika bahan adalah memulai dengan
mempelajari struktur besar dankompleks, dan kemudian menyelidiki
blok bangunan fundamental dari struktur ini yanglebih kecil dan lebih
sederhana. Pendekatan ini kadang-kadang disebut ilmu "top-down".Di
sisi lain, dengan perkembangan scanning probe microscopes (Bagian
4.10), yangmemungkinkan pengamatan atom dan molekul individu,
telah menjadi mungkin untukmerancang dan membangun struktur baru
dari konstituen atomikel mereka, satu atom ataumolekul pada suatu
waktu (yaitu, "Bahan berdasarkan desain"). Kemampuan
untukmengatur atom secara hati-hati memberikan peluang untuk
mengembangkan sifat mekanik,listri dan lainya yang tidak mungkin
dilakukan bahan ini si sebut butnano teknologi beberapa karakteristik
fisik dan kimia yang di tunjukan oleh materi dapat mengalami
perubahan dramatis ketika ukuran partikel mendekati dimensi
atom.misalnya bahan yang buram dalam domin makroksopk dapat
mejadi transparan pada skala nano; beberapa padatan menjadi cairan,
bahan kimia yang stabil menjadi mudah terbakar, danisolator listrik
menjadi konduktor. Selanjutnya, properti dapat bergantung pada
ukurandalam domain skala nano ini. Beberapa dari efek ini berasal dari
mekanika kuantum, yanglain terkait dengan fenomena permukaan
proporsi atom yang terletak di situs permukaan partikel meningkat
secara dramatis ketika ukurannya menurun. Karena sifat-sifat unik
dantidak biasa ini, nanomaterial menemukan ceruk dalam elektronik
biomedis ,olahraga,produksi energy dan aplikasi industry lainya.
a. Bata merah
Bata merah adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak
kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-
benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah
yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tapi tanah yang
agak liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena
itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari material bata merah
akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh
serta tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding
yang dibangun dari material bata merah. Selain itu Material ini
sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan
tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api. Batu bata merah
dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak semua
tanah lihat bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan
pasir tertentu.
Umumnya memiliki ukuran: panjang 17-23 cm, lebar 7-11
cm, tebal 3-5 cm.Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan
daerah asal pembuatannya).Bahan baku yang dibutuhkan untuk
pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir ayakan.
Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya,
1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak).
Untuk dinding yang tidak harus kedap air, dapat digunakan
perbandingan 1:4 hingga 1:6.
b. Batako
Batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat
dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau
dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu
tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran
semen, pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang
telah disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya
lebih rendah dari bata merah, sehingga cenderung terjadi keretakan
dinding, terutama jika bagian kosong-nya tidak diisi dengan
adukan spesi. Pemakaian material batako untuk dinding juga
membuat bangunan lebih hangat bahkan cenderung pengap dan
panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari material tanah.
Batako cenderung lebih ringan daripada bata merah. Teksturnya
pun terlihat lebih halus dari bata merah.
2. Bata ringan
Bata ringan atau disebut hebel atau celcon. Material bata ringan ini dibuat
dengan menggunakan mesin pabrik. Bata ini cukup ringan, halus dan memilki
tingkat kerataan yang baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat
memperingan beban struktur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat
pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses
pemasangan dinding berlangsung. Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.
Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik.
Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan
menggunakan semen khusus. *Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir
silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya
dicampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti
pemasangan batako.Umumnya memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan
ketebalan 8–10 cm.Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
- Bata hebel/celcon = 8 buah
- Semen instan = 11,43 kg
- Air = 0,15–0,16 liter
3. JENIS GENTENG
Genteng merupakan salah satu jenis penutup atap rumah yang paling
umum digunakan di Indonesia. Genteng seperti penutup atap lainnya
berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan. Selain itu tampilan genteng
menjadi hal yang penting dalam membantu penampilan aksen sebuah rumah.
Dengan mengetahui jenis genteng beserta kelebihan dan kekurangannya,
diharapkan dapat memilih genteng yang tepat untuk rumah kita.
Di bawah ini akan kami ulas jenis-jenis genteng yang biasa digunakan di
Indonesia beserta karakteristiknya, antara lain :
1. Genteng Tanah Liat / Genteng Kodok.
Genteng kategori ini terbuat dari tanah liat yang ditekan / di-press,
kemudian dipanaskan menggunakan bara api dengan derajat kepanasan
tertentu. Daya tahan genteng jenis ini sangat kuat. Untuk pemasangan
diperlukan teknik pemasangan kunci / kaitan genteng pada rangka
penopang. Selain tampilan alami berwarna oranye kecoklatan hingga
merah terakota, Anda juga bisa mewarnai genteng tanah liat. Kini, telah
tersedia berbagai macam pilihan warna-warni yamg menarik.
Kelebihan dari genteng tanah liat adalah :
- Harganya relatif murah.
- Mempunyai beban yang ringan shingga meminimalisir beban
atap.
- Memiliki kuat tekan sehingga dapat diinjak.
3. Genteng Aspal.
Material genteng yang satu ini bersifat solid namun tetap ringan,
terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia
lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran, yaitu :
1. Model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka.
2. Model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok
gording.
Kelebihananya adalah :
- Ringan 1/6 dari berat genteng beton atau keramik.
- Bisa digunakan untuk kemiringan genteng 22,5° sampai 90°.
- Mudah dan praktis dalam pemasangannya.
- Tahan terhadap api dan mampu menahan tekanan angin.
- Memiliki pilihan warna dan dilindungi lapisan anti jamur dan anti
pudar.
Kelemahannya adalah :
- Pada harganya yang relatif mahal.
4. Genteng Kaca.
Genteng ini dipakai agar sinar matahari dapat masuk ke dalam
ruangan secara langsung sehingga menghemat konsumsi listrik untuk
penerangan. Material genteng ini terbuat dari kaca. Genteng ini
mempunyai bentuk yg terbatas sehingga kompatibel / sesuai dengan
beberapa jenis genteng tertentu saja.
Keunggulannya adalah :
- Bahannya yang bersifat transparan.
- Bisa memberikan pencahayaan alami di dalam rumah.
- Kaca memiliki kesan modern sehingga cocok dipadukan di rumah
yang bergaya modern dan minimalis.
Kekurangannya adalah :
- Bahannya yang mudah pecah.
- Penggunaan yang berlebihan akan berakibat meningkatnya suhu
ruangan dibawahnya.
5. Genteng Keramik.
Genteng ini memiliki warna yang cukup banyak karena pada saat
proses finishingnya dilapisi pewarna pada bagian atasnya (glazur). Bahan
utama genteng ini adalah keramik.
Kelebihan dari genteng ini adalah :
- Lebih tahan lama dan kuat menahan beban manusia.
- Warna akan tahan lama karena diproses dengan pembakaran
dengan suhu 1100 ° C.
- Sistem interlock yang memungkinkan adannya celah untuk
mengaitkan.
Kelemahannya adalah :
- Diperlukan ketelitian pada saat pemasangan reng sehingga tidak
terjadi kebocoran di dalam rumah.
- Selain itu diperlukan kemiringan atap minimum 30° agar air hujan
dapat mengalir sempurna dan genting tidak dapat terlepas ketika
diterpa angin (jika dipasang pada sudut kemiringan 45 – 60 °.
- Perlu bantuan baut ketika memasangnya agar genting tidak
terlepas dan lebih kuat.
6. Genteng Beton.
Genteng jenis ini terbuat dari beton, yaitu campuran pasir, semen,
kerikil, dan bahan aditif. Bentuknya yang bergelombang dan ada juga yang
datar. Bentuk datar muncul seiring dengan gaya arsitektur rumah yang
modern dan minimalis sehingga perlu adanya penyesuaian bentuk atap
yang lebih sederhana.
Keunggulannya adalah :
- Kuat dan tahan lama dan daya tahan terhadap tekanan tinggi
sehingga tidak mudah goyah oleh angin.
Kekurangannya adalah :
- Memiliki tekstur yang kasar dan mudah timbul lumut pada
permukaannya.
-
7. Genteng Policarbonat.
Polycarbonate berbentuk lembaran datar dengan pilihan warna
bervariatif dan dijual per roll. Polycarbonate ada dua jenis yaitu :
1. Polycarbonate rata dengan rongga
2. Polycarbonate bergelombang tanpa rongga.
8. Genteng Sirap.
Genteng sirap berasal dari kayu ulin yang dikenal juga dengan
nama kayu besi atau kayu bulian. Kayu ulin berasal dari daerah
Kalimantan dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap perubahan
suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut, sehingga banyak dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik,
bantalan kereta api, dan perkapalan.
Bentuk atap sirap biasanya berupa lembaran tipis memanjang yang
dihasilkan dari belahan kayu ulin. Atap sirap dari kayu ulin ini berwarna
coklat kehitaman. Ukuran 1 lembar atap sirap biasanya (p x l x t) = 58 x 6
x 0,3 dan 58 x 6 x 0,5 (masing-masing dalam satuan cm). Lembaran tipis
tersebut dikemas dalam ikatan.
3. Aluminium
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak
bumi, dan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon.
Aluminium terdapat di kerak bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga
8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi, dengan produksi
tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit dan
bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain)
(USGS). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena
aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi.
Pasivasi adalah pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam
terhadap komponen udara sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan
dalam logam dari korosi.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan,
dan dapat ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan
hingga abu-abu, tergantung kekasaran permukaannya. Kekuatan tensil
aluminium murni adalah 90 MPa, sedangkan aluminium paduan
memiliki kekuatan tensil berkisar 200-600 MPa. Aluminium memiliki
berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk, diperlakukan dengan
mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi.
1. Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan
dicetak dalam keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil
sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk penggunaan yang luas
sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain.
2. Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium
adalah silikon, magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga
lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga
konsentrasi tertentu akan meningkatkan kekuatan tensil dan
kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi
konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai
meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal,
atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya
bergantung pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga
bagaimana proses perlakuannya hingga aluminium siap
digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas,
penyimpanan, dan sebagainya.
3. Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan
memberikan kekerasan dan kekuatan tensil yang cukup besar,
hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan yang
dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih
tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat
4. Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan
titik lebur logam paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga
450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan
dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena
korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan
magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja
dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana
kebanyakan logam akan mengalami failure pada temperatur
tersebut.
Gambar 12. Diagram fase Paduan Al-Mg, temperatur vs persentase Mg
5. Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang
keras dan kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan
penempaan, paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga
di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam
logam yang menjadikan logam rapuh.
6. Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat
dapat dilakukan pengerasan tegangan dengan mudah (work-
hardening) sehingga didapatkan logam paduan dengan
kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.
Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik
lebur paduan aluminium.
7. Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang
paling terkenal karena merupakan bahan pembuat badan dan
sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi
dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng
dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan
elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan
dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi
sebesar 6% setiap 50 mm bahan.
Gamba15. Diagram fase Al-Zn, temperatur vs persentase Zn
8. Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami
pengurangan massa jenis dan peningkatan modulus elastisitas;
hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1%
lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan
peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun
aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat
reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya
keselamatan kerja.
9. Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian
yang terjadi pada paduan, baik ketika pengelasan maupun
ketika paduan berada di lingkungan yang panas. Paduan ini
semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang
lebih murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik
yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah
digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG,
dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan
Schwarz, 2004).
Gambar 16: Aluminium cair. Warna kemerahan adalah cetakan yang memanas,
sedangkan aluminium cair tidak menunjukkan perubahan warna walau dalam
keadaan cair
Tabel 2. Sifat aluminium tempa pada tiga jenis paduan dengan komposisi yang
berbeda-beda. Perlu diperhatikan bahwa elongasi berbanding terbalik dengan
kekuatan tensil.
Paduan Komposisi (%) Kekuatan tensil Elongasi (%) pada
(MPa) 50 mm bahan
1100 99,00 Al 90-170 5-35
3003 1,2 Mn 110-200 4-30
3004 1,2 Mn, 1,0 Mg 180-290 5-20
5052 2,5 Mg, 0,2 Cr 195-295 8-30
5056 5,2 Mg, 0,1 Mn, 295-440 10-35
0,1 Cr
Tabel 3. Sifat aluminium paduan dengan perlakuan panas pada beberapa jenis
paduan dengan komposisi yang berbeda-beda. Perlu diperhatikan bahwa elongasi
berbanding terbalik dengan kekuatan tensil.
Paduan Komposisi (%) Kekuatan tensil Elongasi (%) pada
(MPa) 50 mm bahan
2014 4,4 Cu, 0,8 Si, 0,8 190-490 10-22
Mn, 0,4 Mg
2024 4,5 Cu, 0,6 Mn, 190-525 6-20
1,5 Mg
6061 1,0 Mg, 0,6 Si, 0,2 125-410 6-25
Cr
7075 5,5 Zn, 2,5 Mg, 230-580 11-17
1,5 Cu, 0,3 Cr
Aluminium paduan jenis memiliki biaya produksi yang lebih tinggi karena
memerlukan teknik khusus dalam pembentukannya hingga aluminium siap untuk
dipakai. Teknik ini akan menghasilkan paduan dengan kekuatan tensil yang cukup
tinggi, yaitu di atas 400 MPa, sehingga pengurangan massa dapat dilakukan untuk
mengurangi biaya dan mendapatkan kekuatan yang sesuai untuk aplikasi tertentu.
Perlakuan termal yang umum dilakukan adalah:
Pengerjaan logam dengan menggunakan panas (misal: hot extrusion)
Memanaskan logam hingga mendekati titik leburnya, lalu didinginkan secara
perlahan. Proses ini disebut annealing, dan menghasilkan logam yang lunak.
Pendinginan dengan cepat, baik dengan menggunakan es, air dingin, ataupun air
mendidih sesuai kebutuhan. Proses ini dinamakan quenching.
Disimpan pada temperatur tertentu (umumnya mendekati titik leburnya) selama
beberapa lama (antara 1 jam hingga 40 hari). Proses ini disebut artificial age
hardening.
Perlakuan termal dapat berupa kombinasi nomor dua, tiga, dan empat, namun ada
juga yang melakukan penyimpanan selama beberapa lama pada suhu kamar
setelah quenching sebelum siap digunakan. Ada juga yang ditempa pada suhu
kamar sebelum disimpan pada suhu tinggi.
Penyimpanan pada suhu tinggi bermanfaat untuk meningkatkan kekerasan dan
kekuatan tensil. Nilai peningkatan kekuatan tensil dapat mencapai tiga kalinya
jika dibandingkan dengan aluminium paduan tanpa perlakuan termal.
4. Baja Ringan
1. Galvalume
Kapasitor/Kondensator
Menyusunnya berlapis-lapis.
Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar
pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain
untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk
alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel
pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan
keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material
kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi.
Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar
akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak
logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat.
Sekering
Sekering (dari bahasa Belanda zekering) adalah suatu alat yang
digunakan sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrikapabila terjadi
kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan arus pendek.
Cara kerjanya apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau
terjadihubungan arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan
memutuskan aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada
komponen yang lain.
Dioda
Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi
terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode
sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas
tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai
sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif
sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagi
saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif
sedangkan katode mendapatkan tegangan positif). Kondisi tersebut terjadi
hanya pada diode ideal-konseptual. Pada diode faktual (riil), perlu
tegangan lebih besar dari 0,7V (untuk diode yang terbuat dari
bahan silikon) pada anode terhadap katode agar diode dapat
menghantarkan arus listrik. Tegangan sebesar 0,7V ini disebut
sebagai tegangan halang (barrier voltage). Diode yang terbuat dari
bahan Germanium memiliki tegangan halang kira-kira 0,3V.
Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus
yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang
melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat
penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian
rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya.
Transformator (Trafo)
Sebuah transformator (atau yang lebih dikenal dengan nama trafo)
adalah suatu alat elektronik yang memindahkan energi dari satu sirkuit
elektronik ke sirkuit lainnya melalui pasangan magnet. Biasanya dipakai
untuk mengubah tegangan listrik dari tinggi ke rendah dan berarti juga
mengubah arus listrik dari rendah ke tinggi.
Motor Listrik
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan
merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk,
misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan digunakan juga pada
peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas angin).
Lampu
Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata
“lampu” dapat juga berarti bola lampu.
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan foton. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut
menghalangi oksigen di udara dari berhubungan dengannya sehingga
filamen tidak akan langsung rusak akibatteroksidasi.
Salah satu kelebihan lampu pijar adalah dapat dihasilkannya lampu
pijar dalam berbagai besar voltase, dari puluhan hingga ratusan volt,
namun karena energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk
menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan
sumber cahaya buatan lainnya, maka secara bertahap lampu pijar mulai
digantikan lampu pendar, LED, dan lain-lain.
1.2 Pentingnya Pengetahuan tentang Material Listrik
Pengetahuan tentang material listrik sangat penting untuk diketahui. Hal
ini karena menyangkut keselamatan kita dalam berkecimpung didunia listrik.
Hal-hal yang perlu diketahui tentang material listrik yaitu jenis bahan dan
sifat bahan, agar dapat :
1. Memperlakukan atau memanfaatkan bahan sebaik-baiknya.
Maksudnya menggunakan bahan seefisien mungkin dan tetap pada
suatu batasan-batasan keamanan yang sesuai.
2. Mengetahui batasan aman bahan.
1.3 Pengenalan Sifat Bahan
Saat ini semakin banyak industri maupun rumah tangga memakai
peralatan-peralatan yang canggih, hal ini tentu saja terkait dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi bahan/material. Sebagai contoh; semua
produk industri apa saja, baik industri berat, maupun ringan dan industri
rumah tangga terdapat bermacam-macam jenis bahan yang digunakan, ada
logam, plastik, karet, kayu dan bahan-bahan olahan lainnya. Untuk itu
seorang sarjana/ahli harus mengetahui sifat bahan/material selama proses
pembentukan dan karakteristiknya dalam masa pemakaian, seperti
antara lain sifat mekanis, ketahanan dan kestabilan elektriknya, ketahanan
termal serta kimia dan lain-lain.
Perkembangan yang sangat cepat dari ilmu pengetahuan dengan
penemuan-penemuan barunya akan sangat mempengaruhi bentuk suatu
produk, misalnya:
Sifat Mekanis
Bahan yang telah diproduksi menjadi suatu bentuk tertentu
mempunyai beberapa sifat, seperti kekuatan, kekerasan, keuletan,
ketangguhan, daya hantar listrik dan lain-lain.
Untuk seorang ahli/perencana dapat menetapkan
persyaratan/karakteristik yang harus dipenuhi seperti misalnya sifat-sifat
mekanik dari bahan yang akan digunakannya. Apabila bahan/material
mengalami deformasi, maka artinya terjadi perubahan bentuk karena
bahan menerima gaya. Ada beberapa bentuk deformasi antara lain:
Deformasi elastis: perubahan bentuk dari bahan yang mampu
kembali ke bentuk semula, tanpa perpindahan atom yang bersifat
permanent. Atau elastisitas juga dapat dijelaskan sebagai
pemulihan kembali secara utuh dari perubahan bentuk, setelah
tekanan (stress) yang menyebabkan perubahan bentuk tersebut
dihilangkan. Tidak ada material yang dapat memperlihatkan
elastisitas yang sempurna untuk semua tingkatan besarnya tekanan,
mulai dari penerapan awal tekanan sampai dengan terjadinya
perpatahan.
Beberapa material seperti baja, elastis pada tekanan yang sangat besar,
tetapi menjadi tidak elastis bila besarnya tekanan melebihi/melewati
batas tertentu. Adapun contoh lain adalah besi tuang atau beton relative
tidak elastis sebesar apapun tekanan yang diberikan. Elastisitas sebuah
material masih memungkinkan untuk diubah dengan cara menaikkan
temperatur.
Deformasi plastis: perubahan bentuk permanen akibat
adanya perpindahan atom yang bersifat permanen. Plastisitas dapat
juga dijelaskan sebagai kemampuan material untuk menahan perubahan
bentuk permanen tanpa mengalami patah/putus. Unsur waktu masuk
dalam perubahan plastik, karena suatu material dalam batas-batas
perubahan plastiknya dapat mengalami perubahan tegangan di bawah
tekanan yang berkelanjutan.
Dimana :
lf : panjang final
l0 : panjang sebenarnya
Sifat/karakteristik termal
Untuk mengetahui sifat termal suatu bahan maka perlu dibedakan
antara temperatur/suhu dengan kandungan kalor. Temperatur/suhu adalah
tinggi rendahnya (level) termal dari suatu aktivitas, sedangkan kandungan
kalor adalah besarnya energi termal, tetapi keduanya berkaitan
dengan kapasitas kalor.
Muai panas; adalah pemuaian yang biasanya dialami oleh bahan yang
dipanaskan sehingga ada peningkatan getaran atom-atom. Pemuaian
ini dapat mengakibatkan pertambahan panjang ΔL.
ΔL/L = αL ΔT
ΔL/ ΔL = αv ΔT
Daya hantar panas; perambatan panas melalui benda padat biasanya
terjadi karena konduksi. Koefisien daya hantar panas k adalah
konstanta yang menghubungkan aliran panas Q dengan gradient suhu
ΔT/ Δx.
Koefisien daya hantar panas juga bergantung pada suhu, akan tetapi
berlainan dengan koefisien muai panas. Naiknya suhu yang tinggi
terhadap suatu bahan, maka akan terjadi perubahan susunan atom
yang mengiringi pencairan, dan pengaturan kembali susunan atom-
atom yang diakibatkan perubahan suhu akan menyebabkan daya
hantar panas terganggu.
ρ = tahanan jenis
L = penjang bahan/material
dan
♣ Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-
menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan
elektron) dengan ion positif logam.
♣ Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat
direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam
sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya
tidak terputus.
♣ Penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron
valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini
terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.
♣ Panjang
♣ Rantai
♣ Percabangan
♣ Nilon adalah jenis Polimer yang merupakan salah satu bahan serat
sintetis yang cukup kuat dan banyak digunakan sebagai bahan
sandang, pakaian.
Keramik
Keramik merupakan suatu seni dan pengetahuan dalam membuat
dan menggunakan hasil padat yang sebahagian besar komponennya ialah
bahan non organik yang bukan logam.
Dalam industri otomotif modern, keramik telah di gunakan sejak
berpuluh-puluh tahun yang lalu, yaitu untuk menghasilkan ignition park di
dalam proses pembakaran otomotif. Keramik juga berfungsi sebagai
isolator listrik. Dewasa ini bahan keramik menjadi bahan yang penting di
dalam mesin. Karena sifatnya yang kuat dan dapat merintangi kehausan
pada temperatur yang tinggi.
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya untuk
digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk :
♣ Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
♣ Tahan korosi.
♣ Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor,
bahkan superkonduktor.
♣ Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik.
♣ Keras dan kuat maupun rapuh.
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas,
koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas
bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari
lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain
dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi.
Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik
lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural
yang menarik. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni
kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang
sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila bahan ini digunakan untuk
aplikasi struktural.
Perbedaan dan kelebihan diantara keramik dengan logam dan
bahan polimer adalah seperti berikut:
♣ Keramik: Bahan bukan organic (bukan metalik), keras, kuat,
tidak bertindak balas dengan bahan kimia, titik cair tinggi.
♣ Logam: Bahan-bahan organic (metalik), kekerasan dan kekuatan
berbeda-beda, tidak stabil terhadap bahan kimia, Titik cair
berbeda-beda.
♣ Polimer: Bahan organik, kebiasaan lembut dan lemah, tidak
stabil terhadap bahan kimia, temperatur cair rendah.
Komposit
♣ Serat ( fiber )
Sebagai unsur utama pada komposit
Menentukan karakteristik bahan komposit, seperti kekuatan,
kekauan, daan sifat mekanik lainnya.
Menahan sebagian besar gaya yang bekerja pada material
komposit.
Bahan yang dipilih harus kuat dan getas, seperti carbon,
glass, boron, dll.
♣ Matrik ( resin )
Melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan
baik.
Bahan yang dipilh bahan yang lunak.
Dari pengertian di atas dan unsur-unsur utamanya, maka dapat
diamati bahwa sebagian besar struktur alami yang terdapat di alam
adalah dalam bentuk komposit, contohnya :
♣ Daun padi
Terdiri dari serat daun yang dibungkus oleh matrik
yaitu lychin.
♣ Batang bambu
Sifat Fisik
Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri),
dimana pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula.
Isi akan bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan
sebaliknya benda akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat
benda tetap , maka kepadatan benda akan bertambah, sehingga dapat
disimpulkan sebagai berikut :
♣ Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan
berkurang.
♣ Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah.
♣ Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan
panas.
Sifat kimia
Berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat
dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri
dengan sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya
reaksi kimia dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi.
Sedangkan reaksi kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman.
Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan
informasi spesifikasi bahan. Melalui pengujian tarik akan diperoleh
besaran-besaran kekuatan tarik, kekuatan mulur, perpanjangan, reduksi
penampang, modulus elastis, resilien, keuletan logam, dan lain-lain. Selain
sifat-sifat tersebut dengan tidak secara terlalu teknis, perlu diperhatikan
kekerasan (hardness) dan kemampuan menahan goresan (abrasion).
Contoh sifat fisis yang sering diperlukan adalah berat jenis, titik lebur, titik
didih, titik beku, kalor lebur, dan sebagainya. Juga sifat perubahan volume,
wujud, dan panjang terhadap perubahan suhu. Perkaratan adalah contoh
sifat bahan akibat reaksi kimia; reaksi antara logam dengan oksigen yang
ada di udara. Sifat kimia juga termasuk sifat bahan yang beracun,
kemungkinan mengadakan reaksi dengan garam, asam, dan basa. intisari
Selain bahan penyekat atau isolator di atas, ada bahan lain yang
juga banyak digunakan dalam teknik ketenagalistrikan yaitu bahan
penghantar atau sering dinamakan dengan istilah konduktor. Suatu bahan
listrik yang akan dijadikan penghantar, juga harus mempunyai si fat-sifat
dasar penghantar itu sendiri seperti: koefisien suhu tahanan, daya hantar
panas, kekuatan tegangan tarik dan lain-lain. Disamping itu juga
penghantar kebanyakan menggunakan bentuk padat seperti tembaga,
aluminium, baja, seng, timah, dan lain-lain. Untuk keperluan komunikasi
sekarang banyak digunakan bahan penghantar untuk media transmisi
telekomunikasi yaitu menggunakan serat optik.
Erat kaitannya dengan keperluan pembangkitan energi listrik, yaitu
suatu bahan magnetik yang akan dijadikan sebagai medium untuk konversi
energi, baik dari energi listrik ke energi mekanik, energi mekanik ke
energi listrik, energi listrik menjadi energi panas atau cahaya, maupun dari
energi listrik menjadi energi listrik kembali. Bahan magnetik ini tentunya
harus memenuhi sifat-sifat kemagnetan, dan parameter-parameter untuk
dijadikan sebagai bahan magnet yang baik. Dalam pemilihan bahan
magnetik ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.
Suatu bahan yang sekarang lagi ngetren dan paling banyak sedang
dilakukan riset-riset di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu bahan
semi konduktor. Berkembangnya dunia elektronika dan komputer saat ini
adalah merupakan salah satu peranan dari teknologi semi konduktor.
Bahan ini sangat besar peranannya pada saat ini pada berbagai bidang
disipilin ilmu terutama di bidang teknik elektro seperti teknologi
informasi, komputer, elektronika, telekomunikasi, dan lain -lain. Berkaitan
dengan bahan semi konduktor, pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi
dua macam yaitu semi konduktor dan super konduktor.
Berkali-kali, masalah bahan adalah salah satu dari memilih bahan yang
tepat dari ribuan yang tersedia. Ada beberapa kriteria yang menjadi dasar
keputusan akhir biasanya didasarkan. pertama-tama, kondisi pelayanan di
harus ditandai, untuk ini akan menentukan sifat material yang dibutuhkan.
Hanya pada kesempatan langka melakukan proses bahan kombinasi
maksimum atau ideal properti. Oleh karena itu mungkin perlu untuk trade off
satu karakteristik yang lain. Contoh klasik melibatkan kekuatan dan daktilitas.
Normal, bahan yang memiliki kekuatan tinggi akan hanya memiliki daktilitas
terbatas. Dalam kasus seperti kompromi yang masuk akal antara dua atau
lebih sifat mungkin diperlukan.
Yang lebih akrab seorang insinyur atau ilmuwan yang dengan berbagai
karakteristik dan hubungan struktur properti, serta teknik pengolahan semakin
mahir dia akan membuat pilihan bijaksana bahan yang didasarkan pada
kriteria.
- Sifat mekanik.
- Sifat fisik.
- Sifat teknologi
a. Sifat Mekanik
Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting
yang mendasari pemilihan bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik
dapat diartikan sebagai respon atau perilaku material terhadap
pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan
keduanya. Dalam prakteknya pembebanan pada material terbagi dua yaitu
beban statik dan beban dinamik.Perbedaan antara keduanya hanya pada
fungsi waktu dimana beban statik tidak dipengaruhi oleh fungsi waktu
sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi waktu.
Untuk mendapatkan sifat mekanik material, biasanya dilakukan
pengujian mekanik. Pengujian mekanik pada dasarnya bersifat
merusak (destructive test), dari pengujian tersebut akan dihasilkan kurva
atau data yang mencirikan keadaan dari material tersebut.
Setiap material yang diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil atau
spesimen. Spesimen pengujian dapat mewakili seluruh material apabila
berasal dari jenis, komposisi dan perlakuan yang sama. Pengujian yang
tepat hanya didapatkan pada material uji yang memenuhi aspek ketepatan
pengukuran, kemampuan mesin, kualitas atau jumlah cacat pada material
dan ketelitian dalam membuat spesimen. Sifat mekanik tersebut meliputi
antara lain: kekuatan tarik, ketangguhan, kelenturan, keuletan, kekerasan,
ketahanan aus, kekuatan impak, kekuatan mulur, kekeuatan leleh dan
sebagainya.
Sifar-sifat mekanik material yang perlu diperhatikan:
- Tegangan yaitu gaya diserap oleh material selama
berdeformasi persatuan luas.
- Regangan yaitu besar deformasi persatuan luas.
- Modulus elastisitas yang menunjukkan ukuran kekuatan
material.
- Kekuatan yaitu besarnya tegangan untuk mendeformasi
material atau kemampuan material untuk menahan
deformasi.
- Kekuatan luluh yaitu besarnya tegangan yang dibutuhkan
untuk mendeformasi plastis.
- Kekuatan tarik adalah kekuatan maksimum yang
berdasarkan pada ukuran mula.
- Keuletan yaitu besar deformasi plastis sampai terjadi patah.
- Ketangguhan yaitu besar energi yang diperlukan sampai
terjadi perpatahan.
- Kekerasan yaitu kemampuan material menahan deformasi
plastis lokal akibat penetrasi pada permukaan.
b. Sifat Fisik
Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat
fisik.Sifat fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan
disebabkan oleh pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan
dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah pada struktur material. Sifat
fisik material antara lain : temperatur cair, konduktivitas panas dan panas
spesifik.
Struktur material sangat erat hubungannya dengan sifat mekanik.
Sifat mekanik dapat diatur dengan serangkaian proses perlakukan fisik.
Dengan adanya perlakuan fisik akan membawa penyempurnaan dan
pengembangan material bahkan penemuan material baru.
c. Sifat Teknologi
Selanjutnya sifat yang sangat berperan dalam pemilihan material
adalah sifat teknologi yaitu kemampuan material untuk dibentuk atau
diproses. Produk dengan kekuatan tinggi dapat dibuat dibuat dengan
proses pembentukan, misalnya dengan pengerolan atau penempaan.
Produk dengan bentuk yang rumit dapat dibuat dengan proses pengecoran.
Sifat-sifat teknologi diantaranya sifat mampu las, sifat mampu cor, sifat
mampu mesin dan sifat mampu bentuk.Sifat material terdiri dari sifat
mekanik yang merupakan sifat material terhadap pengaruh yang berasal
dari luar serta sifat-sifat fisik yang ditentukan oleh komposisi yang
dikandung oleh material itu sendiri.
BAB II
KISI KRISTAL
A. KISI KRISTAL
Kisi kristal terdiri dari kisi Bravais dan non Bravais, kisi Bravais seluruh
titik kisi adalah ekuivalen, oleh karenanya seluruh atom dalam kristal sama
jenisnya. Sedangkan dalam kisi non Bravais terdapat titik-titik kisi yang tidak
ekuivalen. Seperti diperlihatkan pada Gambar 1.1 kisi tempat A, B, C adalah
ekuivalen satu sama lain, sedangkan tempat A’, B’, C’ juga ekuivalen satu
sama lain. Tetapi dua tempat, A dan A’ adalah titik ekuivalen. Atom pada A
dapat sama atau tidak dengan atom pada A’. Misalnya dua atom H atau atom
H dan Cl.
B.
1. IKATAN IONIK
Pada ikatan ionik, sebuah atom memberikan atau menerima satu atau
beberapa elektron dari atom lain sehingga atom-atom itu masing-masing
menjadi ion. Ion-Ion ini akan mengikat satu sama lain dengan gaya
elektrostatik atau gaya Coloumb. Dua jenis struktur dalam kristal ionik,
yaitu NaCl dengan struktur fcc dan CsCl dengan struktur bcc.
Pada molekul NaCl, ion Na mengikat diri pada ion Cl. Bagaimana
atom Na dapat menjadi Na+ dan atom Cl menjadi ion Cl- dalam kristal
garam dapur? Setiap atom cenderung ingin memiliki konfigurasi elektron
seperti gas mulia yang sangat stabil, yaitu dengan kulit luar tertutup atau
sub kulit penuh. Maka atom 11Na dan 17Cl yang mempunyai konfigurasi
elektron:
11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
2. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen terjadi pada kristal Ge, Si, Sn dan intan. Disini tidak ada
pihak yang menyerahkan elekron, yang ada adalah saling bertukar atau
meminjamkan elektron. Dalam kristal germanium, silicon, timah dan intan
setiap atomnya memiliki 4 tetangga terdekat yang secara bersama-sama
membentuk limas bersisi empat beraturan (tetrahedron beraturan).
Kristal intan tersusun atas atom-atom karbon C yang ingin memperoleh
struktur seperti gas mulia Ne. Oleh karena itu C memerlukan 4 elektron
lagi di kulit terluarnya. Kekurangan elektron tersebut dipenuhi dengan
menggunakan bersama 4 elektron dari 4 karbon yang lain. Kristal dengan
jenis ikatan ini menjadi sangat kuat sehingga mempunyai titik lebur tinggi.
C. IKATAN LOGAM
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan
bersama electron elektron valensi antara tomatom logam. Contoh: logam besi,
seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah
satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori
lautan elektron. Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron
valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat
kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain.
Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi
dari setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+
membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2 e–),
maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron
bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.
1. Ciri Ikatan Logam
Atom-atom logam bisa diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal
rapat satu sama lain.
Atom logam memiliki sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah
untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak
tempat kosong) sehingga elektron bisa berpindah dari 1 atom ke atom lain.
Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron
valensi logam mengalami suatu delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana
elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi
senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang
menyelimuti ion-ion positif logam.
Perlu diingat kembali bahwa ikatan logam adalah suatu kekuatan utama
yang menyatukan atom-atom logam. Ikatan logam adalah akibat dari adanya
tarik menarik muatan positif dari logam dan muatan negatif dari elektron
yang bergerak bebas.
Sifat-sifat logam tidak bisa dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan
kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak bisa mengantarkan listrik
pada fase padatan, dan senyawa ionik sifatnya rapuh (berlawanan dengan sifat
logam). dan; Atom dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga
elektron valensi. Dengan demikian atom tersebut tidak dapat membentuk
ikatan kovalen. Senyawa kovalen adalah penghantar listrik yang buruk dan
umumnya berupa cairan (dengan sifat berkebalikan dengan pembentukan
logam). Dengan demikian, logam membentuk model ikatan yang berbeda.
Pada ikatan logam terjadi proses saling meminjamkan elektron, hanya saja
jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron valensinya
(elektron yang berada pada kulit terluar) ini tidak hanya antara dua melainkan
beberapa atom tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom
menyerahkan elektron valensi untuk dipakai bersama, dengan demikian akan
ada ikatan tarik menarik antara atom-atom yang saling berdekatan.
Jarak antar atom ini akan tetap sama, maksudnya bila ada atom yang bergerak
menjauh maka gaya tarik menarik akan menariknya kembali ke posisi semula
dan jika bergerak terlalu mendekat maka akan timbul gaya tolak menolak
karena inti-inti atom berjarak terlalu dekat padahal muatan listriknya sama
sehingga kedudukan atom relatif terhadap atom lain akan tetap.
Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terletak beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk kabut
elektron. Dalam logam, orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu
menjadi suatu sistem terdelokalisasi yang merupakan dasar pembentukan
ikatan logam. Delokalisasi adalah suatu keadaan dimana elektron valensi
tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari
satu atom ke atom lain.
Ikatan van der walls adalah gaya tarik menarik antarmolekul (antar kutub)
dalam senyawa yang berikatan kovalen. Gaya ini merupakan gaya
antarmolekul yang sangat lemah Mencakup interaksi dipole – dipole (pada
senyawa polar) dan interaksi dipole terimbas/terinduksi (pada senyawa polar
dan non polar). Sedangkan interaksi dipole sementara (pada senyawa non
polar) biasa disebut dengan gaya dispersi London.
Pada ikatan Van der walls dibagi menjadi 2 bagian yaitu gaya London dan
gaya tarik dipol
1. Gaya London
Gaya London ditemukan oleh Fisikawan Jerman yang bernama
Fritz London. Gaya London (gaya dispersi) merupakan gaya tarik
menarik antar molekul nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang
ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital lain
membentuk dipol sesaat. Gaya London mengakibatkan molekul nonpolar
bersifat agak polar.
Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat
mengimbas ke molekul sekitarnya disebut polarisabilitas. Polariabilitas
berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Jika
massa molekul relatif semakin besar maka molekul semakin mudah
mengalami polarisasi sehingga gaya London semakin kuat. Dengan massa
molekul relatif yang sama besar molekul yang bentuknya panjang lebih
mudah mengalami polarisasi dibandingkan dengan molekul yang kecil,
kompak dan simetris. Semakin mudah mudah molekul mengalami
polarisasi semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena itu jika
masa molekul relatif zat semakin besar maka titik didih dan titik lelehnya
semakin tinggi.
Namun gaya London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang
molekulnya hanya mengalami tarik menarik berdasarkan gaya London
saja maka titik didih dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan zat lain
yang mengalami tarik-menarik tidak hanya berdasarkan gaya London saja
(Mr hampir sama).
2. Gaya Tarik Dipol
Gaya Tarik Dipol adalah suatu molekul – molekul polar
yang cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekati kutub
positif dari suatu molekul dengan kutub negatif molekul yang lain.
Semakin besar momen dipol yang dimiliki oleh suatu senyawa,
semakin besar gaya tarik menarik dipol yang dihasilkan. Gaya ini lebih
kuat dibandingkan dengan gaya London. Oleh karena itu, molekul yang
mengalami gaya tarik dipol memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih
tinggi daripada molekul yang mengalami gaya London (Mr hampir sama).
Gaya Tarik dipol terdiri atas 5 jenis yang berbeda antara lain :
Gaya Dipol – Dipol
Gaya ini akan terjadi jika sesama senyawa kovalen
polar saling berinteraksi. Senyawa kovalen polar memiliki
2 dipol yaitu dipol positif (δ+) dan dipol negatif (δ–).
Interaksi antara dipol (-) dari satu molekul dengan dipol
(+) dari satu molekul yang lain akan menimbulkan gaya
tarik yang relatif lemah.
Kekuatan gaya tarik dipol – dipol ini akan semakin
besar jika molekul – molekul mengalami penataan dengan
ujung (+) suatu molekul mengarah keujung (-) dari molekul
yang lain.
Gaya Dipol Sesaat.
Jenis gaya ini umumnya dimiliki oleh senyawa
kovalen nonpolar. Berbeda dengan senyawa kovalen polar,
senyawa kovalen nonpolar tidak memiliki dipole. Gaya ini
terjadi akibat adanya pergerakan elektron mengelilingi inti
atom secara acak, sehingga pada suatu saat elektron –
elektron tersebut akan mengumpul pada salah satu sisi atom
dari molekul. Dipol yang terjadi ini akan segera menghilang
atau berpindah tempat (sisi) seiring dengan berputarnya
elektron.
Gaya Dipol – Dipol Terinduksi (gaya imbas)
Jika suatu molekul polar berdekatan dengan
molekul nonpolar maka molekul polar dapat menginduksi
molekul nonpolar, akibatnya molekul nonpolar tersebut
akan memiliki dipol terinduksi / dipol sesaat karena
elektron – elektronnya akan mengumpul pada salah satu sisi
molekul ( terdorong atau tertaik ).
Gaya dipol – dipol terinduksi (gaya imbas) adalah
suatu dipol dari molekul polar akan saling tarik menarik
dengan dipol terinduksi dari molekul nonpolar.
Gaya Ion – Dipol
Gaya jenis ini terjadi antara senyawa ion dan
senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam senyawa
kovalen polar, senyawa ion ini akan terionisasi menjadi
kation dan anion. Kation akan tarik-menarik dengan dipol
negatif sedangkan anion akan tarik-menarik dengan dipol
positif.
Gaya Ion – Dipol Sesaat
Mekanisme terjadinya gaya ini dikarenakan
kombinasi dari proses terjadinya gaya dipol – dipol
terinduksi dengan gaya ion – dipole. Jika ion dari senyawa
ion berdekatan dengan molekul nonpolar maka ion tersebut
dapat menginduksi dipol molekul nonpolar. Dipol
terinduksi molekul nonpolar yang dihasilkan akan berikatan
dengan ion.
Jenis gaya seperti ini memegang peranan penting dalam sirkulasi darah di
dalam tubuh. Ion Fe2+ dalam haemaglobin akan mengalami gaya ion – dipol
sesaat dengan molekul O2. Kation Fe2+ akan menginduksi molekul O2 yang
bersifat nonpolar, kemudian dipol terinduksi yang dihasilkan akan berikatan
dengan kation Fe2+.
E. IKATAN HIDROGEN
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom
hidrogen yang terikat dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan
pasangan elektron bebas dari atom sangat elektronegatif lainnya. Ikatan ini
muncul sebagaimana ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat sangat polar, di
mana muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada atom
elektronegatif (N, O, atau F).
Sifat fisis seperti titik lebur dan titik didih sangat dipengaruhi oleh gaya
interaksi antar-molekul. Adanya ikatan hidrogen sebagai gaya interaksi
antar-molekul yang paling kuat memberikan pengaruh yang signifikan
pada titik didih beberapa senyawa hidrida biner dari unsur-unsur golongan
IVA hingga VIIA. Berikut grafik yang menunjukkan titik didih dari
senyawa-senyawa biner hidrogen dan unsur golongan IVA hingga VIIA.
Titik didih dari senyawa hidrida unsur golongan IVA (CH4, SiH4,
GeH4, dan SnH4, seluruhnya nonpolar) meningkat dari atas ke bawah
golongan (dari C ke Sn). Hal ini dapat dimengerti sebagai akibat dari
adanya polarisabilitas dan gaya dispersi London secara umum meningkat
seiring dengan bertambahnya massa molekul. Senyawa-senyawa hidrida
dari golongan VA, VIA, dan VIIA secara umum juga mengikuti pola
kenaikan titik didih yang sama, namun khusus untuk senyawa NH 3, H2O,
dan HF titik didihnya jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Pada air, satu molekul air dapat berikatan hidrogen dengan empat
molekul air lain di sekitarnya dalam susunan tetrahedral seperti terlihat
dalam gambar (a) di bawah. Pada es, molekul-molekul air berikatan
hidrogen dalam struktur susunan yang kaku namun lebih terbuka. Struktur
yang lebih terbuka (berongga) pada es seperti terlihat pada gambar (b)
mengakibatkan es memiliki densitas (massa jenis) yang lebih kecil. Ketika
es melebur, sebagian ikatan hidrogen putus. Hal ini menyebabkan
molekul-molekul air dapat tersusun lebih rapat sehingga densitasnya
meningkat seperti terlihat pada gambar (c). Dengan kata lain, jumlah
molekul H2O per satuan volum dalam wujud cair lebih banyak dibanding
dalam wujud padat.
STRUKTUR KRISTAL
namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor penting yang menentukan
terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom. Secara ideal, susunan
polihedra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan terjadinya energi
per satuan volume yang minimum. Keadaan tersebut dicapai jika:
1. Kenetralan listrik terpenuhi,
2. Sistem kristal
Unsur grup VII. Atom Cl [Ne] 3s2 3p5, Br [Ar] 4s2 4p5, J [Kr] 4d10
5s2 5p5, memuat 7 elektron di kulit terluarnya (tingkat energi
terluar). Oleh karena itu pada umumnya mereka berikatan dengan
hanya 1 atom dari elemen yang sama membentuk molekul diatomik
(Cl2, Br2, J2); dengan ikatan ini masing-masing atom akan memiliki
konfigurasi gas mulia, delapan elektron di kulit terluar. Molekul-
molekul diatomik tersebut berikatan satu dengan yang lain melalui
ikatan sekunder yang lemah, membentuk kristal. Karena ikatan
antar molekul yang lemah ini maka titik-leleh mereka rendah.
Unsur grup VI. Atom S [Ne] 3s2 3p4, Se [Ar] 3d10 4s2 4p4, Te [Kr]
4d10 5s2 5p4, memiliki 6 elektron di kulit terluarnya. Setiap akan
mengikat dua atom lain untuk memenuhi konfigurasi gas mulia
dengan delapan elektron di kulit terluar masing- masing. Ikatan
semacam ini dapat dipenuhi dengan membentuk molekul rantai
spiral atau cincin di mana setiap atom berikatan dengan dua atom
yang lain dengan sudut ikatan tertentu. Molekul rantai spiral atau
cincin ini berikatan satu sama lain dengan ikatan sekunder yang
lemah membentuk kristal. Contoh ikatan telurium yang membentuk
spiral diberikan pada Gambar 2.5. Satu rantaian spiral ikatan Te
bergabung dengan spiral Te yang lain membentuk kristal
hexagonal.
Unsur Grup V. Atom P [Ne] 3s2 3p3, As [Ar] 3d10 4s2 4p3, Sb
[Kr] 4d10 5s2 5p3, dan Bi [Xe] 4f 14
5d10 6s2 6p3 memiliki 5
elektron di kulit terluarnya dan setiap atom akan berikatan dengan
tiga atom lain dengan sudut ikatan tertentu. Atom-atom berikatan
membentuk lapisan bergelombang dan lapisan-lapisan ini
berikatan satu dengan lainnya melalui ikatan yang lemah.
ikatan antar bidang lebih bersifat ikatan metal. Oleh karena itu grafit
lebih mudah mengalirkan arus listrik dan panas pada arah sejajar
dengan bidang ini dibandingkan dengan arah tegak lurus.
8. Kristal Ionik
Walau sangat jarang ditemui kristal yang 100% ionik, namun beberapa
kristal memiliki ikatan ionik yang sangat dominan sehingga dapat
disebut sebagai kristal ionik. Contoh: NaCl, MgO, SiO2, LiF. Dalam
kristal ionik, polihedra anion (polihedra koordinasi) tersusun sedemikian
rupa sehingga tercapai kenetralan listrik dan energi ikat per satuan
volume menjadi minimum, seimbang dengan terjadinya gaya tolak antar
muatan yang sejenis. Gaya tolak yang terbesar terjadi antar kation
karena muatan listriknya terkonsentrasi dalam volume yang kecil; oleh
karena itu polihedra koordinasi harus tersusun sedemikian rupa sehingga
kation saling berjauhan. Jika polihedra koordinasi berdimensi kecil, di
mana anion mengelilingi kation bermuatan besar, maka polihedra
haruslah terhubung sudut ke sudut agar kation saling berjauhan;
hubungan sisi ke sisi sulit diharapkan apalagi hubungan bidang ke
bidang.
Jika bilangan koordinasi besar dan muatan kation kecil, atom-atom
bisa tersusun lebih rapat yang berarti hubungan sisi ke sisi bahkan
bidang ke bidang antar polihedron koordinasi bisa terjadi, tanpa
menyebabkan jarak antar kation terlalu dekat. Kation membentuk
polihedra koordinasi kation berbentuk oktahedron, tetrahedron tegak,
ataupun tetrahedron terbalik. Pada
kristal dengan karakter ionik yang sangat dominan, posisi
kation yang menempati sebagian dari ruang sela yang tersedia
adalah sedemikian rupa sehingga terjadi jarak antar kation rata-
rata menjadi maksimal. Pada kristal yang tidak murni ionik,
ikatan kovalen atau metal menentukan juga posisi-posisi ion.
DAFTAR PUSTAKA
Teknik Elektro UNRAM 2011. “Materi/Bahan Teknik Listrik”.
http://elektro-unram2011.blogspot.co.id/2012/07/materi-bahan-teknik-listrik-ilmu-
bahan.html
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/bab5-8-sm.pdf