Anda di halaman 1dari 92

BAB I

MATERIAL

A. MATERIAL DAN PERKEMBANGANNYA


1.1 Perspektif Sejarah Fisika Material
Matrial dalam kehidupan kita ternyata lebih mendalam dari pada yang
yang disadari orang-orang di sekitar kita, transportasi, perumahan, pakaian,
komunikasi, rekreasi dan prodiksi makanan hampir setiap segmen kehidupan
kita sehari-hari dipengaruhi satu derajat materi,secara historis perkembangan
dan kemauan masyarakat sangat terkait dengan kemampuan manusian untuk
memproduksi dan memanipulaasi bahan yang dijadikan sebagai kebutuhan-
kebutuhan mereka,kenyataanyan peradaban awal telah telah ditunjuk oleh
mereka yang hidup di zaman terdahulu (zaman batu,zaman perunggu,zaman
besi),manusia terdahulumemiliki akses material yang terbatas.mereka hanya
mengambil material yang berasal dari alam saja,contohnya seperti
batu,kayu,tahan liat,kulit dan sebagaianya,sampai akhirnya mereka
menemukan cara atau teknik untuk memproduksi bahan-bahan baru yang
lebih bermanfaat termasuk tembikar dan berbagai macam logam.selanjutnya
ditemukanbahwa sifat-sifat suatau material dapat diubah oleh kapasitas termal
dandengn penambahaan zat lai.pada titik ini,pemanfaatan material benar-
benar proses seleksi bukanset terbatas bahan yang paling cocok untuk aplikasi
berdasarkan karakteristiknya. Tidak sampai baru-baru ini, para ilmuwan
mulai mengerti hubungan antara elemen struktur materialdan sifat-sifatnya.
Pengetahuan ini, diperoleh selama sekitar 100 tahun terakhir,
telahdiberdayakan mereka untuk fashion, untuk tingkat besar, karakteristik
material. Dengandemikian, puluhan ribu material yang berbeda telah
berevolusi dengan karakteristik yang agakterspesialisasi memenuhi
kebutuhan masyarakat modern dan kompleks kita; ini termasuklogam, plastik,
gelas, dan serat.
Perkembangan teknologiyang membuat keberadaan kita begitu nyaman
telah terkait erat dengan aksesibilitas bahan yang sesuai,kemajuan dalam
pemahaman tipe material sring menjadi pelopor ke perkembangan bertahap
teknolog,misalnya,mobil tidak akan mungkin tampaketersediaan baja murah
atau penganti lain yang sebanding.dierakontemporer ini perangkat elektronik
canggih ini tergantung pada komponen yang terbuat dari apa yang disebut
bahan semi konduktor.
1.2 Material dan Teknik
Kadang-kadang berguna untuk membagi disiplin ilmu dan teknik material
ke dalam ilmumaterial dan subdisiplin rekayasa material. Secara tegas, ilmu
material melibatkan penyelidikan hubungan yang ada antara struktur dan sifat
material. Sebalikny, rekayasa material adalah merancang atau rekayasa
struktur material untuk menghasilkan set propertiyang telah ditentukan. 2 dari
perspektif fungsional, peran seorang ilmuwan material adalah untuk
mengembangkan atau mensintesis bahan baru, sedangkan insinyur material
dipanggiluntuk menciptakan produk atau sistem baru menggunakan bahan
yang ada dan untukmengembangkan teknik bahan pengolahan. Sebagian
besar lulusan dalam program materidilatih untuk menjadi ilmuwan bahan dan
insinyur material.Struktur pada titik ini adalah istilah samar yang layak
mendapat penjelasan. Singkatnya,struktur suatu material biasanya berkaitan
dengan pengaturan komponen-komponeninternalnya. Struktur subatomik
melibatkan elektron dalam atom individu dan interaksi dengannuklei mereka.
Pada tingkat atom, struktur meliputi organisasi atom atau molekul relatif
satusama lain. Alam struktural berikutnya yang lebih besar, yang berisi
kelompok-kelompok besaratom yang biasanya teraglomerasi bersama-sama,
disebut mikroskopis, yang berarti yangtunduk pada pengamatan langsung
menggunakan beberapa jenis mikroskop. Akhirnya, elemenstruktural yang
dapat dilihat dengan mata telanjang disebut makroskopik.Gagasan tentang
properti layak elaborasi. Sementara dalam penggunaan layanan, semuamateri
terkena rangsangan eksternal yang membangkitkan beberapa jenis respons.
Misalnya,spesimen yang mengalami gaya akan mengalami deformasi, atau
permukaan logam yangdipoles akan memantulkan cahaya. Sebuah properti
adalah sifat material dalam hal jenis dan besarnya respon terhadap stimulus
yang dikenakan khusus. Umumnya, definisi property dibuat independen dari
bentuk dan ukuran material
Hampir semua sifat penting dari material padat dapat dikelompokan ke
dalam enam kategori berbeda : mekanik, listrik, termal, magnetic, optic dan
deteriorative. Untuk masing-masing ada tipe karakteristik stimulus yang
mampu memprovokai Sifat mekanik menghubungkan deformasi dengan
beban atau gaya yang diterapkan; contohtermasuk modulus elastisitas
(kekakuan), kekuatan, dan ketangguhan. Untuk sifat listrik,seperti
konduktivitas listrik dan konstanta dielektrik, stimulus adalah medan listrik.
Perilakutermal padatan dapat diwakili dalam hal kapasitas panas dan
konduktivitas termal. Sifatmagnetik menunjukkan respons material terhadap
aplikasi medan magnet. Untuk sifat optik,stimulusnya adalah radiasi
elektromagnetik atau cahaya; indeks refraksi dan reflektifitasadalah sifat
optik yang representatif. Akhirnya, karakteristik deterioratif berhubungan
denganreaktivitas bahan kimia. Bab-bab berikut membahas properti yang
termasuk dalam masing-masing dari enam klasifikasi ini.
Selain struktur dan properti, dua komponen penting lainnya terlibat dalam
sains dan teknikmaterial yaitu pemrosesan dan kinerja. Berkaitan dengan
hubungan keempat komponen ini,struktur suatu material akan bergantung
pada bagaimana ia diproses. Selain itu, kinerja materiakan menjadi fungsi
dari propertinya. Dengan demikian, keterkaitan antara pemrosesan,struktur,
properti, dan kinerja sangat berkaitan satu sama lain. Di sepanjang teks ini
kamimenarik perhatian pada hubungan di antara keempat komponen ini
dalam hal desain, produksi,dan pemanfaatan bahan

Gambar 2.1, sebuah foto yang menunjukkan tiga spesimen disk tipis
ditempatkan diatas beberapa barang cetakan. Jelas bahwa sifat optik (yaitu,
transmisi cahaya) dari masing-masing tiga bahan berbeda; yang di
sebelah kiri adalah transparan (yaitu, hampir semua cahayayang dipantulkan
melewati itu), sedangkan disk di tengah dan di sebelah kanan, masing-
masing, tembus cahaya dan buram. Semua spesimen ini dari bahan yang
sama, aluminiumoksida, tetapi yang paling kiri adalah apa yang kita sebut
kristal tunggal yaitu memiliki tingkatkesempurnaan yang tinggi yang
menimbulkan transparansi. Yang pusat terdiri dari banyak dansangat kecil
kristal tunggal yang semuanya terhubung; batas-batas antara kristal-kristal
kecilini menyebarkan sebagian cahaya yang dipantulkan dari halaman yang
dicetak, yang membuat bahan ini secara optic
tembus cahaya. Akhirnya, spesimen di sebelah kanan disusun tidakhanya dari
banyak kristal kecil yang saling berhubungan, tetapi juga dari sejumlah besar
pori- pori yang sangat kecil atau ruang kosong. Pori-pori ini juga secara
efektif menyebarkan cahayayang dipantulkan dan membuat bahan ini
buram.Dengan demikian, struktur ketiga spesimen ini berbeda dalam hal
batas kristal dan pori- pori, yang mempengaruhi sifat transmitansi optik.
Selanjutnya, masing-masing bahan diproduksi menggunakan teknik
pemrosesan yang berbeda. Dan, tentu saja, jika transmitansioptik merupakan
parameter penting relatif terhadap aplikasi dalam-layanan utama,
kinerjasetiap material akan berbeda.

Tiga spesimen disk tipis aluminium oksida yang telah ditempatkan diatas
halaman dicetak untuk menunjukkan perbedaannya dalam karakteristik
cahayatransmisi. Disk di sebelah kiri transparan (yaitu, hampir semua cahaya
yangdipantulkan dari halaman melewati itu), sedangkan yang di tengah
tembus (yang berarti bahwa beberapa cahaya yang dipantulkan ini ditularkan
melalui disk). Disk disebelah kanan buram artinya, tidak ada cahaya yang
melewatinya. Perbedaan- perbedaan dalam sifat optik adalah konsekuensi dari
perbedaan struktur bahan-bahanini, yang telah dihasilkan dari cara bahan
diproses.
1.3 Klasifikasi Material
Bahan padat dikelompokkan ke dalam tiga kategori dasar: logam, keramik,
dan polimer.Skema ini terutama didasarkan pada susunan kimia dan struktur
atom, dan sebagian besarmaterial jatuh ke dalam satu pengelompokan yang
berbeda atau yang lain. Selain itu, ada komposit yang merupakan kombinasi
rekayasa dari dua atau lebih bahan yang berbeda. Kategori lain adalah
material canggih yang digunakan dalam aplikasi teknologi tinggi, seperti
semikonduktor, biomaterial, dan material tekniknano.
a. Logam
LogamBahan dalam kelompok ini terdiri dari satu atau lebih
elemen logam (misalnya, besi,aluminium, tembaga, titanium, emas,
dan nikel), dan sering juga unsur-unsur non-logam(misalnya, karbon,
nitrogen, dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil. Atom
dalamlogam dan paduannya disusun dengan sangat teratur (seperti
dibahas pada Bab 3), dandibandingkan dengan keramik dan polimer,
relatif padat. Berkenaan dengan karakteristikmekanik, bahan-bahan ini
relatif kaku dan kuat namun ulet (yaitu, mampu deformasi
dalam jumlah besar tanpa fraktur) dan tahan terhadap
fraktur yang menyumbang untuk digunakan secara luas dalam aplikasi
struktural. Material logam memiliki sejumlah besar elektron bebas;
yaitu, elektron-elektron ini tidak terikat pada atom-atom tertentu.
Banyaksifat-sifat logam yang secara langsung terkait dengan elektron-
elektron ini. Sebagai contoh,logam adalah konduktor listrik yang
sangat baik dan panas, dan tidak transparan terhadapcahaya tampak;
permukaan logam yang dipoles memiliki penampilan berkilau. Selain
itu, beberapa logam (yaitu, Fe, Co, dan Ni) memiliki sifat magnet yang
diinginkan. Gambar di bawah ini menunjukkan beberapa benda umum
dan familiar yang terbuat dari bahan logam.
b. Keramik
Keramik merupakan bahan yang terdiri atas logam dan nonlogam.
Keramik mengandungsenyawa oksida, nitrida, dan karbida.
Penggolongan berdasarkan klasifikasi ini jugatermasuk keramik yang
terdiri atas tanah liat, semen, dan gelas. Sifat dari material keramikini
adalah isolator terhadap panas dan listrik, resisten terhadap suhu tinggi
dan lingkunganyang keras dibanding dengan logam dan polimer.
Secara mekanis, sifat dari material iniadalah keras namun getas.
Beberapa contoh dari keramik dalam kehidupan sehari-hari
dapatditunjukkan oleh gambar di bawah ini

c. Polimer
Polimer termasuk bahan plastik dan karet yang terkenal. Banyak
dari polimer adalahsenyawa organik yang secara kimia didasarkan
pada karbon, hidrogen, dan unsur-unsurnon-logam lainnya (yaitu, O,
N, dan Si). Lebih jauh lagi, polimer memiliki struktur molekul yang
sangat besar, seringkali berbentuk rantai. Beberapa polimer umum dan
terkenaladalah polietilen (PE),nilon, (vinil klorida) (PVC) polikarbonat
(PC) polistiren (PS), dankaret silikon. Bahan-bahan ini biasanya
memiliki kepadatan rendah, sedangkankarakteristik mekanis mereka
secara umum berbeda dengan material logam dan keramik.Polimer
tidak sekaku atau sekuat jenis material lainnya. Namun, berdasarkan
kepadatan,kekakuan dan kekuatannya pada basis per massa sebanding
dengan logam dan keramik.Selain itu, banyak polimer sangat ulet dan
lentur (yaitu plastik), yang berarti mereka mudahdibentuk menjadi
bentuk kompleks. Secara umum, mereka relatif inert secara kimia. Satu
kelemahan utama pada polimer adalah kecenderungannya untuk
melunak dan/atau terurai pada suhu sedang ,yang dalam beberapa
hal,membatasi penggunaannya. Selanjutnya ,mereka meiliki
konduktivikasi listrik yang rendah dan bukan magnetic.berikut
beberapa contoh polimer yang dapat ditrmukan dalam kehidupan
sehari-hari.

Gambar2.4 Beberapa bendaumum yang terbut dari bahan


polimer:perlalatan makanan plastic(sendok,garpu dan pisau),bola
bliyar,helms sepeda,dadu roda mesin pemotong rumput,
d. Komposit
Komposit terdiri dari dua (atau lebih) komponen material yang
berasal dari kategori yangdibahas sebelumnya logam, keramik, dan
polimer. Tujuan desain komposit adalah untukmencapai kombinasi
properti yang tidak ditampilkan oleh bahan tunggal, dan juga
untukmenggabungkan karakteristik terbaik dari masing-masing
komponen bahan. Sebagian besar jenis komposit diwakili oleh
berbagai kombinasi logam, keramik, dan polimer selainitu,beberapa
bahan yang terbentuk secara alami adalah komposit misalnya, kayu
dan tulang. Namun, sebagian
besar yang dipertimbangkan dalam makalah adalah komposit sintetis(a
tau buatan manusia). Salah satu komposit yang paling umum dan biasa
adalah fiberglass,di mana serat kaca kecil tertanam dalam bahan
polimer (biasanya epoksi atau poliester).Serat kaca relatif kuat dan
kaku (tetapi juga rapuh), sedangkan polimer lebih fleksibel.Dengan
demikian, fiberglass relatif kaku, kuat dan fleksibel. Selain itu, ia
memilikikepadatan yang rendah. Bahan penting lainnya adalah
komposit serat karbon (CFRP). Seratkarbon yang tertanam dalam
polimer. Bahan-bahan ini lebih kaku dan lebih kuat dari bahanyang
diperkuat serat kaca, tetapi lebih mahal. Komposit CFRP digunakan
dalam beberapaaplikasi pesawat dan ruang angkasa, serta peralatan
olahraga berteknologi tinggi (misalnyaSepeda, klub golf, raket tenis,
dan ski/papan luncur) dan baru-baru ini di bumper mobil.

1.4 Material Lanjutan


Bahan yang digunakan dalam aplikasiteknologi tinggi(teknologi terbaru)
terkadangdi sebut bahan canggih,dengan teknologi tinggi berartiperangkat
atau produk yang beroperasi berfungdi dengan mnggnakan prinsip-prinsip
yang ruit dan canggih.contohnya termasuk perlalatan
elektronik(camcorder,pemutar CD/DVD,dll) computer,system saat optic
pesawat ruang angkasa,pesawat terban dan roket militer.materi canggih ini
biasanya adalah bahan tradisional yang propertinya telah ditingatkan dan juga
baru di kembangkan ,lebihlanjut, mungkin dari semua jenis material
(misalnya, logam, keramik, polimer),dan biasanya mahal. Materi lanjutan
meliputi semikonduktor, biomaterial, dan apa yangmungkin kita sebut "bahan
masa depan" (yaitu, materi cerdas dan materi rekayasa nano), yangakan kita
bahas selanjutnya. Properti dan aplikasi dari sejumlah bahan
canggih ini misalnya, bahan yang digunakan untuk laser, sirkuit terpadu,
penyimpanan informasi magnetik, displaykristal cair (LCD), dan serat optik
juga dibahas dalam bab-bab selanjutnya.

a. Semikondukor
Semikonduktor memiliki sifat listrik yang bersifat antara konduktor
listrik (yaitu, logamdan logam paduan) dan isolator (yaitu keramik dan
polimer). Lebih lanjut, karakteristiklistrik dari bahan-bahan ini sangat
sensitif terhadap keberadaan konsentrasi atom pengotor,yang
konsentrasinya dapat dikendalikan atas daerah spasial yang sangat
kecil.Semikonduktor telah memungkinkan munculnya sirkuit terpadu
yang benar-benarmerevolusi industri elektronik dan komputer (belum
lagi kehidupan kita) selama tigadekade terakhir

b. Biomaterial
Biomaterial digunakan dalam komponen yang ditanamkan ke
dalam tubuh manusia untukmenggantikan bagian tubuh yang sakit atau
rusak. Bahan-bahan ini tidak bolehmenghasilkan zat beracun dan harus
kompatibel dengan jaringan tubuh (yaitu, tidak bolehmenyebabkan
reaksi biologis yang merugikan). Semua bahan sebelumnya logam,
keramik, polimer, komposit, dan semikonduktor dapat digunakan seba
gai biomaterial. Sebagaicontoh, beberapa biomaterial yang digunakan
dalam penggantian pinggul buatan dibahasdalam Modul Biomaterial
online.

c. Material Pintar
Materi cerdas (atau cerdas) adalah sekelompok materi baru dan
canggih yang sedangdikembangkan yang akan memiliki pengaruh
signifikan terhadap perkembangan teknologi.Kata sifat pintar
menyiratkan bahwa bahan-bahan ini mampu merasakan perubahan
dilingkungan mereka dan kemudian menanggapi perubahan ini dalam
perilaku yang telah ditentukan sebelumnya. Sifat-sifat yang juga
ditemukan dalam organisme hidup. Selain itu,konsep "pintar" ini
diperluas ke sistem yang agak canggih yang terdiri dari material
cerdasdan tradisional. Komponen bahan pintar (atau sistem) termasuk
beberapa jenis sensor (yangmendeteksi sinyal input), dan aktuator
(yang melakukan fungsi responsif dan adaptif).Aktuator dapat
dipanggil untuk mengubah bentuk, posisi, frekuensi alami, atau
karakteristikmekanis sebagai respons terhadap perubahan suhu, medan
listrik, dan/atau medan magnet.Empat jenis bahan yang umum
digunakan untuk akuator berbentuk memori paduan keramik
piezonelektrik bahan magnetostriktif, dan cairan
electrorheological/magnetorheological.Paduan bentuk-memori adalah
logam yang setelah mengalami deformasi dan kembali ke bentuk
asalnya ketika suhu. Keramik piezoelektrik mengembang dan
berkontraksi sebagairespons terhadap medan listrik yang diterapkan
(atau tegangan); sebaliknya, mereka jugamenghasilkan medan listrik
ketika dimensinya diubah (lihat Bagian 18.25). Perilaku
bahanmagnetostriktif analog dengan piezoelectrics, kecuali bahwa
mereka responsif terhadapmedan magnet. Juga, cairan
electorheological dan magnetorheological adalah cairan
yangmengalami perubahan dramatis dalam viskositas pada penerapan
medan listrik dan magnet.Bahan / perangkat yang digunakan sebagai
sensor termasuk serat optic (termasuk beberapa polimer)
dan sistem microelectromechanical(MEMS, Bagian 13.8). misalnya
satu jenis sisitem pintar digunakan dalam helicopter untuk mengurangi
kebisingan kokpit aerodinamis yang dinuat oleh baling-baling berputar
sensor piezoelektik yang dimasukkan ke dalam bilah pisau memonitor
tekanan dan deformasi sinyal umpan balik dari sensor ini di masukkan
ke dalam perangkat adaptif yang dikendalikan kmputer,yang
menghasilkan antinosie noise-canceling.

d. Nanomaterial
Satu kelas material baru yang memiliki properti memukau dan janji
teknologinya yang luar biasa adalah nanomaterial. Nanomaterial dapat
merupakan salah satu dari empat tipe dasarlogam, keramik, polimer,
dan komposit. Namun, tidak seperti bahan-bahan lain,nanomaterial
tidak dibedakan berdasarkan kimia mereka, melainkan ukuran; awalan
nanomenunjukkan bahwa dimensi entitas struktural ini berada di
urutan nanometer (10-9m) sebagai aturan, kurang dari 100 nanometer
(setara dengan sekitar 500 diameter atom) Sebelum munculnya
nanomaterial, prosedur umum yang digunakan para ilmuwan
untukmemahami kimia dan fisika bahan adalah memulai dengan
mempelajari struktur besar dankompleks, dan kemudian menyelidiki
blok bangunan fundamental dari struktur ini yanglebih kecil dan lebih
sederhana. Pendekatan ini kadang-kadang disebut ilmu "top-down".Di
sisi lain, dengan perkembangan scanning probe microscopes (Bagian
4.10), yangmemungkinkan pengamatan atom dan molekul individu,
telah menjadi mungkin untukmerancang dan membangun struktur baru
dari konstituen atomikel mereka, satu atom ataumolekul pada suatu
waktu (yaitu, "Bahan berdasarkan desain"). Kemampuan
untukmengatur atom secara hati-hati memberikan peluang untuk
mengembangkan sifat mekanik,listri dan lainya yang tidak mungkin
dilakukan bahan ini si sebut butnano teknologi beberapa karakteristik
fisik dan kimia yang di tunjukan oleh materi dapat mengalami
perubahan dramatis ketika ukuran partikel mendekati dimensi
atom.misalnya bahan yang buram dalam domin makroksopk dapat
mejadi transparan pada skala nano; beberapa padatan menjadi cairan,
bahan kimia yang stabil menjadi mudah terbakar, danisolator listrik
menjadi konduktor. Selanjutnya, properti dapat bergantung pada
ukurandalam domain skala nano ini. Beberapa dari efek ini berasal dari
mekanika kuantum, yanglain terkait dengan fenomena permukaan
proporsi atom yang terletak di situs permukaan partikel meningkat
secara dramatis ketika ukurannya menurun. Karena sifat-sifat unik
dantidak biasa ini, nanomaterial menemukan ceruk dalam elektronik
biomedis ,olahraga,produksi energy dan aplikasi industry lainya.

1.5 Kebutuhan Material Modern


Terlepas dari kemajuan luar biasa yang telah dibuat dalam disiplin
ilmu dan teknik materialdalam beberapa tahun terakhir, tantangan
teknologi masih tetap ada, termasuk pengembanganmaterial yang lebih
canggih dan khusus, serta pertimbangan dampak lingkungan dari material.
Beberapa komentar sesuai dengan masalah ini untuk melengkapi
perspektif ini. Energi nuklirmenjanjikan, tetapi solusi untuk masalah yang
tetap harus melibatkan bahan, bahan bakar stuktur penahanan dan fasilitas
untuk pembuangan limbah radioaktif.jumlah energy yang signifikan
terlibat dalam transportasi. Mengurangi berat kendaraan transportasi
(mobil, pesawat terbang, kereta api, dll.), Serta meningkatkan suhu
operasi mesin, akan meningkatkanefisiensi bahan bakar.Bahan struktur
dengan kekuatan tinggi dan berdensitas rendah yang masih
harusdikembangkan, serta bahan yang memiliki kemampuan suhu tinggi,
untuk digunakan dalamkomponen mesin. Selain itu, ada kebutuhan yang
diakui untuk menemukan sumber energi barudan ekonomis serta
menggunakan sumber daya yang ada sekarang dengan lebih efisien.
Bahantidak diragukan lagi akan memainkan peran penting dalam
perkembangan ini. Misalnya,konversi langsung tenaga surya menjadi
energi listrik telah dibuktikan. Sel suryamenggunakan beberapa material
yang agak rumit dan mahal.

B. JENIS MATERIAL BERDASARKAN BAHANNYA

1. Jenis Batu Bata


Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata
biasa dan bata muka. Bata biasa , memiliki permukaan dan warna yang tidak
menentu, bata ini digunakan untuk dingding dengan menggunakan
morta(campuran semen) Ssebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut
sebagai bata merah. Bata muka , memiliki permukaan yang baik dan licin dan
memupnyai warna dan corak yang sragam . Disamping dipergunakan sebagai
dinding juga digunakan sebagai penutup d dan sebagai dekoratif. Batu Bata
Pasir – Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran
kapur dan pasir dengan perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan
kedalama campuran sehingga membentuk batu bata.

a. Bata merah
Bata merah adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak
kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-
benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah
yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tapi tanah yang
agak liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena
itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari material bata merah
akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh
serta tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding
yang dibangun dari material bata merah. Selain itu Material ini
sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan
tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api. Batu bata merah
dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak semua
tanah lihat bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan
pasir tertentu.
Umumnya memiliki ukuran: panjang 17-23 cm, lebar 7-11
cm, tebal 3-5 cm.Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan
daerah asal pembuatannya).Bahan baku yang dibutuhkan untuk
pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir ayakan.
Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya,
1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak).
Untuk dinding yang tidak harus kedap air, dapat digunakan
perbandingan 1:4 hingga 1:6.

b. Batako
Batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat
dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau
dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu
tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran
semen, pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang
telah disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya
lebih rendah dari bata merah, sehingga cenderung terjadi keretakan
dinding, terutama jika bagian kosong-nya tidak diisi dengan
adukan spesi. Pemakaian material batako untuk dinding juga
membuat bangunan lebih hangat bahkan cenderung pengap dan
panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari material tanah.
Batako cenderung lebih ringan daripada bata merah. Teksturnya
pun terlihat lebih halus dari bata merah.

c. Batako putih (Tras)


Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air.
Campuran tersebut dicetak, lalu dibakar. Tras merupakan jenis
tanah berwarna putih / putih kecoklatan yang berasal dari
pelapukan batu-batu gunung berapi.Umumnya memiliki ukuran
panjang 25-30 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 14-18 cm.Untuk
dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
- Batako tras = 25 buah
- Semen = 0,215 sak
- Pasir ayak (pasir pasang) = 0,025 m3

d. Batako Semen PC / Batako pres


Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau
abu batu. Ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan),
ada juga yang menggunakan mesin. Perbedaannya bisa dilihat pada
kepadatan permukaan batakonya. Umumnya memiliki ukuran
panjang 36-40 cm, tebal 8–10 cm, dan tinggi 18-20 cm. Untuk
dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
- Batako pres = 15 buah
- Semen PC = 0,125 sak
- Pasir ayak (pasir pasang} = 0,015 m3

2. Bata ringan
Bata ringan atau disebut hebel atau celcon. Material bata ringan ini dibuat
dengan menggunakan mesin pabrik. Bata ini cukup ringan, halus dan memilki
tingkat kerataan yang baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat
memperingan beban struktur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat
pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses
pemasangan dinding berlangsung. Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.
Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik.
Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan
menggunakan semen khusus. *Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir
silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya
dicampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti
pemasangan batako.Umumnya memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan
ketebalan 8–10 cm.Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
- Bata hebel/celcon = 8 buah
- Semen instan = 11,43 kg
- Air = 0,15–0,16 liter

a. Bata Ringan AAC


Bata Ringan ACC adalah beton selular dimana gelembung udara
yang ada disebabkan oleh reaksi kimia, yaitu ketika bubuk aluminium atau
aluminium pasta mengembang seperti pada prosess pembuatan roti saat
penambahan ragi untuk mengembangkan adonan. Material pembuatan bata
ringan AAC memakai pasir khusus yaitu silika (> 95% SiO2) dan harus
digiling sampai ukuran mikro.
Sama halnya seperti pada pembuatan roti pada AAC tingkat
ekspansi adonan juga tidak bisa di kontrol secara tepat sehingga biasanya
akan mengembang keluar dari cetakan. Oleh karena itu harus dipotong
untuk mendapatkan dimensi yang dibutuhkan. Gelembung udara yang
relatif banyak memungkinkan dihasilkannya AAC dengan kerapatan yang
rendah yaitu sekitar 700 – 800 kg / m³.

b. Bata Ringan CLC


Bata ringan CLC adalah beton selular yang mengalami proses
curing secara alami, CLC adalah beton konvensional yang mana agregat
kasar (kerikil) digantikan oleh udara, dalam prosesnya mengunakan busa
organik yang sangat stabil dan tidak ada reaksi kimia ketika proses
pencampuran adonan, foam/busa berfungsi sebagai media untuk
membungkus udara.
Pabrikasi dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan CLC
juga standard, sehingga produksi dengan mudah dapat pula diintegrasikan
ke dalam pabrikasi beton konvensional. Hanya pasir, semen, air dan foam
yang digunakan dan kepadatan yand didapatkan dapat disesuaikan mulai
dari 350 sampai 1.800 kg / m³ dan kekuatan dapat juga dicapai dari
serendah 1,5 sampai lebih 30 N / mm ².Pasir sungai berukuran 2, 4, 6 dan
8mm dapat digunakan, tergantung pada kepadatan yang diinginkan.

Sl.No. Parameter CLC AAC


Autoclaved Aerated
Cellular Lightweight Concrete
Concrete Contoh: Hebel, Siporex,
Ytong, dll
Semen, Pasir, Busa Semen, Kapur, Pasir, Lime,
1. Bahan Dasar
senyawa, air Aluminium Pasta
Hanya diproduksi di Pabrik
Proses Produksi Tidak Memerlukan Oven
2. yang mahal dilengkapi
& Set up Autoclave
dengan Oven Autoclaves
Kepadatan
400- 1200-
3. Kering 800-1000 650 750
600 1800
Kg/m 3
Kekuatan tekan
4. 10-15 25-35 60-250 40 40
(28 hari) Kg/m 3
Partisi
Non- Beban Mengingat Diperkuat
5. Penggunaan Isolasi
beban bantalan beban non-blok panel
bantalan
500x250x90/190mm
Ukuran Blok Setiap bentuk & ukuran 625x250x100/200mm Tidak
6.
pracetak dalam rentang kepadatan Layak
400-1800 Kg / m 3
Keuntungan kekuatan
7. Penuaan dengan usia sebagai beton Tidak ada
biasa
Konduktivitas 0,098 untuk 400 Kg / m 3
0132-0,151 untuk 650 Kg /
8. termal Unit 0,151 untuk 700 Kg / m 3
3
m3
(W/mk) 0,238 untuk 1000 Kg / m
9. Isolasi Suara Unggul Unggul
Dapat dipotong, dipaku, Dapat dipotong, angsa,
10. Mudah bekerja
dibor sebagai kayu dipaku, dibor sebagai kayu
Bebas polusi dengan Bebas polusi proses dengan
11. Eco-ramah
kebutuhan Energi minimal kebutuhan energi tinggi

3. JENIS GENTENG
Genteng merupakan salah satu jenis penutup atap rumah yang paling
umum digunakan di Indonesia. Genteng seperti penutup atap lainnya
berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan. Selain itu tampilan genteng
menjadi hal yang penting dalam membantu penampilan aksen sebuah rumah.
Dengan mengetahui jenis genteng beserta kelebihan dan kekurangannya,
diharapkan dapat memilih genteng yang tepat untuk rumah kita.
Di bawah ini akan kami ulas jenis-jenis genteng yang biasa digunakan di
Indonesia beserta karakteristiknya, antara lain :
1. Genteng Tanah Liat / Genteng Kodok.
Genteng kategori ini terbuat dari tanah liat yang ditekan / di-press,
kemudian dipanaskan menggunakan bara api dengan derajat kepanasan
tertentu. Daya tahan genteng jenis ini sangat kuat. Untuk pemasangan
diperlukan teknik pemasangan kunci / kaitan genteng pada rangka
penopang. Selain tampilan alami berwarna oranye kecoklatan hingga
merah terakota, Anda juga bisa mewarnai genteng tanah liat. Kini, telah
tersedia berbagai macam pilihan warna-warni yamg menarik.
Kelebihan dari genteng tanah liat adalah :
- Harganya relatif murah.
- Mempunyai beban yang ringan shingga meminimalisir beban
atap.
- Memiliki kuat tekan sehingga dapat diinjak.

Kelemahan dari genteng ini adalah :


- Diperlukan ketelitian pada saat pemasangan reng sehingga
tidak terjadi kebocoran di dalam rumah.
- Mudah berlumut atau berjamur jika tidak dilapisi cat atau
glasur.
- Menggunakan pola pemasangan zig zag dengan sistem
sambungan inlock.

2. Genteng Metal atau Genteng Berbahan Logam.


Genteng jenis ini memiliki ukuran yang lebih besar dari genteng
tanah liat, yaitu sekitar 60-120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm. Pemasangan
genteng ini tidak jauh beda dengan genteng dari tanah liat. Karena
memiliki ukuran yang lebih lebar maka dapat mempercepat waktu
pemasangan pada sebuah rumah. Genteng jenis ini biasanya memerlukan
sekrup untuk pemasangannya agar tidak mudah terbawa angin karena
bobotnya lumayan ringan. Pilihan warna genteng metal yang tersedia
sangat variatif dan menarik. Kombinasi warna atap dan dinding fasade
bangunan dapat menciptakan harmoni warna yang menarik.

Keunggulannya dari genteng metal ini adalah :


- Mudah dan cepat dalam pemasangannya.
- Hemat material karena bentangnya yang lebih lebar.
- Dilapisi bahan anti karat.
- Menggunakan bahan anti pecah jadi lebih aman dari
kebocoran.
- Teknologi baru yang membuat genteng tidak menimbulkan
panas dan tidak mudah terbakar.
- Dilapisi bahan anti lumut sehingga tidak perlu khawatir untuk
mengecet ulang yang tentunya memerlukan biaya tambahan.

Kelemahannya yang perlu diperhatikan adalah :


- Ketika pemasangannya, karena jika tidak rapi maka akan
sangat tidak indah dilihat.

3. Genteng Aspal.
Material genteng yang satu ini bersifat solid namun tetap ringan,
terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia
lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran, yaitu :
1. Model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka.
2. Model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok
gording.

Kelebihananya adalah :
- Ringan 1/6 dari berat genteng beton atau keramik.
- Bisa digunakan untuk kemiringan genteng 22,5° sampai 90°.
- Mudah dan praktis dalam pemasangannya.
- Tahan terhadap api dan mampu menahan tekanan angin.
- Memiliki pilihan warna dan dilindungi lapisan anti jamur dan anti
pudar.

Kelemahannya adalah :
- Pada harganya yang relatif mahal.

4. Genteng Kaca.
Genteng ini dipakai agar sinar matahari dapat masuk ke dalam
ruangan secara langsung sehingga menghemat konsumsi listrik untuk
penerangan. Material genteng ini terbuat dari kaca. Genteng ini
mempunyai bentuk yg terbatas sehingga kompatibel / sesuai dengan
beberapa jenis genteng tertentu saja.

Keunggulannya adalah :
- Bahannya yang bersifat transparan.
- Bisa memberikan pencahayaan alami di dalam rumah.
- Kaca memiliki kesan modern sehingga cocok dipadukan di rumah
yang bergaya modern dan minimalis.

Kekurangannya adalah :
- Bahannya yang mudah pecah.
- Penggunaan yang berlebihan akan berakibat meningkatnya suhu
ruangan dibawahnya.

5. Genteng Keramik.
Genteng ini memiliki warna yang cukup banyak karena pada saat
proses finishingnya dilapisi pewarna pada bagian atasnya (glazur). Bahan
utama genteng ini adalah keramik.
Kelebihan dari genteng ini adalah :
- Lebih tahan lama dan kuat menahan beban manusia.
- Warna akan tahan lama karena diproses dengan pembakaran
dengan suhu 1100 ° C.
- Sistem interlock yang memungkinkan adannya celah untuk
mengaitkan.

Kelemahannya adalah :
- Diperlukan ketelitian pada saat pemasangan reng sehingga tidak
terjadi kebocoran di dalam rumah.
- Selain itu diperlukan kemiringan atap minimum 30° agar air hujan
dapat mengalir sempurna dan genting tidak dapat terlepas ketika
diterpa angin (jika dipasang pada sudut kemiringan 45 – 60 °.
- Perlu bantuan baut ketika memasangnya agar genting tidak
terlepas dan lebih kuat.

6. Genteng Beton.
Genteng jenis ini terbuat dari beton, yaitu campuran pasir, semen,
kerikil, dan bahan aditif. Bentuknya yang bergelombang dan ada juga yang
datar. Bentuk datar muncul seiring dengan gaya arsitektur rumah yang
modern dan minimalis sehingga perlu adanya penyesuaian bentuk atap
yang lebih sederhana.

Keunggulannya adalah :
- Kuat dan tahan lama dan daya tahan terhadap tekanan tinggi
sehingga tidak mudah goyah oleh angin.

Kekurangannya adalah :
- Memiliki tekstur yang kasar dan mudah timbul lumut pada
permukaannya.
-
7. Genteng Policarbonat.
Polycarbonate berbentuk lembaran datar dengan pilihan warna
bervariatif dan dijual per roll. Polycarbonate ada dua jenis yaitu :
1. Polycarbonate rata dengan rongga
2. Polycarbonate bergelombang tanpa rongga.

Polycarbonate biasanya digunakan di garasi, kanopi atau untuk atap


tambahan. Harga Polycarbonate tergantung merk dan jenis. Pemasangan
polycarbonat untuk rangka kayu menggunakan paku,sedangkan untuk
rangka baja menggunakan mur baut.
Tips sederhana memilih kualitas polikarbonat (polycarbonate)
adalah dengan menekan kuat dengan jari penampang berongga pada
lembaran polikarbonat, jika berkualitas jelek maka konstruksi berongga
polikarbonat yang ditekan tadi tidak akan kuat menahan tekanan jari
('penyok'), anda bisa lakukan test ini pada beberapa merk polikarbonat
yang berbeda lebih disarankan lagi anda lakukan test ini pada polikarbonat
dengan harga yang termahal dan pada harga yang termurah untuk lebih
jelas melihat perbedaannya.
Kelebihan dari polycarbonate adalah :
- Dapat meredam radiasi matahari
- Dicetak dalam bentuk lembaran,sehingga mudah bila dipakai di
luasan yang besar.
- Cepat dalam pemasangan
- Mudah di dapat di pasaran
- Kedap air
- Bebas rayap

Kekurangan dari Polycarbonate adalah :


- Harganya mahal.
- polycarbonate berongga rentan terhadap jamur dan sulit
dibersihkan.

8. Genteng Sirap.
Genteng sirap berasal dari kayu ulin yang dikenal juga dengan
nama kayu besi atau kayu bulian. Kayu ulin berasal dari daerah
Kalimantan dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap perubahan
suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut, sehingga banyak dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik,
bantalan kereta api, dan perkapalan.
Bentuk atap sirap biasanya berupa lembaran tipis memanjang yang
dihasilkan dari belahan kayu ulin. Atap sirap dari kayu ulin ini berwarna
coklat kehitaman. Ukuran 1 lembar atap sirap biasanya (p x l x t) = 58 x 6
x 0,3 dan 58 x 6 x 0,5 (masing-masing dalam satuan cm). Lembaran tipis
tersebut dikemas dalam ikatan.

Kelebihan dari atap sirap :


- Bahannya cukup ringan.
- Bersifat isolisasi terhadap panas.

Kekurangan menggunakan atap sirap :


- Pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan digunakan
akan bertambah
- Bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang akan
membilut dan berubah bentuk menjadi cekung.

9. Genteng Asbes (Fiber Semen).


Asbestos / asbes, merupakan gabungan enam mineral silikat alam.
Penutup atap dari bahan asbes sangat akrab dengan masyarakat, selain
harganya murah dan pemasangannya mudah, karena atap asbes memiliki
bobot yang ringan sehingga tidak membutuhkan konstruksi gording yang
khusus.
Kelebihan genteng asbes adalah :
- Lebih murah dibandingkan genting.
- Pemasangan relatif lebih mudah.
- Tidak membutuhkan banyak kayu reng tidak mudah bocor dan
ruangan menjadi sejuk karena sifat asbes yang tidak menyerap
panas.
Kekurangan genteng asbes adalah :
- Penggunaan asbes sebagai atap rumah menurut para ahli
kesehatan sebetulnya kurang baik karena dapat menyebabkan
penyakit.Hal ini terjadi karena serat asbes dalam bentuk partikel
mudah lepas dan beterbangan, sehingga bila terhirup penghuninya
akan dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.

10. Genteng Atap Kain Terpal.


Genteng jenis ini umumnya hanya digunakan pada atap sebuah
balkon, atau cocok juga diterapkan untuk atap sebuah jendela. Terbuat dari
bahan kain terpal serta plastik padat yang elastis. Jenis ini bertumpu pada
kerangka besi yang sudah dibentuk sesuai dengan keinginan. Dikuatkan
atau ditempel dengan menggunakan baut dan sekrup supaya dapat
menempel kuat pada dinding. Jenis ini keunggulan lainnya adalah
sistemnya uang mudah untuk dibongkar pasang.

3. Aluminium
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak
bumi, dan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon.
Aluminium terdapat di kerak bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga
8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi, dengan produksi
tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit dan
bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain)
(USGS). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena
aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi.
Pasivasi adalah pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam
terhadap komponen udara sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan
dalam logam dari korosi.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan,
dan dapat ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan
hingga abu-abu, tergantung kekasaran permukaannya. Kekuatan tensil
aluminium murni adalah 90 MPa, sedangkan aluminium paduan
memiliki kekuatan tensil berkisar 200-600 MPa. Aluminium memiliki
berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk, diperlakukan dengan
mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi.
1. Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan
dicetak dalam keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil
sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk penggunaan yang luas
sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain.
2. Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium
adalah silikon, magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga
lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga
konsentrasi tertentu akan meningkatkan kekuatan tensil dan
kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi
konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai
meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal,
atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya
bergantung pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga
bagaimana proses perlakuannya hingga aluminium siap
digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas,
penyimpanan, dan sebagainya.

3. Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan
memberikan kekerasan dan kekuatan tensil yang cukup besar,
hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan yang
dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih
tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat

secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika.


Gambar 11. Fase paduan Al-Si, temperatur vs persentase
paduan

4. Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan
titik lebur logam paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga
450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan
dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena
korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan
magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja
dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana
kebanyakan logam akan mengalami failure pada temperatur
tersebut.
Gambar 12. Diagram fase Paduan Al-Mg, temperatur vs persentase Mg

5. Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang
keras dan kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan
penempaan, paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga
di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam
logam yang menjadikan logam rapuh.

Gambar 13. Diagram Fase Al-Cu, temperatur vs persentase paduan

6. Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat
dapat dilakukan pengerasan tegangan dengan mudah (work-
hardening) sehingga didapatkan logam paduan dengan
kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.
Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik
lebur paduan aluminium.

Gambar 14. Diagram fase Al-Mn, temperatur vs konsentrasi Mn

7. Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang
paling terkenal karena merupakan bahan pembuat badan dan
sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi
dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng
dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan
elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan
dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi
sebesar 6% setiap 50 mm bahan.
Gamba15. Diagram fase Al-Zn, temperatur vs persentase Zn

8. Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami
pengurangan massa jenis dan peningkatan modulus elastisitas;
hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1%
lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan
peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun
aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat
reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya
keselamatan kerja.

9. Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian
yang terjadi pada paduan, baik ketika pengelasan maupun
ketika paduan berada di lingkungan yang panas. Paduan ini
semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang
lebih murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik
yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah
digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG,
dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan
Schwarz, 2004).

10. Paduan Aluminium-Besi


Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan
sebagai suatu "kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi
ketika pengecoran dengan menggunakan cetakan besi yang
tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe
dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara
signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam
jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon,
keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan tensil dari
217 hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62
hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X,
dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.
Tabel 1. Pengaruh Fe terhadap paduan aluminium.
Perhatikan bahwa elongasi berbanding lurus dengan kekuatan
tensil pada tabel di bawah ini, berbeda dengan kondisi pada
umumnya yang berbanding terbalik, menunjukkan efek
merusak Fe terhadap paduan aluminium
% Fe Kekuatan tensil Elongasi (%) pada Skala kekerasan
(MPa) 50 mm bahan Brinnel
0,29 217 14 62
0,79 216 9,8 65
0,90 210 6,0 65
1,13 171 2,5 66
1,60 126 1,5 68
2,08 78 1,0 70
Kelemahan aluminium paduan adalah pada ketahanannya
terhadap lelah (fatigue). Aluminium paduan tidak memiliki
batas lelah yang dapat diperkirakan seperti baja, yang berarti
failure akibat fatigue dapat muncul dengan tiba-tiba bahkan
pada beban siklik yang kecil.
Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan
adalah sulit memperkirakan secara visual kapan aluminium
akan mulai melebur, karena aluminium tidak menunjukkan
tanda visual seperti baja yang bercahaya kemerahan sebelum
melebur.

Gambar 16: Aluminium cair. Warna kemerahan adalah cetakan yang memanas,
sedangkan aluminium cair tidak menunjukkan perubahan warna walau dalam
keadaan cair

Aluminium paduan untuk keperluan penempaan

Tabel 2. Sifat aluminium tempa pada tiga jenis paduan dengan komposisi yang
berbeda-beda. Perlu diperhatikan bahwa elongasi berbanding terbalik dengan
kekuatan tensil.
Paduan Komposisi (%) Kekuatan tensil Elongasi (%) pada
(MPa) 50 mm bahan
1100 99,00 Al 90-170 5-35
3003 1,2 Mn 110-200 4-30
3004 1,2 Mn, 1,0 Mg 180-290 5-20
5052 2,5 Mg, 0,2 Cr 195-295 8-30
5056 5,2 Mg, 0,1 Mn, 295-440 10-35
0,1 Cr

Dengan persentase campuran tertentu, akan didapatkan aluminium paduan dengan


kekuatan tensil hingga 400 MPa dengan ductility yang cukup. Aluminium paduan
jenis ini lebih murah biaya produksinya karena tidak memerlukan perlakuan
termal.

Aluminium paduan dengan perlakuan termal

Tabel 3. Sifat aluminium paduan dengan perlakuan panas pada beberapa jenis
paduan dengan komposisi yang berbeda-beda. Perlu diperhatikan bahwa elongasi
berbanding terbalik dengan kekuatan tensil.
Paduan Komposisi (%) Kekuatan tensil Elongasi (%) pada
(MPa) 50 mm bahan
2014 4,4 Cu, 0,8 Si, 0,8 190-490 10-22
Mn, 0,4 Mg
2024 4,5 Cu, 0,6 Mn, 190-525 6-20
1,5 Mg
6061 1,0 Mg, 0,6 Si, 0,2 125-410 6-25
Cr
7075 5,5 Zn, 2,5 Mg, 230-580 11-17
1,5 Cu, 0,3 Cr

Aluminium paduan jenis memiliki biaya produksi yang lebih tinggi karena
memerlukan teknik khusus dalam pembentukannya hingga aluminium siap untuk
dipakai. Teknik ini akan menghasilkan paduan dengan kekuatan tensil yang cukup
tinggi, yaitu di atas 400 MPa, sehingga pengurangan massa dapat dilakukan untuk
mengurangi biaya dan mendapatkan kekuatan yang sesuai untuk aplikasi tertentu.
Perlakuan termal yang umum dilakukan adalah:
Pengerjaan logam dengan menggunakan panas (misal: hot extrusion)
Memanaskan logam hingga mendekati titik leburnya, lalu didinginkan secara
perlahan. Proses ini disebut annealing, dan menghasilkan logam yang lunak.
Pendinginan dengan cepat, baik dengan menggunakan es, air dingin, ataupun air
mendidih sesuai kebutuhan. Proses ini dinamakan quenching.
Disimpan pada temperatur tertentu (umumnya mendekati titik leburnya) selama
beberapa lama (antara 1 jam hingga 40 hari). Proses ini disebut artificial age
hardening.
Perlakuan termal dapat berupa kombinasi nomor dua, tiga, dan empat, namun ada
juga yang melakukan penyimpanan selama beberapa lama pada suhu kamar
setelah quenching sebelum siap digunakan. Ada juga yang ditempa pada suhu
kamar sebelum disimpan pada suhu tinggi.
Penyimpanan pada suhu tinggi bermanfaat untuk meningkatkan kekerasan dan
kekuatan tensil. Nilai peningkatan kekuatan tensil dapat mencapai tiga kalinya
jika dibandingkan dengan aluminium paduan tanpa perlakuan termal.

4. Baja Ringan

Berikut ini jenis-jenis material Baja Ringan yang ada dipasaran :

1. Galvalume

Galvalume dikembangkan menggunakan konsep dasar


perlindungan eloktrolisa atau reaksi pengorbanan diri
(sacrificial) dari suatu logam (zinc) untuk melindungi logam
lain (baja). Selain itu, metode ini juga dilengkapi dengan
lapisan pelindung (barrier) berupa Al untuk menghentikan
seandainya terjadi korosi. Komposisi terbaiknya adalah 55%
Al, - 43.5% Zinc - 1.5% Silikon
2. Zincalume
Zincalume adalah merk dagang dari salah satu produsen yang
cukup ternama dan juga termasuk pioner dalam produk baja
ringan, saat ini konsumen mengira bahwa zincalume itu jenis
material baja ringan padahal ini salah karena kandungan
material dalam zincalume ini sama komposisinya dengan
kandungan material Galvalume dengan kata lain zincalume
sama dengan galvalume.
3. Galvanis
Galvanis, umumnya dikembangkan berdasarkan konsep
pelapisan (barrier protection), yaitu melapisi baja dengan
material logam lain yang sangat tahan terhadap korosi, namun
ada juga yang dikembangkan dengan metode katoda. Lapisan
pelindung berkomposisi umumnya 98% Zinc dan 0.2 Al.

Kekuatan dan ketahanan baja ringan, tergantung ukuran


ketebalan material dan anti karatnya. Untuk iklim indonesia,
Zincalume /Galvalume dengan pelapisan aluminium zinc
minimum 150 gr/m2 atau Galvanis dengan pelapisan Zinc
minimum 180 gr/m2, servis lifenya bisa 25-30 tahun,profil ini
memakai baja ringan G550 sebagai bahan profil rangka.

G550 adalah standar awal penggunaan material baja ringan ini


dapat diartikan secara teknis daya tahan titik leleh minimum
(diakibatkan oleh gaya tarik) adalah 550 MPa (MegaPascal
atau KNm) dan tegangan maksimum 550 MPa. Acuan standar
awal adalah teknologi yang pertama kali digunakan dan
diadopsi dari negara-negara yang sudah maju.

Paat saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang memproduksi rangka atap


baja ringan di Indonesia telah menggunakan material dengan standar nasional SNI
(Standar Nasional Indonesia). Biasanya untuk menandai hal ini disertakan
spesifikasi material pada profil bajanya.
Dilihat dari komposisi lapisan pelindung Al(Alumunium) pada Zincalume/
galvalume lebih besar dibandingkan Galvanis, ini berarti Zincalume/Galvalume
mempunyai sifat tahan karat/ korosi yang lebih bagus daripada Galvanis karena
salah satu sifat Al (Alumunium) adalah menghentikan seandainya terjadi
karat/korosi.

C. JENIS MATERIAL BERDASARKAN SIFAT LISTRIK


1.1 Material Listrik
Material listrik adalah segala jenis benda yang dapat digunakan dalam
peralatan atau perlengkapan dan alat bantu yang berhubungan secara
langsung atau tidak langsung dengan listrik.
Listrik yang tidak asing lagi bagi kita menjadi bagian yang sangat penting
dan tidak terlepas dari keseharian kita. Listrik dan elektronika sangat
berkembang pesat pada saat sekarang ini. Perkembangannya didukung pula
oleh penemuan serta perkembangan alat bantu listrik itu sendiri. Alat listrik
banyak macamnya, beberapa contoh alat bantu listrik akan dijelaskan di
bawah ini sebagai berikut:
 Akumulator
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan
energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh
akumulator adalah baterai dan kapasitor.
 Baterai
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan
mengeluarkannya dalam bentuk listrik. Baterai terdiri dari tiga komponen
penting, yaitu:

 Batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai).

 Seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai).

 Pasta sebagai elektrolit (penghantar).

Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan


listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga
yang dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang,
seperti yang biasa terdapat padatelepon genggam. Baterai sekali pakai
disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut
dengan baterai sekunder.

Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat


merubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa
dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa
dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi
ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).

 Kapasitor/Kondensator

Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang


dapat menyimpanenergi di dalam medan listrik, dengan cara
mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael
Faraday (1791–1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai “kapasitor”,
namun kata “kondensator” masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut
oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa
Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia “condensatore”,
seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator
atau Spanyol Condensador.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub


yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya
berbentuk tabung. Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan
negatif) pada skema elektronika. Sedangkan jenis yang satunya lagi
kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub
positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih
berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju
yang sering disebut kapasitor (capacitor). Lambang kapasitor (tidak
mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara


tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini
kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling
dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini,
kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang
pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

Adapun cara memperluas kapasitor atau kondensator dengan jalan:

 Menyusunnya berlapis-lapis.

 Memperluas permukaan variabel.

 Memakai bahan dengan daya tembus besar.

 Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar
pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain
untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk
alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel
pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan
keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material
kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi.
Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar
akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak
logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat.
 Sekering
Sekering (dari bahasa Belanda zekering) adalah suatu alat yang
digunakan sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrikapabila terjadi
kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan arus pendek.
Cara kerjanya apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau
terjadihubungan arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan
memutuskan aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada
komponen yang lain.
 Dioda
Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi
terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode
sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas
tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai
sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif
sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagi
saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif
sedangkan katode mendapatkan tegangan positif). Kondisi tersebut terjadi
hanya pada diode ideal-konseptual. Pada diode faktual (riil), perlu
tegangan lebih besar dari 0,7V (untuk diode yang terbuat dari
bahan silikon) pada anode terhadap katode agar diode dapat
menghantarkan arus listrik. Tegangan sebesar 0,7V ini disebut
sebagai tegangan halang (barrier voltage). Diode yang terbuat dari
bahan Germanium memiliki tegangan halang kira-kira 0,3V.
 Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus
yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang
melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat
penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian
rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya.

 Transformator (Trafo)
Sebuah transformator (atau yang lebih dikenal dengan nama trafo)
adalah suatu alat elektronik yang memindahkan energi dari satu sirkuit
elektronik ke sirkuit lainnya melalui pasangan magnet. Biasanya dipakai
untuk mengubah tegangan listrik dari tinggi ke rendah dan berarti juga
mengubah arus listrik dari rendah ke tinggi.
 Motor Listrik
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan
merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk,
misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan digunakan juga pada
peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas angin).
 Lampu
Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata
“lampu” dapat juga berarti bola lampu.
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan foton. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut
menghalangi oksigen di udara dari berhubungan dengannya sehingga
filamen tidak akan langsung rusak akibatteroksidasi.
Salah satu kelebihan lampu pijar adalah dapat dihasilkannya lampu
pijar dalam berbagai besar voltase, dari puluhan hingga ratusan volt,
namun karena energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk
menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan
sumber cahaya buatan lainnya, maka secara bertahap lampu pijar mulai
digantikan lampu pendar, LED, dan lain-lain.
1.2 Pentingnya Pengetahuan tentang Material Listrik
Pengetahuan tentang material listrik sangat penting untuk diketahui. Hal
ini karena menyangkut keselamatan kita dalam berkecimpung didunia listrik.
Hal-hal yang perlu diketahui tentang material listrik yaitu jenis bahan dan
sifat bahan, agar dapat :
1. Memperlakukan atau memanfaatkan bahan sebaik-baiknya.
Maksudnya menggunakan bahan seefisien mungkin dan tetap pada
suatu batasan-batasan keamanan yang sesuai.
2. Mengetahui batasan aman bahan.
1.3 Pengenalan Sifat Bahan
Saat ini semakin banyak industri maupun rumah tangga memakai
peralatan-peralatan yang canggih, hal ini tentu saja terkait dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi bahan/material. Sebagai contoh; semua
produk industri apa saja, baik industri berat, maupun ringan dan industri
rumah tangga terdapat bermacam-macam jenis bahan yang digunakan, ada
logam, plastik, karet, kayu dan bahan-bahan olahan lainnya. Untuk itu
seorang sarjana/ahli harus mengetahui sifat bahan/material selama proses
pembentukan dan karakteristiknya dalam masa pemakaian, seperti
antara lain sifat mekanis, ketahanan dan kestabilan elektriknya, ketahanan
termal serta kimia dan lain-lain.
Perkembangan yang sangat cepat dari ilmu pengetahuan dengan
penemuan-penemuan barunya akan sangat mempengaruhi bentuk suatu
produk, misalnya:

 Perkembangan teknologi dan bahan semikonduktor

 Perkembangan teknologi super konduktor

 Pekembangan dan penemuan bahan-bahan isolator

Apabila tidak ada perkembangan teknologi dan penemuan-penemuan


bahan baru yang dibutuhkan dalam pengembangan suatu produk, maka tidak
akan ada suatu inovasi atau produk baru yang dapat dibuat sesuai
dengan kebutuhan yang semakin meningkat (transistor dikembangkan
lebih lanjut dengan teknologi IC dan seterusnya, bahan isolator padat, cair
maupun gas, super konduktor dan lain-lain).

 Sifat Mekanis
Bahan yang telah diproduksi menjadi suatu bentuk tertentu
mempunyai beberapa sifat, seperti kekuatan, kekerasan, keuletan,
ketangguhan, daya hantar listrik dan lain-lain.
Untuk seorang ahli/perencana dapat menetapkan
persyaratan/karakteristik yang harus dipenuhi seperti misalnya sifat-sifat
mekanik dari bahan yang akan digunakannya. Apabila bahan/material
mengalami deformasi, maka artinya terjadi perubahan bentuk karena
bahan menerima gaya. Ada beberapa bentuk deformasi antara lain:
 Deformasi elastis: perubahan bentuk dari bahan yang mampu
kembali ke bentuk semula, tanpa perpindahan atom yang bersifat
permanent. Atau elastisitas juga dapat dijelaskan sebagai
pemulihan kembali secara utuh dari perubahan bentuk, setelah
tekanan (stress) yang menyebabkan perubahan bentuk tersebut
dihilangkan. Tidak ada material yang dapat memperlihatkan
elastisitas yang sempurna untuk semua tingkatan besarnya tekanan,
mulai dari penerapan awal tekanan sampai dengan terjadinya
perpatahan.

Beberapa material seperti baja, elastis pada tekanan yang sangat besar,
tetapi menjadi tidak elastis bila besarnya tekanan melebihi/melewati
batas tertentu. Adapun contoh lain adalah besi tuang atau beton relative
tidak elastis sebesar apapun tekanan yang diberikan. Elastisitas sebuah
material masih memungkinkan untuk diubah dengan cara menaikkan
temperatur.
 Deformasi plastis: perubahan bentuk permanen akibat
adanya perpindahan atom yang bersifat permanen. Plastisitas dapat
juga dijelaskan sebagai kemampuan material untuk menahan perubahan
bentuk permanen tanpa mengalami patah/putus. Unsur waktu masuk
dalam perubahan plastik, karena suatu material dalam batas-batas
perubahan plastiknya dapat mengalami perubahan tegangan di bawah
tekanan yang berkelanjutan.

Beberapa sifat mekanik dari bahan:

a. Tegangan (stress); adalah gaya yang bekerja pada bahan/material


per satuan luas. Selama deformasi bahan mampu menyerap energi
sebagai akibat adanya gaya yang bekerja sepanjang jarak deformasi.
b. Regangan (strain); adalah besarnya perubahan bentuk (deformasi)
dari suatu bahan/material per satuan panjang akibat gaya yang
diterimanya.
c. Kekuatan (strength); adalah besarnya gaya yang dibutuhkan agar
dapat merusak/mematahkan suatu bahan.
d. Keuletan (ductility); adalah besarnya deformasi plastik yang
dapat dilakukan pada bahan/material sampai terjadi perpatahan. Atau
dapat juga dikatakan ductility adalah, kemampuan material untuk
merenggang secara luas sebelum putus. Bila material mengalami
patah atau putus dengan hanya sedikit sekali atau tanpa
mengalami pemajangan, maka material tersebut dikatakan
rapuh. Daya rentang/renggang material rapuh jauh di bawah
besarnya kekuatan material itu sendiri. Keuletan atau ductility sering
kali ditentukan oleh presentase pemanjangan (elongation) dan
prosentase pengurangan (reduction).
e. Presentase pemanjangan (elongation) ditentukan oleh :

% pemanjangan = [( lf – l0 ) /l0] x 100 %

Dimana :
lf : panjang final
l0 : panjang sebenarnya

f. Ketangguhan (toughness), adalah besarnya energi yang


dibutuhkan untuk mematahkan bahan/material.

Energi adalah merupakan hasil kali gaya dengan jarak yang


dinyatakan dalam Joule. Suatu bahan yang Ulet dengan kekuatan yang
sama dengan bahan yang rapuh (tidak ulet) memerlukan energi yang lebih
besar sampai perpatahan dan mempunyai sifat tangguh yang lebih baik.

 Sifat/karakteristik termal
Untuk mengetahui sifat termal suatu bahan maka perlu dibedakan
antara temperatur/suhu dengan kandungan kalor. Temperatur/suhu adalah
tinggi rendahnya (level) termal dari suatu aktivitas, sedangkan kandungan
kalor adalah besarnya energi termal, tetapi keduanya berkaitan
dengan kapasitas kalor.

 Muai panas; adalah pemuaian yang biasanya dialami oleh bahan yang
dipanaskan sehingga ada peningkatan getaran atom-atom. Pemuaian
ini dapat mengakibatkan pertambahan panjang ΔL.

ΔL/L sebanding dengan naiknya suhu ΔT

ΔL/L = αL ΔT

Umumnya αL (koefisien muai linier), naik sedikit dengan naiknya


suhu.

 Muai Volume; akibat pemuaian maka bahan selain mengalami


perubahan panjang juga mengalami perubahan volume ΔV/V yang
sebanding dengan kenaikan suhu ΔT.

ΔL/ ΔL = αv ΔT
 Daya hantar panas; perambatan panas melalui benda padat biasanya
terjadi karena konduksi. Koefisien daya hantar panas k adalah
konstanta yang menghubungkan aliran panas Q dengan gradient suhu
ΔT/ Δx.

Koefisien daya hantar panas juga bergantung pada suhu, akan tetapi
berlainan dengan koefisien muai panas. Naiknya suhu yang tinggi
terhadap suatu bahan, maka akan terjadi perubahan susunan atom
yang mengiringi pencairan, dan pengaturan kembali susunan atom-
atom yang diakibatkan perubahan suhu akan menyebabkan daya
hantar panas terganggu.

 Pengaruh Medan Listrik


Logam dan semikonduktor dapat menghantarkan/mengalirkan
muatan listrik apabila ditempatkan dalam medan listrik. Daya hantar σ
tergantung kepada jumlah pembawa muatan n, besar muatan q, dan
mobilitas μ dari pembawa muatan. Konduktivitas adalah kebalikan dari
pada tahanan jenis ρ: Pada logam dan semi konduktor elektron merupakan
pembawa muatan-muatan. Tahanan jenis ρ merupakan suatu sifat dari
bahan sehingga tidak tergantung kepada bentuknya. Untuk suatu bentuk
bahan yang seragam, maka besarnya tahanan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus dibawah ini :

ρ = tahanan jenis

L = penjang bahan/material

A = luas penampang bahan

Apabila tahanan R diketahui maka dengan rumus/persamaan dasar


fisika (listrik) dapat dihitung besarnya Arus dan Daya listrik.

V=I.R atau I = V/R

dan

P=V.I atau P = I2. R


1.4 Spesifikasi Bahan Listrik
1. Berdasarkan kondisinya :
 Bahan mentah, merupakan bahan dasar yang masih perlu diolah untuk
dijadikan bahan setengah jadi atau bahan jadi (siap pakai).
 Bahan Setengah jadi, adalah bahan mentah yang telah ditingkatkan
kondisinya dari bahan mentah menjadi bahan setengah jadi.
 Bahan Jadi atau berupa material yang telah siap pakai, setelah melalui
proses pengolahan atau proses produksi.

2. Berdasarkan sifat kelistrikannya :


 Konduktor atau penghantar, adalah material listrik yang berfungsi
untuk mengalirkan arus listrik, biasanya terbuat dari logam (tembaga,
aluminium, dan lain-lain).
 Tahanan, adalah material listrik yang dapat mengalirkan listrik tetapi
lebih sukar jika dibandingkan dengan penghantar, misal : nikelin,
konstantan, manganin, dan lain-lain.
 Isolasi, adalah material listrik yang berfungsi sebagai penyekat atau
isolasi. Material ini tidak bisa dilalui oleh arus listrik, misal : keramik,
plastik, karet, ebonit, dan lain-lain.
3. Berdasarkan sifat kemagnetannya :
 Magnet permanen, adalah magnit yang bersifat
tetap sehingga sifat kemagnitannya sukar sekali hilang, misal
: Baja, kobalt, nikel, atau kombinasi(campuran) dari material tersebut.
 Magnet remanen, adalah magnit yang bersifat remanen (sementara).
Jadi material tersebut akan menjadi magnit jika ada aliran listrik
melalui kumparan yang mengelilinginya, misal : plat dinamo, besi
tuang dan baja tuang.
 Non Magnetis, adalah material yang tidak bisa dijadikan
magnit dan tidak dapat dipengaruhi magnit, misal :
aluminium, tembaga, antimon bismut dan fosfor.
 Para magnetis, adalah material yang tidak dapat dijadikan
magnit, tetapi dapat dipengaruhi magnit, misal : platina, mangaan.
4. Berdasarkan ikatan atom dan strukturnya :
 Logam
Logam atau ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat
adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-
ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas
bergerak. Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong
yang terjejal rapat 1 sama lain. Atom logam mempunyai sedikit
elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan
membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif
longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat
berpindah dari 1 atom ke atom lain.Mobilitas elektron dalam logam
sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami
delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak
tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1
atom ke atom lain. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur
membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam.
Sifat-sifat khas logam, yaitu :

♣ Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-
menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan
elektron) dengan ion positif logam.
♣ Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat
direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam
sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya
tidak terputus.
♣ Penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron
valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini
terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.

Pada ikatan kovalen, elektron-elektron ikatan seolah-olah menjadi


milik sepasang atom, sehingga tidak dapat bergerak bebas. Pada logam,
elektron-elektron yang menyebabkan terjadinya ikatan di antara atom-
atom logam tidak hanya menjadi milik sepasang atom saja, tetapi
menjadi milik semua atom logam, sehingga elektron-elektron dapat
bergerak bebas. Karena itulah maka logam-logam dapat menghantarkan
arus listrik.
Lebih dari seratus unsur, kira-kira tiga perempatnya
dikelompokkan sebagai logam, meskipun logam-logam ini sangat
beraneka ragam sifatnya namun, terdapat beberapa sifat khas yang
mempersatukannya, baik itu sifat kimia maupun sifat fisiknya, yang
membedakan mereka dari unsur-unsur yang lain.
Logam memiliki banyak sifat fisis yang berbeda dari sifat-sifat
fisika padatan lainnya. Hal itu dapat dilihat dari daya pantul, daya
hantar, dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh logam. Beberapa
logam memilki warna nyala yang spesifik dan untuk mempertegas
warna yang dihasilkan, biasanya digunakan indikator. Kebanyakan
logam secara kimianya bersifat kurang stabil dan mudah bereaksi
dengan oksigen dalam udara dan membentuk oksida dengan jangka
waktu yang berbeda-beda tiap logam.
Istilah reaktivitas dalam memberikan sifat logam, adalah
kemudahan suatu logam kehilangan elektron untuk menjadi kation.
Logam yang sangat reaktif mudah kehilangan elektron dan karenanya
mudah dioksidasi. Mudahnya logam teroksidasi merupakan sifat
penting.
Setelah penemuan elektron, daya hantar logam yang tinggi
dijelaskan dengan menggunakan model elektron bebas, yakni ide bahwa
logam kaya akan elektron yang bebas bergerak dalam logam. Namun,
hal ini tidak lebih dari model. Dengan kemajuan mekanika kuantum,
sekitar tahun 1930, teori MO yang mirip dengan yang digunakan dalam
molekul hidrogen digunakan untuk masalah kristal logam.
Elektron dalam kristal logam dimiliki oleh orbital-orbital dengan
nilai energi diskontinyu, dan situasinya mirip dengan elektron yang
mengelilingi inti atom. Namun, dengan meingkatnya jumlah orbital
atom yang berinteraksi banyak, celah energi dari teori MO menjadi
lebih sempit, dan akhirnya perbedaan antar tingkat- tingkat energi
menjadi dapat diabaikan. Akibatnya banyak tingkat energi akan
bergabung membentuk pita energi dengan lebar tertentu. Teori ini
disebut dengan teori pita.
 Polimer
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk
dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Ini
artinya senyawa polimer terdiri dari banyak monomer.
Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki rantai karbon),
ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer
adalah plastik dan DNA. Polimer didefinisikan sebagai substansi yang
terdiri dari molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau
lebih dari satu unit monomer. Manusia sudah berabad-abad
menggunakan polimer dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen
karet. Tapi industri polimer modern baru mulai berkembang pada masa
revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear berhasil
memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang
dikenal sebagai “vulkanisasi”. 40 tahun kemudian, Celluloid (sebentuk
plastik keras dari nitrocellulose) berhasil dikomersialisasikan. Adalah
diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan nilon pada tahun
1930-an yang memulai ‘ledakan’ dalam penelitian polimer yang masih
berlangsung sampai sekarang.

Karakteristik atau sifat polimer didasarkan pada empat hal-hal berikut:

♣ Panjang

♣ Rantai

♣ Gaya antar molekul

♣ Percabangan

♣ Ikatan silang antarrantai polimer.

Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh


senyawanya semakin tinggi. Semakin besar gaya antarmolekul pada
rantai polimernya, maka senyawa polimer akan semakin kuat dan
semakin sulit leleh.

Rantai polimer yang memiliki cabang banyak akan memiliki daya


regang rendah yang disertai mudahnya meleleh.Ikatan silang
antarmolekul menyebabkan jaringan menjadi kaku, sehingga bahan
polimer menjadi keras dan rapuh. Semakin banyak ikatan silang yang
dimiliki oleh polimer, maka polimer akan semakin mudah
patah.Polimer yang mempunyai ikatan silang akan bersifat
termosetting, sedangkan polimer yang tidak mempunyai ikatan silang
akan besifat termoplastik.

Termosetting merupakan jenis polimer yang tetap keras dan tidak


bisa lunak ketika dikenai panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan
satu kali yaitu pada saat pembuatannya. Jadi apabila setelah pecah tidak
dapat disambung kembali. Contoh polimer jenis ini adalah bakelit.

Termoplastik merupakan jenis polimer yang dapat melunak ketika


dikenai panas dan mengeras kembali setelah didinginkan. Artinya
polimer jenis ini dapat dipanaskan berulang-ulang. Contoh polimer
yang masuk jenis ini adalah jenis plastik seperti polietilena PE, plastik
poliproilena PP, plastik polietilen tereftalat, dan plastik polivinil
chloride PVC.

Kegunaan dari polimer, yaitu :

♣ Polimer banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Yang


paling mudah ditemui adalah bahan/barang yang terbuat dari
plastik.

♣ Polimer jenis PE polietilena lebih banyak digunakan untuk plastik


pembungkus, panci, pembungkus makanan, dan kantung plastik.

♣ Polimer jenis polietilen tereftalat PET dapat digunakan sebagai


bahan untuk pembuatan film, tas plastik, dan jas hujan.
♣ Polimer jenis politetrafluoretena, Teflon banyak digunakan
sebagai pelapis karena tahan tarhadap panas, dan permukaan licin.
Contoh penggunaannya adalah untuk penggorengan karena tidak
lengket ketika dipakai untuk memasak.

♣ Polimer jenis polivinil klorida banyak digunakan sebagai bahan


pembuatan pipa dan karpet.

♣ Nilon adalah jenis Polimer yang merupakan salah satu bahan serat
sintetis yang cukup kuat dan banyak digunakan sebagai bahan
sandang, pakaian.

♣ Karet alam atau poliisoprena merupakan jenis Polimer yang


dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan ban/roda
kendaraan, sepatu, dan sarung tangan.

♣ Sutra merupakan jenis Polimer yang diperoleh dari protein


(fibroin) kepompong ulat sutra. Polimer dari Jenis ini banyak
digunakan sebagai bahan untuk pembuatan bahan sandang
karena memiliki serat yang bermutu sangat baik.

♣ Kapas merupakan jenis Polimer selulosa yang banyak digunakan


sebagai bahan untuk membuat kain katun. Katun dukenal sebagai
bahan kain yang kuat dan nyaman dipakai dengan perawatan yang
mudah.

♣ Bakelit merupakan jenis polimer yang banyak digunakan sebagi


bahan untuk pembuatan alat-alat listrik seperti stop kontak, saklar
dan lainmya.

 Keramik
Keramik merupakan suatu seni dan pengetahuan dalam membuat
dan menggunakan hasil padat yang sebahagian besar komponennya ialah
bahan non organik yang bukan logam.
Dalam industri otomotif modern, keramik telah di gunakan sejak
berpuluh-puluh tahun yang lalu, yaitu untuk menghasilkan ignition park di
dalam proses pembakaran otomotif. Keramik juga berfungsi sebagai
isolator listrik. Dewasa ini bahan keramik menjadi bahan yang penting di
dalam mesin. Karena sifatnya yang kuat dan dapat merintangi kehausan
pada temperatur yang tinggi.
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya untuk
digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk :
♣ Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
♣ Tahan korosi.
♣ Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor,
bahkan superkonduktor.
♣ Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik.
♣ Keras dan kuat maupun rapuh.
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas,
koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas
bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari
lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain
dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi.
Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik
lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural
yang menarik. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni
kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang
sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila bahan ini digunakan untuk
aplikasi struktural.
Perbedaan dan kelebihan diantara keramik dengan logam dan
bahan polimer adalah seperti berikut:
♣ Keramik: Bahan bukan organic (bukan metalik), keras, kuat,
tidak bertindak balas dengan bahan kimia, titik cair tinggi.
♣ Logam: Bahan-bahan organic (metalik), kekerasan dan kekuatan
berbeda-beda, tidak stabil terhadap bahan kimia, Titik cair
berbeda-beda.
♣ Polimer: Bahan organik, kebiasaan lembut dan lemah, tidak
stabil terhadap bahan kimia, temperatur cair rendah.
 Komposit

Pada umumnya bahan material komposit terdiri dari dua bahan


utama, yaitu :

♣ Serat ( fiber )
 Sebagai unsur utama pada komposit
 Menentukan karakteristik bahan komposit, seperti kekuatan,
kekauan, daan sifat mekanik lainnya.
 Menahan sebagian besar gaya yang bekerja pada material
komposit.
 Bahan yang dipilih harus kuat dan getas, seperti carbon,
glass, boron, dll.
♣ Matrik ( resin )
 Melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan
baik.
 Bahan yang dipilh bahan yang lunak.
Dari pengertian di atas dan unsur-unsur utamanya, maka dapat
diamati bahwa sebagian besar struktur alami yang terdapat di alam
adalah dalam bentuk komposit, contohnya :
♣ Daun padi
 Terdiri dari serat daun yang dibungkus oleh matrik
yaitu lychin.
♣ Batang bambu

 Batangnya terdiri dari bahan serat yang diikat dengan matrik


dengan kuat sehingga kaku dan ringan.
1.5 Pengelompokan Bahan Listrik
Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu
juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan berdasarkan
wujud tersebut dalam teknik listrik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Konduktor
Konduktor adalah bahan yang menghantarkan listrik dengan
mudah. Bahan ini mempunyai daya hantar listrik (Electrical
Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrical Resistance)
kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik.
Perhatikan fungsi kabel, kumparan/lilitan pada alat listrik yang anda
jumpai. Juga pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik,
bahan penghantar yang sering dijumpai adalah tembaga dan
alumunium.
2. Isolator
Isolator adalah bahan yang befungsi untuk menyekat (misalnya
antara 2 penghantar); agar tidak terjadi aliran listrik/kebocoran arus
apabila kedua penghantar tersebut bertegangan. Jadi bahan penyekat
harus mempunyai tahanan jenis besar dan tegangan tembus yang tinggi.
Bahan penyekat yang sering ditemui dalam teknik listrik adalah :
plastik, karet, dan sebagainya.
3. Semikonduktor
Semikonduktor adalah bahan yang mempunyai daya hantar lebih
kecil dibanding bahan konduktor, tetapi lebih besar dibanding bahan
isolator. Dalam teknik elektronika banyak dipakai semi konduktor dari
bahan germanium (Ge) dan silicon (Si). Dalam keadaan aslinya, Ge dan
Si adalah bahan pelikan dan merupakan isolator. Di Pabrik bahan-bahan
tersebut diberi kotoran. Jika bahan tersebut dikotori dengan alumunium
maka diperoleh bahan semikonduktor type P (bahan yang kekurangan
elektron/mempunyai sifat positif). Jika dikotori dengan fosfor maka
yang dipeoleh adalah semikonduktor jenis N (bahan yang kelebihan
electron, sehingga bersifat negative). Ge mempunyai daya hantar lebih
tinggi dibandingkan Si, sedangkan Si lebih tahan panas dibanding Ge.
4. Magnet
Magnet dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu ferro magnetic,
para-magnetic dan dia-magnetic. Bahan ferro-magnetic adalah bahan
yang mempunyai permeabilitas tinggi dan mudah sekali dialiri garis-
garis gaya magnet. Contoh bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi
adalah besi, besi pasir, stalloy, dan sebagainya. Selain itu sering
dijumpai magnet yang merupakan magnet permanen, misalnya alnico,
cobalt, baja arang, dan sebagainya. Baja untuk magnet sering dijumpai
pada pelat-pelat motor/generator, pelat-pelat transformator, dan
sebagainya. Dalam bidang elektronika, digunakan bahan magnet
misalnya pada speaker, alat-alat ukur elektronika, dan sebagainya.
5. Superkonduktor
Pada tahun 1911, Kamerligh Onnes mengukur perubahan tahanan
listrik yang disebabkan oleh perubahan suhu Hg dalam helium cair. Dia
menemukan bahwa tahanan listrik tiba-tiba hilang pada suhu 4,153°K.
Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 24 unsur hantaran super dan
lebih banyak lagi paduan dan senyawa yang menunjukkan sifat-sifat
hantaran super. Temperatur kritisnya berkisar antara 1 samapai 19°
Kelvin. Bahan-bahan lead (timah), tin (timah patri), alumunium, dan
mercury, pada sushu mendekati 0°K mempunyai resistivitas nol.
6. Serat optik
Serat optik adalah bahasn serat (tipis, panjang) yang transparan
(dapat/baik menyalurkan cahaya) dan dipergunakan sebagai media
telekomunikasi cahaya.
Pada tahun 1870 John Tyndall mendemonstrasikan konsep serat
optik untuk pertama kalinya.
7. Bahan khusus
Bahan khusus adalah bahan-bahan lain yang digunakan secara tidak
langsung sebagai bahan utama peralatan listrik (misalnya untuk
memperindah bentuk peralatan listrik).
Dalam pemilihan jenis bahan listrik, selain sifat listrik, perlu
dipertimbangkan beberapa sifat lain dari bahan, yaitu :
 Sifat kelistrikan
Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat
listrik ditujukan untuk mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara
kedua penghantar yang berbeda potensial atau untuk mencegah loncatan
listrik ketanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecil-kecilnya
(tidak melampui batas yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku).

 Sifat Fisik
Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri),
dimana pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula.
Isi akan bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan
sebaliknya benda akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat
benda tetap , maka kepadatan benda akan bertambah, sehingga dapat
disimpulkan sebagai berikut :
♣ Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan
berkurang.
♣ Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah.
♣ Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan
panas.

 Sifat kimia
Berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat
dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri
dengan sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya
reaksi kimia dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi.
Sedangkan reaksi kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman.
Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan
informasi spesifikasi bahan. Melalui pengujian tarik akan diperoleh
besaran-besaran kekuatan tarik, kekuatan mulur, perpanjangan, reduksi
penampang, modulus elastis, resilien, keuletan logam, dan lain-lain. Selain
sifat-sifat tersebut dengan tidak secara terlalu teknis, perlu diperhatikan
kekerasan (hardness) dan kemampuan menahan goresan (abrasion).
Contoh sifat fisis yang sering diperlukan adalah berat jenis, titik lebur, titik
didih, titik beku, kalor lebur, dan sebagainya. Juga sifat perubahan volume,
wujud, dan panjang terhadap perubahan suhu. Perkaratan adalah contoh
sifat bahan akibat reaksi kimia; reaksi antara logam dengan oksigen yang
ada di udara. Sifat kimia juga termasuk sifat bahan yang beracun,
kemungkinan mengadakan reaksi dengan garam, asam, dan basa. intisari
Selain bahan penyekat atau isolator di atas, ada bahan lain yang
juga banyak digunakan dalam teknik ketenagalistrikan yaitu bahan
penghantar atau sering dinamakan dengan istilah konduktor. Suatu bahan
listrik yang akan dijadikan penghantar, juga harus mempunyai si fat-sifat
dasar penghantar itu sendiri seperti: koefisien suhu tahanan, daya hantar
panas, kekuatan tegangan tarik dan lain-lain. Disamping itu juga
penghantar kebanyakan menggunakan bentuk padat seperti tembaga,
aluminium, baja, seng, timah, dan lain-lain. Untuk keperluan komunikasi
sekarang banyak digunakan bahan penghantar untuk media transmisi
telekomunikasi yaitu menggunakan serat optik.
Erat kaitannya dengan keperluan pembangkitan energi listrik, yaitu
suatu bahan magnetik yang akan dijadikan sebagai medium untuk konversi
energi, baik dari energi listrik ke energi mekanik, energi mekanik ke
energi listrik, energi listrik menjadi energi panas atau cahaya, maupun dari
energi listrik menjadi energi listrik kembali. Bahan magnetik ini tentunya
harus memenuhi sifat-sifat kemagnetan, dan parameter-parameter untuk
dijadikan sebagai bahan magnet yang baik. Dalam pemilihan bahan
magnetik ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.
Suatu bahan yang sekarang lagi ngetren dan paling banyak sedang
dilakukan riset-riset di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu bahan
semi konduktor. Berkembangnya dunia elektronika dan komputer saat ini
adalah merupakan salah satu peranan dari teknologi semi konduktor.
Bahan ini sangat besar peranannya pada saat ini pada berbagai bidang
disipilin ilmu terutama di bidang teknik elektro seperti teknologi
informasi, komputer, elektronika, telekomunikasi, dan lain -lain. Berkaitan
dengan bahan semi konduktor, pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi
dua macam yaitu semi konduktor dan super konduktor.

D. STRUKTUR DAN SIFAT – SIFAT REKAYASA MATERIAL


Struktur adalah pada saat ini istilah samar-samar yang membutuhkan
penjelasan. Secara singkat, struktur material biasanya berhubungan dengan
struktur penyusun komponen internal. Struktur sub atomik melibatkan
elektron dalam atom individu dan interaksi dengan inti mereka. Pada tingkat
atom, struktur meliputi organisasi atom atau molekul relatif terhadap yang
lain. Bidang struktural yang lebih besar berikutnya, yang berisi kelompok
besar atom yang biasanya diaglomerasi bersama-sama, disebut mikroskopis,
yang berarti bahwa yang tunduk pada pengamatan langsung menggunakan
beberapa jenis mikroskop. Akhirnya, elemen struktur yang dapat dilihat
dengan mata telanjang disebut makroskopik.
Gagasan properti layak elaborasi saat digunakan layanan, semua bahan
yang terkena rangsangan eksternal yang membangkitkan beberapa jenis
respon. Misalnya, spesimen mengalami gaya akan deformasi, atau permukan
logam yang mengkilap akan memantulkan cahaya. Properti adalah sifat
materi dalam hal jenis dan besarnya.
Untuk setiap jenis karakteristik stimulus mampu memprovokasi respon
yang berbeda. Hampir semua sifat penting dari bahan padat dapat
dikelmpokkan ke dalam enam kategori yang berbeda, yakni
1. Mekanik
Sifat mekanik berhubungan deformasi dengan beban yang
diterapkan atau kekuatan. Contohnya termasuk modulus elastisitas dan
kekuatan.
2. Listrik
Untuk sifat listrik, seperti konduktifitas listrik dan konstan di
elektrik, stimulus adalah medan listrik.
3. Thermal
Perilaku termal padatan dapat direpresentasikan dalam hal
kapasitas panas dan konduktivitas termal.
4. Magnetik
Sifat magnetik menunjukkan respon bahan terhadap penerapan
medan magnet.
5. Optik
Sifat optik, stimulus adalah radiasi elektro magnetik atau cahaya.
Indeks biasa dan reflektifitas adalah sifat optik perwakilan.
6. Korosi
Karakteristik korosif menunjukkan kreatifitas kimia bahan.

Mengapa materi penting untuk dipelajari ? banyak pendapat insinyur atau


ilmuan diaplikasikan, baik sipil, mekanik, kimia, atau listrik, akan ada pada
satu waktu atau yang lain akan terkena masalah desain yang melibatkan
bahan. Contoh mungkin termasuk gigi transmisi, suprastruktur suatu
bangunan, kilang minyak komponen, atau mikroprosesor "chip". Tentu saja,
bahan ilmuwan dan insinyur spesialis yang benar-benar terlibat dalam
investigasi dan desain material.

Berkali-kali, masalah bahan adalah salah satu dari memilih bahan yang
tepat dari ribuan yang tersedia. Ada beberapa kriteria yang menjadi dasar
keputusan akhir biasanya didasarkan. pertama-tama, kondisi pelayanan di
harus ditandai, untuk ini akan menentukan sifat material yang dibutuhkan.
Hanya pada kesempatan langka melakukan proses bahan kombinasi
maksimum atau ideal properti. Oleh karena itu mungkin perlu untuk trade off
satu karakteristik yang lain. Contoh klasik melibatkan kekuatan dan daktilitas.
Normal, bahan yang memiliki kekuatan tinggi akan hanya memiliki daktilitas
terbatas. Dalam kasus seperti kompromi yang masuk akal antara dua atau
lebih sifat mungkin diperlukan.

Pertimbangan seleksi kedua adalah setiap kerusakan sifat material yang


mungkin terjadi selama operasi pelayanan. Misalnya, penurunan yang
signifikan dalam kekuatan mekanik dapat mengakibatkan dari paparan suhu
tinggi atau lingkungan korosif.
Akhirnya, mungkin Pertimbangan utama adalah bahwa ekonomi: apa yang
akan biaya produk jadi? Sebuah materi dapat ditemukan yang memiliki set
yang ideal sifat tapi mahal. Sini lagi, beberapa kompromi tidak bisa dihindari.
Biaya sepotong selesai juga mencakup setiap biaya yang dikeluarkan selama
fabrikasi untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan.

Yang lebih akrab seorang insinyur atau ilmuwan yang dengan berbagai
karakteristik dan hubungan struktur properti, serta teknik pengolahan semakin
mahir dia akan membuat pilihan bijaksana bahan yang didasarkan pada
kriteria.

 Struktur bahan : pengaturan/susunan elemen–elemen di dalam bahan.


Tinjauan struktur bahan dibedakan atas :
- Struktur subatonik : ditinjau dari susunan elektron dengan inti
- Level atom : ditinjau dari pengaturan atom atau molekul satu sama lain
- Mikroskopik : ditinjau dari kumpulan group–group atom
- Makroskopik : ditinjau dari struktur yang bisa dilihat dengan mata
telanjang.
 Sifat bahan : dilihat dari kemampuan bahan menerima perlakuan dari
luar.
Sifat–sifat bahan padat bisa di kelompokkan atas 6 kategori :
- sifat mekanik
- sifat listrik
- sifat termal / panas
- sifat magnet
- sifat optik
- sifat deterioratif (penurunan kualitas).

Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya,


pada bidang teknik mesin umumnya sifat tersebut dibagi menjadi tiga sifat.
Sifat –sifat itu akan mendasari dalam pemilihan material, sifat tersebut
adalah:

- Sifat mekanik.
- Sifat fisik.

- Sifat teknologi

Dibawah ini akan dijelaskan secara terperinci tentang sifat-sifat material


tersebut

a. Sifat Mekanik
Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting
yang mendasari pemilihan bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik
dapat diartikan sebagai respon atau perilaku material terhadap
pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan
keduanya. Dalam prakteknya pembebanan pada material terbagi dua yaitu
beban statik dan beban dinamik.Perbedaan antara keduanya hanya pada
fungsi waktu dimana beban statik tidak dipengaruhi oleh fungsi waktu
sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi waktu.
Untuk mendapatkan sifat mekanik material, biasanya dilakukan
pengujian mekanik. Pengujian mekanik pada dasarnya bersifat
merusak (destructive test), dari pengujian tersebut akan dihasilkan kurva
atau data yang mencirikan keadaan dari material tersebut.
Setiap material yang diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil atau
spesimen. Spesimen pengujian dapat mewakili seluruh material apabila
berasal dari jenis, komposisi dan perlakuan yang sama. Pengujian yang
tepat hanya didapatkan pada material uji yang memenuhi aspek ketepatan
pengukuran, kemampuan mesin, kualitas atau jumlah cacat pada material
dan ketelitian dalam membuat spesimen. Sifat mekanik tersebut meliputi
antara lain: kekuatan tarik, ketangguhan, kelenturan, keuletan, kekerasan,
ketahanan aus, kekuatan impak, kekuatan mulur, kekeuatan leleh dan
sebagainya.
Sifar-sifat mekanik material yang perlu diperhatikan:
- Tegangan yaitu gaya diserap oleh material selama
berdeformasi persatuan luas.
- Regangan yaitu besar deformasi persatuan luas.
- Modulus elastisitas yang menunjukkan ukuran kekuatan
material.
- Kekuatan yaitu besarnya tegangan untuk mendeformasi
material atau kemampuan material untuk menahan
deformasi.
- Kekuatan luluh yaitu besarnya tegangan yang dibutuhkan
untuk mendeformasi plastis.
- Kekuatan tarik adalah kekuatan maksimum yang
berdasarkan pada ukuran mula.
- Keuletan yaitu besar deformasi plastis sampai terjadi patah.
- Ketangguhan yaitu besar energi yang diperlukan sampai
terjadi perpatahan.
- Kekerasan yaitu kemampuan material menahan deformasi
plastis lokal akibat penetrasi pada permukaan.
b. Sifat Fisik
Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat
fisik.Sifat fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan
disebabkan oleh pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan
dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah pada struktur material. Sifat
fisik material antara lain : temperatur cair, konduktivitas panas dan panas
spesifik.
Struktur material sangat erat hubungannya dengan sifat mekanik.
Sifat mekanik dapat diatur dengan serangkaian proses perlakukan fisik.
Dengan adanya perlakuan fisik akan membawa penyempurnaan dan
pengembangan material bahkan penemuan material baru.
c. Sifat Teknologi
Selanjutnya sifat yang sangat berperan dalam pemilihan material
adalah sifat teknologi yaitu kemampuan material untuk dibentuk atau
diproses. Produk dengan kekuatan tinggi dapat dibuat dibuat dengan
proses pembentukan, misalnya dengan pengerolan atau penempaan.
Produk dengan bentuk yang rumit dapat dibuat dengan proses pengecoran.
Sifat-sifat teknologi diantaranya sifat mampu las, sifat mampu cor, sifat
mampu mesin dan sifat mampu bentuk.Sifat material terdiri dari sifat
mekanik yang merupakan sifat material terhadap pengaruh yang berasal
dari luar serta sifat-sifat fisik yang ditentukan oleh komposisi yang
dikandung oleh material itu sendiri.
BAB II
KISI KRISTAL

A. KISI KRISTAL
Kisi kristal terdiri dari kisi Bravais dan non Bravais, kisi Bravais seluruh
titik kisi adalah ekuivalen, oleh karenanya seluruh atom dalam kristal sama
jenisnya. Sedangkan dalam kisi non Bravais terdapat titik-titik kisi yang tidak
ekuivalen. Seperti diperlihatkan pada Gambar 1.1 kisi tempat A, B, C adalah
ekuivalen satu sama lain, sedangkan tempat A’, B’, C’ juga ekuivalen satu
sama lain. Tetapi dua tempat, A dan A’ adalah titik ekuivalen. Atom pada A
dapat sama atau tidak dengan atom pada A’. Misalnya dua atom H atau atom
H dan Cl.

B.

Kisi non-Bravais terkadang diungkapkan sebagai kisi dengan basis. Pada


Gambar 1.2, basisnya adalah A dan A’. Kisi non-Bravais dapat dipandang
sebagai kombinasi dari dua atau lebih kisi Bravais dengan orientasi tertentu.
Oleh karenanya, titik-titik A, B, C dan seterusnya membentuk kisi Bravais,
sedangkan titik-titik A’, B’, C’ membentuk kisi Bravais yang lain. Struktur
kristal real terbentuk bila atom-atom basis ditempatkan secara identik pada
setiap titik kisi. Relasi logikanya adalah : Kisi + Basis = Struktur Kristal
Setiap titik dalam kisi tiga dimensional dapat ditulis sebagai ujung dari
vektor kisi.

Rn = n1a, + n2b + n3c


Dimana : a, b, dan c adalah vektor; n1, n2 dan n3 bilangan yang nilainya
tergantung pada titik kisinya.
Seperti diberikan pada Gambar 1.2. dalam gambaran dua dimensi, titik asal
berada pada titik kisi tertentu, A. Titik B, (n1, n2) = (1,0); C, (n1, n2) = (1,1),
D, (n1, n2) = (0,-1).
BAB III

KONSEP IKATAN KRISTAL

Zat padat berdasarkan susunan atomnya dapat diklasifikasikan atas


kristal dan amorf. Sebuah kristal mempunyai susunan atom yang teratur
sehingga dapat berbentuk kubus, tetragonal atau bentuk lainnya. Pada
umumnya suatu kristal terdiri dari lebih dari satu atom sehingga merupakan
zat atau benda yang lebih stabil dibandingkan dengan atom-atom penyusunnya.
Kestabilan kristal disebabkan adanya gaya-gaya ikat antar atom. Gaya ikat antar
atom dapat dijelaskan melalui konsep energi. Sehingga nilai dari gaya ini
sebanding dengan besarnya energi ikat kristal yang lazim didefinisikan
sebagai energi yang diperlukan untuk memisahkan atom-atomnya. Lima macam
ikatan kristal yang akan dibahas pada bab ini, yaitu: ikatan ionik, ikatan kovalen,
ikatan logam, ikatan van der Waals, dan ikatan hirogen.

1. IKATAN IONIK
Pada ikatan ionik, sebuah atom memberikan atau menerima satu atau
beberapa elektron dari atom lain sehingga atom-atom itu masing-masing
menjadi ion. Ion-Ion ini akan mengikat satu sama lain dengan gaya
elektrostatik atau gaya Coloumb. Dua jenis struktur dalam kristal ionik,
yaitu NaCl dengan struktur fcc dan CsCl dengan struktur bcc.
Pada molekul NaCl, ion Na mengikat diri pada ion Cl. Bagaimana
atom Na dapat menjadi Na+ dan atom Cl menjadi ion Cl- dalam kristal
garam dapur? Setiap atom cenderung ingin memiliki konfigurasi elektron
seperti gas mulia yang sangat stabil, yaitu dengan kulit luar tertutup atau
sub kulit penuh. Maka atom 11Na dan 17Cl yang mempunyai konfigurasi
elektron:
11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

akan memperoleh struktur gas mulia dengan jalan berikut. Na harus


melepaskan sebuah elektron pada kulit terluar dan menjadi ion Na +,
sedangkan Cl memerlukan sebuah elektron pada kulit terluar dan menjadi
ion Cl-. Sehingga Na+ dan Cl- saling mengikat secara ionik. Disini terjadi
penyerahan total elektron dari atom yang satu ke atom yang lain. Dan
ikatan cukup kuat sehingga mempunyai titk lebur yang tinggi.

2. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen terjadi pada kristal Ge, Si, Sn dan intan. Disini tidak ada
pihak yang menyerahkan elekron, yang ada adalah saling bertukar atau
meminjamkan elektron. Dalam kristal germanium, silicon, timah dan intan
setiap atomnya memiliki 4 tetangga terdekat yang secara bersama-sama
membentuk limas bersisi empat beraturan (tetrahedron beraturan).
Kristal intan tersusun atas atom-atom karbon C yang ingin memperoleh
struktur seperti gas mulia Ne. Oleh karena itu C memerlukan 4 elektron
lagi di kulit terluarnya. Kekurangan elektron tersebut dipenuhi dengan
menggunakan bersama 4 elektron dari 4 karbon yang lain. Kristal dengan
jenis ikatan ini menjadi sangat kuat sehingga mempunyai titik lebur tinggi.

Adapun karakteristikdari ikatan kovalen adalah sebagai berikut :


1. Memiliki energi ikat yang besarsehingga sangat keras dan tembus
cahaya
2. Titik leleh tinggi
3. Tidak larut dalam zat cair biasadan dalam hampir semua pelarut
4. Energi kohesif 16 sampai 12 eV
Contoh ikatan kovalen adalah atom Hidrogen (H), Karbon, Intan, dan
Diamond

C. IKATAN LOGAM
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan
bersama electron elektron valensi antara tomatom logam. Contoh: logam besi,
seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah
satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori
lautan elektron. Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron
valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat
kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain.
Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi
dari setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+
membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2 e–),
maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron
bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.
1. Ciri Ikatan Logam
 Atom-atom logam bisa diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal
rapat satu sama lain.
 Atom logam memiliki sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah
untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
 Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak
tempat kosong) sehingga elektron bisa berpindah dari 1 atom ke atom lain.
 Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron
valensi logam mengalami suatu delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana
elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi
senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
 Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang
menyelimuti ion-ion positif logam.

Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:

Logam bersifat padat pada temperatur dan tekanan standar, dengan


pengecualian unsur merkuri dan galium yang keduanya berupa cairan.
Sebagai pengingat, sifat-sifat logam yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.


2. Berkilau dan memantulkan cahaya.
3. Dapat ditempa.
4. Memiliki variasi kekuatan mekanik.

Perlu diingat kembali bahwa ikatan logam adalah suatu kekuatan utama
yang menyatukan atom-atom logam. Ikatan logam adalah akibat dari adanya
tarik menarik muatan positif dari logam dan muatan negatif dari elektron
yang bergerak bebas.

Sifat-sifat logam tidak bisa dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan
kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak bisa mengantarkan listrik
pada fase padatan, dan senyawa ionik sifatnya rapuh (berlawanan dengan sifat
logam). dan; Atom dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga
elektron valensi. Dengan demikian atom tersebut tidak dapat membentuk
ikatan kovalen. Senyawa kovalen adalah penghantar listrik yang buruk dan
umumnya berupa cairan (dengan sifat berkebalikan dengan pembentukan
logam). Dengan demikian, logam membentuk model ikatan yang berbeda.

2. Proses Pembentukan Ikatan Logam

Pada ikatan logam terjadi proses saling meminjamkan elektron, hanya saja
jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron valensinya
(elektron yang berada pada kulit terluar) ini tidak hanya antara dua melainkan
beberapa atom tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom
menyerahkan elektron valensi untuk dipakai bersama, dengan demikian akan
ada ikatan tarik menarik antara atom-atom yang saling berdekatan.
Jarak antar atom ini akan tetap sama, maksudnya bila ada atom yang bergerak
menjauh maka gaya tarik menarik akan menariknya kembali ke posisi semula
dan jika bergerak terlalu mendekat maka akan timbul gaya tolak menolak
karena inti-inti atom berjarak terlalu dekat padahal muatan listriknya sama
sehingga kedudukan atom relatif terhadap atom lain akan tetap.

Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terletak beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk kabut
elektron. Dalam logam, orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu
menjadi suatu sistem terdelokalisasi yang merupakan dasar pembentukan
ikatan logam. Delokalisasi adalah suatu keadaan dimana elektron valensi
tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari
satu atom ke atom lain.

Atom logam bisa berikatan sambung menyambung ke segala arah sehingga


menjadi molekul yang besar sekali. Satu atom akan berikatan dengan
beberapa atom lain disekitarnya. Akibatnya atom tersebut terikat kuat dan
menjadi logam berwujud padat (kecuali Hg) dan umumnya keras.

3. Reaksi Senyawa Logam

Logam-logam alkali mempunyai beberapa sifat fisik antara lain


semuanya lunak, putih mengkilat, dan mudah dipotong. Jika logam-logam
tersebut dibiarkan di udara terbuka maka permukaannya akan menjadi
kusam karena logam-logam tersebut mudah bereaksi dengan air atau
oksigen, dan biasanya disimpan dalam minyak tanah.

Bersamaan dengan semakin bertambahnya nomor atom maka


tingkat kelunakannya juga semakin bertambah. Tingkat kelunakan logam-
logam alkali makin bertambah sesuai dengan bertambahnya nomor atom
logam-logam tersebut. Sifat-sifat kimia logam alkali tanah dapat diamati
antara lain dari reaksinya terhadap air. Reaksinya dengan air menghasilkan
gas hidrogen dan hidroksida serta cukup panas. Reaktivitas terhadap air
dingin semakin bertambah besar dengan bertambahnya nomor logam.

Logam-logam alkali tanah, kecuali berilium semuanya berwarna


putih, mudah dipotong dan nampak semakin mengkilat jika dipotong, serta
cepat menjadi kusam di udara. Reaktivitasnya terhadap air berbeda-beda.
Berilium dapat bereaksi dengan air dalam keadaan pijar dan airnya dalam
bentuk uap. Magnesium bereaksi dengan air dingin secara lambat dan
semakin cepat bila makin panas, logam-logam alkali tanah yang lain
sangat cepat bereaksi dengan air dingin menghasilkan gas hidrogen dan
hidroksida serta menghasilkan banyak panas.

Senyawa klorida dari logam-logam alkali maupun alkali tanah larut


dalam air membentuk ion hidrat sederhana. banyak klorida kovalen atau
agak kovalen mengalami hidrolisis dan menghasilkan klorida dan oksida
atau hidroksinya. Misalnya larutan aluminium klorida bereaksi dengan air
membentuk aluminium hidroksida.

D. IKATAN VAN DER WAALS

Ikatan van der walls adalah gaya tarik menarik antarmolekul (antar kutub)
dalam senyawa yang berikatan kovalen. Gaya ini merupakan gaya
antarmolekul yang sangat lemah Mencakup interaksi dipole – dipole (pada
senyawa polar) dan interaksi dipole terimbas/terinduksi (pada senyawa polar
dan non polar). Sedangkan interaksi dipole sementara (pada senyawa non
polar) biasa disebut dengan gaya dispersi London.

Semakin besar Mr suatu senyawa (semakin banyak jumlah partikel yang


saling tarik) ikatan van der walls akan semakin kuat, sehingga energy yang
dibutuhkan untuk memutuskan ikatan antarmolekul semakin besar. Akibatnya
titik leleh dan titik didih senyawa tersebut akan semakin besar.

Pada ikatan Van der walls dibagi menjadi 2 bagian yaitu gaya London dan
gaya tarik dipol
1. Gaya London
Gaya London ditemukan oleh Fisikawan Jerman yang bernama
Fritz London. Gaya London (gaya dispersi) merupakan gaya tarik
menarik antar molekul nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang
ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital lain
membentuk dipol sesaat. Gaya London mengakibatkan molekul nonpolar
bersifat agak polar.
Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat
mengimbas ke molekul sekitarnya disebut polarisabilitas. Polariabilitas
berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Jika
massa molekul relatif semakin besar maka molekul semakin mudah
mengalami polarisasi sehingga gaya London semakin kuat. Dengan massa
molekul relatif yang sama besar molekul yang bentuknya panjang lebih
mudah mengalami polarisasi dibandingkan dengan molekul yang kecil,
kompak dan simetris. Semakin mudah mudah molekul mengalami
polarisasi semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena itu jika
masa molekul relatif zat semakin besar maka titik didih dan titik lelehnya
semakin tinggi.
Namun gaya London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang
molekulnya hanya mengalami tarik menarik berdasarkan gaya London
saja maka titik didih dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan zat lain
yang mengalami tarik-menarik tidak hanya berdasarkan gaya London saja
(Mr hampir sama).
2. Gaya Tarik Dipol
Gaya Tarik Dipol adalah suatu molekul – molekul polar
yang cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekati kutub
positif dari suatu molekul dengan kutub negatif molekul yang lain.
Semakin besar momen dipol yang dimiliki oleh suatu senyawa,
semakin besar gaya tarik menarik dipol yang dihasilkan. Gaya ini lebih
kuat dibandingkan dengan gaya London. Oleh karena itu, molekul yang
mengalami gaya tarik dipol memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih
tinggi daripada molekul yang mengalami gaya London (Mr hampir sama).
Gaya Tarik dipol terdiri atas 5 jenis yang berbeda antara lain :
 Gaya Dipol – Dipol
Gaya ini akan terjadi jika sesama senyawa kovalen
polar saling berinteraksi. Senyawa kovalen polar memiliki
2 dipol yaitu dipol positif (δ+) dan dipol negatif (δ–).
Interaksi antara dipol (-) dari satu molekul dengan dipol
(+) dari satu molekul yang lain akan menimbulkan gaya
tarik yang relatif lemah.
Kekuatan gaya tarik dipol – dipol ini akan semakin
besar jika molekul – molekul mengalami penataan dengan
ujung (+) suatu molekul mengarah keujung (-) dari molekul
yang lain.
 Gaya Dipol Sesaat.
Jenis gaya ini umumnya dimiliki oleh senyawa
kovalen nonpolar. Berbeda dengan senyawa kovalen polar,
senyawa kovalen nonpolar tidak memiliki dipole. Gaya ini
terjadi akibat adanya pergerakan elektron mengelilingi inti
atom secara acak, sehingga pada suatu saat elektron –
elektron tersebut akan mengumpul pada salah satu sisi atom
dari molekul. Dipol yang terjadi ini akan segera menghilang
atau berpindah tempat (sisi) seiring dengan berputarnya
elektron.
 Gaya Dipol – Dipol Terinduksi (gaya imbas)
Jika suatu molekul polar berdekatan dengan
molekul nonpolar maka molekul polar dapat menginduksi
molekul nonpolar, akibatnya molekul nonpolar tersebut
akan memiliki dipol terinduksi / dipol sesaat karena
elektron – elektronnya akan mengumpul pada salah satu sisi
molekul ( terdorong atau tertaik ).
Gaya dipol – dipol terinduksi (gaya imbas) adalah
suatu dipol dari molekul polar akan saling tarik menarik
dengan dipol terinduksi dari molekul nonpolar.
 Gaya Ion – Dipol
Gaya jenis ini terjadi antara senyawa ion dan
senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam senyawa
kovalen polar, senyawa ion ini akan terionisasi menjadi
kation dan anion. Kation akan tarik-menarik dengan dipol
negatif sedangkan anion akan tarik-menarik dengan dipol
positif.
 Gaya Ion – Dipol Sesaat
Mekanisme terjadinya gaya ini dikarenakan
kombinasi dari proses terjadinya gaya dipol – dipol
terinduksi dengan gaya ion – dipole. Jika ion dari senyawa
ion berdekatan dengan molekul nonpolar maka ion tersebut
dapat menginduksi dipol molekul nonpolar. Dipol
terinduksi molekul nonpolar yang dihasilkan akan berikatan
dengan ion.

Jenis gaya seperti ini memegang peranan penting dalam sirkulasi darah di
dalam tubuh. Ion Fe2+ dalam haemaglobin akan mengalami gaya ion – dipol
sesaat dengan molekul O2. Kation Fe2+ akan menginduksi molekul O2 yang
bersifat nonpolar, kemudian dipol terinduksi yang dihasilkan akan berikatan
dengan kation Fe2+.

E. IKATAN HIDROGEN

Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom
hidrogen yang terikat dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan
pasangan elektron bebas dari atom sangat elektronegatif lainnya. Ikatan ini
muncul sebagaimana ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat sangat polar, di
mana muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada atom
elektronegatif (N, O, atau F).

Sebagai contoh, ikatan hidrogen terdapat pada antar molekul H 2O dan


antar molekul NH3, seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut.
Ikatan hidrogen sebenarnya merupakan gaya dipol-dipol yang terjadi
antara molekul-molekul polar. Namun, ikatan ini dibedakan secara khusus
karena kekuatan gaya interaksinya relatif lebih kuat dibanding gaya dipol-
dipol umumnya. Hal ini dikarenakan atom hidrogen tidak memiliki elektron
inti yang dapat melindungi (shielding) inti atom dan ukurannya cukup kecil
sehingga dapat lebih didekati oleh molekul-molekul lain dan jarak antara
hidrogen dan muatan parsial negatif pasangan elektron bebas menjadi sangat
dekat. Akibatnya, energi interaksi dipol-dipol antara hidrogen dan pasangan
elektron bebas pada atom elektronegatif menjadi lebih besar dari energi
interaksi dipol-dipol lainnya.

Secara umum, ikatan hidrogen digambarkan sebagai X—H···Y—, di mana


X dan Y melambangkan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan tiga
titik (···) melambangkan ikatan hidrogen. Fragmen X—H biasanya dikenal
sebagai donor ikatan hidrogen sebagaimana fragmen X—H memiliki
hidrogen yang menjadi bagian dari ikatan hidrogen. Sedangkan, fragmen Y—
dikenal sebagai akseptor sebagaimana Y adalah atom elektronegatif dengan
pasangan elektron bebas penerima hidrogen yang menjadi bagian dari ikatan
hidrogen.

1. Ikatan Hidrogen dan Sifat Fisis

Sifat fisis seperti titik lebur dan titik didih sangat dipengaruhi oleh gaya
interaksi antar-molekul. Adanya ikatan hidrogen sebagai gaya interaksi
antar-molekul yang paling kuat memberikan pengaruh yang signifikan
pada titik didih beberapa senyawa hidrida biner dari unsur-unsur golongan
IVA hingga VIIA. Berikut grafik yang menunjukkan titik didih dari
senyawa-senyawa biner hidrogen dan unsur golongan IVA hingga VIIA.

Grafik titik didih sebagai fungsi massa molekul senyawa hidrida


golongan IVA–VIIA
(Sumber: Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science
(13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)

Titik didih dari senyawa hidrida unsur golongan IVA (CH4, SiH4,
GeH4, dan SnH4, seluruhnya nonpolar) meningkat dari atas ke bawah
golongan (dari C ke Sn). Hal ini dapat dimengerti sebagai akibat dari
adanya polarisabilitas dan gaya dispersi London secara umum meningkat
seiring dengan bertambahnya massa molekul. Senyawa-senyawa hidrida
dari golongan VA, VIA, dan VIIA secara umum juga mengikuti pola
kenaikan titik didih yang sama, namun khusus untuk senyawa NH 3, H2O,
dan HF titik didihnya jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Faktanya, ketiga senyawa ini juga memiliki sifat-sifat yang


membedakannya dari senyawa-senyawa lain dengan massa molekul dan
polaritas yang bermiripan. Sebagai contoh, air (H2O) memiliki titik leleh
yang tinggi, kalor jenis yang tinggi, dan kalor penguapan yang tinggi.
Sifat-sifat ini menunjukkan bahwa adanya gaya antar-molekul tak lazim
yang kuat pada molekul-molekul ketiga senyawa tersebut, yakni ikatan
hidrogen.

2. Ikatan Hidrogen pada Air

Pada air, satu molekul air dapat berikatan hidrogen dengan empat
molekul air lain di sekitarnya dalam susunan tetrahedral seperti terlihat
dalam gambar (a) di bawah. Pada es, molekul-molekul air berikatan
hidrogen dalam struktur susunan yang kaku namun lebih terbuka. Struktur
yang lebih terbuka (berongga) pada es seperti terlihat pada gambar (b)
mengakibatkan es memiliki densitas (massa jenis) yang lebih kecil. Ketika
es melebur, sebagian ikatan hidrogen putus. Hal ini menyebabkan
molekul-molekul air dapat tersusun lebih rapat sehingga densitasnya
meningkat seperti terlihat pada gambar (c). Dengan kata lain, jumlah
molekul H2O per satuan volum dalam wujud cair lebih banyak dibanding
dalam wujud padat.

Ikatan hidrogen pada air


(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and
Modern Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)

Seiring air es dipanaskan di atas titik lebur, pemutusan ikatan hidrogen


terus berlanjut sehingga molekul-molekul air menjadi semakin tersusun
rapat dan densitas air semakin meningkat. Air dalam wujud cair akan
mencapai densitas maksimum pada suhu 3,98°C. Di atas suhu tersebut, air
berperilaku “normal” seperti zat-zat lain pada umumnya sebagaimana
densitas menurun seiring dengan kenaikan suhu.

Sifat anomali air ini berperan dalam beberapa fenomena-fenomena yang


terjadi di bumi, seperti misalnya gunung es yang mengapung di atas
perairan dan meledaknya pipa air pada musim salju. Ledakan pipa air
dapat terjadi jika pendinginan terjadi secara mendadak sebagaimana air
yang membeku menjadi es mengalami pemuaian. Dalam peristiwa es yang
mengapung pada perairan yang membeku di musim salju, mengapungnya
bongkahan es akan menghambat terjadinya pembekuan air lebih lanjut
sehingga makhluk hidup yang berada di dalam perairan dapat bertahan
hidup. Tanpa adanya sifat anomali air oleh karena keberadaan ikatan
hidrogen ini, perairan akan membeku dari dasar hingga ke permukaan. Hal
ini tentunya akan mengakibatkan makhluk hidup di perairan tersebut
terancam tidak dapat bertahan hidup selama musim salju.

3. Ikatan Hidrogen pada Makhluk Hidup

Reaksi-reaksi kimia pada tubuh makhluk hidup melibatkan senyawa-


senyawa dengan struktur kompleks, seperti protein dan DNA, di mana
dalam reaksi-reaksi tersebut ikatan-ikatan tertentu harus dapat dengan
mudah diputuskan dan dibentuk kembali. Ikatan hidrogen merupakan
ikatan yang energinya pas dalam memungkinkan hal tersebut. Energi
ikatan hidrogen paling besar di antara gaya-gaya interaksi antar-molekul
lainnya, dan energinya relatif jauh lebih kecil dibanding ikatan kimia
intramolekul seperti ikatan kovalen dan ikatan ionik.

Bentuk dari suatu molekul protein sangat dipengaruhi oleh ikatan


hidrogen; jika ada ikatan-ikatan yang putus, molekul protein dapat
kehilangan fungsinya. Ikatan ini juga berperan penting dalam mengikatkan
kedua untai molekul DNA membentuk heliks ganda. Ikatan hidrogen yang
tidak terlalu kuat ini dapat mempertahankan struktur rantai ganda DNA
namun juga dapat dengan mudah diputuskan pada proses replikasi DNA
dalam pembelahan sel.
BAB VI

STRUKTUR KRISTAL

Kristal terbentuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau


molekulmolekul zat padat yang memiliki susunan berulang dan jarak yang
teratur dalam tiga dimensi. Pada hubungan lokal yang teratur, suatu kristal harus
memiliki rentang yang panjang pada koordinasi atom-atom atau ion dalam pola
tiga dimensi sehingga menghasilkan rentang yang panjang sebagai karakteristik
dari bentuk kristal tersebut.

Ditinjau dari struktur atom penyusunnya, bahan padat dibedakan


menjadi tiga yaitu kristal tunggal (monocrystal), polikristal (polycrystal), dan
amorf (Smallman, 2000: 13). Pada kristal tunggal, atom atau penyusunnya
mempunyai struktur tetap karena atom-atom atau molekul-molekul penyusunnya
tersusun secara teratur dalam pola tigadimensi dan pola-pola ini berulang secara
periodik dalam rentang yang panjang tak berhingga.

Polikristal dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari kristal-kristal


tunggal yang memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk yang
membentuk benda padat. Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan
kristal, akan tetapi pola susunan atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul yang
dimiliki tidak teratur dengan jangka yang pendek. Amorf terbentuk karena proses
pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat dengan tepat
menempati lokasi kisinya. Bahan seperti gelas, nonkristalin ataupun vitrus
yaitu memiliki struktur yang identik dengan amorf. Susunan dua-dimensional
simetris dari dua jenis atom yang berbeda antara kristal dan amorf ditunjukan
pada Gambar2.1
Gambar 2.1 (a). Susunan atom kristal, (b). Susunan atom amorf. (Smallman,
1999: 13)

namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor penting yang menentukan
terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom. Secara ideal, susunan
polihedra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan terjadinya energi
per satuan volume yang minimum. Keadaan tersebut dicapai jika:
1. Kenetralan listrik terpenuhi,

2. Ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi,

3. Gaya tolak ion-ion menjadi minimal,

4. Susunan atom serapat mungkin.

Ikatan logam dapat divisualisasikan secara sederhana sebagai sebaran


ion positif yang terikat satu sama lain oleh elektron yang seolah-olah berfungsi
sebagai perekat. Ion-ion positif yang saling tolak-menolak ini tertarik oleh
perekat tersebut yang dikenal dengan istilah awan elektron.
1. Sel Satuan

Ketika menerangkan struktur kristal, atom (atau ion) dilukiskan


sebagai bola padat dan model ini disebut dengan model bola keras
atom dimana setiap bola akan menyinggung bola terdekat. Susunan
atom pada kristal padat memperlihatkan bahwa sekelompok kecil
atom membentuk pola yang berulang. Karena itu dalam
menerangkan struktur kristal, lebih mudah untuk membagi struktur
ke dalam kesatuan kecil yang berulang yang disebut sel satuan. Sel
satuan pada sebagian besar struktur kristal berbentuk jajaran
genjang atau prisma yang mempunyai tiga set permukaan yang
sejajar, dimana dalam hal ini sebuah kubus.

Gambar 2.2. Struktur Kristal Face Centre Cubic


(FCC)

2. Sistem kristal

Pada sebagian besar logam, struktur kristal yang dijumpai adalah:


kubus pusat sisi, FCC (face-centered cubic), kubus pusat ruang, BCC
(body-centered cubic) dan tumpukan padat heksagonal, HCP
(hexagonal close-packed). Beberapa logam, dan juga non-logam,
bisa mempunyai lebih dari satu struktur kristal, fenomena ini disebut
polimorfisme. Jika kondisi ini dijumpai pada bahan padat elemental
maka disebut alotropi

Tabel 2.1. Parameter lattice untuk beberapa jenis struktur Kristal


atom logam
.

Struktur kristal yang umumnya terdapat pada logam murni adalah


BCC (body centered cubic), FCC (face centered cubic) dan HCP (
hexagonal closed packed). Namun untuk logam

paduan dan senyawa non logam struktur kristalnya sangat komplek.

3. Kubik Berpusat Badan (body centered cubic/BCC)


Struktur kristal ini mempunyai atom di setiap sudut kubus
ditambah sebuah atom didalam kubus. Contoh logam yang
mempunyai struktur kristal BCC antara lain Fe , Cr, Li, Mo, W, V.
Atom pusat dikelilingi oleh 8 atom terdekat dan dikatakan
mempunyai bilangan koordinasi 8. Ada satu atom utuh terletak di
tengah sel satuan dan 1/8 atom terdapat pada tiap- tiap sudut sel
satuan, sehingga dalam satu sel satuan BCC terdapat 2 atom.

4. Kubik Berpuast Muka (face centered cubic /FCC)

Struktur kristal ini termasuk kristal kubus dimana terdapat atom


disetiap sudut kubus ditambah masing-masing satu buah atom di
setiap permukaan/sisi kubus. Sifat ini banyak dijumpai pada logam
seperti tembaga, aluminium, perak dan emas. Dan contoh logam
yang mempunyai struktur kristal FCC antara lain Fe , Al, Cu, Ni,
Pb. Sel satuan FCC terdiri dari satu titik lattice pada setiap sudut
dan satu titik lattice pada setiap sisi kubus. Setiap atom pada
struktur kristal FCC dikelilingi oleh 12 atom, jadi bilangan
koordinasinya adalah 12. Atom- atom dalam struktur kristal FCC
tersusun dalam kondisi yang cukup padat. Ini terbukti dengan
tingginya harga APF dari sel satuan FCC yaitu 74% dibandingkan
denag APF sel satuan BCC. Sel satuan FCC mempunyai 8 x 1/8
(pada sudut kubus) + 6 x ½ ( pada pusat sisi kubut) = 4 atom per sel
satuan.

5. Hexagonal closed packed (HCP)

Sel satuan jenis ini adalah jenis sel satuan heksagonal.


Permukaan atas dan bawah sel satuan terdiri dari enam atom yang
membentuk heksagonal yang teratur dan mengelilingi sebuah atom
ditengah-tengahnya. Bidang lain yang mempunyai tiga atom
tambahan pada sel satuan terletak antara bidang atas dengan bidang
bawah. Enam atom ekivalen dipunyai oleh setiap sel satuan ini.
Faktor penumpukan atom untuk sel satuan HCP adalah sama
dengan sel satuan FCC. Logam yang mempunyai struktur kristal ini
antara lain: cadmium, magnesium, titanium dan seng. Dan contoh
logam yang mempunyai struktur kristal HCP antara lain Cd, Co,
Mg, Ti, Zn, Zr. Setiap atom pada struktur kristal HCP dikelilingi
oleh 12 atom, sama dengan FCC mempunyai bilanga koordinasinya
adalah 12. Atom-atom dalam struktur kristal HCP tersusun dalam
kondisi yang cukup padat. Ini terbukti dengan tingginya harga APF
dari sel satuan HCP yaitu 74% . Sel satuan HCP mempunyai 6 atom
per sel satuan, yaitu 2 x 6 x 1/6 ( pada sudut lapisan bawah dan atas
+ 2 x ½ ( pada pusat lapisan bawah dan atas) + 3 (lapisan tengah).

6. Kisi Ruang Bravais Dan Susunan Atom Pada Kristal


Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam ruang
tiga dimensi di mana setiap titik memiliki lingkungan yang serupa.
Titik dengan lingkungan yang serupa itu disebut simpul kisi (lattice
points). Simpul kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang
berbeda, yang disebut kisi-kisi Bravais.
Jika atom-atom dalam kristal membentuk susunan teratur yang
berulang maka atom- atom dalam kristal haruslah tersusun dalam
salah satu dari 14 bentuk kisi-kisi tersebut. Perlu dicatat bahwa
setiap simpul kisi bisa ditempati oleh lebih dari satu atom, dan atom
atau kelompok atom yang menempati tiap-tiap simpul kisi haruslah
identik dan memiliki orientasi sama sesuai dengan pengertian
simpul kisi.
Karena kristal yang sempurna merupakan susunan atom secara
teratur dalam kisi ruang, maka susunan atom tersebut dapat
dinyatakan secara lengkap dengan menyatakan posisi atom dalam
suatu kesatuan yang berulang. Kesatuan yang berulang di dalam
kisi ruang itu disebut sel unit (unit cell). Jika posisi atom dalam
padatan dapat dinyatakan dalam sel unit ini, maka sel unit itu
merupakan sel unit struktur kristal. Rusuk dari suatu sel unit dalam
struktur kristal haruslah merupakan translasi kisi, yaitu vektor yang
menghubungkan dua simpul kisi. Jika sel unit disusun bersentuhan
antar bidang sisi, mereka akan mengisi ruangan tanpa
meninggalkan ruang kosong dan membentuk kisi ruang. Satu kisi
ruang yang sama mungkin bisa dibangun dari sel unit yang berbeda;
akan tetapi yang disebut sel unit dipilih yang memiliki geometri
sederhana dan mengandung hanya sejumlah kecil simpul kisi.
7. Kristal Unsur

Dua keadaan telah pasti dipenuhi oleh unsur-unsur yang


membentuk kristal yaitu kenetralan listrik dan gaya tolak antar ion
yang minimal. Dua keadaan lagi yang diperlukan adalah
pemenuhan persyratan ikatan kovalen dan terjadinya susunan yang
rapat. Kita akan melihat terlebih dahulu unsur metal dan gas mulia.
Unsur grup VIII dan Metal. Gas mulia, Ne dengan kofigurasi [He]
2s2 2p6, dan Ar [Ne] 3s2 3p6, serta Kr [Ar] 3d10 4s2 4p6, memiliki
delapan elektron di kulit terluarnya. Konfigurasi ini sangat mantap.
Oleh karena itu mereka tidak membentuk ikatan dengan sesama
atom atau dengan kata lain atom-atom ini merupakan atom bebas.
Dalam membentuk padatan (membeku) atom-atom gas mulia
tersusun dalam susunan yang rapat. Konfigurasi yang mantap dari
gas mulia menjadi konfigurasi yang cenderung untuk dicapai oleh
unsur- unsur lain dalam membentuk ikatan atom.
Selain gas mulia, atom metal juga membentuk susunan rapat
dalam padatan. Hal disebabkan karena ikatan metal merupakan
ikatan tak berarah. Syarat utama yang harus dipenuhi dalam
membentuk padatan adalah terjadinya susunan yang rapat. Tiga sel
satuan yang paling banyak dijumpai pada metal (dan gas mulia
dalam keadaan beku) adalah FCC, HCP, dan BCC yang
diperlihatkan pada Gambar 2.4

Gambar 2.4. Sel unit FCC, BCC, dan HCP.

Unsur grup VII. Atom Cl [Ne] 3s2 3p5, Br [Ar] 4s2 4p5, J [Kr] 4d10
5s2 5p5, memuat 7 elektron di kulit terluarnya (tingkat energi
terluar). Oleh karena itu pada umumnya mereka berikatan dengan
hanya 1 atom dari elemen yang sama membentuk molekul diatomik
(Cl2, Br2, J2); dengan ikatan ini masing-masing atom akan memiliki
konfigurasi gas mulia, delapan elektron di kulit terluar. Molekul-
molekul diatomik tersebut berikatan satu dengan yang lain melalui
ikatan sekunder yang lemah, membentuk kristal. Karena ikatan
antar molekul yang lemah ini maka titik-leleh mereka rendah.

Unsur grup VI. Atom S [Ne] 3s2 3p4, Se [Ar] 3d10 4s2 4p4, Te [Kr]
4d10 5s2 5p4, memiliki 6 elektron di kulit terluarnya. Setiap akan
mengikat dua atom lain untuk memenuhi konfigurasi gas mulia
dengan delapan elektron di kulit terluar masing- masing. Ikatan
semacam ini dapat dipenuhi dengan membentuk molekul rantai
spiral atau cincin di mana setiap atom berikatan dengan dua atom
yang lain dengan sudut ikatan tertentu. Molekul rantai spiral atau
cincin ini berikatan satu sama lain dengan ikatan sekunder yang
lemah membentuk kristal. Contoh ikatan telurium yang membentuk
spiral diberikan pada Gambar 2.5. Satu rantaian spiral ikatan Te
bergabung dengan spiral Te yang lain membentuk kristal
hexagonal.

Gambar 2.5 Rantai spiral Te membentuk Kristal hexagonal

Unsur Grup V. Atom P [Ne] 3s2 3p3, As [Ar] 3d10 4s2 4p3, Sb
[Kr] 4d10 5s2 5p3, dan Bi [Xe] 4f 14
5d10 6s2 6p3 memiliki 5
elektron di kulit terluarnya dan setiap atom akan berikatan dengan
tiga atom lain dengan sudut ikatan tertentu. Atom-atom berikatan
membentuk lapisan bergelombang dan lapisan-lapisan ini
berikatan satu dengan lainnya melalui ikatan yang lemah.

Gambar 2.5. Salah satu la[isan Kristal As

Unsur Grup IV. Pada Grup IV hanya unsur ringan yang


membentuk krital dimana semua ikatan yang menyatukan kristal
adalah kovalen. Ikatan ini merupakan hasil dari orbital hibrida sp3
tetrahedral yang saling terkait dan membentuk kristal kubik pada C
(intan), Si, Ge, Sn. (lihat tentang hibridisasi). Sebagian dari unsusr
grup ini dapat pula membentuk
struktur dengan ikatan kristal tidak kovalen, seperti pada grafit.
Atom-atom pada grafit terikat secara kovalen heksagonal membentuk
bidang datar yang terikat dengan bidang yang lain melalui ikatan yang
lemah. Dalam hal ini ikatan kovalen terjadi antar orbital sp2 sedangkan

ikatan antar bidang lebih bersifat ikatan metal. Oleh karena itu grafit
lebih mudah mengalirkan arus listrik dan panas pada arah sejajar
dengan bidang ini dibandingkan dengan arah tegak lurus.

Gambar 2.6. Kristal grait

8. Kristal Ionik

Walau sangat jarang ditemui kristal yang 100% ionik, namun beberapa
kristal memiliki ikatan ionik yang sangat dominan sehingga dapat
disebut sebagai kristal ionik. Contoh: NaCl, MgO, SiO2, LiF. Dalam
kristal ionik, polihedra anion (polihedra koordinasi) tersusun sedemikian
rupa sehingga tercapai kenetralan listrik dan energi ikat per satuan
volume menjadi minimum, seimbang dengan terjadinya gaya tolak antar
muatan yang sejenis. Gaya tolak yang terbesar terjadi antar kation
karena muatan listriknya terkonsentrasi dalam volume yang kecil; oleh
karena itu polihedra koordinasi harus tersusun sedemikian rupa sehingga
kation saling berjauhan. Jika polihedra koordinasi berdimensi kecil, di
mana anion mengelilingi kation bermuatan besar, maka polihedra
haruslah terhubung sudut ke sudut agar kation saling berjauhan;
hubungan sisi ke sisi sulit diharapkan apalagi hubungan bidang ke
bidang.
Jika bilangan koordinasi besar dan muatan kation kecil, atom-atom
bisa tersusun lebih rapat yang berarti hubungan sisi ke sisi bahkan
bidang ke bidang antar polihedron koordinasi bisa terjadi, tanpa
menyebabkan jarak antar kation terlalu dekat. Kation membentuk
polihedra koordinasi kation berbentuk oktahedron, tetrahedron tegak,
ataupun tetrahedron terbalik. Pada
kristal dengan karakter ionik yang sangat dominan, posisi
kation yang menempati sebagian dari ruang sela yang tersedia
adalah sedemikian rupa sehingga terjadi jarak antar kation rata-
rata menjadi maksimal. Pada kristal yang tidak murni ionik,
ikatan kovalen atau metal menentukan juga posisi-posisi ion.
DAFTAR PUSTAKA
Teknik Elektro UNRAM 2011. “Materi/Bahan Teknik Listrik”.
http://elektro-unram2011.blogspot.co.id/2012/07/materi-bahan-teknik-listrik-ilmu-
bahan.html

Yogi. “BAHAN-BAHAN LISTRIK”.


http://fieshes.blogspot.co.id/2010/12/bahan-bahan-listrik.html

Satria, Dimas. “Pentingnya Penerapan Ilmu Material dan Metalurgi (Bahan-bahan


Teknik) Bagi Kemajuan Industri di Indonesia”
http://dsatriaz.blogspot.co.id/2013/09/pentingnya-penerapan-ilmu-material-dan.html

Rahayukristiyanti. “BAB 1 PENGENALAN SIFAT BAHAN”.


http://dokumen.tips/documents/bab-1-pengenalan-sifat-bahan.html

Widi Pramana, Kurniawan. “MATERIAL LISTRIK INTRO.PPT”.


http://dokumen.tips/documents/material-teknik-listrik-introppt.html

Ariawan, Rusdi. “BAHAN LISTRIK”.


http://dokumen.tips/documents/bahan-listrik.html

Suryana, Rio. “SEMIKONDUKTOR”.


http://bima-elektro.blogspot.co.id/2013/05/bahan-semikonduktor-semikonduktor.html

http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/bab5-8-sm.pdf

Adrie, Adrian. “BAHAN LISTRIK”.


http://hikriana15.blogspot.co.id/2013/07/elektrik-education.html

Arisandi. “IKATAN LOGAM”.


http://arisandiaksel.blogspot.co.id/2011/01/ikatan-logam.html

Ardra. “PENGERTIAN, SIFAT DAN MANFAAT, KEGUNAAN POLIMER”


http://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-kimia/pengertian-sifat-dan-manfaat-kegunaan-
senyawa-polimer/

Dewi. “ALAT BANTU LISTRIK”.


https://dewipagi.wordpress.com/2009/11/15/alat-bantu-listrik/

Daftar pustaka : Chiequza,F. 2011. Material Teknik Chemical Engineering 2011


University of Lampung. Lampung.

Anda mungkin juga menyukai