Anda di halaman 1dari 18

Modul 1

Pendahuluan
Tujuan Perkuliahan:
1. Memberikan pemahaman tentang aspek material science dan material teknik.
2. Memahami fenomena s i f a t s i f a t m a t e r i a l t e k n i k s e c a r a u m u m .
3. Memahami konsep dalam mate rial te knik (Stru ktur, prose s, prop ert y
dan perf ormance ). a.

Tujuan dari mata kuliah material teknik ini adalah agar para mahasiwa dapat menjadi lebih
perhatian terhadap jenis-jenis material yang ada, mengerti akan sifat-sifat bahan dan
kemampuannya, dapat mengenali efek terhadap prestasi material yang ditimbulkan
oleh lingkungan sekitar dan kondisi kerja material tersebut.

Bahan / material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai
sekarang. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada
transportasi, rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dll.

Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya


memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (jaman batu,
perunggu dsb).

Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang
tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dsb. Dengan perkembangan peradaban
manusia bahan - bahan alam tsb bisa diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan yang
lebih tinggi.

Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat - sifat bahan dengan
elemen struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan yang mempunyai
sifat - sifat yang berbeda.

1.Material Science dan Material Engineering.


Disiplin ilmu material (material science) melibatkan menyelidiki hubungan yang ada
antara struktur dan sifat bahan. Sebaliknya, bahan rekayasa (material engineering) adalah
atas dasar ini korelasi struktur properti, merancang atau merekayasa struktur material
untuk memproduksi satu set yang telah ditentukan sebelumnya sifatnya. Seluruh teks ini
mengajak kita menarik perhatian pada hubungan antara sifat material dan elemen struktur.

Struktur adalah pada saat ini istilah samar-samar yang membutuhkan penjelasan.
Secara singkat, struktur material biasanya berhubungan dengan struktur penyusun
komponen internal. Struktur sub atomik melibatkan elektron dalam atom individu dan
interaksi dengan inti mereka. Pada tingkat atom, struktur meliputi organisasi atom atau
molekul relatif terhadap yang lain. Bidang struktural yang lebih besar berikutnya, yang berisi
kelompok besar atom yang biasanya diaglomerasi bersama-sama, disebut mikroskopis, yang
berarti bahwa yang tunduk pada pengamatan langsung menggunakan beberapa jenis
mikroskop. Akhirnya, elemen struktur yang dapat dilihat dengan mata telanjang disebut
makroskopik.

Gagasan properti layak elaborasi saat digunakan layanan, semua bahan yang terkena
rangsangan eksternal yang membangkitkan beberapa jenis respon. Misalnya, spesimen
mengalami gaya akan deformasi, atau permukan logam yang mengkilap akan memantulkan
cahaya. Properti adalah sifat materi dalam hal jenis dan besarnya.

Dari penjelasan diatas disimpulkan yaitu:

a. Material science (Ilmu Material): disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara
struktur material dengan sifat – sifat material.
b. Material engineering (Rekayasa Material) : dengan dasar hubungan struktur dan
sifat bahan, mendisain struktur bahan untuk mendapatkan sifat – sifat yang
diinginkan.
c. Struktur bahan : pengaturan / susunan elemen – elemen di dalam bahan. Tinjauan
struktur bahan dibedakan atas :

- Struktur subatonik : ditinjau dari susunan elektron dengan inti

- Level atom : ditinjau dari pengaturan atom atau molekul satu sama lain

- Mikroskopik : ditinjau dari kumpulan group – group atom

- Makroskopik : ditinjau dari struktur yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

Berdasarkan penjelasan diatas maka fungsi dari seorang engineer yang terlibat dalam
bidang material ini yaitu melakukan inovasi untuk merobah struktur material sehingga
didapatkan performance (tampilan) dari materialyang lebih baik. Yang menjadi dasar
perobahan material berdasarkan material science (Ilmu material) yang diteliti oleh para
scientist material.

Berdasarkan struktur bahan akan membuat sifat (properties) dari berbagai macam bahan
(material) yang mana sifat (properties) bahan dilihat dari kemampuan bahan menerima
perlakuan dari luar.

Sifat – sifat (Properties) bahan padat bisa di kelompokkan atas 6 kategori :

- sifat mekanik

- sifat listrik

- sifat termal / panas


- sifat magnet

- sifat optik

- sifat deterioratif (penurunan kualitas).

Mengapa belajar tentang bahan ?

Beberapa alasan mengapa belajar tentang bahan :

- Banyak masalah bahan yang ditemui oleh insinyur di lapangan

misalkan masalah transmisi roda gigi.

- Untuk bisa memilih bahan sesuai dengan spesifikasi aplikasi.

2. Klasfikasi material (bahan).

Bahan atau material bisa diklasifikasikan sbb :

- Logam : konduktor yang baik, tidak transparan.

- Keramik : campuran / senyawa logam + non logam.

- Polimer : adalah senyawa karbon dengan rantai molekul panjang, termasuk bahan
plastik dan karet.

- Komposit : adalah campuran lebih dari satu bahan. (misal: keramik dengan
polimer)

- Semi konduktor : adalah bahan-bahan yang mempunyai sifat setengah

menghantar. elektronik : IC, transistor

- Biomaterial : bahan yang digunakan pada komponen-komponen yang dimasukkan

ketubuh manusia untuk menggantikan bagian tubuh yang sakit atau


rusak.

Contoh jenis material, aplikasinya dan properties dari amsing masing material tersebut pada
tabel dibawah ini.
Material dalam setiap kelompok tersebut sering memiliki perbedaan dalam hal sifat dan
strukturnya. Pada gambar 1-1 (a) dan (b) terlihat perbedaan dalam sifat daya hantar
listriknya dan kekuatannya.

a. Logam.
Logam dan paduannya seperti alumunium, magnesium, zinc, cast iron, titanium,
copper, nickel dan masih banyak lagi turunannya, memiliki keunggulan yang umum
dalam sifat menghantarkan listrik, menghantarkan panas, memiliki kekuatan yang tinggi,
kekakuan yang tinggi, mudah dibentuk, dan tahan terhadap beban kejut. Bahan-bahan
ini biasa dipakai untuk aplikasi struktur dan pada pembebanan yang besar. Walaupun baja
murni adakalanya digunakan, tetapi kombinasi dari berbagai macam jenis baja yang disebut
baja paduan (alloy) biasanya sering dibuat (didesain) untuk memenuhi kebutuhan
akan peningkatan sifat-sifat material. Ilustrasi pada gambar 1-2 menunjukkan penggunaan
berbagai macam jenis baja paduan untuk aplikasi yang sangat kritis pada mesin jet pesawat

b. Keramik.
Keramik seperti bata, gelas, peralatan rumah tangga, bahan-bahan yang tahan
panas, dan bahan-bahan yang abrasif (seperti amplas), memiliki sifat umum sebagai
penghantar panas dan listrik yang buruk dan sebagai konsekwensinya material ini sering
digunakan sebagai bahan penyekat panas dan listrik. Keramik memiliki sifat kuat dan keras
tetapi sangat getas. Saat ini sudah diaplikasikan teknik pemprosesan keramik sehingga
mampu untuk dipakai dalam pembebanan yang berat seperti aplikasi impeler pada mesin
turbin. Lihat gambar 1-3 di bawah ini.
Keramik memiliki kemampuan yang sangat baik dalam hal daya tahan terhadap panas,
tahan terhadap media yang bersifat korosif, memiliki beberapa sifat optik dan listrik yang
luar biasa yang digunakan pada kontruksi integrated circuit, sistem fiber-optic dan
beberapa varian peralatan sensor.

c. Polimer.
Polimer meliputi karet, plastik dan berbagai macam bahan perekat. Bahan- bahan ini
diproduksi dengan cara membuat struktur molekul yang besar dari bahan molekul
organik. Proses ini dinamakan polymerization. Bahan polimer memiliki daya hantar
listrik dan panas yang rendah, kekuatan yang lemah, dan tidak cocok untuk digunakan
pada temperatur yang tinggi. Polimer ada dua jenis, yaitu polimer termoplastik
dan polimner termoseting. Polimer termoplastik adalah polimer yang memiliki rantai
molekul yang panjang dan tidak terhubung dengan kaku, oleh sebab itu polimer jenis ini
memiliki sifat mudah untuk dibentuk. Polimer termoseting merupakan jenis polimer yang
lebih kuat terapi lebih getas karena rantai molekulnya terikat secara rapat; gambar 1-4. Saat
ini polimer juga telah luas dipakai untuk peralatan elektronik. (Gambar 1-5).
d. Semikonduktor.
Material jenis ini memiliki sifat mampu untuk dikontrol tingkat daya hantar
listriknya. Kelebihan inilah yang membuat material semikonduktor digunakan untuk
berbagai jenis peralatan elektronik seperti transistor, dioda, resistor dan sirkut terintegrasi
(integrated circuit), gambar 1-6. Bahkan saat ini apa yang dinamakan sistem fiber optik
sejatinya adalah fungsi dari sifat material semikonduktor yang mampu untuk mengubah
sinyal listrik menjadi cahaya, begitu juga sebaliknya

e. Komposit.
Komposit adalah material yang dibentuk dari dua atau lebih material. Hal ini
dilakukan agar mampu melahirkan sifat-sifat material yang baru, di mana sifat-sifat
material kombinasi tersebut tidak bisa ditemui pada material aslinya. Contoh yang paling
umum dikenal seperti beton, plywood, dan fiber glass serta masih banyak lagi (gambar 1-7).
Dengan material komposit kita bisa menghasilkan material dengan sifat ringan, kuat,
mudah dibentuk, serta tahan panas. Perkembangan komposit saat ini sudah sangat
pesat hingga mampu untuk membuat industri pesawat terbang dan pesawat luar
angkasa mengandalkan material ini bagi segala keperluaannya. Salah satu jenis
komposit di industri pesawat yang memakai bahan ini adalah polimer berbahan
dasarcarbon fiber reinforce (gambar 1-8.).
3. Hubungan antara Struktur, Sifat Material dan Proses

Saat ini sangat dituntut diberbagai peralatan yang menunjang aktifitas kehidupan
memiliki kemampuan yang maksimal; baik itu dari sifatnya, bentuknya dan daya
tahannya. Usaha untuk mewujudkan hal tersebut hanya bisa dicapai bila hubungan antar
sifat material, struktur material serta proses material itu dibuat saling
mendukung.(Gambar 1-9).

Ketika salah satu unsur pendukung tersebut ditubah maka unsur yang lain
juga berubah. Oleh sebab itu kepentingan pengetahuan material teknik
adalah untuk menemukan saling ketergantungan yang optimal antar ketiga unsur
tersebut agar dapat menemukan hasil produk akhir yang baik.
Sifat Material`(properties). Sifat material dapat dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu sifat mekanik dan sifat fisik (tabel 1-2).
Sifat mekanik menjelaskan bagaiman suatu material dapat memberikan
reaksi terhadap gaya atau beban luar yang diberikan. Sifat mekanik yang sangat
umum dikenal diantaranya yaitu; kekuatan, mampu bentuk, dan kekakuan.
Pengertian sifat - sifat mekanik pada material lebih mudah diartikan dengan
beberapa perilaku material bila misalnya mendapatkan beban kejut, beban impak,
kelelahan material akibat lamanya intensitas beban yang diberikan, perubahan fisik
akibat terekspos pada suhu yang tinggi, ataupun terjadinya perubahan sifat akibat
mendapatkan kondisi lingkungan yang abrasif. Sifat mekanik material juga
menentukan dengan cara apa yang paling mudah suatu material tersebut
dapat dibentuk untuk memenuhi suatu bentuk geometri yang diinginkan.
Sebagai contoh adalah sebuah komponen yang terbuat dari baja dengan proses
penempaan (forging) haruslah tahan terhadap tekanan yang tinggi tanpa terjadi
kerusakan dan harus dapat dibentuk dengan mudah untuk mendapatkan bentuk
yang sesuai. Seringkali, sedikit perubahan struktur dapat memiliki perubahan
yang besar terhadap sifat mekanik dari suatu material.
Sifat fisik adalah sifat yang tergantung dari struktur seperti apa dan
proses bagaimana suatu material itu dibuat. Di antara sifat fisik tersebut adalah
sifat listrik, magnetik, optik, panas, elastik dan kimia. Salah satu contoh dari
ketergantungan itu adalah bila terjadi perubahan yang sangat kecil pada komposisi
material (struktur) pada material semikonduktor maka dapat menyebabkan
perubahan yang amat besar terhadap daya hantar listriknya. Contoh lainnya
adalah bila pada bata keramik ditembakkan api yang sangat panas maka
akan memberikan efek penurunan yang besar terhadap daya tahan panasnya,
begitu juga bila terjadi sedikit ketakmurnian material gelas atau polimer maka
akan menyebabkan perubahan warna pada material tersebut.
Struktur. Struktur dari material terdiri dari beberapa level, di mana satu
sama lain mempengaruhi perilaku atau sifat dari produk akhirnya, (gambar 1-
10). Level-level tersebut dimulai dari tingkat struktur atom, struktur kristal, struktur
butir, serta struktur multi fasa.Tingkatan level yang paling tinggi adalah level
struktur atom yang menyusun material tersebut.

Susunan elektron di sekitar inti atom sangat mempengaruhi perilaku dari


daya listrik, magnetik, daya hantar panas, dan optik serta dapat mempengaruhi daya
tahan terhadap korosi. Selanjutnya susunan elektron juga mempengaruhi
bagaimana atom-atom tersebut terikat satu sama lain dan akhirnya bisa
menentukan tipe-tipe material tersebut, apakah bertipe keramik, metal, polymer,
ataupun semikonduktor.
Struktur berikutnya adalah struktur kristal, maksud struktur ini adalah
susunan atom pada ruangnya. Struktur kristal yang memiliki susunan atom yang
sangat teratur ini banyak ditemui pada material metal, semikonduktor, sebagian
keramik dan beberapa jenis polimer. Sedangkan sebagian jenis material keramik
lainnya dan kebanyakan jenis polimer memiliki struktur amourpous atau seperti kaca
/ bening. Struktur amourpous ini memiliki susunan atom yang tidak teratur dan
sangat berbeda perilakunya dengan material berstruktur kristal. Sebagai contoh
bila pada material polyethylene yang bersifat glassy maka material ini bersifat
transparan (seluruh berkas cahaya menembus bidang kaca), tetapi bila pada material
polyethylene yang kristal maka material ini bersifat translucent (sebagian cahaya
dibiaskan).
Struktur butir. Struktur ini adalah struktur yang paling banyak ditemui pada
metal, semikonduktor, keramik dan ada kalanya pada polimer. Ukuran butir dan
bentuknya sangat memainkan peran pada tingkatan ini. Pada beberapa kasus
seperti chip silicon untuk membuat IC diperlukan material yang hanya berisi satu
butir ataupun kristal tunggal.
Struktur selanjutnya adalah struktur multi fasa. Struktur ini ditemui di hampir
seluruh jenis material, DI mana pada setiap fasanya memiliki susunan atom dan sifat
yang unik. Pengontrolan terhadap jenis, ukuran, distribusi dan jumlah fasa
dalam unsur utama suatu material juga mengakibatkan perlunya tambahan cara
untuk mengatur sifat material tersebut.
Proses. Pengertian proses dalam teknik material adalah memproses suatu
material menjadi suatu bentuk yang diinginkan dari bentuk dasarnya yang tidak
mempunyai bentuk dan fungsi yang jelas (tabel 1-3). Berbagai macam jenis proses
material menjadi sesuatu yang bermanfaat sangatlah banyak, mulai dari proses
peleburan, pengecoran, penempaan, pembentukan, penyambungan, permesinan
sampai proses perakitan dan pelapisan permukaan (cat). Seringkali berbagai jenis
material digunakan pada saat pemprosesan suatu produk akhir komponen.
Sebagai contoh bisa dijelaskan sebagai berikut bila pada suatu proses yang
dinamakan evaporative pattern casting untuk memproses pembuatan cetakan
alumunium (gambar 1-11).
4. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Material

Hubungan antara struktur, sifat dan prosses juga dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar di mana material tersebut diperlakukan. Beberapa kategori yang
disebut sebagai lingkungan adalah; suhu, korosi dan radiasi.
a. Suhu.
Perubahan suhu secara drastis dapat mengubah sifat-sifat dari
material (gambar 1-12). Kekuatan dari sebagian besar material akan turun bila suhu
dinaikkan. Selanjutnya suatu kondisi yang sangat buruk dapat secara tiba – tiba
terjadi pada material bila ditempatkan pada temperatur yang melebihi titik
kritisnya. Material yang telah diperkuat dengan mendapatkan suatu perlakuan
panas atau pada sebuah teknik pembentukan bisa saja secara mendadak
kehilangan kekuatannya bila dipanaskan lanjut. Temperatur yang sangat rendah
pun dapat menyebabkan material baja menjadi rapuh walaupun hanya diberikan
beban yang ringan. Temperatur tinggi pun dapat menyebabkan perubahan struktur
pada keramik dan menyebabkan material polimer mencair atau menjadi hangus.
Saat ini teknologi untuk membuat material menjadi semakin tahan
terhadap pengaruh panas semakin marak seiring dengan tuntutan pasar seperti
pada pesawat ataupun kendaraan luar angkasa (gambar 1-13).

Pada aplikasi pesawat terbang, pengaruh peningkatan suhu permukaan


yang diakibatkan oleh gesekan permukaan dengan udara sangatlah kentara dan
sebagai tambahan atas kondisi ini adalah mesin akan beroperasi dengan effisien
(hemat BBM) pada suhu yang tinggi. Untuk menjawab tantangan agar mendapatkan
kecepatan yang tinggi dengan menggunakan bahan bakar yang hemat maka
penemuan terhadap material yang tahan panas terhadap suhu permukaan dan suhu
mesin secara bertahap ditemukan.
b. Korosi.
Sebagian besar metal dan polimer bereaksi terhadap oksigen atau
gas lainnya terutama pada temperatur tinggi. Metal dan keramik dapat hancur pada
kondisi ini, sedangkan material polimer akan menjadi getas atau rapuh (gambar 1-
14). Material juga bisa diserang oleh berbagai macam cairan yang korosif. Metal bisa
mendapatkan serangan korosi secara seragam atau secara selektif dalam bentuk
munculnya celah atau lubang yang mengkibatkan kegagalan prematur (gambar
1-15). Saat ini telah banyak dikembangkan teknologi pelapis yang dapat
melindungi material dari pengaruh korosi.
5. Pemilihan Material

Pemilihan material untuk berbagai macam aplikasi pada awalnya sangat


tergantung kepada suatu proses yang dinamakan pemilihan material. Pemilihan
ini biasanya didasari oleh beberapa persyaratan yang harus dilewati, diantaranya :

Pertimbangan 1. sifat-sifat bahan (properties).


- Kekuatan bahan mungkin akan menjadi pertimbangan utama, tapi bahan
yang terlalu kuat akan sulit diprosesnya (sulit dipotong dan sulit dibentuk,
misalnya),selain biayanya pun akan mahal.
- Ringan hal ini dihadapi ketika orang membuat rangka sepeda, raket, stik
golf, diperlukan bahan kuat dan ringan
Pertimbangan 2, ketersediaannya, baik itu di gudang sendiri, ataupun di
vendor.
Pertimbangan 3. harga (memiliki nilai ekonomis)
Pertimbangan 4, keamanan bahan tersebut, dilihat dari aspek lingkungan
dan keamanan pemakai.
Daftar Pustaka:

1. Askeland, Donald R. :“The Science and Engineering of Materials”, 2nd


edition, PWS- KENT Publishing Company Boston, 1989.
2. Callister D.W.Jr., 2003,Materials Science and Engineering An
Introduction. Sixth Edition. John Wiley & Sons, Inc.
3. Vlack, Lawrence H. Van. 2004. Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa
Material, Terj. Sriati.

Anda mungkin juga menyukai