Anda di halaman 1dari 20

Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih

bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia
maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit).

Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional,
maupun piranti dalam skala nanometer. Dalam terminologi ilmiah, nano berarti 10-9
(0,000000001). Satu nanometer adalah seper seribu micrometer, atau seper satu juta
millimeter, atau seper satu miliar meter.

NANOKOMPOSIT
Istilah nanoteknologi digunakan untuk mendeskripsikan kreasi dan ekploitasi suatu material
yang memiliki ukuran struktur diantara atom dan material ukuran besar yang didimensikan
dengan ukuran nanometer (1 nm = 10-9m). Sifat dari material dengan dimensi nano sangat
berbeda secara signifikan dari atomnya juga dari partikel besarnnya. Kontrol yang baik
terhadap sifat tersebut bias menuntun ke pengetahuan baru yang sesuai dengan peralatan dan
teknologi baru. Pentingnya nanoteknologi pertama kali dikemukakan oleh Feynman pada
tahu 1959 (Muller, 2006).

Terjadi perkembangan yang sangat cepat dari ilmu dan teknologi nano pada beberapa tahun
terakhir, terutama karena ketersediaan strategi baru untuk mensintesis nanomaterial dan alat-
alat baru untuk karakterisasi dan manipulasi. Terdapat banyak contoh untuk
mendemonstrasikan pergeseran hasil dan paradigma terakhir pada masalah ini. Beberapa
metode sintesis nanopartikel (kabel nano dan tabung nano) dan perakitanya telah ditemukan.
Kabel nano dan tabung nano dengan variasi materi anorganik telah ditemukan, disamping
atom karbonnya. Nanostruktur juga cocok untuk simulasi dan pemodelan komputer, ukuranya
menjadi cukup kecil untuk mendukung kekuatan yang tinggi (Rao,et.al, 2004).

Nanokomposit merupakan material padat multi fase, dimana setiap fase memiliki satu, dua,
atau tiga dimensi yang kurang dari 100 nanometer (nm), atau struktur padat dengan dimensi
berskala nanometer yang berulang pada jarak antar bentuk penyusun struktur yang berbeda.
Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas padatan anorganik yang tersusun atas
komponen organik. Contoh nanokomposit yang ekstrem adalah media berporos, koloid, gel,
dan kopolimer. Nanokomposit dapat ditemukan di alam, contohnya adalah kulit tiram dan
tulang (Anonim, 2009)

Ikatan antar partikel yang terjadi pada material nanokomposit memainkan peran penting
dalam peningkatan dan pembatasan sifat material. Partikel-partikel yang berukukuran nano
itu mempunyai luas permukaan interaksi yang tinggi. Makin banyak partikel yang
berinteraksi, kian kuat pula material. Inilah yang membuat ikatan antarpartikel makin kuat,
sehingga sifat mekanik materialnya bertambah. Namun penambahan partikel-partikel nano
tidak selamanya akan meningkatkan sifat mekaniknya. Ada batas tertentu yang mana saat
dilakukan penambahan, kekuatan material justru makin berkurang. Namun pada umumnya,
material nanokomposit menunjukkan perbedaan sifat mekanik, listrik, optik, elektrokimia,
katalis, dan struktur dibandingkan dengan material penyusunnya (Hadiyawarman,dkk, 2008)

Pembuatan Nanokomposit
Pembuatan material nanokomposit dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan-
pendekatan yang mudah dan kompleks. Salah satunya adalah menggunakan pendekatan
simple mixing.
Dalam metode ini, peningkatan kekuatan mekanik material terjadi akibat penambahan
nanopartikel SiO2pada epoxy resin. Permukaan nanopartikel yang sangat luas berinteraksi
dengan rantai polimer, sehingga mereduksi mobilitas rantai polimer. Interaksi ini
meningkatkan kekuatan mekanik komposisit tersebut jauh di atas kekuatan polimer itu
sendiri. Hasil yang diperoleh adalah material yang ringan dengan kekuatan tinggi. Makin
banyak jumlah SiO2 yang dimasukkan, kekuatan material nanokomposit juga bertambah
sampai titik kritisnya (Nano, 2009).

Kelebihan Nanokomposit
Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan konvensional
seperti logam. Misalnya memiliki densiti yang jauh lebih rendah daripada bahan
konvensional. Hal ini jelas memberi implikasi yang penting dalam konteks penggunaan.
Pasalnya, komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari
bahan konvensional.
Komposit juga memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability), tahanan lelah (fatigue
resistance) yang baik, tahan korosi, dan memiliki kekuatan jenis (rasio kekuatan terhadap
berat jenis) yang tinggi (Hadiyawarman,dkk, 2008).

Aplikasi dan penggunaan Nanokomposit


Beberapa aplikasi penting teknologi yang didasarkan material nano antara lain: produksi
bubuk nano keramik dan material lain, nanokomposit, pengembangan sistem
nanoelektrokimia, aplikasi penggunaan tabung nano untuk menyimpan hidrogen, chip DNA
dan chip untuk menguji kadar logam dalam kimia ataupun biokimia. Teknologi nano juga
digunakan dalam mendeteksi gen maupun mendeteksi obat dalam bidang kedokteran. Selain
itu, juga dapat digunakan dalam alat-alat nanoelektronik. Pengembangan teknologi nano lebih
lanjut dapat diaplikasikan dalam pebuatan laser jenis baru, nanosensor, nanokomputer (yang
berbasis tabung nano dan material nano), dan banyak lagi aplikasi lainnya. (Rao,et.al, 2004)
Struktur nano yang diperkuat dengan memamfaatkan materi keramik dan metalik penting
dipertimbangkan dalam membuat bahan super kuat generasi baru, tipe baru
dari ferromagnets, serta semen kuat yang mudah dibentuk. Contoh materi dari struktur nano
yaitu nanokomposit Co/WC serta Fe/TiC. (Rao,et.al, 2004)

Semikonduktor – Metal Nanokomposit


Dengan mendisain semikonduktor-metal komposit partikel nano memungkinkan untuk
meningkatkan sifat katalis dari photocatalysts (gambar berikut)

Proses transfer muatan antar permukaan pada metal-semikonduktor partikel nano

Pertemuan antara logam dengan semikonduktor secara tidak langsung mempengaruhi energi
dan proses transfer muatan antarmuka. Deposisi dari logam inert pada partikel nano
semikonduktor merupakan sebuah faktor yang penting untuk memaksimalkan efisiensi dari
reaksi fotokatalitik. Dalam reaksi ini, secara normal dianggap bahwa logam inert berperan
sebagai pusat untuk pembawa muatan pada induksi foto dan proses transfer muatan antar
permukaan. (Rao,et.al, 2004)

Dalam industri angkasa luar, ada kecenderungan untuk mengganti komponen yang dibuat
dari logam dengan komposit karena terbukti komposit mempunyai rintangan terhadap fatigue
yang baik, terutama komposit yang menggunakan serat karbon. Penggunaan bahan komposit
pun sangat luas, yaitu untuk komponen kapal terbang, helikopter, satelit, industri pertahanan,
jembatan, terowongan, kaki palsu, dan yang terpopular adalah penggunaan bahan baku mobil
Formula One (F1).

Manfaat utama penggunaan komposit adalah mendapatkan kombinasi sifat kekuatan serta
kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan memilih kombinasi material serat dan
matriks yang tepat, kita dapat membuat material komposit dengan sifat yang tepat sama
dengan kebutuhan sifat untuk struktur dan tujuan tertentu (Hadiyawarman,dkk, 2008).
Komposit
JULY 9, 2017 ~ JEMMARWANTIK

A. Latar Belakang

Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan


berbagai produk yang terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan
untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat,
contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu
bata di Mesir, panah orang Mongolia yang menggabungkan kayu,
otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang terdiri
dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat.
Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan
kombinasi sifat-sifat yang luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh
bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan bahan
polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan
untuk penggunaan dalam bidang angkasa lepas, perumahan,
perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan. Karena
bidang-bidang tersebut membutuhkan density yang rendah,
flexural, dan tensile yang tinggi, viskosity yang baik dan
hentaman yang baik.

Terminologi komposit memunculkan beberapa permasalahan,


satunya ialah komposit. Komposit selalu dibentuk untuk
meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap korosi, sifat-sifat
listrik, atau sekedar penampilannya. Menurut definisinya,
Komposit adalah suatu jenis bahan/material yang terbentuk dari
kombinasi antara dua atau lebih material pembentuknya melalui
pencampuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari
masing-masing material pembentuknya berbeda.

B. Pengertian Komposit

Komposit adalah material yang tersusun atas campuran dua atau


lebih material dengan sifat kimia dan fisika berbeda, dan
menghasilkan sebuah material baru yang memiliki sifat-sifat
berbeda dengan material-material pengusunnya. Salah satu
contoh paling mudah dari material komposit adalah beton cor
yang tersusun atas campuran dari pasir, batu koral, semen, besi,
serta air. Nampak bahwa material-material penyusun tersebut
memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda, namun ketika
dicampurkan dengan perbandingan serta teknik tertentu akan
menghasilkan beton yang sangat kuat, keras, dan tahan terhadap
berbagai cuaca.

C. Penyusun Material Komposit

Material komposit tersusun atas dua tipe material penyusun yakni


matriks dan fiber (reinforcement).

Gambar Tipe Matrix dan Fiber

1. Fiber berfungsi sebagai material rangka yang menyusun


komposit. Fiber matriks berfungsi untuk merekatkan fiber dan
menjaganya agar tidak berubah posisi. Matriks memiliki sifat yang
mudah untuk diubah bentuknya dengan cara dipotong atau juga
dicetak sesuai dengan kebutuhan desainnya. Selain itu,
perbedaan pengaturan susunan fiber akan merubah pula sifat-
sifat komposit yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dimanfaatkan
untuk mendapatkan sifat komposit sesuai dengan parameter
yang dibutuhkan.

2. Matriks umumnya terbuat dari bahan resin. Ia berfungsi


sebagai perekat material fiber sehingga tumpukan fiber dapat
merekat dengan kuat. Resin akan saling mengikat material fiber
sehingga beban yang dikenakan pada komposit akan menyebar
secara merata. Selain itu resin juga berfungsi untuk melindungi
fiber dari serangan bahan kimia atau juga kondisi cuaca ekstrim
yang dapat merusaknya.
D. Jenis-Jenis Komposit

Berdasarkan jenis penguat/Fibernya komposit dibagi menjadi 3,


yaitu :

1. Komposit serat (fibricus composite) komposit yang hanya


terdiri dari satu lamina atau satu lapisan yang menggunakan
penguat berupa serat / fiber.
2. Komposit lapis (laminated composite) Jenis komposit ini
terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu
dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
3. Komposit partikel (particulate composite) Merupakan
komposit yang menggunakan partikel serbuk/butiran sebagai
penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriknya.
Berdasarkan matriksnya, komposit dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Metal matrix composites (MMC) Komposit matrik logam


(metal matrix composites) yaitu komposit yang menggunakan
matriks logam pada umumnya ditemukan berkembang pada
industri otomotif. Bahan ini menggunakan suatu logam seperti
aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat
seperti silikon karbida.
2. Ceramic matrix composites (CMC) Komposit matrik keramik
(ceramic matrix composites ) digunakan pada lingkungan
bertemperatur sangat tinggi. Bahan ini menggunakan keramik
sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau
serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida
atau boron nitrida. Penguat yang umum digunakan pada CMC
adalah oksida, carbide, dan nitrid sedangkan matrik yang
sering digunakan pada CMC yaitu, gelas anorganik, keramik
gelas, alumina, dan silikon nitrida.
3. Polymer matrix composites (PMC) Komposit ini
menggunakan bahan polimer sebagai matriknya. Sifat-sifat
komposit polimer ditentukan oleh sifat-sifat penguat,Sifat-sifat
polimer,rasio penguat terhadap polimer dalam komposit (fraksi
volume penguat), geometri dan orientasi penguat pada
komposit.

E. Metoda Pembuatan Komposit

Secara Garis besar metoda pembuatan material komposit terdiri


dari atas dua cara, yaitu

 Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)


 Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)

1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)

a) Contact Molding/ Hand Lay Up


Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan
merupakan proses dengan metode terbuka dari proses fabrikasi
komposit.Adapun proses dari pembuatan dengan metoda ini
adalah dengan cara menuangkan resin dengan tangan kedalam
serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi
takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas.
Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang
diinginkan tercapai. Pada proses ini resin langsung berkontak
dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada
temperatur kamar.Padametoda hand lay up ini resin yang paling
banyak di gunakan adalah polyester dan epoxies. Proses ini dapat
kita lihat pada gambar berikut :
Gambar Proses Pencetakan dengan Hand Lay Up

b) Vacuum Bag

Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up,


penggunaan dari proses vakum ini adalah untuk menghilangkan
udara terperangkap dan kelebihan resin..

Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap


udara yang ada dalam wadah tempat diletakkannya komposit
yang akan dilakukan proses pencetakan. Dengan divakumkan
udara dalam wadah maka udara yang ada diluar penutup plastic
akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara
yang terperangkap dalam specimen komposit akan dapat
diminimalkan.

Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan


penguatan konsentrasi yang lebih tinggi, adhesi yang lebih baik
antara lapisan, dan kontrol yang lebih resin / rasio kaca. Proses ini
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar proses percetakan dengan Vacuum Bag

c) Pressure Bag

Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag,


namun cara ini tidak memakai pompa vakum tetapi
menggunakan udara atau uap bertekanan yang dimasukkan
malalui suatu wadah elastis Wadah elastis ini yang akan
berkontak pada komposit yang akan dilakukan proses. Biasanya
tekanan basar tekanan yang di berikan pada proses ini adalah
sebesar 30 sampai 50 psi.
Gambar proses percetakan dengan Pressure Bag

d) Spray-Up

Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat


menghasilkan bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari
hand lay-up.

Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat


(fibre) yang telah melewati tempat pemotongan (chopper).
Sementara resin yang telah dicampur dengan katalis juga
disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat pencetakan
spray- up telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu proses
selanjutnya adalah dengan embiarkannya mengeras pada kondisi
atsmosfer standar.

Gambar proses percetakan dengan Spray-Up

e) Filament Winding

Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah


yang berisi resin, kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling
mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah radial dan arah
tangensial. Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara ini
didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang diinginkan.
Resin termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini adalah
poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.

Gambar proses percetakan Filament winding

Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang,


umumnya bulat atau oval, seperti pipa dan tangki. Serat TOWS
dilewatkan melalui mandi resin sebelum ke Mandrel dalam
berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat, dan
tingkat rotasi mandrel tersebut. Adapun aplikasi dari proses
filament winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan,
motor roket, tank, tongkat golf dan pipa.

2. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)

a) Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)

Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya.


Fiber yang telah dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam
rongga cetakan, kemudian dilakukan penekanan dan pemanasan.
Resin termoset khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini
adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Gambar proses percetakan Compression Molding

b). Injection Molding

Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan


cairan atau pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan
kedalam rongga cetakan bagian atas, kondisi temperature dijaga
supaya tetap dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber
akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi dilakukan oleh
mandrel ke arah nozel menuju cetakan.

Gambar proses percetakan Injection Molding

c). Continuous Pultrusion


Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian
secara kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan
(cure), kemdian dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi
yang diinginkan. Atau juga bisa di sebut sebagai penarikan serat
dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian
dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari
cetakan tersebut ialah mengontrol kandungan resin, melengkapi
pengisian serat, dan mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir
setelah melewati cetakan.

Gambar proses percetakan Continuous Pultrusion

F. Kegunaan Material Komposit

Penggunaan material komposit sangat luas, yaitu untuk :

1. Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen


Helikopter, Komponen satelit.
2. Kesehatan = Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang
3. Marine atau Kelautan = Kapal layar, Kayak
4. Industri Pertahanan = Komponen jet tempur, Peluru,
Komponen kapal selam
5. Industri Pembinaan = Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.
6. Olah raga dan rekreasi = Sepeda, Stik golf, Raket tenis,
Sepatu olah raga
7. Automobile = Komponen mesin, Komponen kereta
8. Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen
Helikopter, Komponen satelit.

Kekurangan bahan Komposit:

a. Tidak tahan terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak)


dibandingkan dengan metal.
b. Kurang elastis.
c. Lebih sulit dibentuk secara plastis

Tuntutan membuat segala sesuatu menjadi ringan dan kuat adalah hal yang wajar di
era teknologi seperti saat ini. Misalnya, tuntutan menghasilkan mobil berbobot
ringan. Hal ini mendorong produsen komponen mencari material baru yang lebih
ringan dari logam, tapi memiliki kekuatan lebih baik. Dan, material komposit
dipandang sebagai alternatif pengganti material logam karena bobotnya sangat
ringan tapi superkuat.
BIDANG material nanokomposit akhir-akhir ini mendapat perhatian serius dari para
ilmuwan. Berbagai penelitian pun terus didilakukan, mengacu pada ide yang sangat
sederhana, yaitu menyusun sebuah material yang terdiri atas blok-blok partikel
homogen dengan ukuran nanometer.
Hasil penelitian tersebut sungguh mengejutkan. Sebuah material baru lahir dengan
sifat-sifat fisis yang jauh lebih baik dari material penyusunnya. Hal ini memicu
perkembangan material nanokomposit di segala bidang dengan, memanfaatkan ide
yang sederhana itu.
Salah satu contoh yang terkenal dan terjadi dengan sendirinya di alam adalah
tulang. Tulang memiliki ’’bangunan’’ nanokomposit yang bertingkat-tingkat, yang
terbuat dari tablet keramik dan ikatan-ikatan organik. Partikel-partikel nanokomposit
tersebut memiliki struktur, komposisi, dan sifat yang berbeda-beda. Hal ini
memberikan fungsi yang beragam.
Dengan demikian, material ini menjadi multiguna, yang pada akhirnya didapatkan
material baru yang memiliki beberapa fungsi dalam waktu sama dan dapat
digunakan dalam beberapa aplikasi.
Dari sinilah para ilmuwan mulai memikirkan berbagai cara untuk memeroleh material
nanokomposit, karena material tersebut memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan material konvensional.
Definisi Komposit Kata komposit memiliki pengertian luas dan berbeda-beda,
mengikut situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih
bahan merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi
komposit.
Meski demikian, defenisi ini terlalu umum. Pasalnya komposit merangkum semua
bahan —termasuk plastik— yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik,
kopolimer, plastik berpengisi, atau apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk
mendapatkan bahan baru.
Sedangkan nanokomposit dapat dianggap struktur padat dengan dimensi berskala
nanometer yang berulang pada jarak antarbentuk penyusun struktur yang berbeda.
Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas padatan inorganik yang
tersusun atas komponen organik.
Selain itu, material nanokomposit dapat pula terdiri atas dua atau lebih molekul
anorganik/organik, dalam beberapa bentuk kombinasi dengan pembatas
antarkeduanya minimal satu molekul atau memiliki ciri berukuran nano.
Contoh nanokomposit yang ekstrem adalah media berporos, koloid, gel, dan
kopolimer. Ikatan antarpartikel yang terjadi pada material nanokomposit memainkan
peran penting dalam peningkatan dan pembatasan sifat material.
Partikel-partikel yang berukukuran nano itu mempunyai luas permuka
an interaksi yang tinggi. Makin banyak partikel yang berinteraksi, kian kuat pula
material. Inilah yang membuat ikatan antarpartikel makin kuat, sehingga sifat
mekanik materialnya bertambah.
Namun penambahan partikel-partikel nano tidak selamanya akan meningkatkan sifat
mekaniknya. Ada batas tertentu yang mana saat dilakukan penambahan, kekuatan
material justru makin berkurang.
Aplikasi Baru Kemajuan kini telah mendorong peningkatan permintaan bahan
komposit. Perkembangan iptek mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam
untuk memenuhi keperluan aplikasi baru.
Bidang angkasa luar, perkapalan, otomotif, maupun industri pengangkutan
merupakan contoh aplikasi yang memerlukan bahan-bahan yang berdensiti rendah,
tahan karat, kuat, kokoh, dan tegar.
Pembuatan material nanokomposit dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan-
pendekatan yang mudah dan kompleks. Salah satunya adalah menggunakan
pendekatan simple mixing.
Dalammetode ini, peningkatan kekuatan mekanik material terjadi akibat
penambahan nanopartikel SiO2 pada epoxy resin. Permukaan nanopartikel yang
sangat luas berinteraksi dengan rantai polimer, sehingga mereduksi mobilitas rantai
polimer.
Interaksi ini meningkatkan kekuatan mekanik komposisit tersebut jauh di atas
kekuatan polimer itu sendiri. Hasil yang diperoleh adalah material yang ringan
dengan kekuatan tinggi. Makin banyak jumlah SiO2 yang dimasukkan, kekuatan
material nanokomposit juga bertambah sampai titik kritisnya.
Keunggulan Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
bahan konvensional seperti logam. Misalnya memiliki density yang jauh lebih rendah
daripada bahan konvensional. Hal ini jelas memberi implikasi yang penting dalam
konteks penggunaan. Pasalnya, komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan
spesifik yang lebih tinggi dari bahan konvensional.
Dalam industri angkasa luar, ada kecenderungan untuk mengganti komponen yang
dibuat dari logam dengan komposit karena terbukti komposit mempunyai rintangan
terhadap fatigue yang baik, terutama komposit yang menggunakan serat karbon.
Penggunaan bahan komposit pun sangat luas, yaitu untuk komponen kapal terbang,
helikopter, satelit, industri pertahanan, jembatan, terowongan, kaki palsu, dan yang
terpopular adalah penggunaan bahan baku mobil Formula One (F1).
Komposit juga memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability), tahanan lelah
(fatigue resistance) yang baik, tahan korosi, dan memiliki kekuatan jenis (rasio
kekuatan terhadap berat jenis) yang tinggi.
Manfaat utama penggunaan komposit adalam mendapatkan kombinasi sifat
kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan memilih
kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat material
komposit dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk struktur dan
tujuan tertentu.
Penerbangan modern, baik sipil maupun militer, adalah contoh utamanya. Keduanya
akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material komposit. Material
komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian sayap dan ekor, propeller,
bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat terbang.
Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposit telah banyak juga
digunakan untuk badan mobil F1, peralatan olah raga, struktur kapal, dan industri
migas.
Hambatan dalam aplikasi material komposit pada umumnya masalah biaya.
Meskipun seringkali proses manufaktur material komposit lebih efisien, namun
material mentahnya masih terlalu mahal. Material komposit masih belum bisa secara
total menggantikan material konvensional seperti baja. Tetapi dalam beberapa kasus
kita memiliki kebutuhan akan hal itu.
Tidak diragukan, dengan teknologi yang terus berkembang, pengunaan baru dari
material komposit akan bermunculan.
Tuntutan membuat segala sesuatu menjadi ringan dan kuat adalah hal yang wajar di
era teknologi seperti saat ini. Misalnya, tuntutan menghasilkan mobil berbobot
ringan. Hal ini mendorong produsen komponen mencari material baru yang lebih
ringan dari logam, tapi memiliki kekuatan lebih baik. Dan, material komposit
dipandang sebagai alternatif pengganti material logam karena bobotnya sangat
ringan tapi superkuat.
BIDANG material nanokomposit akhir-akhir ini mendapat perhatian serius dari para
ilmuwan. Berbagai penelitian pun terus didilakukan, mengacu pada ide yang sangat
sederhana, yaitu menyusun sebuah material yang terdiri atas blok-blok partikel
homogen dengan ukuran nanometer.

Hasil penelitian tersebut sungguh mengejutkan. Sebuah material baru lahir dengan
sifat-sifat fisis yang jauh lebih baik dari material penyusunnya. Hal ini memicu
perkembangan material nanokomposit di segala bidang dengan, memanfaatkan ide
yang sederhana itu.

Salah satu contoh yang terkenal dan terjadi dengan sendirinya di alam adalah
tulang. Tulang memiliki ’’bangunan’’ nanokomposit yang bertingkat-tingkat, yang
terbuat dari tablet keramik dan ikatan-ikatan organik. Partikel-partikel nanokomposit
tersebut memiliki struktur, komposisi, dan sifat yang berbeda-beda. Hal ini
memberikan fungsi yang beragam.

Dengan demikian, material ini menjadi multiguna, yang pada akhirnya didapatkan
material baru yang memiliki beberapa fungsi dalam waktu sama dan dapat
digunakan dalam beberapa aplikasi.

Dari sinilah para ilmuwan mulai memikirkan berbagai cara untuk memeroleh material
nanokomposit, karena material tersebut memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan material konvensional.
Definisi Komposit Kata komposit memiliki pengertian luas dan berbeda-beda,
mengikut situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih
bahan merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi
komposit.

Meski demikian, defenisi ini terlalu umum. Pasalnya komposit merangkum semua
bahan —termasuk plastik— yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik,
kopolimer, plastik berpengisi, atau apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk
mendapatkan bahan baru.

Sedangkan nanokomposit dapat dianggap struktur padat dengan dimensi berskala


nanometer yang berulang pada jarak antarbentuk penyusun struktur yang berbeda.
Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas padatan inorganik yang
tersusun atas komponen organik.
Selain itu, material nanokomposit dapat pula terdiri atas dua atau lebih molekul
anorganik/organik, dalam beberapa bentuk kombinasi dengan pembatas
antarkeduanya minimal satu molekul atau memiliki ciri berukuran nano.

Contoh nanokomposit yang ekstrem adalah media berporos, koloid, gel, dan
kopolimer. Ikatan antarpartikel yang terjadi pada material nanokomposit memainkan
peran penting dalam peningkatan dan pembatasan sifat material.
Partikel-partikel yang berukukuran nano itu mempunyai luas permuka
an interaksi yang tinggi. Makin banyak partikel yang berinteraksi, kian kuat pula
material. Inilah yang membuat ikatan antarpartikel makin kuat, sehingga sifat
mekanik materialnya bertambah.

Namun penambahan partikel-partikel nano tidak selamanya akan meningkatkan sifat


mekaniknya. Ada batas tertentu yang mana saat dilakukan penambahan, kekuatan
material justru makin berkurang.
Aplikasi Baru Kemajuan kini telah mendorong peningkatan permintaan bahan
komposit. Perkembangan iptek mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam
untuk memenuhi keperluan aplikasi baru.

Bidang angkasa luar, perkapalan, otomotif, maupun industri pengangkutan


merupakan contoh aplikasi yang memerlukan bahan-bahan yang berdensiti rendah,
tahan karat, kuat, kokoh, dan tegar.

Pembuatan material nanokomposit dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan-


pendekatan yang mudah dan kompleks. Salah satunya adalah menggunakan
pendekatan simple mixing.

Dalammetode ini, peningkatan kekuatan mekanik material terjadi akibat


penambahan nanopartikel SiO2 pada epoxy resin. Permukaan nanopartikel yang
sangat luas berinteraksi dengan rantai polimer, sehingga mereduksi mobilitas rantai
polimer.

Interaksi ini meningkatkan kekuatan mekanik komposisit tersebut jauh di atas


kekuatan polimer itu sendiri. Hasil yang diperoleh adalah material yang ringan
dengan kekuatan tinggi. Makin banyak jumlah SiO2 yang dimasukkan, kekuatan
material nanokomposit juga bertambah sampai titik kritisnya.
Keunggulan Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
bahan konvensional seperti logam. Misalnya memiliki density yang jauh lebih rendah
daripada bahan konvensional. Hal ini jelas memberi implikasi yang penting dalam
konteks penggunaan. Pasalnya, komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan
spesifik yang lebih tinggi dari bahan konvensional.

Dalam industri angkasa luar, ada kecenderungan untuk mengganti komponen yang
dibuat dari logam dengan komposit karena terbukti komposit mempunyai rintangan
terhadap fatigue yang baik, terutama komposit yang menggunakan serat karbon.
Penggunaan bahan komposit pun sangat luas, yaitu untuk komponen kapal terbang,
helikopter, satelit, industri pertahanan, jembatan, terowongan, kaki palsu, dan yang
terpopular adalah penggunaan bahan baku mobil Formula One (F1).

Komposit juga memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability), tahanan lelah
(fatigue resistance) yang baik, tahan korosi, dan memiliki kekuatan jenis (rasio
kekuatan terhadap berat jenis) yang tinggi.

Manfaat utama penggunaan komposit adalam mendapatkan kombinasi sifat


kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan memilih
kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat material
komposit dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk struktur dan
tujuan tertentu.

Penerbangan modern, baik sipil maupun militer, adalah contoh utamanya. Keduanya
akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material komposit. Material
komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian sayap dan ekor, propeller,
bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat terbang.

Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposit telah banyak juga
digunakan untuk badan mobil F1, peralatan olah raga, struktur kapal, dan industri
migas.

Hambatan dalam aplikasi material komposit pada umumnya masalah biaya.


Meskipun seringkali proses manufaktur material komposit lebih efisien, namun
material mentahnya masih terlalu mahal. Material komposit masih belum bisa secara
total menggantikan material konvensional seperti baja. Tetapi dalam beberapa kasus
kita memiliki kebutuhan akan hal itu.

Tidak diragukan, dengan teknologi yang terus berkembang, pengunaan baru dari
material komposit akan bermunculan.

Anda mungkin juga menyukai