Pendahuluan
Pengembangan nanoteknologi atau teknologi rekayasa zat bersekala nanometer belumlah
tergolong lama. Orang yang pertama kali menciptakan istilah “nanoteknologi” adalah Profesor
Nario Taniguchi dari Tokyo Science University pada tahun 1940. Ia mulai mempelajari
mekanisme pembuatan nanomaterial dari kristal kuarts, silikon dan keramik alumina dengan
menggunakan mesin ultrasonik. Komersialisasi (potensi penerapan nanoteknologi
sesungguhnya tidak hanya pada piranti mikroelektronik saja tetapi juga pada berbagai industri
membuka peluang aplikasi bahan dan teknologi nano di berbagai bidang, yakni pada produk
makanan, kemasan, mainan anak, peralaatan rumah / kebun, kesehatan, kebugaran, obat-
obatan, tekstil, keramik dan kosmetik.
Material berskala nano merupakan material yang sangat atraktif kerena memiliki sifat-sifat yang
sangat berbeda dibandingkan dengan yang diperlihatkan pada skala makroskopisnya. Terdapat
berbagai fenomena quantum atraktif yang timbul sebagai akibat pengecilan ukuran material
hingga ke dimensi nano. Logam platina meruah yang dikenal sebagai material inert dapat
berubah menjadi material katalitik jika ukurannya diperkecil mencapai skala nano. Material stabil,
seperti aluminium, menjadi mudah terbakar, bahan-bahan isolator berubah menjadi konduktor
(Karna, 2010). Sehingga dengan nanoteknolgi maka setiap bahan atau material akan
memungkinkan pengurangan berat disertai dengan peningkatan stabilitas dan meningkatkan
fungsionalitas.
Pembahasan
Nanomaterial adalah bidang ilmu material dengan pendekatan berbasis Nanoteknologi.
Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil.
Materi atau devais ini berukuran antara (1 – 100) nanometer. Satu nm sama dengan satu-per-
milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia.
Ukuran (1 – 100) nm ini disebut juga dengan skala nano (nanoscale). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa nanomaterial itu adalah bahan atau material yg berukuran sangat kecil (skala nano) yaitu
1-100 nm. Teknologi nano meliputi pencitraan, pemodelaan, pengukuran, fabrikasi dan
memanipulasi sesuatu pada skala nano.
Sintesa Nanomaterial
Pembuatan nanomaterial dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu
pendekatan top-down dan bottom-up.
1) Top down
Dalam pendekatan top-down, pertama bulk material dihancurkan dan dihaluskan sedemikian
rupa sampai berukuran nano meter. Pendekatan top-down dapat dilakukan dengan teknik MA-
PM (mechanical alloying-powder metallurgy) dan atau MM-PM (mechanical milling-powder
metallurgy), Dalam mekanisme mechanical alloying, material dihancurkan hingga menjadi bubuk
dan dilanjutkan dengan penghalusan butiran partikelnya sampai berukuran puluhan nanometer.
Kemudian, bubuk yang telah halus disinter hingga didapatkan material final. Contohnya nano
baja diperoleh dari penghalusan bubuk besi dan karbon hingga berukuran 30 nm, dan disinter
pada suhu 723°C pada tekanan 41 Mpa dalam suasana gas nitrogen.
Teknik MM-PM (mechanical alloying-powder metallurgy) ini dapat dilakukan dengan :
a) Ball milling
Teknologi ball milling yaitu menggunakan energi tumbukan antara bola-bola penghancur dann
dinding wadahnya. Untuk mendapatkan partikel nano dalam jumlah banyak dan dalam waktu
relatif pendek, dilakukan inovasi pada mesin ball mill, dengan merubah putaran mill menjadi
berlintasan planet (planetary) di dalam wadahnya yang memiliki tuas pada kedua sisi, untuk
mengatur sudut putaran yang optimal. Dan distabilisasi dengan meng-gunakan larutan kimia
seperti polyvinyl alcohol (PVA) atau polyethilene glycol (PEG) sehingga membentuk
nanokoloid yang stabil (Fahlefi, 2010)
b) Ultrasonic milling atau sonikasi
Prosesnya dengan cara menggunakan gelombang ultrasonik dengan rentang frekuensi 20 kHz –
10 MHz. Gelombang ultrasonik ditembakkan ke dalam mediium cair untuk menghasilkan kavitasi
bubbleyang dapat membuat partikel memiliki diameter dalam skala nano. Gelombang ultrasonik
bila berada di dalam medium cair akan dapat menimbulkan acoustic cavitation. Selama proses
cavitation akan terjadi bubble collapse (ketidakstabilan gelembung), yaitu pecahnya gelombang
akibat suara. Akibatnya akan terjadi peristiwa hotspot yang melibatkan energi yang sangat tinggi.
Dimana hotspot adalah pemanasan lokal yang sangatintens sekitar 5000 K pada tekanan sekitar
1000 atm, laju pemanasan dan pendinginannya sekitar 1010 K/s
2) Bottom up
Dalam pendekatan bottom-up, material dibuat dengan menyusun dan mengontrol atom demi
atom atau molekul demi molekul sehingga menjadi suatu bahan yang memenuhi suatu fungsi
tertentu yang diinginkan. Sintesa nanomaterial dilaku-kan dengan mereaksikan berbagai larutan
kimia dengan langkah-langkah tertentu yang spesifik sehingga terjadi suatu proses nukleasi
yang meng-hasilkan nukleus-nukleus sebagai kandidat nanpar-tikel setelah melalui proses
pertumbuhan. Laju pertumbuhan nukleus dikendalikan sehingga menghasilkan nanopartikel
dengan distribusi uku-ran yang relatif homogen (Gambar 1).
Pembentukan nanomaterial logam koloid secara bottom up (Kumar, 2005)
Paduan logam organik didekomposisi (di-reduksi) secara terkontrol sehingga ikatan logam dan
ligannya terpisah. Ion-ion logam hasil posisi bernukleasi membentuk nukleus-nukleus yang
stabil, yang dibangkitkan baik dengan meng-gunakan katalis maupun melalui proses tumbukan.
Selanjutnya nukleus-nukleus stabil tersebut ber-tumbuh membentuk nanopartikel. Untuk
menghindari proses aglomerasi antara nanopartikel-nanopartikel yang ada, lang-kah stabilisasi
dilakukan dengan menggunakan larutan separator.
(3)
Dimana: Eg adalah energi transisi hasil pengukuran nanopartikel, Egbulk adalah energi transisi
material dalam ukuran bulk, h adalah konstanta Plank, e adalah muatan elektron, mo adalah
massa diam elektron, me adalah massa efektif elektron, mh adalah massa hole, ε dan εo masing-
masing adalah konstanta dielektrik material dan permitivitasnya pada ruang hampa (Horasdia).
Aplikasi nanomaterial
Beberapa contoh aplikasi nanomaterial adalah sebagai berikut: (Ade, 2011)
1. Kesehatan
· Contrast agent untuk pencitraan sel dan terapi untuk mengobati kanker
· Nanoteknologi-on-a-chip
· Drug delivery vehicles
· Kosmetik yang dapat melindungi diri dari bahaya sinar ultraviolet .
2. Lingkungan Hidup: Nanofiltration terutama digunakan untuk menghilangkan ion atau
pemisahan fluida yang berbeda.
3. Elektronika: Salah satu aplikasi dalam elektronika adalah sebagai Memori Storage.
Kelebihan
· Dengan ukuran partikel yang sangat kecil namun efisiensi yang jauh lebih tinggi dibanding
pada saat partikel berukuran normal.
· Fenomena unik sifat-sifat mekanik, fisika, kimia, biologi, listrik, termal dan elektrik pada skala
nano membuka peluang aplikasi bahan dan teknologi nano diberbagai bidang.
· Dengan adanya fenomena unik diatas maka banyak inovasi baru misalnya : mengubah polusi
panas menjadi energi listrik, mobil berbahan baku nanas.
· Penerapan material nano bukan hanya pada bidang teknik, melainkan juga pada produk
makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
· Produk yang dihasilkan jauh lebih berkualitas, yaitu tidak mudah aus, hemat enrgi karena tahan
panas, dan tidak memerlukan pendinginan, dengan demikian , akan menghemat biaya
oprasional dan pemeliharaan serta ramah lingkungan.
Kekurangan
· Nanopartikel berbahaya bagi kesehatan karena Nanopartikel dapat mengganggu jalannya
transportasi substansi vital masuk dan keluar sel, sehingga mengakibatkan kerusakan fisiologis
sel dan mengganggu fungsi sel normal.
· Bioavailability, didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk menembus membran/lapisan
jaringan tubuh melalui berbagai cara paparan (kulit, pernafasan, dan pencernaan).
· Bioaccumulation, didefinisikan sebagai kemampuan partikel yang terabsorpsi untuk
terakumulasi didalam jaringan tubuh organisme dengan berbagai jalur paparan.
· Toxic Potential, efek dari toksisitas nanomaterial dimungkinkan melalui berbagai sebab yaitu
kemampuan oksidasi, inflamasi dari iritasi fisis, pelepasan dari radikal yang terkandung dan dari
pengotor (impurities) dari pembuatan nanomaterial misalkan sisa katalis, pengotor bahan baku
yang kurang murni.
Daftar pustaka
webugm@ugm.ac.id /Nanomaterial Berlapis dan Berpori, Material Multifungsi oleh Karna Wijaya,
2010. (didownload tanggal 21-12-2011 pukul 09.30)
Lia. Kurnia, Darminto, Malik.A. 2010. Sintesis Dan Karakterisasi Partikel Nano Fe3O4 Yang
Berasal Dari Pasir Besi Dan Fe3 O4 Bahan Komersial (Aldrich). Surabaya :ITS
Horasdia.S.____. Nanomaterial: Pendekatan Baru Penanggulangan Kanker Dan Diabetes.
Bandung: Universitas Advent Indonesia
Fahlefi.N .D.2010. Simulasi Dengan Metode Monte Carlo Untuk Proses Pembuatan
Nanomaterial Menggunakan Ball Mill. Skripsi prodi fisika FMIPA UI
www. Nanocompositech.com/ nanotechnology applications (didownload tanggal 21-12-2011
pukul 09.20)
http://fiqrotul.wordpress.com/nanomaterial. (didownload tanggal 21-12-2011 pukul 09.25)
Ade.E. N.2011. Aplikasi Material. Bandung : Jurusan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
Kumar, C.S.S.R., Hormes, J., dan Leuschner, C., 2005. Nanofabrication Towards Biomedical
Applications. Wilet-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim, Germany.
Schaefer, H.E., 2010. Nanoscience The Science of the Small in Physics, Engineering,
Chemistry, Biology and Medicine. Springer-Verlag, Berlin, Germany
Category: kuliah