Anda di halaman 1dari 19

Ketidaksempurnaan Kristal

(Imperfection of Crystal)

Material Teknik

Oleh:
JIMMI LONG
03091405026

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BUKIT
2009

Abstrak

Pada suatu kegiatan industri, terutama industri pengolahan bahan mentah


menjadi bahan jadi, mempunyai banyak peralatan pendukung yang salah satu
jenisnya adalah peralatan rotari (peralatan berputar). Contohnya adalah pompa,
motor, turbin, kompresor dan lain lain.
Alat-alat ini dibuat dengan material yang sesuai dengan kebutuhannya.
Akan tetapi sering kali kita menemui adanya keratakan atau tidak sempurnanya
bahan material tersebut. Pada kesempatan ini Saya akan membahas tentang
ketidaksempurnaan Kristal (imperfection of crystal) yang berupa cacat-cacat pada
bahan material.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
jugalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat sebagai
syarat mengikuti ujian akhir semester pada mata kul Metode Penulisan Ilmiah.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Hendri Chandra, MT selaku dosen pembimbing mata kuliah
Metode Penulisan Ilmiah.
2. Orang tua yang saya sayangi serta seluruh keluarga yang telah mendoakan
saya dalammembuat makalah ini.
3. Teman-teman yang saya cintai yang telah membantu saya dalam menyusun
makalah ini
4. Dan semua orang yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala
bantuan dan kemurahan hati semua pihak yang telah ikhlas membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan dan kemampuan, maka penulis
mengharapkan saran dan kritik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi rekanrakan di Teknik Mesin khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Palembang,

Maret 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul

Abstrak

...

...

ii

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB

...... iii

. iv

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

..

....

...

..

..

I.2 Tujuan Penulisan


I.3 Pembatasan Masalah
I.4 Metodelogi
I.5 Sistematika Penulisan

BAB

II.

CACAT-CACAT MATERIAL .

BAB

III.

KETIDAKSEMPURNAAN KRISTAL

III.1 Cacat Titik .

III.2 Cacat Garis .................................

III.3 Cacat bidang .


III.4 Cacat Ruang
BAB

IV. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

.. 12

. 13

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Alat-alat mesin terutama pada mesin yang pesawat terbang memerlukan bahan
yang kuat dan ringan untuk dapat terbang ke udara. Engineer-engineer memikirkan
cara untuk membuat bahan yang ringan dan kuat. Semakin maju teknologi
berkembang, akhirnya telah ditemukan bahan yang ringan dan kuat untuk
membuat pesawat terbang, yaitu bahan campuran atau komposit.
Untuk membuat material sebagai bahan pembuatan suatu mesin lainnya sangat
diperlukan ketelitian-ketelitian untuk mengukur kekuatannya. Untuk itu, jika ada
material yang tidak sempurna (cacat), maka mesin tersebut tidak akan efektif
untuk digunakan. Untuk itulah pada kesempatan ini akan dibahas mengenai cacatcacat material terutama pada ketidaksempurnaan kristal (imperfection of crystal).
I.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penganalisaan ketidaksempurnaan
kristal adalah sebagai berikut:
1.Dengan mengetahui cacat-cacat pada material, maka mengungkapkan
kendala-kendalah pada material
2.Dapat meneliti sendiri cacat pada material
3.Dapat mengatahui ketidakefektifan dalam menggunakan matrial yang cacat.

I.3 Pembatasan Masalah


Masalah yang di bahas dalam makalah ini dibatasi dalam beberapa aspek
yang terdiri dari :
1.Cacat material berupa cacat yang sering ada dikehidupan sehari-hari
2.Ketidaksempurnaan Kristal hanya berupa gambar tidak berwarna.

I.4 Metodelogi
6

Dalam penyusunan makalah ini digunakan metode ;


1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mencari bahan bahan referensi dari
buku buku yang berhubungan dengan mesin
2. Mempelajari dari internet
3. Pengambilan data vibrasi dilapangan
4. Melakukan pengolahan data dengan program komputer
I.5

Sistematika Penulisan
Makalah ini penulis bagi dalam empat bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan latar belakang pemilihan obyek, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan, metodelogi dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini berisikan teori pendukung yang relevan dengan tema penulisan
terutama pokok bahasan-bahasan.
Teori tersebut meliputi faktor faktor yang mempengaruhi vibrasi, rumus rumus
pendukung dan metode pengolahan data.

BAB II
CACAT-CACAT MATERIAL

Sebelum membahas lebih jauh tentang cacat, maka terlebih dahulu marilah
kita coba mengenal dengan kristalisasi. Kristalisasi ialah proses pembentukan
Kristal yang terjadi pada saat pembekuan, perubahan dari fasa cair ke fasa padat.
Jika ditinjau dari mekanismenya, kristalisasi terjadi melalui 2 tahap :
1. Tahapan Nucleation (pembentukan inti)
2. Tahapan Crystal Growth (Pertumbuhan Kristal)

Nah, bagaimana hal ini dapat terjadi? Secara sederhana dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Dalam keadaaan cair, atom-atom tidak memiliki susunan yang teratur
(selalu mudah bergerak) dan mempunyai temperature yang relatip tinggi serta
atom-atomnya memiliki energi yang cukup banyak sehingga mudah bergerak dan
tidak ada pengaturan letak atom relatip terhadap atom lainnya.
Dengan semakin turunnya temperature maka energy atom akan semakin
rendah dan semakin sulit bergerak sehingga atom-atom ini mulai mencari atau
mengatur kedudukan relatip terhadap atom lainnya dan mulai membentuk lattice.
Proses ini terjadi pada temperature yang relatip lebih dingin dimana sekelompok
atom menyusun diri membentuk inti Kristal. Inti-inti ini akan menjadi pusat dari
proses kristalisasi selanjutnya.
Dengan semakin turunnya temperature maka akan semakin banyak atomatom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada ataupun membentuk inti
baru. Setiap inti akan tumbuh dengan menarik atom-atom lainnya dari cairan
ataupun dari inti yang tidak sempat tumbuh, untuk mengisi tempat kosong pada
lattice yang akan dibentuk. Pertumbuhan ini berlangsung dari tempat yang bersuhu
dingin ke tempat yang bersuhu panas. Pertumbuhan ini tidak bergerak lurus saja
tetapi mulai membentuk cabang-cabang dan ranting-ranting. Struktur ini disebut
dengan struktur dendritik. Dendrit ini akan terus tumbuh ke segala arah sehingga
cabang-cabang (ranting-ranting) dendrit ini hampir bersentuhan satu dengan
lainnya sehingga sisa cairang yang terakhir akan membeku disela-sela dendrit ini.
Pertemuan antara satu dendrit kristal dengan lainnya dinamakan grain
boundary (butir-butir kristal) yang merupakan bidang yang membatasi antara 2
kristal. Pada grain boundary ini akan terkandun unsur-unsur ikutan (impurity)
yang lebih banyak dan pada grain boundary ini juga terdapat ketidakteraturan
susunan atom (mismatch).

BAB III
Cacat-cacat Kristal (Imperfection)

Cacat dapat terjadi karena adanya solidifikasi (pendinginan) ataupun akibat


dari luar. Cacat tersebut dapat berupa :

10

III.1 Cacat titik (point defect)


Dapat berupa :
a. Cacat kekosongan (Vacancy) yang terjadi karena tidak terisinya suatu
posisi atom pada lattice(gambar 1.1).
b. Interstitial (salah tempat, posisi yang seharusnya kosong justru
ditempati atom)
c. Substitusional (adanya atom asing yang menggantikan tempat yang
seharusnya diisi oleh atom)

Gambar 1.1

III.2 Cacat garis (line defect)

11

Yakni Cacat yang menimbulkan distorsi pada lattice yang berpusat pada
suatu garis. Sering pula disebut dengan dislokasi. Secara umum ada 2 jenis
dislokasi, yakni : edge dislocation, screw dislocation dan mixed dislocation.

Gambar 2.1

12

Gambar 2.2(a,b)

13

III.3 Cacat bidang (interfacial defect)


Ialah batasan antara 2 buah dimensi dan umumnya memisahkan daerah
dari material yang mempunyai struktur kristal berbeda dan atau arah kristalnya
berbeda, misalnya : Batas Butir (karena bagian batas butir inilah yang membeku
paling akhir dan mempunyai orientasi serta arah atom yang tidak sama. Semakin
banyak batas butir maka akan semakin besar peluang menghentikan dislokasi.
Kemudian contoh yang berikutnya adalah Twin (Batas butir tapi special,
maksudnya : antara butiran satu dengan butiran lainnya merupakan cerminan).

14

Gambar 3.1
15

a. Permukaan Luar
Satu dari batas yang paling jelas adalah permukaan luar/eksternal, dimana
struktur kristal berakhir. Atom-atom permukaan tidak terikat ke semua atom
terdekat, dan karenanya akan mempunyai tingkat energi yang lebih tinggi daripada
atom-atom di bagian dalam. Ikatan atom-atom permukaan ini yang tak terpenuhi
memberikan kenaikan energi permukaan, dinyatakan dalam satuan energi per
satuan luas (J/m2). Untuk menurunkan energi ini, material jika memungkinkan
cendrung meminimalkan luas permukaan total.
b. Batas Butir
Batas butir memisahkan dua butir atau kristal kecil yang mempunyai
orientasi kristalografi yang berbeda pada material polikristal. Batas butir secara
skematik digambarkan pada gambar 4.7. Didalam batas butir terdapat atom yang
tak bersesuaian pada daerah transisi dari orientasi kristal butir satu ke butir lai
didekatnya.

Gambar 3.2
16

c. Batas Kembar
Batas kembar adalah batas butir tipe khusus dimana terdapat simetri kisi
cermin, yaitu atom-atom pada sebuah sisi batas berada pada posisi cermin
dari atom-atom pada sisi lainnya (gambar 3.3). Daerah antara batas butir
ini disebut kembar/twin.

Gambar 3.3

III.4 Cacat Ruang (Bulk defect)


Perubahan bentuk secara permanen disebut dengan Deformasi Plastis,
deformasi plastis terjadi dengan mekanisme :
a. Slip, yaitu : Perubahan dari metallic material oleh pergerakan dari luar
sepanjang Kristal. Bidang slip dan arah slip terjadi pada bidang grafik dan arah
atom yang paling padat karena dia butuh energi yang paling ringan atau kecil.
b. Twinning terjadi bila satu bagian dari butir berubah orientasinya
sedemikian rupa sehingga susunan atom di bagian tersebut akan membentuk
simetri dengan bagian kristal yang lain yang tidak mengalami twinning.

BAB IV
17

KESIMPULAN

Dari uraian-uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa cacat material


dapat berupa cacat titik (poin imperfection), cacat garis (line imperfection), cacat
bidang, dan cacat volume. Dengan mengetahui keempat jenis ketidak sempurnaan
ini, kita dapat menganalisa bahan dan kualitas dari material.

DAFTAR PUSTAKA
18

Callister, William D., Material Science and engineering, second edition, New
York : John Wiley & Sons, inc., 1940.
Web : http://www.google.com

19

Anda mungkin juga menyukai