(Imperfection of Crystal)
Material Teknik
Oleh:
JIMMI LONG
03091405026
Abstrak
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
jugalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat sebagai
syarat mengikuti ujian akhir semester pada mata kul Metode Penulisan Ilmiah.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Hendri Chandra, MT selaku dosen pembimbing mata kuliah
Metode Penulisan Ilmiah.
2. Orang tua yang saya sayangi serta seluruh keluarga yang telah mendoakan
saya dalammembuat makalah ini.
3. Teman-teman yang saya cintai yang telah membantu saya dalam menyusun
makalah ini
4. Dan semua orang yang tidak dapat disebutkan satu per satu
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala
bantuan dan kemurahan hati semua pihak yang telah ikhlas membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan dan kemampuan, maka penulis
mengharapkan saran dan kritik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi rekanrakan di Teknik Mesin khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Palembang,
Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Abstrak
...
...
ii
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB
...... iii
. iv
I.
PENDAHULUAN
..
....
...
..
..
BAB
II.
CACAT-CACAT MATERIAL .
BAB
III.
KETIDAKSEMPURNAAN KRISTAL
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
.. 12
. 13
BAB I
PENDAHULUAN
I.4 Metodelogi
6
Sistematika Penulisan
Makalah ini penulis bagi dalam empat bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan latar belakang pemilihan obyek, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan, metodelogi dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini berisikan teori pendukung yang relevan dengan tema penulisan
terutama pokok bahasan-bahasan.
Teori tersebut meliputi faktor faktor yang mempengaruhi vibrasi, rumus rumus
pendukung dan metode pengolahan data.
BAB II
CACAT-CACAT MATERIAL
Sebelum membahas lebih jauh tentang cacat, maka terlebih dahulu marilah
kita coba mengenal dengan kristalisasi. Kristalisasi ialah proses pembentukan
Kristal yang terjadi pada saat pembekuan, perubahan dari fasa cair ke fasa padat.
Jika ditinjau dari mekanismenya, kristalisasi terjadi melalui 2 tahap :
1. Tahapan Nucleation (pembentukan inti)
2. Tahapan Crystal Growth (Pertumbuhan Kristal)
Nah, bagaimana hal ini dapat terjadi? Secara sederhana dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Dalam keadaaan cair, atom-atom tidak memiliki susunan yang teratur
(selalu mudah bergerak) dan mempunyai temperature yang relatip tinggi serta
atom-atomnya memiliki energi yang cukup banyak sehingga mudah bergerak dan
tidak ada pengaturan letak atom relatip terhadap atom lainnya.
Dengan semakin turunnya temperature maka energy atom akan semakin
rendah dan semakin sulit bergerak sehingga atom-atom ini mulai mencari atau
mengatur kedudukan relatip terhadap atom lainnya dan mulai membentuk lattice.
Proses ini terjadi pada temperature yang relatip lebih dingin dimana sekelompok
atom menyusun diri membentuk inti Kristal. Inti-inti ini akan menjadi pusat dari
proses kristalisasi selanjutnya.
Dengan semakin turunnya temperature maka akan semakin banyak atomatom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada ataupun membentuk inti
baru. Setiap inti akan tumbuh dengan menarik atom-atom lainnya dari cairan
ataupun dari inti yang tidak sempat tumbuh, untuk mengisi tempat kosong pada
lattice yang akan dibentuk. Pertumbuhan ini berlangsung dari tempat yang bersuhu
dingin ke tempat yang bersuhu panas. Pertumbuhan ini tidak bergerak lurus saja
tetapi mulai membentuk cabang-cabang dan ranting-ranting. Struktur ini disebut
dengan struktur dendritik. Dendrit ini akan terus tumbuh ke segala arah sehingga
cabang-cabang (ranting-ranting) dendrit ini hampir bersentuhan satu dengan
lainnya sehingga sisa cairang yang terakhir akan membeku disela-sela dendrit ini.
Pertemuan antara satu dendrit kristal dengan lainnya dinamakan grain
boundary (butir-butir kristal) yang merupakan bidang yang membatasi antara 2
kristal. Pada grain boundary ini akan terkandun unsur-unsur ikutan (impurity)
yang lebih banyak dan pada grain boundary ini juga terdapat ketidakteraturan
susunan atom (mismatch).
BAB III
Cacat-cacat Kristal (Imperfection)
10
Gambar 1.1
11
Yakni Cacat yang menimbulkan distorsi pada lattice yang berpusat pada
suatu garis. Sering pula disebut dengan dislokasi. Secara umum ada 2 jenis
dislokasi, yakni : edge dislocation, screw dislocation dan mixed dislocation.
Gambar 2.1
12
Gambar 2.2(a,b)
13
14
Gambar 3.1
15
a. Permukaan Luar
Satu dari batas yang paling jelas adalah permukaan luar/eksternal, dimana
struktur kristal berakhir. Atom-atom permukaan tidak terikat ke semua atom
terdekat, dan karenanya akan mempunyai tingkat energi yang lebih tinggi daripada
atom-atom di bagian dalam. Ikatan atom-atom permukaan ini yang tak terpenuhi
memberikan kenaikan energi permukaan, dinyatakan dalam satuan energi per
satuan luas (J/m2). Untuk menurunkan energi ini, material jika memungkinkan
cendrung meminimalkan luas permukaan total.
b. Batas Butir
Batas butir memisahkan dua butir atau kristal kecil yang mempunyai
orientasi kristalografi yang berbeda pada material polikristal. Batas butir secara
skematik digambarkan pada gambar 4.7. Didalam batas butir terdapat atom yang
tak bersesuaian pada daerah transisi dari orientasi kristal butir satu ke butir lai
didekatnya.
Gambar 3.2
16
c. Batas Kembar
Batas kembar adalah batas butir tipe khusus dimana terdapat simetri kisi
cermin, yaitu atom-atom pada sebuah sisi batas berada pada posisi cermin
dari atom-atom pada sisi lainnya (gambar 3.3). Daerah antara batas butir
ini disebut kembar/twin.
Gambar 3.3
BAB IV
17
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
18
Callister, William D., Material Science and engineering, second edition, New
York : John Wiley & Sons, inc., 1940.
Web : http://www.google.com
19