Anda di halaman 1dari 30

“ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL”

Disusun oleh:
Nama : Azis Cahyono
Nim : 5201415024
Prodi : PTM
Dosen : Dr.Heri Yudiono S.Pd.,M.T

JURUSAN TEKNIK MESIN


UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(2015)
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
nikmat-Nya. Hingga pada akhirnya saya dapat menyusun tugas mata kuliah Bahan teknik
dengan judul “ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL”. Penyusunan tugas
ini didasarkan pada jurnal dan beberapa materi yang telah saya pelajari di buku maupun
internet. Diharapkan analisa perlakuan panas ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya , amin.
Ucapan terimakasih kepada Pak Heri Yudiono sebagai dosen pengampu yang telah
memberikan pengetahuan akan mata kuliah Bahan teknik dan juga bimbingannya. Terima
kasih juga kepada teman-teman fakultas teknik yang menjadi motivator sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas bahan tehnik ini . Kritik dan saran saya harapkan untuk artikel
ini sebagai landasan saya untuk lebih baik kedepanya.
Bilahitaufik walhidayat wassalamualaikum Wr Wb
Semarang,3Desember 2015
(Azis cahyono)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL….…………..……………………………………………..…....i

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………..…………………….......1

A.Latar Belakang ..............................................................................................1

B.Perumusan Masalah ......................................................................................1

C.Tujuan ...........................................................................................................2

D.Manfaat…….……..……………………………………….…….….....……2

BAB II PEMBAHASAN …………………..……………………….…..……….……3

Pengertian……..………………………………….………………………...…3

Tujuan……..…………………………………………………………...….....12

Manfaat……….....………………………………………………………...…13

Proses……………..………………………………………………………….13

BAB V I PENUTUP…………………...…………………………………………… 16
1.Kesimpulan ..................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA……………………………..…………………………………17
BAB1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia teknik mesin , kita sering memakai bahan bahan material untuk membuat
suatu komponen mesin. Tetapi apakah terfikirkan bahwa dalam pembuatan suatu
komponen yg baik memerlukan suatu ketepatan dalam pemilihan bahan material. Di
teknik mesin ada beberapa cara untuk memilih material tersebut. Salahsatunya dengan
menganalisa cacat pada material tersebut. Dalam teknik mesin terdapat beberapa jenis
cacat Kristal pada susunan atom dalam Kristal. Kita perlu ketahui bahwa kehadiran cacat
Kristal yang sedikit memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan sifat suatu
bahan dan pengaturan cacat sangat penting dalam pemrosesan bahan.
Contoh relevansi cacat Kristal dalam kehidupan pada umumnya dan dalam bahan pada
khususnya yaitu, ketika kita membeli cincin berlian, sebenarnya kita membayar untuk
tipe cacat pada Kristal pada cincin berlian tersebut. Pembuatan device semikonduktor
tidak hanya membutuhkan Silikon murni tetapi juga meliputi cacat Kristal tertentu pada
sample. Menempa suatu logam akan menghasilkan cacat pada logam tersebut dan
meningkatkan kekuatan dan kelenturan logam. sifat-sifat tersebut dicapai tanpa
mengubah komposisi penyusun bahan tetapi hanya manipulasi cacat Kristal.
Berikut ini merupakan jenis-jenis cacat Kristal

B. Perumusan masalah
Sesuai dengan judul dan latarbelakang diatas , maka masalah yang ada dalam topik ini
adalah:
1. Apa itu cacat struktur material?
2. Apa tujuan dari proses analisa cacat struktur material?
3. Apa manfa’at dari proses analisa cacat material?
4. Bagaimanakah prosedur dari analisa cacat material?
C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat Mengetahui apa itu cacat struktur material.


2. Dapat Mengetahui tujuan dari proses analisa cacat struktur material.
3. Dapat Mengetahui Manfa’at dari proses analisa cacat struktur material.
4. Dapat mengetahui prosedur dari analisa cacat material.

D. Manfaat
Memberi pengetahuan dan referensi lebih terahadap pembaca tentang cacat material ,
tujuan proses analisa cacat struktur material, manfaat analisa cacat struktur material dan
mengetahui bagaimanakah analisa cacat material dilakukan.

BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Material
Dalam pengertian secara fisika material adalah segala sesuatu yang mempunyai massa
dan menempati ruangan. Sedangkan dalam dunia teknik mesin Material Teknik adalah
segala bahan yang digunakan dalam bidang keteknikan(kerekayasaan) untuk membuat
suatu produk dalam bidang teknik mesin.
Material tersusun dari berbagai jenis dan komponen, jenis material sendiri
mempunyai banyak variasi seperti ferro, non ferro,komposit, polimer dan lainya.
Sedangkan komponen komponen penyusun material adalah dari kumpulan atom-atom
yang menjadi satu. Dalam dunia teknik mesin kita mengenal adanya strutur mikro ,
berikut adalah macam struktur mikro dalam suatu komponen material. Berikut
penjelasanya :
a. Atom
Merupakan suatu unsur terkecil dari material yang tidak dapat dibagi lagi dengan reaksi
kimia biasa.
b. Sel Satuan
Merupakan susunan dari beberapa atom yang teratur dan mempunyai pola yang berulang.
Sel satuan terdiri dari kubus (BCC, FCC, dan HCP), hexagonal, tetragonal, triklin,
monoklin, dan sebagainya. Adapun sel satuan yang berbentuk kubus antara lain :
1. BCC (Body Centered Cubic)
Adanya pemusatan satu atom di tengah-tengah kubus.
Jumlah atom (n) = (1/8) x 8 + 1 = 2
4R = a√3
a = (4/√3) R
2. FCC (Face Centered Cubic)
Adanya pemusatan satu atom di setiap sisi kubus.
Jumlah atom (n) = 1/8 x (8) + ½ x (6) = 4
4R = a√2
a = 4/√2 x R
3. HCP (Hexagonal Closed Package)
Jumlah atom (n) = (3×1) + (12 x 1/6) + (2 x ½) = 6
Tinggi = 1,633 a
Luas alas = 6 x luas segitiga
= 6 x (1/2 a x a sin 60)
= 3a2 sin 60
Volume sel satuan = a x t
= 3a2 sin 60 x 1,633 a
= 4,24 a3 ;a=2R
= 4,24 (2R)3
= 33,94 R3
c. Butir
Merupakan kumpulan dari sel satuan yang memiliki arah dan orientasi sama dalam 2
dimensi.
d. Kristal
Merupakan kumpulan dari sel satuan yang memiliki arah dan orientasi sama dalam 3
dimensi.
Dalam suatu material yang terdapat di teknik mesin, pasti dan sering ditemui beberapa
keadaan cacat di material tersebut, meski bahan tersebut terasa sangat halus akan tetapi
jika tidak hanya kita amati dengan kasat mata maka benda tersebut akan terlihat ada
beberapa bagian yang cacat di dalam partikelnya. Biasanya atom adalah hal yang sering
kita abaikan namun justru pada bagian tersebut sering terjadi cacat material. Berikut
adalah macam cacat material :

Cacat pada kristal


Cacat dapat terjadi karena adanya solidifikasi (pendinginan) ataupun akibat dari luar.
Cacat paling sederhana adalah kehilangan atom pada posisi tertentu dalam kristal
(vacancy) yang sering disebut cacat Schottky. Cacat kristal yang terjadi dalam suatu
bahan padat dapat mempengaruhi sifat fisis tertentu seperti sifat mekanik atau sifat listrik.
Cara memodelkan cacat ini adalah dengan menganggap terjadi perpindahan suatu atom
(atau molekul) dari suatu titik dalam kristal ke permukaan.
Perubahan ini adalah endoterm (tidak disukai) tetap diimbangi oleh penaikan entropi
akibat peningkatan ketakteraturan kristal. Kita gunakan anggapan (1) energi yang
diperlukan untuk memindahkan atom dari kisi ke permukaan adalah “v dan (2)
kekosongan yang ada amatlah jarang sehingga proses ini dianggap “independen”. Dengan
asumsi ini, dapat dituliskan :
Dengan n adalah jumlah kekosongan, dan faktor kombinatorial adalah jumlah cara
mendistribusikan kekosongan dalam kristal. Keadaan setimbang adalah keadaan dengan
nilai A(n) minimum, yaitu :

Dimana kita mengabaikan nilai n dibandingkan dengan N. Cacat yang lain yang dikenal
adalah acat Frenkel, dimana kekosongan diimbangi dengan interstisi di tempat lain.
Anggap energi yang dibutuhkan untuk memindahkan atom dari kisi ke interstisi adalah
“I , N adalah jumlah titik dalam kisi dan N0 adalah jumlah titik yang mungkin disisipi.
Dengan cara yang sama (meminimalkan A), kita peroleh:
Secara umum, entropi dapat dituliskan sebagai S = k ln (N; V;E), dengan adalah jumlah
susunan yang mungkin dari suatu sistem.
Angka kesetimbangan vakansi, Nv untuk material tertentu tergantung atas kenaikan
temperatur sesuai dengan persamaan:

dimana N = jumlah total sisi


Qv = energi yang diperlukan untuk membentuk vakansi
T = emperature mutlak, K
k = konstanta Boltzmqan = 1,38 x 10-23 J/atom-K = 8,62 x 10-5 eV/atom-K
Adapun macam cacat Kristal ialah :

Cacat Titik
Cacat titik yaitu adanya atom yang hilang atau terdapat sisipan atom asing dalam kisi.
Cacat titik ini terdiri dari :

1. Kekosongan
Di alam ini tidak terdapat Kristal yang sempurna dengan susunan atom yang teratur.
Selalu terdapat cacat dalam suatu Kristal, dan yang paling sering dijumpai adalah cacat
titik. Hal ini terutama ketika temperature Kristal cukup tinggi dimana atom-atom bergetar
dengan frekuensi tertentu dan secara acak dapat meninggalkan kisi, lokasi kisi yang
ditinggalkan disebut vacancy atau kekosongan. Dalam kebanyakan kasus difusi atau
transportasi massa oleh gerak atom juga dapat disebabkan oleh kekosongan.
Semakin tinggi suhu, maka semakin banyak atom yang dapat meninggalkan posisi
kesetimbangannya dan jika semakin banyak atom yang dapat meninggalkan posisi
kesetimbanganya maka semakin banyak pula kekosongan yang dapat dijumpai pada
Kristal. Banyaknya kekosongan yang terjadi Nv meningkat dengan meningkatnya suhu
Kristal dan banyaknya kekosongan ini dapat diperoleh dengan persamaan berikut
(distribusi Boltzman):

[ Rj=Ro exp(-Em/kT) ]
Dalam persamaan ini, N adalah banyaknya atom dalam Kristal, Qv adalah energy
yang dibutuhkan untuk membentuk vacancy atau kekosongan, T adalah suhu kristal
dalam Kelvin, dan k adalah konstanta Boltzman yang bernilai 1.38 x 10-23J/atom-K, atau
8.62 x 10-5 eV/atom-K bergantung pada satuan Qv. Dengan menggunakan persamaan
tersebut kita dapat mengestimasi bahwa pada suhu kamar terdapat satu kekosongan
dalam 1015 kisi Kristal dan pada suhu tinggi atau suhu mendekati titik leleh zat padat
terdapat satu kekosongan dalam 10000 atom.
Pada Kristal,atom membutuhkan energy untuk bergerak ke posisi kekosongan (misalnya
energi termal) untuk lepas dari tetangga-tetangganya. Energi tersebut disebut energy
aktivasi kekosongan, Em. Energi termal rata-rata atom biasanya lebih kecil dari energy
aktivasi Em dan fluktuasi energy yang besar dibutuhkan untuk loncat. Peluang untuk
fluktuasi atau frekuensi loncatan atom Rj, tergantung secara eksponensial terhadap suhu
dan dapat digambarkan oleh persamaan yang ditemukan kimiawan Swedia Arrhenius:
Dimana R0 adalah frekuensi percobaan yang sebanding dengan frekuensi getaran atom
Ini adalah gambar atom yang telah berpindah dari titik kesetimbangan sehingga
mengsasilkan kekosongan dalam suatu material. Atau Skema representasi kekosongan
pada Kristal dalam 2 dimensi.
Skema representasi difusi atom dari posisi asalnya ke posisi kosong. Energy aktivasi Em
telah diberikan pada atom sehingga atom dapat memutuskan ikatan antar atom dan
pindah ke posisi yang baru

2. Subtitutional
Cacat ini terjadi karena adanya pergantian atom pada susunan atom . subtitusi
menyebabkan strain di sekitar tempat yang diduduki dengan kata lain, cacat titik
menyebabkan meningkatnya energi dalam material secara thermodinamik. Jika atom
asing mengganti atau mensubtitusi matriks atom, maka disebut subtitusional impurity.

3. Interstitial
Interstitial yaitu Penekanan atau penumpukan antara tempat kisi teratur. Jika atom
interstitial adalah atom yang sejenis dengan atom-atom pada kisi maka disebut self
interstitial. Terciptanya self-interstitial menyebabkan distorsi besar disekeliling kisi dan
membutuhkan energy lebih dibandingkan dengan energy yang dibutuhkan untuk
membuat vacancy atau kekosongan (Ei>Ev), dan dibawah kondisi kesetimbangan, self-
interstitial hadir dengan konsentrasi lebih rendah dari kekosongan. Jika atom-atom
interstitial adalah atom asing, biasanya lebih kecil ukurannya (karbon, nitrogen,
hydrogen, oksigen) disebut interstitial impurities. Mereka memperkenalkan distorsi kecil
pada kisi dan banyak terdapat pada material nyata.

Gambar disamping menunjukan skema representasi macam-macam cacat titik dalam


Kristal (1) kekosongan, (2) self-interstitial, (3) Interstitial impurity, (4) (5) subtitutional
impurities. Tanda panah menunjukan tekanan local yang dihasilkan oleh cacat titik.

4. Cacat Schottky dan Cacat Frenkel

Dalam Kristal ionic (misalnya garam dapur- Na+Cl–), ikatannya disebabkan oleh gaya
Coulomb antara ion positif dan ion negatif. Cacat titik dalam Kristal ion adalah muatan
itu sendiri. Gaya Coulomb sangat besar dan setiap muatan yang tidak seimbang memiliki
kecenderungan yang kuat untuk menyeimbangkan diri. Untuk membuat muatan netral,
beberapa cacat titik akan terbentuk. Cacat Frenkel adalah kekosongan pasangan ion dan
cation interstitial. Atau kekosongan pasangan ion dan anion interstitial. Namun ukuran
anion jauh lebih besar dari pada kation maka sangat sulit untuk membentuk anion
interstitial. Cacat Schottky adalah kekosongan pasangan kation dan anion. Keduanya
cacat Frenkel dan Schottky, pasangan cacat titik tetap berdekatan satu sama lain karena
tarikan coulomb yang kuat antara muatan yang berlawanan.
Gambar disamping merupakan skema representasi dari (1) cacat Frenkel (kekosongan
dan pasangan interstitial) dan cacat schottky (kekosongan pasangan kation dan anion)
dalam Kristal ionic.
Dislokasi merupakan suatu pergeseran atau pegerakan atom – atom didalam sistem kristal
logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan deformasi plastis (perubahan
dimensi secara permanen). Ikatan interatomik secara signifkan terdistorsi hanya dalam
daerah sekitar dislokasi garis yang cepat. Dislokasi juga membentuk deformasi elastic
kecil kisi pada jarak yang jauh. Untuk menggambarkan ukuran dan arah distorsi kisi
utama disebabkan oleh dislokasi, kita seharusnya memperkenalkan vector Burger b.
Untuk menentukan vector burger , kita dapat membuat lintasan dari atom ke atom dan
menghitung masing-masing jarak antar atom dalam segala arah. Jika lintasan melingkupi
dislokasi, lintasan tidak akan ditutup. Vektor yang menutup loop merupakan vector
Burger b.
Dislokasi dengan arah vector Burger tegak lurus dengan dislokasi disebut dislokasi tepi
atau dislokasi edge. Ada tipe dislokasi kedua yang disebut screw dislocation. Screw
dislocation sejajar dengan arah Kristal yang dipindahkan atau yang digeser (vector
Burger sejajar dengan dislokasi garis). Hampir seluruh dislokasi yang ditemukan pada
Kristal bahan tidak terdiri daru edge dislocation saja atau screw dislocation saja tetapi
terdiri dari campuran keduanya atau disebut mix dislocation.
Gerak dislokasi mengikuti slip-deformasi plastis ketika ikatan interatomik patah dan
terbentuk kembali. Sebenarnya, slip selalu terjadi melalui gerak dislokasi.
Lihatlah pada diagram diatas, kita akan mengerti mengapa dislokasi mengijinkan slip
pada tekanan yang kecil yang diberikan pada Kristal yang sempurna. Jika setengah
bagian atas Kristal di geser dan pada saat itu hanya fraksi kecil dari ikatan yang patah dan
hal ini membutuhkan gaya yang cukup kecil. Pada proses pergeseran ini dislokasi
terbentuk dan menyebar melalui Kristal. Penyebaran satu dislokasi melalui bidang
menyebabkan setengah bidang atas tersebut bergerak terhadap bagian bawahnya tetapi
kita tidak memecah semua ikatan pada tengah bidang secara simultan (dimana akan
membutuhkan gaya yang sangat besar). Gerak dislokasi dapat dianalogikan dengan
perpindahan ulat bulu. Ulat bulu harus mengadakan gaya yang besar untuk memindahkan
seluruh tubuhnya pada waktu yang sama. Untuk itu bagian belakang tubuh akan bergerak
ke depan sedikit dan membentuk punggung bukit. Punggung bukit lalu menyebar terus
dan memindahkan ulat bulu. Cara yang sama digunakan untuk memindahkan karpet yang
besar. Daripada memindahkan seluruhnya pada waktu yang bersamaan, kita dapat
membuat punggung bukit pada karpet dan mendorongnya menyebarangi lantai.

Macam dislokasi:
a.) Dislokasi Ulir
Terjadinya dislokasi ulir akibat gerakan garis dislokasi yang saling tegak lurus dengan
tegangan geser.
b.) Dislokasi Tepi
Terjadinya dislokasi tepi ini akibat tegangan geser (τ) searah dengan garis dislokasi.
c.) Dislokasi Campuran
Di dalam material biasanya ditemukan gabungan antara edge dislocation dan screw
diclocation yang biasa disebut dislokasi campuran. Dislokasi dapat berpindah-pindah
ataupun bergerak. Proses dimana deformasi plastis di-karenakan gerakan gerakan
dislokasi yang berpindah-pindah tersebut biasanya dinamakan dengan SLIP.

Cacat Permukaan
Cacat permukaan akan memisahkan material tersebut atas beberapa bagian yang mana
tiap-tiap bagian akan memiliki struktur kristal yang sama tetapi berbeda arah kristalnya.
a. Permukaan Material
Salah satu batas yang selalu ada adalah permukaan luar atau permukaan eksternal,
dimana permukaan ada disetiap ujung Kristal. Di permukaan, atom tidak memiliki jumlah
tetangga maksimum sehingga jumlah ikatanya lebih kecil dan memiliki keadaan energy
yang lebih besar dari atom atom yang berada dibagian dalam. Ikatan atom pada
permukaan Kristal yang tidak terikat memberikan energy permukaan yang diekspresikan
dalam satuan energy persatuan luas permukaan (J/m2 atau org/cm2). Untuk mengurangi
energy tersebut, suatu bahan cenderung untuk memperkecil permukaannya. Namun untuk
zat padat hal ini sulit karena memiliki sifat yang kaku.
Ketidak-sempurnaan kristal dalam dua dimensi merupakan suatu batas, dimana batas
yang nyata adalah permukaan luar. Permukaan dapat diilustrasikan sebagai batas struktur
kristal sehingga kita dapat melihat bahwa koordinasi atom pada permukaan tidak sama
dengan koordinasi atom dalam kristal. Dengan kata lain : Atom permukaan hanya
mempunyai tetangga pada satu sisi saja, sehingga memiliki energi yang lebih tinggi
dimana ikatannya menjadi kurang kuat. Karena atom-atom ini tidak seluruhnya
dikekelingi oleh atom lainnya, maka energinya jadi lebih banyak dibandingkan dengan
atom di dalamnya.
b. Grain Boundaries
Jenis lain dari cacat interfacial adalah grain boundaries yaitu batas yang memisahkan dua
grain kecil atau Kristal yang memiliki struktur Kristal yang berbeda dalam bahan
polikristalin. Didalam daerah batas, dimana terdapat jarak cukup lebar diantara atom,
terdapat beberapa atom yang hilang dalam transisi dari orientasi Kristal dalam satu grain
ke grain yang berdekatan.
Bermacam-macam ketidak sejajaran kristalografi diantara grain yang berdekatan
merupakan hal yang mungkin. Ketika orientasi yang tidak cocok ini diabaikan atau
derajatnya kecil maka bentuk sudut kecil grain boundaries digunakan.Batas ini dapat
digambarkan dalam bentuk susunan dislokasi. Salah satu contoh sederhana dari sudut
kecil grain boundaries dibentuk ketika dislokasi tepi disejajarkan seperti pada gambar 1.
Jenis ini disebut tilt boundaries atau batas kemiringan. Jika sudut kecil dibentuk dari
susunan dislokasi screw maka disebut twist boundaries.
Atom-atom disekitar batas diikat dengan jumlah kurang dari yang diperlukan dan
konsekuensinya terdapat energy grain boundary yang serupa dengan energy permukaan
eksternal. Besarnya energy ini merupakan fungsi dari derajat misorientasi dan menjadi
besar jika sudut batasnya besar. Grain boundaries sifat kimianya lebih reaktif dari grain-
grain itu sendiri sebagai akibat dari kehadiran energy tersebut. Lebih jauh lagi atom-atom
yang tidak murni terpisahkan secara khusus karena tingkat energinya yang lebih besar.
Energi interfacial total material bergrain kasar lebih kecil daripada material bergrain
halus karena pada grain kasar memiliki area batas grain total yang kecil. Jumlah grain
meningkat dengan meningkatnya suhu untuk mengurangi energy total batas.
Kita dapat membedakan antara sudut batas grain kecil dan sudut batas grain besar. Hal
ini mungkin untuk menjelaskan sudut batas kecil grain sebagai kesatuan dislokasi.
Gambar disamping merupakan transmisi mikroskop electron dari kemiringan sudut batas
grain kecil silicon. Garis merah menandakan dislokasi tepi atau edge dislocation dab
garis biru mengindikasikan kemiringan sudut. Jenis lain dari cacat permukaan dalam kisi
adalah stacking fault dimana rentetan bidang atom memiliki kesalahan.
Walaupun susunan atom tidak teratur dan ikatan yang seharusnya sangat kurang, material
polikristalin sangat kuat. Gaya kohesif didalam dan sepanjang batas terbentuk. Lebih
jauh, densitas polikristalin sebenarnya serupa dengan Kristal tunggal pada bahan yang
sama

c. Twin Boundaries
Twin boundaries atau batas kembar merupakan jenis khusus dari grain boundaries dimana
terdapat cermin kisi yang simetri. Atom dalam satu sisi batas ditempatkan sebagai cermin
atom pada sisi yang lainnya. Daerah diantara dua sisi tersebut terbentuk bidang twin.
Batas kembar dihasilkan dari perpindahan atom yang diproduksi oleh gaya mekanik yang
dikerjakan pada bahan (mechanic twin) dan juga terbentuk selama proses annealing panas
yang mengikuti deformasi (annealing twins). Perkembaran terjadi pada bidang Kristal
tertentu dan arah tertentu juga dan keduannya tergantung pada struktur Kristal. Annealing
twin adalah tipe yang ditemukan dalam metal yang berstruktur FCC dan mechanic twin
dapat di observasi pada logam berstruktur BCC dan HCP.

Cacat Ruang
Cacat ruang adalah ketidaksempurnaan kristal pada seruang atom yaitu timbulnya rongga
antara batas butir karena orientasi butir dan dapat dilihat secara langsung. Kehadiran
volume defect di dalam materiaal biasanya memberikan suatu implikasi (misalnya
terhadap sifat material) yang akan menyebabkan perubahan densitas material (terutama
dengan adanya pori-pori ataupun fasa kedua pada material). Cacat ruang pada material
dapat berupa : crack (retak)/pori-pori, inklusi, presipitat, fasa kedua, porositas , retak dan
rongga.
Solusi Cacat Material
Cacat material dapat diatasi dengan perlakuan panas sampai mencapai temperatur
rekristalisasi. Temperatur rekristalisasi dalah temperatur di mana mulai terjadinya atau
munculnya kristal - kristal baru. Temperatur rekristalisasi ini dipengaruhi beberapa faktor,
seperti derajat deformasi, ukuran butir dan kemurnian unsur kimia dalam logam sehingga
temperatur rekristalisasi tiap material berbeda – beda.Berikut adalah data mengenai
temperatur rekristalisasi pada beberapa unsur logam :
Adapun contoh dari perlakuan panas yang dapat di pergunakan untuk mengatasi masalah
cacat material seperti, anneliing(pelunakan), Normalizing (menormalkan),
hardening(pengerasan), dan quenching(pencelupan).

Tujuan dari proses analisa cacat struktur material


Tujuan dari melakukan proses analisa cacat struktur material antaralain adalah
sebagai berikut :
-mengetahui struktur material bahan.
-mengetahui letak cacat pada material.
-memilih bahan yang tepat untuk sebuah komponen.
-membuat material dengan kegunaan yang lebih bermanfaat.
-mengetahui komponen penyusun material.
-mengetahui butiran penyusun material.

Manfaat Cacat Kristal


Cacat pada Kristal dapat mengubah sifat listrik dan mekanik bahan. Kekosongan pada
Kristal dapat mengubah sifat listrik bahan. Sebagai contoh, kita memanfaatkan
kekosongan pada Kristal silicon untuk pendopingan oleh phospor sehingga terbentuk
semikonduktor tipe n. Selain itu cacat Kristal seperti kekosongan, dislokasi, dan
boundaries dapat meingubah sifat mekanik bahan. Grain Boundaries dapat menghambat
difusi atom dan gerak dislokasi sehingga deformasi bahan sulit terjadi. Semakin kecil
grain, semakin kuat bahan tersebut.
Cara pengujian cacat material
Uji Mikroskopik
Dalam pengujian struktur mikro ini, material difoto menggunakan mikroskop optik
cahaya perbesaran. Kemudian hasil uji dipakai untuk mengetahui wujud fasa sruktur
mikro material pada daerah permukaan tepi sampai daerah kedalaman mendekati inti.
Data pengujian menunjukkan daerah permukaan material dari tepi sampai daerah
kedalaman memiliki sebaran fasa struktur mikro yang berbeda. Hasil pengambilan
gambar pada daerah permukaan tepi sampai kedalaman mendekati inti terlihat sebaran
mikro struktur dari material yang diuji.

Uji Kimia
1. Macam – macam Uji Kimia
Ada 3 macam uji kimia yang bias dilakukan pada suatu material, yaitu:
– Uji Analitis
– Uji Kekaratan
– Uji Penentuan Kadar Air
2. Tujuan Uji Kimia
Analisa kimia dilakukan dengan menggunakan metode OES (Optical Emission
Spectrometer). Tujuan dari pengujian komposisi kimia adalah untuk mengetahui apakah
komposisi material sesuai dengan standar material.
Metode utama Non Destructive Testing meliputi:
Visual Inspection
Sering kali metode ini merupakan langkah yang pertama kali diambil dalam NDT.
Metode ini bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini
tentu saja adalah retak yang dapat terlihat oleh mata telanjang atau dengan bantuan lensa
pembesar ataupun boroskop.
Liquid Penetrant Test
Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling sederhana. Metode
ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid, baik
logam maupun non logam, seperti keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini, cacat
pada material akan terlihat lebih jelas. Caranya adalah dengan memberikan cairan
berwarna terang pada permukaan yang diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya
penetrasi yang baik dan viskousitas yang rendah agar dapat masuk pada cacat
dipermukaan material. Selanjutnya, penetrant yang tersisa di permukaan material
disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika perbedaan warna penetrant dengan latar
belakang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan
penerapan developer.
Kelemahan dari metode ini antara lain adalah bahwa metode ini hanya bisa diterapkan
pada permukaan terbuka. Metode ini tidak dapat diterapkan pada komponen dengan
permukaan kasar, berpelapis, atau berpori.
Magnetic Particle Inspection
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan
(subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya
adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah
medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet
ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi
adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik
dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan berkumpul pada daerah kebocoran medan
magnet.
Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain
itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak serta
diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
Eddy Current Test
Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik dialirkan pada
kumparan untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini
dikenakan pada benda logam yang akan diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus
Eddy kemudian menginduksi adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan
berinteraksi dengan medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila ada
cacat.
Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada permukaan yang dapat
dijangkau. Selain itu metode ini juga hanya diterapkan pada bahan logam saja.
Ultrasonic Inspection
Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara yang
dirambatkan pada spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan
interpretasikan. Gelombang ultrasonic yang digunakan memiliki frekuensi 0.5 – 20 MHz.
Gelombang suara akan terpengaruh jika ada void, retak, atau delaminasi pada material.
Gelombang ultrasinic ini dibnagkitkan oleh tranducer dari bahan piezoelektri yang dapat
menubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik kemudian menjadi energi listrik
lagi.
Radiographic Inspection
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar
X dan sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang diperiksa.
Saat menembus objek, sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya berkurang.
Intensitas akhir kemudaian direkam pada film yang sensitif. Jika ada cacat pada material
maka intensitas yang terekam pada film tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film
ini lah yang akan memeprlihatkan bagian material yang mengalami cacat.
Dan adapun jika kita melakukn pengecoran kita juga dapat menjumpai beberapa cacat
struktur material . Pada coran terdapat terjadi berbagai macam cacat tergantung pada
bagaimana keadaanya, sedangkan cacat-cacat tersebut boleh dikatakan jarang berbeda
menkurut bahan dan macam coran. Banyak cacat ditemukan dalam coran secara biasa.
Seandainya sebab-sebab dari cacat-cacat tersebut diketahui, maka pencegahan terjadinya
cacat dapat dilakukan.
Memproduksi coran harus melalui banyak proses, dan dalam proses tersebut banyak
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cacat, sehingga sukar untuk meyakinkan
sebab-sebab dari cacat tersebut. Dalam hal ini banyak pengalaman teknik yang
diperlukan untuk meyakinkan sebab-sebabnya. Untuk itu teknik dan proses perlu di
standardkan sebelumnya, kemudian perlu menemukan hubungan antara cacat dan
standard tersebut. Sebab-sebab cacat diamati dengan mempelajari apakah ada perbedaan
antara Praktek dan standard. Dalam hal ini kalau perlu dapat dilaksanakan percobaan
yang direncanakan. Faktor-faktor pentng dari cacat coran dan pencegahannya diuraikan
sebagai berikut.

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Cacat pada Coran


Proses pengecoran dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari pembuatan cetakan,
proses peleburan, penuangan dan pembongkaran. Untuk menghasilkan coran yang baik
maka semuanya harus direncanakan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun hasil
coran sering terjadi ketidak sempurnaan atau cacat. Cacat yang terjadi pada coran
dipengaruhi oleh bebrapa factor yaitu :
1. Desain pengecoran dan pola
2. Pasir cetak dan desain cetakan dan inti
3. Komposisi muatan logam
4. Proses peleburan dan penuangan
5. Sistim saluran masuk dan penambah.

Macam-macam Cacat Coran


Komisi pengecoran internasional telah membuat penggolongan cacat-cacat coran dan
dibagi menjadi 9 macam, yaitu :
1. Ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas
2. Lubang-lubang
3. Retakan
4. Permukaan kasar
5. Salah alir
6. Kesalahan ukuran
7. Inklusi dan struktur tak seragam
8. Deformasi
9. Cacat-cacat tak nampak
1. Cacat ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas.
Cacat ekor tikus merupakan cacat dibagian luar yang dapat dilihat dengan mata. Bentuk
cacat ini mirip seperti ekor tikus, yang diakibatkan dari pasir permukaan cetakan yang
mengembang dan logam masuk kepermukaan tersebut. Kekasaran yang meluas
merupakan cacat pada permukaan yang diakibatkan oleh pasir cetak yang tererosi.

Penyebab cacat ekor tikus atau kekasaran yang meluas disebabkan oleh :
1. Kecepatan penuangan terlalu lambat
2. Temperatur penuangan terlalu tinggi
3. Ketahanan panas pasir cetak rendah
4. Terjadi pemanasan setempat akibat letak saluran turun yang salah
5. Pasir cetak banyak mengandung unsure kental atau lumpur
6. Perbaikan cetakan yang tidak sempurna
7. Pelapisan cetakan yang terlalu tebal
8. Kepadatan cetakan pasir yang kurang
9. Lubang angin pada cetakan kurang

Untuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan


pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :
1. Menggunakan pasir cetak yang berkualitas, tahan panas dan tidak benyak
mengandung unsur lumpur,
2. Pembuatan cetakan yang teliti baik pemadatan yang cukup, lubang angin yang
cukup dan pelapisan tipis yang merata,
3. Membuat saluran turun yang tepat, sesuai bentuk coran,
4. Mengecek temperature logam sebelum penuangan, tempertur tuang harus sesuai
yang disyaratkan,
5. Melakukan penuangan dengan kecepatan yang cukup dan kontinyu.
2. Cacat lubang-lubang
Cacat lubang-lubang memiliki bentuk dan akibat yang beragam. Bentuk cacat lubang-
lubang dapat dibedakan menjadi :
a. Rongga udara,
b. Lubang jarum,
c. Rongga gas oleh cil,
d. Penyusutan dalam,
e. Penyusutan luar, dan
f. Rongga penyusutan Bentuk.
Bentuk , penyebab dan pencegahan cacat lubang-lubang dapat dilihat pada table 11.2.2
berikut.

Bentuk Cacat Lubang


Penyebab
Pencegahan
a. Rongga udara
· Logam cair teroksidasi
· Saluran cerat dan ladel tidak cukup kering
· Temperatur penuangan terlalu rendah
· Penuangan terlalu lambat
· Cetakan kurang kering
· Permeabilitas pasir cetak kurang sempurna
· Terlalu banyak yang keluar dari cetakan
· Lubang angin kurang memadai
· Tekanan di atas terlalu rendah
•Diusahakan pada saat pencairan alas kokas dijaga agar logam tidak berada di daerah
oksidasi.
•Temperature tuang logam sebelum penuangan, dipastikan sudah sesuai dan penuangan
dengan cepat.
•Pembuatan cetakan yang teliti baik permeabilitas, pemadatan yang cukup, lubang angin
yang cukup
•Diusahakan tekanan di atas dibuat tinggi
b. Lubng jarum
c. Penyusutan dalam
· Logam cair teroksidasi
· Temperatur penuangan terlalu rendah
· Bahan muatan logam banyak kotoran dan berkarat
· Perencanaan dan peletakan penambah tidak sempurna
· Tinggi penambah terlalu rendah
· Cetakan membengkak
· Cetakan pasir membentuk sudut-sudut tajam
· Radius coran yang terlalu kecil
· Pengisian yang sulit dari penambah karena perubahan yang mendadak
· Diusahakan pada saat pencairan alas kokas dijaga agar logam tidak berada di
daerah oksidasi.
· Temperature tuang logam sebelum penuangan, dipastikan sudah sesuai dan
penuangan dengan cepat.
· Perencanaan dan peletakan penambah yang teliti.
· Menghilangkan sudut-sudut tajam pada cetaan
· Mendsain coran dengan radius yang
· Merencanakan sisitim saluran yang teliti
d. Penyusutan luar
e. Rongga penyusutan
f. Rongga gas kecil karena cil
· Penguapan bahan cil
· Bahan cil berkarat
· Permukaan cil mengembun
· Menggunakan bahan cil yang tidak menguap
· Menghilangkan karat pada bahan cil
· Memastikan permukaan cil betul-betul kering sebelum penuanga
3. Cacat Retakan
Cacat retakan dapat disebabkan oleh penyusutan atau akibat tegangan sisa. Keduanya
dikarenakan proses pendingan yang tidak seimbang selama pembekuan.
Penyebab cacat retakan adalah :
1. Perencanaan coran yang tidak memperhitungkan proses pembekuan, seperti
perbedaan tebal dinding coran yang tidak seragam
2. Pemuaian cetakan, dan inti menahan pemuaian dari coran.
3. Ukuran saluran turun da penambah yang tidak memadahi.

Upaya untuk mencegah cacat retakan adalah sebagai berikut:


1. Menyeragamkan proses pembekuan logam dengan memanfaatkan cil.
2. Pengisian logam cair dari beberapa tempat
3. Waktu penuangan harus sesingkat mungkin
4. Menghindakan coran yang memiliki sudut-sudut tajam
5. Menghindarkan perubahan mendadak pada dinding coran.

4. Cacat Permukaan Kasar


Cacat permukaan kasar menghasilkan coran yang permukaannya kasar. Cacat ini
dikarenakan oleh beberapa factor seperti : cetakan rontok, kup terdorong ke atas, pelekat,
penyinteran dan penetrasi logam. Bentuk, penyebab dan pencegahan cacat permukaan
kasar dapat dilihat pada table 11.2.4

Tabel 11.2.4 Bentuk, penyebab dan pencegahan cacat permukaan kasar


Bentuk cacat permukaan kasar
Penyebab
Pencegahan
a. Cetakan rontok
· Bagian cetakan yang lemah runtuh
· Cetakan runtuh.saat penarikan pola
· Kemiringan pola tidak cukup
· Cetakan kurang padat Kekuatan pasir cetak kurang
· Cermat dan teliti saat pembuatan cetakan
b. Kup terdorong ke atas
· Bagian yang cembung dari cetakan rontok dan pecahan pasir jatuh dalam cetakan
· Kedua permukaan pisah harus rata dan betul-betul rapat
· Pemeriksaan bagian dalam cetakan sebelum penuangan
c. Pelekat
· Pasir melekat pada pola
· Pasir panas, kadar air dan lempung yang kurang
· Pemdatan cetakan yang tidak memadahi
· Bubuk pemisah yang tidak baik
· Kemiringan pola tidak cukup
· Getaran yang kurang saat penarikan pola
· Cetakan tidak diperbaiki saat pasir cetak melekat pada pola saat ditarik
· Pasir harus cukup dingin
· Pola logam harus dipanaskan mula
· Menggunakan pasir yang kekuatannya cukup
· Menggunakan bubuk pemisah yang baik
· Kemiringan pola harus sesuai
· Menarik pola dengan getaran yang cukup.
· Memperbaiki cetakan yang tidak sempurna
d. Penyinteran
· Logam cair memiliki tegangan permukaan yang kecil
· Logam cair memiliki tekanan static dan dinamik yang berlebihan
· Temperatur tuang yang terlalu tinggi
· Pasir terlalu kasar
· Pemadatan pasir kurang
· Bahan pengikat terlalu banyak
· Tahanan panas pasir kurang
· Menggunakan pasir yang tahanan panasnya tinggi
· Oksida besi harus dicampur baik ke dalam pasir
· Pemadatan pasir harus cukup
· Menggunakan distribusi kekasaran pasir yang sesuai.
e. Penetrasi logam
· Logam cair memiliki tekanan static dan dinamik yang berlebihan
· Pemadatan pasir kurang
· Tahanan panas pasir kurang
· Menggunakan pasir yang tahanan panasnya tinggi
· Pemadatan pasir harus cukup
· Memperhitungkan tumbukan aliran logam

5. Cacat salah alir


Cacat salah alir dikarenakan logam cair tidak cukup mengisi rongga cetakan. Umumnya
terjadi penyumbatan akibat logam cair terburu membeku sebelum mengisi rongga cetak
secara keseluruhan.

Penyebab cacat salah alir yaitu :


1. Coran terlalu tipis
2. Temperature penuangan terlalu rendah
3. Laju penuangan terlalu lambat
4. Aliran logam cair tidak seragam akibat sistim saluran yang jelek.
5. Lubang angin pada cetakan kurang
6. Sistim penambah yang tidak sempurna

Pencegahannya adalah sebagai berikut :


1. Temperatur tuang harus cukup tinggi
2. Kecepatan penuangan harus cukup tinggi
3. Perencanaan sistim saluran yang baik
4. Lubang angin harus ditambah
5. Menyempurnakan sistim penambah
6. Cacat kesalahan ukuran
Cacat kesalahan ukuran terjdi akibat kesalahan dalam pembuatan pola. Pola yang dbuat
untuk memeuat cetaka ukuranya tidak sesuai dengan ukuran coran yang diharapkan.
Selain itu kesalahan ukuran dapat terjadi akibat cetakan yang mengembang atau
penyusutan logam yang tinggi saat pembekuan. Pencegahn kesalah ukuran adalah
membuat pola dengan teliti dan cermat. Menjaga cetakan tidak mengembang dan
memperhitungkan penyusutan logam dengan cermat, sehingga penambahan ukuran pola
sesuai dengan penyuutan logam yang terjadi saat pembekuan.
7. Cacat Inklusi dan struktur tak seragam
Cacat inklusi terjadi karena masuknya terak atau bahan bukan logam ke dalam cairan
logam akibat reaksi kimia selama peleburan, penuangan atau pembekuan. Cacat struktur
tidak seragam akan membentuk sebagian struktur coran berupa struktur cil. Bentuk,
penyebab dan pencegahan cacat inklusi dan struktur tidak seragam dapat dilihat pada
table 11.3.

Tabel 7.2.7. Bentuk, penyebab dan pencegahan cacat iklusi dan struktur tidak seragam
Bentuk cacat permukaan kasar
Penyebab
Pencegahan
a. Inklusi terak
· Logam cair teroksidasi
· Penyingkiran terak belum bersih
· Perencanaan saluran turun tidak sempurna
· Waktu penuangan yang terlalu lama
· Menjaga logam cair tidak teroksidasi
· Penyingkiran terak sampai bersih
· Perencanaan saluran tuang yang cermat dan teliti
b. Inklusi pasir
· Tahanan panas yan rendah dari bahan pelapis ladel
· Permukaan cetakan yang lemah
· Ketahanan panas pasir cetak kurang
· Pembersihan yang kurang pada rongga cetak
· Menggunakan bahan pelapis ladel yang tahan panasnya baik
· Pembersihan bagian dalam cetakan sebelum penuangan
· Menggunakan pasir yang tahanan panasnya tinggi
· Pemadatan pasir harus cukup
c. Cil
· Komposisi logam tidak memadahi
· Pendinginan yang cepat
· Kadar karbon dan silicon yang rendah
· Logam cair mendapat panas lanjut
· Menentukan komposisi logam yang tepat
· Pendinginan perlahan-lahan
· Kadar karbon dan silicon harus cukup
· Mencegah panas lanjut
d. Cil terbalik
· Kelebihan kadar belerang
· Kadar mangan kurang
· Mengurangi kadar belerang
· Menambah kadar mangan

8. Deformasi Cacat
Deformasi dikarenakan perubahan bentuk coran selama pembekuan akibat gaya yang
timbul selama penuangan dan pembekuan. Bentuk, penyebab dan pencegahan cacat
Bentuk cacat permukaan kasar
Penyebab
Pencegahan
a. Membengkak
· Kekuatan tekan pasir cetak kurang
· Pemadatan pasir cetak tidak seragam
· Meningkatkan kekuatan tekan pasir cetak
· Pemadatan pasir cetak dibuat seragam
b. Pergeseran
· Pergeseran titik tengah pola
· Pergeseran pena dan kotak inti
· Pergeseran titik tengah cetakan
· Pergeseran setelah pemasangan cetakan
· Cermat dan teliti pada saat pembuatan cetakan
· Cermat dan telti pada saat pemasangan inti.
· Cermat pada saat pemasangan kup dan drag.
c. Perpindahan inti
· Inti terapung
· Penahan inti tidak kuat
· Telapak inti diperkuat
· Menggunakan penyangga pada pemasangan inti
d. Pelenturan
· Perbedaan tegangan selama pendinginan dan penyusutan
· Memperhitungkan bentuk coran dengan cermat
9. Cacat-cacat tak tampak
Cacat-cacat tak tampak merupakan cacat coran yang tidak dapat dilihat oleh mata. Cacat-
cacat ini berada dalam coran sehingga tidak kelihatan dari permukaan coran. Salah satu
bentuk cacat tak tampak adalah cacat struktur butir terbuka. Cacat ini akan membentuk
seperti pori-pori dan kelihatan setelah dikerjakandengan mesin. Bentuk cacat struktur
butir terbuka dapat dilihat pada gambar
BAB IV
PENUTUP
1.Kesimpulan
Analisa cacat pada struktur material adalah suatu analisa yang bertujan untuk
mengetahui suatu cacat yang ada pada suatu material. Biasanya dengan metode
mikroskopik maupun metode kimia. Tetapi setelah diketahuinya cacat struktur material
yang ada pada material tersebut kita dapat memperbaiki bahkan membuat material
tersebut menjadi lebih baik. Ada bermacam jenis cacat yang mungkin dimiliki oleh
material, seperti cacat titik, cacat garis dan cacat ruang. Jenis jenis cacat itulah yang dapat
membantu memperbaiki struktur pada material. Sesunguhnya pada setiap material pasti
ada cacat struktur yang dimiliki material tersebut. Yang sering dimiliki oleh suatu
material adalah cacat titik. Cacat ini berukuran mikro jadi tidakdapat dilihat kasat mata,
beda dengan keretakan yang cenderung bersifat makro atau dapat dilihat dengan jelas.
Biasanya juga dalam cacat titik inilah kita memodivikasi sebuah kelemahan.
Selain itu cacat kristal juga dapat mengubah sifat listrik dan mekanik bahan. Kekosongan
pada Kristal dapat mengubah sifat listrik bahan. Sebagai contoh, kita memanfaatkan
kekosongan pada Kristal silicon untuk pendopingan oleh phospor sehingga terbentuk
semikonduktor tipe n. Selain itu cacat Kristal seperti kekosongan, dislokasi, dan
boundaries dapat meingubah sifat mekanik bahan. Grain Boundaries dapat menghambat
difusi atom dan gerak dislokasi sehingga deformasi bahan sulit terjadi. Semakin kecil
grain, semakin kuat bahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arnoldus.2014.descrutive test. Wordpress: https://arnolduspalamba937.wordpress.com/
2014/11/14/destructive-test-non-destructive-test/ (8 Desember2015, jam 09.17 WIB)
Dian.2012.Dislokasi.Wordpress: http://dhianmilanisty.blogspot.com/2012/10/
dislokasi.html#axzz2uXKZCyba (6 Desember 2015 23.30 WIB)
Fitransyah.2013.perlakuan panas ( Heat treatment ) Wordpress: http://
fitransyah.wordpress.com/2013/10/28/perlakuan-panas-heat-treatment/ (8 Desember 2015
09.20 WIB)
M.Chairil.2014.teori dasar material. Wordpress:
http://chairilhamdi.blogspot.co.id/2014/10/teori-dasar-material.html (6Desember 2015 ,
jam 23.30 WIB)
Rezafadhil.2014.cacat material. Wordpress:
http://rezafadhil.blogspot.co.id/2014/03/cacat-material.html (6 Desember 2015, jam
23.26 WIB)

Masfuatin.2014.Pencegahan cacat coran. Wordpress:


http://iklanmojok.blogspot.co.id/2014/10/pencegahan-cacat-coran.html (9 Desember
2015, Jam 13.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai