Anda di halaman 1dari 24

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Sehingga makalah dengan berjudul ‘ANALISA STRUKTUR BAJA DALAM
KONSTRUKSI CIRCULAR PRIMARY CLARIFIER TANK PADA SISTEM
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT PETROKIMIA GRESIK’
dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pengetahuan
struktur semester 2 kelas B dari Ibu Aulia Dewi F., ST, MT Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang fungsi dan struktur baja yang ada pada Circular Primaryy Clarifier
Tank yang dimiliki oleh PT Petrokimia Gresik
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Surabaya, 22 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2
BAB II Pembahasan .............................................................................................. 3
2.1 Baja ................................................................................................................. 3
2.2 Clarifier Tank .................................................................................................. 6
2.3 Struktur Sistem Circular Primary Clarifier Tank PT Petrokimia Gresik ....... 12
2.4 Kelebihan Material Baja Pada Struktur Konstruksi Clarifier Tank ................ 15
2.5 Kekurangan Material Baja Pada Struktur Konstruksi Clarifier Tank ............. 16
2.6 Solusi Dalam Mengatasi Kekurangan Pada Struktur Konstruksi Baja ........... 18
BAB III Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 20
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 20
3.2 Saran ................................................................................................................ 20
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang, seluruh industri di seluruh dunia bahkan di Indonesia
haruslah memiliki sistem pengolahan air limbah yang baik. Sistem pengolahan
limbah ini biasa dinamakan dengan wastewater treatment plant atau dalam bahasa
Indonesia dinamakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pada IPAL sendiri
terdiri atas berbagai bagian salah satunya yaitu clarifier tank. Menurut Sumada
(2012) clarifier tank merupakan tangki yang berfungsi untuk memisahkan flok yang
terbentuk pada proses koagulasi dan flokulasi. Jadi dengan adanya clarifier tank ini
nantinya akan dihasilkan air dengan tingkat kejernihan dan turbiditas yang baik.
Salah satu perusahaan yang memiliki sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah yang
baik adalah PT. Petrokimia Gresik. PT Petrokimia Gresik memiliki clarifier tank
pada sistem IPAL yang mereka miliki. Clarifier tank yang ada pada PT. Petrikimia
Gresik berupa Circular Primary Clarifier Tank. Clarifier tank ini memiliki bentuk
lingkaran dengan ukuran yang sangat besar sehingga bisa menampung limbah
dengan jumlah cukup banyak hasil dari pengolahan industri yang ada pada PT.
Petrokimia Gresik.
Circular Primary Clarifier Tank yang dimiliki oleh PT Petrokimia Gresik
memiliki struktur yang sama dengan clarifier tank pada umumnya. Clarifier tank
tersebut tersusun atas beton dan baja. Hal ini dikarenakan dengan daya tamping
yang sangat besar maka perlu bahan yang kuat pula seperti beton dan baja. Beton
dan baja juga bisa disesuaikan bentuknya mengikuti kebutuhan struktur konstruksi
bangunan yang ada. Untuk baja sendiri juga memiliki berbagai jenis spesifikasi
yang juga menyesuaikan dengan bangunan atau bagian yang sedang dibuat agar
nantinya keunggulan dari baja tersebut bisa dimaksimalkan sehingga tercipta
efisiensi dan efektivitas pada penggunaan material baja.
Untuk mengetahui kualitas dan keunggulan dari sebuah baja perlu dilakukan
analisa mengenai struktur konstruksi baja pada sebuah instalasi maupun bangunan
salah satunya Circular Primary Clarifier Tank pada sistem Instalasi Pengolahan
Air Limbah / WasteWater Treatment Plant. Hal ini bertujuan agar kontraktor dan
pihak-pihak industri menjadi lebih waspada dan memiliki manajemen resiko yang
baik karena baja juga memiliki kekurangan diakibatkan oleh berbagai faktor baik
faktor luar maupun faktor dari material pembentuk baja itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah yang muncul antara lain
1. Bagaimana struktur konstruksi baja yang ada pada Circular Primary
Clarifier Tank dalam sistem IPAL PT Petrokimia Gresik?
2. Bagaimana spesifikasi baja yang digunakan pada Circular Primary
Clarifier Tank dalam sistem IPAL PT Petrokimia Gresik?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jenis baja yang digunakan pada
Circular Primary Clarifier Tank dalam sistem IPAL PT Petrokimia Gresik?
4. Bagaimana manajemen resiko untuk mengatasi kekurangan pada struktur
baja dalam sistem IPAL PT Petrokimia Gresik ndak og?

1
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
1. Mengetahui struktur baja yang ada pada Circular Primary Clarifier Tank
pada IPAL PT Petrokimia Gresik
2. Mengetahui spesifikasi baja yang digunakan pada Circular Primary
Clarifier Tank pada IPAL PT Petrokimia Gresik
3. Menganalisa kelebihan dan kekurangan Circular Primary Clarifier Tank
pada IPAL PT Petrokimia Gresik

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Baja
2.1.1 Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara
0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai
unsur pengeras. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah
mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan nikel. Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility). Pengaruh utama dari kandungan karbon dalam baja adalah
pada kekuatan, kekerasan, dan sifat mudah dibentuk. Kandungan karbon yang besar
dalam baja mengakibatkan meningkatnya kekerasan tetapi baja tersebut akan rapuh
dan tidak mudah dibentuk (Davis, 1982).
2.1.2. Jenis Baja (secara garis besar)
Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat
dibentuk menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan. Secara garis
besar ada 2 jenis baja, yaitu : a. Baja Karbon Baja karbon disebut juga plain karbon
steel, mengandung terutama unsur karbon dan sedikit silicon, belerang dan pospor.
Berdasarkan kandungan karbonnya, baja karbon dibagi menjadi :
A. Baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C)
Baja ini dengan komposisi karbon kurang dari 2%. Fasa dan struktur
mikronya adalah ferrit dan perlit. Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara
perlakuan panas (martensit) hanya bisa dengan 8 pengerjaan dingin. Sifat
mekaniknya lunak, lemah dan memiliki keuletan dan ketangguhan yang baik. Serta
mampu mesin (machinability) dan mampu las nya (weldability) baik cocok untuk
bahan bangunan konstruksi gedung, jembatan, rantai, body mobil.
B. Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C)
Baja karbon sedang memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C
(berat). Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dengan cara memanaskan hingga
fasa austenit dan setelah ditahan beberapa saat didinginkan dengan cepat ke dalam
air atau sering disebut quenching untuk memperoleh fasa ang keras yaitu martensit.
Baja ini terdiri dari baja karbon sedang biasa (plain) dan baja mampu keras.
Kandungan karbon yang relatif tinggi itu dapat meningkatkan kekerasannya.
Namun tidak cocok untuk di las, dengan kata lain mampu las nya rendah. Dengan
penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih meningkatkan mampu
kerasnya. Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok untuk komponen
mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros engkol (crankshaft) serta komponen
struktur yang memerlukan kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.

3
C. Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C)
Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat).
Kekerasan dan kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya kurang. baja ini
cocok untuk baja perkakas, dies (cetakan), pegas, kawat kekuatan tinggi dan alat
potong yang dapat dikeraskan dan ditemper dengan baik. Baja ini terdiri dari baja
karbon tinggi biasa dan baja perkakas. Khusus untuk baja perkakas biasanya
mengandung Cr, V, W, dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-unsur tersebut
bersenyawa dengan karbon menjadi senyawa yang sangat keras sehingga ketahanan
aus sangat baik. Kadar karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat
tarik, kekerasan dan keuletan baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat
tarik dan kekerasan baja semakin meningkat 9 tetapi keuletannya cenderung turun.
Penggunaan baja di bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja konstruksi atau
baja profil, baja tulangan untuk beton dengan kadar karbon 0,10% - 0,50%. Selain
itu baja karbon juga digunakan untuk baja/kawat pra tekan dengan kadar karbon s/d
0,90 %. Pada bidang teknik sipil sifat yang paling penting adalah kuat tarik dari
baja itu sendiri.
b. Baja Paduan
Baja dikatakan di padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara
khusus, bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur fosfor dan mangan. Baja
paduan semakin banyak di gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk
baja paduan, yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.
- Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel)
Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang
dari 2,5% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lainlain. Biasanya digunakan
untuk membuat perkakas potong, gergaji, cetakan penarikan, pahat kayu, mata
pisau, pemotong kikir, gurdi batu. - Baja Paduan Menengah (Medium Alloy Steel)
Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5% -
10% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain. Biasanya digunakan
untuk membuat alat pengukur, cetakan penarikan, rol derat, mata gunting untuk plat
tebal.
- Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel)
Baja paduan tinggi merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih
dari 10% wt, misalnnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain (Amanto, 1999).
Banyak digunakan untuk cetakan penarikan kawat, cetakan pengetrim, pengukur,
rol derat. 10
Menurut (Amstead, 1993) secara umumnya, baja paduan memiliki sifat
yang unggul daripada baja karbon biasa, diantaranya:
1. Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik.
2. Tahan terhadap korosi dan keausan yang tergantung dari jenis paduannya.
3. Tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti bahwa sifat fisiknya tidak
banyak berubah.
4. Memiliki butiran halus dan homogen.

4
Pengaruh unsur-unsur paduan dalam baja adalah sebagai berikut:
1. Unsur karbon (C)
Karbon merupakan unsur terpenting yang dapat meningkatkan kekerasan
dan kekuatan baja. Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1%-1,7%, sedangkan
unsur lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan baja. Unsur paduan yang bercampur
di dalam lapisan baja adalah untuk membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan
panas dan menghasilkan sifat-sifat yang khusus. Karbon dalam baja dapat
meningkatkan kekuatan dan kekerasan tetapi jika berlebihan akan menurunkan
ketangguhan.
2. Unsur Mangan (Mn)
Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan dalam proses
pembuatan baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6% tidak mempengaruhi sifat
baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan pengaruh besar pada struktur baja
dalam jumlah yang rendah. Penambahan unsur mangan dalam baja dapat
menaikkan kuat tarik tanpa mengurangi atau sedikit mengurangi regangan,
sehingga baja dengan penambahan mangan memiliki sifat kuat dan ulet.
3. Unsur Silikon (Si)
Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan
kandungan lebih dari 0,4% yang mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan
tarik dan menurunkan laju pendinginan kritis. Silikon dalam baja dapat
meningkatkan kekuatan, kekerasan, kekenyalan, ketahanan aus, dan ketahanan
terhadap panas dan karat. Unsur silikon 11 menyebabkan sementit tidak stabil,
sehingga memisahkan dan membentuk grafit. Unsur silikon juga merupakan
pembentuk ferit, tetapi bukan pembentuk karbida, silikon juga cenderung
membentuk partikel oksida sehingga memperbanyak pengintian kristal dan
mengurangi pertumbuhan akibatnya struktur butir semakin halus.
4. Unsur Nikel (Ni)
Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu memperbaiki
kekuatan tarik dan menaikkan sifat ulet, tahan panas, jika pada baja paduan terdapat
unsur nikel sekitar 25% maka baja dapat tahan terhadap korosi. Unsur nikel yang
bertindak sebagai tahan karat (korosi) disebabkan nikel bertindak sebagai lapisan
penghalang yang melindungi permukaan baja.
5. Unsur Kromium (Cr)
Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis (kromium
sejumlah 1,5% cukup meningkatkan kekerasan dalam minyak). Penambahan
kromium pada baja menghasilkan struktur yang lebih halus dan membuat sifat baja
dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat membentuk karbida.
Kromium dapat menambah kekuatan tarik dan keplastisan serta berguna juga dalam
membentuk lapisan pasif untuk melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap
suhu tinggi.

5
2.2 Tangki Klarifier
2.2.1 Pengertian Tangki Klarifier
Menurut Sumada (2012) clarifier tank merupakan tangki yang berfungsi
untuk memisahkan flok yang terbentuk pada proses koagulasi dan flokulasi. Tangki
klarifier ini dapat dirancang berbentuk segi empat, persegi panjang maupun
silinder, sedangkan menurut Puspita (2014) clarifier tank adalah alat untuk
menjernihkan air baku yang keruh dengan cara melakukan pengendapan, untuk
mempercepat pengendapan lazimnya ditambahkan koagulan dan flokulan agar
terjadi proses koagulasi dan flokulasi pada air.
2.2.2 Alat-Alat Penunjang Tangki Klarifier
Dibutuhkan alat-alat penunjang clarifier agar proses pengendapan mendapatkan
hasil seperti yang diharapkan, alat-alat penunjang yang lazim digunakan adalah:
a. Dosing pump yang berfungsi untuk inject chemical, untuk besaran flow rate
dosing pump seyogyanya dihitung berdasarkan kapasitas pompa yang
dibutuhkan dengan batas minimal 0,1-1%.
b. Mixing Tank yang berfungsi sebagai tangki buffer untuk memastikan
koagulan teraduk sempurna dan homogen dengan air, sehingga proses
kimiawi yang dihasilkan bisa optimal.
c. Sediment Pond yang berfungsi kolam untuk mengendapkan lumpur atau
padatan yang telah terbentuk di clarifier tank tetapi belum sempat
mengendap dengan sempurna, sediment pond juga bisa meringankan kerja
filter sehingga tidak sering mampat.

6
2.2.3 Prinsip Kerja Clarifier Tank
Pada unit Clarifier terjadi pengadukan lambat. Jenis pengadukan lambat
pada Clarifier adalah jenis pengadukan hidrolis memanfaatkan piringan berlubang.
Plate berlubang berfungsi memecah aliran untuk menciptakan efek pengadukan.
Pada pengadukan lambat, energi hidrolik yang diharapkan cukup kecil dengan
tujuan menghasilkan gerakan air yang mendorong kontak antar partikel tanpa
menyebabkan pecahnya gabungan flok yang telah terbentuk. Penggabungan inti
gumpalan sangat tergantung pada gradien kecepatan (Anjar, 2015).
Pengadukan yang terjadi termasuk jenis pengadukan hidrolis yaitu
pengadukan yang memanfaatkan gerakan air sebagai tenaga pengadukan. Pada
dinding pemisah dipasang pipa diffuser yang berfungsi memecah aliran untuk
menciptakan efek pengadukan dengan guncangan. Gradien kecepatan diturunkan
secara perlahan-lahan agar gumpalan yang telah terbentuk tidak pecah lagi dan
berkesempatan bergabung dengan yang lain membentuk gumpalan yang lebih
besar.
Pergerakan air baku dari aerator masuk ke unit Clarifier melalui pipa
kemudian jatuh melimpah melewati plat yang dilengkapi dengan pipa diffuser pada
ruang flokulasi. Air masuk ke ruang lumpur yang terletak pada bagian dasar
Clarifier dilengkapi pipa pembuangan lumpur, keluar melewati saluran kemudian
air bergerak ke atas menuju tube settler. Tube settler berfungsi untuk meningkatkan
efisiensi pengendapan dari bangunan Clarifier. Kemiringan tube settler 60o
terhadap horizontal yang mengakibatkan lumpur tidak menumpuk pada flat, akan
tetapi jatuh meluncur ke bawah, sehingga flok-flok akan lebih mudah dipisahkan.
Selanjutnya air akan melimpah keluar melalui saluran outlet.
Pada modern klarifier tiga tahap penjernihan yaitu koagulasi, flokulasi dan
sedimentasi terintegrasi dalam satu alat dengan penambahan bahan kimia atau

7
koagulan untuk mengendapkan kotoran menjadi flok. Flok-flok harus diendapkan
sebelum ke dasar clarifier yang berlangsung pada zona yang sangat tenang. Maka
prinsip kerja dari klarifier yaitu perputaran dengan kecepatan rendah agar padatan-
padatan terdispersi bergabung membentuk flok yang lebih besar.
2.2.4 Macam-Macam Clarifier Tank
Ada beberapa macam tangki klarifier yang sering digunakan. Klarifier
tersebut diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan sistem kerjanya. Macam- macam
clarifier tank yaitu sebagai berikut (Feriyanto, 2017):
a. Inclined plate (lamella)
Sebagai salah satu sistem pengolahan air yang digunakan oleh industri, lamella
adalah teknik yang sangat efektif untuk mengolah air. Pengolahan air dengan sistem
lamella ini menggunakan beberapa pelat yang dikenal dengan sebutan „Lamella
Plate‟ yang terbuat dari bahan logam atau PVC yang disusun sebagai clarifier atau
penjernih. Maka dari itu, sistem ini dikenal pula dengan sebutan „Lamella
Clarifier‟.
Fungsi utama dari lamella clarifier dalam pengolahan air adalah sebagai alat untuk
memisahkan partikel yang tercampur di dalam air. Selain itu, sistem ini juga
digunakan untuk menjernihkan air baku dengan kualitas yang kurang baik,
contohnya seperti low water dan raw water. Biasanya, sistem ini digunakan dalam
pengolahan primer untuk menggantikan tangki pengendapan atau sedimentasi
konvensional. Clarifier tipe Lamella dapat dilihat pada gambar berikut.

Clarifier tipe Lamella memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut :


1) Mudah dipasang, karena sistem Lamella Plate dapat dibongkar-pasang,
bahkan saat beroperasi.

8
2) Tidak memerlukan energi, karena tidak ada bagian Lamella Plate yang
bergerak secara mekanis, sehingga dapat menghemat pengeluaran energi
pada proses pengolahan air.
3) Area pengendapan yang besar dan efisien, karena memanfaatkan
kemiringan dari beberapa pelat yang dipasang pada instalasi pengolahan air
limbah.
4) Mengurangi pertumbuhan lumut, walau memang sistem Lamella tetap
butuh dibersihkan secara rutin, tetapi secara umum penggunanya sistem ini
dalam pengolahan air dapat mengurangi adanya lumut atau ganggang,
karena semua proses dilakukan di dalam.
5) Kinerja dapat ditingkatkan dengan penambahan zat kimia, dengan cara
menambahkan koagulan dan flokulan untuk mengoptimalkan proses
pengendapan.
b. Circular clarifier
Dalam edaran klarifikasi, mekanisme penggerak memberi daya pada
mekanisme penggaruk yang berputar. Umpan masuk melalui sumur umpan yang
dirancang untuk menghilangkan kecepatan dan menstabilkan arus kepadatan aliran
yang masuk. Pemisahan terjadi ketika partikel-partikel berat mengendap di bagian
bawah tangki. Beberapa proses menambahkan koagulan dan atau flokulan ke aliran
umpan untuk meningkatkan aglomerasi partikel untuk mendorong pengendapan
yang lebih cepat atau lebih efektif. Cairan yang diklarifikasi meluap tangki dan
dikirim ke tahap proses selanjutnya. Padatan underflow ditarik dari kerucut
underflow oleh pelepasan gravitasi atau pemompaan. Gambar berikut menunjukkan
clarifier tipe circular.

Tangki klarifer tipe circular memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut :
1) Waktu detensi yang singkat dalam pengolahan akan lebih dianjurkan untuk
menggunakan 2 tangki.
2) Sistem pengumpulan sludge sederhana.
3) Lebih mudah untuk mengakomodasi ruang flokulasi dalam tangki yang
bermanfaat untuk pengendapan lumpur aktif.

9
4) Secara keseluruhan, perawatan yang dibutuhkan sedikit.
5) Mudah untuk memisahkan sludge yang besar
Tangki klarifer tipe circular memiliki kelemahan yaitu sebagai berikut :
1) Berpotensi menimbulkan hubungan arus pendek yang tinggi.
2) Headloss distribusi aliran tinggi.
3) Lebih banyak membutukan perpipaan.
c. Rectangular clarifier
Tangki klarifier ini merupakan tipe berbentuk persegi panjang atau berupa
bak klarifikasi. Pada klarifier ini zona-zona pengolahan dibuat terpisah yaitu zona
koagulasi, flokulasi dan sedimentasi. Berikut adalah gambar rectangular clarifier.

Gambar 2.5 Clarifier tipe Rectangular


(Sumber : Feriyanto, 2017)
Clarifier tipe rectangular memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut :
1) Untuk membuat konstruksi clarifier hanya membutuhkan lahan yang
sedikit.
2) Potensi biaya konstruksi akan hemat karena penggunan dinding yang umum
setiap tangki.
3) Jalur aliran yang lebih panjang meminimalkan hubungan arus pendek
4) Dapat menerima effluent yang tinggi.
5) Penebalan lumpur yang lebih baik.
Tangki klarifer tipe rectangular memiliki beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut
:
1) Waktu detensi yang lama dalam pengolahan air
2) Kurang efektif untuk pemuatan sludge yang tinggi
2.2.5 Proses Pengolahan Air pada Clarifier Tank
A. Koagulasi

10
Proses koagulasi merupakan suatu proses penambahan senyawa kimia
(koagulan) untuk mendestabilisasikan koloid dan partikel-partikel yang tersuspensi
di dalam air baku melalui pengadukan cepat agar terbentuk gumpalan yang lebih
besar. Bentuk alat pengaduk cepat dapat bervariasi seperti rapid mixer, hidrolis
(hydraulic jump) dan mekanis (menggunakan batang pengaduk). Jenis dan dosis
pembubuhan koagulan yang digunakan dalam proses pengadukan dari bahan
koagulan merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu proses koagulasi
(Kembara, 2018).
Pengadukan yang memanfaatkan gaya hidrolis air pada IPA, yaitu dengan
memanfaatkan turbulensi dalam pipa dan terjunan air itu sendiri. Pembubuhan
koagulan dilakukan sebelum air diterjunkan, karena diharapkan air yang akan terjun
tersebut sudah terkandung koagulan yang siap teraduk. Secara umum proses
koagulasi dilakukan dengan tujuan untuk:
1) Mengurangi kekeruhan yang disebabkan oleh partikel koloid anorganik
maupun organik di dalam air.
2) Mengurangi warna (menjadi lebih jernih) yang disebabkan oleh partikel koloid
dalam air.
3) Mengurangi bakteri-bakteri patogen algae, dan organisme plankton lainnya
dalam air.
4) Mengurangi bau dan rasa yang diakibatkan oleh partikel koloid dalam air. Pada
koagulasi akan terjadi (Anjar, 2015):
• Penurunan tegangan permukaan melalui proses netralisasi muatan dan
adsorpsi
• Presipitasi muatan dan adsorpsi.
• Presipitasi dari koagulan akan menyapu koloid.
• Adsorpsi dan pembentukan jembatan antar partikel
Mekanisme proses destabilisasi ini terdiri dari beberapa langkah antara lain (Anjar,
2015) :
1) Pengurangan muatan permukaan partikel dengan menekan lapisan muatan
ganda (double- change layer).
Penambahan ion ke dalam air akan meningkatkan kekuatan ionik dan
menurunkan gaya tolak. Dengan penambahan garam ke dalam air, muatan koloidal
tidak dikurangi secara signifikan, tetapi hanya memperkecil jarak muatan dari
permukaan partikel, sehingga lapisan ganda dapat berkurang.
2) Netralisasi muatan dengan adsopsi ion yang berlawanan muatan
Proses ini dilakukan dengan penambahan bahan kimia untuk proses
destabilisasi. Penambahan ion yang muatannya berlawanan dengan ion koloid dapat
menyebabkan netralisasi lapisan tunggal dari koloid. Netralisasi muatan terjadi saat
koagulan ditambahkan secara berlebihan.
3) Penggabungan antar partikel dengan polimer
Polimer-polimer yang mengandung situs aktif sepanjang rantainya dapat
menyebabkan adsorbsi koloid. Koloid akan terikat pada beberapa situs sepanjang
rantai polimer.

11
4) Penjebakan oleh flok
Saat sejumlah koagulan ditambahkan ke dalam air, maka akan membentuk
flok yang akan mengendap. Karena flok besar dan tiga dimensi, maka koloid akan
terjebak di dalam flok, dan akhirnya ikut mengendap. Untuk suspensi encer laju
koagulasi rendah karena konsentrasi koloid yang rendah sehingga kontak antar
partikel tidak memadai, Bila digunakan dosis koagulan yang terlalu besar akan
mengakibatkan restabilisasi koloid. Untuk mengatasi hal ini, agar konsentrasi
koloid berada pada titik dimana flok-flok dapat terbentuk dengan baik, maka
dilakukan proses recycle sejumlah settled sludge sebelum atau sesudah rapid
mixing dilakukan.
B. Flokulasi
Proses pembentukan flok akan berjalan dengan baik jika pembubuhan koagulan
sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Flokulasi merupakan proses penggabungan
antar partikel sehingga menjadi partikel-partikel yang lebih besar (flok) sehingga
lebih mudah mengendap secara gravitasi. Bahan koagulan yang dipakai, pH dan
lamanya pengadukan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
berlangsungnya flokulasi (Kembara, 2018).
Pada flokulasi kontak antar partikel melalui dua mekanisme yaitu (Anjar, 2015):
1) Thermal motion yang dikenal dengan bronian motion atau difusi disebut
sebagai flokulasi perikinetik. Laju perubahan konsentrasi pada perikinetik
tidak bergantung ukuran/diameter partikel akan tetapi bergantung pada
konsentrasi partikel.
2) Gerakan cairan oleh aktivitas pengadukan atau flokulasi ortokinetik. Laju
perubahan konsentrasi pada ortokinetik bergantung diameter partikel.
C. Sedimentasi
Proses sedimentasi merupakan proses setelah proses koagulasi-flokulasi yang
berfungsi untuk memisahkan solid dan liquid dari suspensi untuk menghasilkan air
yang lebih jernih melalui pengendapan secara gravitasi. Sedimentasi berfungsi
sebagai peringan beban kerja unit filter dan memperpanjang lamanya kerja filter.
2.3 Struktur Sistem Circular Primary Clarifier Tank PT Petrokimia Gresik
Pada Wastewater Treatment Plant atau Sistem IPAL PT Petrokimia Gresik
memiliki 1 clarifier tank demgan jenis circular agar bisa menyimpan dan mengolah
lebih banyak air limbah. Circular Primary Clarifier Tank milik PT Petrokimia
Gresik dibangun di atas tanah lunak dengan tinggi struktur 7,4 meter, diameter
20,35 meter, dan tebal dinding clarifier tank sebesar 0,35 meter. Circular Primary
Clarifier Tank merupakan salah satu contoh jenis tangka yang berada di atas
permukaan tanah yang bisa kita jumpai saat ini. Struktur dari clarifier tank tersebut
seperti gambar di bawah ini

12
13
Pada Circular Primary Clarifier Tank milik PT Petrokimia Gresik, baja
digunakan dalam pembuatan tulangan dan Batangan vertikal pada struktur kerangka
clarifier tank. Secara lebih detail bagian-bagian tulangan yang menggunakan baja
antara lain
1) Tulangan lentur balok induk
2) Tulangan geser balok induk
3) Tulangan Lentur Angkur
4) Tulangan geser Angkur
5) Tulangan Horizontal
6) Tulangan Vertikal
7) Tulangan Melingkar
8) Tulangan Lentur Balok Melingkar
9) Tulangan Geser Balok Melingkar
10) Tulangan Lentur Tumpuan
11) Tulangan Lentur Lapnagn
12) Kolom Penyangga
13) Dinding Prategang
Pada setiap bagian tulangan memiliki jenis mutu yang berbeda-beda karena
menyesuaikan kebutuhan pada setiap bagiannya. Jenis-jenis mutu baja yang
digunakan antara lain
No. Jenis Struktur Konstruksi Mutu Baja (Fy)
1. Tulangan lentur balok induk 400 Mpa
2. Tulangan geser balok induk 240 Mpa
3. Tulangan geser Angkur 240 Mpa

14
4. Tulangan Horizontal 400 Mpa
5. Tulangan Vertikal 400 Mpa
6. Tulangan Melingkar 400 Mpa
7. Tulangan Lentur Balok Melingkar 400 Mpa
8. Tulangan Geser Balok Melingkar 240 Mpa
9. Tulangan Lentur Tumpuan 400 Mpa
10. Kolom Penyangga 400 Mpa
11. Tulangan Lentur Lapangan 400 Mpa
12. Tulangan Lentur Angkur 400 Mpa
13. Dinding Prategang Uncoted Stress-Relieved
Serve
Wire Strands Grade-270
ASTM A416

2.4 Kelebihan Material Baja Pada Struktur Konstruksi Clarifier Tank


Baja memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan konstruksi
lain, kelebihan baja antaralain:
1) Baja mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga dapat mengurangi ukuran
struktur dan berat Struktur
2) Material penyusun baja lebih seragam Dibandingkan beton
3) Tingkat Elastisitas tinggi sesuai dengan hukum Hooke
4) Daktilitas tinggi untuk menahan deformasi tanpa terjadi keruntuhan dengan
Tegangan tarik tinggi. Daktilitas adalah kemampuan gedung untuk mengalami
simpangan Pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat
beban gempa diatas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan
pertama, sambil Mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup,
sehingga struktur gedung Tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi
di ambang keruntuhan.
5) Mudah dipasang.
6) Baja di bebani sampai deformasi besar tetap bisa menahan gaya yang besar
Di sisi lain ada juga yang menyebutkan kelebihan baja sebagai berikut:
• Baja lebih fleksibel dan serbaguna
Fleksibilitas ini yang membuat baja menjadi pilihan yang menarik untuk
konstruksi. Dengan begitu, para arsitek dan desainer akan dengan mudah
merancang bangunan secara artistik tanpa mengabaikan nilai keamanan dan
ketangguhan bangunannya.
• Baja Bersifat Ramah Lingkungan
Baja adalah material paling bisa didaur ulang didunia? Berdasarkan data
statistik Institute of Scrap Recycling Industries (ISRI) di tahun 2015, terdapat

15
sebanyak 73 juta metrik ton baja tua di USA yang didaur ulang pada tahun 2014.
Hingga kini, terdapat 80 juta ton baja yang didaur ulang setiap tahunnya, hingga
limbahnya sangat sedikit.
• Perawatan Struktur Baja Lebih Mudah
Perawatan konstruksi baja akan jauh lebih mudah dan lebih murah. Material baja
akan lebih tahan terhadap hama, pembusukan, rayap dan faktor-faktor lain yang
biasanya dapat menggerogoti material lain seperti kayu dan bambu. Kemampuan
konstruksi baja dalam mempertahankan kekuatan inilah yang membuat bangunan
jadi lebih aman. Setiap bangunan tentu memiliki periode keausan, namun struktur
bangunan dengan baja bisa tahan lebih lama dari pada struktur yang dibangun
dengan material lain.
• Waktu Pembangunan Lebih Cepat
Baja untuk kebutuhan konstruksi dapat dibuat sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan oleh kontraktor. Sehingga pada saat baja telah selesai diproduksi
oleh pabrik, kontraktor dapat merakit dan memasang struktur baja dengan mudah.
Dibandingkan dengan material-material seperti kayu dan bambu yang harus diukur
kembali, dipotong, dan dipasang lagi di lokasi konstruksi untuk ketepatan
pembangunan. Hal inilah yang menyebabkan waktu konstruksi dapat dipercepat
dan memungkinkan penyelesaian proyek skala besar dalam hitungan beberapa
bulan saja. Pengerjaan proyek yang cepat dan tepat waktu tentunya akan
mempermudah aktivitas bisnis, sehingga munculnya biaya lain-lain yang tidak
terduga bisa ditekan.
• Kesehatan dan keselamatan
Struktur baja di produksi di pabrik dan dipasang dengan cepat di lokasi
konstruksi oleh tenaga terampil menjadikan struktur baja tetap aman. Survei di
bidang industri secara konsisten menunjukkan bahwa struktur baja adalah solusi
paling aman.Tidak menyebabkan pencemaran debu atau kebisingan dalam proses
pemasangan struktur baja, hal ini karena pembuatannya yang dilakukan di pabrik.
• Distribusi Mudah
Fabrikasi struktur baja dapat dilakukan di bengkel-bengkel maupun pabrik
dengan mesin-mesin yang cukup terkendali memakai komputer, sehingga akurasi
dan kecepatan produksi yang baik dapat dicapai. Pengangkutan elemen-elemen
struktur baja dari bengkel ke lokasi pembangunan mudah dilakukan. Sangat jarang
dijumpai kerusakan elemen struktur baja sebagai akibat pengangkutan. Dua hal ini
memberi keuntungan waktu pelaksanaan bangunan menjadi singkat. Waktu
pelaksanaan yang singkat ini secara teknis sangat diperlukan dalam pembangunan
struktur lepas pantai serta pelabuhan, sedang pada bangunan gedung yang
komersial dari sudut pandang ekonomi cukup menguntungkan, karena bangunan
yang dibuat dapat segera menghasilkan uang
2.5 Kekurangan Material Baja PadaStruktur Konstruksi Clarifier Tank
Lawan utama dari baja adalah korosi. Korosi adalah kehancuran atau
kerusakan material karena reaksi dengan lingkungannya. Korosi pada logam juga

16
dapat diartikan sebagai reaksi kebalikan dari pemurnian logam. Korosi ini sendiri
bisa mengakibatkan menurunnya kualitas dari baja tersebut sehingga
mengakibatkan baja tersebut menjadi cepat lemah dan rusak. Salah satu pencegahan
dan perlindungan terhadap korosi dengan cara coating. Coating atau pelapisan
adalah cara yang paling sering digunakan untuk mengatasi korosi. Ada 2 jenis
pelapisan, yaitu liquid coating dan concrete coating. Liquid coating adalah
melakukan pengecatan pada permukaan baja, agar baja tersebut bisa terlindungi
oleh korosi. Sedangkan concrete coating adalah pelapisan baja dengan cara melapisi
baja dengan beton.
Baja tak hanya memiliki kelebihan namun baja juga memiliki kekurangan yaitu:
1) Lemah Terhadap Gaya Tekan
Baja memang mempunyai kekuatan yang kuat terhadap gaya tarik, bahkan
struktur beton bertulang pun memanfaatkan baja tulangan untuk membantu beton
menahan beban yang bersifat tarik. Namun, salah satu kekurangan baja adalah
lemahnya terhadap gaya tekan.
2) Adanya Risiko Bisa Terjadi Keruntuhan Getas
Walaupun baja pada umumnya merupakan material yang memiliki
keunggulan akan daktilitasnya, namun sifat daktilitas pada baja tersebut dapat
terjadinya kehilangan dalam kondisi tertentu sehingga keruntuhan getas dapat
terjadi pada keruntuhan baja. Adapun pengertian dari keruntuhan getas merupakan
suatu keruntuhan yang terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului deformasi plastis
yang artinya tanpa adanya perubahan bentuk pada material baja terlebih dahulu,
keruntuhannya terjadi dengan kecepatan yang sangat tinggi.
3) Rentan Terhadap Perubahan Temperatur
Jika terjadi kebakaran pada struktur baja, maka akan terjadinya penurunan
pada kekuatan struktur baja yang mempengaruhi fungsi struktur baja tersebut. Pada
saat kebakaran, terjadinya proses kenaikan temperatur yang dapat mempengaruhi
kekuatan dari material baja. Apabila suatu struktur baja diberi temperatur sekitar 93
C, akan terjadi perubahan pada kurva tegangan dan regangan menjadi tidak linear
lagi dan titik leleh material secara bersamaan menghilang. Kekuatan dari struktur
baja akan secara bertahap menghilang seiring dengan naiknya temperatur pada
struktur.
4) Rentan Terhadap Tekuk (Buckling)
Tekuk (Buckling) rentan terjadi pada komponen-komponen baja yang
elemen penampangnya langsing, misalnya seperti kolom langsing (slender
column). Kebanyakan kasus, terjadinya keruntuhan pada struktur baja terjadi akibat
tekuk. Untuk kolom, baja bukanlah pilihan yang bagus. Solusinya bisa
menggunakan beberapa baja profil yang dihubungkan dengan pelat kopel dan
digabungkan menjadi satu, biasa disebut dengan kolom baja bersusun. Sedangkan
pada balok tekan, bisa ditambahkan pengaku (stiffener) yang dimana penambahan
material pada baja tersebut bisa menambah biaya.
5) Biaya Pemeliharaan Relatif Tinggi

17
Baja merupakan material yang sangat rentan terhadap korosi jika struktur
baja dibiarkan terjadi kontak secara langsung dengan air dan udara. Sehingga perlu
dilakukan pengecatan secara berkala. Selain itu juga, seperti yang dijelaskan pada
poin.3 bahwa kekuatan baja berkurang jika terjadinya kebakaran, untuk mencegah
kebakaran tersebut perlu penambahan material lain sebagai pelindung. Tentunya
hal tersebut juga ber-impact di biaya.
Di sisi lain ada juga yang menyebutkan kelemahan baja sebagai berikut:
• Biaya Perawatan (Maintenance Cost)
Baja bisa berkarat karena berhubungan dengan air dan udara. Oleh sebab
itu, baja harus dicat secara berkala.
• Biaya Penahan Api (Fire Proofing Cost)
Kekuatan baja dapat berkurang drastis pada temperatur tinggi.
• Kelelahan (Fatigue)
Kelelahan pada baja tidak selalu dimulai dengan yielding (leleh) atau
deformasi yang sangat besar, tetapi dapat juga disebabkan beban siklik ataupun
pembebanan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama. Kejadian ini sering
terjadi dengan adanya konsentrasi tegangan karena adanya lubang.
• Rekah Kerapuhan
Struktur baja ada kalanya tiba-tiba runtuh tanpa menunjukkan tanda-tanda
deformasi yang membesar. Kegagalan ini sangat berbahaya dan harus dihindari.
Berbeda dengan kelelahan, rekah kerapuhan disebabkan oleh beban statik
2.6 Solusi Dalam Mengatasi Kekurangan Pada Struktur Konstruksi Baja
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan material baja pada struktur
konstruksi bangunan dan khususnya clarifier tank pada sistem Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) dilakukan dengan cara
1. Menyediakan batangan baja secara vertikal
Hal ini diketahui dari awal bahwa jika menyediakan sambungan dasar
berbentuk slide pada dinding akan efektif mengurangi momen lendutan
2. Melakukan Pelapisan dengan menggunakan coating (cat)
Pelapisan menggunakan coating berupa cat (liquid coating) dilakukan
untujk mencegah dan memperlambat terjadinya laju korosi pada sebuah material
logam seperti baja. Hal ini tentu sangat perlu dilakukan pada clarifier tank yang
notabene sering bersentuhan dengan cairan-cairan tertentu dan salah satunya yaitu
air.
3. Melakukan pelapisan menggunakan tin plating
Pelapisan menggunakan tin platting bisa menjadi salah satu solusi selain
dengan melakukan pelapisan menggunakan liquid coating seperti cat yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Tin plating dapat digunakan sebagai cara mencegah karat

18
pada besi melalui proses yang disebut elektrolisis. Proses elektrolisis adalah proses
penguraian suatu sel suatu elektrolit dari arus listrik Selain itu bisa juga dengan
melapisi dengan logam yang lebih aktif (mudah teroksidasi) dari besi dengan E0
logam tersebut lebih kecil dari E0 besi (dikenal sebagai pelindung katode),
menanam batang-batang logam yang lebih aktif dekat logam besi dan
menghubungkannya, dan dibuat paduan logam (alianse) seperti stainless steel (baja
tahan karat).

19
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatass hal yang dapat kami simpulkan santara lain :
1. Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Baja juga bisa dibagi menjadi beberapa
jenis baja tergantung kadar karbon dan komposisi yang ada di dalamnya
2. Clarifier tank merupakan tangki yang berfungsi untuk memisahkan flok
yang terbentuk pada proses koagulasi dan flokulasi. Tangki klarifier ini
dapat dirancang berbentuk segi empat, persegi panjang maupun silinder
yang masing masing jenisnya memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing masing
3. Circular Primary Clarifier Tank milik PT Petrokimia Gresik merupakan
salah satu contoh Circular Clarifier Tank atau clarifier tank berbentuk
melingkar. Pada Circular Primary Clarifier Tank ini, struktur baja
kebanyakan digunakan pada Batangan vertikal, tulangan, dan kolom
penyangga.
4. Material baja pada sebuah bangunan khususnya pada clarifier tank tentu
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan pada baja sendiri dapat
dicegah dengan melakukan berbagai cara seperti pelapisan untuk mencegah
korosi dan menyusun Batangan secara vertikal untuk mencegah adanya
lendutan
3.2 Saran
Setelah menyusun makalah ini, saran yang dapat kami berikan antara lain :
1. Kami menyarankan agar para kontraktor dan arsitek menggunakan baja
dengan mutu yang baik sesuai dengan pemanfaatan baja tersebut sehingga
nantinya tidak ada pemborosan dan tercipta efisisensi dan efektivitas pada
penggunaan material baja.

20
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, dkk. 2015. Analisa Laju Korosi pada Pelat Baja Karbon dengan Variasi
Ketebalan Coating. JURNAL TEKNIK ITS. 4(1). G-1 – G-5
Fayanita, L. (2015). MODIFIKASI DINDING CIRCULAR PRIMARY
CLARIFIER TANK PT. PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN
BETON PRATEGANG. (Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh
November, 2015). Diakses dari https://repository.its.ac.id/63104/
Fikri, M. 2021. Penggunaan Teknologi Clarifier Tank pada Pengolahan Air
Limbah Industri Kelapa Sawit Prosiding Seminar Nasional Lahan
Suboptimal.9.803-810
Natasya, dkk. 2021. Corosion Factors on Nail. Indonesian Journal of Chemical
Science and Technology. 5(1). 47-50
Politeknik Negeri Sriwijaya. (2013). Bahan Ajar Tangki Klarifier. Politeknik
Negeri Sriwijaya : Palembang. Diakses dari
http://eprints.polsri.ac.id/11022/3/BAB%20II.pdf
Setiawan A. (2013). Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD, Edisis
Kedua.Jakarta: Erlangga

21

Anda mungkin juga menyukai