KONSEP PERENCANAAN
STRUKTUR BAJA
OLEH :
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta limpahan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku mekanisme baja dan Konsep
perencanaan struktur baja” tepat pada waktunya. Tidak lupa kami sampaikan
ucapan terima kasih yang sangat mendalam kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini akan dibahas berbagai hal mengenai Perilaku
mekannisme baja dan konsep perencenaan struktur baja. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca karena memberikan informasi kepada
kita. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem struktur untuk struktur baja banyak penerapanya dalam bidang
konstruksi sipil. Diberbagai bidang konsep perencanaan seperti jembatan, gedung,
storage (tempat penyimpanan) ataupun resedensial/rumah. Dalam pembelajaran
baja II ini lebih ditujukan kedalam struktur baja sederhana, seperti frame/portal 2D
sederhana untuk struktur gudang/warehouse ataupun struktur jembatan rangka 2D
yang sederhana.
Tujuan dari perencanaan struktur menurut Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) adalah menghasilkan suatu struktur
yang stabil, cukup kuat, mampu layan, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya
seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil jika
tidak mudah terguling, miring, atau tergeser selama umur rencana bangunan. Risiko
terhadap kegagalan struktur dan hilangnya kemampulayanan selama umur
rencananya juga harus diminimalisir dalam batas-batas yang masih dapat diterima.
Suatu struktur yang awet semestinya tidak memerlukan biaya perawatan yang
terlalu berlebihan selama umur layannya.
Salah satu tahapan penting dalam perencanaan suatu struktur bangunan adalah
pemilihan jenis material yang akan digunakan. Jenis-jenis material yang selama ini
dikenal dalam dunia konstruksi antara lain adalah baja, beton bertulang, serta kayu.
Material baja sebagai bahan konstruksi telah digunakan sejak lama mengingat
beberapa keunggulannya dibandingkan material yang lain.
1). Bagaimana perilaku mekanisme baja pada suatu struktur yang di rencanakan ?
2). Konsep perencanaan seperti apa yang di gunakan dalam merencanakan sebuah
1
BAB 2 PEMBAHASAN
a. Baja karbon
Baja karbon dibagi menjadi 3 kategori tergantung dari persentase
kandungan karbonnya, yaitu: baja karbon rendah (C = 0,03-0,35%), baja
karbon medium (C = 0,35-0,50%), dan baja karbon tinggi (C = 0,55-1,70%).
Baja yang sering digunakan dalam struktur adalah baja karbon medium,
misalnya baja BJ 37. Kandungan karbon baja medium bervariasi dari 0,25-
0,29% tergantung ketebalan. Selain karbon, unsur lain yang juga terdapat
dalam baja karbon adalah mangan (0,25-1,50%), Silikon (0,25-0,30%),
fosfor (maksimal 0,04%) dan sulfur (0,05%). Baja karbon menunjukkan
titik peralihan leleh yang jelas, seperti nampak dalam Gambar 3, kurva a.
Naiknya persentase karbon meningkatkan tegangan leleh namun
menurunkan daktilitas, salah satu dampaknya adalah membuat pekerjaan las
menjadi lebih sulit. Baja karbon umumnya memiliki tegangan leleh fy
antara 210-250 Mpa
2
kekuatannya seiring dengan penambahan persentase karbon, maka bahan-
bahan paduan ini mampu memperbaiki sifat mekanik baja dengan
membentuk mikrostruktur dalam bahan baja yang lebih halus.
c. Baja paduan
Baja paduan rendah (low alloy) dapat ditempa dan dipanaskan untuk
memperoleh tegangan leleh antara 550-760 MPa. Titik peralihan leleh tidak
tampak dengan jelas (Gambar 3 kurva c). Tegangan leleh dari baja paduan
biasanya ditentukan sebagai tegangan yang terjadi saat timbul regangan
permanen sebesar 0,2%, atau dapat ditentukan pula sebagai tegangan pada
saat regangan mencapai 0,5%.
3
4
2.2 Konsep Perencanaan Struktur Baja
Dalam struktur baja ada dua konsep dasar
perencanaan, y a i t u perencanaan berdasarkan tegangan
kerja (Allowable Stress Design, ASD) dan perencanaan berdasarkan
beban terfaktor ( Load and Resistance Factor Design, LRFD)
5
Pada kondisi beban kerja, tegangan yang terjadi dihitung
dengan menganggap struktur bersifat elastis, dengan memenuhi
syarat keamanan (kekuatan yang memadai) untuk struktur. Pada
dasarnya, tegangan ijin pada baja sesuai kualitasnya yang diberikan
dalam spesifikasi AISC ditentukan berdasarkan kekuatan yang bisa
dicapai bila struktur dibebani lebih dari semestinya (faktor beban
tambahan jagaan). Bila penampang bersifat daktail dan tekuk
(buckling) tidak terjadi, regangan yang lebih besar daripada
regangan saat leleh dapat diterima oleh penampang tersebut.
6
memperhitungkan kemungkinan pengurangan kekuatan penampang
struktur. Penyimpangan pada dimensi penampang walaupun masih
dalam batas toleransi bisa mengurangi kekuatan. Terkadang
penampang baja mempunyai kekuatan leleh sedikit di bawah harga
minimum yang ditetapkan, sehingga juga mengurangi kekuatan.
7
kekuatan desain. Pada sisi beban persamaan di atas, berbagai efek
beban Qi (seperti beban mati, dan beban hidup) dikalikan dengan
faktor-faktor kelebihan beban i untuk mendapatkan jumlah i
Qi dari beban-beban terfaktor. Subskrip i menunjukan bahwa harus
ada isian untuk masing-masing tipe beban Qi yang bekerja, seperti
beban mati, beban hidup dan beban lingkungan. Faktor i mungkin
saja berlainan untuk masing-masing tipe beban. Namun untuk
metode WSD, Faktor i tidak berbeda- beda untuk masing-masing
tipe beban, sehingga perubahan-perubahan dalam berbagai faktor
kelebihan beban dan faktor resistensi dilakukan dengan mengubah
tegangan ijin.
8
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agar dapat memahami perilaku suatu struktur baja, maka seorang ahli
struktur harus memahami sifat-sifat mekanik dari baja mengingat sifat sifat
mekanik ini merupakan hal yang fundamental dan urgen.Sifat sifat mekanik pada
dasarnya telah diatur dalam berbagai peraturan peraturan yang berlaku.