MAKALAH PENGELASAN
Laporan Tugas
Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya,
maka penyusunan ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul “MAKALAH
PENGELASAN”. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi tugas
akhir dari Mata Kuliah Pengelasan yang diampu oleh Bapak Johan Firmansyah, M. T.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini kurang dari sempurna dan masih
banyak kekurangan, namun penyusun berharap Makalah ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai penyempurnaan makalah ini.
Andika Ikhsan. A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................................17
B. Saran.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.0.......................................................................................................3
Gambar 2.0.......................................................................................................7
Gambar 3.0.......................................................................................................8
Gambar 7.0.......................................................................................................10
Gambar 8.0.......................................................................................................11
Gambar 9.0.......................................................................................................11
Gambar 10........................................................................................................12
Gambar 11 .......................................................................................................13
Gambar 12 .......................................................................................................13
Gambar 13........................................................................................................16
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengelasan merupakan suatu proses penting di dalam dunia industri dan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari pertumbuhan industri, karena memegang peranan utama
dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Pengelasan adalah proses penyambungan
setempat antara dua bagian logam atau lebih dengan memanfaatkan energi panas.
Proses pengelasan yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atau lebih
komponen, lebih tepat ditujukan untuk merakit (assembly) beberapa komponen menjadi suatu
bentuk mesin. Komponen yang dirakit mungkin saja berasal dari produk hasil pengecoran,
pembentukan atau pemesinan, baik dari logam yang sama maupun berbeda-beda.
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan ini adalah :
1. Apa pengertian pengelasan?
2. Apa saja macam-macam pengelasan pengelasan?
3. Peralatan keselamatan apa yang digunakan dalam proses pengelasan?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang
pengelasan dan sebagai tugas mata kuliah pengelasan.
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pengelasan
Gambar 1.0
Jenis pengelasan semakin banyak dengan adanya kemajuan teknologi, baik proses pengelasan
yang menggunakan bahan tambah atau filler maupun yang tanpa menggunakan bahan
tambah. Yang terbaru adalah proses pengelasan yang menggunakan energi putaran yang
nantinya akan terjadi gesekan dan menimbulkan panas yang tinggi dan dapat digunakan
untuk proses pengelasan yang biasanya disebut dengan proses las friction welding.
Pengelasan juga dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis berdasarkan cara kerjanya, yaitu jenis
pengelasan tekan, pengelasan cair dan juga pematrian.
4
Fungsi Pengelasan :
Fungsi Pengelasan adalah untuk mendapatkan kekuatan sambungan logam yang
melebihi dari sifat mekanik (kekuatan tarik, kekerasan, ketangguhan) logam induk.
Sebenarnya fungsi pengelasan juga bisa untuk melapisi permukaan material agar mempunyai
nilai kekerasan yang lebih tinggi dengan tujuan agar tahan dari gesekan atau abrasif.
a. Pengelasan Tekan.
Pengelasan tekan adalah Sebuah proses pengelasan yang dilakukan dengan cara
material dipanaskan kemudian ditekan hingga kedua material tersambung menjadi satu.
Berikut ini contoh las tekan :
Las Ledakan.
Las Gesek.
Las Tempa.
Las Tekan Gas.
b. Pengelasan Cair.
Pengelasan Cair adalah sebuah proses pengelasan yang dilakukan dengan cara
memanaskan bagian yang akan disambung hingga mencair dengan sumber panas dari energi
listrik atau api dari pembakaran gas baik menggunakan bahan tambah atau tanpa
menggunakan bahan tambah (filler/elektroda).
Elektroda Terumpan adalah kawat las ikut mencair dalam proses pengelasan. Sehingga selain
sebagai sumber busur elektroda juga sebagai logam pengisi yang nantinya ikut mencair dan
menjadi weld metal. Contoh pengelasan consumable electrode adalah Las SMAW, Las
FCAW, Las GMAW, Las SAW.
- Las Gas:
Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
menggunakan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan
bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan
suhu sekitar 3.500 °C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan
bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang
paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan
sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak
dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.
- Las Termit:
Las termit adalah penyambungan/las antara dua batang rel melalui suatu reaksi kimia
dengan menggunakan termit (besioksida dengan bubuk aluminium). Metode ini dilaksanakan
dengan bahan yang sederhana dan menghasilkan sambungan yang baik.
c. Pematrian.
Pematrian adalah sebuah cara menyambung dua logam dengan sumber panas dengan
menggunakan bahan tambah yang mempunyai titik cair lebih rendah, pada proses pematrian
ini logam induk tidak ikut mencair.
Perbedaan antara pengelasan dan pematrian adalah jika pada pengelasan logam induk
dan elktroda (logam pengisi) keduanya ikut mencair atau melting, sedangkan pada pematrian
yang mencair hanya bahan tambah atau filler metalnya sedangkan logam induk tidak karena
mempunyai temperatur leleh yang lebih tinggi. Berikut ini contoh Pematrian :
Soldering.
Brazing.
6
Energi Kimia.
Proses pengelasan yang sumber panasnya dihasilkan dari bahan bakar gas dengan
udara yang sifatnya eksotermik.
Contoh Explosion Welding (EXW) dan las termit.
Energi Mekanik.
Sumber panas pengelasannya dihasilkan dari adanya gesekan dan tekanan.
Contoh Pengelasan Friction Stir Welding.
7
1. OAW.
Oxy Acetylene Welding adalah suatu proses pengelasan gas yang
menggunakan sumber panas nyala api melalui pembakaran gas oksigen dan gas
asetilen untuk mencairkan logam dan bahan tambah. Dalam pengelasan OAW ini
biasanya digunakan hanya untuk plat plat tipis, hal ini dikarenakan sambungan las
Oxigen Acetyline ini mempunyai kekuatan yang rendah dibandingkan las busur
listrik.
Gambar 2.0
2. SMAW.
Shielded Metal Arc Welding adalah sebuah proses penyambungan logam yang
menggunakan energi panas untuk mencairkan benda kerja dan elektroda (bahan
pengisi). Energi panas pada proses pengelasan SMAW dihasilkan karena adanya
lompatan ion (katoda dan anoda) listrik yang terjadi pada ujung elektroda dan
permukaan material.
Gambar 3.0
3. GTAW.
Gas Tungsten Arc Welding adalah sebuah proses pengelasan busur listrik
yang menggunakan elektroda tak terumpan atau tidak ikut mencair. Pada pengelasan
GTAW ini elektroda atau tungsten ini hanya berfungsi sebagai penghasil busur listrik
saat bersentuhan dengan benda kerja, sedangkan untuk logam pengisi adalah filler
rod. Pengelasan GTAW ini juga sering disebut dengan Las Argon, hal tersebut
dikarenakan gas pelindung yang digunakan adalah gas Argon. Untuk jenis
elektrodanya adalah wolfram atau tungsten, sebagai pelindung lasannya menggunakan
gas Argon, Helium dan campuran keduanya.
Gambar 4.0
9
4. SAW.
Submerged Arc Welding adalah las busur terendam, saat proses pengelasan
berlangsung busur las tertutupi oleh flux yang berbentuk seperti pasir, Arus listrik
yang di suplai dari trafo las digunakan untuk menyalakan busur listrik dan
menghasilkan panas. Lalu kawat las diumpankan secara terus menerus ke dalam
kawah las oleh wire feeder. Proses tersebut terjadi di bawah rendaman pasir silica
yang berfungsi sebagai flux.
Seluruhnya berjalan secara otomatis melalui pengaturan yang terdapat pada
trafo las yang secara umum mengatur tentang arus listrik (Ampere), tegangan listrik
(Voltage), dan laju pengelasan (Travel speed).
Gambar 5.0
5. FCAW.
Flux Core Arc Welding merupakan jenis pengelasan dengan dua jenis
pelindung yaitu flux yang berada di dalam kawat las dan tambahan pelindung gas,
dapat berupa gas CO2 campuran argon, Las FCAW adalah kombinasi antara proses
pengelasan GMAW, SMAW dan SAW. Dalam pengelasan FCAW ini sumber energi
menggunakan arus listrik DC atau AC yang diambil dari pembangkit listrik atau
melalui trafo dan atau rectifier.
10
Gambar 6.0
6. GMAW.
Gas Metal Arc Welding yaitu pengelasan busur listrik yang menggunakan
pelindung berupa gas. Jenis pengelasan ini terbagi menjadi 2 yaitu MIG (Metal Inert
Gas) dan MAG (Metal Active Gas). Untuk MIG menggunakan jenis gas muliah
sebagai pelindung yaitu Argon, Helium dan campuran keduanya, sedangkan untuk
MAG menggunakan gas CO, Proses pengelasan GMAW ini terjadi karena adanya
perpindahan ion anoda dan katoda pada base metal dan logam pengisi menyebabkan
timbulnya energi panas yang menyebabkan logam induk dan filler metal mencair.
Gambar 7.0
11
Gambar 8.0
8. Spot Welding.
Merupakan las titik yang cara kerjanya dua benda ditekan dengan dua
elektroda yang dilancipkan. Jadi proses penyambungannya tidak kontinyu melainkan
berupa titik sesuai dengan lokasi yang dilas. Aplikasinya biasanya untuk pelat pelat
tipis pada dunia otomotif atau kerangka body.
Gambar 9.0
12
9. Seam Welding.
Gambar 10
Gambar 11
Keterangan proses:
1. Memosisikan gun atau stud.
2. Arus listrik mengalir dari gun dan stud ditarik dari benda dasar untuk
menciptakan busur serta mencairkan benda dasar.
3. Stud dicelupkan ke dalam cairan benda kerja.
4. Setelah sambungan menjadi padat, ceramic ferrule dapat dilepas.
Gambar 12
14
Pengelasan tidak berbahaya asal aturan keamanannya di taati. Berikut ini aturan
keselamatan kerja yang harus diketahui dan ditaati oleh praktikan :
1. Radiasi dari busur sangat berbahaya terhadap mata, busur mengeluarkan sinar infra merah
dan ultra violet yang dapat merusak mata dan kulit. Helm las yang dilengkapi dengan kaca
gelap dapat melindungi mata dan Apron melindungi kulit dari sengatan sinar.
2. Percikan las yang panas akan berbahaya bila kena tangan dan kaki terbuka begitu juga
dengan sepatu yang mudah terbakar. Oleh sebab itu sarung tangan dari kulit, dan penutup
dada dari kulit serta sepatu dari kulit dianjurkan dipakai pada waktu mengelas.
3. Hindari menggoreskan elektrode pada material yang akan dilas apabila didekat kita ada
orang lain yang tidak menggunakan penutup mata penahan sinar busur listrik.
4. Asap pengelasan dapat membahayakan orang yang menghirupnya oleh sebab itu ventilasai
pada waktu mengelas harus terbuka .
5. Tersengat listrik kemungkinan dapat terjadi, hati hati jangan sampai lantai, sarung tangan
basah dan gunakan peralatan yang terisolasi.
6. Bahaya tersengat panas juga merupakan hal yang harus dihindari oleh karena itu hindari
memegang benda yang dilas dengan tangantanpa sarung tangan.
15
Pengunaan alat perlindungan diri untuk pekerjaan las wajib dipakai setiap praktikan, adapun
peralatan keselamatan kerja pengelasan yang sesuai adalah :
Gambar 13
17
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair, berdasarkan cara kerjanya klasifikasi
pengelasan dapat dibagi menjadi 3 kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan, dan
pematrian
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat luas yang ingin mengetahui
tentang teknik pengelasan dan bermanfaat bagi kita semua.
18
DAFTAR PUSTAKA