Disusun Oleh :
DANY ANDRIYANTO
NIM. 20200130201
Tanggal pengesahan
Disusun Oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Manufaktur
Pembentukan dan Penyambungan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Manufaktur Pembentukan dan Penyambungan. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana cara pengelasan dan
pembentukan plat besi yang baik dan benar dikehidupan sehari – hari bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Totok Suwanda, S. T., M.
T. selaku Dosen Manufaktur Pembentukan dan Penyambungan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni saat ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
melancarkan tugas Praktikum Manufaktur Pembentukan dan Penyambungan
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
DAFTAR ISI
SAMPUL LAPORAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I TEORI
1.1 Pengelasan
1.1.1 Penjelasan Umum Pengelasan
1.1.2 Jenis – jenis Pengelasan
1.1.2.1 Pengelasan SMAW
Prinsip Kerja
Gambar Alat Peralatan dan Penjelasan
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat
1.1.2.2 Pengelasan GMAW
Prinsip Kerja
Gambar Alat Peralatan dan Penjelasan
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat
1.1.2.3 Pengelasa GTAW
Prinsip Kerja
Gambar Alat Peralatan dan Penjelasan
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat
1.1.2.4 Pengelasan Gas (Oksigen dan Asetilen)
Prinsip Kerja
Jenis Nyala Api
Gambar Alat Peralatan dan Penjelasan
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat
1.1.2.5 Pengelasa Titik / Spot Welding
Prinsip Kerja
Gambar Alat Peralatan dan Penjelasan
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat
1.1.3 Posisi Pengelasan
1.1.4 Sambungan Pengelasan
1.1.5 Cacat Pengelasan dan Penyebabnya
1.1.6 Alat Pelindung Diri (APD) Pengelasan
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1........................................................................................................................5
Gambar 1. 2........................................................................................................................7
Gambar 1. 3........................................................................................................................9
Gambar 1. 4......................................................................................................................10
Gambar 1. 5......................................................................................................................11
Gambar 1. 6......................................................................................................................13
Gambar 1. 7......................................................................................................................17
Gambar 1. 8......................................................................................................................20
Gambar 1. 9......................................................................................................................21
Gambar 1. 10....................................................................................................................21
Gambar 1. 11....................................................................................................................22
Gambar 1. 12....................................................................................................................22
Gambar 1. 13....................................................................................................................23
Gambar 1. 14....................................................................................................................24
Gambar 1. 15....................................................................................................................25
Gambar 1. 16....................................................................................................................25
Gambar 1. 17....................................................................................................................26
Gambar 1. 18....................................................................................................................27
Gambar 1. 19....................................................................................................................27
Gambar 1. 20....................................................................................................................28
Gambar 1. 21....................................................................................................................28
Gambar 1. 22....................................................................................................................29
DAFTAR TABEL
TABEL 1............................................................................................................................12
BAB I
TEORI
1.1 Pengelasan
Gambar 1. 1
Gambar 1. 2
Gambar 1. 3
2. Welding Torch
Welding Torch adalah alat yang digunakan sebagai pegangan saat
proses pengelasan, dalam welding torch terdapat beberapa komponen
seperti ceramic cup yang berfungsi sebagai tempat keluarnya gas
pelindung. Kemudian tempat tungsten, penghantar arus listrik, slang
gas pelindung. Untuk detail gambarnya silahkan lihat gambar 1.4 di
halaman berikutnya.
Gambar 1. 4
TABEL 1
Gambar 1. 5
Stationary Spot Welding (SSW) adalah jenis Mesin Las yang termasuk
dalam kelompok RESISTANCE WELDING, bentuknya berdiri dan tidak
bisa digeser - geser tetapi operator yang memegang material yang akan di
las (lihat gambar 1.7), berbeda halnya dengan Portable Spot Welding
(PSW) yaitu alat yang dipegang dan digerakan sesuai keinginan Operator.
Mesin untuk Las Titik dibagi menjadi dua type yaitu Mesin Las Titik
dengan arus AC (arus bolak balik) dan Mesin Las Titik dengan arus DC
(arus searah). Untuk penggunaan mesin Las Titik AC dan mesin Las Titik
DC itu berbeda fungsinya dan tergantung dari bahan material yang akan di
Las, contohnya Mesin Las Titik AC digunakan untuk mengelas dengan
material plat dari bahan Besi (Mild Steel), Stainless Steel (SUS) dan
Mesin Las Titik DC digunakan untuk mengelas material plat dari bahan
Aluminium (ALU), Cooper.
Gambar 1. 8
Gambar 1. 9
Gambar 1. 11
Dibawah ini adalah gambar dan penjelasan posisi las pipa sesuai kode
ASME dan ISO.
Gambar 1. 12
Gambar 1. 13
3. Corner Joint.
Corner Joint mempunyai desain sambungan yang hampir sama dengan
T Joint, namun yang membedakannya adalah letak dari materialnya.
Pada sambungan ini materialnya yang disambung adalah bagian ujung
dengan ujung.
Ada dua jenis corner joint, yaitu close dan open. Sambungan Close
corner adalah jika material 1 ditumpuk pada atas material 2, sedangkan
open corner adalah sambungan plat yang saling bertemu pada bagian
ujung. Untuk detailnya silahkan lihat pada gambar berikut.
Gambar 1. 15
Gambar 1. 16
5. Paralel Joint.
Paralel Joint merupakan jenis sambungan pengelasan yang pada edisi
sebelumnya disebut dengan Edge Joint. Namun, pada edisi yang
terbaru berubah menjadi Paralel. Untuk bagian yang dilas adalah
bagian permukaan dari ketebalan material, bisa juga dibentuk groove
atau becel disetiap bagian. Dapat Anda lihat pada gambar edge joint di
bawah ini tidak ada perubahan bentuk dengan paralel joint, hanya saja
namanya yang berubah.
Gambar 1. 17
2. Porosity
Cacat porosity adalah sebuah cacat pada benda kerja pengelasan yang
berupa sebuah lubang–lubang kecil, dapat berada pada permukaan
maupun di dalam benda kerja tersebut. Porosity sendiri memiliki
beberapa tipe yaitu cluster porosity, blow hole dan gas pore.
Gambar 1. 19
3. Slag Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada bagian
dalam hasil lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang mencair) yang
berada dalam lasan, yang sering terjadi pada bagian stop and run (awal
dan berhentinya proses pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus
melakukan pengujian radiografi atau dengan menggunakan bending.
Gambar 1. 20
4. Tungsten Inclusion
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan
oleh mencairnya tungsten pada saat proses pengelasan yang kemudian
melebur menjadi satu dengan weld metal, cacat ini hampir sama
dengan slag inclusion namun saat diuji radiografi tungsten inclusion
berwarna sangat terang (karena berat jenisnya lebih besar dibanding
logam lasnya). Jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses pengelasan
GTAW.
Gambar 1. 21
5. Incomplete Penetration
Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang
terjadi pada daerah root atau akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP
jika pengelasan pada daerah root tidak tembus atau reinforcemen pada
akar las berbentuk cekung.
Gambar 1. 22
DAFTAR PUSTAKA
Ritachiaw, 2017,
https://batamcivilengineeringscope.blogspot.com/2017/09/proses-pengelasan-
stud-welding-brazing.html
https://id.scribd.com/doc/249390215/DEFINISI-SPRINGBACK
Lampiran
3. Hasil Bending
70
60
50
50
40
30 25
20
10
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
SUDUT BENDING (0)