Teknologi pengelasan
Oleh :
Rikal Embatau
200203502017
Fakultas Teknik
2022
Lembar asistensi
ii
Kata pengantar
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas laporan
ini. Tidak lupa juga Saya ucapkan terima kasih kepada dosen PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGELASAN Wabdillah S.Pd,M.Pd yang telah membimbing Saya
agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun laporan ini. Laporan ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang PRAKTIKUM TEKNOLOGI
PENGELASAN, yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah di lakukan.
Dengan penuh kesabaran laporan ini dapat terselesaikan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pelajar ataupun, umum khususnya pada diri saya sendiri dan
semua yang membaca laporan ini, Dan mudah mudahan juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
Akhir kata kami sebagai penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Dari kami mungkin masih ada kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan praktik ini
Penulis
iii
Daftar isi
Lembar asistensi............................................................................................................ii
Kata pengantar..............................................................................................................iii
Daftar isi.......................................................................................................................iv
Daftar tabel....................................................................................................................v
Daftar gambar...............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Tujuan pembelajaran..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
A. Pengrtian pengelasan busur listrik......................................................................3
B. Jenis jenis las listrik............................................................................................4
1. Las listrik Ac...................................................................................................4
2. Las listrik DC..................................................................................................6
C. Keselamatan kerja.............................................................................................13
BAB III PELAKSANAAN PRATIKUM....................................................................18
A. Belajar mengoprasikan mesin las listrik dan menyalakan busurnya................18
B. Membuat rigi-rigi (gerigi) Las pada logam tebal.............................................20
C. Menyambung dua buah logam menggunakan las listrik..................................20
D. Membuat benda karya......................................................................................24
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................27
A. Kesimpulan.......................................................................................................27
B. saran..................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................28
iv
Daftar tabel
v
Daftar gambar
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada era serba teknologi ini teknik pengelasan sangat diperlukan untuk
berbagai proses pengerjaan arallel seperti, pemotongan logam dan
penyambungannya, konstruksi bangunan baja, dan konstruksi permesinan yang
memang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi manufaktur. Teknologi pengelasan
termasuk yang paling banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan
seperti bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik pengelasan menjadi ringan
dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Kualitas dari hasil pengelasan
sangat tergantung pada keahlian dari penggunanya dan persiapan sebelum
pelaksanaan pengelasaan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat
panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai
ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Definisi las
berdasarkan DIN (Deutche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau
cair. Secara umum pengelasan dapat didefinisikan sebagai penyambungan dari
beberapa batang logam dengan memanfaatkan arall panasPenyambungan dua buah
logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau pelumeran, dimana
kedua ujung logam yang akan disambung di buat lumer atau dilelehkan dengan
busur nyala atau panas yang didapat dari busur nyala listrik (gas pembakar) sehingga
kedua ujung atau bidang logam merupakan bidang masa yang kuat dan tidak mudah
dipisahkan
2
B. Tujuan pembelajaran
Welding (OAW)
Welding (OAW)
3
C. Las listrik Ac
Mesin las AC adalah jenis mesin las yang menggunakan transformator (trafo)
sebagai sumber nyala pada busur listriknya. Secara teknis nya jenis mesin las listrik
ini menggunakan listrik trafo sebagai media. Untuk merubah arus listrik yang
diterimanya. Menjadi arus bolak-balik. Atau biasa disebut dengan arus
AC. Dikarnakan arus listrik AC dari PLN memiliki tegangan yang tinggi.
Dibandingkan dengan kebutuhan pengelasan yg berkisar antara 55 Volt sampai
85 Volt. Maka membutuhkan trafo penurun tegangan.
Dalam kinerjanya trafo akan berfungsi mengubah tegangan arus listrik. Yang
biasanya masuk lebih tinggi dari kebutuhan. Menjadi tegangan yang sesuai. Dan bisa
digunakan pada mesin aralle sendiri. Untuk memaksimalkan kinerjanya. Biasanya
jenis trafo las ini menggunakan daya yang cukup besar. Disebabkan oleh tingginya
kebutuhan daya listrik yang digunakan. Untuk mencairkan logam dan elektroda di
dalam proses pengelasan.
5
D. Las listrik DC
Mesin las DC adalah jenis las listrik yang menggunakan arus arallel untuk
menghasilkan daya. Pada umumnya berasal dari sebuah arall motor listrik yang
searah. Dinamo ini dapat digerakan oleh motor diesel, motor listrik, motor bensin dan
lain-lain. Jenis mesin las listrik ini memerlukan suatu alat yang berfungsi. Untuk
merubah arus menjadi arus arallel yang dapat digunakan. Sebagai penyearah
arus (rectifier).
Pengelasan ac Pengelasan dc
mengecek kesesuaian out put arus pengelasan pada indikator dengan kenyataannya
yang terlihat pada tang ampere.
Jenis trafo las juga perlu dipertimbangkan apakah trafi AC atau DC. hal ini
terkait dengan jenis elektroda yang akan digunakan. jika menggunakan multi
electrode, pilihlah trafo DC. Cara mengoperasikan trafo las terlebih dahulu harus
dilihat instalasinya. Kabel tenaga ke trafo las, kabel massa, kabel elektroda dan
kondisi trafo sendiri, apakah pada
tempat yang kering atau basah. setelah diketahui instalasinya baik, maka saklar utama
pada kabel tenaga di on kan, selanjutnya saklar pada trafo las di on kan. pastikan
kabel massa dan kabel elektroda tidak dalam kondisi saling berhubungan. atur arus
pengelasan yang dibutuhkan dan selanjutnya gunakan untuk mengelas. Apabila
proses pengelasan telah selesai, trafo las dimatikan kembali.
5. Elektroda
Elektroda adalah suatu material yang digunakan dalam pengelasan listrik yang
berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala. Pada gambar diatas
adalah jenis elektroda yang melebur ketika proses pengelasan.
Gambar 10 Eleltroda
E. Keselamatan kerja
Baju kerja las merupakan baju yang bisa melindungi segala komponen tubuh dari
panas dan percikan las. Sebab itu terdapat Apron sebagai tambahan, apron dada dan
apron lengan ini terbuat dari bahan kulit. Sebab jikalau dari kain lazim karenanya
baju akan lubang, hal ini disebabkan tingginya suhu percikan las.
Welding gloves atau sarung tangan las merupakan sarung tangan yang memang
khusus dijadikan untuk pengerjaan profesi las, bahan sarung tangan las terbuat dari
kulit atau bahan sejenis asbes dengan kelenturan yang bagus. Welding gloves
berfungsi untuk melindungi kedua tangan dari percikan las atau spater dan panas
material yang dibuat dari pengerjaan pengelasan.
Sepatu las merupakan sepatu yang terbuat dari kulit dan komponen depan sepatu
terdapat sebuah plat baja yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan
bendan yang berat dan benda yang tajam. Sebab itu sebab bersifat isolator, sepatu ini
juga melindungi dari bahaya sengatan listrik.
5) Kaca las
memiliki pengkodean nomor, adalah nomor 6, 7, 8 , 10, 11, 12 dan 14. Kecuali besar
ukurannya karenanya densitas atau kegelapan kaca hal yang demikian juga kian
tinggi. Jadi Anda bisa menyesuaikan yang sesuai dengan keadaan mata Anda. Sebab
itu juga ukuran ampere yang diaplikasikan, sebab ampere yang besar akan
memunculkan sinar yang lebih jelas.
6) Masker Las
Masker berfungsi sebagai alat perlindung pernapasan dari bahaya asap las, sebab asap
las berbeda dengan asap lazim. Asap las ini yakni hasil pembakaran dari bahan kimia
untuk perlindungan lasan dan juga pembakaran atau pelelehan dari material lasan.
Oleh sebab itu asap las ini hampir seperti serbuk bersih dan betul-betul berbahaya alat
pernapasan kita.
elektroda yang sudah terjepit pada penjepit elektroda, pada benda kerja
yang sudah terhubung dengan kabel massa. Arah penggoresan
elektroda membentuk busur atau seperti cara menggoreskan korek api,
seperti terlihat pada gambar (A), adapun cara menyalakan las DC
dengan cara menggoreskan dengan arah naik turun, seperti terlihat
pada gambar (B), elektroda digerakkan lurus kebawah sampai
menyentuh benda kerja kemudian diangkat diameter elektroda.
nyala) dengan benda kerja akan semakin renggang. Untuk menjaga agar panjang
busur nyala tetap sama, maka pemegang elektroda harus diturunkan secara perlahan -
lahan.
1. Siapkan benda kerja berupa besi strip dan kikir/grinda bagian-bagian yang
tajam.
2. Buat garis jalur las sebanyak dua garis menggunakan kapur atau stip ex, untuk
memudahkan dalam pengelasan yang lurus.
3. Tempatkan bahan diatas meja kerja dengan posisi rata/ di bawah tangan.
4. Atur amper pengelasan sesuai ketentuan.
5. Mengelas dengan teknik ayunan ALUR SPIRAL seperti gambar dibawah ini :
Sesuai namanya, T joint adalah jenis sambungan yang berbentuk menyerupai huruf T.
Tipe sambungan ini banyak sekali diaplikasikan untuk konstruksi atap, konveyor, dan
beberapa jenis konstruksi lainnya. Sambungan T dibuat dengan memotong 2 bagian
pada sudut 90° dengan satu bagian yang terletak di tengah bagian lainnya secara
tegak lurus yang membentuk huruf T.
Butt Joint
Merupakan sambungan yang dibentuk dengan cara menyatukan ujung pada kedua
bagian. Pada sambungan las butt joint, bedua bagian objek yang ingin dilas
diletakkan pada bidang yang sama dan saling berdampingan. Secara pengaplikasian,
sambungan butt joint ini adalah sambungan yang paling sederhana yang digunakan
untuk menyatukan objek laS
22
Lap Joint
Adalah sambungan yang terdiri dari dua benda kerja / objek las yang saling
bertumpukan (tumpeng tindih). Pengaplikasian sambungan ini biasanya cenderung
untuk objek berbentuk plat tipis seperti body kereta. Lap joint bisa di aplikasikan
oada salah satu sisi saja atau pada kedua sisi agar kekuatan las lebih baik..
Corner Joint adalah sambungan yang dibentuk dari dua buah benda kerja / objek
dengan cara lasnya membentuk sudut berbentuk huruf “L. Hampir sama dengan Tee
Joint, bedanya sambungan ini dibentuk pada ujung objek lainnya.
Edge Joint
Edge joint diaplikasikan dengan cara menggabungkan 2 buah objek / benda las yang
dibentuk secara parallel. Kedua bagian tersebut juga dapat dibuat sejajar atau
memiliki flensing edge.
Pada pembuatan benda kerja saat ini, saya dan teman-teman kelas membuat
realing gazebo yang akan dipasang di pada gazebo dekat laboratorium PTO yang
terletak di belakangan lapangan futsal teknik Universitas Negeri Makassar.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. saran
DAFTAR PUSTAKA