PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
AGUNG FEBRIANSYAH
NIM: 06121381722065
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Penulis bisa
menyelesaikan makalah tentang administrasi sarana dan prasarana pendidikan untuk
penyelesaian tugas dari mata kuliah Penelitian Pendidikan Teknik Mesin. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu pembuatan penelitian
ini, sehingga ini bisa selesai dan In Syaa Allah bisa menjadi pegangan pada pengajaran
mata kuliah Penelitian Pendidikan Teknik Mesin
Walaupun penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis
berharap kepada Bapak Harlin, Drs.,M.Pd.dan Elfahmi Dwi Kurniawan, S.Pd.,
M.Pd.T. sebagai dosen pembimbing dan teman-teman untuk memberikan kritik dan
saran untuk penyempurnaan Penelitian Pendidikan Teknik Mesin ini.
Penulis dari penelitian ini berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi kita
semua. Saya sebagai penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian dari semua
pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................................... 13
3.3 Bahan Dan Alat ............................................................................................... 14
3.3.1 Bahan ......................................................................................................... 14
3.3.2 Alat ............................................................................................................. 14
3.4 Spesifikasi Bahan Uji ...................................................................................... 14
3.5 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 15
3.5.1 Langkah Persiapan ................................................................................... 15
3.5.2 Langkah Pengujian ................................................................................... 15
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 16
3.7 Instrumen Penelitian ....................................................................................... 16
3.8 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 17
3.9 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian Gambar ............................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 19
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengujian Sambungan Las .................... Error! Bookmark not defined.7
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada zaman saat ini kemajuan teknologi produksi semakin maju sehinga dapat
dibilang hampir semua logam dapat dilas.menurut. Pengelasan adalah salah satu teknik
penyambungan logan dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam
pengisi dengan atau tanpa tekanan dengan logam tambahan dan menghasilkan
sambungan yang kontinu (Sonawan, 2006), Pengelasan suatu proses pemyambungan
dua logam yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair makah pada saat membeku
akan terbentuk sambungan las,pada saat pengelasan pasti memerlukan elektroda.
Ada banyak jenis variasi kampuh yaitu kampu v, kampuh x , kampuh Y dan
masih banyak lagi.kampuh sendiri befungsi untuk membuat rongga pada bagian logam
dan fungsi lain nya untuk membuat jalur cairan las itu sendiri,selain itu ada juga harus
1
tegangan yang fungsinya untuk melebur elektroda.semakin kuat harus tegangan makah
semakin kuat pengelasan.menurut (ferrysetiawan, 2016), Dari variasi kuat arus yang
diberikan ke masing-masing spesiment didapatkan semakin tinggi kuat arus maka
semakin besar juga tegangan tariknya. Untuk sudut 50°, sudut 70° dan sudut 90° bila
dipadukan dengan peningkatan kuat arus pengelasan maka nilai kekuatan tariknya
semakin bertambah.namun banyak tukang las atau welder yang tidak memahami ini.
Kebanykan tukang las atau welder cuman mengandalkan pengalaman tanpa ada
perhitungan dalam pengelasan, oleh karena itu kebanyakan sambungan lasan yang
tidak kuat atau mudah lepas seperti pengelasan jembatan,kursi,dan pagar.
2
1.3 Batasan Masalah
Agar pada penelitian ini permasalahan yang di bahas lebih jelas dan tearah
maka perlu di berikan batasan masalah demi tujuan yang ingin di capai,oleh karena itu
peneliti membatasi masalah pada, Pengujian Pada Variasi Kampuh Dan Kekuatan
Arus.Kekuatan Uji Tarik Pada Sambungan Las baja karbon rendah.
1.5.1 untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi kampu terhadap uji
Tarik
1.5.2 untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kuat arus terhadap uji Tarik
1.6.1 dengan dilakukan penelitian ini penyusun dapat menerapkan ilmu dari
teori dan melakukan praktik secara langsung tentang pengujian tarik terhadap
baja karbon rendah
1.6.2 memberi pengetahuan tentang kekuatan variasi kampuh dan kuat arus
terhadap uji tarik terhadap baja karbon rendah
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.2 Pengelasan
Pengelasan merupakan proses penyambungan dua buah logam khususnya baja
untuk menghasilkan sebuah kontruksi mesin dilaksanakan dalam keadaan lumer atau
cair (Pribadi dkk, 2012).pengelasan menurut Alip (1989) adalah suatu aktivitas
menyambung dua bagian benda atau lebih dengan cara memanaskan atau menekan atau
gabungan dari keduanya sedemikian rupa sehingga menyatu seperti benda utuh.
Penyambungan bisa dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal) yang sama atau
berbeda titik cair maupun strukturnya.
4
Gambar 2.1 Pengelasan
5
tanpa banyak mengalami hambatan, sehingga perlu dipilih kabel yang sesuai dengan
arus yang dialirkan.
c) Elektroda Berdasarkan selaput pelindungnya, elektroda dibedakan menjadi
dua macam, yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput. Elektroda berselaput terdiri
dari bagian inti yang berfungsi sebagai filler metal dan zat pelindung atau fluks yang
berfungsi untuk:
1) Melindungi cairan las, busur listrik, dan benda kerja yang dilas dari udara
luar. Udara luar mengandung oksigen yang dapat mengakibatkan
terjadinya oksidasi, sehingga dapat mempengaruhi sifat mekanis dari
logam yang dilas.
2) Memungkinkan dilakukannya posisi pengelasan yang berbeda-beda.
3) Memberikan sifat-sifat khusus pada hasil pengelasan dengan cara
menambah zat-zat tertentu pada selaput elektroda dan lain sebagainya
d) Pemegang elektroda Pemegang elektroda berfungsi sebagai
penjepit/pemegang ujung elektroda yang tidak berselaput, dan juga berfungsi untuk
mengalirkan arus listrik dari kabel ke elektroda.
e) Tang penghubung kabel massa Tang penghubung kabel massa berfungsi
untuk menghubungkan kabel massa dengan benda kerja yang akan dilas.
f) Alat bantu Alat bantu sifatnya tidak mutlak harus ada. Fungsinya adalah
sebagai pembantu untuk mempermudah dalam pengelasan. Alat bantu yang umum
digunakan contohnya: palu terak, tang untuk memegang benda kerja yang masih panas,
sikat kawat, topeng las, dan sebagainya.
6
listrik belum sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan. Bisa terjadi
tegangan terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga besarnya tegangan perlu
disesuaikan terlebih dahulu dengan cara menurunkan atau menaikkan tegangan. Alat
yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan disebut transformator
atau trafo. Kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah trafo step-down,
yaitu trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan. Hal ini disebabkan listrik dari
pembangkit listrik 16 mempunyai tegangan yang tinggi (110 volt sampai 240 volt),
padahal kebutuhan tegangan yang dikeluarkan oleh mesin las untuk pegelasan hanya
55 volt sampai 85 volt
2. Mesin las arus searah (mesin DC) Arus listrik yang digunakan untuk
memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin
las yng berupa dinamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor
listrik, motor bensin, motor diesel, dan penggerak mula lainnya. Mesin arus searah
yang menggunakan 17 penggerak mula memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai
penyearah arus. Penyearah atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik
(AC) menjadi arus searah (DC).
7
Ada lima jenis sambungan dasar pengelasan, meskipun dalam praktiknya dapat
ditemukan banyak variasi dan kombinasi, diantaranya adalah [Wiryosumanto, 1996]:
8
e. Sambungan sisi (edge joint) Sambungan sisi dibagi dalam sambungan las dengan
alur dan sambungan las ujung. Untuk jenis yang pertama pada pelatnya harus dibuat
alur sedangkan pada jenis kedua pengelasan dilakukan pada ujung pelat tanpa ada alur.
Sambungan ini digunakan untuk menjaga dua atau lebih pelat agar tetap pada suatu
bidang tertentu ataupun untuk mempertahankan kedudukan seperti semula.
2.4 baja
Besi murni lunak, tidak kuat sehingga tidak dapat dipakai. Untuk menambah
kekuatan, karbon (C) 2% atau kurang ditambahkan ke besi murni membentuk
material struktur campuran besi karbon. Material ini disebut baja karbon. Disamping
karbon, baja karbon terdiri dari sejumlah kecil mangan (Mn), dan silikon (Si), dan
sedikit phospor (P) serta belerang (S) sebagai unsur-unsur pada pembuatan baja. Sifat
baja karbon sangat bergantung pada kadar karbon yang terkandung di dalamnya, bila
kadar karbon tinggi maka nilai kekuatan dan kekerasan juga akan bertambah tinggi
tetapi perpanjangannya akan menurun. Karena itu, baja karbon dikelompokkan
berdasarkan kadar karbonnya [Wiryosumarto, 1996].bisa diliat pada gambar 2.2
9
Gambar 2.3 baja karbon rendah
Persamaan penelitian yang terdahulu dengan yang saya teliti adalah teletak pada
pengujian tarik dengan mengkombinasikan kampuh v dan teganag arus.perbedaanya
yaitu penelitian yang sebelumnya menggunakan bahan aluminium 5083,variasi
kampuh v 60º ,80º dan variasi arus listrik 130 amper,150 amper,170 amper dan 200
amper sedangkan penelitian saya menggunakan bahan baja karbon renda st37-2 dengan
variasi kampuh U 70º,90º dan varisi arus tengangan 90 amper ,120 amper dan 140
amper
10
2. Penelitian yang relevan oleh ferry setiawa (2016), yang berjudul “pengaruh variasi
sudut kampuh v dan kuat arus dengan las shielded metal arc welding (smaw) pada baja
A36 terhadap sifat mekanik”,penelitian yang di lakukannya adalah untuk mengetahui
seberapa pengaruh kuat arus listrik dan sudut kampuh v terhadap baja a36,hasil dari
analisa besaran sudut kampuh dengan dipadukan dengan kuat arus ditengah antara 70
ampere sampai 110 ampere, mempunyai kekuatan tarik terbesar yang mengunakan
sudut 70° nilai kekuatan tariknya sebesar 495.84 mpa dan untuk besaran sudut 90° nilai
kekuatan tariknya terendah yaitu sebesar 482.71 mpa. Dan sudut 50° nilai kekuatan
tarik 494.2 mpa
persamaan penelitian yang terdahulu dengan yang saya teliti adalah teletak pada
pengujian tarik dengan mengkombinasikan kampuh v dan teganag arus.perbedaanya
yaitu penelitian yang sebelumnya menggunakan bahan baja a36,variasi kampuh v 50º
,70º,90º dan variasi arus listrik 70 amper,90 amper dan 110 amper sedangkan
penelitian saya menggunakan bahan baja karbon renda st37-2 dengan variasi kampuh
U 70º,90º dan varisi arus tegangan 90 amper ,120 amper dan 140 amper
11
2.6 konseptual
Pengelasan (SMAW)
Pengujian Tarik
BAB III
12
BAB III
METODE PENELITIAN
13
3.3 Bahan Dan Alat
3.3.1 Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah material baja karbon rendah
st 37 sebanyak 6 buah dan bahan pengisi Elektroda E 6013.
3.3.2 Alat
Peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk penelitian ini harus
dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini adalah peralatan
yang digunakan untuk penelitian.
1. Mesin las SMAW
2. Peralatan pengelasan
3. Penggaris
4. Jangka sorong
5. Bevel (pengukur sudut)
6. Kikir
7. Ampelas
8. Mesin gergaji dan perlengkapannya
9. Mesin frais vertikal dan perlengkapannya
10. Alat uji tarik: Universal Testing Machine “Controlab”
14
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Langkah Persiapan
agar penelitian berjalan dengan lancer harus di lakukan beberapa persiapan
yaitu :
1. mempersiapakan alat dan bahan yang akan digunakan
2. melakuakn pengecekan alat yang akan di gunakan
3. potong benda kerja menjadi 12 bagian yang nantinya menjadi 6 pasang
4. kemudian pembuatan kampuh v, 3 pasang benda kerja dengan sudut 700 dan
3 pasang lagi dengan sudut 900
5. lakukan lah 3 pengelasan dengan sudut kampuh v 700,dengan cara pengelasan
yang berbeda beda. Pengelasan benda kerja yang pertama dengan
menggunakan kuat arus 90 amper, benda kerja yang kedua menggunakan
kuat arus 120 amper dan benda kerja yang ketiga menggunakan 140 amper.
6.kemudian 3 benda kerja yang satunya dengan susut 900, juga di lakukan
pengelasan yang sama dengan menggunakan kuat arus 90 amper, benda
kerja yang kedua menggunakan kuat arus 120 amper dan benda kerja yang
ketiga menggunakan 140 amper.
7. bersihkan kotoran- kotoran las yang ada di benda kerja dengan palu torak
15
Sedikit demi sedikit gaya atau beban dari tenaga pompa hingga benda uji
putus dan berada pada gaya atau beban yang maksimal.
5. gaya atau beban yang maksimal ditandai dengan putusnya benda uji terdapat
pada layar dan dicatat sebagai data.
6. hasil diagram terdapat pada kertas millimeter blok yang ada pada meja plotter
7. menghitung besarnya tegangan tarik,tegangan luluh dan regangan dari data
yang telah di dapatkan dengan menggunakan rumus sesuai dengan
persamaan yang sudah ada.
16
Table 3.1 pengujian sambungan las smaw dengan variasi kampuh dan kuat arus
tegangan pada pengujian tarik
Kuat arus Kampuh v 700 Kampuh v 900
90 amper
120 amper
140 amper
17
3.9 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian Gambar
mulai
Studi Literatur
Pengelasan SMAW
Pembuatan spesimen
Pengujian tarik
Data
Analisis data
Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19