Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatulahi Wabarokatuh,


Puji syukur kehadirat Allah Subhanallahhu Ta’ala yang telah memberi
banyak nikmat dan karunia sehingga sampai saat ini penulis masih dalam keadaan
sehat wal ‘afiyat. Sholawat dan salam tetap tetap tercurahkan kepada Rosulullah
Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wasallam yang senantiasa menjadi suri tauladan
penulis hingga saat ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak termasuk
Bapak Drs. Solichin, S.T., M.Kes. selaku Dosen pendamping Mata kuliah
Praktikum Pengelasan sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku yang berjudul
“Teknik Dasar Pengelasan, WPS (Welding Procedure Specification), Job Sheet
pengelasan SMAW dan OAW” dengan sebaik-baiknya. Harapan penulis semoga
Buku ini dapat menjadi informasi dan bahan referensi pada pembaca.
Akhir kata, apabila ada tata tulis, Bahasa, ataupun yang lain yang kurang
berkenan penulis mohon maaf , untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
para pembaca yang bersifat membangun.

Wallahulmuwafiq Ila Aqwamit Thoriq,


Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Malang, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

BAB 1 DEFINISI, PROSEDUR PENGELASAN DAN TEKNIK DALAM


PENGELASAN
1.1 Definisi Prosedur Pengelasan ................................................................1
1.2 Prosedur Pengelasan dan Teknik dalam Pengelasan .............................1

BAB 2 WELDING PROCEDURE SPECIFICATION


2.1 Definisi WPS (Welding Procudure Specification) ................................4

BAB 3 WPS (WELDING PROCEDURE SPECIFICATION), JOB SHEET


SMAW DAN OAW
3.1 WPS (Welding Procedure Specification) dan Job Sheet
SMAW Job 1.........................................................................................6
3.1.1 WPS SMAW 1G (Achmad Syaifullah) .....................................6
3.1.2 Job Sheet SMAW 1G (Erick Kantona) ......................................7
3.2 WPS (Welding Procedure Specification) dan Job Sheet
SMAW Job 2.........................................................................................9
3.2.1 WPS SMAW 2G (Agan Herlambang) .......................................9
3.2.2 Job Sheet SMAW 2G (Erick Kantona) ....................................10
3.3 WPS (Welding Procedure Specification) dan Job Sheet
SMAW Job 3.......................................................................................12
3.3.1 WPS SMAW 3G (Alfin Dingarai Putra) ..................................12
3.3.2 Job Sheet SMAW 3G (Fadel Febrilian Mukhlis) .....................13
3.4 WPS (Welding Procedure Specification) dan Job Sheet
OAW Job 1..........................................................................................16
3.4.1 WPS OAW 1 (Arfa Dhaulhaq Firdaus Ar-rasyid) ...................16
3.4.2 Job Sheet OAW 1 (Fadel Febrilian Mukhlis) ..........................18
3.5 WPS (Welding Procedure Specification) dan Job Sheet

ii
OAW Job 2..........................................................................................22
3.5.1 WPS OAW 2 (Hendri Risantoro) .............................................22
3.5.2 Job Sheet OAW 2 (Helga Pratama) ........................................... ?
3.6 WPS (Welding Procedure Specification) dan Job Sheet
OAW Job 3..........................................................................................24
3.6.1 WPS OAW 3 (Ainur Yadi Al-Qudsyi) ....................................24
3.6.2 Job Sheet OAW 3 (Helga Pratama) ........................................... ?

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Benda Kerja SMAW 1G .....................................................................8


Gambar 3.2 Benda Kerja SMAW 2G ...................................................................11
Gambar 3.3 Benda Kerja SMAW 3G ...................................................................15
Gambar 3.4 Regulator Asitelin .............................................................................19
Gambar 3.5 Regulator Oxygen .............................................................................19
Gambar 3.6 Benda Kerja OAW 1 .........................................................................21

iv
DEFINISI, PROSEDUR
PENGELASAN DAN TEKNIK
DALAM PENGELASAN
BAB 1
DEFINISI, PROSEDUR PENGELASAN DAN TEKNIK DALAM
PENGELASAN

1.1 Definisi Prosedur Pengelasan.

Prosedur pengelasan adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan


pengelasan yang meliputi cara pembuatan kontruksi las yang sesuai dengan rencana
dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan tersebut. Karena itu mereka yang menentukan prosedur pengelasan
harus mempunyai pengetahuan dalam teknologi las, dapat menggunakan
pengetahuan tersebut dan mengerti tentang efisiensi dan ekonomi dari aktivitas
produksi. Untuk setiap pelaksanaan pekerjaan harus dibuat prosedur tersendiri
secara terperinci termasuk menentukan alat yang diperlukan yang sesuai dengan
rencana pembuatan dan kwalitas produksi. Dibawah ini akan diterangkan cara-cara
dasar dalam membuat prosedur pengelasan untuk krontuksi baja pada umumnya.

1.2 Prosedur Pengelasan dan Teknik Dalam Pengelasan.


Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang
paling sesuai untuk tiap - tiap sambungan las yang ada pada kontruksi. Dalam hal
ini tentu dasarnya efisiensi yang tinggi, biaya murah, penghematan tenaga
penghematan energi sejauh mungkin. Proses pengelasan yang dipilih harus sudah
ditentukan dalam tahap perencanaan kontruksi. Dalam pemilihan ini sebaiknya
dibicarakan diantara tiga pihak yaitu pihak berencana, pihak pelaksana dan pihak
peneliti dilaboratorium dengantitik berat pada pelaksana. Dalam penentuan ini
dengan sendirinya harus dipertimbangkan juga alat yang akan digunakan, latihan
bagi pekerja bia diperlkan, persetujuan dari pihak keselamaatan kerja, penentuan
cara peeriksaan dan lain sebagainya.
Bila proses pengelasan telah dirtentukan untuk tiap tiap sambungan maka
tahap nerikutnya adalah menentukan syarat syarat pengelasan, urutan pangelasan
dan persiapan pengelasan, baru setelah itu harus ditenhtukan cara cara
menghilangkan deformasi dan laku panas yang diperlukan.
1. Persiapan pengelasan.

1
Mutu dari hasil pengelasan tergantung dari pengerjaan las nya itu sendiri
juga sangat tergantung dari persiapanya sebelum pelaksaanan pengelasan, Karena
itu persiapan pengelasan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama
dengan pelaksanaan pengelasan, Persiapan umum dalam pengelasan meliputi
penyediaan bahan, pemilihan mesin las, penunjukan juru las, penentuan alat perakit
dan beberapa hal lainya lagi.
Dalam menentukan alat alat, disamping menentukan lasnya itu sendiri hal
yang juga tdak kalah pentingnya adalah penentuan alat perait atau alat bantu. Alat
perakit ini adalah alat alat khusus yang dapat memegang dengan kuat bagian bagian
yang akan dilas sehingga hasil pengelasan mempunyai bentuk yang tepat. Jadi
pemilihan alat bantu yang tepat akan menentukan ketelitian bentuk akhir dan akan
mengurangi waktu pengelasan. Alat perakit dalam pengelasan dapat dibagi dalam
dua kelompok yaitu kelompok yang memegang bagian-bagian yang akan dilas pada
tempatnya sehingga memudahkan pengelasan dan yang kedua adalah pemegang
yang dapat menahan perubahan dari bentuk konstruksi.
2. Persiapan bagian yang akan dilas.
a) Persiapan sisi las.
Setelah penentuan proses pengelasan maka geometri sambungan
harus ditentukan dengan memperhatikan tigkatan teknik dari begian
pembuatan, sifat keampuan pengerjaan nya dan kemungkinan penghematan
yang akhirnya tertuju pada bentuk alur.
b) Posisi pengelasan dan alat pemegang.
Posisi pengelasan yang terbaik dilihat dari sudut kualitas sambungan
dan efisiensi pengelasan adalah pasisi datar, karena itu dalam manentukan
urutan perakitan landasan perakitan alat perakit harus mengusahakan sejauh
mungkin menggunakan posisi datar.
c) Las ikat dan perakitan.
Dalam penyetelan ini sering sekali bagian bagian harus dihubungkan
satu sama lain dengan lasan pendek-pendek pada tempat tempat tertentu
yang dinamakan las ikat.
d) Pemeriksaan dan perbaikan alur.

2
Bentuk dan ukuran alur turut menentukan mutu lasan, karena itu
pemeriksaan terhadap ketelitian bentuk dan ukuran nya harus juga
dilakukan pada saat sebelum pengelasan.
e) Pembersihan alur.
Kotoran-kotoran seperti karat, terak, minyak, air dan lain sebagainya
bila tercampur dengan logam las dapat menimbulkan cacat las seperti retak,
lubang halus dan lain sebagainya yang dapat mambahayakan kontruksi,
karena itu kotoran-kotoran itu harus dibersihkan sebelum pelaksanaan
pengelasan. Pembersihanya yaitu dengan cara mekanik atau cara kimia.

3
WELDING PROCEDURE
SPECIFICATION
BAB 2
WELDING PROCEDURE SPECIFICATION

2.1 Definisi WPS (Welding Procedure Specification).

WPS adalah standar pengelasan tertulis berisikan guideline/pedoman bagi


welder. Dokumen Persyaratan Code lain dapat pula disediakan untuk menyediakan
arahan dalam pekerjaan pengelasan. Standar & Code per disiplin:
a. Structural. (US : AWS D1.1, Europe : EEMUA 158)
b. Piping. (ASME/ANSI Section IX)
c. Pipeline. (API 1104)
d. Client requirement.
WPS yang baik selalu didukung pula dengan PQR (Procedure Qualification
Record). PQR adalah dokumen data pengelasan pada sample pengujian dimana
terhadap hasil tes. Pada umumnya parameter2 aktual yang digunakan akan lebih
sedikit saat dilakukannya proses pengelasan lapangan. PQR yang baik akan
memberikan parameter penting termasuk parameter tambahan yang dipersyaratkan
pada proses pengelasan. Sedangkan variable/parameter lainnya dapat pula
digunakan sebagai pilihan. Salah satu contoh variabel penting adalah kuat tarik dari
kawat las sedang yang variabel lain seperti pembersihan metal dengan sikat/brush.
Faktor2 penting yang ada dalam prosedur pengelasan (Welding procedure):
1. Jenis Join/sambungan.
2. Jenis logam dasar.
3. Logam pengisi.
4. Elektroda/fluks.
5. Panas.
6. Posisi.
Contoh suatu kawat las dengan kelas E 7016; berarti 70 ksi, angka 1 berarti
untuk semua posisi pengelasan, angka 6 berarti kadar hidrogen rendah. Perlu diingat
bahwa setiap WPS yg telah dibuat akan mengacu pada standar klien dimana
diterapkan di lapangan sebagaimana pada tes las yg telah dilakukan. Pada kasus
tertentu, prosedur ini dapat digunakan pada tempat lain selama kontraktor dapat
menunjukkan sistem akan sama. Berikut adalah jenis2 pengelasan:

4
A. SMAW (Shielded Metal Arc Welding).
B. SAW (Submerged Arc Welding).
C. GMAW (Gas Metal Arc Welding).
D. FCAW (Flux Cored Arc Welding).
E. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding).

5
WPS (WELDING
PROCEDURE
SPECIFICATION), JOB
SHEET SMAW & OAW
BAB 3
WPS (WELDING PROCEDURE SPECIFICATION), JOB SHEET SMAW &
OAW

3.1 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet SMAW Job 1.
3.1.1 WPS SMAW 1G (Achmad Syaifulloh).

6
3.1.2 Job Sheet SMAW 1G (Erik Kantona).
A. Tujuan :
a) Untuk memenuhi tugas praktikum pengelasan.
b) Memberi prosedur pengelasan yang baik dan benar sesuai standar SOP.
c) Mengedukasi tata cara pengelasan SMAW 1G.
B. Alat dan Bahan :
a) Seperangkat peralataan las busur manual.
b) Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.
c) Lembaran kerja/gambar kerja.
d) Plat 1 buah.
e) Elektroda RB-26 dengan diameter 2,6mm.
C. Keselamatan Kerja :
a) Periksa sambungan kabel las. Jaga agar tidak ada yang kurang
kuat/longgar. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari lokasi
pengelasan.
b) Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan sesuai
dengan fungsinya.
c) Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.
d) Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang cukup.
e) Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga cahaya
las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang berada di sekitar
lokasi.
f) Bertanyalah pada Instruktur/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak
dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
g) Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Langkah Kerja :
a) Siapkan plat bahan las, kikir/ grinda bagian yang tajam.
b) Gambar benda kerja dengan 3 garis lurus memanjang dengan jarak dari
tepi masing-masing 10 mm.
c) letakkan benda kerja pada meja pengelasan.
d) Atur amper pada mesin las sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengelasan
ini gunakan amper 70-80°.

7
e) Lakukan pengelasan dengan menarik busur las secara perlahan dari kiri
ke kanan, dengan sudut kemiringan busur dengan benda kerja 10-15‘,
buat kepala, badan dan ekor.
f) Bersihakan sisa kerak dari proses pengelasan dengan cara memukul ke
depan menggunakan palu.
g) Periksakan hasil las yang dikerjakan pada Instruktor/ pembimbing.
h) Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing,
jika belum mencapai kriteria.

Hasil pengelasan 1G

Gambar 3.1 Benda Kerja SMAW 1G

8
3.2 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet SMAW Job 2.
3.2.1 WPS SMAW 2G (Agan Herlambang).

9
3.2.2 Job Sheet SMAW 2G (Erik Kantona).
A. Tujuan :
a) Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja.
b) Mengatur penggunaan arus pengelasan sesuai dengan pekerjaan.
c) Mampu melakukan proses pengelasan 2G sesuai SOP.
B. Alat Dan Bahan :
a) Seperangkat peralataan las busur manual.
b) Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.
c) Lembaran kerja/gambar kerja.
d) Plat 1 buah.
e) Elektroda RB-26 dengan diameter 2,6 mm.
C. Keselamatan Kerja :
a) Periksa persambungan kabel las. Jaga agar tidak ada yang kurang
kuat/ longgar. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari lokasi
pengelasan.
b) Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan sesuai
dengan fungsinya.
c) Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.
d) Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang
cukup.
e) Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga
cahaya las tidakmengganggu lingkungan/ orang lain yang berada di
sekitar lokasi.
f) Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak
dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
g) Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Langkah Kerja
a) Siapkan bahan las, kikir (gerinda) bagian-bagian yang tajam.
b) letakkan plat yang akan dilas di atas meja las, tempatkan secara
vertikal.

10
c) Atur ampere pengelasan hingga menunjukan angka 70-80 pada mesin
las.
d) Lakukan proses pengelasan secara vertikal dengan kemiringan busur
las 10-15’ dari atas ke bawah mengikuti gambar yang telah di buat
pada plat/benda kerja.
e) Bersihkan kerak hasil las tersebut dengan palu, setelah bersih dari
kerak lakukan pengelasan yang sama hingga seluruh pola/gambar
kerja terpenuhi las kita.
f) Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/
pembimbing.
g) Periksakan hasil las yang dikerjakan pada Instruktor/ pembimbing.
h) Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing,
jika belum mencapai kriteria.

Hasil Pengelasan 2G

Gambar 3.2 Benda Kerja SMAW 2G

11
3.3 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet SMAW Job 3.
3.3.1 WPS SMAW 3G (Alfin Dingarai Putra).

12
3.3.2 Job Sheet SMAW 3G (Fadel Febrilian Mukhlis).
A. Tujuan
Dengan adanya laporan ini mahasiswa bisa dan mengerti tentang
cara pengoprasian pengelasan SMAW 3G tersebut.
B. Alat Dan Bahan :
Alat-alat las SMAW dibedakan menjadi 3 kelompok :
a) Alat utama las SMAW yaitu :
• Kabel tenaga.
• Trafo las (generator).
• Kabel massa.
• Pemegang elektroda.
• Penjepit massa.
b) Alat batu las SMAW antara lain :
• Meja las.
• Palu terak.
• Palu konde.
• Gerinda tangan.
• Mistar baja.
• Sikat baja.
• Ragum.
• Kikir.
• Penjepit benda kerja.
c) Alat keselamatan kerja las antara lain :
• Helm las (topeng las).
• Kaca las hitam.
• Kaca las putih.
• Apron (pelindung dada).
• Baju kerja.
• Sarung tangan.
• Sepatu.
• Masker.

13
d) Bahan :
• Benda kerja.
• Elektroda.
C. Langkah kerja :
a) Pasanglah lurus vertikal logam dasar dengan penahan / penyangga.
b) Atur posisi logam dasar kira-kira 50 mm lebih rendah dari arah
pandang lurus.
c) Bersihkan permukaan logam dasar dengan sikat kawat.
d) Posisi badan saat pengelasan.
e) Masukkan elektroda kedalam pengait pada tangkai pemegang.
f) Letakkan kabel dipundak.
g) Posisi anda berdiri harus kaki melebar supaya tubuh anda stabil.
h) Penyalaan busur.
i) Atur arus las sekitar 110 -130A.
j) Sudut elektroda terhadap logam dasar harus 90°.
k) Nyalakan busur sekitar 10-20 mm didepan titik awal dan putar balik
lewat starting point.
l) Pengelasan rigi – rigi.
m) Jagalah agar sudut elektroda terhadap arah pengelasan 70- 80.
n) Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi dengan menggerakkan lengan.
o) Usahakan busur pendek 1 inchi.
p) Gerakkan elektroda dengan cepat ditengah rigi-rigi tapi dengan pelan
pada kedua sisi.
q) Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi tidak melebihi 3x diameter
elektroda.
r) Majukan jarak las supaya rigi-rigi menutupi separoh rigi-rigi lainnya.
s) Jaga posisi busur agar selalu didepan terak.

14
Hasil Pengelasan 3G

Gambar 3.3 Benda Kerja SMAW 3G

15
3.4 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet OAW Job 1.
3.4.1 WPS OAW 1 (Arfa’ Dhaulhaq Firdaus Al Rasyid).

16
17
3.4.2 Job Sheet OAW 1 (Fadel Febrilian Mukhlis).
A. Tujuan :
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta didik diharapkan
mampu :
a) Menggunakan alat perlengkapan las dan keselamatan kerja.
b) Mengatur tekanan kerja pada regulator asetilin dan oksigen.
c) Menyalakan las oksi asetilin.
d) Mengatur nyala yang sesuai dengan ketebalan benda kerja.
e) Membuat rigi las dasar.
f) Memahami tindakan pengamanan secara spesifik ketika menggunakan
peralatan las oksi asetilin.
B. Perlengkapan:
a) Perlengkapan Las Oksi Asetilin.
b) Korek api.
c) Perlengkapan keselamatan kerja.
C. Bahan : Benda kerja
D. Keselamatan Kerja:
a) Periksalah bahwa tidak ada kebocoran gas.
b) Gunakan alat-alat keselamatan kerja yang seharusnya dipakai.
c) Ikuti petunjuk yang diberikan oleh guru dalam melaksanakan
pekerjaan.
E. Langkah Kerja:
a) Perhatikan instruksi praktek yang disampaikan oleh guru.
b) Persiapkan alat perlengkapan dan keselamatan kerja.
c) Pergunakan alat keselamatan kerja.
d) Nyalakan api las oksi asetilin.
e) Buatlah nyala netral, nyala oksidasi dan nyala karburasi.
f) Laporkan pada guru pembimbing.
g) Matikan las bila telah selesai.
h) bersihkan tempat kerja.

18
F. Cara setting regulator dan brander :
Buka keran pada tabung oksigen dan tabung asetilin. Pada regulator
terdapat 2 buah gauge atau jarum penunjuk tekanan gas. Jarum disebelah
kanan menunjukan jumlah tekanan didalam tabung sedangankan jarum
disebelah kiri adalah besar tekanan gas yang keluar dari regulator. Cara
untuk mengatur tekanan output regulator adalah dengan memutar knob
pada regulator. Putar knob searah jarum jam untuk menaikan tekanan dan
sebaliknya untuk menurunkan tekanan.

Gambar 3.4 Regulator Asetilin


Tekanan output regulator yang dibutuhkan bervariasi tergantung
kebutuhan, ketebalan material yang akan dilas. Jika digunakan untuk
pengelasan plat-plat tipis (0,5-2mm), atur tekanan oksigen pada 10kg/cm²
dan 5kg/cm² pada acetylene.

Gambar 3.5 Regulator Oxigen

19
Setelah tekanan oksigen dan asitelin diatur langkah selanjutnya adalah
mengantur campuran oksigen dan asitelin pada brander las. Disini saya tidak akan
menjelaskan jenis-jenis nyala api oksidasi, karburasi. Berikut adalah cara untuk
mendapatkan nyala api netral:

a) Putar sedikit keran asitelin pada brander, lalu nyalakan api


menggunakan korek api/pemantik.
b) Setelah api menyala, buka perlahan-lahan keran asitelin hingga terlihat
asap berwarna hitam. Setelah itu putar sedikit lagi keran asitelin hingga
asap hitam menghilang.
c) Setelah itu buka keran oksigen pada brander perlahan-lahan hingga
mendapatkan nyala api netral (api kecil berwarna biru bersih)

Jangan lupa untuk menggunakan peralatan keselamatan sebelum melakukan


pengelasan, terutama kacamata. Mengelas menggunakan oksi-asitelin tidaklah
terlalu sulit, hanya memerlukan banyak latihan dan pengalaman.

Setelah selesai mengelas, matikan oksigen pada blender terlebih dahulu


kemudian matikan asitelin. Setelah itu matikan keran pada tabung oksigen dan
tabung asitelin.

20
HASIL PENGELASAN OAW 1

Gambar 3.6 Benda Kerja OAW 1

21
3.5 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet OAW Job 2.
3.5.1 WPS OAW 2 (Hendri Risantoro).

22
23
3.6 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet OAW Job 3.
3.6.1 WPS OAW 3 (Ainnuryadi Al Qudsyi).

24
25

Anda mungkin juga menyukai