Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
OAW Job 2..........................................................................................22
3.5.1 WPS OAW 2 (Hendri Risantoro) .............................................22
3.5.2 Job Sheet OAW 2 (Helga Pratama) ........................................... ?
3.6 WPS (Welding Procedure Specification) dan Job Sheet
OAW Job 3..........................................................................................24
3.6.1 WPS OAW 3 (Ainur Yadi Al-Qudsyi) ....................................24
3.6.2 Job Sheet OAW 3 (Helga Pratama) ........................................... ?
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DEFINISI, PROSEDUR
PENGELASAN DAN TEKNIK
DALAM PENGELASAN
BAB 1
DEFINISI, PROSEDUR PENGELASAN DAN TEKNIK DALAM
PENGELASAN
1
Mutu dari hasil pengelasan tergantung dari pengerjaan las nya itu sendiri
juga sangat tergantung dari persiapanya sebelum pelaksaanan pengelasan, Karena
itu persiapan pengelasan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama
dengan pelaksanaan pengelasan, Persiapan umum dalam pengelasan meliputi
penyediaan bahan, pemilihan mesin las, penunjukan juru las, penentuan alat perakit
dan beberapa hal lainya lagi.
Dalam menentukan alat alat, disamping menentukan lasnya itu sendiri hal
yang juga tdak kalah pentingnya adalah penentuan alat perait atau alat bantu. Alat
perakit ini adalah alat alat khusus yang dapat memegang dengan kuat bagian bagian
yang akan dilas sehingga hasil pengelasan mempunyai bentuk yang tepat. Jadi
pemilihan alat bantu yang tepat akan menentukan ketelitian bentuk akhir dan akan
mengurangi waktu pengelasan. Alat perakit dalam pengelasan dapat dibagi dalam
dua kelompok yaitu kelompok yang memegang bagian-bagian yang akan dilas pada
tempatnya sehingga memudahkan pengelasan dan yang kedua adalah pemegang
yang dapat menahan perubahan dari bentuk konstruksi.
2. Persiapan bagian yang akan dilas.
a) Persiapan sisi las.
Setelah penentuan proses pengelasan maka geometri sambungan
harus ditentukan dengan memperhatikan tigkatan teknik dari begian
pembuatan, sifat keampuan pengerjaan nya dan kemungkinan penghematan
yang akhirnya tertuju pada bentuk alur.
b) Posisi pengelasan dan alat pemegang.
Posisi pengelasan yang terbaik dilihat dari sudut kualitas sambungan
dan efisiensi pengelasan adalah pasisi datar, karena itu dalam manentukan
urutan perakitan landasan perakitan alat perakit harus mengusahakan sejauh
mungkin menggunakan posisi datar.
c) Las ikat dan perakitan.
Dalam penyetelan ini sering sekali bagian bagian harus dihubungkan
satu sama lain dengan lasan pendek-pendek pada tempat tempat tertentu
yang dinamakan las ikat.
d) Pemeriksaan dan perbaikan alur.
2
Bentuk dan ukuran alur turut menentukan mutu lasan, karena itu
pemeriksaan terhadap ketelitian bentuk dan ukuran nya harus juga
dilakukan pada saat sebelum pengelasan.
e) Pembersihan alur.
Kotoran-kotoran seperti karat, terak, minyak, air dan lain sebagainya
bila tercampur dengan logam las dapat menimbulkan cacat las seperti retak,
lubang halus dan lain sebagainya yang dapat mambahayakan kontruksi,
karena itu kotoran-kotoran itu harus dibersihkan sebelum pelaksanaan
pengelasan. Pembersihanya yaitu dengan cara mekanik atau cara kimia.
3
WELDING PROCEDURE
SPECIFICATION
BAB 2
WELDING PROCEDURE SPECIFICATION
4
A. SMAW (Shielded Metal Arc Welding).
B. SAW (Submerged Arc Welding).
C. GMAW (Gas Metal Arc Welding).
D. FCAW (Flux Cored Arc Welding).
E. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding).
5
WPS (WELDING
PROCEDURE
SPECIFICATION), JOB
SHEET SMAW & OAW
BAB 3
WPS (WELDING PROCEDURE SPECIFICATION), JOB SHEET SMAW &
OAW
3.1 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet SMAW Job 1.
3.1.1 WPS SMAW 1G (Achmad Syaifulloh).
6
3.1.2 Job Sheet SMAW 1G (Erik Kantona).
A. Tujuan :
a) Untuk memenuhi tugas praktikum pengelasan.
b) Memberi prosedur pengelasan yang baik dan benar sesuai standar SOP.
c) Mengedukasi tata cara pengelasan SMAW 1G.
B. Alat dan Bahan :
a) Seperangkat peralataan las busur manual.
b) Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.
c) Lembaran kerja/gambar kerja.
d) Plat 1 buah.
e) Elektroda RB-26 dengan diameter 2,6mm.
C. Keselamatan Kerja :
a) Periksa sambungan kabel las. Jaga agar tidak ada yang kurang
kuat/longgar. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari lokasi
pengelasan.
b) Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan sesuai
dengan fungsinya.
c) Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.
d) Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang cukup.
e) Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga cahaya
las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang berada di sekitar
lokasi.
f) Bertanyalah pada Instruktur/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak
dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
g) Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Langkah Kerja :
a) Siapkan plat bahan las, kikir/ grinda bagian yang tajam.
b) Gambar benda kerja dengan 3 garis lurus memanjang dengan jarak dari
tepi masing-masing 10 mm.
c) letakkan benda kerja pada meja pengelasan.
d) Atur amper pada mesin las sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengelasan
ini gunakan amper 70-80°.
7
e) Lakukan pengelasan dengan menarik busur las secara perlahan dari kiri
ke kanan, dengan sudut kemiringan busur dengan benda kerja 10-15‘,
buat kepala, badan dan ekor.
f) Bersihakan sisa kerak dari proses pengelasan dengan cara memukul ke
depan menggunakan palu.
g) Periksakan hasil las yang dikerjakan pada Instruktor/ pembimbing.
h) Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing,
jika belum mencapai kriteria.
Hasil pengelasan 1G
8
3.2 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet SMAW Job 2.
3.2.1 WPS SMAW 2G (Agan Herlambang).
9
3.2.2 Job Sheet SMAW 2G (Erik Kantona).
A. Tujuan :
a) Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja.
b) Mengatur penggunaan arus pengelasan sesuai dengan pekerjaan.
c) Mampu melakukan proses pengelasan 2G sesuai SOP.
B. Alat Dan Bahan :
a) Seperangkat peralataan las busur manual.
b) Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.
c) Lembaran kerja/gambar kerja.
d) Plat 1 buah.
e) Elektroda RB-26 dengan diameter 2,6 mm.
C. Keselamatan Kerja :
a) Periksa persambungan kabel las. Jaga agar tidak ada yang kurang
kuat/ longgar. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari lokasi
pengelasan.
b) Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan sesuai
dengan fungsinya.
c) Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.
d) Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang
cukup.
e) Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga
cahaya las tidakmengganggu lingkungan/ orang lain yang berada di
sekitar lokasi.
f) Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak
dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
g) Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Langkah Kerja
a) Siapkan bahan las, kikir (gerinda) bagian-bagian yang tajam.
b) letakkan plat yang akan dilas di atas meja las, tempatkan secara
vertikal.
10
c) Atur ampere pengelasan hingga menunjukan angka 70-80 pada mesin
las.
d) Lakukan proses pengelasan secara vertikal dengan kemiringan busur
las 10-15’ dari atas ke bawah mengikuti gambar yang telah di buat
pada plat/benda kerja.
e) Bersihkan kerak hasil las tersebut dengan palu, setelah bersih dari
kerak lakukan pengelasan yang sama hingga seluruh pola/gambar
kerja terpenuhi las kita.
f) Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/
pembimbing.
g) Periksakan hasil las yang dikerjakan pada Instruktor/ pembimbing.
h) Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing,
jika belum mencapai kriteria.
Hasil Pengelasan 2G
11
3.3 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet SMAW Job 3.
3.3.1 WPS SMAW 3G (Alfin Dingarai Putra).
12
3.3.2 Job Sheet SMAW 3G (Fadel Febrilian Mukhlis).
A. Tujuan
Dengan adanya laporan ini mahasiswa bisa dan mengerti tentang
cara pengoprasian pengelasan SMAW 3G tersebut.
B. Alat Dan Bahan :
Alat-alat las SMAW dibedakan menjadi 3 kelompok :
a) Alat utama las SMAW yaitu :
• Kabel tenaga.
• Trafo las (generator).
• Kabel massa.
• Pemegang elektroda.
• Penjepit massa.
b) Alat batu las SMAW antara lain :
• Meja las.
• Palu terak.
• Palu konde.
• Gerinda tangan.
• Mistar baja.
• Sikat baja.
• Ragum.
• Kikir.
• Penjepit benda kerja.
c) Alat keselamatan kerja las antara lain :
• Helm las (topeng las).
• Kaca las hitam.
• Kaca las putih.
• Apron (pelindung dada).
• Baju kerja.
• Sarung tangan.
• Sepatu.
• Masker.
13
d) Bahan :
• Benda kerja.
• Elektroda.
C. Langkah kerja :
a) Pasanglah lurus vertikal logam dasar dengan penahan / penyangga.
b) Atur posisi logam dasar kira-kira 50 mm lebih rendah dari arah
pandang lurus.
c) Bersihkan permukaan logam dasar dengan sikat kawat.
d) Posisi badan saat pengelasan.
e) Masukkan elektroda kedalam pengait pada tangkai pemegang.
f) Letakkan kabel dipundak.
g) Posisi anda berdiri harus kaki melebar supaya tubuh anda stabil.
h) Penyalaan busur.
i) Atur arus las sekitar 110 -130A.
j) Sudut elektroda terhadap logam dasar harus 90°.
k) Nyalakan busur sekitar 10-20 mm didepan titik awal dan putar balik
lewat starting point.
l) Pengelasan rigi – rigi.
m) Jagalah agar sudut elektroda terhadap arah pengelasan 70- 80.
n) Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi dengan menggerakkan lengan.
o) Usahakan busur pendek 1 inchi.
p) Gerakkan elektroda dengan cepat ditengah rigi-rigi tapi dengan pelan
pada kedua sisi.
q) Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi tidak melebihi 3x diameter
elektroda.
r) Majukan jarak las supaya rigi-rigi menutupi separoh rigi-rigi lainnya.
s) Jaga posisi busur agar selalu didepan terak.
14
Hasil Pengelasan 3G
15
3.4 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet OAW Job 1.
3.4.1 WPS OAW 1 (Arfa’ Dhaulhaq Firdaus Al Rasyid).
16
17
3.4.2 Job Sheet OAW 1 (Fadel Febrilian Mukhlis).
A. Tujuan :
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta didik diharapkan
mampu :
a) Menggunakan alat perlengkapan las dan keselamatan kerja.
b) Mengatur tekanan kerja pada regulator asetilin dan oksigen.
c) Menyalakan las oksi asetilin.
d) Mengatur nyala yang sesuai dengan ketebalan benda kerja.
e) Membuat rigi las dasar.
f) Memahami tindakan pengamanan secara spesifik ketika menggunakan
peralatan las oksi asetilin.
B. Perlengkapan:
a) Perlengkapan Las Oksi Asetilin.
b) Korek api.
c) Perlengkapan keselamatan kerja.
C. Bahan : Benda kerja
D. Keselamatan Kerja:
a) Periksalah bahwa tidak ada kebocoran gas.
b) Gunakan alat-alat keselamatan kerja yang seharusnya dipakai.
c) Ikuti petunjuk yang diberikan oleh guru dalam melaksanakan
pekerjaan.
E. Langkah Kerja:
a) Perhatikan instruksi praktek yang disampaikan oleh guru.
b) Persiapkan alat perlengkapan dan keselamatan kerja.
c) Pergunakan alat keselamatan kerja.
d) Nyalakan api las oksi asetilin.
e) Buatlah nyala netral, nyala oksidasi dan nyala karburasi.
f) Laporkan pada guru pembimbing.
g) Matikan las bila telah selesai.
h) bersihkan tempat kerja.
18
F. Cara setting regulator dan brander :
Buka keran pada tabung oksigen dan tabung asetilin. Pada regulator
terdapat 2 buah gauge atau jarum penunjuk tekanan gas. Jarum disebelah
kanan menunjukan jumlah tekanan didalam tabung sedangankan jarum
disebelah kiri adalah besar tekanan gas yang keluar dari regulator. Cara
untuk mengatur tekanan output regulator adalah dengan memutar knob
pada regulator. Putar knob searah jarum jam untuk menaikan tekanan dan
sebaliknya untuk menurunkan tekanan.
19
Setelah tekanan oksigen dan asitelin diatur langkah selanjutnya adalah
mengantur campuran oksigen dan asitelin pada brander las. Disini saya tidak akan
menjelaskan jenis-jenis nyala api oksidasi, karburasi. Berikut adalah cara untuk
mendapatkan nyala api netral:
20
HASIL PENGELASAN OAW 1
21
3.5 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet OAW Job 2.
3.5.1 WPS OAW 2 (Hendri Risantoro).
22
23
3.6 WPS (welding procedure specification), dan Job Sheet OAW Job 3.
3.6.1 WPS OAW 3 (Ainnuryadi Al Qudsyi).
24
25