Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi yang merupakan hasil dari pembuatan
sebuah tirus disertai ulirnya menjadi sebuah palu alumunium yang dimulai selama
Praktikum Proses Produksi 1. Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi 1 ini
disusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian praktikum Proses Produksi 1 dan
menjelaskan serta mendefinisikan langkah-langkah pembuatan sebuah tirus disertai
ulirnya menjadi palu alumunium dengan menggunakan alat-alat produksi. Proses
kerja tersebut dilengkapi dengan gambar produk yang dibuat setiap minggunya.
Laporan Akhir Praktikum Proses Produksi 1 ini dapat terselesaikan tidak
lepas karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan tulus dan
sabar memberikan sumbangan baik berupa ide, materi pembahasan dan juga
bantuan lainnya yang tidak dapat dijelaskan satu persatu. Oleh karena itu penyusun
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM., Selaku Rektor Universitas Gunadarma
2. Ir. Sunyoto, MT, Selaku Pembantu Dekan III Fakultas Teknologi Industri
3. Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT., Selaku Ketua Program Studi Jurusan Teknik
Mesin
4. Dr. Mufid Nirmada, S.SI, MMSI, Selaku Koordinator Laboratorium Teknik
Mesin Universitas Gunadarma
5. Cristofel Jarot Yudaputranto, ST, MT., Selaku Ketua Laboratorium Teknik
Mesin Dasar
6. Bapak A. Risa Harfit ST, MT . Selaku Wakil Kepala Laboratorium Teknik
Mesin Dasar Universitas Gunadarma
7. Kedua orang tua yang telah memberikan moral dan materil.
8. Para asisten lab penanggung jawab Laboraturium Teknik Mesin Dasar
Universitas Gunadarma.
i
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ............................................................................................... x
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar yang membelakangi laporan akhir
praktikum proses produksi 1, rumusan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
3
BAB IV PENUTUP
pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari praktikum dan saran
bagaimana cara memperbaiki kesalahan selama proses praktikum
berlangsung.
BAB II
LANDASAN TEORI
4
5
Gerak makan, f (Feed) , adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda
kerja berputar satu kali, sehingga satuan f adalah mm/putaran.Gerak makan
ditentukan bedasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk
pahat, dan terutama kehalusan permukan yang diinginkan. Gerak makan biasanya
ditentukan dalam hubungan dengan kedalaman potong a. Gerak makan tersebut
berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang
dikehendaki.
Kedalaman potong (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang
dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap
permukaan yg belum terpotong (lihat Gambar 2.3 ). Ketika pahat memotong
sedalam a, maka diameter benda kerja akan dikurung 2a, karena bagian permukaan
benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang berputar.
7
Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada dapat dilakukan juga
di mesin bubut proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal turning),
proeses pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar lubang
(boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/ parting-
off). Proses tersebut dilakukan di mesin bubut Dengan bantuan peralatan bantu agar
proses pemesinan bisa dilakukan.
8. Tuas Penghubung
Digunakan Untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat pada eretan
dengan poros transporter sehingga eretan akan dapat berjalan secara
sepanjang Alas mesin.
9. Eretan Lintang
Berfungsi untuk menggerakan pahat melintang alas mesin atau arah ke
depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakaman benda kerja.
Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur.
10. Chuck (cekam)
Chuck adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja.
Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat dan berahang tiga dan empat tidak
sepusat. Cekam rang tiga sepusat digunakan untuk benda-benda silindris,
dimana gerakan rahang Bersama-sama pada saat dikencangkan atau dibuka.
Sedangkan untuk rahang 3 dan 4 tidak sepusaat digunakan untuk yang tidak
silindris atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik.
11. Senter
Senter digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada
dua jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umunya
senter putar pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap
pemasangannya pada sumbu utama mesin.
Saat melakukan pembubutan tirus luar dan dalam dengan sudut yang besar,
tidak dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut
Rumus : Membuat tirus dengan eretan atas
D−d
Tg α =
2p
Dimana ;
D = diameter besar
d = diameter kecil
p = diameter tirus
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang hanya untuk tirus luar
dengan sudut kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan
menggunaakan rumus sebagai berikut :
11
𝑃∙𝐷−𝑑
𝑋=
2𝑝
Dimana :
P = Panjang seluruh kerjaan
p = Panjang tirus
D = Diameter besar
d = Diameter kecil
X = Penggeseran dari kepala lepas
2. Menggunakan Tapperattachment
Untuk tirus luar dan dalam dengan sudut kecil, dapat dilakukan dengan
otomatis untuk menghitung besarnya sudut dengan rumus seperti cara
pertama.
Gambar 2. 6 Tapperattachment
Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segitiga ini adalah pahat ulir yang sudut
ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir metris
sudut ulir adalah 60o, sedangkan ulir Whitwoth sudut ulir 55o. Identifikasi ulir
biasanya ditentukan, berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir. Misalnya ulir
M5x0,8 berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.
Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut ulir
55o). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap
inci. Misalnya untuk ulir Whitwotth 3/8” jumlah ulir tiap inci adalah 16 (kisarnya
0,0625”). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa mencegah
kebocoran fluida). Cara pembubutan ulir segitiga adalah sebagai berikut
1. Bubutlah diameter benda kerja sesuai dengan ukuran ulir.
2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari dalamnya ulir.
3. Pinggulah ujung dari benda kerja.
4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat dan
pasanglah pahat ulir.
5. Ambillah mal ulir yang akan dibuat.
6. Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja.
7. Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi dengan senter
dan lurus dengan benda kerja.
8. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut table sesuai dengan
banyaknya ulir yang akan dibuat.
9. Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda.
13
10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja tersentuh.
11. Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan.
12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada
eretan lintang dan tidak merubah kedudukannya.
13. Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju untuk
penyayatan.
14. Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan lintang tidak boleh
bergerak.
15. Jalankan mesin.
16. Masukkan tua penghubung transporter pada waktu salah satu angka pada
penunjuk ulir bertepatan dengan angka 0.
17. Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali eretan lintang
sehingga pahat bebas dari benda kerja.
18. Kembalikan eretan.
19. Hentikan mesin.
20. Periksalah jarak ulir dengan mal ulir yang sesuai dengan jumlah gangnya.
21. Kembalikan ujung pahat pada kedudukan semula dengan memutar eretan
lintang sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada cincin pembagi.
22. Majukan pahat ulir untuk penambahan penyayatan sebanyak 3 garis dengan
memutar eretan atas.
23. Kembalikan cincin pembagi pada angka 0 segaris dengan angka 0.
14
π∙d∙n
ν=
1000
Dimana :
V = Kecepatan potong, dapt dilihat dalam table (ft/min)
d = Diameter bahan benda kerja (mm)
n = Putaran poros utama benda kerja (rpm)
2. Kedalaman Potong
do − dx
α=
2
Dimana :
a = Kedalaman potong (mm)
𝑑𝑜 = Diameter mula (mm)
15
Dimana :
n = Putaran mesin (rpm)
Cs = kecepatan potong (m/menit)
D = Diameter benda kerja dalam meter
4. Waktu Pemotongan
t c = ıt ⁄υf
Dimana :
𝑡𝑐 = Waktu Pemotongan (min)
𝚤𝑡 = Panjang Pemesinan (mm)
𝜐𝑓 = Kecepatan makan (mm/min)
Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan pada
proses pembubutan, karena dengan berbagai jenisnya dapat membuat benda kerja
dengan berbagai bentuk sesuai tuntutan pekerjaan misalnya, dapat digunakan untuk
membubut permukaan rata, bertingkat, alur, champer, tirus, memperbesar lubang
ulir dan memotong. Macam-macam pahat bubut dilihat dari jenis material/bahan
yang digunakan meliputi: Baja karbon, Baja kecepetan tinggi High Speed Steels-
HSS, Berikut ini merupakan jenis-jenis pahat bubut beserta fungsinya :
1. Pahat Rata
Pahat Bubut jenis ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada
bidang memanjang. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakan pahat dari
ujung luar benda kerja ke arah cekam atau sebaliknya tergantung pahat
kanan atau kiri.
2. Pahat Sisi/Muka
jenis ini digunakan untuk membubut pada permukaan benda kerja. Sistem
kerjanya adalah dengan menggerakan dari tengah benda kerja kea rah keluar
atau sebaliknya tergantung dari arah putarnya.
3. Pahat Potong
Pahat jenis ini digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja hingga
ukuran Panjang tertentu.
17
4. Pahat Alur
Pahat jenis ini digunakan untuk membentuk profil aber pads permukaan
benda kerja. Bentuk tergantung dari pahat alur yang digunakan.
5. Pahat Chamfer
Pahat jenis ini digunakan untuk menchamper pada ujung permukaan benda
kerja besar sudut champer pada umumnya 45°
6. Pahat Ulir
Pahat jenis ini digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda kerja,
baik pembuatan ulir dalam maupun ulir boar
Cara kerja dimesin frais horizontal. Benda kerja dijepit di suatu ragum
mesin atau peralatan khusus atau dijepit di meja mesin frais. Pemotongan
dikerjakan oleh pemakanan benda kerja di bawah suatu pahat yang berputar. Tenaga
untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh
sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui
suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindle mesin milling.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang
telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan
pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material
penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
Meja bergerak vertikal (naik-turun), horizontal (maju mundur dan kekiri-
kekanan). Dengan Gerakan ini maka dapat menghasilkan benda-benda seperti
pembuatan:
1. Bidang rata
2. Alur
3. Roda gigi
4. Segi banyak beraturan
5. Bidang bertingkat dan lain-lain.
19
horizontal hanya meja universal dapat diputar mendatar dan membentuk sudut 45°
kearah tiang mesin.
Spindle mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang
bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau
gerakan pemotongan. Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda
kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan
menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena
material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
Kombinasi dari dua tipe kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi
pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.
2. Frais Hobbing
Mesin frais ini adalah jenis mesin frais yang digunakan untuk membuat roda
gigi/ gear dan sejenisnya (sprocket, dll). Alat potong yang digunakan juga
spesifik, yaitu membentuk profil roda gigi (Evolvente) dengan ukuran yang
presisi.
22
3. Frais Gravier
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan
dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu
4. Frais CNC
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan
bentukan-bentukan yang lebih komplek. Merupakan pengganti dari mesin
frais copy dan gravier. Semua control menggunakan sistem elektronik yang
komplek (rumit).
23
3. Pemotongan netral
pemotongan yang terjadi apabila lebar benda yang disayat lebih kecil dari
ukuran diameter cutter. Pemotongan jenis ini hanya berlakuk untuk mesin
frais vertikal.
pekerjaan pemotongan walau dapat juga digunakan di perkakas mesin lain. Pisau
frais bergerak memotong saat bergerak di dalam mesin seperti halnya pisau frais
hidung bulat atau bisa juga dari bentuk pisaunya seperti pisau hobbing.
Jenis – jenis pisau frais beserta fungsinya cukup beragam. Berikut adalah
penjelasan mengenai apa itu pisau frais beserta jenis dan fungsi – fungsinya:
1. Pisau Lurus Untuk Pemotongan Ringan (Light Duty Plain Milling Machine)
Pisau ini biasanya sering dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan yang tidak
terlalu berat. desain gigi pada pisau tersebut ini umumnya seperti gigi lurus
ataupun gigi miring/helik. Gigi helik umumnya memiliki sudut 250. Selain
itu gigi-gigi helik ini lebih cocok untuk digunakan dengan tenaga yang lebih
sedikit dari awal penggunaan, dan dari getaran yang ringan ini tentu akan
menghasilkan permukaan yang tidak kasar.
1. Pisau sisi lurus (Plain side milling cutter) mempunyai sisi lurus dengan sisi
muka serta kedua sisi sampingnya.
2. Pisau setengah sisi (Half side milling cutter) dilengkapi dengan gigi helik
yang terdapat di sisi muka serta gigi pemotong yang terdapat di satu sisi
samping. Pisau yang satu ini baik digunakan sebagai pengefraisan
permukaan kasar di satu sisi.
3. Pisau Staggered (Staggered tooth side milling cutter) pisau ini lebih cocok
digunakan sebagai pemotongan kasar, alur serta slotting.
2. Pisau sudut ganda dipakai dalam pembuatan alur V. Pisau tersebut dikenal
dengan bentuk sisi V yang umumnya didesain dengan sudut sebesar 450,
600, atau 900
bisa memotong sampai ke center. Pisau tersebut bisa dipakai seperti bor dan
bisa juga dipakai dalam pembuatan alur.
2. End mill jenis mata potong jamak. Pisau tersebut dilengkapi dengan tiga,
empat, enam hingga delapan sisi potong yang umumnya mempunyai lebar
di atas 2 “
3. Ball end mill. Pisau tersebut dipakai dalam pengefraisan fillet atau alur
dengan radius pada permukaannya, dalam alur bulat, lubang, bentuk bola
dan untuk semua pengerjaan yang membentuk bulat
4. Shell end mill. Pisau yang satu ini dilengkapi dengan lubang dalam
pemasangannya pada arbor pendek. Barisan gigi pisau tersebut memiliki
bentuk helik. Pisau ini didesain dengan ukurang yang lebih dibandingkan
pisau solid karena umumnya pisau ini memiliki ukuran 1 ¼“ hingga 6 “
proses pemesinan yang lain, akan tetapi dalam proses gurdi selain kecepatan
potong, gerak makan, dan kedalaman potong perlu dipertimbangkan pula gaya
aksial , dan momen puntir yang diperlukan pada proses gurdi. Parameter proses
gurdi tersebut adalah
bor core ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan aspal di jalan
atau digunakan dalam sebuah proyek pembangunan yang cukup
besar. Mesin bor core ini memiliki mata bor yang besar, ia berbentuk
seperti tabung. Umumnya digunakan untuk mengebor lantai pada gedung
untuk membuat jalur pipa atau kabel.
vertikal. Magnet ini pun dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Jika
tidak diperlukan dapat dimatikan. Namun untuk menyalakannya, anda perlu
menekan tombol pada sakelar. Mesin bor magnet ini pun tersedia dalam
berbagai ukuran, mulai dari 22 mm, 25 mm, 28 mm, 32 mm, 35 mm, dan
yang terbesar adalah 60 mm. Itulah ulasan mengenai pengertian mesin bor,
jenis-jenis dan fungsi dari masing-masingnya.
berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung yang melekat
pada column (tiang). Untuk meja kerja berbentuk lingkaran dapat diputar
360° dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi
dengan adanya pengunci (table clamp) yang berfungsi untuk menjaga agar
posisi meja sesuai dengan yang dibutuhkan. Sementara itu, untuk menjepit
benda kerja agar diam menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja
kerja.
4. Drill (Mata Bor)
Drill atau mata bor adalah suatu alat potong yang berfungsi sebagai pembuat
lubang atau alur. Mata bor memiliki beberapa jenis. Diantara jenis mata bor
yang paling sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang
baik, penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang
berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan bidang
potong dapat diasah tanpa mengubah diameter bor.
5. Spindle
Spindel merupakan bagian yang berfungsi untuk menggerakkan chuck atau
pencekam. Bagian inilah yang memegang atau mencekam mata bor.
6. Spindle Head
Spindle head merupakan rumah dari konstruksi Spindle yang digerakkan
oleh motor penggerak dengan sambungan berupa vanbelt dan diatur oleh
drill feed handle untuk proses pemakananya.
7. Handle
Merupakan handle pada mesin bor yang berfungsi untuk menurunkan atau
menekankan Spindle dan mata bor ke benda kerja (proses pemakanan).
8. Bagian Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik (elektromotor).
Fuse/sekring lampu indicator, saklar on/off dan saklar pengatur kecepatan.
2.18 Jenis-Jenis Mata Bor
1. Twist Bits
Jenis twist bits dapat digunakan untuk melubangi media plastik, logam,
kayu dan PCB pada eletronika. Dapat digunakan secara hotizontal maupun
43
vertical. Jenis twist bits mudah di temukan di toko-toko alat teknik karena
jenis ini yang paling sering digunakan. Dapat digunakan pada mesin bor
tangan maupun mesin bor duduk.
2. Auger Bit
Mata bor Auger biasanya sangat panjang dan memiliki jarak spiral yang
lebar. Selain untuk membuat lubang, mata bor ini juga biasa digunakan
untuk membersihkan ampas kayu pada lubang yang sudah di bor.
5. Metal Standar
Metal Standar digunakan untuk melubangi material seperti aluminium, plat
besi, kuningan, acrylic, dan plastik. Umumnya bahan material yang dijual
di pasaran adalah High Speed Steel (HSS) dan HSS Co (Cobalt). Perbedaan
pada kedua material bahan tersebut adalah HSS Co lebih keras dibanding
dengan HSS biasa, sehingga HSS Co lebih awet dan tahan lama. Metal
Standar berbentuk silinder rata yang biasa digunakan pada unit bor duduk,
bor tangan dan mesin proses metal lainnya.
45
6. Flat Bit
Flat Bit digunakan untuk pengeboran pada material lunak seperti pada kayu.
Memiliki bentuk pipih rata dan diameter yang lebih besar dari mata bor kayu
standar. Terdapat tipe adjustable flat bit dimana satu flat bit dapat digunakan
untuk berbagai ukuran. Jenis ini umumnya dipadukan dengan bor tangan
manual dengan putaran rpm yang rendah.
7. Spur Bit
Spur Bits memiliki pisau pengiris pada bagian kelilingnya dan ujung mata
bor yang runcing pada bagian tengahnya yang berfungsi untuk menjaga
kelurusan mata bor pada saat dioperasikan agar memberikan hasil lubang
yang presisi.
46
8. Chisel Bits
Chisel bit digunakan untuk membuat lubang berbentuk kotak pada material
kayu, chisel bit diaplikasikan pada mesin hollow chisel mortise.
9. Forster Bits
Mata bor forster bit digunakan untuk menghasilkan lubang pada material
kayu. Biasanya mata bor jenis ini di aplikasikan pada mesin bor duduk
karena memiliki getaran yang kuat, sehingga sulit distabilkan jika
menggunakan bor tangan.
47
-3 0.025-0.050
3-6 0.050-0.100
6-13 0.100-0.175
13-25 0.175-0.375
25- dan seterusnya 0.375-0.675
yang ditempuh oleh bibir pemotong harus sesuai dengan kecepatan putar mata bor.
Berdasarkan hal tersebut maka jarak keliling bibir pemotongan mata bor (u) selama
n putaran per menit dapat dihitung dengan rumus
U =pxDxN
Dimana :
U = Keliling bibir potong mata bor
D = Diameter mata bor
n = putaran mata bor per menit
P = 3,1
Umumnya kecepatan potng dilambangan dengan hruf V dalam satuan meter
per menit. Jarak keliling yang ditempuh mata bor adalah sama dengan jarak atau
panjangnya bram yang terpotong dalam satuan Panjang per satuan waktu.
Berdasarkan hal tersebut maka jarak keliling yang ditempuh mata potong
bor (U) sama dengan panjangnya bram terpotong dalam satuan meter per menit.
Berarti kecepatan potong sama dengan jarak keliling pemotongan mata bor maka :
𝑉=𝑈
𝑉 = 𝑝 𝑥 𝐷 𝑥 𝑛 (𝑚⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
Mulai
Alumunium 5052
Θ25 x 172 mm
Bubut Muka
Bubut Rata
Bubut Alur
Alumunium 5052
Θ12 x 172 mm
Selesai
54
55
4. Bubut Rata
Sebelum melakukan pembubutan rata, kami memasang pahat bubut rata dan
menyesuaikan mata pahat dengan sumbu benda kerja, bubut rata bertujuan
untuk meratakan dan mengecilkan diameter dari benda kerja. Kami
melakukan pemakanan dari diameter 25 mm menjadi diameter 15 mm untuk
seluruh benda kerja. Setelah itu kami membuat sebuah tanda yang berjarak
dari ujung benda sebesar 12 mm. setelah itu kami memulai pemakanan
untuk Panjang 12 mm sebesar 3 mm, dari yang berdiameter 15 mm menjadi
diameter 12 mm.
Mulai
Alumunium 5052
Θ25 x 80 mm
Bubut Muka
Alumunium 5052
Θ25 x 80 mm
Selesai
59
60
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, para praktikan sudah mempelajari bagaimana
hubungan mesin dan suatu produk dalam proses produksi, setiap proses produksi
suatu produk, pasti selalu ada hubungan nya dengan mesin,seperti
pemotongan,pengikisan, dan pembuatan lubang pada suatu produk
para praktikan juga sudah mengetahui bagaimana cara kerja dari mesin,
seperti Mesin bubut adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya
bergerak memutar benda kerja dan menggunakan potong pahat (tools) sebagai alat
untuk memotong benda kerja tersebut. mesin frais (milling machine) adalah mesin
dengan prinsip kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja
menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar dan Mesin bor adalah
salah satu mesin yang umum dipakai dalam mebuat lubang atau memperbesar
lubang pada benda kerja.
Pada setiap proses pemesinan terdapat suatu perhitungan dalam melakukan
suatu perkejaan, dengan praktikum ini para praktikan sudah mengetahui rumus-
rumus pada tahap pengerjaan mesin bubut, mesin frais, dan mesin bor
4.2 Saran
1. Sebagai sesama teman kelompok, lebih baiknya saling mengingatkan jika
terdapat kesalahan saat melakukan proses produksi agar tidak terjadi
kejadian yang tidak dinginkan.
2. Para praktikan harus mengetahi hal hal yang harus diperhatikan pada setiap
Teknik pembubutan, pengeboran, dan pengikisan
3. Untuk keadaan labotarium sudah cukup, tidak ada yang di permasalahkan
4. Untuk para asisten juga sudah jelas dalam memberikan suatu arahan.
ix
DAFTAR PUSTAKA
[1] AlfStudio. (2021, November 26). Teknik Elektro. Retrieved from Mesin
Frais Adalah: https://www.teknikelektro.com/2021/11/mesin-frais-
adalah.html
[2] Dionisius. (2015, oktober 01). Kerja Bangku. Retrieved from Teknologi
Manufaktur: https://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/10/kerja-
bangku.html
[3] Furqoni, M. R. (2022, September 22). Teknik Kece. Retrieved from Bagian-
Bagian Mesin Frais: https://teknikece.com/mesin-frais/bagian-mesin-frais/
[4] Klopmart, A. (2021, Januari 29). Klopmart. Retrieved from Penjelasan
bagian-Bagian Mesin Bor:
https://www.klopmart.com/article/detail/penjelasan-bagian-bagian-mesin-
bor-tangan-dan-fungsinya
[5] Labotarium Teknik Mesin. (2022). Modul Praktikum Proses I. Depok:
Teknik Mesin Gunadarma.
x
LAMPIRAN