Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunianya
kepada alam semesta. Shalawat berangkai salam penulis tunjukan kepada nabi
besar Muhammad SAW yang berkat kehadirannya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Proses Produksi yang berjudul “Bubut” yang merupakan
syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Praktikum Proses Produksi
Dalam penulisan laporan ini saya juga ingin mengucapkan ribuan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu membantu dan mendukung proses belajar saya
di Departemen Teknik Mesin USU.
2. Dr. Ir. M. Sabri, MT. IPM. Asean Eng. selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Ir. Alfian Hamsi, M.Sc selaku dari kepala Laboraturium Teknologi
Mekanik Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Achmad Husein Siregar ST., M.Sc. selaku dosen pembimbing praktikum
Laboratorium Teknologi Mekanik Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.
5. Laboran dan Asisten Laboratorium Teknologi Mekanik yang telah
membimbing penulis dalam pelaksanaan praktikum.
6. Teman-teman angkatan 2018 yang turut mendukung dalam proses
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari laporan yang penulis
buat ini. maka dari itu, penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran
yang berguna untuk membangun laporan ini.
Medan, 2020
Penulis,
i
2.10 Pahat Bubut...................................................................................... 24
2.10.1 Jenis-Jenis Pahat Bubut ............................................................... 24
2.10.2 Fungsi Berbagai Macam Pahat Bubut .......................................... 24
2.10.3 Bagian-Bagian dari Pahat Bubut ................................................. 24
2.10.4 Macam-Macam Sudut Pahat ........................................................ 25
2.10.5 Pembuatan dan Pengasahan Pahat Bubut ..................................... 27
2.11 Mesin Bubut Konvensional .............................................................. 28
2.11.1 Pengertian Mesin Bubut Konvensional........................................ 28
2.11.2 Kelebihan dan Kekurangan Mesin Bubut Konvensional .............. 28
2.11.3 Cara Membuat Mesin Bubut Konvensional ................................. 28
2.11.4 Jenis – Jenis Mesin bubuf konvensional ...................................... 29
2.11.5 Proses Kerja Mesin Bubut Konvensional .................................... 30
2.12 Mesin Bubut CN .............................................................................. 31
2.12.1 Sejarah Mesin Bubut CNC .......................................................... 31
2.12.2 Pengertian Mesin Bubut CNC ..................................................... 31
2.12.3 Tabel dan Kode Mesin Bubut CNC ............................................. 32
2.12.4 Kelebihan dan Kekurangan Mesin Bubut CNC ........................... 33
2.13 Cairan Pendingin .............................................................................. 34
2.13.1 Jenis-Jenis Cairan Pendingin ....................................................... 34
2.13.2 Pemakaian dan Penelitian Cairan Pendingin ................................ 34
2.13.3 Pemilihan Cairan Pendingin ........................................................ 34
2.14 Elemen Dasar Proses Permesinan Bubut........................................... 35
2.14.1 Kecepatan Potong ....................................................................... 35
2.14.2 Kecepatan Pemakanan ................................................................ 35
2.14.3 Kedalaman Pemakanan ............................................................... 36
2.14.4 Waktu Pemotongan ..................................................................... 36
2.14.5 Penghasilan Geram ..................................................................... 36
2.15 Pemeliharaan dan Perawatan Mesin Bubut ....................................... 37
2.15.1 Perawatan Saat Terjadi Kerusakan .............................................. 37
2.15.2 Perawatan Pencegahan ................................................................ 39
2.15.3 Perawatan Korektif ..................................................................... 39
2.16 Pemeliharaan dan Keselamatan Kerja Proses Pengoperasian Mesin
ii
Bubut .............................................................................................. 40
2.17 Teknologi Terbaru Mesin Bubut ....................................................... 41
2.18 Standarisasi Dalam Membubut ......................................................... 42
BAB III ALAT DAN BAHAN ............................................................................
3.1 Alat .................................................................................................... 45
3.2 Bahan................................................................................................. 48
BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN ............................................................. 49
BAB V ANALISA PERCOBAAN ......................................................................
5.2 Data Sheet.......................................................................................... 50
5.1 Perhitungan Persen Ralat.................................................................... 50
5.2 Penyebab Persen Ralat ....................................................................... 50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 52
6.2 Saran.................................................................................................. 52
6.2.1 Saran untuk Laboratorium............................................................. 52
6.2.2 Saran untuk Asisten ...................................................................... 53
6.2.3 Saran untuk Praktikan ................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR RUMUS
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
namun menhasilkan mesin yang baik.dan menghasilkan produksi yang baik, dan
dapat mempersingkat waktu produksi bagi penggunanya.
1.2 Batasan Masalah
1. Agar mengetahui serta memahami komponen dan cara kerja mesin bubut.
2. Agar mengetahui serta memahami teknik dasar pembubutan.
3. Agar mengetahui serta memahami pembentukan geram yang terjadi
1.5 Manfaat Praktikum
Pada bagian ini berisi bab-bab pembahasan beserta halaman yang ada
pada laporan ini.
3. DAFTAR GAMBAR
Bagian ini berisikan daftar gambar yang tercantum pada laporan beserta
halamannya.
4. DAFTAR TABEL
Bagian ini berisikan daftar tabel yang tercantum pada laporan beserta
halamannya.
5. BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini berisi tentang latar belakang, maksud, tujuan, manfaat dan
sistematika penulisan pada laporan ini.
6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini menjelaskan tentang dasar-dasar praktikum yang didapat dari
referensi dari berbagai sumber.
7. BAB III ALAT DAN BAHAN
Bagian ini berisi daftar alat dan bahan yang digunakan saat praktikum
berlangsung.
8. BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN
Berisi tentang langkah-langkah melakukan praktik pengelasan.
9. BAB V ANALISA PERCOBAAN
Bagian ini berisi tentang analisa berupa perhitungan dari hasil praktikum
yang dibandingkan dengan teori yang digunakan.
10. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini memuat kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan dan
saran untuk praktikan selanjutnya agar memperoleh hasil yang lebih baik.
11. DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini memuat referensi-referensi yang digunakan dalam
menyelesaikan laporan ini.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berpegang kuat dan maju dipotong oleh sebuah slide di bawah kendali sebuah
sekrup. Ini ilustrasi dari Mittelalterliche Hausbuch dari 1480 menunjukkan
bentuk yang sangat awal.
Mesin bubut adalah jenis mesin potong kikis yang menggunakan prinsip
gerak putar. Pada mesin bubut yang berputar adalah benda kerja. Pahat atau
pisau potong diam untuk mengikis benda kerja. Mesin bubut digunakan untuk
membuat benda kerja dalam bentuk silindris, kerucut dan juga lobang silindris
serta alur radial. Perkembangan mesin bubut selanjutnya tetap berdasarkan
pengertian ini namun dengan beberapa modifikasi.
Perkembangan mesin bubut modern diawali dengan ditemukannya mesin
bubut pembuat ulir oleh Henry Maudslay yang kini dikenal sebagai penemu
mesin bubut.
Maudslay mengembangkan industri mesin bubut pembuat sekrup
pertamakali pada tahun 1800, yang memungkinkan membuat standarisasi untuk
ukuran ulir sekrup untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Pada tahun 1797, Henry Mauldslay mendesain dan membuat mesin bubut yang
disebut sebagai screw cutting lathe, salah satu karyanya yang berkembang di
Negara bagian New England. Waktu itu, Amerika Serikat masih mengalami
hambatan yang sangat ketat dengan undang-undang negeri Inggris yang
melarang ekspor mesin-mesin ke luar negeri. Sementara undang-undang ini
merupakan penghambat untuk sementara waktu tapi tidak memakan waktu
terlalu lama bagi bangsa Amerika yang bersifat revolusioner untuk memberikan
modal pada perkembangan mesin bubut Maudslay. Dan dibuatlah mesin-mesin
bubut yang serupa dengan bed-bed mesin dari kayu dan alurnya terbuat dari besi.
Antara abad 19 dan pertengahan 20-an, dipakai motor listrik untuk
masing-masing mesin bubut. Dan mulai 1950-an, digunakan servomechanisms
yang diaplikasikan pada kontrol mesin bubut dan mesin perkakas lainnya melalui
kontrol numerik (NC). Kemudian sistem ini sering digabungkan dengan
komputer untuk menghasilkan kontrol numerik komputer (CNC). Maka pada
saat ini kita dapat menjumpai mesin perkakas manual dan CNC digunakan secara
berdampingan dalam industri manufaktur.
6
Mesin bubut adalah jenis mesin potong kikis yang menggunakan prinsip
gerak putar. Pada mesin bubut yang berputar adalah benda kerja. Pahat atau
pisau potong diam untuk mengikis benda kerja. Mesin bubut digunakan untuk
membuat benda kerja dalam bentuk silindris, kerucut dan juga lobang silindris
serta alur radial.
Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari
benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan
ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda
gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda
gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan
untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Jenis-jenis mesin bubut cukup beragam berdasarkan klasifikasi dan
kriteria tertentu, seperti menurut ukurannya, menurut prinsip kerjanya, namun
berdasarkan yang umum diketahui, jenis mesin bubut yaitu mesin bubut
konvensional, khusus, Universal, CNC. Gerakan putar dari benda kerja disebut
gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
7
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan
pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Pisau atau pahat bubut ini ada
beberapa jenis yang dapat kita gunakan sesuai kebutuhan. Dari kerja ini
dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris. Sayatan inilah
nantinya yang akan mengikis logam sehingga menjadi bentuk yang diinginkan.
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata
potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin
bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk
membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel
mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja
akan disayatkan pada benda kerja yang berputar.
Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada
jenis mesin bubut yang berputar alat potongnynya, sedangkan benda kerjanya
diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan mudah
memotong benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang
diinginkan.
Dikatakan konvensional karena untuk membedakan dengan mesin-mesin
yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled) ataupun
kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin konvensional
mutlak diperlukan keterampilan manual dari operatornya. Pada kelompok mesin
bubut konvensional juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam pergerakkannya
bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistim otomasi baik yang
dilayani dengan sistim hidraulik, pneumatik ataupun elektrik.
Ukuran mesinnyapun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin
bubut konvensional yang dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan besar
seperti yang dipergunakan pada industri perkapalan dalam membuat atau
merawat poros baling-baling kapal yang diameternya mencapai 1000 mm.
10
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata
potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin
bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk
membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel
mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja
akan disayatkan pada benda kerja yang berputar.
Mesin bubut memiliki fungsi utama yaitu memegang dan memutar benda
kerja untuk melakukan operasi permesinan.Kegunaan mesin bubut adalah untuk
menghasilkan benda-benda putar, membuat ulir, pengelasan, pengeboran,
meratakan permukaan benda putar, dan pembuatan tirus.
Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk
membuat/memproduksi benda- benda berpenampang silindris, misalnya poros
lurus, poros bertingkat (step shaft), poros tirus (cone shaft), poros beralur
(groove shaft), poros berulir (screw thread) dan berbagai bentuk bidang
permukaan silindris lainnya misalnya anak buah catur (raja, ratu, pion dll)
Mesin bubut berfungsi untuk memotong atau menghilangkan sebagian
dari benda kerja dengan gerak berputar sehingga pada akhirnya menjadi
benda atau produk yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Mesin
bubut pertama dengan kontrol mekanik langsung terhadap alat potongnya
adalah sebuah bubut potong ulir bertahun 1483. Mesin bubut ini membentuk
aliran ulir pada kayu.
Selain untuk membuat komponen baru, mesin bubut juga sering dipakai
untuk memperbaiki komponen yang aus atau terkikis,dengan menggunakan
prinsip mengikis benda kerja
Selain logam, mesin bubut juga bisa dipakai pada benda kerja yang
berbahan kayu, karena prinsip dasar membubut dan juga mengikis kaya dan
logam sama saja.
12
5. Alas (Bed)
Bagian alas mesin ini berfungsi sebagai tumpuan gaya pemakanan ketika
proses pembubutan terjadi dan juga sebagai tempat dudukan untuk kepala lepas,
penyangga diam (steady rest) dan eretan.
6. Ulir Pembawa (Lead Screw)
Poros transportir ini berfungsi untuk membawa eretan secara otomatis
pada saat proses pembubutan, contohnya saat melakukan pembubutan arah
melintang atau memanjang dan ulirnya antara 6-8 mm.
7. Feed Control
Fedd control berfungsi untuk mengatur feed transportir atau ulir pembawa
(lead screw). Feed control ini memiliki fungsi yang sesuai dengan namanya yaitu
sebagai kontrol feed.
8. Tempat Pahat (Tool Post)
Tempat pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang
bentuknya ada beberapa macam. Sebelum melakukan pembubutan pastikan
kembali bahwa tempat pahat telah terkunci dengan baik dan tidak bergerak-gerak
untuk menghindari kecelakaan kerja.
9. Speed control
Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar, digunakan untuk mengatur
kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan
yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk
pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian
sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur,
mengkartel dan pemotongan (cut off).
10. Cross Slide
Bagian ini berada di atas eretan alas dengan posisi dudukan melintang
terhadap alas. Maksud dari gerakan melintang disini adalah komponennya bisa
mendekat dan menjauhi operator ketika diputar secara manual maupun otomatis.
Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat
diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu
yang terdapat pada roda pemutarnya.
14
2.8 Tirus
Pembubutan tirus dengan cara ini hanya terbatas pada panjang titik
tertentu (relatif pendek), sebab tergantung pada besar kecilnya eretan atas yang
dapat digeserkan. Kelebihan pembubutan tirus dengan cara ini dapat melakukan
pembuatan tirus dalam dan luar, juga bentuk- bentuk tirus yang besar.
Sumber: https://achmadarifin.com/cara-membubut-tirus-menggeser-kepalalepas
besarnya pergeseran kepala lepas dapat menggunakan rumus yang disajikan pada
gambar tersebut. Sehingga akan diperoleh hitungan seperti di bawah ini.
1. Atur putaran mesin (rpm) sesuai dengan diameter benda kerja yang sedang
dikerjakan.
2. Atur dan posisikan pencekaman benda kerja sehingga dapat mengerjakan
sisi bagian sebelah kanan terlebih dahulu. Lakukan bubut facing
sampai memperoleh permukaan yang halus dan buat lubang center bor
pada sisi tersebut.
3. Kemudian lakukan pembubutan rata sampai dengan memperoleh Ø 30 mm
dengan panjang lebih dari setengah ukuran panjang keseluruhan.
4. Balik posisi benda kerja untuk dapat mengerjakan ujung sisi sebelahnya.
5. Atur dan posisikan pencekaman benda kerja sehingga dapat mengerjakan
sisi bagian sebelah kiri. Lakukan bubut facing sampai memperoleh
panjang keseluruhan benda kerja sebesar 100 mm dengan permukaan yang
halus kemudian dibuat luang center bor.
6. Kemudian lakukan pembubutan rata untuk bagian ujung sehingga
memperoleh Ø 30 mm sepanjang benda kerja yang ada.
7. Kemudian lakukan pencekaman benda kerja dengan menggunakan dua
center seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Pastikan pencekaman
benda kerja kuat dan benar demi alasan keamanan dan keselamatan kerja.
8. .Lakukan proses pembubutan rata seperti biasa menggunakan eretan
bawah, sampai tercapai ukuran diameter bagian ujung kanan sebesar 25
mm.
9. Lepaskan benda kerja dan proses pembubutan selesai dilakukan.
17
Keterangan:
Tpf = taper per feet
D = diameter kertirusan yang besar
d = diameter ketirusan kecil
p = panjang ketirusan
18
2.9 Ulir
Ulir merupakan bentuk bidang miring heliks. Heliks adalah kurva yang
ditentukan dengan memindahkan sebuah titik dengan kecepatan sudut
dan linear seragam di sekitar suatu sumbu. Ulir memiliki tiga fungsi dasar dalam
sistem mekanis, antara lain untuk menyediakan kekuatan penjepit/pengikat,
membatasi atau mengontrol gerakan, dan mengirimkan daya. Ulir juga dapat
dibuat dengan mesin bubut.
2.9.2 Klasifikasi dan Fungsi Ulir
Sumber: https://www.etsworlds.id/2018/01/jenis-ulir-dan-pengertiannya.html
3. Dilihat bentuk dari sisi ulir, maka jenis ulir dapat dibedakan menjadi
berbagai bentuk yaitu ulir segitiga, ulir trapesium, ulir segiempat, ulir
parabola (knuckle) dan lainnya
Sumber: https://www.etsworlds.id/2018/01/jenis-ulir-dan-pengertiannya.html
4. Ditinjau dari standar yang digunakan terdapat dua jenis standar ulir yaitu
ulir Metrik (ISO) dan ulir Withworth (British).
20
Sumber: https://www.etsworlds.id/2018/01/jenis-ulir-dan-pengertiannya.html
Pahat bubut merupakan suatu alat potong utama yang biasa digunakan
pada proses pembubutan. Jenis pahat bubut itu bermacam-macam tergantung
dari fungsinya.
2.10.1 Jenis –jenis pahat bubut
1. Batang pahat yang berfungsi sebagai bagian pahat yang di cekam pada
eretan mesin bubut.
2. Mata pahat yang berfungsi sebagai bagian pahat yang mengikis atau
memotong benda kerja.
3. Kepala mata pahat yang berfungsi sebagai dudukan mata pahat.
4. Baut pahat yang berfungsi untuk mengikat mata pahat pada dudukan mata
pahat.
25
Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana alat potong dapat
menyayat dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik alat potong
diperlukan adanya sudut baji, sudut bebas dan sudut tatal sesuai ketentuan, yang
semua ini disebut dengan istilah geometris alat potong.
Selain itu sudut kebebasan pahat juga harus dipertimbangkan berdasarkan
penggunaan, arah pemakanan dan arah putaran mesin.
1. Pahat Bubut Rata Kanan, memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas
lainnya sebagaimana gambar 26, pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke
arah kanan mendekati posisi cekam.
3. Pahat Bubut Muka, memilki sudut baji 55º, pada umumnya digunakan
untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang
pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik
senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda kerja
tergantung arah putaran mesinnya.
Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana alat potong dapat
menyayat dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik alat potong
diperlukan adanya sudut baji, sudut bebas dan sudut tatal sesuai ketentuan, yang
semua Ini disebut dengan istilah geometris alat potong.
27
Pengasahan Pahat Bubut Mengasah pahat adalah bagian dari tekhnik dan
juga bagian dari seni. Pahat bubut HSS dijual dalam keadaan blank (belum
dibuat sisi potongnya). Ada empat langkah yang harus ditempuh untuk membuat
sebuah pahat bubut muka kanan, yaitu: menggerinda di bagian
ujung,menggerinda sisi kirinya,menggerinda sisi atasnya,membulatkan
ujungnya.
Mesin bubut merupakan salah satu mesin yang digunakan dalam proses
pemesinan. Pekerjaan pemesinan umumnya mempertemukan dua jenis material
yaitu material pahat dan material benda kerja. Karena pahat merupakan salah
satu komponen utama yang memegang peranan penting dalam proses
pembubutan, maka material pahat yang digunakan haruslah cocok. Untuk
menjamin kelangsungan proses ini dengan baik maka diperlukan beberapa
kriteria material pahat bubut yang akan digunakan untuk menyayat dan
memotong benda kerja pada mesin bubut.
Pembuatan pahat juga memiliki macam-macam metode, ada cukup
banyak percobaan yang dilakukan untuk mendapatkan kualitas mata pahat yang
terbaik sehingga dapat mengoptimalkan kerja manufaktur terkhusus lagi proses
pengerjaan manufaktur dengan menggunakan mesin bubut baik mesin bubut
konvensional ataupun juga mesin bubut jenis lain.
Langkah kerja atau pengasahan pahat
1. Check ukuran benda kerja dan dipersiapkan alat – alat perlengkapan mesin
gerinda yang akan digunakan.
2. Jalan mesin gerinda, periksa apakah ada kesalahan.
3. Mulailah menggerinda pada permukaan bidang sebelah kiri dengan susut
bebas 12⁰ dan sudut mata potong 10⁰ sebagai acuan.
4. Gerinda permukaan bagian depan dengan sudut bebas muka 10⁰ dan sudut
bebas 80⁰.
5. Melanjutkan penggerindaan pada permukaan atas dengan rake angle 12⁰.
6. Ulangi penggerindaan untuk menghaluskan ketiga sudut di atas.
7. Periksa masing – masing sudut bebas pada tiap permukaan pahat.
8. Pasang pahat pada pemegang pahat kiri.
28
Mesin bubut konvensional adalah mesin perkakas atau mesin bubut biasa
yang memproduksi benda benda bentuk silindris.Mekanisme gerakan
eretan,memasang eretan melintang dan eretan atas di layani dengan hendel
hendel secara manual(dengan tangan),baik secara otomatis maupun langsung.
2.11.1 Pengertian Mesin Bubut Konvesional
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan
pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Pisau atau pahat bubut ini ada
beberapa jenis yang dapat kita gunakan sesuai kebutuhan. Dari kerja ini
dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris. Sayatan inilah
nantinya yang akan mengikis logam sehingga menjadi bentuk yang diinginkan.
Prinsip kerja mesin bubut yang berupa pergerakan berputar (rotasi) dari
benda kerja inilah yang menyebabkan terjadinya pemakanan oleh alat potong.
Perputaran benda kerja diperoleh dari perputaran motor utama yang
ditransmisikan sedemikian rupa dengan kecepatan putar tertentu untuk memutar
cekam.
31
Pada mesin bubut CNC terdapat beberapa kode yang nantinya akan
digunakan dalam proses manufaktur menggunakan mesin bubut.
Pada proses Pemesinan Bubut terdiri dari sudut pahat yang menentukan
proses, yaitu : sudut potong utama ( principal Cutting edge angle atau
disingkat Kr), dan sudut buang tatal (rake angle atau disingkat Y ). Sudut-sudut
ini akan berpengaruh terhadap penampang tatal, gaya pemotongan, dan umur
pahat. Dari kedua sudut ini dapat disimpulkan bahwa proses Pemesinan adalah
sama.
2.14.1 Kecepatan Potong
Pada gerak putar seperti mesin bubut, kecepatan potong (CS) adalah
keliling kali putaran atau π. d. n; di mana d adalah diameter pisau/benda kerja
dalam satuan milimeter dan n adalah kecepatan putaran pisau/benda kerja dalam
satuan putaran/menit (rpm).
Dengan demikian rumus untuk menghitung putaran menjadi:
Kedalaman pemakanan adalah rata – rata selisih dari diameter benda kerja
sebelum dibubut dengan diameter benda kerja setelah di bubut. Kedalaman
pemakan dapat diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda
pemutar (skala pada pemutar menunjukan selisih harga diameter).
Kedalaman pemakanan dapat diartikan pula dengan dalamnya pahat menusuk
benda kerja saat penyayatan atau tebalnya tatal bekas bubutan.
2.14.4 Waktu pemakanan
Z = Av = a f z v = b h v ; cm3 /menit
A = b h = a f z ; h = fz dan kr dan b = a
Sin kr
A= Luas penampang geram
b = lebar geram; mm
h = tebal geram; mm
kr = sudut potong utama; derajat
37
3. Kepala tetap
Kerusakan yang biasanya terjadi di kepala tetap mesin bubut adalah:
a. Putaran poros utama tersendat-sendat dan terlalu panas
b. Suhu terlalu tinggi pada kepala lepas
c. Timbul suara yang bising pada kepala lepas
d. Tidak senter
4. Eretan
Kerusakan yang sering timbul pada eretan mesin bubut adalah :
a. Minyak pelumas yang kotor dapat menyebabkan pompa pada apron sangat
sulit dioprasikan. Sehingga perlu dilakukan pembersian atau pengantian
minyak pelumas dan pembersihan pipa-pipa salurannya.
b. Kedudukan toolpost kurang teliti sehingga pemakanan kurang baik.
c. Jika permukaan penyayatan menyilang (facing) tidak rata. Kemungkinan
di sebabkan tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros utuk
pemakanan.
d. Terlalu keras gerakan toolpost. Hal ini disebabkan oleh gangguan
pemasangan pasak.
e. Eretan sangat berat meluncur. Penyelesaianya melongkarkan baut-baut
mesin.
f. ganguan pada pinion gear menyebabkan hasil pekerjaan tidak rata.
Lakukan memperbakan gigi pinion atau menganti gigi pinion yang baru.
g. Tidak senternya poros trasportir menyebabkan pemakanan pada benda
kerja tidak rata pada waktu langkah otomatis atau penyayatan otomatis.
h. Pada saat pemotongan terlalu berat menyilang. Mungkin disebabkan
terlalu kuatnya pengikat baut untuk pemotongan menyilang.
5. Kepala lepas
Jika baut pengikat kurang kuat, kepala lepas dengan meja mesin dan juga
menyebabkan kepala lepas mudah bergetar atau tidak stabil proses
pelaksanan pembubutan. Kepala Lepas (Tail Stock) adalah bagian
dari mesin bubut yang letaknya di sebelah kanan dan dipasang di atas alas
atau meja mesin.
39
Prosedur Perawatan Mesin Bubut. Untuk menjaga agar mesin tidak cepat
rusak diperlukan perawatan dan pengoperasian yang benar dan seksama.
Prosedur perawatan mesin bubut ini adalah:
1. Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
2. Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan mesin dan
pemberian grease,diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuat mesin.
3. Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan bagian-bagian mesin dari
beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.
4. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama,tidak diperkenakan
memukul benda kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer.
5. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,jangan
sampai beram-beram yang halus dank eras terutama beram besi tulang
jatuh ke meja mesin dan terbawa oleh eretan.
6. Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada
posisi netral dan mematikan sumber tenaga mesin.
2.15.3 Perawatan Korektif
hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º. Pahat jenis ini
pada umumnya hanya digunakan untuk proses finising.
7. Pahat DIN 4977 fungsinya sama dengan pahat ISO 5, yaitu digunakan
untuk proses pembubutan melintang menuju sumbu center dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º. Jenis pahat ini pada umumnya
hanya digunakan untuk meratakan permukaan benda kerja atau
memfacing.
8. Pahat DIN 4978 fungsinya sama dengan pahat ISO 3, yaitu digunakan
untuk proses pembubutan memanjang dan melintang dengan sudut bidang
samping (plane angle) sebesar 93º.Pada proses pembubutan melintang
tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang siku (90º) pada sudut
bidangnya, yaitu dengan cara menggerakan pahat menjahui sumbu senter.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar
bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi
maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
9. Pahat DIN 4980 fungsinya sama dengan pahat ISO 6, yaitu digunakan
untuk proses pembubutan memanjang dengan hasilsudut
bidangnya (plane angle) sebesar 90º. .Pada proses pembubutan melintang
tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang siku (90º) pada sudut
bidangnya, yaitu dengan cara menggerakan pahat menjahui sumbu senter.
Pada proses pembubutan melintang tujuannya adalah untuk mendapatkan
hasil yang siku. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda
kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam
ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong
relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
45
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1
1
Gambar 3.1 Mesin Bubut Horizontal
1
Sumber:http://ariefsuryowibowo.blogspot.com/2014/05/vbehaviorurldefaultvml
Keterangan :
1. Mesin bubut horizontal
2. Mata Bor
Mata bor berfunsi untuk melubangi spesimen
1
1
Gambar 3.2 Mata Bor
1
Sumber: http://diobubut.blogspot.com/2015/06/macam-macam-alat-potong-
Keterangan:
1. Mata bor
46
3. Pahat Kiri
1
1
Gambar 3.3 Pahat kiri
Sumber: https://teknikece.com/mesin-bubut/pahat-bubut/
1
Keterangan:
1. Pahat kiri
4. Kunci Chuck
Kunci chuck atau biasa disebut kunci cekam berfungsi untuk mengetatkan
cekam atau penjepit.
1
1
Gambar 3.4 Kunci Chuck 1
Sumber: https://teknikece.com/mesin-bubut/perlengkapan-mesin-bubut/
Keterangan:
1. Kunci chuck
Cekam atau chuck merupakan perlengkapan mesin bubut yang digunakan
untuk memegang benda kerja.
47
5. Kunci Toolpost
1
Gambar 3.5 Kunci Toolpost 1
Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.bukala
Keterangan: 1
1. Kunci toolpost
6. Vernier Caliver
1
1
1
Gambar 3.6 Vernier Caliver
Sumber: https://www.miniphysics.com/how-to-read-a-vernier-caliper.html
Keterangan:
1. Vernier caliver
3.2 Bahan
1. Baja ST 37
1
1
Gambar 3.7 Baja ST 37 1
Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Findonesian
Keterangan:
1. Baja ST 37
2. Baja ASSAB
Selain baja ST 37, baja ASSAB juga digunakan dalam percobaan kali ini.
1
1
1
Gambar 3.8 Baja ASSAB
Sumber: http://metal.beyond-steel.com/tag/equivalent-vcl140/
Keterangan:
1. Baja ASSAB
Baja assab 705 merupakan baja karbon sedang yang mengandung karbon
sebesar 0,38%-0,43%C dan dengan kandungan karbonnya
memungkinkan baja untuk dikeraskan dengan proses perlakuan panas.
49
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB V
ANALISIS PERCOBAAN
Teori − Praktek
%ralat = 𝑥100%
Teori
Kesalahan atau ralat adalah hal yang sering terjadi pada praktikum, namun
semakin sedikit ralat yang didapat maka, semakin baik pula hasil praktikum,
berikut adalah hal-hal yang menyebabkan ralat:
1. Instrumen, seperti kalibrasi alat yang tidak sempurna
2. Observasi, seperti kesalahan paralaks pembacaan
3. Environmental, seperti tegangan listrik yang tidak stabil
4. Teori, seperti pengabaian gaya gesek
Sumber ralat di atas dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pengukuran. Dalam pengukuran besaran fisika menggunakan alat ukur atau
instrumen, hasilnya tidak mungkin memperoleh nilai yang benar. Namun, selalu
mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam
51
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
3. Saat pembuatan lubang dan pembesaran lubang yang dilakukan oleh mesin
bubut terlebih dahulu benda kerja dijepit dngan kuat dan sebelum proses
dilakukan benda kerja disenter dahulu dengan senter yang terletak di
kepala lepas agar lubang yang dihasilkan lebih bagus dan lubang yang
dihasilkan pada permukaan benda kerja senter atau ditengah .
DAFTAR PUSTAKA