Diajukan Oleh:
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan kegiatan magang di PT. Kereta Api
Indonesia (persero) UPT. Balai Yasa Pulubrayan. Kegiatan magang mahasiswa ini
merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam program studi D3 Teknik
Mesin. Selain untuk menuntaskan program studi yang penulis tempuh, kegiatan
magang mahasiswa ini juga banyak memberikan manfaat kepada penulis baik dari
segi akademik maupun untuk pengalaman yang tidak dapat penulis temukan saat
berada di bangku kuliah.
1. Bapak Abdul Rahman, S.E, Ak., M.Si. sebagai Direktur Politeknik Negeri
Medan.
2. Bapak Dr. Abdi Hanra Sebayang, S.T., M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Medan.
3. Bapak Ir. Nelson Manurung, M.T. sebagai Ketua Program Studi Teknik
Mesin.
4. Bapak Joni Indra, S.T., M.T. sebagai Dosen Pembimbing Magang yang telah
memberikan saran, bimbingan serta dukungan dalam penyelesaian magang.
5. Bapak Darwin Napitupulu selaku Vice President UPT. Balai Yasa Pulubrayan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
Magang.
iii
DAFTAR ISI
v
2.4 Pembahasan ................................................................................................ 19
2.4.1 Proses Clamping Roda pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai .......... 19
2.4.2 Proses Pengukuran Awal Roda pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai
................................................................................................................... 20
2.4.3 Proses Perhitungan pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai ................ 21
2.4.4 Proses Pembubutan pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai ............... 22
2.4.5 Proses Pengukuran Akhir pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai ...... 23
2.4.6 Proses Unclamping Roda pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai....... 24
2.5 Hambatan Magang ...................................................................................... 25
BAB III SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 27
LAMPIRAN ...................................................................................................... 28
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan landasan di atas, maka saya melakukan Magang di PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) UPT. Balai Yasa Pulubrayan.
1
1.2 Tempat dan Jadwal Pelaksanaan Magang
Magang ini dilaksanakan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) UPT. Balai
Yasa Pulubrayan yang terletak di Jl. Ps., Pulo Brayan Bengkel, Medan Timur,
Kota Medan, Sumatera Utara. Kegiatan Magang ini dilaksanakan dibagian
Produksi dan Konstruksi. Waktu pelaksanaan Magang ini dimulai pada
tanggal 16 Januari 2023 sampai dengan 16 Maret 2023 atau selama 44 hari
efektif. Hari dan jam kerja adalah hari senin – kamis dengan jam kerja mulai
dari 08.00 – 17.00 WIB, dan hari jum’at dengan jam kerja mulai dari 08.00 –
16.30 WIB. Kegiatan yang dilakukan selama Magang yaitu belajar membubut
roda kereta api menggunakan mesin CNC tipe bawah lantai, merawat bearing
pada kereta api, dan belajar mengelas menggunakan las SMAW.
2
1.3 Tujuan
Magang memiliki tujuan utama sebagai bentuk pembekalan bagi penulis,
khususnya dalam hal bekal pengalaman di Dunia Industri Kerja yang sesuai
dengan kompetensi ilmu. Adapun tujuan khusus lain dari kegiatan magang ini
sebagai berikut :
1. Sebagai syarat mahasiswa untuk menyelesaikan mata kuliah Magang di
Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri
Medan.
2. Mengaplikasikan ilmu atau teori yang telah diperoleh pada perkuliahan ke
dunia industri sesungguhnya
3. Melatih kemampuan dalam beradaptasi dengan dunia kerja.
4. Melatih sikap disiplin, profesional, dan rasa tanggung jawab kedalam
dunia kerja yang sesungguhnya.
5. Mencari pengalaman kerja secara langsung pada dunia industri.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan Magang ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Mahasiswa :
a. Untuk mengetahui bagaimana proses perawatan dan perbaikan kereta
api.
b. Untuk menambah pengetahuan dan teknologi dalam industri terutama
pada komponen – komponen bagian perangkat roda kereta api.
c. Menambah wawasan ketenagakerjaan khususnya di bidang
perkeretaapian
3
3. Bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
a. Dapat menjalin hubungan yang baik dengan perguruan tinggi
khususnya Politeknik Negeri Medan. Perusahaan semakin dikenal
oleh perguruan tinggi sebagai pemasok tenaga kerja yang berkualitas
bagi perusahaan.
b. Perusahaan dapat menilai kualitas dari suatu lembaga pendidikan
sehingga menjadi suatu pertimbangan untuk merekrut tenaga kerja.
4
BAB 2
PELAKSANAAN MAGANG
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan
berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama
penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk
kepentingan perang. Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas
Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang
batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka.
5
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun
dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah
pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September
1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia). Hal ini sekaligus
menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia
(DKARI).
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan
yakni PT Reska Multi Usaha (2003), PT Railink (2006), PT Kereta Api
Indonesia Commuter Jabodetabek (2008), PT Kereta Api Pariwisata (2009),
PT Kereta Api Logistik (2009), PT Kereta Api Properti Manajemen (2009),
PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).
6
Periode Perusahaan Dasar Hukum
Maklumat Kementrian
Djawatan Kereta Api Republik
1945 – 1950 Perhubungan No. 1/KA
Indonesia (DKARI)
Tahun 1946
Keputusan Menteri
Perhubungan dan
1950 – 1963 Djawatan Kereta Api (DKA)
Pekerjaan Umum RI No.
2 Tahun 1950
7
Periode Perusahaan Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah RI
1998 – sekarang PT Kereta Api Indonesia (Peresro)
No. 19 Tahun 1998
8
aksen warna oranye, yang menunjukan antusiasme, kreativitas, tekad,
kesuksesan dan kebahagiaan.
Logo Kereta Api Indonesia dari dulu hingga Sekarang dari masa ke
masa. PT Kereta Api Indonesia (persero) sudah melakukan perubahan
logo berkali-kali sejak berdirinya PT KAI hingga kini. Logo perusahaan
berganti sesuai dengan zamannya. Logo merupakan simbol yang
mewakili visi dan misi perusahaan baik spirit maupun harapan. Berikut
ini adalah logo perusahaan dari masa ke masa :
9
a. AMANAH
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
b. KOMPETEN
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
c. HARMONIS
Saling peduli dan menghargai perbedaan.
d. LOYAL
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
e. ADAPTIF
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi
perubahan.
f. KOLABORATIF
Membangun kerja sama yang sinergis.
2.1.4 Visi dan Misi PT.Kereta Api Indonesia (Persero) UPT. Balai Yasa
Pulubrayan
a. Visi
Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia
b. Misi
1) Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis
digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
2) Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi
melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan
teknologi.
3) Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan
para pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan
melaksanakan pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting
terkait transportasi
10
2.1.5 PT. KAI UPT Balai Yasa Pulubrayan
UPT. Balai Yasa Pulubrayan (BY PUB) yang merupakan salah satu bagian
dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah satu-satunya balai yasa di
Sumatra Utara. Balai yasa ini menyelenggarakan pemeliharaan dan
perawatan serta perbaikan semua sarana perkeretaapian Divisi Regional 1
Sumatera Utara dan Aceh.
11
Gambar 2.4 Bangunan Baru Halte Pulubrayan Pada Tahun 1919
12
2.1.6 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) UPT. Balai Yasa
Pulubrayan
13
f. Menghirup asap dari pengelasan, pengecatan, maupun asap yang
dihasilkan oleh gas karbon dari mesin lokomotif yang dimana dapat
berakibat fatal untuk jangka wangka ke depan terhadap sistem
pernapasan.
14
2.2 Deskripsi alat
1. Roda Kereta Api
Roda Kereta Api adalah roda kendaraan yang didesain khusus untuk
model kereta api. Roda Kereta Api memiliki flensa yang berfungsi agar
kereta api tetap berada di jalurnya, flensa sendiri adalah fitur pelindung
yang terdapat pada roda berbentuk tonjolan di bagian dalam untuk
menghindari keluarnya roda dari jalurnya, baik jalur lurus maupun jalur
persimpangan. Material roda kereta adalah baja karbon dengan
kandungan karbon ± 5%. Material tersebut termasuk ke dalam material
baja karbon sedang yaitu baja karbon dengan kandungan karbon 0,25% –
0,6%. Material roda kereta termasuk ke dalam material ulet, dan
standardisasi kekerasan 320-340 [HB]. Roda Kereta Api di UPT. Balai
Yasa Pulubrayan dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut ini :
15
Gambar 2.8 Wheel Flange Gauge
16
Gambar 2.10 Crane Overhead
17
2.3 Proses kerja pembubutan roda kereta api
2.3.1 Komponen pada roda kereta api
1. Coning of Wheel Treads
2. Flanges
3. Axle
4. Wheel centrally placed on rail
5. Larger Diameter of cone on outside rail
6. Smaller Diameter of cone on inside rail
Pada roda ketika kereta api mulai beroperasi, maka ada gesekan yang terjadi
antara roda dan rel. Lama kelamaan gesekan tersebut dapat menyebabkan
kerusakan pada roda. Salah satu jenis kerusakan yang terjadi adalah flens
tipis dan diameternya tidak sama, yang disebabkan roda terlalu lama
bergesekan dengan rel sehingga aus, ketika roda sudah aus maka diperlukan
re-profil/pembubutan terhadap roda.
18
Gambar 2.13 Prinsip Kerja Roda Kereta Api
2.4 Pembahasan
2.4.1 Proses Clamping Roda pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai
Pada proses ini roda yang akan di re-profil di posisikan ke rel pembubutan
hingga lampu sinyal warna biru dan kuning menyala setelah itu masukkan
data gerbong tempat roda berada setelah itu masuk ke menu clamping tekan
clamping selection lalu tekan tombol NC START dan mesin otomatis
melakukan preeseure pada roda, axial roller otomatis melakukan
pengepressan dari bagian dalam, selanjut nya matikan hidrolik
menggunakan remot manual untuk membuka kunci jendela area clamping
kanan dan kiri setelah itu gunakan box tombol navigasi clamping lalu
pasang bantalan dongkrak, posisikan penjepit pada adaptor roda, arahkan
dengan tombol navigasi, press perlahan setelah itu pasang reflektor pada
bandase roda tepat pada titik pantulan light barrier, setelah itu hidupkan
kembali hidrolik menggunakan remot manual lalu tekan NC START dan
proses clamping selesai di tandai muncul notifikasi di komputer Clamping
Proses Complete.
19
Gambar 2.14 Posisi Peletakan Roda di Mesin
2.4.2 Proses Pengukuran Awal Roda pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai
Pilih dan tekan tombol pengukuran awal, pada proses pengukuran awal
pastikan pada kolom tapak roda di isi sesuai pengukuran, batas tapak roda
yang diizinkan minimal 130 mm dan maksimal 145 mm setelah itu dengan
kuas bersihkan area sekitar alat pengukur lalu pastikan posisi spindel feed
override left & right hand kemudian arahkan juga putaran roller drive
override pada speed 100 semua, setelah dilakukan input data tapak roda
tekan tombol NC START, setelah pengukuran selesai hasil dari pengukuran
bisa diperiksa pada tulisan back to back, axial run out, diameter, radial run
out, flange thickness, flange height, qr cross measure, tyre width.
20
Gambar 2.16 Halaman Pada Mesin CNC Untuk Proses Pengukuran Awal
21
Gambar 2.18 Pada Mesin CNC Untuk Variant Listing
Setelah di atur sesuai yang di inginkan masuk ke menu Machining dan tekan
tombol NC START, pastikan posisi Spindel Feed override left & right hand
di angka 100 turunkan ketika sudah mendekati benda kerja menjadi 50,
kemudian arahkan juga putaran Roller drive override pada speed 65, pada
proses ini amati pergerakan mata pahat cutting dan gram besi yang
terpotong, dan ingat selalu bersihkan gram besi yang terpotong agar proses
pembubutan berjalan baik dan tidak ada gram besi yang tersangkut agar bisa
tergiling di conveyor, proses pembubutan memakan waktu kurang lebih 45
menit.
22
Gambar 2.19 Halaman Pada Mesin CNC Untuk Proses Pembubutan
2.4.5 Proses Pengukuran Akhir pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai
Setelah proses pembubutan selesai maka akan ada tahap pengukuran
sebelum pembubutan akhir yaitu (measuring before finaly cuts), setelah
tahap machining finaly cuts selesai kemudian tekan tombol Post-meassure,
tunggu notifikasi mesin untuk proses pembersihan alat ukur, setelah muncul
notifikasi bersihkan area sekitar alat pengukur setelah dibersihkan tekan
tombol NC START. Hasil pengukuran akhir roda akan muncul.
23
Gambar 2.21 Halaman Pada Mesin CNC Untuk Proses Pengukuran Akhir
2.4.6 Proses Unclamping Roda pada Mesin Bubut Roda Bawah Lantai
Setelah proses pengukuran akhir selesai masuk ke menu Clamping &
Unclamping, masuk sub menu Unclamping lalu tekan tombol NC START,
mesin otomatis mengurangi pressure axial roller, pressure pada roda & rel
otomatis kembali tersambung. Setelah itu matikan hidrolik menggunakan
remot manual dan buka area clamping kanan & kiri turunkan dongkrak dan
ambil bantalan dongkrak & adaptor letakkan pada posisi aman, setelah itu
hidupkan hidrolik kembali menggunakan remot manual lalu tekan NC
START, proses unclamping selesai ditandai dengan muncul notifikasi di
komputer unclamping proses complete.
24
Permasalahan yang sering terjadi pada pembubutan roda yaitu seperti ketika
kondisi roda yang akan dibubut terlalu rusak maka pembubutan bisa
dilakukan hingga 2 kali pembubutan selain itu dengan kondisi roda rusak
dapat mengakibatkan mata pahat menjadi lebih cepat tumpul. Maka
diperlukan ketelitian operator dalam membubut roda menggunakan mesin
bubut roda bawah lantai agar roda yang dihasilkan sesuai standar yang
ditentukan.
25
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Dari hasil pengamatan magang di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) UPT.
Balai Yasa Pulubrayan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Roda yang permukaan nya terlalu rusak menjadi suatu permasalahan yang
sering terjadi pada pembubutan roda kereta api.
2. Pembubutan roda yang dilakukan sangat penting agar roda selalu berada
dalam kondisi yang optimal saat digunakan.
3. Roda merupakan sebuah komponen kereta api yang berfungsi sebagai
penopang berat kereta api, pengontrol kecepatan dan pengereman. Selain
itu, roda berfungsi sebagai kestabilan laju sarana perkeretaapian.
4. Pembubutan Roda Kereta Api menggunakan mesin CNC bubut roda
bawah lantai tipe hegenscheidt u2000-400 tidak menggunakan coolant,
karena coolant akan mengubah kadar metal dari roda tersebut.
3.2 Saran
Dari hasil pengamatan magang di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) UPT.
Balai Yasa Pulubrayan dapat diambil saran sebagai berikut :
26
DAFTAR PUSTAKA
Kisah Yos, Tukang Bubut Roda Kereta Api - Map Comm. (n.d.). diakses 28
Maret 2023
27
LAMPIRAN
28
Lampiran 2. Surat Balasan Magang dari Jurusan
29
Lampiran 3. Surat Balasan dari Perusahaan
30
Lanjutan Lampiran 3
31
Lampiran 4. Absensi Magang
32
Lanjutan Lampiran 4.
33
Lanjutan Lampiran 4.
34
Lampiran 5. Catatan Harian Magang
35
Lanjutan Lampiran 5.
36
Lanjutan Lampiran 5.
37
Lanjutan Lampiran 5.
38
Lanjutan Lampiran 5.
39
Lampiran 6. Laporan Mingguan Magang
40
Lanjutan Lampiran 6.
41
Lanjutan Lampiran 6.
42
Lanjutan Lampiran 6.
43
Lanjutan Lampiran 6.
44
Lampiran 7. Penutupan Kegiatan Magang
45
Lampiran 8. Daftar Nilai Mahasiswa Dari Perusahaan
46