Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Proses
Produksi dengan judul percobaan “Mesin Bubut.”
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan mata kuliah
praktikum proses produksi yang terdapat di Laboratorium Teknologi Mekanik
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberi dukungan moril maupun materi,
2. Bapak Dr. Ir. M. Sabri, MT. IPM. Asean Eng. selaku Kepala Jurusan Teknik
Mesin USU
3. Bapak Ir. Alfian Hamsi, M.sc. selaku kepala Laboratorium Teknologi
Mekanik.
4. Bapak Dr. Ing. Pramio Garson Sembiring, ST. M.sc. selaku Dosen
Pembimbing Praktikum Laboratorium Teknologi Mekanik.
5. Laboran dan Asisten Laboratorium Teknologi Mekanik yang telah
membimbing dalam pemahaman materi.
6. Teman – teman Teknik Mesin stambuk 2018 yang telah berbagi dan saling
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan laporan ini.
Medan, 2020
Penulis,
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR RUMUS..............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.8 Tirus..............................................................................................................22
i
2.9 Ulir................................................................................................................29
ii
2.14.4 Waktu Pemakanan...............................................................................78
2.14.5 Penghasilan Geram..............................................................................78
2.15 Pemeliharaan dan Perawatan Mesin Bubut................................................78
3.1 Alat...............................................................................................................86
3.2 Bahan............................................................................................................89
6.1 Kesimpulan...................................................................................................94
6.2 Saran.............................................................................................................95
LAMPIRAN..........................................................................................................97
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 2.25 Ulir Berdasarkan Letaknya..............................................................32
vi
Gambar 2.51 Water dan Oil Coolant.....................................................................69
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR RUMUS
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, maksud, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.
Berisi tentang sejarah, definisi, jenis, prinsip kerja, fungsi, bagian – bagian, dan
berbagai teori – teori tentang mesin bubut.
Berisi tentang alat – alat dan bahan – bahan yang digunakan pada saat
menggunakan mesin bubut.
Berisi tentang hasil dari percobaan dan persen ralat dari percobaan.
Berisi tentang kesimpulan dan saran – saran dari laporan serta praktikum ini.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mesin bubut adalah alat yang kuno. Bukti paling awal dari mesin bubut
kembali ke Mesir Kuno sekitar 1300 SM. Ada juga bukti lemah untuk
keberadaannya di situs Yunani Mycenaean, yang berasal dari abad ke 13 atau 14
SM. Bukti yang jelas tentang artefak yang berubah telah ditemukan sejak abad ke
6 SM. Pecahan mangkuk kayu di sebuah makan Etruscan di Italia Utara serta dua
piring kayu datar dengan pelek dekoratif dari pelek modern Turki.
Selama periode Negara – Negara berperang di tiongkok, 400 SM, Cina
kuno menggunakan mesin bubut putar untuk menajamkan alat dan senjata pada
skala industri. Lukisan pertama yang diketahui menunjukkan tanggal mesin bubut
ke abad ke 3 SM di Mesir Kuno. Mesin bubut itu sangat penting bagi Revolusi
Industri. Itu dikenal sebagai ibu dari peralatan mesin tukang, karena itu adalah
peralatan mesin pertama yang mengarah pada penemuan peralatan mesin lainnya.
Henry Maudslay merupakan seorang inovator alat mesin dan penemu dari
Inggris. Dia dianggap sebagai bapak pendiri teknologi peralatan mesin bubut dan
penemu Dies Snay serta cutting tool threading untuk fastener. Ia dianggap sebagai
bapak pendiri teknologi alat mesin dan fastener yang merupakan fondasi penting
bagi Revolusi Industri. Henry Maudslay lahir 22 Agustus 1771. la merupakan
anak kelima dari tujuh bersaudara. ayahnya, Henry Maudslay, seeorang tukang
roda di Royal Engineers, dan ibunya, Margaret seorang buruh tukang cuci.
Maudslay mulai bekerja pada usia 12 sebagai kuli angkut bijih besi di kota
Arsenal. Setelah dua tahun, ia dipindahkan ke sebuah toko tukang kayu diikuti
oleh bengkel pandai besi, di mana pada usia lima belas ia mulai berlatih sebagai
pandai besi. Dia tampaknya memiliki spesialisasi dalam pekerjaan menempa.
Selama waktunya di Arsenal, Maudslay juga bekerja di Royal Foundry, di mana
Jan Verbruggen telah memasang mesin bor horizontal inovatif pada tahun 1772.
Karena itu adalah peralatan mesin pertama yang mengarah pada penemuan
peralatan mesin.
5
kemudian menjadi Maudslay, Putra dan Field ketika putra Maudslay menjadi
mitra.
1862. Namun, perusahaan ini bangkrut tahun 1900 karena generasi ketiga cucu
Maudslay tidak sanggup bekerja mengelola warisan keluarga
Ukuran dari mesin ini relatif kecil dan cukup portable. Bahkan panjang dari
mesin ini kurang 1200 mm / 1,2 meter. Bentuk dari mesin ini juga sangat
sederhana dan mudah dalam dipahami cara menggunakannya.
Dengan ukuran yang kecil, mesin ini dapat diletakkan dimanapun. Entah itu
di meja ataupun di lantai tanpa memerlukan ruang / tempat yang cukup luas. Serta
cukup ringan untuk diangkat oleh satu orang.
Kegunaan dari mesin ini juga jauh lebih kompleks. Bahkan dapat
membunuh material dengan diameter hingga 20 cm. Dengan mesin ini juga dapat
menciptakan sebuah perkakas baik untuk keperluan rumah tangga ataupun
sekolah. Selain itu juga dapat digunakan untuk memperbaiki suatu perkakas.
Mesin bubut ini mempunyai ukuran dan berat yang lebih daripada portable
dan medium lathe. Konstruksi dari mesin ini juga jauh lebih kompleks, bahkan
dilengkapi dengan lampu kerja, pendingin mesin, rem hingga tempat untuk
Bahkan dilengkapi dengan lampu kerja, pendingin mesin, rem hingga tempat
untuk menampung geram. Untuk daya yang dihasilkan oleh mesin ini jauh lebih
besar. Mesin ini digunakan di sebuah industri, baik industri kecil ataupun pabrik.
Jenis mesin ini merupakan mesin bubut yang paling besar diantara mesin
bubut lainnya. Bahkan pada mesin ini dilengkapi dengan roda gigi dan tingkat
kecepatannya juga sangat maksimal. Mesin bubut ini khusus untuk digunakan di
pabrik – pabrik besar. Jenis mesin ini merupakan mesin bubut yang paling besar.
Bahkan pada mesin ini dilengkapi dengan roda gigi dan tingkat kecepatannya juga
sangat maksimal. Mesin bubut ini khusus untuk digunakan di pabrik – pabrik
besar mesin bubut ini khusus untuk digunakan di pabrik – pabrik besar.
mesin ini yaitu menggunakan sebuah poros spindle. Cara dalam pengoperasian
mesin bubut yang satu ini juga cukup mudah.
eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan
yang berbentuk ulir.
membubut tirusan tinggi senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua
bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat
digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu
membubut tirus yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk
keperluan kedua senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut
tirus.
4. Eretan (Carriage)
19
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada
benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja.
Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan
eretan atas dan dudukan pahat.
Kepala lepas (Tail stock) digunakan sebagai dudukan center putar (rotary
centre), center tetap, cekam bor (chuck drill), dan mata bor bertangkai tirus yang
pemasangannya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas.
4. Eretan (Carriage)
2.8 Tirus
Membubut bentuk tirus atau juga disebut dengan istilah taper, adalah suatu
proses pembubutan benda kerja yang berbentuk konis. Bentuk konis yang
dimaksud adalah besarnya diameter ujung yang satu dengan diameter ujung
lainnya dari suatu poros memiliki ukuran yang berbeda secara berurutan dan
beraturan. Cara membubut tirus ini menghasilkan pembubutan poros tirus dengan
sudut kemiringan tertentu.
Ada tiga cara membubut tirus yang dapat dilakukan, yaitu: pergerseran
kepala lepas (tail stock) dalam arah melintang dengan jarak tertentu, memutar
posisi eretan atas (perletakan majemuk) sebesar derajat tertentu, dan
menggunakan perlengkapan khusus untuk pembuatan bentuk tirus atau disebut
tapper attachment.
23
Membubut bentuk tirus atau juga disebut dengan istilah taper, adalah suatu
proses pembubutan benda kerja yang berbentuk konis. Bentuk konis yang
dimaksud adalah besarnya diameter ujung yang satu dengan diameter ujung
lainnya dari suatu poros memiliki ukuran yang berbeda secara berurutan dan
beraturan. Cara membubut tirus ini menghasilkan pembubutan poros tirus dengan
sudut kemiringan tertentu.
Keterangan :
ukuran yang relatif panjang dan pembubutan dapat dilakukan secara otomatis,
sehingga permukaan hasil pembubutan dapat diperoleh lebih halus.
Sedangkan kekurangan dari pembubutan tirus dengan menggeser kepala
lepas adalah Karena posisi kedua senter (kepala tetap dan kepala lepas) tidak pada
garis lurus sehingga penumpuan benda kerja menjadi kurang baik, apalagi untuk
sudut-sudut tirus besar mengakibatkan keamanan benda kerja berkurang atau
bahaya.
Kekurangan lainnya adalah sudut tirus yang terbentuk relatif sangat kecil.
Besarnya pergeseran biasanya hanya boleh sampai 1/50 (2 – 3%) dari panjang
benda kerja keseluruhan proses pembubutan dilakukan sebagaimana pembubutan
lurus/rata, akan tetapi benda kerja dijepit menggunakan 2 center. Benda kerja
dijepit antara senter kepala lepas (tail stock) dan senter kepala tetap (head stock).
Apabila kepala lepas digeser tegak lurus terhadap sumbu utama mesin bubut
(spindle), maka akan terjadi sebuah kerucut/konis pada pembubutan sepanjang
keseluruhan benda kerja. Keuntungan membubut tirus dengan cara menggeser
kepala lepas, antara lain: dapat melakukan pembubutan tirus dengan ukuran yang
relatif panjang dan pembubutan dapat dilakukan secara otomatis, sehingga
permukaan hasil pembubutan dapat diperoleh lebih halus. Keuntungan membubut
tirus dengan cara menggeser kepala lepas, antara lain: dapat melakukan
pembubutan tirus
Keuntungan membubut tirus dengan cara menggeser kepala lepas, antara
lain: dapat melakukan pembubutan tirus dengan ukuran yang relatif panjang dan
pembubutan dapat dilakukan secara otomatis, sehingga permukaan hasil
pembubutan dapat diperoleh lebih halus.
26
Keterangan:
1. D = diameter besar
2. d = diameter kecil
3. L = panjang total benda kerja
4. I = panjang tirus
5. x = besar pergeseran. Maksimal 2-3% L
otomatis, maka badan luncur akan bergerak sepanjang mistar penuntun tersebut
dan memaksa eretan lintang bergerak sesuai dengan sudut tirus yang diinginkan.
Besarnya sudut yang digunakan pada tapper attachment dapat dihitung
berdasarkan rumus yang sama dengan perhitungan sudut pada pembubutan dengan
pergeseran eretan lintang. Agar memperoleh hasil yang optimal pada saat
pembubutan tirus dengan menggunakan tapper attachment ini.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum proses pembubutan
dilakukan :
1. Harus dipastikan bahwa ujung mata sayat pahat bubut terpasang tepat setinggi
center benda kerja.
2. Bidang luncur pada tapper attachment harus diupayakan selicin mungkin
dengan memberikan minyak pelumas agar pergerakan berjalan lancar.
3. Baut dan sekrup penahan harus dipastikan terikat dengan kuat.
Keterangan
2.9 Ulir
Ulir merupakan bentuk bidang miring heliks. Heliks adalah kurva yang
ditentukan dengan memindahkan sebuah titik dengan kecepatan sudut
30
dan linear seragam di sekitar suatu sumbu. Ulir memiliki tiga fungsi dasar dalam
sistem mekanis, antara lain untuk menyediakan kekuatan penjepit/pengikat,
membatasi atau mengontrol gerakan, dan mengirimkan daya.
2. Diameter Minor
Diameter minor merupakan diameter terkecil pada ulir. Contohnya pada ulir
metris M8x1, maka diameter minornya adalah 8-1 = 7mm.
3. Diameter Pitch
Diameter Pitch merupakan diameter yang berada diantara diameter mayor
dan minor. Pada diameter inilah ulir luar dan ulir dalam saling
bersinggungan.
4. Pitch
Pitch adalah jarak antara puncak ulir.
5. Kisar (Lead)
Lead adalah jarak yang ditempuh ulir dalam satu putaran.
6. Crest
Crest adalah puncak ulir atau permukaan diameter mayor.
7. Root
Root adalah bagian dasar dari ulir atau permukaan dari diameter minor.
8. Depth
Depth merupakan kedalaman ulir atau jarak tegak lurus dari root dan crest.
9. Thread angel
Thread angel merupakan sudut ulir yang berada diantara crest.
10. Flank
Flank merupakan permukaan sisi pada ulir. Terletak diantara crest dan root.
11. Helix Angel
Helix Angel merupakan sudut helix dari ulir. Cara mengukurnya dengan
mengambil garis tegak lurus dengan sumbu utama ulir, kemudian hitung
sudut antara gari tegak lurus dengan kemiringan ulir helix angel merupakan
sudut helix dari ulir. Cara mengukurnya dengan mengambil garis tegak lurus
dengan sumbu utama ulir, kemudian hitung sudut antara gari tegak lurus
dengan kemiringan ulir.
32
a. Ulir kanan
Ulir dengan putaran kanan. Jenis ulir yang paling umum digunakan
oleh masyarakat. Contohnya mur atau baut dengan ulir kanan.
Cara mengencangkannya dengan diputar searah jarum jam atau ke
kanan. Cara melepasnya diputar berlawanan arah jarum jam atau ke kiri. Cara
mengencangkannya dengan diputar searah jarum jam atau ke kanan.
Cara mengencangkannya dengan diputar searah jarum jam atau ke
kanan. Cara melepasnya diputar berlawanan arah jarum jam atau ke kiri. Cara
mengencangkannya dengan diputar searah jarum jam atau ke kanan.
b. Ulir Kiri
Ulir dengan putaran kiri. Jenis ulir ini biasanya digunakan untuk
kebutuhan khusus. Contohnya pada pedal sepeda.
Cara mengencangkannya dengan diputar berlawanan arah jarum jam
atau ke kiri. Cara melepasnya diputar searah jarum jam atau ke kanan cara
mengencangkannya dengan diputar berlawanan arah jarum jam atau ke kiri. Cara
melepasnya diputar searah jarum jam atau ke kanan.
33
2. Berdasarkan letaknya
a. Ulir luar
Ulir yang terletak pada permukaan luar benda kerja. Disebut jumale
threads (ulir laki-laki). Contohnya ulir pada baut, botol dan poros pembawa pada
mesin bubut.
b. Ulir dalam
Ulir yang terletak pada permukaan dalam atau lubang benda kerja.
Disebut juga female threads (ulir perempuan). contohnya ulir pada mur, tutup
botol, dan pada lubang komponen mesin ulir yang terletak pada permukaan dalam
atau lubang benda kerja. Disebut juga female threads (ulir perempuan). contohnya
ulir pada mur, tutup botol, dan pada lubang komponen mesin.
Ulir yang terletak pada permukaan dalam atau lubang benda kerja.
Disebut juga female threads (ulir perempuan). contohnya ulir pada mur, tutup
botol, dan pada lubang komponen mesin. ulir yang terletak pada permukaan dalam
atau lubang benda kerja. disebut juga female threads (ulir perempuan).contohnya
ulir pada mur, tutup botol, dan pada lubang komponen mesin. contohnya ulir pada
mur, tutup botol, dan pada lubang komponen mesin. ulir yang terletak pada
permukaan dalam atau lubang benda kerja. Disebut juga female threads (ulir
perempuan).Contohnya ulir pada mur, tutup botol, dan pada lubang komponen
mesin.
34
a. Ulir meruncing
b. Ulir Whitworth
c. Ulir Segi-Empat
d. Ulir trapesium
f. Ulir Radius
37
b. Ulir Ganda
38
Ulir ganda adalah ulir yang memiliki panjang kisar lebih dari panjang satu
pitch. Jadi kesimpulannya, setiap satu putaran ulir, akan menggeser benda kerja
sejauh lebih satu pitch.
Bisa dua pitch, tiga pitch atau lebih. Ulir ganda bisa dibuat untuk kelipatan
bilangan bulat. Misal ulir ganda dua metris M8x1, satu putaran ulir akan
menggeser benda kerja sejauh 2 mm.
6. Berdasarkan standarisasi
Ketika ulir ini disambungkan atau disatukan, flank pada ulir ini akan
tertekan hingga sangat rapat. Sehingga memiliki tingkat kebocoran yang rendah.
Jenis ini digunakan di seluruh Eropa. Jenis ulir ini digunakan secara
internasional untuk menghubungkan atau menyegel ujung pipa. Ulir ini memiliki
dua jenis, yaitu BSPP untuk ulir paralel dan BSPT untuk ulir meruncing atau
tapered
Jenis ini mirip dengan jenis BSPT dan dapat diganti juga dengan jenis
BSPT. Ulir ini sangat cocok untuk menyegel karena memiliki tingkat kebocoran
yang lebih rendah.
Jenis ini dapat digunakan untuk menyegel karena memiliki ring atau cincin
Buna-N 90-durometer. Merupakan jenis ulir yang sangat handal dan dapat
digunakan berulang kali.
Jenis ini yang sering kita gunakan dalam kehidupan. Memiliki satuan mm
dan memiliki lambang “M”. Contoh kode dari ulir ini adalah M8x1.
39
A. M6x1 ini berarti bahwa mata tap ulir tersebut berukuran M6 dan menggunakan
diameter mata bor 6-1 yaitu 5, berarti diameter Mata bor yang harus di
gunakan adalah 5 mm.
40
B. M8x1,25 ini berarti bahwa mata tap ulir tersebut berukuran M8 dan
menggunakan diameter mata bor 8-1,25 yaitu 6,8 ini berarti menggunakan
mata bor berdiameter 6,8 mm.
C. M10x1,5 ini berarti bahwa mata tap ulir tersebut berukuran M10 dan
menggunakan diameter mata bor 10-1,5 yaitu 8,5 ini berarti menggunakan
mata bor berdiameter 8,5 mm untuk membuat lubang pada benda kerja yang
akan di tap ulir M10.
membuat ulir luar pada benda kerja dan pahat ulir dalam untuk membuat ulir
dalam pada benda kerja dengan menggunakan mesin bubut adalah melibatkan
mata pahat ulir uar untuk membuat ulir luar pada benda kerja dan pahat ulir dalam
untuk membuat ulir dalam pada benda kerja.
Adapun cara membuat ulir pada benda kerja dengan menggunakan mesin
bubut adalah sebagai berikut :
M. Selanjutnya operasikan mesin sney untuk membuat ulir pada ujung pipa
sesuai kebutuhan.
1. Ulir Segitiga
a. Ulir Metris
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi
dalam satuan metris.
Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris dengan
diameter 8 mm dan pitch 1,25 mm
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi
dalam satuan metris.
45
b. Ulir Whitworth
Size Thread Depth Major Effective Minor Pitch (P) Root Tappin
Per of Diameter Diameter Diameter (inchies) Radius (r) g Drill
Inch Thread (D) (D2) (D1) (inchies) Size
(TPI) (inchies) (inchies) (mm)
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi
dalam satuan british (inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W".
Merupakan versi kasar dari ulir UNF. kasar disini dimaksudkan adalah
jumlah ulir tiap inchi yang lebih sedikit dari ulir UNF sehingga tampak kasar.
simbol yang digunakan adalah "UNC" contohnya ⅜ - 16 UNC adalah ulir UNC
dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 16
Merupakan versi kasar dari ulir UNF. kasar disini dimaksudkan adalah
jumlah ulir tiap inchi yang lebih sedikit dari ulir UNF sehingga tampak kasar.
simbol yang digunakan adalah "UNC" contohnya ⅜ - 16 UNC adalah ulir UNC
dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 16 Merupakan versi kasar dari ulir
UNF. kasar disini dimaksudkan adalah jumlah ulir tiap inchi yang lebih sedikit
dari ulir UNF sehingga tampak kasar. simbol yang digunakan adalah "UNC"
contohnya ⅜ - 16 UNC adalah ulir UNC dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap
inchi .
47
2. Ulir Segi-empat
Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan untuk beban
berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada tanggem. ulir
segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya Sq ⅜"
x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi adalah
Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan
untuk beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada
tanggem. ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi
contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir
tiap inchi adalah 8.
Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan
untuk beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada
tanggem. ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi
contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir
tiap inchi adalah 8.
Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan
untuk beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada
tanggem. ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi
48
contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir
tiap inchi adalah 8.
Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan
untuk beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada
tanggem. ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi
contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir
tiap inchi adalah 8.
Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan
untuk beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada
tanggem. ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi
contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir
tiap inchi adalah 8.
3. Ulir Trapezium
Merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa
digunakan pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut
biasa digunakan pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin
bubut
Ulir ini disimbolkan dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya
Tr 18 x 4 adalah ulir trapesium dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4
mm.
50
3. Pahat muka
53
4. Pahat potong
54
5. Pahat ulir
6. Pahat alur
55
7. Pahat bentuk
bergerak ke kiri atau ke kanan serta maju tegak lurus. Dengan pahat ini kita bisa
menghasilkan bentuk yang sama untuk beberapa pekerjaan.
8. Pahat chamfer
Pahat bubut yang digunakan khusus untuk membuat alur pada lubang.
58
1. Batang pahat yang berfungsi sebagai bagian pahat yang di cekam pada eretan
mesin bubut.
2. Mata pahat yang berfungsi sebagai bagian pahat yang mengikis atau
memotong benda kerja.
3. Kepala mata pahat yang berfungsi sebagai dudukan mata pahat.
4. Baut pahat yang berfungsi untuk mengikat mata pahat pada dudukan mata
pahat.
5. Sedangkan bentuk pahat bubut itu bermacam - macam sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan pada benda kerja.
59
1. Kelebihan
61
b. Masih dapat dikerjakan oleh para pekerja yang tak mahir komputer.
2. Kekurangan
2. Kepala Tetap
3. Eretan
63
4. Kepala Lepas
Jika baut pengikat kurang kuat, kepala lepas dengan meja mesin dan juga
menyebabkan kepala lepas mudah bergetar atau tidak stabil proses pelaksanan
pembubutan. jika baut pengikat kurang kuat, kepala lepas dengan meja mesin
dan juga menyebabkan kepala lepas mudah bergetar atau tidak stabil proses
pelaksanan pembubutan.
Jika baut pengikat kurang kuat, kepala lepas dengan meja mesin dan juga
menyebabkan kepala lepas mudah bergetar atau tidak stabil proses pelaksanan
pembubutan. jika baut pengikat kurang kuat, kepala lepas dengan meja mesin
64
dan juga menyebabkan kepala lepas mudah bergetar atau tidak stabil proses
pelaksanan pembubutan.
dalam teknologi ini karena harganya yang sangat mahal. Dari tahun 1975,
produksi mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh
perkembangan mikroprosesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih
ringkas. Dewasa ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala
bidang. Dari bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat – alat
demikian dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat dan pengetahuan
mesin yang tidak terasa sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat banyak.
Kode G didefinisikan sebagai kode gerakan dari mesin, yang terdiri dari
huruf G diikuti dua angka seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah berikut.
Kode G untuk mesin dengan sistem control GSK928TE CNC adalah sebagai
berikut.
Kode G didefinisikan sebagai kode gerakan dari mesin, yang terdiri dari
66
huruf G diikuti dua angka seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah berikut.
Kode G untuk mesin dengan sistem control GSK928TE CNC adalah sebagai
berikut.
Kode G didefinisikan sebagai kode gerakan dari mesin, yang terdiri dari
huruf G diikuti dua angka seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah berikut.
Kode G untuk mesin dengan sistem control GSK928TE CNC adalah sebagai
berikut.
Kode G didefinisikan sebagai kode gerakan dari mesin, yang terdiri dari
huruf G diikuti dua angka seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah berikut.
Kode G untuk mesin dengan sistem control GSK928TE CNC adalah sebagai
berikut. Kode G untuk mesin dengan sistem control GSK928TE CNC adalah
sebagai berikut. Kode G untuk mesin dengan sistem control GSK928TE CNC .
67
2. Kode M
3. Kode S dan T
Kode S adalah kode untuk menentukan jumlah putaran spindel per menit
(rpm) dengan format S. Misalnya S2000, maka spindel berputar 2000 rpm, atau
apabila perpindahan putaran menggunakan perpindahan putaran menggunakan
kode posisi gigi, maka harga S adalah 1 sampai 4. Untuk keperluan ini harap di
cek pada manual mesin yang dibuat oleh produsen mesin.
Kode T adalah kode untuk memanggil pahat. Pahat yang digunakan diberi
nama T diikuti angka posisi pahat pada tool turret dan nomor kompensasinya.
Misalnya: T11, T22, T33, dan sebagainya Kode T adalah kode untuk memanggil
pahat. Pahat yang digunakan diberi nama T diikuti angka posisi pahat pada tool
turret dan nomor kompensasinya. Misalnya: T11, T22, T33, dan sebagainya.
b. Soluble Oils
a. Water Coolant
Water coolant adalah salah satu jenis coolant yang biasanya digunakan
dan dikhususkan untuk pengerjaan benda-benda yang hanya mengalami proses
permesinan (pemotongan) skala kecil, yang sedikit berpengaruh pada material
total. Misal: digunakan untuk pengerjaan facing benda dengan material kecil. yang
sedikit berpengaruh pada material total. digunakan untuk pengerjaan facing benda
dengan material kecil. yang sedikit berpengaruh pada material total digunakan
untuk pengerjaan facing benda dengan material kecil. water coolant adalah salah
satu jenis coolant yang biasanya digunakan dan dikhususkan untuk pengerjaan
benda-benda yang hanya mengalami proses permesinan (pemotongan) skala kecil,
yang sedikit berpengaruh pada material total. Misal: digunakan untuk pengerjaan
facing benda dengan material kecil. yang sedikit berpengaruh pada material total.
digunakan untuk pengerjaan facing benda dengan material kecil. yang sedikit
berpengaruh.
b. Oil Coolant
71
Kode T adalah kode untuk memanggil pahat. Pahat yang digunakan diberi
nama T diikuti angka posisi pahat pada tool turret dan nomor kompensasinya.
Misalnya: T11, T22, T33, dan sebagainya.Berkebalikan dengan water coolant, Oil
coolant biasanya digunakan untuk pengerjaan benda yang mengalami hard
process. Proses permesinan (pemotongan) biasanya berlangsung secara continous
dan berefek besar pada material total. Misal: pengerjaan pada mesin pfauter.
e. Ethanol Coolant
Merupakan salah satu dari jenis coolant terbaru yang belum banyak
digunakan. Sangat mudah larut dalam air, dan cocok digunakan untuk proses
metalworking. Cocok untuk berbagai macam mesin mulai dari milling, turning
dan juga grinding. Tidak beracun, tidak menyebabkan penyakit, dan tidak
menimbulkan bau.
1. Secara manual.
Cara ini memerlukan system pendingin, yang terdiri atas pompa, saluran,
nozel, dan tangki. Itu semua telah dimiliki oleh hampir semua mesin perkakas
yang standar. Satu atau beberapa nozel dengan selang fleksibel diatur sehingga
cairan pendingin disemprotkan pada bidang aktif pemotongan. Keseragaman
pendinginan harus diusahakan dan bila perlu dapat dibuat nozel khusus. Pada
pemberian cairan pendingin ini seluruh benda kerja di sekitar proses pemotongan
disirami dengan cairan pendingin melalui saluran cairan pendingin yang
jumlahnya lebih dari satu.
75
mengandung besi (geram benda kerja fero) maka cairan akan berubah hitam
(kotor) yang dapat menodai permukaan benda kerja, mesin, dan perkakas lainnya.
Bakteri di atas sulit diberantas dan hampir selalu ada pada cairan pendingin.
Selain menggangu karena baunya, cairan pendingin yang telah terdegradasi ini
bisa menyebabkan iritasi (gatal-gatal) bagi operator mesin. Bakteri menghasilkan
produk asam yang menjadikan sumber penyebab korosi. Bakteri memakan
mineral yang sengaja ditambahkan untuk menaikkan daya lumas (surface active
additives). Akibatnya, semakin lama cairan ini semakin tidak efektif.
Cairan pendingin yang telah lama berada dalam tangki mesin cenderung
menguap dan meninggalkan residu yang makin lama makin bertumpuk. Air
penambah yang mempunyai keasaman tinggi akan menambah mineral sehingga
menaikkan residu. Dalam kasus ini tidak ada cara lain selain menggantikan
keseluruhan cairan pendingin yang telah terdegradasi. Air yang digunakan untuk
membuat emulsi atau cairan pendingin perlu diperiksa keasamannya. Jika air ini
terlalu banyak mineralnya bila perlu harus diganti. Untuk menurunkan keasaman
(dengan mendestilasikan, ”melunakkan” dengan Zeolit atau Deionizer) jelas
memerlukan ongkos, sementara cairan pendingin yang dibuat atau yang selalu
ditambahi air keasaman tinggi akan memerlukan penggantian yang lebih sering
dan ini akan menaikkan ongkos juga.
Bakteri sulit diberantas tetapi dapat dicegah kecepatan berkembang
biaknya dengan cara-cara yang cocok. Jika sudah ada tanda-tanda mulainya
degradasi maka cairan pendingin harus diganti dengan segera. Seluruh sistem
cairan pendingin perlu dibersihkan (dibilas beberapa kali) diberi zat anti bakteri,
selanjutnya barulah cairan pendingin ”segar” dimasukkan. Dengan cara ini
”umur” cairan pendingin dapat diperlama (4 sampai dengan 6 bulan).
Selain itu, potensi bahaya juga dapat berasal dari Bram/tatal yang
dihasilkan dari pengerjaan benda kerja dapat membahayakan operator. Serta
penggunaan media pendingin (coolant) yang tidak tepat baik jenis maupun cara
penggunaannya dapat merusak benda kerja dan membahayakan operator.
Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu benda kerja
yang akan dikerjakan, tepatnya pada bagian ujung.
86
Setiap kali suatu gerakan pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, titik
akhir dari gerakan potongan dianggap sebagai titik awal. adigunakan sebagai titik
acuan untuk gerakan alat potong pada tahap selanjutnya. Teknologi manufaktur
saat ini memang sedang berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan
adanya banyak perubahan yang sangat signifikan dari teknologi manufaktur.
Untuk itu, perusahaan harus mampu untuk mengembangkan teknologinya masing-
masing agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang beraneka
ragam.
Standarisasi ISO:
1. Pahat ISO 1
Pahat ISO1 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle)sebesar 75o. Pada umumnya pahat jenis ini
digunakan untuk membubut pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak
memerlukan siku atau 90º umumnya pahat jenis ini digunakan untuk membubut
pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak memerlukan siku atau 90º.
2. Pahat ISO 2
3. Pahat ISO 3
4. Pahat ISO 4
5. Pahat ISO 5
6. Pahat ISO 6
7. Pahat ISO 7
Pahat ISO 7 digunakan untuk proses pembubutan alur menuju sumbu center
dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º. Pahat jenis ini dapat juga
digunakan untuk memotong pada benda kerja yang memilki diameter nominal
tidak lebih dari dua kali lipat panjang mata pahatnya.
8. Pahat ISO 8
9. Pahat ISO 9
Standarisasi DIN:
Pahat DIN 4971 fungsinya sama dengan pahat ISO 1, yaitu digunakan untuk
proses pembubutan memanjang dengan hasil sudut bidangnya (plane angle)
sebesar 75o.
Pahat DIN 4972 fungsinya sama dengan pahat ISO 2, yaitu digunakan untuk
pembubutan memanjang dan melintang (pembubutan permukaan) dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle) sebesar 45º. Pahat jenis ini juga dapat digunakan
untuk membubut champer atau menghilangkan ujung bidang yang tajam
(debured).
Pahat DIN 4973 fungsinya sama dengan pahat ISO 8, yaitu digunakan
untuk proses pembesaran lubang tembusdengan hasil sudut bidangnya (plane
angle) sebesar 75º yaitu digunakan untuk proses pembesaran lubang tembus
dengan hasil sudut bidangnya.
Pahat DIN 4974 fungsinya sama dengan pahat ISO 9, yaitu digunakan
untuk proses pembesaran lubang tak tembus dengan hasil sudut bidangnya
(plane angle) sebesar 95º.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Mesin Bubut Horizontal
1
4
2
5
Keterangan :
1. Kepala Lepas
2. Eretan
3. Rem Kaki
4. Kepala Tetap
5 . Alas
Mesin bubut ialah mesin yang digunakan untuk proses bubut sedangkan
proses bubut sendiri adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian
90
2. Mata Bor
Keterangan :
1. Mata Bor
Mata bor adalah sebuah alat yang biasa dipakai untuk mengebor atau
membuat lubang di benda kerja
Keterangan :
1. Pahat Kiri
Pahat bubut adalah alat potong utama yang biasa digunakan pada proses
pembubutan
4. Kunci Chuck
Keterangan :
1. Kunci Chuck
Kunci chuck adalah alat untuk mengetatkan chuck atau penjepit benda kerja
di kepala tetap mesin bubut.
5. Kunci Toolpost
1
92
1. Toolpost
Kunci Toolpost adalah alat untuk mengetatkan toolpost atau penjepit pahat
mesin bubut.
6. Vernier Caliper
Keterangan :
1. Vernier Caliper
Vernier caliper atau jangka sorong merupakan alat ukur yang biasa
digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.
3.2 Bahan
1. Baja ST 37
Keterangan :
1. Lembaran Baja ST 37
Baja ST 37 adalah baja karbon sedang yang setara dengan AISI 1045,
dengan komposisi kimia Karbon : 0.5 %, Mangan : 0.8 %, Silikon : 0.3 %
ditambah unsure lainnya.Dengan kekerasan 170 HB dan kekuatan tarik 650 -
800 N/mm2. Secara umum baja ST 37 dapat digunakan langsung tanpa
mengalami perlakuan panas, kecuali jika diperlukan pemakaian khusus secara
umum baja ST 37 dapat digunakan langsung tanpa mengalami perlakuan panas,
kecuali jika diperlukan pemakaian khusus langsung tanpa mengalami perlakuan
panas, kecuali jika diperlukan pemakaian khusus
2. Baja ASSAB
Keterangan :
1. Baja ASSAB
Baja assab 705 merupakan baja karbon sedang yang mengandung karbon
sebesar 0,38%-0,43%C dan dengan kandungan karbonnya memungkinkan baja
untuk dikeraskan dengan proses perlakuan panas. dengan kandungan karbonnya
memungkinkan baja untuk dikeraskan dengan proses perlakuan panas.
Baja assab 705 merupakan baja karbon sedang yang mengandung karbon
sebesar 0,38%-0,43%C dan dengan kandungan karbonnya memungkinkan baja
untuk dikeraskan dengan proses perlakuan panas. dengan kandungan karbonnya
memungkinkan baja untuk dikeraskan dengan proses perlakuan panas Baja assab
94
705 merupakan baja karbon sedang yang mengandung karbon sebesar 0,38%-
0,43%C dan dengan kandungan karbonnya memungkinkan baja untuk dikeraskan.
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
keselamatan kerja.
10. Ganti pahat kiri dengan pahat tirus (untuk tensile dan torsi)
BAB V
ANALISA PERCOBAAN
3. Dimensi Spesimen :
A. Teori :
a. Panjang spesimen : 102 mm
96
B. Praktek :
a. Panjang spesimen : 102 mm
b. Panjang spesimen (I) : 3 mm
c. Panjang spesimen (II) : 97 mm
d. Diameter atas (I) : 26,5mm
e. Diameter bawah (II) : 25 mm
4. Tabel Presentase Ralat
No Keterangan Teori Persen Ralat
1 Panjang spesimen 102 mm 0%
2 Panjang spesimen (I) 2 mm -50 %
3 Panjang spesimen (II) 100 mm 2%
4 Diameter atas 27 mm -2,65%
5 Diameter bawah 25 mm 0%
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Mesin bubut merupakan alat manufaktur yang lazim digunakan,hampir semua
bidang yang berkaitan dengan teknik mesin membutuhkan pembubutan, sehingg
pembubutan merupakan kegiatan yang lazim untuk dikuasai oleh seorang sarjana
teknik mesin.
1. Ketajaman dan sudut mata pahat yang benar sangat berpengaruh pada hasil
permukaan benda kerja karena akan mengahasilkan permukaan yang kasar.
3. Saat pembuatan lubang dan pembesaran lubang yang dilakukan oleh mesin
bubut terlebih dahulu benda kerja dijepit dngan kuat dan sebelum proses
dilakukan benda kerja disenter dahulu dengan senter yang terletak di kepala
lepas agar lubang yang dihasilkan lebih bagus dan lubang yang dihasilkan
pada permukaan benda kerja senter atau ditengah .
6.2 Saran
6.2.1 Saran untuk laboran
DAFTAR PUSTAKA
[1] Budi, R. 2017 . Sejarah Mesin Bubut, Universitas Pelita Jaya, Bandung
1.
100
LAMPIRAN