DIsusun Oleh:
NPM : 51119090
BEKASI
2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta
karunia-Nya penulisan sebuah Laporah Akhir Tugas Praktikum Proses Produksi yang
merupakan salah satu langkah menuju tahap akhir untuk memperoleh hasil nilai studi di
Program Studi S1 - Teknik Mesin Universitas Dian Nusantara.
1. Bapak. Ir. Margono Sugeng. M.Sc. selaku Dekan Universitas Dian Nusantara.
3. Asisten dan crew Lab Gunadarma yang sudah membantu selama praktikum
Akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................
1.3 Batasan Masalah ......................................................................
1.4 Tujuan Penulisan.....................................................................
1.5 Metode Penulisan ....................................................................
1.6 Sistematika Penulisan .............................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................
4.2 Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Ragum................................................................................. 4
Gambar 2.2 Penitik................................................................................. 5
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pembuatan Sudut Tirus....................................................... 11
Tabel 2.2 Kecepatan Potong............................................................... 12
DAFTAR RUMUS
Halaman
Rumus 2.1 Pembuatan Sudut Tirus....................................................... 17
Rumus 2.2 Kecepatan Potong............................................................... 18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 KRS
Lampiran 2 Fotocopy Kartu Praktikum
Lampiran 3 Tugas Pendahuluan (TP)
Lampiran 4 Gambar Proyeksi Manual Sebelum
Lampiran 5 Gambar Proyeksi Manual Sesudah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum merupakan sebuah ajang bagi mahasiswa/i untuk menerapkan antara
sikap, kemampuan dan keterampilan yang yang diperoleh mahasiswa di bangku
kuliah. Dengan mengikuti praktikum diharapkan dapat menambah pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja sebenarnya.
Praktikum merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Proses
Produksi Teknik Mesin Universitas Dian Nusantara melalui praktikum di
laboratorium agar mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan cara
berfikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuan
mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab
mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan kepadanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan yang terdapat pada latar belakang maka
laporan praktikum ini diambil rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu:
a. Melaksanakan praktik mebuat palu chipping dengan menggunakan
mesin yang sudah disediakan.
1.3 Batasan Masalah
Sebagai arahan serta acuan dalam penulisan laporan akhir praktikum agar sesuai
dengan pelaksanaan serta tujuan praktikum yang diharapkan.
1.4 Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam kelulusan mata kuliah Proses Produksi di program studi Teknik. Fakultas
Teknik Mesin S1, Universitas Dian Nusantara dengan bobot tiga SKS. Selain itu,
Tujuan dilaksanakannya praktikum adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan-kegiatan praktikum mebuat palu chipping
b. Mengenal dan memperluas wawasan penggunaan alat & mesin
laboratorium
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan praktikum ini dan penyusunan laporan adalah sebagai berikut:
a. Interaksi dengan asisten lab yang berada di bengkel pelaksanaan
praktikum
b. Studi literatur dengan mengambil materi yang berhubungan dengan
materi yang telah didapat dilapangan guna mengembangkan penulisan
laporan dan landasan teorinya.
1.6 Sistematika Penulisan
Ruang lingkup penulisan laporan praktikum dilakukan di Laboratorium LTMDE
Gunadarma
BAB II
LANDASAN TEORI
3.1 Kerja Bangku
Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda
kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan
benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Praktek kerja bangku
melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta
mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar
kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
Terlebih dahulu mengetahui dan memahami tentang peralatan-peralatan kerja
tangan. seperti contohnya: mistar baja, jangka sorong, rolmeter, mikrometer, dan lain-
lain. Berikut dibawah ini adalah contoh-contoh peralatan tangan dan alat ukur yaitu:
2.1.1 Pemotongan
Cutting adalah proses pemotongan kain mengikuti pola yang terdapat pada
kertas marka, atau memotong kain dengan mengikuti pola yang terdapat pada kain
sehingga di peroleh potongan sesuai pola ukuran garmen/pakaian yang direncanakan
dan sudah dicek kebenarannya oleh bagian marker dan pemeriksaan mutu (QC) potong.
2.1.2 Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan
mekanik seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain-lain. Agar benda
kerja tidak mengalami kerusakan/luka maka pada mulut ragum dilengkapi dengan vice
klem.
Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja
yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja,
maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.
Hal-hal yang perlu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan
benda kerja pada ragum adalah sebahai berikut :
a. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak
permukaannya.
b. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar
dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
c. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis
digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan kedalam pipa, sehingga pipa
yang dijepit tidak akan mengalami kerusakan atau berubah bentuk. Untuk
penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu.
Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum.
2.1.3 Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor.
Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus
yang bersudut 250°sampai 300°.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat
potongnya. Yang pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan menjadi
dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide). Pada tabel
tersebut menunjukkan bahwa dengan alat potong yang bahannya karbida,
kecepatan potongnya lebih besar jika dibandingkan dengan alat potong HSS.
Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolution Per Menit - Rpm)
Yang dimaksud kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan
kecepatan putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau
penyayatan dalam satuan putaran/ menit. Maka dari itu untuk mencari
besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan
potong dan keliling benda kerjanya. nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan
sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses
penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus dasar untuk
menghitung putaran mesin bubut adalah:
N = 1000 Cs RPM
П.d
1. Alas Mesin
alas mesin adalah kerangka utama mesin bubut, yang diatas kerangka
tersebut ada eretan serta kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun
alas mesin (bed) berbentuk V datar atau rata.
2. Kepala Tetap
Didalam kepala tetap, spidel utama terpasang pada bantalan, fungsinya
untuk memindahkan putaran kebenda kerja, spindel harus terpasang kuat
dan terbuat dari baja yang kuat, pada umumnya bagian dalam spindel
dibuat berlubang.
3. Kepala Lepas
Kepala lepas adalah bagian mesin bubut yang letaknya disebelah kanan
mesin dan dipasang diatas alas mesin. Kepala lepas dipakai sebagai
penyangga benda kerja yang panjang, mengebor dan meluaskan lubang
(reamer), kepala lepas dilengkapi dengan kerucut Morse, gunanya untuk
memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas seperti : Bor,
remer, senter jalan dan lain-lain. Kepala lepas dapat diangkat dari alas
mesin (bed) dan dapat dipasang terkunci dengan baut pengikat, roda
pada kepala lepas dapat dipakai untuk menggerkkan konis, dengan konis
itu selubung (Sleeve) dapat terkunci, ada kepala lepas yang selubungnya
digerakkan dengan hidrolik atau kompresor udara, untuk ini tekanan
pada benda kerja dapat sama rata.
4. Eretan
Eretan terdiri dari : sadel/pelana, eretan melintang , eretan kombinasi,
pemegang pahat, kotak apron. Eretan adalah penopang utama dan
pembawa pahat bubut, yang dapat disetel, eretan ini terdiri dari : sadel,
eretan melintang, eretan atas dengan penjepit pahat dan apron (kotak
mekanik pengatur).
5. Mekanik Percepatan
Poros pembuat ulir (leadscew) hanya dipakai untuk membuat ulir, dari
kepala tetap, leadscew ini digerakkan melalui peti roda gigi (gear box)
apabila mur setengah (half nut) yang mencekam poros itu dihubungkan
oleh tuas penghubung maka poros berulir menggerakkan eretan dengan
arah memanjang. Kecepatan putar mesin mesin bubut itu dapat diubah-
ubah. Perubahan ini ada yang dengan :
Mengubah kedudukan handle RPM nya.
Mengubah kedudukan ban dari cakra tingkat yang satu kecakra
tingkat yang lainnya.
Pada umumnya cakra ini bertingkat 3 atau 4. dengan bertingkat 3, setidak-
tidaknya kecepatan putar mesin bubut itu saebanyak 6 macam, yaitu 3 kerja
tunggal dan 3 kerja ganda. Makin kecil diameter cakra itu ditempati ban, maka
kecepatan putar benda kerja makin tinggi. Dan sebalikya mesin bubut yang
kepala tetapnya tidak bercakra tingkat, pengaturan kecepatan putarnya dapat
diatur dengan mengubah kedudukan roda gigi melalui handle, Cara ini lebih
praktis. Banyak putarannya / menit dapat dilihat pada suatu tabel yang terdapat
pada badan mesin.
Proses pembubutan tirus dengan eretan menggeser eretan atas dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu, pertama: langsung mengatur pergeseran eretan atas dengan mengacu
pada garis-garis derajatnya sesuai data atau perhitungan yang ada.kedua: pengaturan
pergeseran eretan atas dengan cara mengemalkan/mengkopi pada batang tirus yana
sudah standar dengan alat bantu dial indikator .
Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut ulir
55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir
tiap inchi. Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16
(kisarnya 0,0625”). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa
mencegah kebocoran fluida).
Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat. Ulir segi
empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi
empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor,
diameter minor, kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat yang digunakan untuk
membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan
bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini
biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.
a. Pahat ulir
Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual pertama-
tama yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. ditunjukkan bentuk pahat ulir
metris dan alat untuk mengecek besarnya sudut tersebut (60°) . Pahat ulir pada
gambar tersebut adalah pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat
dari HSS pahat ulir yang berupa sisipan ada yang terbuat dari bahan karbida.
Gambar 2.20 Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan
Setelah pahat dipilih, kemudian dilakukan setting posisi pahat terhadap benda
kerja. Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut
terhadap sumbu mesin bubut/ sumbu benda kerja. Setelah itu dicek posisi pahat
terhadap permukaan benda kerja , supaya diperoleh sudut ulir yang simetris
terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.
Gambar 2.21 Setting pahat bubut untuk proses pembuatan
ulir luar
Parameter pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal
tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir gerak makan (f) adalah kisar
(pitch) ulir tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar
sekitar setengah dari putaran spindel untuk proses bubut rata). Perbandingan
harga kecepatan potong Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam Proses
pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan Setting pahat bubut untuk proses
pembuatan ulir luar untuk proses bubut rata (Stright turning) dan proses bubut
ulit (threading)
Proses penambahan kedalaman potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan atas .
Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :
1. Memajukan pahat pada diameter luar ulir
2. Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
3. Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jarak
bebas sekitar 10 mm
4. Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel
gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir
5. Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm
6. Jalankan mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat,
kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar
7. Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan kaliber ulir (screw pitch
gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau
kisar belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut.
8. Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan
setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk
membuat poros lurus).
9. Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan
atas.
10. Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.
11. Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang
ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
12. Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukuranya
(Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).
Gambar 2.24 Ulir tunggal, ulir ganda dua dan ulir ganda tiga
Bentuk-bentuk profil ulir yang telah distandarkan ada banyak. Proses pembuatannya
pada prinsipnya sama dengan yang telah diuraikan di atas. Gambar berikut ditunjukkan
gambar bentuk profil ulir dan dimensinya.
Gambar 2.25 Beberapa jenis bentuk profil ulir
a. Proses Membubut Alur
Alur (grooving) pada benda kerja dibuat dengan tujuan untuk memberi
kelonggaran ketika memasangkan dua buah elemen mesin, membuat baut dapat
bergerak penuh, dan memberi jarak bebas pada proses gerinda terhadap suatu poros alur
ditentukan berdasarkan dimensi benda kerja dan fungsi dari
alur tersebut. Bentuk alur ada tiga macam yaitu: kotak, melingkar, dan V.
Untuk bentuk-bentuk alur tersebut pahat yang digunakan diasah dengan mesin gerinda
disesuaikan dengan bentuk alur yang akan dibuat. Kecepatan potong yang digunakan
Gambar 2.26 Alur untuk : (a) pasangan poros dan lubang, (b)
pergerakan baut agar penuh, (c) jarak bebas proses
penggerindaan poros
ketika membuat alur sebaiknya setengah dari kecepatan potong bubut rata. Hal
tersebutdilakukan karena bidang potong proses pengaluran relatif lebar.
Gambar 2.26 Bentuk alur kotak, melingkar, dan V
Proses yang identik dengan pembuatan alur adalah proses pemotongan benda kerja
(parting). Proses pemotongan ini dilakukan ketika benda kerja selesai dikerjakan
dengan bahan benda kerja yang relatif panjang
Cekam berahang tiga gunanya untuk menjepit benda-benda bulat dan bersegi beraturan
yang habis dibagi 3, misalnya bersegi 3, 6, 9 dst. Tidak diperbolehkan menjepit benda
kerja yang bentuknya segi empat, elips dll. Rahangnya umumnya dapat bergerak
otomatis bila kuncinya diputar.
Bentuk rahangnya bertingkat. Bentuk ini gunanya untuk menjepit benda kerja
yang berlubang, misalnya pipa. Cekam ini mempunyai 2 pasang rahang penjepit. Yang
sepasang untuk menjepit benda kerja yang berukuran keci dan sedang , sedangkan
sepasang lainnya untuk menjepit benda kerja yang berukuran besar.
Cekam berahang empat ini mempunyai 4 rahang, pada permukaannya terdapat
garis-garis lingkaran yang gunanya untuk mempercepat penyetelan benda kerja pada
kedudukan sentris. Rahang cekam ini dapat dibalik sehingga dapat menjepit benda kerja
berukuran besar.Gerakan rahang ada yang otomatis dan ada pula yang tidak. Yang
otomatis gunanya semata-mata untuk menjepit pekerjaan yang bulat dan segiempat.
Sedangkan yang tidak otomatis, selain untuk menjepit benda bulat dan segi empat, juga
untuk menjepit pekerjaan yang bentuknya elips dan yang tidak beraturan. Masing-
masing rahang ini hanya bergerak bila kuncinya diputar karena kedudukan rahang
tersebut harus diatur terlebih dahulu bila kita menghendaki kedudukan benda kerja itu
sentris atau sesuai dengan yang kita kehendaki. Adapun cara menyetelnya dapat
dilakukan dengan bantuan antara lain balok geser, pahat bubut atau dial indikator.
Keterangan:
lm2 = panjang bidang miring bendakerja(mm)
lm1 = panjang bidang lurus bendakerja(mm)
Dm2 = diameter terkecil benda kerja(mm)
Dm1 = diameter terbesar benda kerja(mm)
3. Kepala Lepas
Pekerjaan yang akan dikerjakan pada mesin frais dapat diikat dengan cekam
seperti halnya pada mesin bubut/ditempelkan pada meja frais dengan jalan
mengklaim pada alur meja dengan menggunakan baut-baut berkepala segi empat,
sedangkan untuk memfrais alur pasak, roda gigi lurus , alur helix atau segi banyak
beraturan, benda kerjanya dipegang antara dua senter, salah satua antaranya pada
kepala lepas.
4. Kepala Pembagi
Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang
dalam spindel kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala lepas, untuk
menahan benda kerja yang panjang biasanya digunakan kepala lepas. Untuk
membuat roda-roda gigi, segi banyak beraturan, alur-alur poros digunakan kepala
pembagi, kebanyakan roda cacing yang terdapat pada kepala pembagi bergigi 4 dan
poros cacing berulir tunggal sehingga untuk memutar satu putaran benda kerja
memerlukan engkol di putar 40 kali. Kepal pembagi ini berfungsi untuk membuat
pembagiaan atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali
pemakanan. Macam kepala pembagi ada 4 yakni: pembagian langsung, pembagian
sederhana, pembagian sudut, pembagian diferensial.
5. Meja Putar
Untuk mesin frais tegak/vertical digunakan meja putar sebagai kepala-pembaginya,
dalam alur ini di buat alur T untuk menambatkan / menjepit benda kerja atau
perkakas lain dengan bantuan jepit. Meja putar keliling dapat dikokohkan diatas
meja penambat mesin frais dengan bantuan baut penjepit.
6. Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentk benda kerja
berbeda- beda maka disesuaikan juga bermacam-macam ragum, ragum datar dipakai
untuk pekerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk pekerjaan beratpada mesin besar,
ragum busur pada alas ragum terdapat skala indeks sudut, sudut rahang benda kerja
dapat disetel dalam arah horizontal sebesar sudut tertentu. Ragum universal sudut
rahangnya dapat di setel dalam rahang horizontal atau vertical sebesar sudut
tertentu.
Penjepitan benda kerja sembarang dapat diadakan dengan menggunakan berbagai
macam variasi
di sesuaikan dengan bentuk benda kerjanya :
a. Klem datar dengan ganjalan yang harus disediakan
b. Klem datar dengan ganjal pasangan yang daoat disetel
c. Klem bengkok tanpa ganjal
d. Klem datar tanpa ganjal, pemotongan dapat lebih dekat pada klem bila
dibandingkan dengan klem c
e. Klem jari atau klem pena, Klem VIII dapat dipakai tanpa ganjal.
f. Klem jari atau klem pena
g. Klem jari atau klem pena
h. Klem jari atau klem pena
i. Klem jari dengan celah pemotong yang dapat lebih dekat pada klem.
j. Klem U sangat mudah memasangnya pada baut.
k. Klem yang tingginya dapat diatur sendiri.
Keterangan :
D = Diameter Pahat( mm )
n =Putaran Spindel ( RPM )
2. Kecepatan Pemakanan ( Vf )
Keterangan :
f = Gerak Makan( mm / putaran )
n = Putaran Spindel( RPM )
Keterangan :
f = Gerak Makan( mm / putaran )
n = Putaran Spindel( RPM )
4. Waktu Pemotongan ( tc )
dimana :lt = lv + lw + ln
5. Kecepatan Penghasil Geram ( Z )
Keteragan :
a = Kedalaman Pemotongan( mm )
w = Ketebalan Pemotongan( mm )
Proses kerja pada pengerjaan denga mesin milling mulai dari mencekam benda
dengan Cutter, dan akhirnya benda akan berubah ukuran maupun bentuknya.
3. Pisau Lurus Untuk Pemotongan Ringan (Light Duty Plain Milling Machine)
sering dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan yang tidak terlalu berat. desain gigi
pada pisau tersebut ini umumnya seperti gigi lurus ataupun gigi miring/helik. Gigi helik
umumnya memiliki sudut 250. Selain itu gigi-gigi helik ini lebih cocok untuk
digunakan dengan tenaga yang lebih sedikit dari awal penggunaan, dan dari getaran
yang ringan ini tentu akan menghasilkan permukaan yang tidak kasar.
Gambar 2.37 Pisau pemotongan ringan
Pisau yang satu ini mempunyai lebar serta ukuran yang lebih besar dengan
barisan gigi yang lebih kecil. Untuk pisau frais dengan diameter 3” umumnya
sudut kemiringan pada gigi pisau sekitar 250-450. Pisau tersebut lebih cocok digunakan
Jumlah gigi yang terdapat di pisau ini jumlahnya tidak banyak serta lebih kasar
dibandingkan dengan pisau rata yang digunakan untuk pekerjaan berat. Pisau rata helik
ini mempunyai diameter 3 “. Sedangkan untuk sudut kemiringan gigi pisau ini
mencapai 450 sampai 600 walaupun bisa juga lebih. Ukuran dari sudut helik yang besar
ini berguna dalam menyerap gaya pemotongan. Pisau tersebut lebih pas digunakan
Side Milling Cutter sama dengan Plain Milling Cutter namun pada salah satu sisi
atau kedua sisi terdapat mata potong/mata pisau. Dengan pisau ini dapat dilakukan
pemakanan pada sisi muka dan pada kedua sisi samping. Beberapa jenis pisau sisi (Side
b. Pisau setengah sisi (Half side milling cutter) dilengkapi dengan gigi helik
yang terdapat di sisi muka serta gigi pemotong yang terdapat di satu sisi
samping. Pisau yang satu ini baik digunakan sebagai pengefraisan permukaan
c. Pisau Staggered (Staggered tooth side milling cutter) pisau ini lebih
Jenis – jenis pisau frais beserta fungsinya berikutnya adalah pisau potong. Pisau
tersebut dibuat untuk pekerjaan pembuatan alur sempit (narrow slot) serta pemotongan
benda kerja. Apabila akan melakukan pemotongan yang dalam maka akan dibutuhkan
Pisau sudut ini digunakan dalam pemotongan sudut macam gigi reamer, dove milling
cutter, serrations serta pemotongan alur V. ada dua jenis pisau sudut diantaranya:
a. Pisau sudut tunggal. Pisau tersebut terdapat satu sisi permukaan sudut. Pisau
sudut dipakai untuk pembuatan operasional berat, nothes pada roda ratchet
serta alur dove milling cutter. Besaran sudut pisau ini biasanya berkisar
b. Pisau sudut ganda dipakai dalam pembuatan alur V. Pisau tersebut dikenal
dengan bentuk sisi V yang umumnya didesain dengan sudut sebesar 450,
End Mill Cutter adalah pisau kuat yang mempunyai sisi dan gagang yang
dijadikan satu. Walaupun begitu ada juga jenis pisau endemik tipe shell yang mata pisau
beserta gagangnya terpisah. Selain itu pisau end mill juga dilengkapi dengan gagang
yang lurus atau tirus yang bisa digunakan di spindel mesin frais.
End mill bisa dipakai dalam pengefraisan horizontal, pengefraisan muka, vertikal,
permukaan datar, pembuatan alur, shoulders (tingkat permukaan datar dan pengefraisan
End Mill lebih banyak dipakai pada mesin frais vertikal walaupun bisa juga digunakan
di mesin frais horizontal. ada beberapa jenis bentuk end mill yang umumnya dibuat
dari cemented carbide, gigi cemented carbide yang disisipkan, atau HSS.
a. End mill dua mata (two flute). Pisau tersebut hanya dilengkapi dengan dua mata
potong yang terdapat pada selubungnya. Sisi Ujung sisi dibuat agar bisa memotong
sampai ke center. Pisau tersebut bisa dipakai seperti bor dan bisa juga dipakai dalam
pembuatan alur.
b. End mill jenis mata potong jamak. Pisau tersebut dilengkapi dengan tiga, empat,
enam hingga delapan sisi potong yang umumnya mempunyai lebar di atas 2 “
c. Ball end mill. Pisau tersebut dipakai dalam pengefraisan fillet atau alur dengan
radius pada permukaannya, dalam alur bulat, lubang, bentuk bola dan untuk semua
pemasangannya pada arbor pendek. Barisan gigi pisau tersebut memiliki bentuk helik.
Pisau ini didesain dengan ukurang yang lebih dibandingkan pisau solid karena
Pisau Muka (Face Mill Cutter) merupakan pisau dengan desain bentuk khusus
dari pisau end mill besar. Pisau tersebut didesain memiliki ukuran 6“ atau lebih besar.
Pada face milling cutter umumnya terdapat mata potong sisip (inserted). Pisau tersebut
digunakan dan dipasangkan secara langsung ke spindel mesin frais serta dipakai dalam
T-Slot Milling Cutter adalah jenis pisau dengan tipe end mill khusus yang
digunakan dalam pemotongan alur T, seperti halnya pada meja mesin frais.
12. Keyseat Cutter
Keyseat Cutter adalah jenis Pisau yang termasuk dalam pisau khusus yang
sering dipakai dalam pembuatan keyseat dalam alur woodruff. Pisau tersebut cocok
digunakan pada berbagai ukuran alur woodruff. Besaran diameter pada pisau tersebut
biasanya sekitar ¼ “ hingga 1 ½ “. Sedangkan untuk tipe arbor memiliki diameter 2 1/8”
hingga 3 ½ “.
Pisau bentuk ini biasanya dipakai untuk mengefrais permukaan dengan jenis
yang beragam tergantung keinginan. Pisau tersebut bisa dipakai dalam mengefrais
berbagai bentuk serta ukuran standar ataupun bentuk-bentuk serta ukuran yang
beragam.
Fly cutter ini dibuat dari satu atau banyak bentuk gigi pada satu pisau. Untuk
Pisau rotary files mempunyai bentuk yang mirip dengan jenis end mill.
walaupun sebenarnya rotary files ini bukanlah sebuah pisau. Rotary files ini lebih bagus
digunakan untuk berbagai macam bentuk dan ukuran dan biasanya dibuat dari bahan
HSS atau carbide. Rotary files cocok dipakai pada jenis mesin-mesin portabel. Pisau ini
juga dipakai pada finishing hasil pengelasan, dies, mould dan operasional lain yang
Pisau frais yang satu ini memiliki bentuk yang cekung yang digunakan
dalam mengefrais benda kerja yang memiliki bentuk tertentu yang mana
membutuhkan bentukan yang cekung macam parit, celah cembung dan lainnya.
Pisau frais yang satu ini biasanya dibuat dengan material solid HSS cobalt
Pisau frais concave milling cutter dapat diasah dikarenakan dilengkapi dengan
BAB III
PROSES KERJA
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu praktikum dimulai pada bulan Maret 2023. Praktikum
dilakukan dilaboratorium guna darma.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun peralatan-peralatan yang digunakan selama proses
pengerjaan Palu Chipping dimulai dari pembentukan specimen dan
pengelasan spesimen adalah sebagai berikut:
1. Alat pembentukan
a. Mesin Frais Vertikal
b. Mesin bubut
c. Jangka Sorong
e. Water pass
1. Persiapkan material rond bar baja ST 41 dan alat yang diperlukan seperti
mesin gerinda, jangka sorong, ragum dan tang jepit, kemudian gunakan APD
lengkap sesuai keperluan,
3. Proses champering pada bagian kepala palu untuk membuat kepala palu
tidak tajam
8. pemasangan gagang palu dan kepala palu yang sudah di proses bubut
dan frais
1. Hercus PF. (1980). Text book of turning. South Australia: F.W. Hercus PTY.
Limited,Thebarton.