LAPORAN AKHIR
Dosen Pengampu :
Dr. Budi Triyono, SST, MT
Oleh :
Ezar Benaya P 211234008
Joseph Marten S 211234015
Sabila 211234029
Proyek perancangan dilakukan dengan menganalisis suatu alat atau benda dengan
mengidentifikasi produk tersebut dari segala aspek yang terkandung didalamnya.
Dari dekomposisi produk hingga dekomposisi fungsi. Mengidentifikasi material
produk yang dipilih dengan berbagai metode yang digunakan. Menganalisis
perhitungan dalam produk tersebut dengan faktor keamanan yang diperhitungkan.
Melakukan rekomendasi modifikasi produk yang telah di identifkasi dan di analisis
yang berdasarkan hasil yang diperoleh sebelumnya.
Target capaian yang diharapkan dari dilakukannya penelitian pada mata kuliah
Proyek Perancangan 1 ini adalah poster, laporan kemajuan, laporan akhir dan
prototype berupa desain 3D. Tujuan dilakukannnya penelitian ini untuk mengetahui
kelemahan dari produk tersebut, sehingga dari penelitian ini dapat dilakukan
product improvement. Dengan capaian tersebut diharapkan kedepannya dapat
meningkatkan dari fungsi dan kualitas produk.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan kehendak-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “Treker Bearing”. Laporan ini disusun untuk
memenuhi penilaian Ujian Akhir Semester mata kuliah Proyek Perancangan 1.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Budi Triyono,
SST, MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Proyek Perancangan 1 dan rekan –
rekan mahasiswa yang telah membantu penulis baik melalui pikiran maupun materi.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ..................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................vii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 5
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................ 8
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 8
2.1 Dekomposisi Produk dan Fungsi ........................................................................... 8
2.2 Dekomposisis Bentuk .............................................................................................. 8
2.3 Identifikasi Material dan Proses Manufaktur...................................................... 8
2.4 Identifikasi Perhitungan Tegangan Kritis dan Faktor Keamanan .................. 11
2.5 Product Improvement .......................................................................................... 12
BAB 3 ............................................................................................................................... 13
PROYEK PERANCANGAN ......................................................................................... 13
3.1 Metode Pelaksanaan ............................................................................................. 13
3.2 Dekomposisi Produk dan Fungsi ......................................................................... 13
3.2.1 Cara penggunaan treker bearing................................................................ 13
3.2.2 Dekomposisi Produk ........................................................................................ 14
3.2.3 Disassembly Treker Bearing ............................................................................ 16
3.2.4 Dekomposisi Fungsi......................................................................................... 17
3.3 Dekomposisi Bentuk ............................................................................................. 19
3.4 Identifikasi Material ............................................................................................. 19
3.5 Analisis Gaya, Tegangan dan safety factor................................................... 32
iv
3.5.1 Analisis Gaya Luar ........................................................................................ 32
3.5.2 Menentukan Gaya Luar Melalui Percobaan ................................................... 32
3.5.3 Analisis Tegangan dan Safety Factor Tiap Komponen .............................. 34
3.5.2 Part Puller......................................................................................................... 35
3.5.3 Part lengan pengait ........................................................................................... 37
3.5.4 Part Base .......................................................................................................... 40
3.6 Product Improvement .......................................................................................... 43
3.6.1 Gambar Benda Setelah Product Improvement ........................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 46
LAMPIRAN..................................................................................................................... 47
Lampiran 1. Gambar 3D Benda ................................................................................ 47
Lampiran 2. Gambar Kerja ....................................................................................... 49
Lampiran 3. Gambar Benda Setelah Improvement ............................................... 53
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu alat bantu proses manufaktur yang sering digunakan yaitu treker
bearing. Alat ini berfungsi sebagai alat bantu untuk mempermudah melepaskan 2
komponen alat seperti bearing, roda gigi, poros engkol, spi dan lain-lain. Cara kerja
dari alat ini yaitu memanfaatkan fungsi gerak batang ulir untuk menekan dan
pengait sebagai komponen untuk menahan tekanan dari batang ulir pada komponen
yang hendak dilepaskan. Umumnya alat ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
poros ulir, badan treker dan pengait yang berjumlah dua atau tiga buah serta pengait
dengan tipe silinder magnet.
1
2
Treker yang satu ini adalah adalah yang paling aman digunakan di
antara treker bearing lainnya. Secara teknis, alat ini tidak bekerja dengan cara
menarik bearing seperti treker kebanyakan, melainkan mendorongnya agar
bantalan terlepas dari poros.
Alat ini akan memudahkan kita Ketika harus mengganti pompa kemudi, merangkai
kembali alternator atau mengerjakan kegiatan serupa pada komponen di Mobil.
Pasalnya, treker yang satu ini sangat efektif dalam memisahkan bantalan, katrol,
dan roda gigi, yang terlalu dekat dengan blok mesin mobil. Dengan kata lain, alat
ini efektif digunakan ketika penarik rahang tidak dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik karena berbagai alas an
Prinsip kerja dari treker bearing ini sendiri adalah dengan menarik
komponen yang terdapat di dalam mesin. Selain itu, alat ini sering sekali digunakan
untuk berbagai macam keperluan di bidang industri hingga otomotif.
Pada proyek kali ini, produk treking beaker yang digunakan adalah treking
beaker 2 lengan.
1.3 Tujuan
Batasan masalah pada laporan perancangan kali ini yaitu penguraian produk
dengan fokus kepada bentuk fisik, material-material pembentuk, identifikasi proses
manufaktur, perhitungan gaya, momen, dan faktor keamanan, serta peningkatan
fungsi produk
Laporan ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian awal, inti, dan
penutup. Bagian awal diisi dengan abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar
gambar, daftar table dan daftar lampiran. sedangkan bagian penutup diisi
dengan daftar pustaka. Selain itu, untuk memudahkan pembaca, maka bagian
inti dibagi menjadi beberapa bab, diantaranya:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini terdapat penguraian mengenai latar belakang penulisan laporan,
rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, dan sistematika
penulisan.
Pada bab ini membahas secara umum mengenai bagaimana proses analisis
dekomposisi produk dan fungsi, dekomposisi bentuk produk, identifikasi
material dan proses manufaktur, identifikasi perhitungan gaya dan faktor
keamanan, serta peningkatan fungsi produksi.
BAB 4 PENUTUP
LANDASAN TEORI
Tahap ini terdiri dari dekomposisi produk dan dekomposisi fungsi. Pada
tahap dekomposisi produk, hal pertama yang dilakukan adalah membongkar satu
persatu komponen dari stepler ini, yang kemudian dihasilkanlah tabel disassembly.
Kemudian setelah tiap komponennya dibongkar, dilakukan analisis pada tiap
komponennya. Analisis ini meliputi material dan proses manufaktur pada tiap
komponennya. Output yang dihasilkan adalah tabel dekomposisi produk.
Pada tahap ini dilakukan pengukuran dan pembuat sketsa dari setiap
komponen . Dari setiap komponen yang dilakukan pengukuran harus dilakukan
analisis bentuk dan assembly misalnya bagaimana produk tersebut dipasang satu
sama lain, apakah menggunakan suaian yang pasak, longgar, dll.
Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap setiap bagian produk yang
dipilih. Tahapan identifikasi yang dilakukan ditentukan berdasarkan materialnya itu
sendiri. Jika material dari benda berbahan dasar plastik maka harus dilakukan
8
9
beberapa pengujian dimulai dari ditempelkan dengan paku panas, dibakar langsung
ke api, lalu pengujian di air, dan seterusnya sesuai dengan tahapan yang ditunjukkan
oleh prosedur pengujian material berbahan plastik. Tahapan tersebut dirangkum
dalam beberapa pertanyaan analisis yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini [4].
Jika material dari benda berbahan dasar logam, maka identifikasi yang dapat
dilakukan selain identifikasi visual yaitu berupa pengujian percikan (spark test), uji
keras, uji tarik, uji impak, uji puntir, uji magnet dan lain-lain menyesuaikan dengan
kebutuhan.
4. Jenis percikan
Pada tahap ini, dilakukan perhitungan pada komponen yang dianggap kritis.
Kritis disini berarti pada komponen tersebut mudah terjadi kerusakan. Output yang
diharapkan dari perhitungan yang dilakukan pada tahap ini adalah safety factor
komponen tersebut. Safety factor adalah angka yang menjamin agar benda yang
dipakai aman tidak mudah rusak. Safety faktor haruslah lebih besar dari 1,0 untuk
menghindari kegagalan dan biasanya safety factor berkisar 1 sampai 15 [2].
jenis bebannya, kita dapat memastikan bahwa komponen tersebut benar-benar kritis
atau tidak. Beban yang diterima stepler adalah beban kejut. Maka dari itu, safety
factor yang dihasilkan tiap komponennya haruslah > 12, agar komponen tidak
mudah rusak.
Dalam praktiknya, hal pertama yang dilakukan untuk mencari safety factor
ini adalah dengan menganalisis gaya-gaya luar pada benda. Setelah itu, dilakukan
perhitungan gaya dan tegangan pada komponen yang dianggap kritis tadi. Dengan
diketahuinya tegangan, dapat dicari safety faktornya dengan membagi yield
strength material komponen tersebut dengan tegangan yang dihasilkan tadi. Setelah
diketahui safety faktornya, dilakukan analisis apakah komponen tersebut termasuk
titik kritis atau bukan. Jika iya, maka pada komponen tersebut perlu dilakukannya
product improvement.
PROYEK PERANCANGAN
Dekomposisi Produk
dan Fungsi
Dekomposisi Bentuk
Identifikasi
Material dan Proses
Product Improvement
13
14
Product Decomposition
How it works: Alat ini bekerja dengan memanfaatkan fungsi gerak batang ulir
untuk menekan dan pengait sebagai komponen untuk menahan tekanan dari
batang ulir pada komponen yang hendak dilepaskan.
Parts:
Part Part Name Req Material Mfg Process Image
1 Puller 1 Medium Lathe machine,
Carbon threading
Steel
How it works: Alat ini bekerja dengan memanfaatkan fungsi gerak batang ulir
untuk menekan dan lengan pengait sebagai komponen untuk menahan tekanan
dari batang ulir pada komponen yang hendak dilepaskan.
18
Description Alat ini dapat mudah melepaskan bearing yang sulit dilepaskan
menggunakan tangan kosong.
How it works: Alat ini bekerja dengan memanfaatkan fungsi gerak batang ulir
untuk menekan dan lengan pengait sebagai komponen untuk menahan tekanan
dari batang ulir pada komponen yang hendak dilepaskan.
Langkah Kerja:
Identifikasi :
Metode
Proses
Nama Bagian Pengujian Material Gambar
Manufaktur
Material
Handle • Visual Low Forging,
• Uji Magnet Carbon hardening
• Spark Test Steel
• Studi
Literatur
• Visual
Pada part tersebut memiliki warna bening mengkilap, memiliki
permukaan halus, tidak ada tanda korosi.
• Uji Magnet
• Spark test
• Uji magnet
• Spark test
• Studi literatur
• Menimbang
Berat : 62 gr
• Visual :
Base memiliki warna terang mengkilap, memiliki
permukaan halus, tidak ada tanda korosi.
• Uji magnet :
24
• Spark test
• Studi literatur
• Menimbang
Berat : 25 gr
• Uji Magnet
• Spark Test
• Studi Literatur
• Menimbang
26
Berat : 23 gr
• Visual
Connecting arm memiliki warna terang mengkilap,
memiliki permukaan halus, tidak ada tanda korosi.
• Uji Magnet
• Spark Test
• Studi Literatur
• Menimbang
Berat : 7 gr
• Uji Magnet
• Spark Test
• Studi Literatur
• Menimbang
Berat : 4 gr
29
• Uji Magnet
• Spark Test
• Studi Literatur
• Menimbang
Berat : 4 gr
• Uji Magnet
31
• Spark Test
• Studi Literatur
Untuk menentukan gaya yang terjadi pada Treker Bearing pada saat sekali
pemakaian, dilakukan beberapa langkah sebagai berikut.
33
𝑚
𝐹 = 𝑚. 𝑔 = 10,15 𝑘𝑔 . 9.81 = 99,57 𝑁
𝑠
1. Handle
• Analisa titik kritis
𝐹1 = 99,57 𝑁
𝑟 = 31 𝑚𝑚
+↑ Σ𝐹𝑦 = 0
𝐹1 Σ𝐹𝑦 = 𝑉 − 𝐹1 = 0
𝑉 = 𝐹1
𝑉 = 99,57 𝑁
+↺ ΣM = 0
ΣM = 𝑀 + 𝐹1 . 𝑟 = 0
𝑀 = −99,57 𝑁. 31𝑚𝑚
𝑀 = −3086,67 𝑁𝑚𝑚
• Safety factor :
Karena material dari handle adalah low carbon steel maka digunakan yield
strength dari low carbon steel yaitu sebesar 418 Mpa.
35
• Safety Factor
Syarat aman :
Sf handle > Sf beban statis
1.66 > (2-4)
Maka, part handle tersebut tidak aman terhadap tegangan bending
Puller merupakan ulir yang berfungsi sebagai pemindah gaya. Dalam prosesnya ini
pula, berlaku torsi untuk menaikkan beban. Dimana, dalam perhitungannya berlaku
rumus sebagai berikut.
tan 𝛼 + tan 𝜃 𝑑
𝑇 = 𝑊. ( ).
1 − 𝑡𝑎𝑛𝛼. tan 𝜃 2
- 𝑑0 = 10 𝑐𝑚, 𝑑𝑐 = 8 𝑚𝑚, 𝑝 = 2
10+8
𝑑= = 9 𝑚𝑚
2
𝑃 2
- tan 𝛼 = = = 0.07
𝜋.𝑑 3,14 .9
d = Diameter rata-rata
- Syarat aman :
Sf puller > Sf beban statis
6.9 > (2-4)
Maka, puller aman terhadap gaya tekan
➔ Tegangan geser :
𝑊 2,509.5
𝜏= = = 6.66 𝑀𝑝𝑎
𝜋 . 𝑑𝑐 . 𝑡 . 𝑛 3.14 . 8 . 1 . 10
Karena material puller ini adalah medium carbon steel, maka digunakan
shear strength dari medium carbon steel yaitu 420 Mpa
𝑠ℎ𝑒𝑎𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑐𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑒𝑒𝑙 105 𝑀𝑝𝑎
= = 15,76
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑚𝑎𝑥 6.66 𝑀𝑝𝑎
- Syarat aman :
Sf puller > Sf beban statis
15,76 > (2-4)
Maka, puller aman terhadap gaya gesek
2
b
3
a
1
𝑊
𝑁
2
Gaya terdistribusi merata : = 216,3 𝑁/𝑚𝑚
5,8 𝑚𝑚
+↑ Σ𝐹𝑦 = 0
Σ𝐹𝑦 = 𝑉 − 𝑊/2 = 0
𝑉 = 𝑊/2
𝑉 = 1254,75 𝑁
+↺ ΣM = 0
ΣM = 𝑀 + 𝐹1 . 𝑟 = 0
𝑀 = −1254,75 𝑁. 5,95 𝑚𝑚
𝑀 = −7465,76 𝑁𝑚𝑚
M = -7565,76 Nmm
38
Berdasarkan diagram momen yang telah dibuat, kantilever menerima momen yang
paling besar diantara area lainnya pada bagian pengait, maka dapat disimpulkan
bahwa kantilever (no.1) merupakan titik kritis pada bagian ini. Kemudian pada titik
kritis tersebut akan dihitung tegangan dan safety factornya, sebagai berikut.
- Tegangan geser
𝐹 𝑊/2 1254,75 𝑁
𝜏𝑔 = = = = 19,6 𝑁/𝑚𝑚2
𝐴 𝑏. ℎ 9,6 𝑚𝑚 . 6,67 𝑚𝑚
Safety factor
𝑁
𝑦𝑠 𝑐ℎ𝑟𝑜𝑚𝑒 𝑣𝑎𝑛𝑎𝑑𝑖𝑢𝑚 420
𝑆𝑓 = = 𝑚𝑚2 = 21,43
𝜎𝑏 𝑁
19,6
𝑚𝑚2
Syarat aman :
Sf > Sf beban statis
21,43 > (2-4)
Jadi, bagian pengait ini aman terhadap tegangan geser.
39
𝑊 2509,5
𝐹2 = = = 1254,75 𝑁
2 2
+↑ Σ𝐹𝑦 = 0
Σ𝐹𝑦 = 𝑉 − 𝐹2 = 0
𝑉 = 𝐹2
𝑉 = 1254,75 𝑁
+↺ ΣM = 0
ΣM = 𝑀 + 𝐹2 . 𝑟 = 0
𝑀 = −1254,75 𝑀 . 15,45 𝑚𝑚
𝑀 = −19385,9 𝑁𝑚𝑚
• Safety factor :
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑐ℎ𝑟𝑜𝑚𝑒 𝑣𝑎𝑛𝑎𝑑𝑖𝑢𝑚 420 𝑀𝑝𝑎
= = 5,2
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑥 81,21 𝑀𝑝𝑎
Syarat aman :
Sf base > Sf beban statis
2.3 > (2-4)
Akibat gaya Tarik W/2, connecting arm dan base saling Tarik menarik.
Tarikan yang berlawanan arah tersebut cenderung akan menggeserkan
batang baut, sehingga tegangan geser pada baut.
𝐹 𝑊/2 1254,75
𝜏𝑔 = = = = 80,7 𝑁/𝑚𝑚2
𝐴 2. 1 . 𝐷2 . 𝜋 2. 1 . 2,472 . 3.14
4 4
Safety factor :
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑐ℎ𝑟𝑜𝑚𝑒 𝑣𝑎𝑛𝑎𝑑𝑖𝑢𝑚 420 𝑀𝑝𝑎
= = 5,2
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑥 80,7 𝑀𝑝𝑎
Syarat aman :
Sf base > Sf beban statis
5,2 > (2-4)
1
42
1. Tegangan Tekan
Pada lubang poros terdapat tegangan tekan
𝐹 𝑊/2 1254,75
𝜎𝑐 = = = = 62,447 𝑁/𝑚𝑚2
𝐴 1 . 𝐷2 . 𝜋. 𝑡 1 . 𝜋. 6,4 . 2
2 2
Safety factor :
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑐ℎ𝑟𝑜𝑚𝑒 𝑣𝑎𝑛𝑎𝑑𝑖𝑢𝑚 420 𝑀𝑝𝑎
= = 6,7
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑥 62,44 𝑀𝑝𝑎
Syarat aman :
Sf > Sf beban statis
6,7 > (2-4)
Bagian tersebut aman terhadap tegangan tekan
2. Tegangan Tarik
𝐹 𝑊/2 1254,75
𝜎= = = = 52,28 𝑁/𝑚𝑚2
𝐴 12 . 2 24
Safety factor :
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑐ℎ𝑟𝑜𝑚𝑒 𝑣𝑎𝑛𝑎𝑑𝑖𝑢𝑚 420 𝑀𝑝𝑎
= =8
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑥 52,28 𝑀𝑝𝑎
Syarat aman :
Sf > Sf beban statis
8 > (2-4)
Bagian tersebut aman terhadap tegangan Tarik
3.5.7 Hasil Analisis Perhitungan Tegangan dan Safety Factor
Tracker Bearing
- Safety Factor
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝐿𝑜𝑤 𝐶𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 𝑆𝑡𝑒𝑒𝑙 418 𝑀𝑝𝑎
𝑆𝑓 = = = 2,8
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑥 145,632 𝑀𝑝𝑎
Syarat aman :
Sf handle setelah product improvement > Sf beban statis
2,8 > (2-4)
dinilai bahwa part handle tersebut aman terhadap tegangan bending yang
terjadi ketika digunakan.
Terlampir
DAFTAR PUSTAKA
46
LAMPIRAN
• Assembly
• Handle
• Base
47
48
• Connection arm
• Baut M4
• Mur M10
49
• Lengan Pengait