(PLTGL)
MAKALAH
Oleh :
Muhammad Haidar
061630311425
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Harapan penulis, semoga makalah ini berguna untuk
membantu pembaca dalam mempelajari Pembangkit listrik Tenaga Gelombang
Laut, Makalah ini disusun sebagai bekal pembaca dan melengkapi salah satu tugas
Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan pengerjaan
makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis berharap saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak agar makalah ini dapat lebih bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….………………………….………………..…… ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Krisis energi telah diprediksikan akan melanda lima tahun yang akan
datang. Hal ini dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin
meningkatnya permintaan energi. Untuk itu diperlukan sebuah terobosan baru
untuk memanfaatkan energi lain, selain energi yang tidak dapat diperbaharui ini.
Karena jika kita tergantung pada energi yang tidak dapat diperbaharui saja, maka
di masa depan kita akan kesulitan untuk memanfaatkan energi ini karena
keterbatasan sumber dari energi tersebut. Lalu bagaimana dengan nasib anak cucu
kita nanti? Oleh karena itu manusia harus berusaha memanfaatkan sumber daya
hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya dan dalam pemanfaatannya
harus dikembangkan dari sekarang. Akan tetapi penggunaannya haruslah
mempunyai tujuan yang positif yang nantinya tidak akan membahayakan manusia
itu sendiri.
Sumber daya hayati yang ada di bumi ini salah satunya adalah lautan.
Wilayah bumi didominasi oleh laut, dan laut juga mempunyai banyak potensi
pangan dan potensi sebagai sumber energi. Potensi pangan yang ada di laut adalah
beranekaragamnya spesies ikan dan tanaman laut. Dan potensi sumber energi yang
ada di laut ada 3 macam, yaitu: energi ombak, energi pasang surut dan energi panas
laut. Salah satu energi di laut adalah energi ombak. Sebenarnya ombak merupakan
sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-
naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi alternatif yang
dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan
gelombang.
Untuk itu kita akan mencoba menggali informasi tentang tenaga ombak
yang sudah dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan
survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
1
2
(BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak daerah-
daerah pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga ombak. Ombak
di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung Irian Jaya, dan
sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik. Kondisi
ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang bisa
dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5 hingga 2
meter, dan gelombang ini tidak pecah sampai di pantai.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
Michael French from University of Lancaster, John Newman, serta Chiang C. Mei
dari MIT.
Pembangkit listrik tenaga gelombang telah dikembangkan di Jerman.
Perusahaan Energie Baden-Wuttemberg Ag (EnBW) bekerja sama dengan Vorth
Siemen Hydro Power Generation GmbH & Co. Bermula dari EnBW melihat
potensi untuk pembangkit gelombang di pantai Laut Utara. Akhirnya pemerintah
Jerman merancang pilot project pembangkit listrik tenaga gelombang.
Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) yang telah berjalan
adalah PLTGL Limpet dikelola oleh Wavegen, anak perusahaan Vorth Siemen
yang berbasis di Inggris. PLTGL Limpet mampu memproduksi listrik 500 kwh.
Pembangkit tersebut menggunakan teknologi Oscillating Water Column (OWC)
yang mengubah energi gelombang menjadi udara pendorong untuk menggerakan
turbin.
Sementara itu, PLTGL yang di Jerman akan memiliki kapasitas 250 kWh.
Dengan kapasitas tersebut, PLTGL tersebut dapat mengaliri listrik ke 120 rumah.
Pemerintah Jerman berharap pembangunan PLTG tersebut tidak mengganggu
lingkungan sekitar pantai. Oleh karena itu, EnBW menjalin kerja sama dengan
proyek konservasi pantai agar pembanguan PLTGL tidak merusak keindahan alam
daerah sepanjang pantai.
Pembangkit listrik gelombang laut komersial juga dikembangkan di ‘Negeri
Kanguru’. Pusat PLTGL itu terletak di lepas pantai Australia. Pembangkit dengan
terobosan teknologi yang masih langka itu telah memasok kebutuhan listrik sekitar
500 rumah yang berada di daerah Selatan Sydney, Australia.
Listrik baru bisa dihasilkan PLTGL jika gelombang laut datang menerpa
corong yang menghadap ke lautan. Gerakan tersebut mengalirkan udara melalui
dan masuk menggerakan turbin. Dari putaran turbin tersebut, sebanyak 500 kWh
daya listrik dihasilkan setiap hari dan langsung disalurkan ke rumah-rumah .
Pusat PLTGL yang di Australia merupakan proyek percontohan.
Pemerintah Australia berencana membangun PLTGL yang lebih besar dan
menghasilkan listrik lebih kuat di pantai selatan Australia. Dengan pembangunan
PLTGL, para ahli teknologi PLGL Australia pun mendapat kebanjiran order untuk
6
Tiga tipe Energi Secara umum, potensi energi gelombang laut dapat
menghasilkan listrik dapat dibagi menjadi tiga tipe potensi energi yaitu energi
pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy), dan energi panas
laut (ocean thermal energy).
1. Energi pasang surut merupakan energi yang dihasilkan dari pergerakan air
laut akibat perbedaan pasang surut.
1. Piston Hirolik
Piston hidrolik adalah bagian yang berfungsi menjaga keseimbangan
generator agar kedudukanya tidak terpengaruh oleh laju ombak yang bergerak.
2. Turbin
Pada Prinsipnya turbin bekerja sebagai "Penerima Energi", artinya dia
menerima energi (kinetik) dari angin dan merubahnya menjadi energi lain yang
dapat digunakan seperti listrik. Angin yang datang akan menumbuk sayap kipas
(baling-baling) pada kincir angin, sehingga sayap kipas akan berputar. Kemudian
sayap kipas akan memutar memutar generator.
3. Generator
Generator berfungsi untuk merubah energy mekanik yang berasal dari
turbin menjadi energy listrik. Generator inilah yang disebut konventer energy. Jenis
generator yang digunakan pada PLTGL ialah jenis Generator Asinkron (generator
tak-serempak) yang merupakan motor induksi yang dirubah menjadi generator,
generator ini dipilih karena PLTGL sebagai energi alternatif tidak banyak
membutuhkan perawatan seperti halnya generator sinkron, lebih kuat, handal, harga
lebih murah dan tidak membutuhkan bahan bakar pada saat diaplikasikan di
lapangan, tapi cukup bergantung pada sumber energi terbarukan seperti air, angin,
8
dan lain – lain sebagai prime over (penggerak mula). Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan
oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini
berupa AC (Alternating Current).
Ombak adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut
disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan,
menyebabkan riak-riak yang kemudian berubah menjadi apayang kita sebut sebagai
gelombang. Energi ombak laut adalah energi kinetik yang ada pada gelombang laut
digunakan untuk menggerakkan turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu
air yang naik menekan udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin
berputar. Ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam ruang generator dan
memutar turbin kembali. Putaran turbin kemudian dihubungkan ke generator dan
diubah menjadi energi listrik dan di distribusikan ke beban.
Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung.
Pembangkit listrik tenaga ombak adalah suatu pembangkitan energi listrik yang
merubah energi mekanik gelombang ombak menjadi energi listrik. Merupakan
energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat
fluktuasi pergerakan gelombang, yang mana pembangkitan energi ini akan terjadi
di lepas pantai yang memiliki laju ombak besar (stabil). Energi ombak dapat
digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, seperti saat ini telah didirikan sebuah
Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu
model Oscillating Water Column.
BAB III
PEMBAHASAN
9
26
Pada teknologi OWC ini, digunakan tekanan udara dari ruangan kedap air untuk
menggerakkan whells turbine yang nantinya pergerakan turbin ini digunakan untuk
menghasilkan energi listrik. Ruangan kedap air ini dipasang tetap dengan struktur
bawah terbuka ke laut. Tekanan udara pada ruangan kedap air ini disebabkan oleh
pergerakan naik-turun dari permukaan gelombang air laut.
Gambar 3.2 Proses terbentuknya aliran udara yang dihasilkan oleh gelombang
laut
energi terbarukan seperti air, angin, dan lain – lain sebagai prime over
(penggerak mula). Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan
melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC
(Alternating Current).
Sistem pembangkit listrik terdiri dari chamber berisi udara yang berfungsi untuk
menggerakkan turbin, kolom tempat air bergerak naik dan turun melalui saluran
yang berada di bawah ponton dan turbin yang terhubung dengan generator. Gerakan
air naik dan turun yang seiring dengan gelombang laut menyebabkan udara
mengalir melalui saluran menuju turbin. Turbin tersebut didesain untuk bisa bekerja
dengan generator putaran dua arah.
Ada 2 cara untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi listrik yaitu :
On-shore (pantai).
Sistem Off-Shore
Channel system
Secara umum, pada prinsipnya, energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem
ini mengaktifkan generator secara langsung dengan mentransfer gelombang fluida
(air atau udara penggerak) yang kemudian mengaktifkan turbin generator.
Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakan vertikal dan rotasional
pelampung dan dapat disambungkan pada untaian rakit yang mengapung atau alat
yang ada di dasar laut dihubungkan dengan engsel Cockerell. Gerakan pelampung
ini menimbulkan tekanan hidrolik yang kemudian diubah menjadi listrik. Menurut
penelitian, deretan rakit sepanjang 1000 km akan mampu membangkitkan energi
listrik yang setara dengan 25000 MW.
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi
gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat
OWC ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC,
sehingga terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian
tekanan udara ini akan menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan
dengan generator listrik sehingga menghasilkan listrik.
OWC terapung
3. Pembangkit.
Bangunan untuk memasukkan air laut terdiri dari dua unit, kolektor dan
konverter. Kolektor berfungsi menangkap ombak, menahan energinya
semaksimum mungkin, lalu memusatkan gelombang tersebut ke konverter.
Konverter yang didesain berbentuk saluran yang runcing di salah satu ujungnya ini
selanjutnya akan meneruskan air laut tersebut naik menuju reservoir. Karena
bentuknya yang spesifik ini, saluran tersebut dinamakan tapchan (tappered
channel).
Setelah air tertampung pada reservoir, air yang sudah terkumpul itu
diterjunkan ke sisi bangunan yang lain. Energi potensial inilah yang berfungsi
menggerakkan atau memutar turbin sehingga menghasilkan energi listrik. Energi
potensial inilah yang berfungsi menggerakkan atau memutar turbin pembangkit
listrik. Turbin tersebut didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua
arah. Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak
di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di dalam
ruang khusus kedap air sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan dengan air
laut. OWC ini dapat diletakkan di sekitar 50 m dari garis pantai pada kedalaman
sekitar 15 m.
OWC Terapung
OWC ini bekerja pada saat air pasang saja, tapi OWC ini lebih kecil. Sistem akan
dapat membangkitkan daya listrik optimal jika ditempatkan sebelum gelombang
pecah atau pada kedalam 4-11 meter. Pada kondisi ini akan dapat dicapai putaran
turbin antara 3000-700 rpm. Posisi prototip II OWC masih belum mencapai lokasi
minimal yang disyaratkan, karena kesulitan pelaksanaan operasional alat mekanis.
32
Posisi ideal akan dicapai melalui pembangunan prototip III yang berupa sistem
OWC apung. Untuk OWC terapung, prinsip kerjanya sama seperti OWC tidak
terapung, hanya saja peletakannya yang berbeda.
Alat ini dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk
mengkonsentrasikan gelombang dan menyalurkannya melalui saluran ke dalam
bangunan penjebak seperti kolam buatan (lagoon) yang ditinggikan. Air yang
mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan
listrik dengan menggunakan teknologi standar hydropower.
chamber 3m x 3m. Tinggi sampai pangkal dinding miring 4 meter, tinggi dinding
miring 2 meter sampai ke ducting, tinggi ducting 2 meter. Prototype OWC 2004 ini
setelah di uji coba operasional memiliki efisiensi 11%. Pada tahun 2006 ini pihak
BPDP – BPPT kembali membangun OWC dengan sistem Limpet di pantai Parang
Racuk, Baron, Gunung Kidul . OWC Limpet dibangun berdampingan dengan OWC
2004 tetapi dengan model yang berbeda. Dengan harapan besar energi gelombang
yang bisa dimanfaatkan dan efisiensi dari OWC Limpet ini akan lebih besar dari
pada OWC sebelumnya
Laut
Krisis energi telah diprediksikan akan melanda lima tahun yang akan
datang. Hal ini dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin
meningkatnya permintaan energi. Untuk itu diperlukan sebuah terobosan baru
untuk memanfaatkan energi lain, selain energi yang tidak dapat diperbaharui ini.
Karena jika kita tergantung pada energi yang tidak dapat diperbaharui saja, maka
di masa depan kita akan kesulitan untuk memanfaatkan energi ini karena
keterbatasan sumber dari energi tersebut. Lalu bagaimana dengan nasib anak cucu
kita nanti? Oleh karena itu manusia harus berusaha memanfaatkan sumber daya
hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya dan dalam pemanfaatannya
35
menghasilkan lebih dari 2~3 Terra Watt Ekuivalensi listrik, bahkan tidak lebih dari
1% panjang pantai Indonesia (~800 km) dapat memasok minimal ~16 GW atau
sama dengan pasokan seluruh listrik di Indonesia tahun ini.
Saat ini telah didirikan sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak
(PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water Column. Tujuan
didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber energi alternatif
yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah perairan pantai
Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang dihasilkan dan
parameter-parameter minimal hiroosenografi yang layak, baik itu secara teknis
maupun ekonomis untuk melakukan konversi energi.
Proyek yang mendapat bantuan (hibah) dari pemerintah Norwegia
sebanyak 70 persen (sekitar 5,1 juta dolar AS) dari total investasi itu direncanakan,
dalam periode tiga tahun, PLTO Baron selesai dikerjakan dan sebesar 1.100 kilo
watt jam listriknya bisa dinikmati oleh sekitar dua ribu rumah warga sekitarnya.
Sebagai proyek percontohan, memang PLTO di Baron ini masih dalam tahap uji
coba, belum dalam skala komersial. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan,
jika proyek percontohan Baron sukses, maka instalasi-instalasi listrik yang
bersumber pada tenaga ombak akan banyak bermunculan. Yang digunakan PLTO
Baron, pada prinsipnya serupa dengan yang dikembangkan di daerah Toftestailen,
Norwegia. Namun para peneliti di Indonesia kini sedang mempersiapkan software
(piranti lunak) yang unik, lain dari pada yang lain.
Untuk sistem mekaniknya, PLTO dikenal memakai teknologi OWC
(Oscillating Wave Column). Untuk OWC ini ada dua macam, yaitu OWC tidak
terapung dan OWC terapung. Untuk OWC tidak terapung prinsip kerjanya sebagai
berikut. Instalasi OWC tidak terapung terdiri dari tiga bangunan utama, yakni
saluran masukan air, reservoir (penampungan), dan pembangkit. Dari ketiga
bangunan tersebut, unsur yang terpenting adalah pada tahap pemodifikasian
bangunan saluran masukan air yang tampak berbentuk U, sebab ia bertujuan untuk
menaikkan air laut ke reservoir.
Bangunan untuk memasukkan air laut ini terdiri dari dua unit, kolektor dan
konverter. Kolektor berfungsi menangkap ombak, menahan energinya
37
motor untuk menggerakkan generator listrik. Supaya tidak ikut terbawa arus,
setiap tabung ditahan di dasar laut menggunakan jangkar khusus.
Renewable Energy Holdings; ide mereka untuk menghasilkan listrik dari
tenaga ombak menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi
pantai sedikit mirip dengan Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik
turun dari ombak untuk menggerakkan piston yang bergerak naik turun pula di
dalam sebuah silinder. Gerakan dari piston tersebut selanjutnya digunakan
untuk mendorong air laut guna memutar turbin.
SRI International; konsepnya menggunakan sejenis plastik khusus bernama
elastomer dielektrik yang bereaksi terhadap listrik. Ketika listrik dialirkan
melalui elastomer tersebut, elastomer akan meregang dan terkompresi
bergantian. Sebaliknya jika elastomer tersebut dikompresi atau diregangkan,
maka energi listrik pun timbul. Berdasarkan konsep tersebut idenya ialah
menghubungkan sebuah pelampung dengan elastomer yang terikat di dasar
laut. Ketika pelampung diombang-ambingkan oleh ombak, maka regangan
maupun tahanan yang dialami elastomer akan menghasilkan listrik.
BioPower Systems; perusahaan inovatif ini mengembangkan sirip-ekor-ikan-
hiu buatan dan rumput laut mekanik untuk menangkap energi dari ombak.
Idenya bermula dari pemikiran sederhana bahwa sistem yang berfungsi paling
baik di laut tentunya adalah sistem yang telah ada disana selama beribu-ribu
tahun lamanya. Ketika arus ombak menggoyang sirip ekor mekanik dari
samping ke samping sebuah kotak gir akan mengubah gerakan osilasi tersebut
menjadi gerakan searah yang menggerakkan sebuah generator magnetik.
Rumput laut mekaniknya pun bekerja dengan cara yang sama, yaitu dengan
menangkap arus ombak di permukaan laut dan menggunakan generator yang
serupa untuk merubah pergerakan laut menjadi listrik.
Dengan demikian, keuntungan yang didapat dari teknologi PLTO ini antara
lain, selain hemat biaya dari segi investasi maupun operasional, juga bermanfaat
bagi lingkungan hidup. PLTO tidak mengeluarkan limbah berupa padat, cair,
maupun gas seperti halnya pada PLTA, PLTO pun bisa dimanfaatkan untuk
39
membudidayakan ikan air laut. Sebab, pada bangunan reservoirnya banyak sekali
mengandung oksigen akibat gerakan air laut naik menuju reservoir tersebut.
Ditanjau dari sudut wisata, PLTO Baron diharapkan semakin menambah
kashanah wisata ilmiah di lokasi tersebut. Dengan kata lain tidak tertutup
kemungkinan kalau Pantai Baron nantinya bisa menjadi objek wisata ilmiah, suatu
wisata yang menawarkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kekurangan dalam pemanfaatan energi ombak sebagai pembangkit listrik
ini adalah :
Bergantung pada ombak; kadang ombak tersebut dapat menjadi sumber
energi, kadang tidak, Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat
dan muncul secara konsisten. Akan tetapi jika kita memanfaatkan energi ini maka
kelebihan yang kita dapatkan adalah energi bisa diperoleh secara gratis, tidak butuh
bahan bakar, tidak menghasilkan limbah, mudah dioperasikan dan biaya perawatan
rendah, serta dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai.
Oleh karena itu mengingat potensi yang telah dmiliki oleh ombak begitu
besar, maka sebaiknya mulai sekarang kita perlu memanfaatkan energi ombak ini
sebagai pembangkit tenaga listrik guna memenuhi kebutuhan akan energy listrik di
hari mendatang, dengan mengembangkan model tersebut di seluruh pesisir pantai
Indonesia.
Energi tidal juga merupakan salah satu macam dari energi ombak.
Kelemahan energi ini diantaranya adalah membutuhkan alat konversi yang handal
yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang keras yang disebabkan
antara lain oleh tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut.
Saat ini baru beberapa negara yang yang sudah melakukan penelitian secara
serius dalam bidang energi tidal, diantaranya Inggris dan Norwegia. Di Norwegia,
pengembangan energi ini dimotori oleh Statkraft, perusahaan pembangkit listrik
terbesar di negara tersebut. Statkraft bahkan memperkirakan energi tidal akan
menjadi sumber energi terbarukan yang siap masuk tahap komersial berikutnya di
Norwegia setelah energi hidro dan angin.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
26
27
4. Kelebihan dari PLTO ini yaitu, energi yang digunakan dapat didapatkan
secara gratis,tidak menghasilkan limbah, dan lain-lain. Sedangkan
kekurangannya yaitu bergantung pada ombak (kadang dapat energi,
kadang pula tidak), perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana
ombaknya kuat dan muncul secara konsisten serta membutuhkan alat
konversi yang handal yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan
laut yang keras yang disebabkan antara lain oleh tingginya tingkat korosi
dan kuatnya arus laut.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada pembahasan ini adalah agar Indonesia
dapat lebih memanfaatkan ombak sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif
untuk pembangkit listrik.
DAFTAR PUSTAKA
(http://listrikindonesia.com/pembangkit_listrik_tenaga_gelombang_laut_ta
npa_bahan_bakar_fosil__dan_ramah_lingkungan_70.htm, Diakses pada tanggal
13 September 2018).