SIKLUS OTTO
OLEH:
KELOMPOK 6
ASTRI HANDAYANI (NRP. 122017058P)
IRVAN DWI LAKSONO (NRP.
PANDU
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR
Penulis
SIKLUS OTTO
Mesin 2 Langkah
Definisi Mesin 2 langkah
Mesin dua tak adalah mesin yang memerlukan dua kali gerakan piston
naik turun untuk sekali pembakaran (agar diperoleh tenaga). Mesin tersebut
banyak digunakan pada motor- motor kecil. Mesin dua tak menghasilkan asap
sebagai sisa pembakaran dari oli pelumas.
5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa
gas dalam ruang bilas menuju ke dalam ruang bakar.
b. Langkah 2
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
1. Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil
percampuran udara, bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang bilas.
Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi.
2. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan
mengkompresi gas yang terjebak di dalam ruang bakar.
3. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA (pada mesin bensin
busi akan menyala, sedangkan pada mesin diesel akan
menyuntikkan bahan bakar) untuk membakar gas dalam ruang bakar.
Waktu nyala busi atau penyuntikan bahan bakar tidak terjadi saat piston
sampai ke TMA, melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan agar
puncak tekanan akibat pembakaran dalam ruang bakar bisa terjadi saat
piston mulai bergerak dari TMA ke TMB, karena proses pembakaran
membutuhkan waktu untuk bisa membuat gas terbakar dengan sempurna
oleh nyala api busi atau dengan suntikan bahan bakar.
3. Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang
sederhana.
Meskipun memiliki berbagai kelebihan, mesin ini sudah jarang digunakan dalam
kendaraan-kendaraan terutama kendaraan mobil dikarenakan oleh beberapa
kekurangan.
b. Kekurangan Mesin Dua Tak
Kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak:
1. Efisiensi bahan bakar mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin
empat tak (boros).
2. Mesin dua tak memerlukan percampuran oli dengan bahan bakar (oli
samping/two stroke oil) untuk pelumasan silinder mesin.
Kedua hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua tak
menjadi lebih lebih tinggi dibandingkan biaya operasional mesin empat
tak.
3. Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak. Polusi terjadi dari
pembakaran oli samping dan gas dari ruang bilas yang lolos/bocor dan
masuk langsung ke lubang pembuangan.
4. Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak. Ini mengakibatkan
usia suku cadang dalam komponen ruang bakar relatif lebih singkat.
Mesin 4 Langkah
Definisi Mesin 4 Langkah
Motor bakar empat langkah adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam
satu kali siklus pembakaran akan mengalami empat langkah piston.
Sekarang ini, mesin pembakaran dalam pada mobil, sepeda motor, truk,
pesawat terbang, kapal, alat berat dan sebagainya, umumnya menggunakan siklus
empat langkah. Empat langkah tersebut meliputi langkah hisap (pemasukan),
kompresi, tenaga dan langkah buang. Yang secara keseluruhan memerlukan dua
putaran poros engkol (crankshaft) per satu siklus pada mesin bensin atau mesin
diesel.
Istilah-istilah baku yang berlaku dalam teknik otomotif yang harus diketahui
untuk bisa memahami prinsip kerja mesin ini:
o TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre): Posisi piston berada pada
titik paling atas dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling jauh
dari poros engkol (crankshaft).
o TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre): Posisi piston berada
pada titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston berada pada titik
paling dekat dengan poros engkol (crankshaft).
a. Langkah 1
Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup
keluar tertutup, mengakibatkan udara (mesin diesel) atau gas (sebagian
besar mesin bensin) terhisap masuk ke dalam ruang bakar. Proses udara
atau gas sebelum masuk ke ruang bakar dapat dilihat pada sistem
pemasukan.
b. Langkah 2
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar
tertutup, mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi.
Beberapa saat sebelum piston sampai pada posisi TMA, waktu penyalaan
(timing ignition) terjadi (pada mesin bensin berupa nyala busi sedangkan
pada mesin diesel berupa semprotan (suntikan) bahan bakar).
c. Langkah 3
Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam
ruang bakar, mengakibatkan piston terdorong dari TMA ke TMB.
Langkah ini adalah proses yang akan menghasilkan tenaga.
d. Langkah 4
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk tertutup dan katup
keluar terbuka, mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar
yang sedang terbuka untuk diteruskan ke lubang pembuangan.
Siklus Otto
Pengertian Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala
bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran
bahan bakar dan udara dibakar dengan menggunakan percikan bunga api dari
busi. Piston bergerak dalam empat langkah (disebut juga mesin dua siklus) dalam
silinder, sedangkan poros engkol berputar dua kali untuk setiap siklus
termodinamika. Mesin seperti ini disebut mesin pembakaran internal empat
langkah.
Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol
Fuel) adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto.
Siklus udara volume konstan atau siklus otto adalah proses yang ideal.
Dalam kenyataannya baik siklus volume konstan, siklus tekanan konstan dan
siklus gabungan tidak mungkin dilaksanakan, karena adanya beberapa hal sebagai
berikut :
1. Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal, karena
fluida kerja di sini adalah campuran bahan bakar (premium) dan udara,
sehingga tentu saja sifatnya pun berbeda dengan sifat gas ideal.
2. Kebocoran fluida kerja pada katup (valve), baik katup masuk maupun katup
buang, juga kebocoran pada piston dan dinding silinder, yang menyebabkan
tidak optimalnya proses.
3. Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup tepat pada
saat piston berada pada posisi TMA dan atau TMB, karena pertimbangan
dinamika mekanisme katup dan kelembaman fluida kerja. Kerugian ini dapat
diperkecil bila saat pembukaan dan penutupan katup disesuaikan dengan besarnya
beban dan kecepatan torak.
4. Pada motor bakar torak yang sebenarnya, saat torak berada di TMA tidak
terdapat proses pemasukan kalor seperti pada siklus udara. Kenaikan tekanan
dan temperatur fluida kerja disebabkan oleh proses pembakaran campuran
udara dan bahan bakar dalam silinder.
5. Proses pembakaran memerlukan waktu untuk perambatan nyala apinya,
akibatnya proses pembakaran berlangsung pada kondisi volume ruang yang
berubah-ubah sesuai gerakan piston. Dengan demikian proses pembakaran
harus dimulai beberapa derajat sudut engkol sebelum torak mencapai TMA
dan berakhir beberapa derajat sudut engkol sesudah TMA menuju TMB. Jadi
proses pembakaran tidak dapat berlangsung pada volume atau tekanan yang
konstan.
6. Terdapat kerugian akibat perpindahan kalor dari fluida kerja ke fluida
pendingin, misalnya oli, terutama saat proses kompresi, ekspansi dan waktu
gas buang meninggalkan silinder. Perpindahan kalor tersebut terjadi karena
ada perbedaan temperatur antara fluida kerja dan fluida pendingin.
Adanya kerugian energi akibat adanya gesekan antara fluida kerja dengan
dinding silinder dan mesin. Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas
buang dari dalam silinder ke atmosfer sekitarnya. Energi tersebut tidak dapat
dimanfaatkan untuk kerja mekanik. Siklus aktual motor bensin ditunjukan pada
Gambar berikut
Maksud siklus seperti pada gambar di atas beserta penjelasannya adalah sebagai
berikut:
1. Langkah isap (0-1) dan langkah buang (1-0) dianggap sebagai proses tekanan
tetap.
2. Langkah pemampatan (1-2) dianggap berlangsung secara adiabatik, karena
proses tersebut berlangsung sangat cepat sehingga dianggap tidak ada panas
yang sempat keluar sistem.
3. Proses pembakaran (garis 2-3) dianggap sebagai pemasukan (pengisian) kalor
pada volume konstan.
4. Langkah kerja (3-4) dianggap juga berlangsung adiabatik. Penjelasan sama
dengan nomor 2.
5. Proses penurunan tekanan karena pembukaan katup buang (garis 4-1) dianggap
sebagai pengeluaran (pembuangan) kalor pada volume tetap.
6. Fluida kerja dianggap gas ideal sehingga memenuhi hukum-hukum gas ideal.
Karena siklus standar udara Otto (selanjutnya disebut siklus Otto) terdiri
dari proses reversibel, maka luas daerah pada diagram T- S dan P-V masing-
masing bisa dinterpretasikan sebagai kalor dan kerja. Pada diagram T-S daerah 2-
3-a-b-2 mewakili kalor yang ditambahkan per satuan massa dan daerah 1-4-a-b-1
adalah kalor yang dilepaskan per satuan massa. Pada diagram P-V daerah 1-2-a-
b-1 mewakili kerja input per satuan massa selama proses kompresi dan daerah 3-
4-b- a-3 adalah kerja yang dihasilkan per satuan massa pada proses ekspansi.
Dengan mengabaikan energi kinetik dan potensial, maka siklus Otto yang
mempunyai dua langkah kerja dan dua langkah dimana terjadi perpindahan kalor
bisa dirumuskan
Efisiensi termal adalah perbandingan kerja bersih siklus terhadap kalor yang
ditambahkan yaitu :
(𝑈3 − 𝑈2 ) − (𝑈4 − 𝑈1 ) (𝑈3 − 𝑈2 )
𝜂= =1−
(𝑈3 − 𝑈2 ) (𝑈3 − 𝑈2 )
Harga entalpi spesifik yang diperlukan untuk persamaan diatas bisa dilihat dari
tabel udara.
𝑇1
𝜂 =1−
𝑇2
1
𝜂 =1−
𝑟 𝑘−1