BAB VIII
PASAK
2. Pasak tirus.
3. Pasak kepala.
h = h 1 + h2
Gambar 8.3. Gaya-gaya Bekerja pada
Pasak Memanjang dimana : h1 = tinggi pada naaf
h2 = tinggi pada poros
Karena dalam hal ini terdapat 4 bilangan yang tidak diketahui, yaitu
h1, h2, b dan L maka kita memerlukan 3 persamaan lagi untuk menghitung
dimensi dari pasak tersebut.
Persamaan pertama kita dapatkan dengan mempelajari tegangan
permukaan antara poros dengan naafnya :
2 Mp
P
d
P1 L h 1
P
ρ ρ bol
L h1
P L h 1 ρ bol1
P = L x h2 x bol 2
Gambar 8.4
N
M p 955.500 N cm
n
2 MP
P
d
Dimana : d = diameter poros
Tegangan permukaan yang terjadi antara pasak dan bagian lainnya adalah
sebagai berikut :
P
F1
P
bol
h
xL
2
N
Mp 955.500 N cm
n
d bol
Mp L x h x x
2 10
Jika : ρ = 1 MPa
L = 1 mm
Rumus tersebut seperti pada poros bintang kita bedakan dengan bahan dari
naaf dan porosnya.
Untuk naaf dari besi tuang dan poros dari baja rumusnya adalah :
Mt = 0,8 x M10 x L
286
N
Mp 955.500 N cm
n
Sedangkan momen puntir yang dapat dibawa oleh suatu poros bintang adalah
p
Mp 0,75 x i x h x rm x L x
10
287
d1 d 2
rm =
4
Dimana : p = 1 MPa
L = 1 mm
Pada poros bintang kita perlu membedakan momen punter yang dapat dibawa
oleh naaf dari bahan baja adalah :
Mt = 0,7 x M10 x L
Sedangkan momen puntir yang didapat dibawa oleh naaf dari bahan besi
tuang adalah :
Mp = (0,4 – 0,6) x M10 x L
Tabel VIII.3. Daftar Poros Bintang menurut DIN 5462, DIN 5463 dan DIN 5464
11 - - - - 6 14 3 254 - - - -
13 - - - - 6 16 3,5 295 - - - -
16 - - - - 6 20 4 570 10 20 25 945
18 - - - - 6 22 5 630 10 23 3 1460
21 - - - - 6 25 5 725 10 26 3 1670
23 6 26 6 495 6 28 6 1090 10 29 4 2340
26 6 30 6 882 6 32 6 1440 10 32 4 2400
28 6 32 7 945 6 34 7 1540 10 35 4 3200
32 8 36 7 1220 8 38 7 2310 10 40 5 4320
36 8 40 7 1380 8 42 7 2580 10 45 5 5700
42 8 46 8 1590 8 48 8 2970 10 52 6 7060
46 8 50 9 1730 8 54 9 4500 10 56 7 7660
52 8 58 10 3300 8 60 10 5050 16 60 7 10100
56 8 62 10 3540 8 65 10 6350 16 65 7 12800
62 8 68 12 3900 10 72 12 8050 16 72 7 16200
72 10 78 12 5630 10 82 12 11550 16 82 7 18500
82 10 88 12 6380 10 92 12 13500 20 92 7 26100
92 10 98 14 7120 10 102 14 14550 20 102 7 29100
102 10 108 16 7900 10 112 16 16050 20 115 8 44800
112 10 120 18 13000 10 125 18 24500 20 125 9 49000
d D b M10 d D b M10
mm mm mm N cm/mm mm mm mm N cm/mm
11 15 3 235 36 42 12 1170
13 17 4 270 42 48 12 1350
16 20 6 375 46 52 14 1470
18 22 6 420 52 60 14 2520
21 25 8 483 58 65 16 2310
24 28 8 545 62 70 16 2970
28 32 10 650 68 78 16 4370
32 38 10 105 - - - -
289
Karena : d + 2 a = L
d a L
Maka :
8 4 8
Sehingga : P L
Ml
8
M l = wl x
Untuk pasak segi empat dimana lebarnya h, sejajar dengan beban yang
bekerja, maka momen tahanan terhadap lenturan :
b h2
wl
6
291
Sehingga :
P L b h2
σ
8 6
3 P L
σ σ bol
4 b h2
Sehingga :
P L d3
σ
8 10
5 P L
σ σ bol
4 d3
Untuk pasak bulat, maka luas penampang yang akan mengalami geseran
adalah :
π 2
A 2. d
4
π 2
A d
2
P
ρ ρ bol
d b
CONTOH SOAL
Suatu poros harus memindahkan suatu momen puntir sebesar 4000 kg . cm
sedangkan diameter poros adalah 40 mm.
Bahan poros dan pasak diambil Bd. 50 dan bahan naaf adalha Bd. t.
Jawab :
Dari lembaran normalisasi N 161 kita dapatkan untuk poros dengan diameter
40 mm :
b = 12 mm
h = 8 mm
Yang belum didapatkan adalah panjang spie yang perlu dihitung. Perhitungan
dari panjang spie didasarkan atas tegagan permukaan yang terlemah dari
ketiga bahan dan dalam contoh soal tegangan permukaan yang terlemah
terdapat pada bahan naaf yang terbuat dari besi tuang.
P
ρ
h
L
2
M p 4000 kg cm
2 Mp
P
d
2 4000
2000 kg
4
ρ bol 550 kg/cm 2
2000
550
0,8
L
2
2000
L 9 cm 90 mm
0,4 550