Anda di halaman 1dari 33

Bab 5

Defleksi Kantilever

5.1 Kantilever Dengan Beban Terpusat Pada Ujung Be-


basnya
Misalkan kantilever AB dengan panjang l menerima beban terpusat W pada ujung be-
basnya seperti yang ditunjukkan oleh gambar 5.1.

Gambar 5.1: Beban terpusat pada ujung bebas.

Andaikan penampang X pada jarak x dari ujung bebas B, momen bending pada
penampang ini adalah:

MX = −W.x
d2 y
EI 2 = −W.x (5.1)
dx
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:

dy W.x2
EI =− + C1 (5.2)
dx 2
dy
pada x = l, dx = 0. Substitusikan nilai ini ke persamaan di atas:

79
80 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER

W.l2 W.l2
0=− + C1 atau C1 =
2 2
Masukkan harga C1 ke persamaan 5.2, sehingga:

dy W.x2 W.l2
EI =− + (5.3)
dx 2 2
Persamaan di atas merupakan rumus untuk mencari kemiringan pada sembaran titik
pada kantilever. Kemiringan maksimum terjadi pada ujung bebas atau pada x = 0,
sehingga persamaan 5.3 menjadi:

W l2
EI.iB =
2
W l2
iB = radian
EI2
Harga yang positif menunjukkan bahwa tangen pada B yang membuat sudut dengan
AB adalah positif atau searah jarum jam.
Dengan mengintegrasikan persamaan 5.3 sekali lagi, sehingga:

W.x3 W.l2 x
EI.y = − + + C2 (5.4)
6 2
Pada x = l maka y = 0. Substitusikan harga ini ke persamaan di atas, sehingga:

W.l3 W.l3 x W.l3 x


0 = − + + C2 = + C2
6 2 3
3
W.l
C2 = −
3
Substitusikan harga C2 ke persamaan 5.4:

W.x3 W.l2 x W.l3


EI.y = − + −
6 2 3
W l 2 x W x3 W l3
= − − − (5.5)
2 6 3
Persamaan ini adalah persamaan untuk mencari defleksi pada sembarang titik. Defleksi
maksimum terdapat pada ujung bebas. Dengan mengganti harga x = 0 pada persamaan
di atas, defleksi maksimum:

W l3
EI.yB = −
3
W l3
yB = −
3EI
5.2. KANTILEVER DENGAN BEBAN TERPUSAT TIDAK PADA UJUNG BEBASNYA81

Tanda negatif menunjukkan bahwa arah defleksi ke bawah.


Contoh soal 5.1 Sebuah batang kantilever dengan lebar 120 mm dan tinggi 150 mm
mempunyai panjang 1,8 m. Carilah kemiringan dan defleksi pada ujung bebas batang,
ketika batang mendapat beban terpusat 20 kN pada ujung bebasnya. Ambil harga E
batang 200 GPa.

Jawab:
Diketahui: b = 120 mm
d = 150 mm
l = 1,8 m = 1,8 ×103 mm
W = 20 kN = 20 ×103 N
E = 200 GPa = 200 ×103 N/mm2

Kemiringan pada ujung bebas


bd3 120 × (150)3
I= = = 33, 75 × 106 mm4
12 12
dan kemiringan pada ujung bebas:
W l2 (20 × 103 ) × (1, 8 × 103 )3
iB = = = 5, 76 mm
3EI 3 × (200 × 103 ) × (33, 75 × 106 )

5.2 Kantilever Dengan Beban Terpusat Tidak Pada Ujung


Bebasnya

Gambar 5.2: Beban terpusat tidak pada ujung bebasnya.

Misalkan kantilever AB dengan panjang l mendapat beban terpusat W pada jarak l1


dari ujung tetap seperti yang ditunjukkan oleh gambar 5.2. Dari gambar terlihat bahwa
bagian AC dari kantilever akan melengkung menjadi AC’, sedangkan bagian CB tetap
lurus dengan posisi C’B’ seperti ditunjukkan gambar 5.2. Bagian AC sejenis dengan
kantilever seperti yang dibahas pada seksi 5.1.
W l12
iC =
2EI
82 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER

KArena bagian CB adalah lurus, maka:


W l12
iB = iC =
2EI
dan
W l13
yC =
3EI
Dari geometri pada gambar, kita dapatkan:
W l13 W l12
yB = yC + iC (l − l1 ) = + (l − l1 )
3EI 2EI
l 3 l 2 5W l3
Jika l1 = 2l , yB = W W l
 
3EI 2 + 2EI 2 × 2 = 48EI
Contoh soal 5.2 Sebuah batang kantilever dengan panjang 3 m mendapat beban
terpusat sebesar 20 kN pada jarak 2 m dari ujung tetap. Carilah kemiringan dan defleksi
pada ujung bebas batang kantilever. Ambil harga EI = 8 × 1012 N-mm2 .

Jawab:
Diketahui: l = 3m = 3 × 103 mm
W = 20 kN = 20 × 103 N
l1 = 2 m = 2 ×103 mm
EI = 8 ×1012 N-mm2

Kemiringan pada ujung bebas


W l12 (20 × 103 ) × (2 × 103 )2
iB = = = 0, 005 rad
2EI 2 × (8 × 1012 )
Defleksi pada ujung bebas kantilever

W l13 W l12
yB = + (l − l1 )
3EI 2EI
(20 × 103 ) × (2 × 103 )2

=
3 × (8 × 1012 )
(20 × 103 ) × (2 × 103 )2 
(3 × 103 ) − (2 × 103 )

+
2 × (8 × 1012 )
= 6, 7 + 5, 0 = 11, 7 mm

5.3 Kantilever Dengan Beban Terdistribusi Merata


Misalkan kantilever AB dengan panjang l mendapat beban terdistribusi merata w persa-
tuan panjang seperti yang ditunjukkan oleh gambar 5.3. Misalkan penampang X pada
jarak x dari ujung bebas B. Momen bending pada daerah ini:
5.3. KANTILEVER DENGAN BEBAN TERDISTRIBUSI MERATA 83

Gambar 5.3: Beban terdistribusi merata.

wx2
MX = −
2
d2 y wx2
EI = −
dx2 2
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:

dy wx3
EI =− + C1
dx 6
dy
Jika x = l maka dx = 0. Substitusikan harga ini ke persamaan di atas:

wl3 wl3
0=− + C1 atau C1 =
6 6
Substitusikan harga C1 ke persamaan di atas, sehingga:

dy wx3 wl3
=−
EI + (5.6)
dx 6 6
Ini merupakan persamaan untuk mencari kemiringan pada sembarang titik. Untuk ke-
miringan maksimum, masukkan harga x = 0 pada persamaan 5.6:

wl3
EI.iB =
6
wl3
iB = radian
6EI
Dengan mengintegrasikan persamaan 5.6 sekali lagi:

wx4 wl3 x
EI.y = − + + C2 (5.7)
24 6
Pada x = l maka y = 0. Substitusikan harga ini ke persamaan di atas:
84 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER

wx4 wl3 x wl4


0=− + + C2 atau C2 = −
24 6 8
Substitusikan harga C2 ke persamaan 5.7:

wx4 wl3 x wl4 wl3 x wx4 wl4


EI.y = − + − = − − (5.8)
24 6 8 6 24 8
Ini adalah persamaan untuk mencari defleksi pada sembarang jarak x pada batang
kantilever dengan beban terdistribusi merata. Defleksi maksimum terjadi pada ujung
bebas. Karena itu untuk defleksi maksimum, substitusikan harga x = 0 pada persama-
an 5.8:

wl4
EI.yB = −
8
wl4
yB = −
8EI

Persamaan-persamaan di atas bisa dinyatakan dalam beban total yaitu W = wl.

wl3 W l2 wl4 W l3
iB = iA = = dan yB = − =−
6EI 6EI 8EI 8EI

Contoh soal 5.3 Sebuah batang kantilever dengan panjang 2 m mendapat beban
terdistribusi merata sebesar 5 kN/m pada keseluruhan panjangnya. Carilah kemiringan
dan defleksi pada ujung bebas batang kantilever. Ambil harga EI = 2, 5 × 1012 N-mm2 .

Jawab:

Diketahui: l = 2 m = 2 × 103 mm
w = 5 kN/m = 5 N/mm
EI = 2,5 ×1012 N-mm2

Kemiringan pada ujung bebas

wl3 5 × (2 × 103 )3
iB = = = 0, 0027 rad
6EI 6 × (2, 5 × 1012 )

Defleksi pada ujung bebas kantilever

wl4 5 × (2 × 103 )4
y = = = 4, 0 mm
8EI 8 × (2, 5 × 1012 )
5.4. KANTILEVER TERBEBANI SEBAGIAN DENGAN BEBAN TERDISTRIBUSI MERATA85

Gambar 5.4: Beban terdistribusi merata pada sebagian kantilever.

5.4 Kantilever Terbebani Sebagian Dengan Beban Ter-


distribusi Merata
Misalkan kantilever AB dengan panjang l mendapat beban terdistribusi merata w persa-
tuan panjang sepanjang l1 dari ujung tetap, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 5.4.
Bagian AC akan melengkung menjadi AC’, sedangkan bagian CB akan tetap lurus se-
perti yang ditunjukkan oleh C’B’, seperti ditunjukkan oleh gambar. Bagian AC dari
kantilever sejenis dengan kantilever pada seksi 5.3.

wl13
iC = rad
6EI

KArena bagian CB dari kantilever lurus, sehingga:

wl13
iB = iC =
6EI
dan

wl14
yC =
8EI

Dari geometri gambar, kita peroleh:

W l14 W l13
yB = yC + iC (l − l1 ) = + (l − l1 )
8EI 6EI

l 4 l 3 7wl4
Jika l1 = 2l , yB = w w l
 
8EI 2 + 6EI 2 × 2 = 384EI

Contoh soal 5.4 Sebuah batang kantilever dengan panjang 2,5 m mendapat beban
terdistribusi sebagian sebesar 10 kN/m sepanjang 1,5 m dari ujung tetap. Carilah kemi-
ringan dan defleksi pada ujung bebas batang kantilever. Ambil harga rigiditas fleksural
sebesar 1, 9 × 1012 N-mm2 .
86 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER

Jawab:
Diketahui: l = 2,5 m = 2, 5 × 103 mm
w = 10 kN/m = 10 N/mm
l1 = 1,5 m = 1, 5 × 103 mm
EI = 1,9 ×1012 N-mm2

Kemiringan pada ujung bebas

wl13 10 × (1, 5 × 103 )3


iB = = = 0, 003 rad
6EI 6 × (1, 9 × 1012 )

Defleksi pada ujung bebas kantilever

wl14 wl13
y = + [l − l1 ]
8EI 6EI
10 × (1, 5 × 103 )4 10 × (1, 5 × 103 )3
= 12
+
8 × (1, 9 × 10 ) 6 × (1, 9 × 1012 )
× (2, 5 × 103 ) − (1, 5 × 103 )
 

= 3, 3 + 3 = 6, 3 mm

5.5 Kantilever Dibebani Dari Ujung Bebas

Gambar 5.5:

Misalkan kantilever AB dengan panjang l mendapat beban terdistribusi merata w


per satuan panjang sepanjang l1 dari ujung bebas seperti yang ditunjukkan oleh gam-
bar 5.5.
Kemiringan dan defleksi kantilever dalam hal ini bisa dicari sebagai berikut:

1. Pertama-tama, misalkan keseluruhan kantilever dari AB dibebani dengan beban


terdistribusi merata w per satuan panjang seperti yang ditunjukkan oleh gam-
bar 5.6

2. Tambahkan beban terdistribusi merata w persatuan panjang dari A ke C seperti


gambar 5.6.
5.5. KANTILEVER DIBEBANI DARI UJUNG BEBAS 87

Gambar 5.6:

3. Kemudian cari kemiringan dan defleksi karena beban tersebut seperti telah dije-
laskan pada seksi 5.3 dan 5.4.

4. Kemudian kemiringan pada B adalah sama dengan kemiringan karena beban total
dikurangi dengan kemiringan karena beban tambahan.

5. Dengan cara yang sama, defleksi pada B adalah sama dengan defleksi karena
beban total dikurangi dengan defleksi karena beban tambahan.

Contoh soal 5.5 Sebuah kantilever dengan lebar 75 mm dan


tinggi 200 mm dibebani seperti ditunjukkan oleh gambar 5.7. Carilah kemiringan dan
defleksi pada B. Ambil E = 200 GPa.

Gambar 5.7:

Jawab:
Diketahui: b = 75 mm
d = 200 mm
w = 20 kN/m = 20 N/mm
l = 2 m = 2 × 103 mm
l1 = 1 m = 1 × 103 mm
E = 200 GPa = 200 ×103 N/mm2

Kemiringan pada B

bd3 75 × (200)3
I= = = 50 × 106 mm4
12 12
88 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER

wl3 w(l − l1 )3
   
iB = −
6EI 6EI
20 × (2 × 103 )3 20[(2 × 103 ) − (1 × 103 )]3
   
= −
6 × (200 × 103 ) × (50 × 106 ) 6 × (200 × 103 ) × (50 × 106 )
= 0, 00267 − 0, 000333 = 0, 00234 rad
Defleksi pada B

wl4 w(l − l1 )4 w(l − l1 )3 l1


   
yB = − +
8EI 8EI 6EI
20 × (2 × 103 )4
 
=
8 × (200 × 103 ) × (50 × 106 )
20 × [(2 × 103 ) − (1 × 103 )]4 20 × [(2 × 103 ) − (1 × 103 )]3 (1 × 103 )
 
− +
8 × (200 × 103 ) × (50 × 106 ) 6 × (200 × 103 ) × (50 × 106 )
= 4, 0 − 0, 58 = 3, 42 mm

5.6 Kantilever Dengan Beban Bervariasi Secara Gra-


dual

Gambar 5.8:

Misalkan kantilever AB dengan panjang l mendapat beban bervariasi secara gra-


dual dari nol pada B hingga w persatuan panjang ada A seperti yang ditunjukkan oleh
gambar 5.8.
Sekarang misalkan penampang X pada jarak x dari ujung bebas. Momen bending
pada bidang ini:

1 wx x wx3
MX = − × ×x× =−
2 l 3 6l
5.6. KANTILEVER DENGAN BEBAN BERVARIASI SECARA GRADUAL 89

d2 y wx3
EI
2
= − (5.9)
dx 6l
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:

dy wx4
EI =− + C1 (5.10)
dx 24l
dy
Pada x = l maka dx = 0. Substitusikan harga ini ke persamaan di atas:
wx4 wl3
0=− + C1 atau C1 =
24l 24
sehingga:

dy wx4 wl3
EI=− + (5.11)
dx 24l 24
Ini merupakan persamaan untuk mencari kemiringan pada sembarang titik. Kemiring-
an maksimum akan terjadi pada ujung bebas dimana x = 0, sehingga kemiringan mak-
simum:

wl3
EI.iB =
24
wl3
iB = radian
24EI
Dengan mengintegrasikan persamaan 5.13:

wx5 wl3 x
EI.y = − + + C2 (5.12)
120l 24
Pada x = l maka y = 0. Masukkan harga ini ke persamaan di atas:

wl4 wl4 wl4


0 = − + + C2 atau C2 = −
120l 24 30
5 3 4
wx wl x wl
EI.y = − + − (5.13)
120l 24 30
Ini adalah persamaan untuk mencari defleksi pada sembarang titik. Defleksi maksimum
akan terjadi pada ujung bebas. Dengan mensubstitusikan x = 0 pada persamaan di atas
maka defleksi maksimum:

wl4
EI.yB = −
30
wl4
yB = −
30
Contoh soal 5.6 Sebuah kantilever mempunyai span memikul beban segitiga dari
intensitas nol pada ujung bebas hingga 100 kN/m pada ujung tetap. Carilah kemiringan
dan defleksi pada ujung bebas. Ambil I = 100 × 103 mm4 dan E = 200 GPa
90 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER

Jawab:
Diketahui: l = 2 m = 2 × 103 mm
w = 100 kN/m = 100 N/mm
I = 100 ×106 mm4
E = 200 GPa = 200 × 103 N/mm2

Kemiringan pada ujung bebas

wl3 100 × (2 × 103 )3


iB = = = 0, 00167 rad
24EI 24 × (200 × 103 ) × (100 × 106 )

Defleksi pada ujung bebas kantilever

wl4 100 × (2 × 103 )4


y = = = 2, 67 mm
30EI 30 × (200 × 103 ) × (200 × 106 )

5.7 Kantilever Dengan Beberapa Beban


Jika kantilever mendapat beberapa beban terpusat atau terdistribusi merata, kemiringan
dan defleksi pada titik tertentu pada kantilever merupakan penjumlahan aljabar dari
kemiringan dan defleksi pada titik tersebut karena beban-beban yang bekerja secara
individu.
5.7. KANTILEVER DENGAN BEBERAPA BEBAN 91

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Sebuah kantilever dengan panjang 2,4 m mendapat beban terpusat sebesar 30


kN pada ujung bebasnya. Carilah kemiringan dan defleksi kantilever tersebut.
Rigiditas fleksural kantilever adalah 25 × 1012 N-mm2 .
2. Sebuah kantilever dengan lebar 150 mm dan tinggi 200 mm menonjol dengan
panjang 1,5 m dari dinding. Carilah kemiringan dan defleksi kantilever pada
ujung bebas jika ia mendapat beban terpusat sebesar 50 kN pada ujung bebasnya.
Ambil E = 200 GPa.

3. Sebuah kantilever dengan panjang 1,8 m mendapat beban terdistribusi mera-


ta sebesar 10 kN/m pada keseluruhan panjangnya. Berapakah kemiringan dan
defleksi batang pada ujung bebasnya? Ambil rigiditas fleksural batang sebesar
3, 2 × 1012 N-mm2 .
92 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER
Bab 6

Defleksi Dengan Metode


Momen Luas

Pada pembahasan sebelumnya kita telah bicarakan tentang kemiringan dan defleksi dari
berbagai jenis batang dan kantilever. Penurunan rumus untuk kemiringan dan defleksi
tersebut sulit dan panjang. Tetapi pada bab ini kita akan membicarakan metode grafik
untuk mencari kemiringan dan defleksi batang dan kantilever, dimana metode ini cukup
sederhana dan memberikan jawaban yang lebih cepat. Metode ini terkenal dengan
nama metode momen luas, yang didasarkan atas teori Mohr.
Defleksi batang dan kantilever dengan metode momen luas didasarkan atas dua
teori yang diberikan oleh Mohr:
Teori Mohr I. Perubahan kemiringan antara dua titik, pada sebuah kurva elastis ada-
lah sama dengan luas netto diagram momen bending antara titik ini dibagi
dengan EI.
Teori Mohr II. Perpotongan dengan garis referensi vertikal tangen pada dua titik sem-
barang pada sebuah kurva elastis adalah sama dengan momen pada di-
agram momen bending antara dua titik ini pada garis referensi dibagi
dengan EI.

6.1 Luas dan Posisi Pusat Gravitasi Parabola


Sebuah parabola didefinisikan sebagai sebuah gambar yang mempunyai minimal sebu-
ah sisi kurva parabola. Pada gambar 6.1 , sisi CB adalah kurva parabola, dimana AB
dan AC adalah garis lurus.
Kurva parabola secara umum dinyatakan dengan rumus kxn , dimana n adalah der-
jat kurva parabolik. Tabel berikut memberikan luas dan posisi dai berbagai derjat kurva
parabola cekung.
Harga luas (A) dan jarak (x) bisa dinyatakan oleh persamaan berikut:
1
(A) = (l × h) ×
n+1

93
94 BAB 6. DEFLEKSI DENGAN METODE MOMEN LUAS

Gambar 6.1: Parabola cekung.

Tabel 6.1:
No. Harga n Luas (A) Jarak antara B dan G (x)
1 2 (l × h) × 31 l × 34
2 3 (l × h) × 41 l × 45
3 4 (l × h) × 51 l × 56

dan jarak
n+1
(x) = l ×
n+2

6.2 Batang Tumpuan Sederhana dengan Beban Terpu-


sat Di Tengah
Misalkan sebuah batang tumpuan sederhana AB dengan panjang l dan mendapat beban
terpusat W pada C yaitu tengah-tengah batang seperti ditunjukkan oleh gambar 6.2 (a).
Reaksi pada A:
W
R A = RB =
2
Momen bending pada A karena reaksi RB :

Wl
M1 = +
2
Dengan cara yang sama, momen bending pada A karena beban W:

l Wl
M2 = −W × =−
2 2
Sekarang gambarlah diagram momen bending dengan kedua momen di atas. Mo-
men bending positif digambar di atas garis rujukan, dan momen negatif dibawahnya,
6.2. BATANG TUMPUAN SEDERHANA DENGAN BEBAN TERPUSAT DI TENGAH95

Gambar 6.2: Batang tumpuan sederhana dengan beban terpusat di tengah.

seperti yang ditunjukkan oleh gambar 6.2 (b). Diagram momen bending ini disebut
diagram momen bending komponen.
Sekarang, untuk mencari kemiringan pada B, misalkan diagram momen bending
dari C ke B. Luas diagram momen bending dari C ke B:

1 Wl l W l2
A= × × =
2 4 2 16
dan jarak pusat gravitasi diagram momen bending dari B:

2 l l
x̄ = × =
3 2 3
A W l2
iB = =
EI 16EI
Berdasarkan geometri batang:

W l2
iA =
16EI
dan
W l2 l
Ax̄ 16 × 3 W l3
yC = = =
EI EI 48EI
Metode Alternatif
Kita tahu bahwa momen bending nol padfa A dan B dan menaik secara garis lurus
hingga W4 l pada C. Karena itu luas diagram momen bending dari C ke B:
96 BAB 6. DEFLEKSI DENGAN METODE MOMEN LUAS

1 Wl l W l2
A= × × =
2 4 2 16

Contoh soal 6.1 Sebuah batang dengan tumpuan sederhana mempunyai panjang 2
m mendapat beban terpusat 20 kN pada tengah-tengah batang. Carilah kemiringan dan
defleksi batang. Ambil rigiditas fleksural batang sebesar 500 × 109 N-mm2 .

Jawab:
Diketahui: l = 2 m = 2 × 103 mm
W = 20 kN/m = 20 × 103 N
EI = 500 ×109 N-mm2

Kemiringan maksimum batang

W l2 (20 × 103 ) × (2 × 103 )2


iB = = = 0, 01 rad
16EI 16 × (500 × 109 )

Defleksi maksimum batang

W l3 (20 × 103 ) × (2 × 103 )3


yC = = = 6, 67 mm
48EI 48 × (500 × 109 )

6.3 Batang Tumpuan Sederhana Dengan Beban Terpu-


sat Eksentrik
Misalkan batang tumpuan sederhana AB dengan panjang l mendapat beban terpusat
W pada C sedemikian sehingga AC = a dan CB = b seperti yang ditunjukkan oleh
gambar 6.3 (a). Reaksi pada A:
Wb Wa
RA = dan RB =
l l
dan momen bending pada A karena reaksi RB :

Wa
M1 = + × l = +W a
l
dan
M2 = −W a
Sekarang gambarlah diagram momen bending gabungan seperti yang diperlihatkan
oleh gambar 6.3 (b). Luas diagram momen bending positif:
1 W al
A1 = × Wa × l =
2 2
6.3. BATANG TUMPUAN SEDERHANA DENGAN BEBAN TERPUSAT EKSENTRIK97

Gambar 6.3: Beban terpusat eksentrik.

dan luas diagram momen bendinmg negatif:


1 W a2
A2 = × Wa × a =
2 2
Dari geometri pembebanan, terlihat bahwa kemiringan pada sembarang penam-
pang tidak diketahui. Karena itu kemiringan dan defleksi tidak bisa langsung dicari.
Sekarang gambar garis vertikal melalui A dan B. Misalkan AA1 dan BB1 sama dengan
perpotongan tangen pada A dan B seperti ditunjukkan oleh gambar 6.3 (c).

AA1 = iB × l

tetapi
W a2
   
A1 x1 − A2 x2 1 W al l a Wa 2
AA1 = = × − × = (l − a2 )
EI EI 2 3 2 3 6EI

AA1 Wa 2
iB = = (l − a2 )
l 6EIl
dengan cara yang sama:
Wb 2
iA = (l − b2 )
6EIl
98 BAB 6. DEFLEKSI DENGAN METODE MOMEN LUAS

Misalkan sembarang penampang X pada jarak x dari B. Luas diagram momen ben-
ding antara X dan B:

1 W ax W ax2
A= × ×x= (6.1)
2 l 2l
Perubahan kemiringan antara X dan B:

A W ax2
= = (6.2)
EI 2lEI
Untuk defleksi maksimum, kemiringan pada X harus sama dengan nol, atau dengan
kata lain perubahan kemiringan antara B dan X harus sama dengan kemiringan pada B:

Wa 2 W ax2
(l − a2 ) =
6lEI 2lEI r
2 (l2 − a2 ) l2 − a2
x = atau x=
3 3
Kita lihat bahwa pada persamaan 6.1 luas diagram momen bending antara X dan B:
W ax2
A=
2l
dan jarak gravitas diagram momen bending dari B:

2x
x̄ =
3
W ax2 2x
Ax̄ 2l × 3 W ax3
yx = = = (6.3)
EI EI 3EIl
q
2 2
Untuk mendapatkan defleksi maksimum, substitusikan harga x = l −a 3 ke per-
samaan 6.3:
r !3
Wa l2 − a2 Wa
ymax = = √ (l2 − a2 )3/2
3EIl 3 9 3lEI

Contoh soal 6.2 Batang dengan tumpuan sederhana mempunyai panjang 2,8 m
mendapat beban terpusat sebesar 60 kN pada jarak 1 m dari tumpuan kiri A. Pada
lokasi mana terjadi defleksi maksimum? Cari juga besarnya defleksi di bawah beban.
Ambil EI batang sebesar 4 × 1012 N-mm2 .

Jawab:
Diketahui: l = 2,8 m = 2, 8 × 103 mm
W = 60 kN = 60 × 103 N
a = 1 m = 1 × 103 mm
EI = 4 ×1012 N-mm2
6.4. BATANG TUMPUAN SEDERHANA DENGAN BEBAN TERDISTRIBUSI MERATA99

Posisi defleksi maksimum

r r
l2 − a2 (2, 8 × 103 )2 − (1 × 103 )2
x = =
3 3
= 1, 51 × 103 mm = 1, 51 m

Besarnya defleksi di bawah beban

b = l − a = (2, 8 × 103 ) − (1 × 103 ) = 1, 8 × 103 m

dan besarnya defleksi di bawah beban:

W ab 2
= (l − a2 − b2 )
6EIl
(60 × 103 ) × (1 × 103 ) × (1, 8 × 103 )
=
6 × (4 × 1012 ) × (2, 8 × 103 )
×[(2, 8 × 103 )2 − (1 × 103 )2 − (1, 8 × 103 )2 ]
= (1, 61 × 10−6 ) × (3, 6 × 106 ) = 5, 8 mm

6.4 Batang Tumpuan Sederhana Dengan Beban Terdis-


tribusi Merata

Gambar 6.4: Beban terdistribusi merata.


100 BAB 6. DEFLEKSI DENGAN METODE MOMEN LUAS

Misalkan batang tumpuan sederhana AB dengan panjang l mendapat beban ter-


distribusi merata w per satuan panjang seperti yang ditunjukkan oleh gambar 6.4 (a).
Reaksi pada A:
wl
RA = RB =
2
dan momen bending pada A karena reaksi RB :

wl wl2
M1 = ×l =
2 2
Dengan cara yang sama, momen bending pada A karena beban w:

wl l wl2
M2 = − × =−
2 2 2
Sekarang gambarlah kedua momen bending seperti yang ditunjukkan oleh gam-
bar 6.4 (b). Luas diagram momen bending positif antara C dan B:

1 wl2 l wl3
A1 = + × × =
2 4 2 16
dan luas diagram momen bending negatif antara C dan B:

1 wl2 l wl3
A2 = × × =
3 8 2 48
Luas netto diagram momen bending:

wl3 wl3 wl3


A = A1 − A2 = − =
16 48 24
dan jarak pusat gravitasi dari diagram momen bending positif pada CB dari B:
2 l l
x1 = × =
3 2 3
Dengan cara yang sama, jarak diagram momen bending negatif pada CB dari B:

3 l 3l
x̄ = × =
4 2 8
maka:
A wl3
iB = =
EI 24EI
dan
wl3
iA =
24EI
6.5. BATANG TUMPUAN SEDERHANA DENGAN BEBAN BERVARIASI SECARA GRADUAL101

dan
   
wl3 l wl3 3l
Ax̄ A1 x̄1 − A2 x̄2 16 × 3 − 48 × 8
yC = = =
EI EI EI
5wl4
=
384EI

Contoh soal 6.3 Batang tumpuan sederhana dengan span 2,4 m mendapat beban
terdistribusi merata 6 kN/m di keseluruhan batang. Hitunglah kemiringan dan defleksi
maksimum pada batang jika rigiditas fleksural adalah 8 × 1012 N-mm2 .

Jawab:
Diketahui: l = 2,4 m = 2, 4 × 103 mm
w = 6 kN/m = 6 N/mm
EI = 8 ×1012 N-mm2

Kemiringan batang

wl3 6 × (2, 4 × 103 )3


iA = = = 0, 00043 rad
24EI 24 × (8 × 1012 )

Defleksi batang

wl3 5 × 6 × (2, 4 × 103 )4


yC = = = 0, 324 mm
384EI 384 × (8 × 1012 )

6.5 Batang Tumpuan Sederhana Dengan Beban Berva-


riasi Secara Gradual
Misalkan batang tumpuan sederhana AB dengan panjang l mendapat beban bervaria-
si secara bertahap dari nol pada B hingga w per satuan panjang pada A seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 6.5 (a). Reaksi pada tumpuan:

wl wl
RA = dan RB =
3 6
Momen bending pada A karena reaksi RB :

wl wl2
M1 = ×l =
6 6
Dengan cara yang sama, momen bending pada A karena beban:

wl l wl2
M2 = − × =−
2 3 6
102 BAB 6. DEFLEKSI DENGAN METODE MOMEN LUAS

Gambar 6.5:

Sekarang gambarlah kedua diagram momen ini, seperti yang ditunjukkan oleh gam-
bar 6.5 (a).
Luas diagram momen positif:

1 wl2 wl3
A1 = × ×l =
2 6 12
dan luas diagram momen bending negatif:

1 wl2 wl3
A2 = × ×l =
4 6 24
Dari geometri pembebanan, terlihat bahwa kemiringan pada sembarang penampang
tidak diketahui. Sehingga kemiringan dan defleksi tidak bisa dicari secara langsung.
Sekarang gambarlah garis vertikal melalui A dan B. Misalkan AA1 dan BB1 yang be-
sarnya sama dengan perpotongan tangen pada A dan B, seperti yang diprlihatkan oleh
gambar 6.5 (c).
6.5. BATANG TUMPUAN SEDERHANA DENGAN BEBAN BERVARIASI SECARA GRADUAL103

AA1 = iB × l dan BB1 = iA × l


Tetapi
wl3 wl3 7wl4
   
A1 x̄1 − A2 x̄2 1 l l
AA1 = = × − × =
EI EI 2 3 24 5 360EI
7wl4
iB = radian
360EI
Dengan cara yang sama:
 3   3
wl4

A1 x̄1 − A2 x̄2 1 wl 2l wl 4l
BB1 = = × − × =
EI EI 12 3 24 5 45EI
4
wl
iA = radian
45EI
Sekarang, misalkan penampang X pada jarak x dari B. Kita peroleh bahwa luas
diagram momen bending antara X dan B:
1 wx3 wlx2 wx4
   
1 wlx
A= × ×x − × ×x = −
2 62 4 6l 12 24l
kemiringan pada X:

wlx2 wx4
 
A 1
iX = = −
EI EI 12 24l
4
15x
7l4 = 30lx2 −
l
x = 0, 519l
Defleksi pada X:

wlx2 wx4
   
A1 x̄1 − A2 x̄2 1 2x 4x
yC = = × − ×
EI EI 12 3 24l 5
1 wlx3 wx5
 
= −
EI 18 30l
Defleksi pada tengah batang, dimana x = l/2:
0, 00651wl4
yC =
EI
Defleksi maksimum terjadi pada x = 0,519l:
0, 00652wl4
ymax =
EI
Contoh soal 6.4 Batang tumpuan sederhana dengan span 3,6 m mendapat beban
segitiga 3 kN/m pada A dan nol pada B. . Hitunglah kemiringan pada A dan B. Ambil
harga rigiditas fleksural 6 × 1012 N-mm2 .
104 BAB 6. DEFLEKSI DENGAN METODE MOMEN LUAS

Jawab:

Diketahui: l = 3,6 m = 3, 6 × 103 mm


beban pada A = w = 3 kN/m = 3 N/mm
EI = 6 ×1012 N-mm2

Kemiringan pada A

wl3 3 × (3, 6 × 103 )3


iA = = = 0, 00052 rad
45EI 45 × (6 × 1012 )

Kemiringan pada B

7wl3 7 × 3 × (3, 6 × 103 )3


iB = = = 0, 00045 mm
360EI 360 × (6 × 1012 )

6.6 Kantilever Dengan Beban Terpusat Pada Ujung Be-


basnya

Gambar 6.6: Beban terpusat pada ujung bebas.

Misalkan batang tumpuan sederhana AB dengan panjang l mendapat beban terpusat


W pada ujung bebasnya seperti yang ditunjukkan oleh gambar 6.6 (a). Momen bending
akan nol pada B dan menaik menurut garis lurus hingga Wl seperti yang ditunjukkan
oleh gambar 6.6 (b).
Luas diagram momen bending:

1 W l2
A= × W l.l =
2 2
dan jarak antara pusat gravitasi diagram momen bending dengan B:
6.7. KANTILEVER DENGAN BEBAN TERPUSAT PADA SEMBARANG TITIK105

2l
x̄ =
3
A W l2
iB = = radian
EI 2EI
2
Wl
Ax̄ × 2l W l3
yB = = 2 3
=
EI EI 3EI

Contoh soal 6.5 Batang kantilever dengan span 2,0 m mendapat beban terpusat
sebesar 30 kN pada ujung bebasnya. Carilah kemiringan dan defleksi pada ujung bebas.
Ambil harga EI sebesar 8 × 1012 N-mm2 .

Jawab:
Diketahui: l = 2 m = 2 × 103 mm
W = 30 kN = 30 × 103 N
EI = 8 ×1012 N-mm2

Kemiringan pada ujung bebas

W l2 (30 × 103 ) × (2 × 103 )2


iB = = = 0, 0075 rad
2EI 2 × (8 × 1012 )

Defleksi pada ujung bebas

W l3 (30 × 103 ) × (2 × 103 )3


yB = = = 10 mm
3EI 3 × (8 × 1012 )

6.7 Kantilever Dengan Beban Terpusat Pada Semba-


rang Titik
Misalkan batang tumpuan sederhana AB dengan panjang l mendapat beban terpusat W
pada jarak l1 dari ujung tetap seperti yang ditunjukkan oleh gambar 6.7 (a). Momen
bending akan nol pada B dan C dan akan menaik menurut garis lurus hingga Wl pada
A seperti yang ditunjukkan oleh gambar 6.7 (b).
Luas diagram momen bending:

1 W l12
A= × W l1 .l1 =
2 2
dan jarak antara pusat gravitasi diagram momen bending dengan B:

2l1
x̄ = + (l − l1 )
3
106 BAB 6. DEFLEKSI DENGAN METODE MOMEN LUAS

Gambar 6.7: Beban terpusat tidak pada ujung.

A W l12
iB = = radian
EI 2EI
W l12 2l

Ax̄ 2 × 3 + (l − l1 )
yB = =
EI EI
W l13 W l12
= + (l − l1 )
3EI 2EI

Contoh soal 6.6 Batang kantilever dengan span 2,4 m mendapat beban terpusat
sebesar 15 kN pada jarak 1,8 m dari ujung tetap. Berapakah harga kemiringan dan
defleksi pada ujung bebas, jika rigiditas fleksural penampang batang 9 × 1012 N-mm2 .

Jawab:
Diketahui: l = 2,4 m = 2, 4 × 103 mm
l1 = 1,8 m = 1, 8 × 103 mm
W = 15 kN = 15 × 103 N
EI = 9 ×1012 N-mm2

Kemiringan pada ujung bebas


W l13 (15 × 103 ) × (1, 8 × 103 )2
iB = = = 0, 0027 rad
2EI 2 × (9 × 1012 )
Defleksi pada ujung bebas

W l13 W l12
yB = + (l − l1 )
3EI 2EI
(15 × 103 ) × (1, 8 × 103 )3 (15 × 103 ) × (1, 8 × 103 )2
= +
3 × (9 × 1012 ) 2 × (9 × 1012 )
×[(2, 4 × 103 ) − (1, 8 × 103 )]
= 3, 2 + 1, 6 = 4, 8 mm
6.8. KANTILEVER DENGAN BEBAN TERDISTRIBUSI MERATA 107

6.8 Kantilever Dengan Beban Terdistribusi Merata

Gambar 6.8: Beban terdistribusi merata.

Misalkan batang tumpuan sederhana AB dengan panjang l mendapat beban ter-


distribusi merata w per satuan panjang seperti yang ditunjukkan oleh gambar 6.8 (a).
2
Momen bending akan nol pada B dan akan menaik membentuk parabola hingga wl2
pada A seperti yang ditunjukkan oleh gambar 6.8 (b).
Luas diagram momen bending:

wl2 1 wl3
A= ×l× =
2 3 6
dan jarak antara pusat gravitasi diagram momen bending dengan B:

3l
x̄ =
4
A wl3
iB = = radian
EI 6EI
3
wl
Ax̄ × 3l wl4
yB = = 6 4
=
EI EI 8EI

Contoh soal 6.7 Batang kantilever dengan lebar 120 mm dan tinggi 150 mm men-
dapat beban terdistribusi merata sebesar 10 kN/m di keseleuruhan panjangnya yaitu 2,4
m. Carilah kemiringan dan defleksi pada ujung bebas. Ambil E = 180 GPa.
108 BAB 6. DEFLEKSI DENGAN METODE MOMEN LUAS

Jawab:
Diketahui: b = 120 mm
d = 150 mm
w = 10 kN/m = 10 N/m
E = 180 GPa = 180 ×103 N/mm2

Kemiringan pada ujung bebas

bd3 120(150)3
I= = = 33, 75 × 106 mm4
12 12

wl3 10 × (2, 4 × 103 )3


iB = = = 0, 0038 rad
6EI 6 × (180 × 103 ) × (33, 75 × 106 )

Defleksi pada ujung bebas

wl4
yB =
8EI
10 × (2, 4 × 103 )4
= = 6, 83 mm
8 × (180 × 103 ) × (33, 75 × 106 )

6.9 Kantilever Dengan Beban Bervariasi Secara Gra-


dual

Gambar 6.9:

Misalkan batang tumpuan sederhana AB dengan panjang l mendapat beban berva-


riasi secara gradual dari nol pada B hingga w persatuan panjang pada A seperti yang
6.9. KANTILEVER DENGAN BEBAN BERVARIASI SECARA GRADUAL 109

ditunjukkan oleh gambar 6.9 (a). Momen bending akan nol pada B dan menaik menu-
2
rut parabola kubus hingga wl6 seperti yang ditunjukkan oleh gambar 6.9 (b).
Luas diagram momen bending:

W l2 1 W l3
A= ×l× =
6 4 24
dan jarak antara pusat gravitasi diagram momen bending dengan B:

4
x̄ = l×
5
A wl3
iB = = radian
EI 24EI
3
Wl
Ax̄ × l × 45 wl4
yB = = 24 =
EI EI 30EI
110 BAB 6. DEFLEKSI DENGAN METODE MOMEN LUAS

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Sebuah kantilever dengan panjang 2,4 m menerima beban terpusat sebesar 37,5
kN pada ujung bebasnya. Carilah kemiringan dan defleksi dibawah beban. Am-
bil harga rigiditas fleksural penampang batang 20 × 1012 N-mm2 .

2. Sebuah kantilever dengan panjang 3 m menerima beban terpusat sebesar 20 kN


pada jarak 1 m dari ujung bebasnya. Carilah kemiringan dan defleksi pada ujung
bebas batang. Ambil EI 8 × 1012 N-mm2 .
3. Sebuah kantilever dengan panjang 1,8 m menerima beban terdistribusi merata
5 kN/m pada keseluruhan panjangnya. Carilah kemiringan dan defleksi batang
pada ujung bebasnya, jika harga rigiditas fleksural penampang batang 6, 4×1012
N-mm2 .
6.9. KANTILEVER DENGAN BEBAN BERVARIASI SECARA GRADUAL 111

DAFTAR PUSTAKA

1. RS. Khurmi, Strength of Material, S. Chand & Company Ltd., 2002.


2. Popov, Mekanika Teknik, Erlangga.

3. Timoshenko, Teory of Elastisity, McGraw Hill Book Co.

Anda mungkin juga menyukai