Anda di halaman 1dari 15

Bab 11

Pembahasan Gaya-gaya Statik


dan Statika Grafis

Mempelajari gaya-gaya dalam mesin melibatkan dua jenis gaya, yang dapat di-
klasifikasikan sebagai gaya-gaya statik dan gaya-gaya dinamik. Dalam bah berikutnya
nanti akan ditunjukkan bahwa gaya-gaya dinamik dapat ditangani sebagai suatu sistem
gaya statik. Oleh karena itu, akan diberikan suatu pembahasan singkat mengenai prin-
sip-prinsip dasar analisa gaya statik. Anali.sa gr~s gaya-gaya mesin akan digunakan
dalam buku ini karena kesederhanaannya dalam penyelesaian satu persoalan, khususnya
untuk mesin-mesin yang lebih kompleks. Perlu dicatat bahwa analisa grafis mengenai
gaya-gaya merupakan suatu penerapan langsung dari persamaan-persamaan keseim-
bangan.

11-1 ; Persamaan Keseimbangan


Sebuah mesin adalah suatu obyek tiga dimensi, dengan gaya-gaya yang bekerja ada
dalam tiga dimensi. Dalam beberapa mesin, gaya-gaya dapat dipandang bekerja dalam
satu bidang, seperti halnya sebuah mekanisme engkol peluncur. Dalam beberapa mesin
Yang lain, gaya-gaya bekerja dalam bidang-bidang paralel seperti yang dapat diilustrasi-
kan oleh sebuah mekanisme empat penghubung di mana satu penghubung (atau Iebih)
dibuat ber-ofset untuk menghindarkan perpotongan komponen-komponen. Dalam
beberapa mesin yang lain lagi, gaya-gaya bekerja dalam berbagai bidang, seperti dapat
diilustrasikan oleh sebuah pereduksi kecepatan cacing dan roda gigi cacing yang me-
neruskan daya ke sebuah roda gigi kerucut. Dalam kejadian apapun, suatu analisa
lengkap harus menunjukkan bahwa, untuk keseimbangan, gaya-gaya dalam bidang
~Papun harus seimbang clan momen dari gay~-gaya terhadap suatu sumbu harus se-
linbang. Jika gaya-gaya bekerja dalam bidang-bidang sejajar, analisa gaya dapat dilaku-
kan dengan memproyeksikan gaya-gafa ke dalam suatu bidang acuan tunggal tanpa
kesalahan apapun; demikian pula, analisa momen dapat dilakukan dengan memproyek-
Dinamika Permesinan
131

sikan gaya-gaya ke dalam beberapa bidang. Maka secara umum, untuk .


suatu siste .
dimensi sebuah analisa lengkap dapat dilakuk an dengan memproyeksik rn t1ga
, . . an gaya
dalam tiga b1dang yang saling tegak lurus. -gaya ke
Untuk setiap bidang acuan, di sini perlu bahwa jumlah vektor dari gay
a-gaya
beketja adalah nol dan bahwa momen gaya-gaya terhadap suatu sumbu yan t Yang
. ik d l b'd g egak.
ke bidang acuan atau terhadap satu tit a am 1 ang, adalah nol untuk k . \urus
eseunban
Kedua kondisi ini dinyatakan dengan gan.
-#
iF = 0
iM = 0 (l)
......, \, ':,

P~is~
·, t laan-~
. ! rsl a~~ ini adalah persamaan-persamaan Newton untuk kasus khUSU$
sebuah·-bada.rt· alai_i\ ketci~n diam, atau bergerak dengan suatu kecepatan konstan
;; r • < ' J ''\ ,yang
mem'tia..{asi keseimb~rtgah_. ,. /¥.1
Satu alfernatif: dalam
,... ..c t l \
-m~J
"'·
~I l akan hubungan-hubungan yang sama untuk gaya-gaya
dalam bidang yaitu .. ,•!It [. ... ._ IF z = o

IFv =0
IMo = 0 (2)

di rnana komponen-komponen gaya yang saling tegak lurus dalam arah-arah x dan y
dipandang telah menggantikan gaya-gaya resultante.
Masih ada beberapa cara lain dalam menyatakan persamaan-persamaan keseimbang-
an, tetapi bentuk-bentuk yang diberikan di atas akan men1adi satu-satunya cara yang
digunakan dalam buku ini karena dengan rnudah dapat diterapkan ke suatu penyelesaian
grafis.
\
11-2. Gaya Sebagai Vektor
Sebuah gaya adalah suatu besaran vektor dan untuk besaran sernacam ini dapat
ditangani seperti halnya kecepatan dart percepatan ditangani. Sebagai suatu besaran
vektor, terdapat tiga sifat yang tak dapat dipisahkan untuk rnendefinisikart sebuah gaya
secara lengkap, yaitu: (1) harga; (2) satu titik pada garis kerja gaya; dan (3) arah gaya.

11-3. Kopel
Sebuah kopel didefmisikan sebagai dua buah gaya yang sama besar, paralel, d~
berlawanan arah, seperti ditunjukkan dalam Gambar 11-1. Gaya resultantenya ~\
Tetapi, momen dari kedua gaya adalah harga yang konstan, tidak peduli terhad~p nil h
mana momen gaya-gaya diambil, dart sarna dengan hasil kali gaya F dengan 1arak ,a
antara gaya-gaya. lni dapat ditunjukkan dengan mengambil momen dari gaya•g:~ti
terhadap satu titik, o, yang berada pada suatu jarak X dari salah satu gaya, dali
ditunjukk.an dalam Gambar 11 -1. Momen ke arah putaran jam adalah F(h + x ait\l
sr
momen ke arah melawan putaran jam adalah F(x ). Jumlah momen-momennya_, ~ope\
F(h + x) - F(x), ke arah putaran jam dan sama dengan _F(h). Atau mornen dan
Pembahasan Gaya-Gaya Statik dan Statika Gratis 133

tid3:1' bergantung pada pusat momen-momen, karena jarak x tidak muncuJ pada hasil
akhir untuk harga kopel.

:,,
Gambar 11-1. Sebuah kopel yang didefinisikan sebagai dua buah gaya yang~ama :,:
besar, paralel dan berlawanan arah. ,. "< - , -~
V
.: .• • .

11-4. Tiga Gaya Tak Sejajar Dalam Keseimbangan


Perhatikan tiga buah gaya, F 1 , F 2 , dan F 3 , yang bekerja pada sebuah penghubung,
seperti ditunjukkan dalam Gambar 11-2a. Penyelesaian grafts dari hubunganyang hams
dipunyai gaya-gaya agar resultantenya nol dapat diperoleh jika poligon gayanya, seperti
ditl:lnjukkan dalam Gambar l 1-2b, memberikan satu gambar tertutup.
Namun, meskipun resultante gayanya nol, tetap ada kemungkinan persamaan
momen tidak dipenuhi karena resultante gaya-gaya yang bekerja pada badan dapat
berupa sebuah kopel, yaitu dua buah gaya yang sama besar, sejajar dan berlawanan arah
yang resultante gayanya akan tetap nol. Perlu dicatat bahwa momen sebuah kopel
adalah harga yang konstan, tidak peduli terhadap titik mana momen-momen diambil.
Jika diambil momen terhadap suatu titik, dan momennya nol, maka di sini tidak ter-
dapat satu kopel yang bekerja pada badan. Konsekuensinya, jika tiga buah gaya, yang
resultantenya nol, berpotongan pada satu titik bersama, maka momen dari masing-
masing gaya terhadap satu titik khusus, yakni titik perpotongan, adalah nol, yang
menutup kemungkinan adanya sebuah kopel. Sehlngga, sebuah badan yang padanya
bekerja tiga buah gaya tak sejajar akan berada dalam keseimbangan apabila resultante-
nya nol , seperti ditentukan oleh penutupan poligon gaya, dan jika gaya-gaya berpotong-
an pada satu titik bersama.

(a)
Gambar
11 •2 . Untuk memenuhi persamaan-persamaan keseimbangan , tiga buah
gaya harus memberikan satu poligon gaya tertutup dan harus ber-
potongan pada satu titik bersama.
Oinamika Permesinan
134

Sebagai ilustrasi dari tipe soal yang dijumpai, per~tikan _Gambar l l-3a. Gaya F1
diketahui dalam arah dan besarnya, gaya F 2 hanya diketahu1 arahnya, dan diberikan
satu titik m pada garis kerja gaya F3 . Yang diperlukan adalah menentukan harga F
dan arah maupun harga f 3 • Yang mula-mula diperoleh arah F3 yakni harus melalu~
perpotongan p 1 dan F1 ; atau mula-mula diterapkan sebuah persamaan momen. Poligon
gaya-gaya ditunjukkan dalam Gambar 1l-3b.

Perlu dicatat bahwa terdapat tiga besaran anu yang hams dicari: harga p2 , dan
harga maupun arah F3 • Dalam suatu soal penentuan gaya statik, maka tiga besaran anu
dapat ditentukan, dan hanya tiga. Jadi, suatu penyelesaian grafis atau analitis mengijin-
kan penentuan sejumlah anu yang sama dalam sebuah soal yang diberikan.

OF
F3
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

(a)

Gambar 11-3. Gaye F7. dicari harganya d F . .


, an gaya 3 d1car1 arah maupun harganya.
A tau dltentukan tlga anu.

11-S. Empat Gaya Tak Se' · Dal .


. . . JaJar am Keseunbangan
. . D1 suu akan dibahas dua buah k . . .
JaJar bekerja pada sebuah b d asus untuk s1tuasi d1 mana empat bual1 gaya tak se·
anu; dan (2) dua harga anu; ari yang berada dalam keseimbangan, yaitu: (I) tiga harga
an satu arah anu .
Knsus I . Gambar l l-4a
yang d memperlihatkan
pa anya bekerja empat buah
b al
se u 1 penghubung da1am kescimbangan
k~p, s~dangkan F1. F3, dan F4 ha!aya, _F1 . F2, F3' dan F4 . Fi diketahui secara Jeng·
d1anahsa dengan salah satu dari dua ya diket_ahui arahnya. Penyelesaian grafisnya dapill
snma. cara berikut, yang keduanya mernberikan hasil yang
Mctvdc a. Jik
perpot a momen-inomen d· . . .
ongan guya-gaya F3 dan F an gaya-gaya diambil terhadap titik m, yaknl
t ' fllak.a dapat dituliskan persamaan berikut:

ui mana a dan b (Fi)(a) = (F2)(b)


menyataka .
atas ke arah ki . n Jarak dari ,n k . . .
dengan scgith1-t ~~bagai hasil dari anal' . e gaya bersangkutan. (F2 harus rnenuJu ke
g egttiga Scbangun jika ' lSa momen). Persamaan ini dapat dfpecahkaJl
{)ersa1naan dituli k
s an kcmbali menjadi:
FI b
Ft
2 a
I

Pembahasan Gaya-Gaya Statik dan Statika Gratis


135
J

"l'J"
I

~.:J
~=¾]
(o} Han ya harga P2 yang
d itentukan di atas
. (/,)

Gambar 114.a, b. Tiga gaya yang belum d iketahui harganya dipero/eh dengan
penerapan secara awal persamaan momen dalam sebuah sis-
tem empat gaya.

Arah resu ltante

otF,H:\

(t)

I t·t satu persamaan momen dalam suatu


Gamber 11-4c, d, e . Penerapan a terns ,
sistem empa t gaya.
136 Dinamika Permesinan

Garnbar 11-4b men1perlihatkan harga F ,.. F 3 dan F 4 dapat ditentukan beriku


poligon gaya seperti ditunjukkan dalam Gambar l l -4c. tnya dari
Metode b. Metode yang kedua ini, yang memerlukan kerja lebih sedikit
dengan mencatat bahwa jika momen-momen diambil terhadap titik m, maka re~~da}ah
F 1 dan F 2 harus melalui titik m sehingga persamaan mo men dapat dipenuhi G tante
· ambar
1 l-4d memperlihatkan arah resultante. Gambar l 1-4e memperlihatkan penentuan F
dengan arah resultante F 1 dan F 2 yang telah diketahui. Dengan alasan yang .seru~
I resultante F 3 dan F 4 harus sama besar dan berlawanan arah dengan resultante F 1 dan'
l
...
F 2 untuk keseimbangan badan, Gambar 1 l-4e menunjukkan arah dan harga F 3 dan F
. 4·

Resultante

) F2

2 ---------
" .:- •··· ·1I .

Fa

Gambar 11-5. Sebuah sistem empat gaya yang direduksi ke suatu sistem tiga gaya.

Kasus 2 . Gambar 11-5 memperlihatkan sebuah penghubung dalarn keseimbangan


di bawah aksi empat buah gaya, yakni: F 1 dan F 2 yang diketahui secara lengkap; A
hanya diketahui arahnya: diketahui pula sebuah titik pada garis-kerja F4 .
Kasus ini akan direduksi ke kasus suatu sistem tiga gaya apabila F1 dan F2 di·
gabungkan menjadi suatu gaya resultante tunggal.
11-6. Lima Atau Lebih Gaya Tak Paralel Dalarn Keseimbangan
Dalam soal-soal semacam ini, di mana dijumpai lirna gaya atau lebih, so~ dapat
direduksi ke suatu anggota tiga atau empat gaya dan kemudian dapat ditangam dengan
cara seperti yang dijelaskan dalam sub-bab di muka.

11-7 . Gaya-gaya Paralel k


ma untu
Perlu untuk memenuhi persamaan-persamaan keseimbangan yan~ ~ n dalaJll
sebuah sistem gaya-gaya paralel yang bekerja pada suatu badan yang diberika elesai·
keseimbangan. Tetapi interpretasi penerapan persamaan-persamaan ke suat~ penY
an grafts sedikit berbeda karena gaya-gaya tidak berpotongan di suatu titik ~gga.a leng·
Tiga gaya paralel ditunjukkan dalam Gambar 1 l -6a. Gaya P diketahUl ~;; dapat
k ap ; gaya-gaya F1 dan F 2 tidak diketahui harganya. Sebuah poligon gaya
dipakai untuk menentukan F 1 dan F 2 karena semua gaya adalah par~lel. il rnomefl•
;~du
untU~

rnemilih lagi satu persamaan momen untuk salah satu atau kedua reakSl- Afilb
rnomennya t erhadap suatu titik pada garis kerja F 1 , titik 0 , untuk contoh:
~Mo = 0 = +(P)(a) - (F 2)(b)
p b
atau
Pembahasan Ga a
y ·Gaya Statik dan Statika Grafis
137
Hubungan di atas dapat di ahka
pee n dengan b
Garn bar untuk memberikan hubu d. entuk hubungan segitiga seb
. ngan 1 atas d't
1 . angun.
mana Pd 1tempatkan terskala di F d G UllJukkan dalam Gambar 11 6b d'
2 an ambar d'b . · , 1
an gamb~ akan menunjukkan bahwa bentuk I uat sepert1 ditunjukkan. Pemeriksa-
Arah F2 d1tentukan dengan periksaan hubungan segitiga sebangun dipenuhi
persamaan momen. ·

a---.1

(a)

------ p
p b
F2 =;
}j
01 F2
p
Harga F2 saja
(bJ (c)
Oitentukan de(lgan
segltiga-segitiga sebangun

Gambar 11-6. Persamaan momen diterapkan ke sebuah sistem tiga gaya paralel yang
jawabnya dihasilkan dengan segitiga-segitiga sebangun .

Fi dapat ditentukan dengan salah satu dari dua cara;


(1) Dengan poligon gaya, seperti ditunjukkan dalam Gambar 11-6c.
d (2) Dengan penerapan persamaan momen terhadap satu titik pada garis kerja F 2 ,
alam cara yang serupa dengan cara untuk mendapatkan F 2 •
Catat bahwa interpretasi penerapan persamaan keseimbangan ke gaya-gaya sejajar
serupa dengan interpretasi untuk gaya-gaya tak sejajar yaitu jika gaya-gaya.mempunyai
sat u resultante nol dan jika momennya terhadap suatu titik adalah nol, yang menghi-
langkan adanya kopel, maka sistem harus berada dalam keseimbangan.

11 •8. Gaya-gaya Sejajar. Metode AJtematif

Metode yang kedua, yaitu metode resolusi, untuk penyelesaian gaya-gaya sejajar
akan dijelaskan di sini. Dari suatu titik pada garis kerja gaya yang diketahui, gambarkan
&aris rn dan n yang memotong F 1 dan F 2 , seperti ditunjukkan dalarn Gambar 11 -7a.
Garnbarkan satu poligon gaya, seperti ditunjukkan dalarn Garnbar 11 -7b, dengan gaya
Yang diketahui, P, dan gaya-gaya sejajar ke garis-garis m dan n. Komponen S1 dan S2
:ang sejajar dengan P, masing-masing akan memberikan _g~ya-gaya F1 d~ F2 . ~enting
~tuk dicatat bahwa dua buah gaya yang sama besar, seJaJar dan satu gans keIJa telah
ditarnbahkan secara vektor ke sistem untuk rnendapatkan suatu sistem tak sejajar.

EAJLJ:ag ac;a
I
138 Dinamika Permesinan

\. P"
Sejajar

s1 Sejajar
dengan

(a) (b)

Gambar 11-7. Metode alternatif penyelesaian sebuah sistem tiga gaya sejajar dengan me-
/ _& 1 _ ngetengahkan komponen-komponen yang sating menghilangkan satu
de-
. Jt ~i ; ~ ,! ~ -!'gan lainnya, yaitu komponen-komponen horisontal S 1 dan S 2 .
. 1 1. . : -<1·· .,. \
. . ' .. . ......... ' ... .;'.~ - ,• ... ., :.., . !f~ ~"" .
".~ l....,
....._,. , I' ;
t~· t
~
...~
~ .
f ?tr' ~~~
(• 71.._
11-9. Resulfan; ·_~;;(!g~!:,liJr
Seringkali diin~i 1f u"ntuk mendapatkan resultante dari dua buah gaya yang se-
jajar, P 1 clan P2 , seperti ditunjukkan dalam Gambar 11-Sa. Sebuah gaya resultante
didefinisikan sebagai sebuah gaya yang akan mempunyai efek yang sama seperti efek
komponen-komponennya. Konsekuensinya, jumlah ve~tor di sini adalah jurnlah aljabar
karena gaya-gayanya sejajar, yakni P 1 + P 2 • Gambar 11-8b memperlihatkan di suatu
jarak x yang belum diketahui dari P 1 . Juga, karena gaya resultante akan mempunyai
efek yang sama seperti komponen-komponennya, maka momen dari gaya resultante
terhadap suatu titik akan sama seperti momen dari komponen-komponennya. Hasilnya
adalah persamaan berikut, dengan titilc o dalam Gambar 11-8b yang digunakan sebagai
pusat momen-momen:

(P1 + P2)(x) = (P2)(b)


\ atau
X

b
- ---
P1
P2
+ P2
Selanjutnya diserahkan kepada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa gambar
dalam Gambar 11-8c dapat memberikan x.

11-10. Resultante Dua Gaya Sejajar. Met ode Altematif


. ·ar adalab
Sebuah metode alternatif untuk mendapatkan resultante dua gaya seJaJ ris
dengan mengetengahkan dua buah gaya yang sama besar, berlawanan arah , ~ dca1a
· ya1tu
k erJa, . S' d an S" , yang tldak
· mempengaruhi hubungan gaya-gaya da),a.Jn alah p.1,
apapun. Resultante dari P 1 dan S' adalah R 1 , resultante dari p 2 dan S'' ad ia\ui
seperti ditunjukkan dalam Gambar l 1-8d. Gaya resultante, yakni p 1 + P2 , bafUS me
perpotongan R 1 dan R 1 .

11-11 . Anggota Dua Gaya pa


· · pembeb anan yang sangat sering dijumpai dalarn analisa
Satu 1ems • gaya adaiah a...o
g11ubUPo
yang disebut anggota dua gaya. Gambar l l-9a memperlihatkan sebuah pendapat1"11
dengan dua gaya, F1 dan F 1 , yang bekerja di Adan B . Diinginkan untuk rnen
hubungan f'i dan F 2 •
Pembahasan Gaya-Gaya Statik dan Statika Gratis 139

- - -- b - - --i
P1 ,, , !

I ~-.·
1~ ,

(a)
d h
1-'l ~. ·
r )I:.
'r

0 .........- - - - - t - - - - - 1
I P1 +P2
f---x---J
(c)

= IS"I )
S' s II

Reau ltante p2 ~ S"


Resultante p 1 ~ S'
(d)
Gambar 11 -8. Lokasi dari resultante dua buah gaya sejajar diperoleh (c) dengan satu per-
samaan momen, dan (d) dengan menambahkan gaya-gaya yang sama besar,
berlawanan arah, dan segaris kerja yang dapat saling menghilangkan satu
dengan lainnya .

Perhatikan: gaya F 1 yang diuraikan ke dalam dua komponen, yaitu: Ft di se-


Panjang garis dari A ke B; F 1Y tegak lurus ke garis dari A ke B, seperti ditunjukkan
dalarn Gambar l l-9b . Demikian pula, dapat diperoleh Ft dan Fl . ·
Jum1ah gaya-gaya dalam satu arah tertentu harus sarna dengan nol. Sehingga F x
haru 8 x ' 1
la sama besar dan berlawanan arah dengan F2 . Juga, F 1Y harus sarna besar dan ber-
Wanan arah dengan Fl . Tetapi, jika F/ sama besar dan berlawanan arah dengan p Y
2 '
Dinamika Permesinan
140

Bj
B~
F2
F"
1

Cf=·o,
Fly(=
1
Fl(=o,
F"
2

(a) (b)

Gambar 11-9. Sebuah sistem dua gaya memerlukan gaya-gaya yang san.a besar berla..,
. . . • ..anan
J arah , dan segans keqa untuk memenuha persamaan-persamaan keseimba
ngan.
l
akan dihasilkan sebuah kopel untuk suatu harga dari masing-masing gaya. Agar me.
menuhi persamaan momen, maka perlu F? = Fl = 0.
\ Konsekuensinya, jika hanya ada dua gaya yang bekerja pada sebuah badan kaku
yang seimbang, maka kedua gaya tersebut harus sama besar, berlawanan arah, dan se-
J
garis kerja.

11-12. Konstruksi Khusus


Dua konstruksi khusus akan diberikan untuk memungkinkan mahasiswa menye-
lesaikan dengan lebih mudah tipe-tipe soal gaya secara grafis. Konstruksi diberikan
untuk memberikan ketelitian yang lebih besar dengan kerja yang lebih sedikit.
Kasus 1. Garis kerja sebuah gaya yang melalui satu titik x tertentu dan perpotong·
an dua gaya di suatu titik di luar kertas. Gambar 11 -lOa memperlihatkan garis kerja
dua gaya, F 1 dan F 2 . Diinginkan untuk mempunyai sebuah gay a, F 3 , yang melalui titik
x dan perpotongan F 1 dan F 2 . Met ode penyusunan dan pembuktiannya didasark~
pada sifat-sifat segitiga-segitiga sebangun. Dalam Gambar 11 -lOb , suatu garis, /-/, di·
gambarkan melalui titik x ; dan suatu garis lain, m - m, digambarkan sejajar ke l-l. Titik P
ditentukan sedemik.ian sehingga Cp/pD = Ax/xB, seperti ditunjukkan dalam gambar,
Garis yang melalui titik-titik p dan x akan mclalui perpotongan F 1 dan F 2 -

.,
(bJ

(aJ
IJBYS
Gamber 11-10. . h sebual'l
Hubungan seg,t lge 1ebangun dipakai untuk menentukan ara si1 9$\" 11
. d ua bll
yang melalu1 satu tit1k ten entu da n melalui perpoto ngan
d i suat u t it lk di luar kettes .
Pembahasan Gaya-Gaya Statik dan Statika Gratis 141

Kasus 2. Resultante dua gay a yang hampir sejajar. Gambar 11-1 la memperlihatkan
dua buah gaya yang diketahui, yaitu P1 dan P2 , yang hampir sejajar. Diinginkan untuk
mendapatkan resultantenya, dalam harga dan garis kerjanya. Jika dua buah gaya yang
sama besar, berlawanan arah, dan segaris kerja, yaitu S' dan S ", dibayangkan bekerja
pada penghubung, maka tidak akan ada perubahan yang dibuat. Resultante P1 dan S',
dan p 2 dan S " dapat ditentukan. Resultante R akan bekerja melalui titik a, dengan
harga dan arahnya ditentukan oleh diagram gaya seperti ditunjukkan dalam Gambar
11-llb. (1s1 = IS"I]

P.2 ~ S"

(a)

R
(b)
a yang sama besar berlawanan arah , dan segaris kerja
gay
Gambar 11-11 . Penamba h an dua '
kasi dari resultante dua buah gaya yang berpotongan
untuk menen tukan lo . .
. k Prosedur dapat juga diterapkan ke gaya-gaya seJaJar.
dt luar ertas.

SOAL-SOAL
esult ante dari F 1 dan F 2 bekerja melalui titik P. Tentu-
11-1. (Gambar 11-1 ) . (a) R
kan besar dan arah gaya resultante. . ct·
kerJ·a melalui titik p yang meletakkan s1stem yang 1-
(b) Tentukan gaya yang b e
tunjukkan berada dalam keseimbangan .
p

15 cm

12 cm 9 cm

Gambar P-11-1.
142 Dinamika Permesinan

11•2. (Gambar 11-2). Tentukan gaya yang meletakkan sistem


berada dalam keseimbangan . Yang ditunjukkan

F1= 300 N

----10 cm
Gambar P·11·2.

11•3. (Garnbar 11-3). (a) Untuk sistern yang ditunjukkan , resultante dari p 1, Fl ,
dan F 3 , diketahui bekerja rnelalui titik P . Tentukan besarnya gaya resultante dan besar.
nya F 3 .
(b) Berapa besarnya gay a yang bekerja melalui titik P dan meletakkan sistem dalam
keseimbangan.

H---.i 12,5 cm

90•
100 N F2=200N

t4-- - 1 5 c m - -
1-+-- - - 20cm - --

Gambar P· 11-3.
a dan sebuah
11-4. (Gambar 11-4 ) . Sistem yang ditunjukkan terdiri atas sebuah gayb hwa sisteni
\ kopel. Berapa gaya resultantenya , d an di m a n a dia bekerja? Tunjukkan a
dapat dibuat seimbang oleh satu gaya tunggal.

=400 N
Fa= 400 N

90• 90"
10 c m
15 cm- -~
i
!$Ji
Gambar P-11-4. 3da
J(OPel
dan s uat u J~~
11- 5 . ( a ) Tun j u kkan b ah wa resu lt a nte dari suat u gaya av:J
sebu ah gaya t u nggal. oleh sat 11 g .
·kan
(b) T u njukkan bahwa sebu ah gay a t u n ggal d a pa t digantJ
satu k o pel. -,,t,/'1'
-~ ~ i f,.
Pembahasan Gaya-Gaya Stati k dan Stati ka Graf is 143

11-6. (Gambar 11-6). Tentukan resultante dari dua gaya sejajar yang ditunjukkan
di a dan resultante dari dua gaya sejajar yang ditunjukkan di b.

F 1 = 50 N F 2 :100 N F2= 100 N

~ go-
1- 15 cm 15 cm

(a) (b)

Gambar P-11-6.

11-7. (Gambar 11-7). Tentukan resultante dari tiga buah gaya sejajar yang di-
tunjukkan.

11-8. (Gambar 11-8). Tentukan resultante dari empat gaya sejajar yang diperlihat-
kan. Bagaimana agar sistem dapat diletakkan dalam keseimbangan?

F1 =150N F 3 : 150N F, =200 N


F 2 :200N

10 cm
..,_--18cm---.t

Gambar P-11-7. Gambar P-11-8.

11-9. (Gambar 11-9). Gaya-gaya bekerja di pena-pena A , B dan C pada balok,


seperti ditunjukkan. Tentukan harga F 4 dan arah maupun harga F1 untuk keseimbang-
an .

Fs= 1 KN

. -- - - -15 c m - - -- i
i -- - - - - - - 25cm-- - -- ----.

Gambar P-11 -9 .

b 11· 10. (Gam bar 11 -10). Gaya-gaya F dan F2 diketahui tegak lurus ke sum bu
1
a1ok · Tentukan harga F dan harga maupun arah F3 unt uk keseimbangan .
2
144 Dinamika Permesinan

I
y

\F = 1 2,5 KN
--------20cm------~
-----------30cm----------~
Gambar P-11 -10.

11-11. (Gambar 11-11). Gaya-gaya sabuk F1 dan F2 dipekerjakankesebuahpuli


seperti ditunjukkan. Tentukan besar dan arah gaya resultante . '

F1= 3KN

Gambar P-11 -11 .

11-12. (Garnbar 11 -12) . Tentukan besar nya F 1 dan F 3 untuk keseimbangan.

( lF2= 200N

F,=A\+10 cm~\ PF,=?


-
~ -- - 25cm----,•l

Gambar P-11 -12.

. bangan-
l l-1 3 . (Gambar 1 1- 13 ) . T ent u kan besarn ya F l dan F 1 untu k keseirn

= 25 K N

15•

Gambar P-1 1 -1 3 .
Pembahasan Gaya-Gaya Statik dan Statika Grafis 145

11-14. (Gambar 11-14). Sebuah gaya F 1 dikenakan ke sebuah badan, seperti di-
tunjukkan . Gantikan gaya F 1 dengan sebuah gaya yang bekerja di titik p dan sebuah
kopel untuk memberikan efek yang sama seperti F 1 .

r 15cm

F1=150N
•p
I

Gambar P-11 -14.

Anda mungkin juga menyukai