PcM-2011
MEKANIKA TEKNIK 1
[ Pengantar Mekanika, Sistem Gaya dan Keseimbangan]
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
BAB 1
PENGANTAR MEKANIKA
1.1
Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang membahas keadaan suatu benda, baik dalam keadaan diam
atau bergerak akibat pengaruh gaya-gaya yang beraksi pada benda. Ilmu ini sangat penting perannya
dalam sistem analisis kerekayasaan. Kerekayasaan adalah suatu aktivitas yang berhubungan dengan
penciptaan dari sistem-sistem yang baru untuk pemanfaatan umat manusia. Proses penciptaan dapat
ditempuh melalui riset merancang, membangun serta mengembangkan. Dalam riset dan perkembangan
yang modernpun ilmu mekanika juga masih diterapkan, salah satunya dalam kekuatan dari struktur dan
mesin.
Ilmu mekanika adalah ilmu fisika yang tertua, maka ilmu ini mengalami perkembangan sehingga
melahirkan cabang-cabang ilmu yang baru dalam bidang rekayasa.
Pada dasarnya ilmu mekanika dibagi menjadi 3 kelompok dan pengelompokkan ini berdasarkan sifat
materi pembangun bendanya, yaitu:
1. Mekanika benda padat (solid body)
2. Mekanika kontinum
3. Mekanika fluida (cairan dan gas)
Mekanika benda padat dibagi menjadi dua yaitu:
Statika benda kaku;
dimana benda dianggap kaku sempurna (rigid) dan pengaruh gaya-gaya luar yang
bekerja pada benda tidak menyebabkan timbulnya percepatan translasi atau
percepatan sudut, jadi benda masih dalam keadaan diam (kalau awalnya diam)
atau bergerak translasi dengan kecepatan konstan (kalau awalnya bergerak).
Dinamika benda kaku; bila gaya-gaya luar yang bekerja pada benda menyebabkan timbulnya percepatan
translasi atau percepatan sudut atau benda dalam keadaan dinamis.
Jadi mekanika benda padat dibagi menjadi dua yaitu statika dan dinamika.
Dinamika benda kaku bisa dibagi menjadi dua cabang yaitu kinematika dan kinetika. Kinematika adalah
ilmu yang mempelajari tentang gerak benda (kecepatan dan percepatan) tanpa memperdulikan gaya-gaya
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
penyebab timbulnya gerak. Bila gaya-gaya penyebab timbulnya gerak diperhatikan maka ilmunya disebut
kinetika.
Mekanika kontinum bila peninjauan hanya ditujukan pada salah satu partikel pembangun benda maka
disebut mekanika partikel, tetapi bila peninjauan secara curah (bulk) maka disebut mekanika berubah
bentuk (deformable bodies) yang bila dikawinkan dengan statika maka menjadi ilmu kekuatan
material/bahan. Adapun bila ditinjau dari sifat perubahan bentuk yang terjadi terhadap gaya-gaya yang
bekerja maka dapat dibagi lagi menjdi dua, yaitu bila gaya-gaya yang bekeja pada benda ditiadakan dan
benda kembali ke bentuk semula maka topiknya menjadi elastisitas, sebaliknya bila bentuk benda tidak
kembali ke bentuk semula (deformasi kekal) maka topiknya disebut plastisitas. Topik elastisitas hanya
dipakai dalam rancang bangun dari suatu struktur, sedangkan topik plastisitas banyak dipakai dalam
proses-proses pembentukan misalnya proses tempa dan ekstrusi. Bila topik elastisitas dan dinamika
dikawinkan maka timbul ilmu mekanika getaran.
Mekanika fluida dibagi dalam dua studi yaitu mengenai cairan (fluida termapatkan; bentuk tak tetap,
ukuran tetap) dan gas (fluida taktermapatkan; bentuk tak tetap, ukuran tak tetap) yang dalam keadaan
diam disebut hidrostatika (statika fluida) dan dalam keadaan bergerak disebut hidrodinamika (dinamika
fluida). Hidrodinamika yang khusus mengenai aliran gas misalnya udara, disebut aerodinamika. Bila fluida
memiliki sifat antara pada dan cair maka topik lanjutannya mengenai viskoelastisitas yang banyak
dikembangkan pada perkembangan teknologi cat. Topik-topik lanjut dalam mekanika ditampilkan pada
Gambar 1.1.
Mekanika Ruang
Mekanika Giroskop
Getaran
Plastisitas
Elastisitas
MEKANIKA KONTINUM
Hypersonics
Viskoelastisitas
Aerodinamika
Hidrodinamika
Hidrostatika
MEKANIKA FLUIDA
Mekanika Teknik 1
1.2
PcM-2011
Konsep-konsep dasar yang digunakan dalam mekanik adalah ruang, waktu, massa, dan gaya. Konsep ini
sukar untuk didefinisikan; harus diterima atas dasar intuisi dan pengalaman untuk digunakan sebagai
kerangka acuan (referensi) dalam studi mengenai mekanik.
Konsep Ruang;
kedudukan suatu titik, dimana posisi titik ini didefinisikan dengan tiga jarak diukur dari
suatu titik acuan atau titik asal yang dikenal sebagai koordinat titik tersebut yang dapat
dinyatakan dalam sistem linear atau angular.
Konsep Waktu;
waktu kejadian (peristiwa) terjadi dan merupakan besaran dasar dalam dinamika. Waktu
tidak dapat dimasukkan langsung dalam analisis persoalan statika.
Konsep Massa;
merupakan ukuran kuantitatif dari inersia (sifat atau perilaku dari suatu materi yang
menyebabkan hambatan terhadap perubahan gerak). Digunakan untuk menentukan dan
membedakan benda atas dasar suatu percobaan mekanika. Misalnya, dua benda
dengan massa yang sama, akan ditarik oleh bumi dengan cara yang sama, juga akan
menunjukkan sifat hambatan yang sama ketika mengalami perubahan gerak translasi
(gerakan yang setiap garis pada benda itu tetap sejajar terhadap kedudukan awalnya
pada setiap saat). Massa merupakan hal penting untuk persoalan statika.
Konsep Gaya;
aksi suatu benda terhadap benda lain atau suatu aksi yang cenderung mengubah
keadaan diam suatu benda yang dikenainya. Gaya ini dapat beraksi melalui suatu
kontak langsung atau dari suatu jarak tertentu.
1.3
Dalam mekanika benda kaku ada enam prinsip yang melandasi dalam proses pemecahan masalah, yaitu:
1. Hukum Paralellogram atau Jajaran Genjang; hukum ini menyatakan bahwa dua buah gaya yang
beraksi pada suatu partikel dapat diganti dengan sebuah gaya, yang disebut dengan gaya resultan,
yang diperoleh dengan menggambarkan diagonal jajaran genjang dengan sisi kedua gaya tersebut.
(lihat Gambar 1.2)
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
2. Prinsip Transmisibilitas; prinsip ini menyatakan bahwa gaya-gaya yang berkerja pada benda kaku
dapat dipindahkan titik tangkapnya dengan besar dan arah yang sama sepanjang garis kerjanya tanpa
berpengaruh terhadap keadaan benda semula. (lihat Gambar 1.3)
3. Hukum Newton I; jika resultan gaya yang bekerja pada partikel = 0, partikel akan diam (jika awalnya
diam) atau terus bergerak lurus dengan kecepatan tetap (jika awalnya bergerak). Hukum inilah yang
melandasi mekanika statika.
4. Hukum Newton II; jika resultan gaya yang bekerja pada partikel 0, maka partikel akan mengalami
percepatan yang searah dan sebanding dengan resultan gayanya. Hukum ini yang mendasari dalam
persamaan mekanika dinamika.
5. Hukum Newton III; gaya-gaya aksi dan reaksi antara benda yang berinteraksi/kontak mempunyai besar
yang sama, berlawanan arah dan segaris kerja. Hukum ini sebagai dasar untuk memahami tentang
konsep gaya.
6. Hukum Gravitasi Newton; bila dua partikel masing-masing bermassa M dan m, keduanya terpisah
sejauh r, maka akan timbul gaya tarik menarik yang arahnya saling berlawanan, segaris kerja dan
sama besar, dimana besarnya berbanding lurus terhadap perkalian antar massa, dan berbanding
terbalik terhadap kuadrat jaraknya. Hukum inilah yang menjabarkan tentang berat benda.
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
G.M.m
r2
Suatu contoh yang penting adalah gaya tarik bumi pada suatu partikel yang terletak pada permukaan
bumi. Gaya F yang dilakukan oleh bumi pada partikel tersebut kemudian didefinisikan sebagai berat
partikel W, maka W yang merupakan berat partikel dengan massa m dapat dinyatakan sebagai W= mg.
1.4
Supaya tidak terjadi kekacauan dalam penyelesaian soal pada mekanika benda kaku, maka sebaiknya
memperhatikan langkah-langkah berikut ini:
1. Perumusan masalah yang ada harus dinyatakan dengan jelas dan tepat, terutama pada saat
pengambilan asumsi (anggapan). Perumusan ini memuat data yang diberikan dan menunjukkan
informasi yang diperlukan.
2. Solusi harus berpinjak pada teorema-teorema yang diturunkan dari keenam prinsip dasar mekanika
benda kaku.
3. Buatlah model-model fisik dari persoalan yang ada, misalnya membuat diagram benda bebas atau
grafik yang membantu dalam penyajian hasil.
4. Susun persamaan matematik dari model fisik yang ada.
5. Periksa apakah jumlah persamaan matematik yang tersedia sudah mencukupi dengan jumlah variabel
yang dicari, apabila belum mencukupi bangunlah persamaan matematik yang baru dan persamaan
tersebut harus berpangkal pada hukum-hukum fisika yang ada hubungannya dengan asumsi dalam
persoalan kita. Persoalan akan mengalami jalan buntu bila asumsi yang diambil kurang tepat. Bila
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
jumlah persamaan matematikanya lebih besar dari jumlah variabel yang dicari, maka persoalan akan
terjawab bila diberi syarat batas, dimana jumlah syarat batasnya harus sama dengan selisih jumlah
persamaan matematik yang tersedia terhadap jumlah variabel yang dicari. Jika jawaban yang didapat
bernilai negatif (), itu berarti asumsi arah yang dilakukan salah. Ini merupakan prosedur normal dan
bukan berarti terjadi kesalahan.
Penyelesaian:
DBB balok
1.5
SISTEM SATUAN
Ilmu mekanika banyak melibatkan empat besaran dasar, yaitu, panjang, massa, gaya, dan waktu. Satuan
yang digunakan untuk mengukur besaran tersebut dapat dipilih secara bebas karena semuanya harus taat
asas (konsisten) denga hukum Newton II (F = m.a). Sistem satuan yang ada pada saat ini ada beberapa,
diantaranya sistem satuan Inggris (US) dan sistem Metrik (SI).
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Sistem Satuan SI: Sistem Satuan Internasional, disingkat SI, telah diterima diseluruh dunia dan
merupakan versi terbaru dari sistem metrik. Berdasarkan perjanjian internasional, satuan SI akan
menggantikan system-sistem satun yang lain. Pada Tabel 1 dalam satuan SI satuan massa dalam kilogram
(kg), panjang dalam meter (m), dan waktu dalam detik (s) dipilih sebagai satuan dasar, dan gaya dalam
Newton (N) diturunkan dari ketiga satuan dasar yang disebut satuan turunan.
Jadi, gaya (N) = massa (kg) x percepatan (m/s2) atau N = kg.m/s2.
Sehingga kita tahu bahwa 1 newton adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1
m/s2 pada massa seberat 1 kg. dari percobaan gravitasi dimana berat (W) dan g adalah percepatan akibat
gravitasi, maka bedasarkan hukum Newton II,
W (N) = m (kg) x g (m/s2)
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Sistem Satuan Amerika: Sistem Satuan Amerika disingkat A.S, juga disebut sistem foot-pound-second
(FPS), sistem yang lazim dipakai dalam berbagai urusan dan industri di negara-negara yang berbahasa
Inggris. Walaupun sistem ini akan digantikan dengan satuan SI, namun bukan berarti bahwa sistem FPS
tidak digunakan lagi dalam bidang rekayasa, karena itu para rekayasawan harus mampu bekerja dengan
kedua sistem satuan tersebut. Seperti Tabel 1 satuan panjang dalam feet (ft), waktu dalam second (s) dan
gaya dalam pound (lb) semuanya sebagai satuan dasar, dan massa dalam slug adalah satuan turunan
dari hukum Newton III. Jadi gaya (lb) = massa (slug) x percepatan (ft/sec2) atau
Slug = lb.sec2/ft
Pernyataan tersebut memberikan arti bahwa 1 slug adalah massa yang mengalami percepatan sebesar 1
ft/sec2 bila bekerja gaya 1 lb. Dari percobaan gravitasi dimana berat (W) adalah gaya garavitasi dan g
adalah percepatan gravitasi.
m(slug)
W (lb)
g( ft / s ec2 )
Dalam satuan A.S, pound juga dipakai sebagai satuan dari massa. Sehingga satuan gaya dan massa perlu
dibedakan, maka satuan gaya ditulis lbf dan satuan massa lbm. Satuan gaya yang lain misalnya kilopound
(kip) yang sama dengan 1000 lb, dan ton yang sama dengan 2000 lb.
Sistem SI diistilahkan sebagai sistem absolute karena pengukuran dari besaran dasar dalam hal ini adalah
massa yang tidak bergantung dari sekelilingnya. Sebaliknya sistem A.S diistilahkan sebagai sistem
gravitasi karena pengukuran besaran dasarnya dalam hal ini adalah gaya yang didefinisikan sebagai
tarikan gravitasi (berat) yang beraksi pada massa standar pada keadaan tertentu (permukaan laut dengan
garis lintang 45). Pound standar adalah gaya yang diperlukan untuk mempercepat satu-pound massa
dengan percepatan sebesar 32,1740 ft/sec2.
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Konversi Satuan: Sering terjadi seorang insinyur ingin mengubah dalam sistem satuan SI suatu hasil
perhitungan yang dinyatakan dalam sistem satuan A.S, atau sebaliknya. Karena satuan waktu sama untuk
kedua sistem tersebut, maka hanya tiga satuan dasar yang perlu diubah dan diingat.
Tabel 2. Konversi Satuan
Besaran
Panjang
Gaya
Massa
Sistem A.S
1 ft
1 in
1 mi
1 lbf
1 kip
1 slug
1 lbm
1 ton
Sistem SI
0,3048 m
25,4 mm
1,609 km
4,448 N
4,448 kN
14,59 kg
0,4536 kg
907,2 kg
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Harga standar untuk percepatan gravitasi g pada permukaan laut pada garis lintang 45. Pada dua sistem
SI dan A.S harganya adalah:
Satuan SI:
g = 9,80665 m/s2
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Sebuah benda dengan berat 3000 ton pada permukaan laut dengan garis lintang 45. Tentukan massa
benda tersebut dalam satuan SI dan A.S.
2. Ubahlah ke dalam sistem satuan A.S lb.ft suatu hasil perhitungan yang diperoleh dalam sistem satuan
SI. Bila momen gaya adalah M = 40 N.m.
3. 250 kg/cm2 = ? MPa
4. Berapa newton berat dari 200 lb?
5. Buat jawaban dalam satu angka signifikasi.
a.
3,14(6.7)2
.......
482
10
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
BAB 2
SISTEM-SISTEM GAYA
Dalam bab ini dan bab-bab berikutnya akan dibahas sifat dan pengaruh bermacam-macam gaya yang
bekerja pada struktur dan mekanisme teknik. Sistem ialah suatu yang menjadi pusat perhatian kita dalam
pengkajian suatu masalah, jadi sistem-sistem gaya yang menjadi pusat perhatian kita adalah gaya.
Dalam statika, perhatian kita terutama dipusatkan pada penggambaran gaya-gaya yang bekerja pada
benda kaku/tegar dalam keadaan diam.
Pada penyelesaian problem statika selalu terdapat persamaan matematika yang dapat diselesaikan,
artinya: jumlah persamaan dan jumlah variabel yang tidak diketahui sama banyaknya. Persamaan yang
demikian disebut persamaan tentu dan problem statika yang mempunyai persamaan tentu dinamakan
statika tentu.
Fungsi dari statika
1. Menentukan gaya-gaya reaksi dan gaya-gaya yang belum diketahui dengan memperhatikan syaratsyarat kesetimbangan.
2. Menentukan gaya resultan atau momen untuk mengetahui akibatnya pada sistem.
2.1
Skalar adalah suatu besaran yang hanya memiliki besar, tanpa punya arah, misalnya: massa, waktu,
volume, laju, dan energi.
Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Misalnya: gaya, momen-gaya, momenkopel, kecepatan, percepatan dan momentum.
Vektor geser adalah vektor yang harus dipresentasikan pada garis kerjanya dengan arah dan besar yang
tetap, tanpa memperhatikan letak titik tangkapnya, dimana vektor hanya memberikan pengaruh luar saja.
Vektor tetap adalah vektor yang harus dipresentasikan pada titik tangkap dengan arah dan besar yang
tetap, dimana vektor yang bekerja memberikan pengaruh dalam.
Vektor bebas adalah vektor yang dapat dipresentasikan dalam ruang dimanapun berada dengan arah dan
besar yang tetap, tanpa memperhatikan letak titik tangkapnya dan garis kerja vektor.
11
Mekanika Teknik 1
2.2
GAYA
2.2.1
PENGERTIAN GAYA
PcM-2011
Gaya didefinisikan sebagai aksi dari suatu benda terhadap benda lain. Suatu gaya cenderung
menggerakkan sebuah benda menurut arah kerjanya, ketika diterapkan pada benda kaku akan
menghasilkan gerak translasi atau gerak translasi dan rotasi.
Pada persoalan statika, gaya dapat berasal dari beban. Berdasarkan wujudnya beban tersebut dapat
diidealisasikan sebagai (1) beban terpusat, (2) beban terbagi merata, (3) beban tak merata (beban bentuk
segitiga, trapesium dsb). Beban-beban ini membebani konstruksi (balok, kolom, rangka, batang dsb) yang
juga diidealisasikan sebagai garis sejajar dengan sumbunya.
(1) Beban terpusat adalah beban yang titik singgungnya sangat kecil yang dalam batas tertentu luas
bidang singgung tersebut dapat diabaikan. Sebagai contoh beban akibat tekanan roda mobil atau
motor, pasangan tembok setengah batu di atas balok, beton ataupun baja dsb. Satuan beban ini
dinyatakan dalam Newton atau turunannya kilonewton (kN). Lihat Gambar 2.1.
(2) Beban merata adalah beban yang bekerja menyentuh bidang konstruksi yang cukup luas yang tidak
dapat diabaikan. Beban ini dinyatakan dalam satuan Newton/meter persegi ataupun newton permeter
atau yang sejenisnya lihat Gambar 2.2.
12
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
(3) Beban tidak merata dapat berupa beban berbentuk segitiga baik satu sisi maupun dua sisi, berbentuk
trapesium dsb. Satuan beban ini dalam newton per meter pada bagian beban yang paling besar lihat
Gambar 2.3.
Beban dapat dibedakan sebagai beban langsung dan beban tidak langsung. Beban langsung adalah
beban yang langsung mengenai benda, sedang beban tidak langsung adalah beban yang membebani
benda dengan perantaraan benda lain.
Gaya dapat digambarkan dalam bentuk garis (atau kumpulan garis) yang memiliki dimensi besar, garis
kerja, arah kerja dan titik tangkap. Satuan gaya menurut Sistem Satuan Internasional (SI) adalah Newton
dan turunannya (kN). Akan tetapi ada yang memberi satuan kg gaya (kg). Bila gravitasi bumi diambil 10
m/detik2 maka hubungan satuan tersebut adalah 1 kg gaya (atau sering ditulis 1 kg) ekuivalen dengan 10
Newton.
Aksi dari suatu gaya pada benda dipisahkan menjadi dua pengaruh yaitu:
1. Gaya luar, untuk Gambar 2.5 pengaruh luar P terhadap bracket adalah gaya-gaya reaksi yang bekerja
ke bracket akibat aksi dari baut dan pondasi yang menahan gaya P. Jadi gaya luar yang bekerja pada
benda dapat dibedakan menjadi dua jenis, gaya kerja (aksi) dan gaya hasil (reaksi).
13
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
2. Gaya dalam, pengaruh dalam P terhadap beacket mengakibatkan gerakan-gerakan dalam dan
distribusi gaya melalui material pembangun bracket. Hubungan gaya-gaya dalam dan gerakan-gerakan
dalam yang melibatkan sifat material akan dipelajari lebih lanjut pada ilmu kekuatan material.
Dalam pengkajian mekanika benda kaku dimana perhatian hanya ditujukan pada pengaruh netto dari gayagaya luar saja, maka tidaklah perlu membatasi aksi dari gaya yang bekerja hanya pada titik tangkapnya
saja. Jadi gaya P yang bekerja pada bracket (Gambar 2.5c) akan sama pengaruhnya bila terletak di A atau
di B asalkan masih terletak pada kerja vektor P (prinsip transmisibilitas), akibatnya gaya yang bekerja pada
benda kaku dapat diperlakukan sebagai vektor geser.
2.2.2
KOMPOSISI GAYA
Gaya-Gaya Kolinier = gaya-gaya yang garis aksinya berada pada satu garis lurus. Tidak dibedakan
apakah berlawanan arah atau tidak.
Gaya-Gaya Koplanar = gaya-gaya yang garis aksinya terletak pada satu bidang rata.
Gaya-Gaya Konkuren = suatu sistem berisi gaya-gaya yang garis aksinya melalui sebuah titik.
Gaya-Gaya NonKonkuren = suatu sistem berisi gaya-gaya yang garis aksinya tidak berpotongan pada
satu titik. Sistem gaya paralel termasuk kedalam sistem gaya nonkonkuren.
14
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
2.2.3
KESETARAAN GAYA
Kesetaraan gaya adalah kesamaan pengaruh antara gaya pengganti (resultan) dengan gaya yang diganti
(gaya komponen) tanpa memperhatikan titik tangkap gayanya. Dengan demikian ada suatu keadaan
tertentu, walaupun gaya sudah setara atau ekuivalen, ada perbedaan pengaruh antara gaya pengganti
dengan yang diganti. Pada prinsipnya gaya dikatakan setara apabila gaya pengganti dan penggantinya
baik gerak translasi maupun rotasi besarnya sama. Pada Gambar 2.7 gaya P yang bertitik tangkap di A
dipindahkan di B dalam garis kerja yang sama adalah setara (dalam arti efek gerak translasi dan rotasinya)
tetapi hal ini dapat berpengaruh terhadap jenis gaya yang dialami benda, pada waktu titik tangkap gaya di
A mengalami gaya tekan, sedang pada waktu di B benda mengalami gaya tarik.
15
Mekanika Teknik 1
2.2.4
PcM-2011
KESEIMBANGAN GAYA
Keseimbangan gaya adalah hampir sama dengan kesetaraan gaya bedanya pada arah gayanya. Pada
kesetaraan gaya antara gaya pengganti dengan gaya yang diganti arah yang dituju sama, sedang pada
keseimbangan gaya arah yang dituju berlawanan, gaya pengganti (reaksi) arahnya menuju titik awal dari
gaya yang diganti (aksi). Pada Gambar 2.8 divisualisasikan keseimbangan gaya.
Dengan kata lain keseimbangan gaya yang satu garis kerja dapat dikatakan bahwa gaya aksi dan reaksi
besarnya sama tapi arahnya berlawanan. Pada statika bidang (koplanar) ada dua macam keseimbangan
yaitu keseimbangan translasi (keseimbangan gerak lurus) dan keseimbangan rotasi (keseimbangan gerak
berputar). Untuk mencapai keseimbangan dalam statika disyaratkan
Fy = 0 (jumlah gaya vertikal = 0),
Fx = 0 (jumlah gaya horisontal = 0) dan
M=0 (jumlah momen pada sebuah titik =0).
Penandaan arah gaya adalah semua gaya kearah kanan (horisontal) dan kearah atas (vertikal) diberi tanda
plus (), kebalikannya diberi tanda minus ().
2.3
MOMEN GAYA
Momen gaya terhadap suatu titik didefinisikan sebagai putaran akibat gaya yang mempunyai jarak
terhadap sumbu putarnya. Dalam kasus momen bidang (2D), besar momen adalah hasil kali antara gaya
dengan jaraknya ke titik putar/ sumbu. Yang dirumuskan dengan:
Mo = F d
16
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.7, d adalah jarak tegak lurus (perpendicular) dari titik O ke
garis kerja gaya F. Arah MO berlawanan jarum jam (counter-clockwise), maka berdasarkan ketentuan
tanda diberikan tanda negatif ().
Momen adalah besaran vektor, dimana garis kerjanya terletak sepanjang sumbu putarnya, sedangkan
arahnya mengikuti aturan tangan kanan.
Salah satu dari prinsip mekanika yang cukup penting adalah Teori Varignon atau prinsip resultan momen
yang menyatakan bahwa:
Momen sebuah gaya terhadap sebuah titik sama dengan jumlah momen dari komponenkomponen gaya tersebut terhadap titik yang sama.
Untuk membuktikan pernyataan tersebut diatas maka lihat Gambar 2.8. Dimana momen gaya R yang
bekerja pada titik A diuraikan menjadi dua komponen P dan Q. Titik 0 dipilih sembarang sebagai pusat
momen, kemudian tarik garis AO dan proyeksikan vektor P, R, Q ke garis tegak lurus garis AO, berikutnya
tariklah masing-masing garis dari titik O ke garis kerja dari masing-masinh vektor P, R, Q sehingga
diperoleh lengan momen p, r, q dari masing-masing gaya ke titik O dan berikan tanda sudut dari masingmasing vektor ke garis AO dengan notasi , , .
17
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Mo = F.d (CCW)
(b) Menggunakan komponen-komponen gaya F, besar dan arah momen adalah
18
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Komponen gaya F dalam arah y dari tarikan tangan manusia pada
handel sebesar 70 lb. Hitunglah komponen gaya dalam arah x serta
besarnya gaya resultan F.
2. Gaya sebesar 40N bekerja pada roda gigi seperti pada gambar
berikut. Tentukan besarnya momen terhadap pusatnya.
5. Using the CCW direction as positive, the net moment of the two forces about point P is.
A) 10 N m
B) 20 N m
C) - 20 N m
D) 40 N m
E) - 40 N m
19
Mekanika Teknik 1
2.4
PcM-2011
MOMEN KOPEL
Momen kopel yang didefinisikan sebagai momen akibat adanya dua buah gaya yang sejajar dengan besar
sama tetapi arahnya berlawanan yang dipisahkan oleh jarak d adalah jarak tegak lurus (perpendicular).
20
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Penyelesaian:
M F .d
F
M 12 N .m
30 N
d
0.4m
M F '.d
F'
M 12 N .m
40 N
d
0.3m
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Given: Two couples act on the beam. The resultant couple is zero. Find: The magnitudes of the forces
P and F and the distance d.
21
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
A) r1 F1
B) r2 F1
C) F2 r1
D) r2 F2
4. A couple is applied to the beam as shown. Its moment equals _____ Nm.
A) 50
B) 60
C) 80
D) 100
22
Mekanika Teknik 1
2.5
PcM-2011
Bila sebuah gaya F dititik A akan dipindahkan sebuah titik titik B sejauh c, maka cara perpindahannya
adalah:
a. Gaya yang sama besar dan berlawanan arah F dan F ditambahkan pada titik B. Maka terlihat bahwa
gaya di A dan gaya yang sama besar dan berlawanan arah di B membentuk kopel M = F.c, yang pada
contoh arahnya berlawanan arah jarum jam.
b. Jadi gaya yang mula-mula bekerja dititik A telah digantikan dengan gaya yamg sama besar dan
sebuah kopel dititik B.
c. Gabungan gaya dan kopel dikenal sebagai sistem kopel-gaya. Dengan membalikkan prosedur diatas
dapat menghasilkan sebuah gaya tunggal.
Jika system gaya bekerja pada bidang x-y (2-D), prinsip perpindahan gaya mengikuti tiga persamaan
scalar berikut ini.
23
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Plan:
1) Sum all the x and y components of the forces to find FRA.
2) Find and sum all the moments resulting from moving each force to A.
3) Shift the FRA to a distance d such that d = MRA/FRy
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Given: A 2-D force and couple system as shown. Find:
The equivalent resultant force and couple moment acting at
A and then the equivalent single force location along the
beam AB.
24
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
2. A general system of forces and couple moments acting on a rigid body can be reduced to a ___ .
A) single force.
B) single moment.
C) single force and two moments.
D) single force and a single moment.
3. The original force and couple system and an equivalent
effect on a body.
A) internal
B) external
D) microscopic
4. Consider two couples acting on a body. The simplest possible equivalent system at any arbitrary point
on the body will have
A) one force and one couple moment.
B) one force.
C) one couple moment.
D) two couple moments.
2.6
Resultan gaya-gaya dari suatu sistem gaya adalah gaya tunggal pada sistem gaya yang mana dapat
menggantikan gaya-gaya asli suatu sistem gaya tanpa merubah pengaruh luar pada suatu benda kaku.
2.6.1
Secara analitis: R = P1 + P2 + P3
25
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Secara analitis: R = P1 + P2 - P3
2.6.2
26
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
tan1
Fy
Fx
.
Secara analitis besarnya gaya Resultan adalah:
Secara analitis gaya-gaya yang akan dicari resultannya diuraikan dalam arah sumbu X dan sumbu Y.
Titik tangkap gaya-gaya harus dilalui oleh kedua sumbu tersebut. Sumbu X dapat horisontal ataupun
miring. Dipilih mana yang memudahkan perhitungan. Yang penting kedua sumbu itu saling tegak lurus.
Perhatikan Gambar 2.13(b). Dalam gambar dipilih sumbu X horisontal dan sumbu Y vertikal. P 1
diuraikan menjadi X1 = P1 cos a1 dan Y1 = P1sin a1; P2 diuraikan menjadi X2 = P2 cos a2 dan Y2 = P2 sin
a2 dan seterusnya sehingga Pn diuraikan menjadi Xn = Pn cos an dan Yn = Pn sin an. Jadi diperoleh:
Xr= P1 cos a1 + P2 cos a2 + + Pn cos an
atau secara umum ditulis:
Xr =S Pn cos an
Dengan cara yang sama diperoleh: Yr = S Pn sin an
27
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Penyelesaian:
Cara analitis:
Misalnya sumbu X dan Y dibuat horisontal dan vertikal. Untuk memudahkan hitungan dibuat tabel sebagai
berikut:
Besar resultan:
R 7,562 (21,222 )
R 22,53kN
28
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Arah resultan:
21,22
7,56
ta n1
70
atau
290
Secara grafis:
Dengan menggunakan segi banyak gaya.
Skala gaya: 1 cm = 5 kN
2.6.3
Resultan gaya-gaya tidak konkuren, ada tiga hal yang akan dicari yaitu: besar, arah, letak resultannya.
Secara grafis dapat dilakukan dengan menggunakan metode jaring. Langkah melukis sebagai berikut:
1. Tentukan skala gaya dan skala jarak.
2. Gambarlah gaya P1 dan P2 dan tentukan letak titik kutubnya.
3. Titik kutub letaknya sembarang, yang penting garis yang terbentuk dapat dipindahkan dalam poligon
gaya.
4. P1, garis 1, dan garis 2 membentuk segitiga, maka ketiganya harus bertemu pada satu titik di diagram
jarak dengan cara memindahkannya ke diagram jarak yang harus sejajar.
5. Lakukan hal yang sama untuk yang lainnya.
6. Titik potong garis terakhir dan garis pertama merupakan letak resultan yang dicari, sedang besarnya
resultan dan arahnya dapat diukur dan dilihat pada lukisan kutub.
POLITEKNIK MANUFATUR NEGERI BANGKA BELITUNG
29
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Cara analitis untuk menghitung besarnya resultan adalah R = P1 + P2. Arah resultan sesuai dengan arah
P1 dan P2. Sedang letak resultan dapat dihitung berdasarkan keseimbangan momen komponen (gaya
yang dipadu) dengan momen resultan (gaya paduannya). Dimisalkan letak resultan sejauh x dari titik B.
Statis momen terhadap titik B.
0;
P1 .(a) R.(x) 0
P1 .(a) 1.(5)
R
3
x 1,7m
x
30
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Solusi
Langkah 1: Buat diagram gaya dengan skala tertentu
Contoh: Skala jarak: 1 m = 10 mm
Langkah 3: Buat diagram gaya (FR=F1+F2+F3) yang berpusat dititik 0 (posisi titik 0 jangan terlalu dekat atau
terlalu jauh) dengan skala tertentu, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.
Contoh: Skala gaya: 10 N = 5 mm
31
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Langkah 4: untuk menentukan jarak FR (d) terhadap tumpuan, dilakukan langkah sebagai berikut:
1. F1, garis 1, dan garis 2 membentuk segitiga maka ketiganya harus bertemu pada satu titik di diagram
jarak dengan cara memindahkannya ke diagram jarak yang harus sejajar.
2. Lakukan hal yang sama pada:
-
3. Pertemuan titik terakhir adalah FR yang ditarik hingga memotong batang, maka jarak FR adalah
perpotongan FR dengan batang dan titik tumpuan.
Untuk mengetahui besar jarak d dengan mengukur langsung pada diagram jarak dan dibandingkan dengan
skala jarak yang dibuat.
Contoh: (hasil pengukuran menggunakan software AutoCAD)
d = 47,857 mm
maka jarak d adalah:
47,857 mm
x1 m
10 mm
d 4,8 m
d
FR = 140 N, d = 4,8 m
32
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Dua buah gaya P dan Q beraksi pada suatu paku A. Tentukan
resultannya.
33
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
BAB 3
KESEIMBANGAN
3.1
KESEIMBANGAN
Suatu sistem dalam keadaan seimbang apabila semua gaya dan momen yang bekerja pada sistem saling
menghilangkan, artinya bahwa jumlah gaya dan momen adalah nol.
Pada folmulasi diatas dimana Fres = 0 dan Mres = 0 .
3.2
Untuk menentukan gaya-gaya yang belum diketahui, yang paling utama dilakukan adalah membuat sistem
bebas dari tumpuan/ sambungan.
Diagram benda bebas merupakan suatu penggambaran diagramatik dari benda atau kombinasi benda
yang terpisah yang ditinjau sebagai benda tunggal, dan menunjukkan semua gaya yang dikenakan
padanya dengan kontak mekanis dengan benda-benda lain yang seolah-olah telah dihilangkan.
Jika sistem terdiri dari beberapa bagian yang saling bersambungan, maka harus ditentukan bagian maka
yang akan dianalisa, baru kemudian bagian tersebut dipisahkan dari tumpuan/ sambungan.
Bila terdapat gaya benda yang cukup besar, seperti tarikan gravitasi, maka gaya ini harus ditunjukkan pada
diagram benda bebas tersebut.
Diagram benda bebas merupakan satu-satunya tahapan terpenting dalam penyelesaian persoalan
mekanika.
Tahap pembuatan diagram benda bebas (DBB) adalah sebagai berikut:
1. Tentukan bagian dari sistem mekanik yang akan dianalisa. Bagian yang dipilih harus mencerminkan
persoalan yang akan dipecahkan.
2. Gambarkan sistem atau bagian dari sistem terpisah dari sambungan dan tumpuan.
34
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
3. Menggambar semua gaya-gaya luar dan momen yang terjadi pada tiap titik tumpuan maupun
sambungan sedemikian rupa sehingga seluruh pengaruh pada sistem tergambarkan dengan lengkap.
4. Pada pemisahan suatu sistem ke bagian-bagiannya, perlu kontrol apakah semua gaya dalam
digambarkan dengan arah yang berlawanan.
5. Mengecek kembali apakah dengan pembebanan yang ada sistem dalam keadaan seimbang.
6. Membuat persamaan statika untuk memecahkan masalah.
3.3
Reaksi yang ditimbulkan pada suatu struktur dua-dimensi tegar dapat dibagi menjadi tiga kelompok, sesuai
dengan tiga jenis tumpuan atau sambungan:
1. Reaksi yang ekivalen dengan sebuah gaya yang diketahui garis aksinya. Tumpuan ini dinamakan
dengan Tumpuan Geser. Tumpuan ini mencegah gerakan suatu titik hanya pada satu arah. Pada
arah ini terlihat garis kerja gaya tumpuan.
Simbol:
atau
Tumpuan/Sambungan
atau
Reaksi
35
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
2. Reaksi yang ekivalen dengan gaya yang arahnya tak-diketahui. Tumpuan ini dinamakan dengan
Tumpuan Engsel/Jepit Putar/Sendi. Tumpuan ini mencegah gerakan pada dua arah. Pada titik
tumpu terdapat dua garis kerja gaya yang saling tegak lurus.
Simbol:
Tumpuan/Sambungan
Reaksi
3. Reaksi yang Ekivalen dengan suatu Gaya dan suatu Kopel. Tumpuan ini dinamakan dengan Tumpuan
Benam. Tumpuan ini mencegah semua arah gerakan dan rotasi (putaran).
Simbol:
Tumpuan/Sambungan
Reaksi
36
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Jenis-jenis penerapan gaya pada sistem mekanis untuk analisa dua-dimensi diperlihatkan pada Gambar
3.1.
37
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
38
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Tambahkan gaya-gaya apa saja yang perlu dalam setiap kasus tersebut untuk membentuk diagram
benda bebas (DBB) yang sempurna pada kolom paling kanan
39
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
2. Buatlah perubahan atau tambahan apa saja yang diperlukan dalam masing-masing kasus tersebut
untuk membentuk diagaram benda bebas (DBB) yang benar dan lengkap pada kolom paling kanan.
Berat benda diabaikan kecuali ada pernyataan lain.
40
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
3. Gambarlah diagram benda bebas (DBB) yang lengkap dan benar dari masing-masing benda yang
membentuk sistem mekanik dari gambar-gambar berikut. Semua gaya, yang diketahui dan yang tidak
diketahui harus diberi tanda. (Catatan: arah dari beberapa komponen reaksi tidak selalu dapat
ditentukan sebelum perhitungan numerik).
41
Mekanika Teknik 1
3.4
PcM-2011
Suatu sistem dikatakan seimbang dalam dua dimensi apabila semua gaya dan momen yang bekerja pada
sistem terletak pada suatu bidang tunggal, misal bidang x-y, dimana jumlah gaya adalah nol dan jumlah
momen dari semua gaya yang bekrja pada sistem terhadap sebuah sumbu yang sejajar garis normal
bidang gayanya adalah nol.
Secara vektorial dua dimensi kesetimbangan dapat dicapai bila:
1. Jumlah semua gaya pada arah sumbu-x sama dengan nol.
Fx=0;
2. Jumlah semua gaya pada arah sumbu-y sama dengan nol.
Fy=0;
3. Jumlah semua momen sama dengan nol.
M=0;
Jika salah satu persamaan tersebut tidak terpenuhi, maka sistem menjadi tidak seimbang
3.4.1
KATEGORI KESIMBANGAN
Fx 0
42
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
2. Kesetimbangan gaya-gaya yang terletak pada sebuah bidang x-y dan kongkuren di titik O,
membutuhkan dua persamaan gaya saja.
DBB
Fx 0 ; Fy 0
3. Kesetimbangan gaya-gaya sejajar dalam sebuah bidang, memerlukan satu persamaan gaya dalam
arah x dan satu persamaan momen terhadap sumbu z yang tegak lurus terhadap bidang gaya.
DBB
Fx 0 ; Mz 0
4. Kesetimbangan sebuah sistem umum dari gaya-gaya pada suatu bidang x-y, membutuhkan dua
persamaan pada bidang tersebut dan satu persamaan momen terhadap sumbu z yang tegak lurus
terhadap bidang tersebut.
DBB
Fx 0 ; Fy 0 ; Mz 0
43
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Penyelesaian masalah:
DBB Ladder
Persamaan keseimbangan
0;
FAx Fw 0
FAx Fw ...................( 1 )
Fy 0;
FAy 150 0
FAy 150 lb
44
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
0;
tan -1
FAX
65
tan -1
23,4 (Jawab)
FAY
150
45
Mekanika Teknik 1
3.4.2
PcM-2011
KONDISI KESEIMBANGAN
2. Kesetimbangan pada komponen tiga-gaya; komponen dikatakan setimbang jika garis kerja ketiga buah
gaya konkuren atau paralel.
3. Kesetimbangan pada komponen empat-gaya; gaya resultan F1-F2 dan gaya resultan F3-F4 arahnya
berlawanan dan segaris kerja.
46
Mekanika Teknik 1
3.4.3
PcM-2011
47
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
2. Buat garis kerja gaya Fm dan FW. Garis kerja gaya FA dari titik A menuju ke perpotongan garis kerja
Fm dan FW.
48
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
3. Gambarkan gaya Fm dengan skala tertentu yang dimulai dari titik 0F.
Diketahui; Fm = 150 lb
Contoh; Skala gaya: 150 lb = 50 mm
Untuk mengetahui besar gaya FA dan FC dengan mengukur panjang gaya pada poligon gaya dan
dibandingkan dengan skala gaya yang dibuat.
49
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
21,651 mm
x150 lb
50 mm
FW 64,953 65 lb
FW
Perhatikan gambar (a), sebuah penghubung dalam kesetimbangan di bawah aksi empat buah gaya, yakni:
F1 diketahui secara lengkap, sedangkan F2, F3, dan F4 hanya diketahui arahnya.
50
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
Penyelesaian grafisnya dapat dianalisa dengan mencatat bahwa jika momen-momen diambil terhadap titik
m, maka resultan gaya F1 dan F2 harus melalui titik m sehingga persamaan momen dapat dipenuhi.
Gambar (e) memperlihatkan penentuan F2 dengan arah resultan F1 dan F2 yang telah diketahui. Dengan
alasan yang serupa, resultan F3 dan F4 harus sama besar dan berlawanan arah dengan resultan F1 dan F2
untuk kesetimbangan.
CONTOH SOAL 3.4
Galah seragam sepanjang 15 m memiliki massa 150 kg dan disangga
oleh ujung-ujungnya yang licin pada dinding vertikal dan oleh tarikan T
dari kabel vertikal. Hitunglah reaksi di A dan B.
Solusi
1. Buat sket dengan skala tertentu.
Contoh; Skala jarak: 1 m = 5 mm
51
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
2. Gambarkan gaya FW dengan skala tertentu yang dimulai dari titik 0F.
Diketahui; FW = 150.(10) N = 1500 N
Contoh; Skala gaya: 1500 N = 50 mm
52
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
5. Pindahkan garis kerja FB dan T. Dimana resultan gaya FRBT berlawanan arah dengan resultan gaya
FRWA.
53
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
11,059 mm
x1500 N
50 mm
FA FB 331,77 N
FA FB
50 mm
x1500 N
50 mm
T 1500 N
T
SOAL-SOAL LATIHAN
Selesaikan soal-soal berikut dengan menggunakan persamaan kesetimbangan dan atau dengan
penyelesaian secara grafis.
1. Hitunglah reaksi di A dan B pada balok yang dibebani dan disangga
seperti gambar disamping.
54
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
55
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
8. Hitung besar gaya yang disangga oleh jepit putar di B untuk engkol
bel yang dibebani dan disangga seperti gambar disamping.
9. Hitunglah besar gaya yang disangga oleh jepit putar di A oleh aksi
beban sebesar 1,5 kN yang dikenakan pada siku-siku. Abaikan
gesekan pada slot.
56
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
MOMEN KOPEL
1. P= 500 N, F= 300 N and d= 3,96 m
2. D) two forces of equal magnitude acting in opposite directions.
3. B) r2 F1
4. A) 50
57
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
RESULTAN GAYA
1. Grafis FR= 98 N 35
Trigonometrik FR= 97.7 N 35,04
3. Analitis FR= 62,1 N 81,9
4. Analitis FR= -10 N, d= 0
5. Analitis FR= 2 N, d= 0
6. Analitis FR= 483,6 N 71,9 , d= 108,3 mm
58
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
59
Mekanika Teknik 1
PcM-2011
DAFTAR PUSTAKA
1. Beer & Jhonson, Mekanika untuk Insinyur Statika Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 1996
2. Meriem & Kreige, Mekanika Teknik Statika Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1991
3. James R. Thrower, Technical Statics and Strength of materials, Delmar Publishers inc, New York, 1986
4. Agus Suprianto, MT, Bahan Ajar Mekanika Teknik Statika, Jurusan Teknik Mesin Universitas
Diponegoro, Semarang, 2008
5. Tim Fakultas Teknik, Modul Menghitung Gaya dalam Statika Bangunan, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2001
60