Anda di halaman 1dari 12

MODUL PRAKTIKUM

GETARAN MEKANIS

ASISTEN GETARAN MEKANIS 2018

Laboratorium Getaran Mekanis


Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI)
Depok
2018

Whirling Shaft
Tujuan :

1. Mengamati fenomena whirling pada poros yang berputar yang kecil – panjang.
2. Mengetahui nilai putaran kritis dari poros yang berputar.
3. Membandingkan putaran kritis yang didapat secara praktek dengan putaran kritis yang
didapat secara teori.

Alat :

- Voltage Regulator

- Motor

- Poros

- Penyangga Poros

- Bebab pada Poros

- Penggaris

Dasar Teori :

Ketika suatu poros berputar, maka akan terjadi fenomena whirling , yaitu fenomena
dimana poros berputar akan mengalami defleksi yang diakibatkan oleh gaya sentrifugal yang
dihasilkan oleh eksentrisitas massa poros. Fenomena ini terlihat sebagai poros yang berputar
pada sumbunya dan pada saat yang sama poros yang berdefleksi juga berputar relatif
mengelilingi sumbu poros. Fenomena whirling terjadi pada setiap sistem poros, baik yang
seimbang maupun tidak. Pada sistem yang seimbang, fenomena ini dapat disebabkan oleh
defleksi statis atau gaya magnetik yang tidak merata pada mesin – mesin elektrik. Defleksi
awal ini membuat poros berputar dalam keadaan bengkok . Gaya sentrifugal yang terjadi akan
terus membuat defleksi terjadi sampai keadaan seimbang yang berkaitan dengan kekakuan
poros tercapai. Poros yang berputar melewati putaran kritisnya lalu akan mencapai keadaan
setimbang.

Skema Whirling Shaft:


Maka, gaya sentrifugal radialnya adalah :

yang sama dengan gaya elastis pada poros, maka :

Dimana : k = elastisitas poros (N/m)

Sehingga didapat perbandingan :

Lalu didapat :

Kondisi pada percobaan :

Piringan berada ditengah poros :


Dimana : E = Modulus Young untuk logam poros (Pa)

I = Momen Inersia Area Poros

Sehingga didapat persamaan untuk putaran kritis :

Catatan : Nc dalam rps (rotation per second)

2) Piringan tidak berada ditengah poros :

Catatan : Nc dalam rps (rotation per second)

Cara Kerja :
- Menyiapkan peralatan praktikum

- Menghubungkan Voltage Regulator ke sumber listrik


- Mengatur beban pada posisi variabel (a) jarak 22 cm dan posisi variabel (b) bervariasi
yaitu berjarak 35 cm, 40 cm, 45 cm, 45 cm, 50 cm, 55 cm antara penyangga 1 (tetap)
dan penyangga 2 (berubah)
- Menaikan kecepatan putar poros hingga beban mencapai whirling maksimum pada
Voltage Regulator

- Mencatat kecepatan putar poros yang terbaca pada catu daya

- Mengulangi percobaan pada jarak (B)

- Mencari nilai putaran kritis secara teori berdasarkan dari data yang didapat

- Membandingkan nilai putaran kritis secara teoritis dengan hasil percobaan


Getaran Bebas dengan Peredaman Coulomb

Tujuan :

- Mengukur massa dari suatu objek melalui periode naturalnya


- Membandingkan massa objek yang didapat melalui periode natural dengan massa yang
dengan menggunakan timbangan.

Alat :

- Manusia sebagai beban


- Pegas
- Penggaris
- Stopwatch

Dasar teori :

Bila objek bergerak ke kanan dan dilepas, maka yang bekerja pada sistem adalah gaya pegas =
keqx dan gaya gesekan = µN

Dalam persamaan gerak:

∑𝐹 =𝑚𝑎

−𝑘𝑒𝑞 +𝜇𝑚𝑔 =𝑚𝑥̈

Dengan penyelesaian
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa peredaman dalam sistem terjadi karena amplitudo

gerakan berkurang secara kontinu. Setiap setengah siklus, amplitudo getaran

berkurang sebesar

mencari frekuensi natural dari persamaan gerak :


Sehingga :

Dalam percobaan, akan dilakukan perbandingan antara massa objek yang diukur dengan
timbangan dengan massa objek yang didapat dengan menggunakan rumus :

Setelah itu, persentase kesalahan akan dihitung dengan menggunakan rumus :

Cara kerja :

a) Memperhatikan dengan baik dan mengikuti pengarahan dari assisten praktikum.

b) Melakukan langkah-langkah pemeriksaan awal alat yaitu ke-4 pegas terpasang dengan baik
pada posisinya serta pegas terkait pada baut dan kaitan pegas tidak pada posisi mudah lepad
dari baut maupun terlalu ke bawah sehingga pegasnya bersentuhan dengan bantalan.

c) Mengecek dudukan obyek beban yaitu orang di kursi sesuai dengan rancangan bentuk kursi
agar objek yang diteliti tidak bergerak (tidak terjadi perubahan titik pusat massa obyek) yang
dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
d) Memegangi alat percobaan dengan kuat agar tidak bergerak ketika percobaan dilakukan.

e) Meletakkan objek pada alat (pada percobaan ini, objek yang di apply pada alat adalah salah
satu praktikan).

f) Menarik kebelakang obyek pada dudukannya sejauh defleksi awal X0 sesuai pengarahan dari
assisten praktikum. Tarik bagian bawah dari dudukannya karena bila yang ditarik bagian atas
dudukan / sandaran maka dudukan dapat terlepas dari penumpunya, yaitu bantalan – bantalan
yang telah dipasang.
g) Melepas obyek beserta dudukan, mengamati gerak osilasi dan menghitung jumlah osilasi
sampai osilasi berhenti. Men-start stopwatch saat obyek dilepas dan stopwatch dihentikan saat
gerak osilasi berhenti. Menghitung jumlah gerak osilasi dan mengukur lama waktunya
sehingga didapat periode satu gerak osilasi / getaran.

h) Mengulangi langkah f dan g untuk nilai X0 yang berbeda sampai 5 kali pengulangan.

i) Menghitung frekuensi getaran pribadi dari sistem untuk masing – masng pengulangan dengan
menggunakan data – data yang sudah ada.

j) Menghitung massa obyek percobaan kemudian dibandingkan dengan massa obyek


Balancing
Alat :

- Kabel USB
- Kabel NI DAQ
- Komputer
- Belt
- Pengontrol Motor
- Stoboskop
- Baut dan Mur sebagai beban

Cara Kerja :
Langkah Persiapan Balancing

1. Hubungkan kabel USB dari NI DAQ ke komputer.


2. Pastikan modul NI 9234 terpasang pada NI DAQ
3. Colok kabel power NI DAQ
4. Bukan Labview dengan nama praktikum balancing
5. Set physical channel, dengan minimum value -5 dan maximum value 5
6. Set timing parameter dengan rate= 180 Hz dan samples to read 2000
7. Buat file dengan nama praktikum balancing pada TDMS file path
8. Persiapkan balancing machine tetapi jangan dahulu kabel powernya dicolok
9. Persiapkan belt, rotor 5 disk, kunci L 3/32” dan 5/32”, penggaris, massa-massa, busur
dan kertas kosong.
10. Olesi bearing dengan grease

Langkah persiapan pemasangan massa


1. Pasang massa pada disk 2,3,4 pada jari-jari bebas dan putar masing-masing disk dengan
melonggarkan sekrup dengan kunci L 3/32”

2. Catat masing-masing massa dan sudut-sudutnya (tidak digunakan selama percobaan ini
dan digunakan sebagai pembanding dengan hasil balancing)

3. Pastikan disk 1 dan 5 posisi 0 nya berada pada posisi 0 yang ter-emboss
Langkah set up alat
1. Letakkan rotor 5 disk pada atas bearing-bearing mesin balancing, catat disk 1 di ujung
yang mana dan disk 5 diujung yang mana

2. Pasang belt

3. Kencangkan ujung-ujung ball cradle dengan menggunakan kuncil L 5/32” sehingga


mencegah terjadinya pergerakan terhadap arah aksial rotor

4. Nyalakan mesin balancing

5. Set stroboskop pada kondisi internal 12 Hz

6. Nyalakan motor
7. Cari dimana kecepatan motor sama dengan kecepatan stroboskop menyala sehingga
rotor seakan-akan terlihat berhenti terhadapap nyala stroboskop

8. Jika sudah ditemukan maka matikan motor dengan tidak mengubah-ubah kontrol
kecepatannya, sehingga jika motor dihidupkan motor akan bergerak pada 12 Hz

Langkah Balancing
1. Run labview, terlihat amplitudo awal sekitar 0,0...

2. Nyalakan motor pada posisi yang sudah ditetapkan

3. Tunggu hingga konsisten dan stabil

4. Terlihat pada grafik power spectrum frekuensi rotor yang berputar di 12 Hz

5. Setelah stabil stop running, lalu catat rms yang terbaca

6. Pindahkan switch stroboskop ke eksternal

7. Sedikit demi sedikit putar swicth (knob) yang terletak dekat transduser hingga
menyentuh plat (maksimum displacement dari cradle) yang dapat menyebabkan
stroboskop berkedip (PERINGATAN: hati-hati jangan sampai terlalu berlebihan, jadi
cukup sedikit saja menyentuhnya)

8. Lihat angka yang terletak sejajar dengan transducer (di atas switch sekrup putar) dan
catat (sebagai sudut fase dari titik referensi 0)

9. Putar balik switch knob putar lalu matikan motor tanpa merubah kontrol kecepatan
10. Putar disk 5 sehingga titik 0 pada disk berada pada titik yang terbaca pada langkah no.8
dengan longgarkan skrup 3 buah yang ada di disk dengan kunci L 3/32”

11. Dari rms yang didapat dari labview, kalibrasikan dengan grafik kalibrasi amplitudo
yang diberikan

12. Catat U nya

13. Perhatikan slot yang ada pada disk koreksi (disk 5) berjari-jari antara 45-65 mm

14. Dari U yang didapat tentukan m dan r yang cocok; U = m . r

15. Timbang massa pada timbangan digital yang ada

16. Pasang massa counterbalance pada r yang ditentukan pada langkah no.15 pada lokasi
slot yang sesuai dengan langkah no.10

17. Nyalakan kembali motor

18. Run labview kembali

19. Catat rms yang terbaca setelah dalam kecepatan yang stabil

20. Set stroboskop ke eksternal lalu lihat angka yang muncul pada langkah no.8

21. Matikan motor

22. Ulangi langkah no. 11 dan 12

23. Jumlahkan dengan menggunakan vektor sehingga didapat U yang menggantikan U


awal (lihat contoh)

24. Putar disk sesuai sudut yang ditunjukkan dari hasil penjumlahan vektor

25. Pasang U pengganti ini pada disk koreksi dengan set terlebeih dahulu m dan r yang
cukup pada slot tersebut

26. Ulangi langkah-langkah balancing ini sehingga didapat amplitudo rms dibawah 2,5
sehingga bisa dianggap balance

27. Putar posisi rotor, ujung ke ujung, sehingga disk 1 berada pada posisi disk koreksi, dan
disk 5 berada di atas penumpu
28. Gunakan langkah-langkah koreksi seperti pada disk 5

29. Matikan mesin balancing jika suda selesai membalans

30. Lepaskan belt dari motor dan puli tanpa merubah posisi rotor

31. Amati pergerakan rotor setelah belt dicopot

32. Putar setiap 90 dan biarkan serta amati apakah rotor berputar sendiri

33. Jika dalam setiap posisi rotor tidak berputar maka dapat dikatakan rotor dalam keadaan
balans

34. Data dari eksperimen ini bandingkan dengan cara analitikal pada slide balancing mata
kuliah getaran mekanis dari data yang didapat pada langkah persiapan pemasangan
massa no.2

Anda mungkin juga menyukai